Dokumen ini memberikan informasi tentang potensi investasi di Kabupaten Banyuwangi. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 5.782,50 km2 yang terdiri atas hutan, persawahan, perkebunan, dan permukiman. Banyuwangi memiliki pantai sepanjang 175,8 km dan 10 pulau, serta sumber daya alam dan pertanian yang beragam. Indeks Pembangunan Manusia di kabupaten ini juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
Peluang investasi
1. PELUANG INVESTASI
Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau Jawa. Wilayah daratannya terdiri atas
dataran tinggi berupa pegunungan yang merupakan daerah penghasil produk perkebunan;
dan dataran rendah dengan berbagai potensi produk hasil pertanian serta daerah sekitar garis
pantai yang membujur dari arah utara ke selatan yang merupakan daerah penghasil berbagai
biota laut.
Luas wilayah Kabuparten Banyuwangi 5.782,50 km2 merupakan daerah kawasan hutan, area
kawasan kawasan hutan ini mencapai 183.396,34 ha atau sekitar 31,72%, persawahan
sekitar 66.152 ha atau 11,44%, perkebunan dengan luas sekitar 82.143,63 ha atau 14,21%,
permukiman dengan luas sekitar 127.454,22 ha atau 22,04%, sisanya dipergunakan untuk
jalan, ladang dan lain-lainnya, Panjang garis pantai sekitar 175,8 km, Jumlah Pulau 10 buah.
Topografi Banyuwangi bagian barat dan utara pada umumnya merupakan pegunungan, dan
bagian selatan sebagian besar merupakan dataran rendah. Tingkat kemiringan rata-rata pada
wilayah bagian barat dan utara 40°, dengan rata-rata curah hujan lebih tinggi bila dibanding
dengan bagian wilayah lainnya. Daratan yang datar sebagian besar mempunyai tingkat
kemiringan kurang dari 15°, dengan rata-rata curah hujan cukup memadai sehingga bisa
enambah tingkat kesuburan tanah. Dataran rendah yang terbentang luas dari selatan hingga
utara dimana di dalamnya terdapat banyak sungai yang selalu mengalir di sepanjang tahun.
Di Kabupaten Banyuwangi tercatat 35 DAS, sehingga disamping dapat mengairi hamparan
sawah yang sangat luas juga berpengaruh positif terhadap tingkat kesuburan tanah.
Disamping potensi di bidang pertanian, Kabupaten Banyuwangi merupakan daerah produksi
tanaman perkebunan dan kehutanan, serta memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai
daerah penghasil ternak yang merupakan sumber pertumbuhan baru perekonomian rakyat.
Dengan bentangan pantai yang cukup panjang, dalam perspektif ke depan, pengembangan
sumberdaya kelautan dapat dilakukan dengan berbagai upaya intensifikasi dan diversifikasi
pengelolaan kawasan pantai dan wilayah perairan laut.
Wilayah administrasi Kabupaten Banyuwangi dibatasi oleh wilayah-wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara adalah Kabupaten Situbondo;
Sebelah timur adalah Selat Bali;
Sebelah selatan adalah Samudera Indonesia;
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Jember dan Bondowoso.
Batas koordinat 7° 43’ — 8° 46’ Lintang Selatan dan 113° 53’ — 114° 38’ Bujur Timur.
Penentuan batas wilayah Didasarkan atas beberapa dokumen penting antara lain:
Java resn Besoeki 1924 Blad : XCIII C Topografische Inrinchiting, Batavia 1924,
Pengukuran tahun 1917 — 1918 dan 1922 Penggambaran tahun 1922 Skala 1:50.000;
Java resn Besoeki 1924 Blad : XCIV A Topografische Inrinchiting, Batavia 1925,
Pengukuran tahun 1920 dan 1922, Penggambaran tahun 1922-1923, Skala 1:50.000;
Java resn Besoeki 1924 Blad : LXXXVIII B (Alg. No.XLIII-58B) Topografische
Inrinchiting, Batavia 1925, Pengukuran tahun 1917 — 1918, Penggambaran tahun
1922, Skala 1:50.000;
Lambang Resmi Kabupaten Banyuwangi.
Kondisi Demografis
2. Jumlah Penduduk Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2011 sebesar 1.614.482 jiwa
dengan komposisi 799.424 jiwa penduduk laki-laki dan 815.058 jiwa penduduk
perempuan dan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 279 jiwa/km² yang tersebar
di 24 (dua puluh empat) kecamatan sebagaimana tabel berikut :
Jumlah Penduduk Kabupaten BanyuwangiTahun 2011 Per Kecamatan
No Kecamatan/ Districts
Luas Wilayah
(Km2)
Prosentase thd. Luas
Kabupaten
Jumlah
Penduduk
Kepadatan
Penduduk(Jiwa/km2)
1 Pesanggaran 803 14 48,677 61
2 Siliragung 95 2 44,639 469
3 Bangorejo 137 2 59,787 435
4 Purwoharjo 200 4 65,338 326
5 Tegaldlimo 1,341 23 61,53 46
6 Muncar 146 3 129,641 888
7 Cluring 97 2 70,459 723
8 Gambiran 67 1 58,738 880
9 Tegalsari 65 1 46,408 711
10 Glenmore 422 7 69,862 166
11 Kalibaru 407 7 61,525 151
12 Genteng 82 1 83,582 1,015
13 Srono 101 2 87,703 870
14 Rogojampi 102 2 92,884 908
15 Kabat 107 2 67,515 628
16 Singojuruh 60 1 45,521 760
17 Sempu 175 3 71,678 410
18 Songgon 302 5 50,559 168
19 Glagah 77 1 34,167 445
20 Licin 169 3 28,029 166
21 Banyuwangi 30 1 106,6 3,538
22 Giri 21 0 28,667 1,345
23 Kalipuro 310 5 76,61 247
24 Wongsorejo 465 8 74,714 161
Jumlah/Total 2011 5,782,50 100 1,564,833 271
2010 5,782,50 100 1,556,078 269
2009 5,782,50 100 1,587,403 275
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuwangi
Banyaknya Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2011
(Number of Job Seeker by Education and Sex, 2011)
No Uraian Laki-laki Perempuan Jumlah/Total
3. 1 Belum Tamat SD - - -
2 Tamat SD 60 50 110
3 Tamat SMP 163 647 810
4 Tamat SMA 1098 396 1494
5 D.1 & 2 27 23 50
6 D.3 / Sarmud 51 105 156
7 S.1 & 2 199 228 427
Jumlah/Total 2011 1,598 1,449 3,047
2010 3,574 4,447 8,021
2009 3,621 6,174 9,795
Sumber :Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Banyuwangi
Kondisi Sosial Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi Banyuwangi mengalami trend kenaikan, tidak terpengaruh krisis, fundamental sektor
riel relatif kuat. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur fluktuatif. Faktor eksternal sangat berpengaruh.
Salah satu barometer keberhasilan permbangunan salah satunya adalah indikator
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pada tahun 2008- 2011 IPM Kabupaten Banyuwangi
mengalami peningkatan dari 67,80 tahun 2008, meningkat menjadi 68,36 tahun 2009, meningkat menjadi 68,81
tahun 2010 dan menjadi sebesar 72,8 pada tahun 2011. Tingginya angka IPM terutama ditopang oleh
menurunnya angka buta huruf, meningkatnya rata-rata
lama sekolah, umur harapan hidup dan pengeluaran per kapita. Umur harapan hidup sebesar 66,53 tahun
2008, meningkat menjadi 66,93 tahun 2009 dan meningkat menjadi pada tahun 2011. Sedangkan untuk indeks daya
beli pada tahun 2008 sebesar 620,71, menjadi 643,40 pada tahun 2009, menjadi 631,14 pada tahun 2010 dan menjadi
pada tahun 2011.