MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013
Anatomi Ayam
1. 1
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ternak unggas merupakan suatu komoditas yang dapat memberikan
keuntungan ekonomis bagi manusia yang memeliharanya, salah satu jenis unggas
yang memberikan keuntungan yaitu ayam. Banyak hal yang perlu diperhatikan
mengenai ternak ayam terkait dengan tujuan produksi. Semakin optimum sistem
organ pada tubuh ayam bekerja maka akan menimbulkan performan yang baik
terutama pada organ eksteriornya.
Pengetahuan tentang anatomi dan morphologi eksterior ayam juga
diperlukan dalam pencegahan dan penanganan penyakit. Hal ini karena
pengetahuan tersebut dipakai sebagai dasar pengamatan (diagnosis) terhadap
kondisi ayam. Secara umum, organ tubuh ayam yang telah terserang suatu
penyakit akan mengalami perubahan baik bentuk, warna, ukuran, maupun tekstur
jika dibandingkan dengan organ yang normal. Untuk itu sangatlah penting
mengetahui anatomi dan morphologi eksterior ayam serta fungsi dari setiap
bagiannya.
1.2. Maksud Dan Tujuan
1. Mengetahui dan mempelajari bagian-bagian anatomi dan morphologi eksterior
ayam
2. Mengetahui dan mempelajari fungsi bagian-bagian anatomi eksterior ayam
untuk tujuan produksi
2. 2
1.3. Waktu Dan Tempat
Hari/Tanggal : Senin, 16 Maret 2015
Waktu : Pukul 10.00 s.d. 12.00 WIB.
Tempat : Laboratorium Produksi Ternak Unggas
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.
3. 3
II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
2.1. Anatomi dan Morfologi Eksterior Ayam
Ayam termasuk unggas darat yang berarti unggas yang hanya bisa hidup
di darat. Contoh unggas darat dapat digolongkan menjadi ayam ras dan ayam
buras (ayam kampung). Ayam peliharaan yang ada di zaman modern ini
merupakan keturunan ayam hutan yang mengalami proses penjinakkan yang
sangat panjang. Jenis ayam ini terdiri dari ayam hutan merah (Gallus gallus),
ayam hutan Ceylon (Gallus lafayetii), ayam hutan kelabu (Gallus sonneratii), dan
ayam hutan jawa (Gallus varius) (Siregar dan Sabrani, 1970).
Ayam sebagai hewan ternak tentu memiliki beberapa bagian organ
eksterior. Bagian organ ayam yang tampak dari luar adalah bagian kepala, leher,
tubuh bagian depan, dan tubuh bagian belakang. Paruh, mata, kelopak mata,
jengger, dan pial terdapat di bagian kepala sementara tubuh bagian depan terdapat
dada dan sayap. Tubuh bagian belakang terdapat punggung, perut, ekor, paha, dan
cakar (Suprijatna dkk, 2008).
Paruh, jari, dan taji bersifat menulang, tersusun atas keratin. Paruh ayam
berbentuk runcing dan kecil karena disesuaikan dengan pakan yang terhadap
hormon berupa biji-bijian. Jengger dan pial bersifat sensitif terhadap hormon
seksual sehingga dapat dijadikan indikator karakteristik secondary sex. Jengger
ayam jantan lebih besar daripada ayam betina. Sepasang pial terdapat pada bagian
kedua sisi rahang bawah di bagian basal paruh. Cuping telinga bersifat berdaging
tebal yang merupakan penjuluran dari corium yang padat dan terbungkus oleh
4. 4
epidermis yang sangat tebal. Kelenjarm inyak (glandula uropygal) yang terdapat
di bagian atas ekor ayam berukuran sebesar kacang kapri (Rasyaf, 2000).
Ayam memiliki bentuk paruh lancip, umumnya berwarna kuning pada
ayam petelur dan umumnya berwarna putih pada ayam pedaging, memiliki warna
jengger merah serta kaki yang berwarna kuning pucat pada ayam petelur dan
kuning terang pada ayam pedaging. Pada ayam jantan terdapat taji sedangkan
pada ayam betina tidak terlalu berkembang dengan baik (Blakely dan Bade,
1998).
2.2. Bagian – Bagian Eksterior Ayam untuk Tujuan Produksi
Ayam petelur atau ayam layer adalah ayam yang khusus dibudidayakan
untuk menghasilkan telur secara komersil. Jenis ayam petelur terdapat dua
kelompok yaitu tipe medium dan tipe ringan. Tipe medium umumnya bertelur
dengan warna kerabang cokelat sedangkan tipe ringan bertelur dengan warna
kerabang putih (North and Bell, 1990).
Jenis ayam petelur tipe ringan biasa disebut dengan ayam petelur putih.
Ayam petelur ringan ini mempunyai badan yang ramping, kurus, mungil, kecil
dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah. Ayam
ini berasal dari galur murni White Leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam
petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama. Ayam
ini mampu bertelur lebih dari 260 telur / tahun produksi. Untuk ayam petelur tipe
medium, memiliki bobot badan yang cukup berat. Tubuh ayam ini tidak kurus,
tetapi juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat
menghasilkan daging yang banyak. Warna ayam ini cokelat, maka ayam ini
5. 5
disebut dengan ayam petelur cokelat yang umumnya mempunyai warna bulu yang
cokelat juga (Rasyaf, 1995).
Menurut Sudarmono (2003), ayam tipe medium memiliki ciri – ciri
sebagai berikut :
1. Ukuran badan lebih besar dan lebih kokoh daripada ayam tipe ringan, serta
berperilaku tenang.
2. Timbangan badan lebih berat daripada ayam tipe ringan karena jumlah daging
dan lemaknya lebih banyak.
3. Otot – otot kaki dan dada lebih tebal.
4. Produksi telur cukup tinggi dengan kulit telur tebal dan berwarna cokelat.
Fase pertumbuhan pada jenis ayam petelur yaitu antara umur 6 – 14
minggu dan antara umur 14 – 20 minggu. Namun, pada umur 14 – 20 minggu
pertumbuhannya sudah menurun dan sering disebut dengan fase perkembangan.
Pemindahan dari kandang starter ke kandang fase pertumbuhan yaitu antara umur
6 – 8 minggu. Ayam pada fase pertumbuhan mencapai umur 18 minggu, ayam ini
mulai dipindahkan ke kandang fase produksi dan tidak memindahkan ayam yang
sudah berproduksi (Suprijatna dkk, 2005). Memasuki umur 18 minggu ayam
petelur mempunyai pertumbuhan yang baik, organ reproduksinya sudah dewasa
ditandai dengan berkembangnya kelamin sekunder ayam betina yaitu jengger dan
pial mulai memerah, mata bersinar, dan postur tubuh sebagai ayam petelur mulai
terbentuk. Ayam dewasa kelamin pada umur 19 minggu dan ditandai dengan telur
pertama. Prinsipnya produksi akan meningkat dengan cepat pada bulan – bulan
pertama dan mencapai puncak produksi pada umur 7 sampai 8 bulan (Sudarmono,
2003).
6. 6
Ayam bertelur pada umur 20 minggu maka berat telur akan terus
meningkat secara cepat pada 6 minggu pertama setelah bertelur. Kenaikan
kemudian terjadi secara perlahan setelah 30 minggu dan akan mencapai berat
maksimal setelah umur 50 minggu. Kenaikan berat telur ini disebabkan oleh
meningkatnya jumlah putih telur sedangkan berat kuning telur relatif stabil
(Yuwanta, 2010).
Ayam kampung merupakan ayam tradisional di Indonesia yang
kehidupannya sudah lekat dengan manusia. Ayam kampung sudah menyatu
dengan pola hidup agraris orang Indonesia sejak zaman dahulu kala. Hal itu
karena, pada zaman dahulu belum ada kota metropolitan seperti sekarang dan baru
ada kampung – kampung sederhana, maka jadilah ayam tradisional kita itu
dinamakan “Ayam Kampung”. Ayam kampung bukan merupakan ayam yang
efisien dalam memanfaatkan makanan, namun mempunyai daya adaptasi yang
baik terhadap lingkungannya. Akibatnya, produktivitas ayam kampung tersebut
sangat beragam, contohnya keragaman kesehatan (Rasyaf, 2013).
Untuk ayam kampung, tidak ada istilah “ayam kampung pedaging atau
ayam kampung petelur” karena ayam kampung bertelur sebagaimana bangsa
unggas dan mempunyai daging selayaknya hewan pada umumnya. Ayam
kampung betina tetap dapat bertelur sekalipun tanpa ayam jantan. Salah bila ada
anggapan bahwa ayam kampung betina tidak bertelur bila tidak dikawini (Rasyaf,
2013).
7. 7
2.3 Anatomi dan Identifikasi Ternak Unggas
Penampakan fisik ayam yang dapat membedakan jenis ayam sangat perlu
diketahui dalam usaha pembibitan ayam (Rahayu dkk, 2011). Performa ternak
adalah pencerminan dari keseluruhan aktivitas organ tubuh. Untuk mencapai
performa maksimal, peternak perlu mengetahui dan memahami organ-organ tubuh
dan fungsinya (Suprijatna dkk, 2005).
8. 8
III
ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA
3.1. ALAT
Baki atau Nampan
3.2. BAHAN
Ayam Ras Pedaging/Broiler
Ayam Ras Petelur/Layer
Ayam lokal Jantan dan betina
3.3. PROSEDUR KERJA
1. Setiap kelompok mengamati ketiga tipe ayam.
No. Pengamatan Prosedur
1. Seluruh
tubuh
1. Menempatkan ayam di atas baki dan
mengusahakan dalam keadaan tenang
2. Menggambar dan sebutkan anatominya
2. Kepala 3. Menggambar kepala dan bagiannya.
4. Mengamati bagian-bagian dari kepala seperti
jengger dan sebutkan jenis jenggernya.
5. Mengamati juga bagian-bagian lainnya seperti
paruh, pial, lubang telinga, mata.
3. Bulu 6. Mengamati seluruh tubuh ayam yang berbulu,
bedakan di bagian mana terdapat bulu kontur,
9. 9
plumulae, dan filoplumulae.
7. Memperhatikan pada bulu sayap mana bulu
sekunder, primer dan bulu axial kemudian
menggambar.
8. Mencabut salah satu bagian bulu sayap
kemudian menggambar dan tulis bagian-
bagiannya.
4. Kaki 9. Menggambar bagian kaki dan menyebutkan
bagiannya
10. Mengamati pigmentasi pada kaki.
11. Mengukur panjang shank. Membandingkan
shank dari ketiga jenis ayam yang diamati.
11. 11
2. Kepala Jengger kecil
Pial Kecil
Paruh Lancip
Jengger besar dan merah
Pial kecil
Paruh Lancip
3. Bulu Berwarna Putih Berwarna Coklat
4. Kaki Shank berwarna kuning cerah Shank berwarna kuning pucat
13. 13
2. Kepala Jengger relative besar
Memiliki pial
Jengger relative normal
Tidak memiliki pial
3. Bulu Berwarna hitam
Memiliki bulu utama
Berwarna Hitam
Tidak memiliki bulu utama
4. Kaki Terdapat taji
Shank berwarna kuning pucat
Tidak terdapat taji
Shank berwarna kuning pucat
14. 14
4.2 PEMBAHASAN
Ayam sebagai hewan ternak tentu memiliki beberapa bagian organ
eksterior. Bagian organ ayam yang tampak dari luar adalah bagian kepala, leher,
tubuh bagian depan, dan tubuh bagian belakang. Paruh, mata, kelopak mata,
jengger, dan pial terdapat di bagian kepala sementara tubuh bagian depan terdapat
dada dan sayap. Tubuh bagian belakang terdapat punggung, perut, ekor, paha, dan
cakar (Suprijatna dkk, 2008).
Setelah melakukan praktikum terdapat kesamaan antara teori dan praktik
yaitu bagian organ ayam yang tampak dari luar adalah bagian kepala, leher, tubuh
bagian depan dan tubuh bagian belakang. Paruh (Rostrum), mata, kelopak mata,
jengger (Cera), cuping dan pial terdapat dibagian kepala sementara tubuh bagian
depan terdiri dari dada dan sayap sedangkan bagian belakang terdiri dari
punggung, perut, ekor, paha, betis dan cakar.
Paruh, jari, dan taji bersifat menulang, tersusun atas keratin. Paruh ayam
berbentuk runcing dan kecil karena disesuaikan dengan pakan yang terhadap
hormon berupa biji-bijian. Jengger dan pial bersifat sensitif terhadap hormon
seksual sehingga dapat dijadikan indikator karakteristik secondary sex. Jengger
ayam jantan lebih besar daripada ayam betina. Sepasang pial terdapat pada bagian
kedua sisi rahang bawah di bagian basal paruh. Cuping telinga bersifat berdaging
tebal yang merupakan penjuluran dari corium yang padat dan terbungkus oleh
epidermis yang sangat tebal. Kelenjarm inyak (glandula uropygal) yang terdapat
di bagian atas ekor ayam berukuran sebesar kacang kapri (Rasyaf, 2000).
Setelah melakukan praktikum terdapat kesamaan antara teori dan
praktikum yaitu paruh ayam berbentuk runcing, jengger dan pial bersifat sensitif
terhadap hormon sex sehingga dapat dijadikan indikator karakteristik secundary
sex, sebagai accesor sexual epidermal. Jengger ayam jantan lebih besar dari pada
ayam betina. Sepasang pial terdapat pada bagian kedua sisi rahang bawah
dibagian basal paruh. Cuping atau telinga bertekstur berdaging tebal yang terletak
15. 15
dibagian bawah telinga. Cakar pada ayam umumnya tertutup sisik yang
merupakan penjuluran dari corium yang padat dan terbungkus oleh epidermis
yang sangat tebal. Kelenjar minyak (glandula uropygal) yang terdapat dibagian
atas ekor ayam berukuran sebesar kacang kapri, sedangkan pada unggas air
tumbuh lebih besar.
Ayam memiliki bentuk paruh lancip, berwarna kuning, warna jengger
merah serta kaki berwarna kuning bulu pada ayam jantan dijadikan sebagai daya
tarik dalam menarik lawan jenisnya. Bagian kaki pada ayam jantan terdapat taji
sedangkan pada ayam betina tidak terlalu berkembang dengan baik minorca.
Anatomi unggas bisa dilihat dari bagian-bagian kerangka unggas. Secara
keseluruhan sistem rangka ayam hampir sama dengan rangka mamalia. Rangka
Ayam terdiri dari beberapa tulang yang saling berhubungan dan memiliki fungsi
yang berbeda. Rangka ayam terdiri dari tulang kepala, tulang leher, tulang sayap,
tulang dada, tulang kaki, dan tulang belakang. Rangka berfungsi untuk menjaga
bentuk tubuh, menyangga daging, melindungi organ vital dan sebagai alat gerak.
4.2.1 Anatomi Ayam Broiler (Pedaging)
Ayam broiler atau ayam pedaging merupakan ayam dengan tujuan untuk
memproduksi daging. Dalam hasil pengamatan yang dilakukan bahwa ayam
broiler terdiri dari bagian-bagian eksterior, bagian-bagian ini yang memberikan
perbedaan antara ayam petelur dan ayam kampung jantan. Ayam broiler yang
diamati terdiri dari bagian-bagian eksterior. Tubuh ayam ini terdiri dari bagian
kepala, badan, ekor, dan kaki yang ditutupi oleh bulu dan kulit serta derivat-
derivatnya yaitu jengger, pial, paruh, kupig, sisik, dan terdapat perbedaan anatomi
dan morphologi tubuh ayam dewasa antara jantn dan betina. Perbedaan anatomi
dan morphologi tubuh ayam broiler (pedaging) dengan ayam petelur terletak pada
panjang atau pendeknya kaki (leg) serta bentuk tubuh.
16. 16
1. Tubuh ayam broiler (Pedaging)
Tubuh ayam broiler ini memiliki badan yang padat, badan padat ini sebagai
tempat penyimpanan daging. Dan tubuh ayam broiler lebih pendek
dibandingkan dengan ayam petelur, tubuh yang pendek ini dikarenakan badan
yang harus menompang berat tubuhnya yang padat karena sebagai produksi
daging. Karena ayam broiler merupakan ayam untuk memproduksi daging,
maka ayam ini mengandung lemak. Bagian tubuh ayam yang dikembangkan
untuk produksi daging yaitu bagian dada dan paha.
2. Bagian kepala
Bagian kepala dari ayam broiler yaitu terdapat jengger, jengger ini terdiri dari
points, serration, blade. Jengger pada ayam broiler yaitu bentuknya single
comb karena jengger dengan bentuk ini lebih memudahkan dalam hal
perkawinan sehingga diperoleh fertilitas yang tinggi. Pada bagian kepala juga
terdapat eye ring, beak (paruh), wattle, ear lobe, dan ear. Paruh pada ayam ini
terjadi pemotongan paruh yang disebut debeaking dengantujuan untuk
mengurangi sifat kanibalisme pada ayam.
3. Bulu
Bagian bulu yang terdapat pada sayap ayam menurut letaknya terdiri atas
Remiges, Rectrices, Tectrites, Parapterium, dan Alaspuria. Pada bulu
remiges ini terdapapt tiga bagian yaitu bulu primer, bulu sekunder dan axial.
Kegunaan pembedaan bagian bulu pada sayap ini untuk menentukan saat
molting atau luruh bulu. Adanya bulu pada sayap itu berguna untuk
melindungi tubuh dari cuaca dan lingkungan dan untuk terbang. Sayap atau
bulu ini disusun oleh keratin. Bulu pada unggas menunjukan bangsa (breed,
spesies, varietas) dan jenis kelamin. Pada saat praktikum pada ayam broiler
yang diamati terdapat 3 jenis struktuur bulu yaitu Plumulae yaitu bulu yang
17. 17
berada dibawah bulu countur, Contur yaitu bulu yang menutupi tubuh,
Filoplumae yaitu bulu yang lebih kecil dan berada dibagian kepala.
4. Kaki
Bagian kaki yang terlihat adalah shank, shank pada ayam broiler yang diamati
yaitu berwarna kuning. Shank yang berwarna kuning menandakan pigmen
lipokrom yang banyak. Pigmen berwarna kuning ini berasal dari bahan-bahan
ransum salah satunya jagung ang mengandung b karoten. Shank yan kuning
juga menandakanproduktivitas yang rendah. Dan pada ayam broiler ini ada
tajinya tidak tumbuh yan menandakan ayam broiler ini adalah betina.
4.2.2 Anatomi Ayam Layer (Petelur)
Ayam petelur yaitu ayam yang dipelihara untuk diambil telurnya. Sama
halny ayam broiler, ayam petelur ini memiliki bagian eksterior yang sam dengan
aan broiler. Namun dalam praktikum yang sudah dilaksanakn terdapat hasil-hasil
yang menunjukan perbedaan.
1. Tubuh ayam layer (Petelur)
Tubuh ayam petelur ini memiliki postur tubuh yang lebih tinggi
dibandingkan dengan ayam broiler. Ayam petelur yang sedang produktivitas
tinggi yaitu ditandai dengan jarak tulang pubis 3 jari dan jarak antara tulang pubis
dan tulang sternum 4 jari
2. Bagian kepala
Bagian kepala dari ayam layer yaitu terdapat jengger, jengger ini terdiri
dari points, serration, blade. Jengger pada ayam layer yaitu bentuknya single
comb karena jengger dengan bentuk ini lebih memudahkan dalam hal
perkawinan sehingga diperoleh fertilitas yang tinggi. Pada bagian kepala juga
terdapat eye ring, beak (paruh), wattle, ear lobe, dan ear. Paruh pada ayam ini
terjadi pemotongan paruh yang disebut debeaking dengan tujuan untuk
18. 18
mengurangi sifat kanibalisme pada ayam. Jengger yang ada pada ayam layer
yang diamati yaitu berwarna merah berarti ayam ini sedang masa produktivitas
tinggi, namun jengger ini tdak tegak atau lembek yang menandakan ayam layer
ini betina.
3. Bulu
Dikarakteristikan ayam merupakan unggas pada bagian bulu apada ayam
diamati hampir sama. Yang terdapat pada sayap ayam menurut letaknya terdiri
atas Remiges, Rectrices, Tectrites, Parapterium, dan Alaspuria. Pada bulu
remiges ini terdapapt tiga bagian yaitu bulu primer, bulu sekunder dan axial.
Kegunaan pembedaan bagian bulu pada sayap ini untuk menentukan saat molting
atau luruh bulu. Molting ini terjadi dengan alamiah. Pada ayam petelur molting
terjadi 2 kali. Molting terjadi karena produktivitasnya rendah dan masa
memperbaiki bagian eksterior dan interior ayam tersebut. Adanya bulu pada
sayap itu berguna untuk melindungi tubuh dari cuaca dan lingkungan dan untuk
terbang. Sayap atau bulu ini disusun oleh keratin. Bulu pada unggas menunjukan
bangsa (breed, spesies, varietas) dan jenis kelamin. Pada saat praktikum pada
ayam broiler yang diamati terdapat 3 jenis struktuur bulu yaitu Plumulae yaitu
bulu yang berada dibawah bulu countur, Contur yaitu bulu yang menutupi
tubuh, Filoplumae yaitu bulu yang lebih kecil dan berada dibagian kepala.
4. Kaki
Bagian kaki yang terlihat adalah shank, shank pada ayam layer yang
diamati yaitu berwarna pucat. Shank yang berwarna pucat ini menadakan sedang
berproduktivitas tinggi. Warna yang pucat ini disebabkan kerana ayam
mengkonsumsi pakan yang kurang dengan kandingan B-karoten yang
menghasilkan warna kuning dari bahan pakan jagung
19. 19
4.2.3 Anatomi Ayam Kampung Jantan
Ayam kampung jantan yang diamati tubuhnya terdiri dari bagian kepala,
badan, ekor, dan kaki. Pada bagian kepala, terlihat jenggernya bertipe single,
berwarna merah terang dan berdiri tegak dan tebal, berbeda dengan jengger ayam
betina. Oleh karena posisi tegaknya, dapat jelas diamati bagian-bagian yang
terdapat pada jenggernya yakni points pada bagian atas, serration bagian
lekukannya, dan blade tepat di ujung belakang kepala ayam. Badan ayam
kampung jantan relatif lebih panjang dibandingkan ayam betina, bulu-bulu yang
menutupi tubuhnya, tectrices, terlihat menjuntai panjang-panjang, kemudian pada
bagian ekor bulu-bulunya membentuk sabit, menjuntai agak ke atas. Tungkai kaki
panjang, bagian kakinya kuat untuk berdiri mencengkeram pada alas kayu atau
alas yang tak datar. Pada bagian kaki terlihat jelas terdapat taji. Taji ini pada ayam
betina tidak jelas terlihat.
Bulu-bulu pada ayam kampung jantan berfungsi melindungi badan dari
kerusakan fisik dan membantu memelihara suhu tubuh. Bulu ini disusun oleh
protein berupa keratin yang terdiri dari asam amino metionin dan sistein. Bulu-
bulu yang menutupi tubuh ayam kampung jantan terdiri dari remiges, rectrices,
tectrices, parapterium, dan alaspuria. Pada bagian badan terdapat bulu mantel,
bulu punggung, bulu tunggir, bulu dada, bulu perut, dan bulu sayap. Pada bagian
ekor terdapat bulu pangkal ekor dan bulu ekor. Pada bagian kaki terdapat bulu-
bulu halus yang tidak nampak jelas. Sedangkan pada bagian kepala ayam
kampung jantan selain jengger atau pial terdapat cuping telinga, mata, dan paruh.
Paruh pada ayam kampung jantan ini digunakan untuk mematuk, merobek, dan
mengambil makanan.
Ayam ini, betina maupun jantan, dijuluki ayam kampung oleh penyebaran
atau budidayanya yang kebanyakan terdapat di kampung-kampung. Dalam hal
tertentu ayam ini lebih unggul dari ayam lain karena kebiasaan hidupnya terutama
dalam mencari pakan baginya sering dibiarkan begitu saja oleh pemiliknya. Ayam
20. 20
kampung juga dijuluki ayam ‘buras’ atau ayam bukan ras. Banyak jenis dari ayam
ini sesungguhnya merupakan asal muasal dari ayam-ayam ras sekarang. Ayam
kampung jantan memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan dan
pemeliharaannya relatif lebih mudah dilakukan.
Dalam satu ejakulasi, ayam jantan bisa menghasilkan semen sebanyak 0,1-
1,0 cm3, bergantung pada banyaknya aktifitas ayam jantan kawin. Ayam jantan
mempunyai kemampuan kawin sebanyak 10-30 kali setiap hari (Fadilah, 2005).
Dalam satu kali kawin, ayam jantan dapat menghasilkan 1,5-8 milyar sperma dan
pH 7,0-7,4 ayam jantan sehat (Fadilah, 2006).
4.2.3. Ayam Kampung Betina
Struktur morfologi ayam kampung betina tidak terlalu berbeda dari
sturktur anatomi ayam kampung jantan. Perbedaanya hanya terdapat pada
beberapa bagian. Pada bagian kepala ayam kampung betina, jengger dan pialnya
tidak berkembang dan sulit terlihat. Hal ini disebabkan karena pada ayam
kampung betina jengger dan pial tidak menjadi daya tarik untuk ayam kampung
jantan. Sedangkan pada ayam kampung jantan jengger dan pialnya berkembang
karena menjadi penarik perhatian untuk ayam betina.
Bagian badan ayam kampung betina cenderung lebih kecil daripada ayam
kampung jantan. Perbedaan mencolok lainnya adalah pada bagian ekor. Pada
ayam kampung betina tidak terdapat main tale feather berbeda dengan ayam
kampung jantan yang terdapat main tale feather di ekornya. Selain itu pada bagian
kaki ayam kampung betina tidak terdapat spur/taji sebenarnya bukan tidak ada,
hanya saja tulang tajinya tidak berkembang karena, pada dasarnya taji pada kaki
ayam jantan berfungsi pada saat ayam tersebut bertarung untuk memperebutkan
betina yang diincarnya. Itulah alasannya mengapa taji pada ayam kampung jantan
berkembang.
21. 21
V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. Bagian organ ayam yang tampak dari luar dari bagian kepala, leher, tubuh
bagian depan dan tubuh bagian belakang. Paruh, mata, kelopak mata,
jengger, cuping dan pial terdapat di bagian kepala sementara tubuh bagian
depan terdapat dada dan sayap dibagian belakang terletak punggung, perut,
ekor, paha, betis dan cakar.
b. Ciri – ciri ayam yang berproduksi tinggi adalah :
- Shank / cakar berwarna pucat
- Jengger dan pial berwarna cerah
- Bulu ayam sedang tidak rontok (molting)
- Jarak antar tulang pubis 3 jari
- Jarak antara tulang pubis dan sternum 4 jari
5.2 Saran
Praktikum anantomi dan morphologi eksterior ayam sebaiknya preparat
dan varian dari ayamnya diperbanyak, lebih kondusif saat praktikum, asisten lebih
mendetail dalam menjelaskan materi.
22. 22
DAFTAR PUSTAKA
Blakely, J. Dan D.H. Bade. 1998. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University
Press : Yogyakarta
Fadilah, Roni. 2006. Panduan Beternak Ayam Broiler Komersial. Penebar
Swadaya, Jakarta.
North dan Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. Oklahoma : New
York
Rahayu, I. Sudaryani, T. Santosa, H. 2011. Panduan Lengkap Ayam. Penebar
Swadaya, Jakarta
Rasyaf,M. 1995. Seputar Ayam Kampung. Kanisius : Yogyakarta
________. 2000. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya : Yogyakarta
________.2013. 6 Kunci Sukses Beternak Ayam Kampung. Penebar Swadaya :
Jakarta
Suprijatna, E. Umiyati, A. Ruhyat, K. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar
Swadaya : Jakarta
Suprijatna, E., U. Atmomarsono, dan R. Kartasudjana. 2008. Ilmu Dasar Ternak
Unggas. Penebar Swadaya : Jakarta
Sudarmono, A. S. 2003. Pedoman Pemeliharaan Ayam Ras Petelur. Penebar
Swadaya : Jakarta
Yuwanta, T. 2010. Telur dan Kualitas Telur. Gadjah Mada University Press :
Yogyakarta