SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
GUBERNUR JAWA TIMUR 
PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR 
NOMOR 61 TAHUN 2006 
TENTANG 
PEMANFAATAN RUANG PADA KAWASAN PENGENDALIAN KETAT 
SKALA REGIONAL DI PROVINSI JAWA TIMUR 
GUBERNUR JAWA TIMUR, 
Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan dalam Pasal 74 ayat (2) Peraturan 
Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 tentang Rencana Tata 
Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur, maka dipandang perlu 
mengatur Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan Pengendalian Ketat Skala 
Regional di Provinsi Jawa Timur dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur. 
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi 
Jawa Timur juncto Undang-undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang 
mengadakan perubahan dalam Undang-undang Tahun 1950 Nomor 2 
dari hal Pembentukan Provinsi Jawa Timur. (Lembaran Negara Tahun 
1950 Nomor 32); 
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok 
Pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan 
Lembaran Negara Nomor 2043); 
3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan 
Permukiman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan 
Lembaran Negara Nomor 3469) ; 
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Angkutan 
Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran 
Negara Nomor 3480); 
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan 
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara 
Nomor 3481); 
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi 
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 129, Tambahan Lembaran 
Negara Nomor 3881); 
7. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang 
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran 
Negara Nomor 3501); 
8. Undang
2 
8. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhan 
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 127, Tambahan Lembaran 
Negara Nomor 4145) 
9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran 
Negara Nomor 4437); 
10. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran 
Negara Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 
4444); 
11. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan 
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom; 
12. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol 
(Tambahan Lembaran Negara Nomor 4489); 
13. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 5 Tahun 2004 tentang Kawasan 
Keselamatan Operasi Penerbangan di Sekitar Bandar Udara Juanda 
Surabaya. 
14. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 52 Tahun 2000 tentang 
Jalur Kereta Api 
15. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 1995 tentang 
Pertambangan Bahan Galian Golongan C di Propinsi Daerah Tingkat I 
Jawa Timur 
16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 tentang 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah 
Provinsi Jawa Timur Tahun 2006 Nomor 2 Tahun 2006 Seri E). 
MEMUTUSKAN : 
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEMANFAATAN RUANG PADA 
KAWASAN PENGENDALIAN KETAT SKALA REGIONAL DI PROVINSI 
JAWA 
TIMUR 
BAB I 
KETENTUAN UMUM 
Pasal 1 
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 
1. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Jawa Timur 
2. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur 
3. Izin adalah izin dari Gubernur terhadap pemanfaatan ruang pada 
kawasan pengendalian ketat
4. Ruang 
3 
4. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan 
ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan 
makhluk lainnya hidup dan melakukan kegiatannya serta memelihara 
kelangsungan kehidupannya. 
5. Pemohon adalah perorangan, badan, atau instansi pemerintah yang 
melakukan pembangunan di kawasan pengendalian ketat 
6. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan 
kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan 
usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, 
Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik 
Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, Firma, Kongsi, 
Koperasi, Dana Pensiun, Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan, 
Organisasi Massa, Organisasi Sosial Politik atau Organisasi yang 
sejenis, Lembaga, Bentuk Usaha Tetap, dan bentuk Badan lainnya. 
7. Skala Regional adalah batasan fisik, lingkup pelayanan dan fungsional 
dari Kegiatan yang terdapat pada Kawasan Pengendalian Ketat yang 
menjadi lingkup kewenangan Pemerintah Provinsi untuk mengaturnya. 
BAB II 
KAWASAN PENGENDALIAN KETAT 
Pasal 2 
Kawasan pengendalian ketat (High Control Zone) merupakan kawasan yang 
memerlukan pengawasan secara khusus dan dibatasi pemanfaatannya 
untuk mempertahankan daya dukung, mencegah dampak negatif, menjamin 
proses pembangunan yang berkelanjutan. 
Pasal 3 
Kawasan pengendalian ketat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi 
pemanfaatan ruang di sekitar : a. kawasan perdagangan regional. 
b. kawasan kaki jembatan Suramadu di Kota Surabaya dan Kabupaten 
Bangkalan yang meliputi kawasan tertentu/fair ground, interchange jalan 
akses dan/atau rencana reklamasi pantai. 
c. wilayah aliran sungai, sumber air dan stren kali dengan sempadannya. 
d. kawasan yang berhubungan dengan aspek pelestarian lingkungan hidup 
meliputi kawasan resapan air atau sumber daya air, kawasan konservasi 
hutan bakau/mangrove. 
e. transportasi
4 
e. transportasi terkait kawasan jaringan jalan, perkeretaapian, area/lingkup 
kepentingan pelabuhan, kawasan sekitar bandara, kawasan di sekitar 
jalan arteri/tol. 
f. prasarana wilayah dalam skala regional lainnya seperti area di sekitar 
jaringan pipa gas, jaringan SUTET, dan TPA terpadu. 
g. kawasan rawan bencana. 
h. kawasan lindung prioritas dan pertambangan skala regional. 
i. kawasan konservasi alami, budaya, dan yang bersifat unik dan khas. 
Pasal 4 
Kawasan perdagangan regional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf 
a merupakan tempat yang dipergunakan untuk aktivitas perdagangan antar 
wilayah yang didorong untuk memenuhi kebutuhan regional bahkan 
nasional, yang dapat menampung kegiatan perdagangan dari semua 
komoditas seperti pertanian, industri pengolahan dan jasa dalam jumlah 
besar serta merupakan pusat koleksi dan distribusi barang dengan jaminan 
kualitas dan harga yang ditunjang oleh infrastruktur transportasi yang 
memadai. 
Pasal 5 
Kawasan kaki jembatan Suramadu di Kota Surabaya dan Kabupaten 
Bangkalan yang meliputi kawasan tertentu/fair ground, interchange jalan 
akses dan/atau rencana reklamasi pantai sebagaimana dimaksud dalam 
Pasal 3 huruf b merupakan kawasan yang memiliki kesatuan fungsional 
dengan pembangunan Jembatan Suramadu yang pengembangannya 
diarahkan untuk kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, serta 
pengembangan kawasan industri . 
Pasal 6 
Wilayah aliran sungai dan sumber air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 
3 huruf c merupakan kawasan yang terkait dengan upaya menjaga fungsi 
tanah serta kualitas dan kuantitas air dalam rangka pemenuhan kebutuhan 
air yang bersifat lintas wilayah 
Pasal 
5 
Pasal 7
Stren kali dengan sempadannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 
huruf c merupakan kawasan perlindungan setempat sekitar sempadan 
sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai ditetapkan sesuai 
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku 
Pasal 8 
Kawasan yang berhubungan dengan aspek pelestarian lingkungan hidup 
yang meliputi kawasan resapan air atau sumber daya air, kawasan 
konservasi hutan bakau/mangrove sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 
huruf d merupakan kawasan lindung yang terkait dengan fungsi kelestarian 
lingkungan hidup 
Pasal 9 
Transportasi terkait kawasan jaringan jalan, perkeretaapian, area/lingkup 
kepentingan pelabuhan, kawasan sekitar bandara, kawasan di sekitar jalan 
arteri/tol sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf e merupakan 
kawasan di sekitar prasarana transportasi regional yang memiliki 
aksesiblitas tinggi dan bersifat regional. 
Pasal 10 
(1) Kawasan jaringan perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 
9 adalah daerah ruang di luar daerah manfaat jalan, daerah milik jalan, 
dan daerah pengawasan jalan kereta api termasuk bagian bawahnya 
serta ruang bebas di atasnya. 
(2) Kawasan/lingkup kepentingan pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam 
Pasal 9, meliputi daerah lingkungan kerja dan daerah lingkungan 
kepentingan pelabuhan 
(3) Kawasan sekitar bandara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, 
merupakan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan di sekitar 
bandar udara yang meliputi : 
a. Kawasan pendekatan dan lepas landas; 
b. Kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan; 
c. Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam; 
d. Kawasan di bawah permukaan horizontal luar; 
e. Kawasan di bawah permukaan kerucut; 
f. Kawasan di bawah permukaan transisi; 
g. Kawasan di sekitar penempatan alat bantu navigasi penerbangan. 
(4) Kawasan/lingkup sekitar jalan arteri/tol sebagaimana dimaksud dalam 
Pasal 9, meliputi ruang manfaat jalan, ruang milik jalan dan ruang 
pengawasan jalan 
Pasal 
6
Pasal 11 
(1) Area Pengendalian Ketat pada Kawasan sekitar jalan yang termasuk 
dalam lingkup ini adalah: 
a. Kawasan yang berdasarkan status jalan merupakan jalan nasional 
dan jalan propinsi 
b. Kawasan yang berdasarkan fungsi jalan merupakan: 
1. Jalan arteri primer 
2. Jalan kolektor primer 
3. Jalan lokal primer 
4. Jalan kolektor sekunder 
c. Kawasan yang berdasarkan bagian-bagian jalan merupakan: 
1. Ruang manfaat jalan, selain peruntukan untuk badan jalan, 
saluran tepi jalan dan ambang pengaman jalan 
2. Ruang milik jalan selain diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan 
dan pelebaran jalan maupun penambahan jalur lalu lintas 
dikemudian hari serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan 
jalan 
3. Ruang pengawasan jalan 
4. Daerah diluar ruang pengawasan jalan 
(2) Area Pengendalian Ketat pada Kawasan sekitar jalan tol yang termasuk 
dalam lingkup ini adalah daerah diluar daerah manfaat jalan, daerah milik 
jalan dan daerah ruang pengawasan jalan tol 
Pasal 12 
Kawasan sekitar Prasarana wilayah dalam skala regional seperti area di 
sekitar jaringan pipa gas, Jaringan SUTET, dan TPA terpadu sebagaimana 
dimaksud dalam Pasal 3 huruf f merupakan kawasan yang dapat 
dipergunakan untuk pembangunan fasilitas penunjang keberadaan 
prasarana tersebut serta untuk pembangunan fasilitas umum seperti jalan 
dan Ruang Terbuka Hijau dengan tidak membahayakan dan mengganggu 
kinerja prasarana wilayah 
Pasal 13 
(1) Kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 
huruf g merupakan kawasan yang memiliki kecenderungan untuk 
mengalami peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh 
alam. 
(2) Kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 
meliputi : 
a. Rawan letusan gunung api ; 
b. Rawan banjir ; 
c. Rawan
7 
c. Rawan gempa, gerakan tanah, longsor, dan banjir bandang ; 
d. Rawan tsunami. 
(3) Pemanfaatan ruang di sekitar kawasan rawan bencana alam 
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan pengembangan 
kawasan lindung maupun ruang terbuka hijau. 
Pasal 14 
(1) Kawasan lindung prioritas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf 
h merupakan kawasan yang diutamakan dalam upaya mengembangkan 
dan membudidayakan tanaman keras. 
(2) Kawasan lindung prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak 
dapat dialihfungsikan dan digunakan sebagai pelestarian sumberdaya 
alam yang sekaligus menjadi kawasan perlindungan bawahan. 
(3) Kawasan pertambangan skala regional dalam luasan dan jenis tertentu 
yang merupakan kewenangan provinsi untuk mengaturnya dalam rangka 
penanganan yang berkelanjutan 
Pasal 15 
Kawasan konservasi alami, budaya dan yang bersifat unik dan khas 
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf i, merupakan kawasan yang 
diupayakan untuk melestarikan dan mengembangkan sumber daya alam, 
manusia dan buatan 
BAB III 
IZIN PEMANFAATAN RUANG 
Pasal 16 
(1) Pemanfaatan Ruang di kawasan pengendalian ketat sebagaimana 
dimaksud dalam Pasal 2 harus mendapatkan izin dari Gubernur 
(2) Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan 
sebelum pelaksanaan pembangunan fisik. 
Pasal 17 
8
Pasal 17 
(1) Permohonan izin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam 
Pasal 16, dilampiri dengan : 
a. gambar teknis arsitektural (site plan, denah, tampak, potongan dan 
situasi); 
b. gambar teknis konstruksi sipil ; 
c. data pendukung berupa penguasaan tanah, lokasi bangunan 
berupa sertifikat hak milik atau bukti perjanjian sewa. 
(2) Pemanfaatan ruang yang dimohonkan harus memenuhi syarat zoning 
yang akan diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri 
Pasal 18 
(1) Izin pemanfaatan ruang diberikan Gubernur setelah mendapatkan 
pertimbangan dari Tim Asistensi. 
(2) Tim Asistensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan diatur lebih 
lanjut dengan Keputusan Gubernur 
Pasal 19 
Izin pemanfaatan ruang berlaku selama bangunan masih berdiri dan tidak 
terjadi perubahan bentuk fisik dan fungsi bangunan. 
Pasal 20 
(1) Izin yang telah diberikan dapat dicabut apabila : 
a. Tidak memenuhi ketentuan teknis; 
b. Melanggar ketentuan-ketentuan yang disyaratkan daiam surat izin 
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 
c. Pemegang izin mengembalikan izin yang telah diperolehnya. 
(2) Pencabutan Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah 
pemegang Izin mendapatkan Surat Peringatan sebanyak 3 (tiga) kali 
berturut-turut masing-masing dengan tenggang waktu 14 (empat belas) 
hari. 
BAB IV 
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN 
Pasal 21 
(1) Pembinaan, pengawasan dan pengendalian secara berkala terhadap 
izin pemanfaatan ruang dilakukan oleh Dinas / instansi di lingkup 
Pemerintah Provinsi sesuai dengan kewenangannya. 
(2) Pembinaan
9 
(2) Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian sebagaimana dimaksud 
pada ayat (1) metiputi bidang teknis, operasional dan administrasi. 
(3) Dalam rangka pembinaan, pengawasan dan pengendalian 
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan kegiatan sebagai 
berikut : a. peninjauan lokasi; 
b. meminta laporan khusus; 
c. pemberian pengarahan dan penilaian atas kegiatan usaha. 
BAB V 
KETENTUAN PENUTUP 
Pasal 22 
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini sepanjang mengenai teknis 
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas pada lingkup 
Pemerintah Provinsi sesuai dengan kewenangannya. 
Pasal 23 
Peraturan ini mulal berlaku pada tanggal diundangkan. 
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan 
Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah 
Timur. 
Provinsi Jawa 
SEKRETARIAT DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR 
Surabaya, Nopember 2006 
Nomor : 188/ /013/2006 Kepada 
Ditetapkan d i : Surabaya 
pada tangga l : 10 Nopember 2 006 
GUBERNUR JAWA TIMUR 
H. IMAM UTOMO. S
Yth. Bp. Gubernur Jawa Timur 
NOTA PENGAJUAN KONSEP NASKAH DINAS 
Disediakan dengan hormat konsep : Peraturan Gubernur Jawa Timur 
Kepada : - 
Dari : Sekretaris Daerah 
Tentang : Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan Pengendalian Ketat Skala 
Regional di Provinsi Jawa Timur 
Catatan : 1. Bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 74 ayat (2) 
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa 
Timur, maka dipandang perlu mengatur Pemanfaatan Ruang 
Pada Kawasan Pengendalian Ketat Skala Regional di Provinsi 
Jawa Timur dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur. 
2. Peraturan Gubernur tersebut dimaksudkan pula untuk 
melaksanakan perintah lesan Bp. Gubernur Jawa Timur terkait 
dengan pembangunan dan penataan menara telekomunikasi. 
Lampiran : 1 (satu) berkas 
Untuk mohon tanda tangan : Bp. Gubernur Jawa Timur. 
DISPOSISI PIMPINAN 
SEKRETARIS DAERAH 
Dr. H. SOEKARWO, SH, M.Hum. 
Pembina Utama Madya 
NIP 510 059 484

More Related Content

What's hot

4bf1a modul 1_-_pengantar_preservasi_jalan
4bf1a modul 1_-_pengantar_preservasi_jalan4bf1a modul 1_-_pengantar_preservasi_jalan
4bf1a modul 1_-_pengantar_preservasi_jalanudin2234
 
Pedoman kajian-penetapan-sempadan-sungai-dan-perijinan-pemanfaatan-sungai
Pedoman kajian-penetapan-sempadan-sungai-dan-perijinan-pemanfaatan-sungaiPedoman kajian-penetapan-sempadan-sungai-dan-perijinan-pemanfaatan-sungai
Pedoman kajian-penetapan-sempadan-sungai-dan-perijinan-pemanfaatan-sungaisidaltaru
 
UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
UU No. 38 Tahun 2004 tentang JalanUU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
UU No. 38 Tahun 2004 tentang JalanPenataan Ruang
 
Permen Pekerjaan Umum No. 64 Tahun 1993 tanteng Reklamasi Rawa
Permen Pekerjaan Umum No. 64 Tahun 1993 tanteng Reklamasi RawaPermen Pekerjaan Umum No. 64 Tahun 1993 tanteng Reklamasi Rawa
Permen Pekerjaan Umum No. 64 Tahun 1993 tanteng Reklamasi Rawainfosanitasi
 
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 Tentang Jalan Tol
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 Tentang Jalan TolPeraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 Tentang Jalan Tol
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 Tentang Jalan TolYan Achmad
 
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL Fitri Indra Wardhono
 
Zoning dan informasi penggunaan tanah
Zoning dan informasi penggunaan tanahZoning dan informasi penggunaan tanah
Zoning dan informasi penggunaan tanahMarchel monoarfa
 
Bahan tayang penatagunaan tanah-ddrtp 2016
Bahan tayang penatagunaan tanah-ddrtp 2016Bahan tayang penatagunaan tanah-ddrtp 2016
Bahan tayang penatagunaan tanah-ddrtp 2016hadiarnowo
 
Bab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruang
Bab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruangBab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruang
Bab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruangDeki Zulkarnain
 
Laporal pendhuluan rzwp kota ambon
Laporal pendhuluan rzwp kota ambonLaporal pendhuluan rzwp kota ambon
Laporal pendhuluan rzwp kota ambonamri sanjaya
 
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungai
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungaiPermen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungai
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungaiinfosanitasi
 
UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan JalanUU No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan JalanPenataan Ruang
 
Penyusunan rencana strategis wilayah pesisir dan pulau pulau kecil
Penyusunan rencana strategis wilayah pesisir dan pulau pulau kecilPenyusunan rencana strategis wilayah pesisir dan pulau pulau kecil
Penyusunan rencana strategis wilayah pesisir dan pulau pulau kecilDidi Sadili
 
Perpres nomor 31 tahun 2015
Perpres nomor 31 tahun 2015Perpres nomor 31 tahun 2015
Perpres nomor 31 tahun 2015Khalid Adam
 
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Fitri Indra Wardhono
 

What's hot (18)

4bf1a modul 1_-_pengantar_preservasi_jalan
4bf1a modul 1_-_pengantar_preservasi_jalan4bf1a modul 1_-_pengantar_preservasi_jalan
4bf1a modul 1_-_pengantar_preservasi_jalan
 
Pedoman kajian-penetapan-sempadan-sungai-dan-perijinan-pemanfaatan-sungai
Pedoman kajian-penetapan-sempadan-sungai-dan-perijinan-pemanfaatan-sungaiPedoman kajian-penetapan-sempadan-sungai-dan-perijinan-pemanfaatan-sungai
Pedoman kajian-penetapan-sempadan-sungai-dan-perijinan-pemanfaatan-sungai
 
UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
UU No. 38 Tahun 2004 tentang JalanUU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
 
Tataruang Wilayah Kota
Tataruang Wilayah KotaTataruang Wilayah Kota
Tataruang Wilayah Kota
 
Permen Pekerjaan Umum No. 64 Tahun 1993 tanteng Reklamasi Rawa
Permen Pekerjaan Umum No. 64 Tahun 1993 tanteng Reklamasi RawaPermen Pekerjaan Umum No. 64 Tahun 1993 tanteng Reklamasi Rawa
Permen Pekerjaan Umum No. 64 Tahun 1993 tanteng Reklamasi Rawa
 
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 Tentang Jalan Tol
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 Tentang Jalan TolPeraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 Tentang Jalan Tol
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 Tentang Jalan Tol
 
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
 
Zoning dan informasi penggunaan tanah
Zoning dan informasi penggunaan tanahZoning dan informasi penggunaan tanah
Zoning dan informasi penggunaan tanah
 
Uu 13 1980
Uu 13 1980Uu 13 1980
Uu 13 1980
 
Uu 22 Tahun 2009
Uu 22 Tahun 2009Uu 22 Tahun 2009
Uu 22 Tahun 2009
 
Bahan tayang penatagunaan tanah-ddrtp 2016
Bahan tayang penatagunaan tanah-ddrtp 2016Bahan tayang penatagunaan tanah-ddrtp 2016
Bahan tayang penatagunaan tanah-ddrtp 2016
 
Bab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruang
Bab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruangBab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruang
Bab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruang
 
Laporal pendhuluan rzwp kota ambon
Laporal pendhuluan rzwp kota ambonLaporal pendhuluan rzwp kota ambon
Laporal pendhuluan rzwp kota ambon
 
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungai
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungaiPermen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungai
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungai
 
UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan JalanUU No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
 
Penyusunan rencana strategis wilayah pesisir dan pulau pulau kecil
Penyusunan rencana strategis wilayah pesisir dan pulau pulau kecilPenyusunan rencana strategis wilayah pesisir dan pulau pulau kecil
Penyusunan rencana strategis wilayah pesisir dan pulau pulau kecil
 
Perpres nomor 31 tahun 2015
Perpres nomor 31 tahun 2015Perpres nomor 31 tahun 2015
Perpres nomor 31 tahun 2015
 
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
 

Similar to download Pergub Jatim no 61 tahun 2006 tentang Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan Pengendalian Ketat Skala Regional

P_DIY_5_2016 - MODA TRANSPORTASI BECAK DAN ANDONG.pptx
P_DIY_5_2016 - MODA TRANSPORTASI BECAK DAN ANDONG.pptxP_DIY_5_2016 - MODA TRANSPORTASI BECAK DAN ANDONG.pptx
P_DIY_5_2016 - MODA TRANSPORTASI BECAK DAN ANDONG.pptxagungcahyosapu5
 
Peraturan Bupati Lumajang Nomor 5 Tahun 2020
Peraturan Bupati Lumajang Nomor 5 Tahun 2020Peraturan Bupati Lumajang Nomor 5 Tahun 2020
Peraturan Bupati Lumajang Nomor 5 Tahun 2020Arif Efendi
 
Permen pu13 2011 jalan
Permen pu13 2011 jalanPermen pu13 2011 jalan
Permen pu13 2011 jalaniiqsja
 
Peraturan gubernur-no-146-tahun2014
Peraturan gubernur-no-146-tahun2014Peraturan gubernur-no-146-tahun2014
Peraturan gubernur-no-146-tahun2014merdekacom
 
Perda no 12 th 2014 ttg rtrw kota surabaya
Perda no 12 th 2014 ttg rtrw kota surabayaPerda no 12 th 2014 ttg rtrw kota surabaya
Perda no 12 th 2014 ttg rtrw kota surabayaRoritaCarolina
 
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-kRencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-kdenny KARWUR
 
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...Kota Serang
 
Perpres 13-2012-rencana-tata ruang-pulau-sumatera1
Perpres 13-2012-rencana-tata ruang-pulau-sumatera1Perpres 13-2012-rencana-tata ruang-pulau-sumatera1
Perpres 13-2012-rencana-tata ruang-pulau-sumatera1Nick Nick
 
Peraturan Daerah Provinsi Jambi Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jamb
Peraturan Daerah Provinsi Jambi Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi JambPeraturan Daerah Provinsi Jambi Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jamb
Peraturan Daerah Provinsi Jambi Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi JambS. Pandu Hartadita
 
Permen PU No.20 Tahun 2010 - Pedoman Penggunaan dan Pemanfaatan Bagian-Bagian...
Permen PU No.20 Tahun 2010 - Pedoman Penggunaan dan Pemanfaatan Bagian-Bagian...Permen PU No.20 Tahun 2010 - Pedoman Penggunaan dan Pemanfaatan Bagian-Bagian...
Permen PU No.20 Tahun 2010 - Pedoman Penggunaan dan Pemanfaatan Bagian-Bagian...Agis Sugiana
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...iniPurwokerto
 
TUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptx
TUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptxTUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptx
TUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptxMohammadGifari1
 
Kriteria pengendalian pemanfaatan ruang
Kriteria pengendalian pemanfaatan ruangKriteria pengendalian pemanfaatan ruang
Kriteria pengendalian pemanfaatan ruangRahmi Yunianti
 
Peraturan menteri perhubungan no 77_tentang_rencana_induk_pelabuhan_batam
Peraturan menteri perhubungan no 77_tentang_rencana_induk_pelabuhan_batamPeraturan menteri perhubungan no 77_tentang_rencana_induk_pelabuhan_batam
Peraturan menteri perhubungan no 77_tentang_rencana_induk_pelabuhan_batam_R_ _K_
 
Presentation rdtr kota
Presentation rdtr kotaPresentation rdtr kota
Presentation rdtr kotaAry Ajo
 
Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
Rencana Tata Ruang Pulau SulawesiRencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
Rencana Tata Ruang Pulau SulawesiPenataan Ruang
 
02dasar2-geometrik-jalan.pptx
02dasar2-geometrik-jalan.pptx02dasar2-geometrik-jalan.pptx
02dasar2-geometrik-jalan.pptxIekORlando
 
Paparan pak zull pp | Webinar Prospek Ekonomi Pembangunan Kawasan Industri ...
Paparan pak zull   pp | Webinar Prospek Ekonomi Pembangunan Kawasan Industri ...Paparan pak zull   pp | Webinar Prospek Ekonomi Pembangunan Kawasan Industri ...
Paparan pak zull pp | Webinar Prospek Ekonomi Pembangunan Kawasan Industri ...TV Desa
 

Similar to download Pergub Jatim no 61 tahun 2006 tentang Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan Pengendalian Ketat Skala Regional (20)

P_DIY_5_2016 - MODA TRANSPORTASI BECAK DAN ANDONG.pptx
P_DIY_5_2016 - MODA TRANSPORTASI BECAK DAN ANDONG.pptxP_DIY_5_2016 - MODA TRANSPORTASI BECAK DAN ANDONG.pptx
P_DIY_5_2016 - MODA TRANSPORTASI BECAK DAN ANDONG.pptx
 
Peraturan Bupati Lumajang Nomor 5 Tahun 2020
Peraturan Bupati Lumajang Nomor 5 Tahun 2020Peraturan Bupati Lumajang Nomor 5 Tahun 2020
Peraturan Bupati Lumajang Nomor 5 Tahun 2020
 
Permen pu13 2011 jalan
Permen pu13 2011 jalanPermen pu13 2011 jalan
Permen pu13 2011 jalan
 
Kabupaten lampiran
Kabupaten lampiranKabupaten lampiran
Kabupaten lampiran
 
Kabupaten lampiran
Kabupaten lampiranKabupaten lampiran
Kabupaten lampiran
 
Peraturan gubernur-no-146-tahun2014
Peraturan gubernur-no-146-tahun2014Peraturan gubernur-no-146-tahun2014
Peraturan gubernur-no-146-tahun2014
 
Perda no 12 th 2014 ttg rtrw kota surabaya
Perda no 12 th 2014 ttg rtrw kota surabayaPerda no 12 th 2014 ttg rtrw kota surabaya
Perda no 12 th 2014 ttg rtrw kota surabaya
 
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-kRencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
 
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
 
Perpres 13-2012-rencana-tata ruang-pulau-sumatera1
Perpres 13-2012-rencana-tata ruang-pulau-sumatera1Perpres 13-2012-rencana-tata ruang-pulau-sumatera1
Perpres 13-2012-rencana-tata ruang-pulau-sumatera1
 
Peraturan Daerah Provinsi Jambi Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jamb
Peraturan Daerah Provinsi Jambi Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi JambPeraturan Daerah Provinsi Jambi Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jamb
Peraturan Daerah Provinsi Jambi Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jamb
 
Permen PU No.20 Tahun 2010 - Pedoman Penggunaan dan Pemanfaatan Bagian-Bagian...
Permen PU No.20 Tahun 2010 - Pedoman Penggunaan dan Pemanfaatan Bagian-Bagian...Permen PU No.20 Tahun 2010 - Pedoman Penggunaan dan Pemanfaatan Bagian-Bagian...
Permen PU No.20 Tahun 2010 - Pedoman Penggunaan dan Pemanfaatan Bagian-Bagian...
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...
 
TUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptx
TUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptxTUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptx
TUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptx
 
Kriteria pengendalian pemanfaatan ruang
Kriteria pengendalian pemanfaatan ruangKriteria pengendalian pemanfaatan ruang
Kriteria pengendalian pemanfaatan ruang
 
Peraturan menteri perhubungan no 77_tentang_rencana_induk_pelabuhan_batam
Peraturan menteri perhubungan no 77_tentang_rencana_induk_pelabuhan_batamPeraturan menteri perhubungan no 77_tentang_rencana_induk_pelabuhan_batam
Peraturan menteri perhubungan no 77_tentang_rencana_induk_pelabuhan_batam
 
Presentation rdtr kota
Presentation rdtr kotaPresentation rdtr kota
Presentation rdtr kota
 
Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
Rencana Tata Ruang Pulau SulawesiRencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
 
02dasar2-geometrik-jalan.pptx
02dasar2-geometrik-jalan.pptx02dasar2-geometrik-jalan.pptx
02dasar2-geometrik-jalan.pptx
 
Paparan pak zull pp | Webinar Prospek Ekonomi Pembangunan Kawasan Industri ...
Paparan pak zull   pp | Webinar Prospek Ekonomi Pembangunan Kawasan Industri ...Paparan pak zull   pp | Webinar Prospek Ekonomi Pembangunan Kawasan Industri ...
Paparan pak zull pp | Webinar Prospek Ekonomi Pembangunan Kawasan Industri ...
 

More from Probolinggo Property

Perda no-5-tahun-2011-ttg-retribusi-perizinan-tertentu.docxprobolinggo
Perda no-5-tahun-2011-ttg-retribusi-perizinan-tertentu.docxprobolinggo Perda no-5-tahun-2011-ttg-retribusi-perizinan-tertentu.docxprobolinggo
Perda no-5-tahun-2011-ttg-retribusi-perizinan-tertentu.docxprobolinggo Probolinggo Property
 
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak Kota probolinggo 2_2011.docx pajak
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak Probolinggo Property
 
Rencana tata ruang wilayah provinsi
Rencana tata ruang wilayah provinsi Rencana tata ruang wilayah provinsi
Rencana tata ruang wilayah provinsi Probolinggo Property
 
lampiran ix indikasi prog pemanfaatan ruang
lampiran ix indikasi prog pemanfaatan ruanglampiran ix indikasi prog pemanfaatan ruang
lampiran ix indikasi prog pemanfaatan ruangProbolinggo Property
 
penjelasan perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar
penjelasan perda no 22 2010 ttg rtrwp jabarpenjelasan perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar
penjelasan perda no 22 2010 ttg rtrwp jabarProbolinggo Property
 
perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029
perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029
perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029Probolinggo Property
 
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 (penjelasan)
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 (penjelasan)perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 (penjelasan)
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 (penjelasan)Probolinggo Property
 
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031Probolinggo Property
 
Penjelasan raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032
Penjelasan raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032Penjelasan raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032
Penjelasan raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032Probolinggo Property
 

More from Probolinggo Property (20)

Rtrw gresik
Rtrw gresik Rtrw gresik
Rtrw gresik
 
Perda no-5-tahun-2011-ttg-retribusi-perizinan-tertentu.docxprobolinggo
Perda no-5-tahun-2011-ttg-retribusi-perizinan-tertentu.docxprobolinggo Perda no-5-tahun-2011-ttg-retribusi-perizinan-tertentu.docxprobolinggo
Perda no-5-tahun-2011-ttg-retribusi-perizinan-tertentu.docxprobolinggo
 
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak Kota probolinggo 2_2011.docx pajak
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak
 
Rencana tata ruang wilayah provinsi
Rencana tata ruang wilayah provinsi Rencana tata ruang wilayah provinsi
Rencana tata ruang wilayah provinsi
 
Peluang investasi
Peluang investasi Peluang investasi
Peluang investasi
 
RTRW Kota pasuruan
RTRW Kota pasuruanRTRW Kota pasuruan
RTRW Kota pasuruan
 
lampiran ix indikasi prog pemanfaatan ruang
lampiran ix indikasi prog pemanfaatan ruanglampiran ix indikasi prog pemanfaatan ruang
lampiran ix indikasi prog pemanfaatan ruang
 
lampiran iv rencana infraswil
lampiran iv rencana infraswillampiran iv rencana infraswil
lampiran iv rencana infraswil
 
lampiran iii vii-vi-viii
lampiran iii vii-vi-viiilampiran iii vii-vi-viii
lampiran iii vii-vi-viii
 
lampiran ii v- peta
lampiran ii v- petalampiran ii v- peta
lampiran ii v- peta
 
lampiran i wp
lampiran i wplampiran i wp
lampiran i wp
 
penjelasan perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar
penjelasan perda no 22 2010 ttg rtrwp jabarpenjelasan perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar
penjelasan perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar
 
perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029
perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029
perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029
 
rtrw jawa tengah
rtrw jawa tengahrtrw jawa tengah
rtrw jawa tengah
 
lampiran iv
lampiran ivlampiran iv
lampiran iv
 
lampiran i iii
lampiran i iiilampiran i iii
lampiran i iii
 
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 (penjelasan)
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 (penjelasan)perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 (penjelasan)
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 (penjelasan)
 
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031
 
PP 26 2008 rtrwn
PP 26 2008 rtrwnPP 26 2008 rtrwn
PP 26 2008 rtrwn
 
Penjelasan raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032
Penjelasan raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032Penjelasan raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032
Penjelasan raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032
 

Recently uploaded

INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 

Recently uploaded (8)

INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 

download Pergub Jatim no 61 tahun 2006 tentang Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan Pengendalian Ketat Skala Regional

  • 1. GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 61 TAHUN 2006 TENTANG PEMANFAATAN RUANG PADA KAWASAN PENGENDALIAN KETAT SKALA REGIONAL DI PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan dalam Pasal 74 ayat (2) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur, maka dipandang perlu mengatur Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan Pengendalian Ketat Skala Regional di Provinsi Jawa Timur dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Timur juncto Undang-undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang mengadakan perubahan dalam Undang-undang Tahun 1950 Nomor 2 dari hal Pembentukan Provinsi Jawa Timur. (Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 32); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043); 3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3469) ; 4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480); 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3481); 6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3881); 7. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501); 8. Undang
  • 2. 2 8. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4145) 9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 10. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4444); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol (Tambahan Lembaran Negara Nomor 4489); 13. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 5 Tahun 2004 tentang Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan di Sekitar Bandar Udara Juanda Surabaya. 14. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 52 Tahun 2000 tentang Jalur Kereta Api 15. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 1995 tentang Pertambangan Bahan Galian Golongan C di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur 16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2006 Nomor 2 Tahun 2006 Seri E). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEMANFAATAN RUANG PADA KAWASAN PENGENDALIAN KETAT SKALA REGIONAL DI PROVINSI JAWA TIMUR BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Jawa Timur 2. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur 3. Izin adalah izin dari Gubernur terhadap pemanfaatan ruang pada kawasan pengendalian ketat
  • 3. 4. Ruang 3 4. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan melakukan kegiatannya serta memelihara kelangsungan kehidupannya. 5. Pemohon adalah perorangan, badan, atau instansi pemerintah yang melakukan pembangunan di kawasan pengendalian ketat 6. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun, Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan, Organisasi Massa, Organisasi Sosial Politik atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, Bentuk Usaha Tetap, dan bentuk Badan lainnya. 7. Skala Regional adalah batasan fisik, lingkup pelayanan dan fungsional dari Kegiatan yang terdapat pada Kawasan Pengendalian Ketat yang menjadi lingkup kewenangan Pemerintah Provinsi untuk mengaturnya. BAB II KAWASAN PENGENDALIAN KETAT Pasal 2 Kawasan pengendalian ketat (High Control Zone) merupakan kawasan yang memerlukan pengawasan secara khusus dan dibatasi pemanfaatannya untuk mempertahankan daya dukung, mencegah dampak negatif, menjamin proses pembangunan yang berkelanjutan. Pasal 3 Kawasan pengendalian ketat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi pemanfaatan ruang di sekitar : a. kawasan perdagangan regional. b. kawasan kaki jembatan Suramadu di Kota Surabaya dan Kabupaten Bangkalan yang meliputi kawasan tertentu/fair ground, interchange jalan akses dan/atau rencana reklamasi pantai. c. wilayah aliran sungai, sumber air dan stren kali dengan sempadannya. d. kawasan yang berhubungan dengan aspek pelestarian lingkungan hidup meliputi kawasan resapan air atau sumber daya air, kawasan konservasi hutan bakau/mangrove. e. transportasi
  • 4. 4 e. transportasi terkait kawasan jaringan jalan, perkeretaapian, area/lingkup kepentingan pelabuhan, kawasan sekitar bandara, kawasan di sekitar jalan arteri/tol. f. prasarana wilayah dalam skala regional lainnya seperti area di sekitar jaringan pipa gas, jaringan SUTET, dan TPA terpadu. g. kawasan rawan bencana. h. kawasan lindung prioritas dan pertambangan skala regional. i. kawasan konservasi alami, budaya, dan yang bersifat unik dan khas. Pasal 4 Kawasan perdagangan regional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan tempat yang dipergunakan untuk aktivitas perdagangan antar wilayah yang didorong untuk memenuhi kebutuhan regional bahkan nasional, yang dapat menampung kegiatan perdagangan dari semua komoditas seperti pertanian, industri pengolahan dan jasa dalam jumlah besar serta merupakan pusat koleksi dan distribusi barang dengan jaminan kualitas dan harga yang ditunjang oleh infrastruktur transportasi yang memadai. Pasal 5 Kawasan kaki jembatan Suramadu di Kota Surabaya dan Kabupaten Bangkalan yang meliputi kawasan tertentu/fair ground, interchange jalan akses dan/atau rencana reklamasi pantai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b merupakan kawasan yang memiliki kesatuan fungsional dengan pembangunan Jembatan Suramadu yang pengembangannya diarahkan untuk kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, serta pengembangan kawasan industri . Pasal 6 Wilayah aliran sungai dan sumber air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c merupakan kawasan yang terkait dengan upaya menjaga fungsi tanah serta kualitas dan kuantitas air dalam rangka pemenuhan kebutuhan air yang bersifat lintas wilayah Pasal 5 Pasal 7
  • 5. Stren kali dengan sempadannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c merupakan kawasan perlindungan setempat sekitar sempadan sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku Pasal 8 Kawasan yang berhubungan dengan aspek pelestarian lingkungan hidup yang meliputi kawasan resapan air atau sumber daya air, kawasan konservasi hutan bakau/mangrove sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d merupakan kawasan lindung yang terkait dengan fungsi kelestarian lingkungan hidup Pasal 9 Transportasi terkait kawasan jaringan jalan, perkeretaapian, area/lingkup kepentingan pelabuhan, kawasan sekitar bandara, kawasan di sekitar jalan arteri/tol sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf e merupakan kawasan di sekitar prasarana transportasi regional yang memiliki aksesiblitas tinggi dan bersifat regional. Pasal 10 (1) Kawasan jaringan perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 adalah daerah ruang di luar daerah manfaat jalan, daerah milik jalan, dan daerah pengawasan jalan kereta api termasuk bagian bawahnya serta ruang bebas di atasnya. (2) Kawasan/lingkup kepentingan pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, meliputi daerah lingkungan kerja dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan (3) Kawasan sekitar bandara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, merupakan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan di sekitar bandar udara yang meliputi : a. Kawasan pendekatan dan lepas landas; b. Kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan; c. Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam; d. Kawasan di bawah permukaan horizontal luar; e. Kawasan di bawah permukaan kerucut; f. Kawasan di bawah permukaan transisi; g. Kawasan di sekitar penempatan alat bantu navigasi penerbangan. (4) Kawasan/lingkup sekitar jalan arteri/tol sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, meliputi ruang manfaat jalan, ruang milik jalan dan ruang pengawasan jalan Pasal 6
  • 6. Pasal 11 (1) Area Pengendalian Ketat pada Kawasan sekitar jalan yang termasuk dalam lingkup ini adalah: a. Kawasan yang berdasarkan status jalan merupakan jalan nasional dan jalan propinsi b. Kawasan yang berdasarkan fungsi jalan merupakan: 1. Jalan arteri primer 2. Jalan kolektor primer 3. Jalan lokal primer 4. Jalan kolektor sekunder c. Kawasan yang berdasarkan bagian-bagian jalan merupakan: 1. Ruang manfaat jalan, selain peruntukan untuk badan jalan, saluran tepi jalan dan ambang pengaman jalan 2. Ruang milik jalan selain diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan dan pelebaran jalan maupun penambahan jalur lalu lintas dikemudian hari serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan 3. Ruang pengawasan jalan 4. Daerah diluar ruang pengawasan jalan (2) Area Pengendalian Ketat pada Kawasan sekitar jalan tol yang termasuk dalam lingkup ini adalah daerah diluar daerah manfaat jalan, daerah milik jalan dan daerah ruang pengawasan jalan tol Pasal 12 Kawasan sekitar Prasarana wilayah dalam skala regional seperti area di sekitar jaringan pipa gas, Jaringan SUTET, dan TPA terpadu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf f merupakan kawasan yang dapat dipergunakan untuk pembangunan fasilitas penunjang keberadaan prasarana tersebut serta untuk pembangunan fasilitas umum seperti jalan dan Ruang Terbuka Hijau dengan tidak membahayakan dan mengganggu kinerja prasarana wilayah Pasal 13 (1) Kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf g merupakan kawasan yang memiliki kecenderungan untuk mengalami peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam. (2) Kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Rawan letusan gunung api ; b. Rawan banjir ; c. Rawan
  • 7. 7 c. Rawan gempa, gerakan tanah, longsor, dan banjir bandang ; d. Rawan tsunami. (3) Pemanfaatan ruang di sekitar kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan pengembangan kawasan lindung maupun ruang terbuka hijau. Pasal 14 (1) Kawasan lindung prioritas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf h merupakan kawasan yang diutamakan dalam upaya mengembangkan dan membudidayakan tanaman keras. (2) Kawasan lindung prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dialihfungsikan dan digunakan sebagai pelestarian sumberdaya alam yang sekaligus menjadi kawasan perlindungan bawahan. (3) Kawasan pertambangan skala regional dalam luasan dan jenis tertentu yang merupakan kewenangan provinsi untuk mengaturnya dalam rangka penanganan yang berkelanjutan Pasal 15 Kawasan konservasi alami, budaya dan yang bersifat unik dan khas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf i, merupakan kawasan yang diupayakan untuk melestarikan dan mengembangkan sumber daya alam, manusia dan buatan BAB III IZIN PEMANFAATAN RUANG Pasal 16 (1) Pemanfaatan Ruang di kawasan pengendalian ketat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus mendapatkan izin dari Gubernur (2) Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sebelum pelaksanaan pembangunan fisik. Pasal 17 8
  • 8. Pasal 17 (1) Permohonan izin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, dilampiri dengan : a. gambar teknis arsitektural (site plan, denah, tampak, potongan dan situasi); b. gambar teknis konstruksi sipil ; c. data pendukung berupa penguasaan tanah, lokasi bangunan berupa sertifikat hak milik atau bukti perjanjian sewa. (2) Pemanfaatan ruang yang dimohonkan harus memenuhi syarat zoning yang akan diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri Pasal 18 (1) Izin pemanfaatan ruang diberikan Gubernur setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Asistensi. (2) Tim Asistensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur Pasal 19 Izin pemanfaatan ruang berlaku selama bangunan masih berdiri dan tidak terjadi perubahan bentuk fisik dan fungsi bangunan. Pasal 20 (1) Izin yang telah diberikan dapat dicabut apabila : a. Tidak memenuhi ketentuan teknis; b. Melanggar ketentuan-ketentuan yang disyaratkan daiam surat izin dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. Pemegang izin mengembalikan izin yang telah diperolehnya. (2) Pencabutan Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah pemegang Izin mendapatkan Surat Peringatan sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut masing-masing dengan tenggang waktu 14 (empat belas) hari. BAB IV PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Pasal 21 (1) Pembinaan, pengawasan dan pengendalian secara berkala terhadap izin pemanfaatan ruang dilakukan oleh Dinas / instansi di lingkup Pemerintah Provinsi sesuai dengan kewenangannya. (2) Pembinaan
  • 9. 9 (2) Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) metiputi bidang teknis, operasional dan administrasi. (3) Dalam rangka pembinaan, pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan kegiatan sebagai berikut : a. peninjauan lokasi; b. meminta laporan khusus; c. pemberian pengarahan dan penilaian atas kegiatan usaha. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas pada lingkup Pemerintah Provinsi sesuai dengan kewenangannya. Pasal 23 Peraturan ini mulal berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Timur. Provinsi Jawa SEKRETARIAT DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR Surabaya, Nopember 2006 Nomor : 188/ /013/2006 Kepada Ditetapkan d i : Surabaya pada tangga l : 10 Nopember 2 006 GUBERNUR JAWA TIMUR H. IMAM UTOMO. S
  • 10. Yth. Bp. Gubernur Jawa Timur NOTA PENGAJUAN KONSEP NASKAH DINAS Disediakan dengan hormat konsep : Peraturan Gubernur Jawa Timur Kepada : - Dari : Sekretaris Daerah Tentang : Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan Pengendalian Ketat Skala Regional di Provinsi Jawa Timur Catatan : 1. Bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 74 ayat (2) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur, maka dipandang perlu mengatur Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan Pengendalian Ketat Skala Regional di Provinsi Jawa Timur dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur. 2. Peraturan Gubernur tersebut dimaksudkan pula untuk melaksanakan perintah lesan Bp. Gubernur Jawa Timur terkait dengan pembangunan dan penataan menara telekomunikasi. Lampiran : 1 (satu) berkas Untuk mohon tanda tangan : Bp. Gubernur Jawa Timur. DISPOSISI PIMPINAN SEKRETARIS DAERAH Dr. H. SOEKARWO, SH, M.Hum. Pembina Utama Madya NIP 510 059 484