1. Hubungan antara farmasi dan fisika terlihat dari sifat fisika zat kimia obat seperti kelarutan, titik leleh, dan berat molekul yang mempengaruhi bentuk sediaan farmasi.
2. Sistem koloid banyak digunakan dalam farmasi seperti perak koloid untuk membunuh mikroorganisme dan plasma protein yang mengikat obat di darah.
3. Stabilitas koloid dipengaruhi oleh muatan listrik dan viskositas medium, sehingga
1. hubungan farmasi dengan fisika (matfis)
BAB 1
Pendahuluan
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana
partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata
di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100
nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu
partikel.
Atas dasar penentuan latar belakang dan identiikasi masalah diatas, maka saya dapat mengambil
perumusan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana dan apa hubungan antara koloid dengan fisika?”
Makalah ini dibuat untuk dapat memenuhi tujuan yang dapat bermanfaat bagi para remaja untuk
memahami lebih lanjut hubungan farmasi contohnya koloid dengan fisika. Secara terperinci
tujuan dari makalah ini adalah:
1) Memberikan pengetahuan kepada pembaca khususnya remaja apa saja hubungan farmasi
dengan fisika.
2) Memberikan pengetahuan apa saja sifat-sifat fisika yang berhubungan dengan kefarmasian.
Apa Hubungannya dunia farmasi dengan Ilmu fisika?
2. Hubungannya bahwa Ilmu farmasi tidak bisa berdiri sendiri, melainkan ilmu gabungan dari
berbagai bidang ilmu,diantaranya: ilmu kimia, ilmu biologi (manusia, hewan, dan tumbuhan),
matematika, dsb. Maka dari itu ada yang mengatakan bahwa farmasi adalah seni.Hubungannya
dengan fisika yaitu, bahwa senyawa obat memiliki sifat fisika yang berbeda antara yang satu
denganyang lainnya.
Sifat-sifat fisika dari suatu senyawa obat
Sifat-sifat fisika zat atau senyawa obat diantaranya:
· Kelarutan
· Titik leleh
· Titik didih
· Rumus struktur
· Berat molekul
Apa Hubungannya sifat sifat fisika tersebut dengan kefarmasian?
· Penjelasan
1. Suatu zat (obat) sangat kecil kemungkinannya dipakai atau diberikan dalam bentuk murni,
maka dari itu perludibuat sesuai kebutuhan seperti obat sirup (parasetamol) untuk anak-anak dan
obat dengan sediaan padat (Tablet)untuk dewasa.pertanyaannya: apakah suatu senyawa obat bisa
dibuat sediaan sirup dengan mudah atau tidak dan apakah senyawaobat bisa dibuat sedian tablet
dengan mudah atau tidak? Maka seorang farmasis harus tau sifat-sifat fisika dan kimia dari suatu
bahan atau senyawa obat.
2. Perlu di fikirkan cara pemberian obat yang sesuai: oral, topikal atau parenteral.
3. 3. Perlu difikirkan Pelepasan zat aktif obat
4. Perlu difikirkan ukuran molekul, kepolaran molekul, dan sifat molekul sehingga
menghasilkan efek/respon biologis.
Hubungan antara farmasi dan fisika saya ambil contoh saja yaitu “KOLOID”
Penggunaan koloid dalam farmasi
Didalam kehidupan banyak sistem koloid yang kita jumpai. Air kelihatan jernih terjadi setelah
didiamkan beberapa hari terjadi endapan putih/kuning. Ternyata air ini mengandung batu kapur
atau besi yang seakan-akan larut namun sebetulnya bentuknya larutan koloidal. Didalam farmasi
sistem koloid banyak digunakan. Beberapa senyawa misalnya : perak koloid/argentum proteinum
digunakan membunuh mikroorganisme dalam tetes mata merah. Kelebihan sistem koloid dalam
farmasi mempunyai sifat tidak mengiritasi karena sebetulnya tidak larut. Plasma protein
merupakan protein yang dapat mengikat obat didalam darah sehingga obat dapat aktif. Beberapa
bahan alam membentuk dispersi koloid dapat digunakan untuk membuat system bentuk sediaan
obat.
Beberapa polimer dapat digunakan untuk metoda penyalutan termasuk dispersi koloid.
Tipe koloid
· Liofilik koloid : zat dapat menyatu dengan medium atau disebut tipe koloid yang suka
kepada medium pendispersi.. liofilik dispersi dapat dibuat dengan mudah dengan jalan seolah
olah melarutkan zat ke dalam pelarut (medium pendispersi). Bila pelarut digunakan air disebut
hidrasi. Contoh : gelatin, PGA,insulin albumin, karet polisterin.
· Liofobik koloid : sistem dimana medium pendispersi tidak banyak berinteraksi dengan
medium pendispersi. Jadi seolah-olah didalam medium pendispersi tidak ada fase terdispersi atau
seolah-olah terjadi pemisahan. Contoh koloid besi pada air, perak,sulfur.
· Asosiasi koloid : micele&CMC. Koloid ini mempunyai sifat menyukai air dan menyukai
minyak ini disebut surfaktan
Sifat Optik dari Koloid
4. · Tyndal efek bila cahaya kuat dilewatkan larutan koloid maka cahaya akan terjadi
pemantulan cahaya sehingga kekuatan cahaya tersebut akan berubah.
· Dari prinsip tyndal efek ini dibuat mikroskop elektron.
· Dengan mikroskop elektron dapat terlihat ukuran partikel yang tidak dapat dilihat dengan
mikroskop biasa.
Penyerapan cahaya
· Akibat koloid cahaya intensitas akan menurun bila lewat larutan koloid.Ini disebabkan
kekeruhan koloid. Konsentrasi koloid dapat diukur berdasarkan cahaya yang intensitasnya
berkurang.
Gerakan Koloid
· Gerakan Brown.Gerakan Brown ini dapat diamati di dalam mikroskop bila ukuran partikel
antara 5 mm. Lebih kecil saat diamati.Makin kecil makin sulit diamati.kenaikan kekentalan
medium pendispersi makin kecil gerakan Brown bahkan malah berhenti. Misal bila air ditambah
giserin.
· Difusi Partikel akan mengalami difusi berjalan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah.Gerakan ini berubah setelah mencapai keseimbangan konsentrasi larutan.
· Sedimentas Pengendapan dari koloid dipengaruhi oleh kekentalan medium, bj partikel,
tekanan partikel dan konsentrasi partikel.
Pengaruh listrik (muatan listrik terhadap koloid)
· Adanya muatan listrik akan pengaruhi kestabilan koloid terutama koloid yang bersifat
ionic dengan elektroporosis maka koloid ionic dapat diendapkan dengan proses paengumpalan.
· Hal ini dapat digunakan untuk melihat banyak zat terlarut atau logam terlarut dalam air
Stabilitas Koloid
Stabilitas dari koloid akan dipengaruhi oleh faktor adanya muatan listrik dan medium utuk
menjaga kestabilan koloid.
Penambahan pengental akan menaikan stabilitas koloid, karena akan mencegah daya tarik
menarik atau akan menghasilkan geragak Brown ini terjadi pada koloid yang bersifat
liofilik. Koloid liofobik tidak tahan / stabil pada panas. Adanya muatan listrik akan
menyebabkan daya tarik menarik partikel membentuk gumpalan.
5. Dengan menambah larutan yang bersifat ionik (garam-garam) maka akan mengubah muatan
maka kestabilan koloid akan berubah.Akhirnya terjadi tarik menarik dan membentuk aglomorat
Penutup
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
1. Sistem koloid adalah suatu campuran zat yang terdiri dari fase terdispersi dan medium
pendispersi dimana partikel-partikel fase terdispersi berukuran koloid tersebar merata (homogen)
dalam medium pendispersinya.
2. Perbedaan sistem koloid dengan larutan sejati dan suspensi meliputi perbedaan jumlah fase,
distribusi partikel, ukuran koloid, penyaringan dan kestabilan.
3. Sifat-sifat karakteristik sol meliputi: efek Tyndall, gerak Brown, daya adsorpsi, bermuatan
listrik, koagulasi dan koloid pelindung.
4. Koloid sol dapat dibuat dengan 2 metode yaitu metode kondensasi dan metode dispersi.
5. Beberapa metode pemurnian yang dapat digunakan untuk menghilangkan partikel-partikel zat
telarut yang tidak diinginkan adalah dialisis, elektrodialisis, dan menggunakan penyaring ultra.