SlideShare a Scribd company logo
1 of 54
PERENCANAAN DAN RANTAI DINGIN
VAKSINASI COVID 19
PELATIHAN TATA LAKSANA VAKSINASI COVID-19 BAGI
VAKSINATOR Di FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
PERENCANAAN DAN RANTAI DINGIN
VAKSINASI COVID 19
Golkar Perangin-Angin, SKM, MKM
Widyaiswara Bapelkes Sumsel
BIODA
TA
Riwayat Pekerjaan
Golkar Perangin-Angin, SKM, MKM
HP : 0812-7808-234
 Pendidikan : FKM UNDIP Semarang (Epidemiologi dan Penyakit Tropis)
Pasca FKM UNSRI (Epidemiologi dan Biostatistik)
 Staf Dinkes MUBA: 2002 s/d 2007
 Kasie Yankes Khusus Dinkes MUBA : 2007 s/d 2008
 Kasie Jaminan-Promkes Dinkes MUBA : 2008 - 2012
 Kasie Diklat Dinkes MUBA : 2012 s/d 2013
 Staf Bapelkes Sumsel 2013 sd 2014
 Widyaiswara Muda di Bapelkes Sumsel
 Email : perangingolkar@yahoo.com
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Umum:
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat:
- Mengetahui, Memahami dan Melakukan Penyusunan
Perencanaan serta Manajemen Vaksin dan Logistik
Vaksinasi COVID-19 sesuai standar
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat:
1. Mengetahui dan menentukan tempat pelayanan vaksinasi COVID-19
2. Mengetahui dan menyusun jadwal pelayanan vaksinasi COVID-19
3. Mengetahui dan memahami kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan vaksinasi COVID-19
4. Mengetahui, memahami dan menyusun rencana kegiatan advokasi,
sosialisasi dan pelatihan serta monitoring dan evaluasi untuk pelaksanaan
vaksinasi COVID-19
5. Mengetahui, memahami dan melakukan mekanisme distribusi serta
manajemen vaksin dan logistik vaksinasi COVID-19 sesuai prosedur
PERENCANAAN
PETUGAS PUBLIK MASYARAKAT LAINNYA
MASYARAKAT
RENTAN
PETUGAS KESEHATAN
Vaksinasi dilakukan
untuk tenaga kesehatan
dan tenaga penunjang di
fasyankes tersebar di 34
provinsi
Masyarakat di daerah
dengan resiko
penularan tinggi
Dengan pendekatan
kluster sesuai dengan
ketersediaan vaksin
1 2 3 4
1,3 Jt 21,5 Jt 63,9 jt 77,4 jt
Catatan:
1. Vaksinasi dilakukan pada tahap awal untuk tenaga Kesehatan dan dilajutkan dengan masyarakat usia 18-59 tahun
2. Umur 60 tahun* ke atas akan divaksinasi setelah mendapatkan informasi keamanan vaksin untuk kelompok umur tersebut (mis. tertuang
EUA/data hasil uji klinis tahap 3)
3. Vaksinasi dapat dilakukan juga terhadap komorbid tertentu (sesuai rekomendasi ahli)
PENTAHAPAN KELOMPOK PRIORITAS
PENERIMA VAKSINASI
LANSIA*
17,4 Jt
WAVE I : PERIODE VAKSINASI JAN - APR 2021 WAVE II : PERIODE VAKSINASI APR 2021 - MAR 2022
Penyusunan Perencanaan
Perencanaan disusun
dengan
memperhitungkan data
dasar (jumlah fasilitas
pelayanan kesehatan/pos
pelayanan vaksinasi,
tenaga pelaksana,
daerah sulit, dll)
Proses penyusunan
perencanaan
pelaksanaan vaksinasi
dilakukan oleh masing-
masing jenjang
administrasi
Perencanaan didukung
oleh Sistem Informasi
Satu Data Vaksinasi
COVID-19
2
3
1
TAHAPAN PERENCANAAN
PENDATAAN SASARAN
Penentuan jumlah sasaran per
kelompok penerima vaksin
dilakukan melalui pertimbangan
Komite Penanganan COVID-19 dan
Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-
PEN). Penetapan jumlah sasaran
per kelompok penerima vaksin
untuk tingkat provinsi dan
kabupaten/kota akan menjadi dasar
dalam penentuan alokasi serta
distribusi vaksin dan logistik
vaksinasi dengan juga
mempertimbangkan cadangan
sesuai kebutuhan.
Melalui Sistem
Informasi Satu Data
Vaksinasi COVID-19
dilakukan penyaringan
data (filtering) sehingga
diperoleh sasaran
kelompok penerima
vaksin COVID-19 sesuai
kriteria yang telah
ditetapkan.
Pendataan sasaran
penerima vaksin dilakukan
secara top-down melalui
Sistem Informasi Satu Data
Vaksinasi COVID-19 yang
bersumber dari
Kementerian/Lembaga
terkait atau sumber
lainnya meliputi nama,
Nomor Induk
Kependudukan, dan
alamat tempat tinggal
sasaran.
PENDATAAN DAN PENETAPAN
FASYANKES PELAKSANA VAKSINASI COVID-19
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan milik
Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah
Provinsi, Pemerintah
daerah Kabupaten/Kota
atau milik
masyarakat/swasta yang
memenuhi persyaratan:
1. Puskesmas,
puskesmas
pembantu;
2. Klinik;
3. Rumah sakit; dan/atau
4. Unit pel-kes di Kantor
Kesehatan Pelabuhan
(KKP)
KRITERIA
1. memiliki tenaga kesehatan
pelaksana vaksinasi COVID-19;
2. memiliki sarana rantai dingin
sesuai dengan jenis Vaksin
COVID-19 yang digunakan atau
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
dan
3. memiliki izin operasional Fasilitas
Pelayanan Kesehatan atau
penetapan oleh Menteri sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Fasilitas
pelayanan
Kesehatan yang
tidak dapat
memenuhi
persyaratan poin
2 dapat menjadi
tempat
pelayanan
vaksinasi COVID-
19 namun
dikoordinasi oleh
puskesmas
setempat
PENDATAAN DAN PENETAPAN
FASYANKES PELAKSANA VAKSINASI COVID-19
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pendataan fasilitas
pelayanan kesehatan yang akan menjadi tempat pelaksanaan
pelayanan vaksinasi COVID-19 melalui upaya koordinasi dengan
seluruh fasilitas pelayanan kesehatan meliputi:
1. Pendataan tenaga pelaksana,
2. Pendataan jadwal pelayanan, dan
3. Pendataan peralatan rantai dingin yang tersedia di setiap fasilitas
pelayanan kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kemudian melakukan penilaian
terhadap fasilitas pelayanan kesehatan dan melakukan penetapan melalui
SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta menginput data
tersebut ke dalam aplikasi Pcare Vaksinasi
PENDATAAN DAN PENETAPAN
FASYANKES PELAKSANA VAKSINASI COVID-19
Tenaga Pelaksana dan Jadwal Pelayanan
Satu tim pelaksana per sesi terdiri dari:
1.Petugas pendaftaran/verifikasi
2.Petugas untuk melakukan skrining
(anamnesa), pemeriksaan fisik sederhana dan
pemberian edukasi;
3.Petugas pemberi vaksinasi COVID-19 dibantu
oleh petugas yang menyiapkan vaksin
4.Petugas untuk melakukan observasi pasca
vaksinasi COVID-19 serta pemberian tanda
selesai dan kartu vaksinasi COVID-19;
5.Petugas untuk melakukan pencatatan hasil
vaksinasi COVID-19;
6.Petugas untuk melakukan pengelolaan limbah
medis; dan/atau
7.Petugas untuk mengatur alur kelancaran
pelayanan vaksinasi COVID-19
Jadwal Layanan
(hari pelayanan,
jml sesi pelayanan
per hari, jam dan
kuota sasaran per
sesi pelayanan)
• Rangkaian pemeriksaan dan
pelayanan Vaksinasi COVID-19
untuk satu orang diperkirakan
sekitar 15 menit.
• Satu vaksinator (perawat, bidan,
dan dokter) diperkirakan mampu
memberikan pelayanan maksimal
40 - 70 sasaran per hari.
• Dalam satu hari dapat
dilaksanakan beberapa sesi
pelayanan dengan jumlah
sasaran per sesi pelayanan
adalah sekitar 10-20 orang.
PENDATAAN DAN PENETAPAN
FASYANKES PELAKSANA VAKSINASI COVID-19
Inventarisasi Peralatan Rantai
Dingin
Pengelola program imunisasi dan/atau logistik
Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kabupaten/Kota
harus melakukan inventarisasi jumlah dan kondisi :
1. vaccine refrigerator,
2. cool pack,
3. cold box,
4. vaccine carrier
5. alat pemantau suhu
Mengidentifikasi kekurangannya di tingkat provinsi,
kabupaten/kota, puskesmas maupun fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya.
Fasyankes Mengisi Data
Dinkes Kab/Kota Mengompilasi
PENDATAAN DAN PENETAPAN
FASYANKES PELAKSANA VAKSINASI COVID-19
• Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
kemudian melakukan penilaian
terhadap fasilitas pelayanan
kesehatan dan melakukan
penetapan melalui SK Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
serta menginput data tersebut ke
dalam aplikasi Pcare Vaksinasi.
• Bila fasilitas pelayanan kesehatan
yang tersedia tidak dapat
memenuhi kebutuhan dalam
memberikan vaksinasi bagi
seluruh sasaran dan/atau fasilitas
pelayanan kesehatan tidak
memenuhi persyaratan maka
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dan puskesmas dapat membuka
pos pelayanan vaksinasi COVID-
19
1.Puskesmas mengusulkan pos pelayanan
vaksinasi COVID-19 ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Pos pelayanan vaksinasi
merupakan pos layanan luar gedung
(area/tempat di luar fasilitas pelayanan
kesehatan).
2.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menetapkan
daftar pos pelayanan vaksinasi melalui SK
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta
menginput data tersebut ke dalam aplikasi Pcare
Vaksinasi.
3.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
puskesmas harus memastikan ketersediaan
tenaga pelaksana serta sarana rantai dingin
yang memadai untuk melaksanakan pelayanan
vaksinasi COVID-19 yang aman dan berkualitas.
4.Pelaksanaan pelayanan vaksinasi di pos
pelayanan vaksinasi harus memenuhi standar
pelayanan vaksinasi COVID-19. Masing-masing
pos pelayanan vaksinasi juga melaksanakan
pencatatan dan pelaporan tersendiri, terpisah
dari puskesmas yang menjadi koordinatornya.
INPUT DATA FASYANKES
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menetapkan dalam bentuk SK
Penunjukan dan menginput data ke dalam aplikasi Pcare Vaksinasi
1. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan Kantor Cabang BPJS Kesehatan setempat untuk
mendapatkan hak akses (username dan password) aplikasi Pcare Vaksinasi.
2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengakses aplikasi Pcare Vaksinasi melalui alamat https://pcare.bpjs-
kesehatan.go.id/vaksin/ menggunakan browser yang terdapat pada komputer/laptop/handphone yang
terkoneksi internet, kemudian log in menggunakan username dan password yang sudah didapatkan.
3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengentrikan daftar fasilitas pelayanan kesehatan dan pos pelayanan
vaksinasi yang telah ditetapkan pada aplikasi Pcare Vaksinasi. Data yang dientri meliputi nama fasilitas
pelayanan kesehatan, jadwal layanan vaksinasi, kapasitas layanan per-sesi, nama dan nomor handphone
PIC layanan vaksinasi di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.
4. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota membuatkan atau menambahkan hak akses (username dan password)
Pcare user fasilitas kesehatan bagi fasilitas pelayanan kesehatan baru atau fasilitas pelayanan kesehatan
yang belum bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
5. Detail penggunaan aplikasi Pcare Vaksinasi untuk pendataan fasyankes dapat dilihat pada User Manual
dengan mengunduh pada tautan http://bit.ly/LampiranJuknisVC19 dengan password $ppt12020.
Penginputan Fasyankes yang akan Memberikan
Pelayanan Vaksinasi COVID-19 pada Aplikasi PCare
Registrasi dan Verifikasi Sasaran
Data sasaran vaksinasi
program diperoleh
secara top-down
melalui Sistem Informasi
Satu Data Vaksinasi
COVID-19
1. Sasaran menerima notifikasi
via SMS Blast
2. Konfirmasi atau registrasi
ulang sasaran, termasuk
memilih tempat dan jadwal
layanan
3. Tiket elektronik bagi sasaran
terverifikasi
Data sasaran beserta penjadwalan vaksinasi masing-masing sasaran dapat diakses
oleh petugas Puskesmas maupun Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya melalui
aplikasi Pcare
Untuk memastikan tingginya Indeks Pemakaian (IP) vaksin, maka puskesmas dan fasilitas
pelayanan Kesehatan lainnya dapat menghubungi sasaran sebelum hari pelayanan untuk
memastikan kembali kedatangannya
PROSES NOTIFIKASI
DAN REGISTRASI ULANG SASARAN
1. Sasaran penerima vaksinasi akan menerima notifikasi/pemberitahuan melalui SMS Blast dengan ID
pengirim: PEDULICOVID, selanjutnya sasaran akan melakukan registrasi ulang untuk memilih
tempat serta jadwal layanan melalui SMS 1199, UMB *119#, aplikasi Pedulilindungi, web
pedulilindungi.id atau melalui Babinsa/Babinkamtibmas setempat. Layanan SMS dan UMB tidak
dikenakan biaya (gratis). Sasaran yang tidak memiliki HP akan dikompilasi datanya untuk kemudian
dilakukan verifikasi oleh Babinsa/Babinkamtibmas dengan melibatkan Lurah, Kepala Dusun, Ketua
RT/RW serta Puskesmas setempat.
2. Registrasi ulang sebagaimana dimaksud angka 1 meliputi juga upaya verifikasi dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan oleh sistem untuk mengonfirmasi domisili serta self-
screening sederhana terhadap penyakit penyerta yang diderita. Sasaran dengan komorbid tertentu
tidak dapat diberikan vaksinasi (penjelasan rinci mengenai komorbid dijelaskan pada Bab III).
Verifikasi bagi sasaran yang tidak melakukan registrasi ulang akan dilakukan oleh
Babinsa/Babinkamtibmas dengan melibatkan Lurah, Kepala Dusun, Ketua RT/RW serta Puskesmas
setempat.
3. Setelah sasaran melakukan verifikasi, sasaran memilih lokasi pelaksanaan dan jadwal vaksinasi.
Selanjutnya, Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi COVID-19 akan mengirimkan tiket elektronik
sebagai undangan kepada masing-masing sasaran penerima vaksin COVID-19 yang telah
terverifikasi.
Data sasaran dapat diunduh menjadi file excel dengan
mengklik tombol hijau ini
Diisi dengan username
dan password yang
diberikan BPJS Kantor
Cabang
Pilih Menu ini
Cara Melihat Data Sasaran pada PCare
PERHITUNGAN KEBUTUHAN SERTA RENCANA
DISTRIBUSI VAKSIN DAN LOGISTIK LAINNYA
• Alokasi vaksin dan logistik vaksinasi lainnya (Auto Disable Syringe/ADS,
Safety Box dan alcohol swab) bagi setiap puskesmas maupun fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya ditentukan berdasarkan data sasaran
yang terverifikasi melalui Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi COVID-
19.
• Alokasi pada tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota dilakukan dengan
mempertimbangkan estimasi wastage rate vaccine serta buffer stock
logistik yang memadai dalam rangka mendukung pelaksanaan
pelayanan vaksinasi COVID-19.
• Sebagai antisipasi bila terjadi syok anafilatik, maka setiap tempat
pelayanan wajib menyediakan 1 set perlengkapan anafilaktik, oksigen,
cairan dan infus set.
• Kebutuhan materi KIE : perhitungan berdasarkan pada kebutuhan.
Masker medis = jumlah petugas x jumlah hari
pelayanan x 2
(Ket: masker medis dapat digunakan maksimal selama 4 jam)
Sarung tangan (bila tersedia) = jumlah sasaran
*) sarung tangan harus diganti pd setiap sasaran
Face shield (bila tersedia)
= ((jumlah sasaran x (jumlah vaksinator+jumlah petugas skrining))
+ (jumlah nakes lain x jumlah sesi pelayanan)
Apron (bila tersedia) = sesuai kebutuhan
Kebutuhan logistik PPI
lainnya:
• Hand sanitizer = sesuai
kebutuhan
• Sabun cair dan air mengalir
= sesuai kebutuhan
• Cairan disinfektan = sesuai
kebutuhan
PERHITUNGAN KEBUTUHAN SERTA RENCANA
DISTRIBUSI VAKSIN DAN LOGISTIK LAINNYA
PERHITUNGAN KEBUTUHAN LOGISTIK LAINNYA
Perlu disusun rencana
distribusi vaksin dan
logistik lainnya
dengan
mencantumkan jadwal
distribusi serta
sumber pembiayaan
yang dibutuhkan.
Vaksin dan logistik
lainnya
didistribusikan
sampai ke Puskesmas
maupun fasilitas
pelayanan kesehatan
lainnya.
Seluruh pihak terkait
harus memastikan
jadwal pengiriman
vaksin dan logistik
lainnya dilaksanakan
tepat waktu dalam
rangka menjamin
ketersediaan vaksin
dan logistik lainnya di
tingkat provinsi,
kabupaten/kota serta
puskesmas dan
fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.
Prinsip pelaksanaan
tidak menganggu
distribusi vaksin dan
logistik untuk
pelayanan imunisasi
rutin.
Rencana Distribusi
Vaksin dan Logistik Lainnya
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
Puskesmas menyusun rencana advokasi,
sosialisasi dan koordinasi kepada seluruh
pihak baik lintas program maupun lintas
sektor terkait
Untuk meningkatkan kapasitas vaksinator
dan tenaga kesehatan lainnya yang
terlibat dalam pelaksanaan pelayanan,
serta pengelola program dan supervisor,
diperlukan pelatihan dengan melibatkan
instansi pelatihan kesehatan. Dinas
Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota perlu menyusun rencana
kegiatan pelatihan.
RENCANA ADVOKASI,
SOSIALISASI DAN PELATIHAN
Pengertian Advokasi
Advokasi kesehatan merupakan serangkaian kegiatan komunikasi
untuk mempengaruhi penentu kebijakan dengan cara: membujuk,
meyakinkan, menjual ide agar memberikan dukungan terhadap
upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat.
28
Lima pendekatan utama dalam advokasi kesehatan yaitu;
1. Melibatkan para pemimpin,
2. Bekerja dengan media massa,
3. Membangun kemitraan,
4. Memobilisasi masyarakat,
5. Membangun kapasitas
RENCANA ADVOKASI,
SOSIALISASI DAN PELATIHAN
RENCANA MONEV
Penilaian Kesiapan (Tool VIRAT)
Monitoring data cakupan setiap hari
Monitoring kualitas layanan
melalui kegiatan supervisi
Evaluasi pelaksanaan, evaluasi dampak melalui
surveilans COVID-19, dan Post Marketing
Surveillance atau PMS
RENCANA SUPERVISI
PENDANAAN
Pendanaan pelaksanaan kegiatan vaksinasi COVID-19 bersumber dari
APBN (Dekonsentrasi, DAK non fisik/BOK), APBD dan sumber lain
yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Kegiatan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 yang dibiayai oleh APBN,
APBD dan sumber lain yang sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan antara lain :
1. biaya operasional,
2. biaya distribusi vaksin dan logistik lainnya,
3. biaya pengembangan dan penyebarluasan materi KIE,
4. biaya penyelenggaraan pertemuan advokasi, koordinasi dan
sosialisasi,
5. bimbingan teknis dan monitoring, dan
6. surveilans KIPI
Pendanaan untuk pemantauan dan
penanggulangan Kejadian Ikutan
Pasca Vaksinasi COVID-19
dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara
atau sumber pendanaan lain yang
sah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
Pendanaan ini termasuk untuk
perawatan dan pengobatan
Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi
COVID-19
Penyusunan Rencana Operasional
Penjangkauan daerah Sulit
Kegiatan Vaksinasi
COVID-19 harus
menjangkau semua
sasaran sehingga Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota dan
Puskesmas perlu
melakukan pemetaan
wilayah sulit dan
menyusun rencana
operasionalnya
03
RANTAI DINGIN
Distribusi dari pusat sampai ke Tingkat Provinsi melalui udara atau darat menggunakan
kendaraan berpendingin khusus, cold box atau alat transportasi vaksin lainnya yang sesuai
dengan jenis vaksin COVID-19. Untuk peralatan pendukung dan logistik lainnya
menggunakan sarana pembawa lain yang standar, sesuai dengan ketentuan
Di Provinsi :
1. vaksin disimpan oleh instalasi farmasi dalam cold room, vaccine
refrigerator dan/atau tempat penyimpanan vaksin lainnya yang sesuai
dengan jenis vaksin COVID-19 pada suhu yg direkomendasikan
2. Logistik vaksinasi lainnya (seperti Auto Disable Syringe – ADS, Safety
Box, alcohol swab) disimpan pada area/ruang yg telah ditentukan di
dlm instalasi farmasi
Proses pengadaan :
1. vaksin
2. logistik vaksinasi (seperti Auto Disable Syringe – ADS, Safety
Box, alcohol swab)
SISTEM DISTRIBUSI VAKSIN COVID-19 (2)
Pusat (Kemenkes) sampai Provinsi
SISTEM DISTRIBUSI VAKSIN COVID-19 (3)
Provinsi ke Kabupaten/Kota
Distribusi vaksin dari Provinsi ke Kabupaten/Kota dilakukan dengan
kendaraan berpendingin khusus (beberapa Prov/Kab/Kota), cold box /
vaccine carrier atau alat transportasi vaksin lainnya yang sesuai
dengan jenis vaksin COVID-19. Untuk peralatan pendukung dan
logistik lainnya menggunakan sarana pembawa lain yang standar,
sesuai dengan ketentuan
Mekanisme distribusinya tergantung kebijakan dan ketersediaan
anggaran masing2 daerah :
1. Provinsi mengantarkan ke Kab/Kota
2. Kab/Kota mengambil dari provinsi sesuai jadwal tibanya vaksin
atau dibuat jadwal pengambilan sesuai alokasi
Di Kabupaten/Kota diterima oleh instalasi farmasi, kemudian:
1. vaksin disimpan dalam cold room, vaccine refrigerator atau
tempat penyimpanan vaksin lain sesuai jenis vaksin pada suhu yg
direkomendasikan sebelum didistribusikan ke faskes.
2. Logistik vaksinasi lainnya (seperti Auto Disable Syringe – ADS,
Safety Box, Kapas Alkohol) disimpan area/ruang yg ditentukan di
dlm instalasi farmasi
Kab/kota akan mendistribusikan
vaksin dan logistik lainnya ke
Rumah Sakit, Puskesmas,
KKP, Klinik atau Pos pelayanan
vaksinasi lainnya yang terdaftar
sebagai tempat pelayanan
vaksinasi Covid 19 dengan
menggunakan mobil box atau
puskesmas keliling, vaksin
ditempatkan pada vaccine
carrier atau alat transportasi
vaksin lainnya sesuai jenis
vaksin
SISTEM DISTRIBUSI VAKSIN COVID-19(4)
Kabupaten/Kota ke Puskesmas/Fasyankes/KKP
Di tk fasyankes, vaksin disimpan di
vaccine refrigerator atau tempat
penyimpanan vaksin sesuai dengan
jenis vaksin COVID-19. Peralatan
pendukung dan logistik lainnya
disimpan pada area/ruang yang telah
ditentukan di dalam instalasi farmasi
1. Distribusi vaksin wajib menggunakan cold box, vaccine carrier disertai dengan cool pack atau alat
transportasi vaksin lainnya yang sesuai dengan jenis vaksin COVID-19. Untuk peralatan
pendukung dan logistik lainnya menggunakan sarana pembawa lain yang standar, sesuai dengan
ketentuan;
2. Pada setiap cold box, vaccine carrier atau alat transportasi vaksin lainnya disertai dengan alat
pemantau suhu;
3. Lakukan tindakan disinfeksi pada permukaan cold box, vaccine carrier atau alat transportasi
vaksin lainnya dengan menggunakan cairan disinfektan yang sesuai standar;
4. Menggunakan masker bedah/masker medis dan apabila diperlukan memakai sarung tangan pada
saat melakukan penataan vaksin di vaccine refrigerator atau tempat penyimpanan vaksin lainnya;
5. Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer sebelum dan
sesudah menangani vaksin dan logistik vaksinasi lainnya; dan
6. Penyimpanan vaksin serta logistik vaksinasi lainnya mengacu pada Standar Prosedur
Operasional (SPO) yang berlaku.
SOP Distribusi Vaksin dan Logistik
Penyimpanan Vaksin
dalam Vaccine Refrigerator
Berdasarkan prosedur/manajemen
penyimpanannya, vaksin COVID-19 dibagi
menjadi 3 yaitu :
1. vaksin COVID-19 dengan suhu penyimpanan
2-8 °C,
2. vaksin COVID-19 dengan suhu penyimpanan
-20 °C (vaksin mRNA, Moderna), dan
3. vaksin COVID-19 dengan suhu penyimpanan
-70 °C (vaksin mRNA, Pfizer).
Penyimpanan Vaksin
dalam Vaccine Refrigerator
1. Ruang penyimpanan harus terhindar dari paparan sinar matahari
langsung.
2. Penyimpanan vaksin COVID-19 diatur sedemikian rupa untuk
menghindari kesalahan pengambilan, perlu disimpan secara terpisah
dalam rak atau keranjang vaksin yang berbeda agar tidak tertukar
dengan vaksin rutin. Apabila memungkinkan, vaksin COVID-19 disimpan
dalam vaccine refrigerator yang berbeda, dipisahkan dengan vaksin
rutin.
3. Penyimpanan vaksin bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang belum
memiliki vaccine refrigerator standar (buka atas sesuai Pre-Kualifikasi
WHO), masih dapat memanfaatkan lemari es domestik/ rumah tangga,
dimana penataan vaksin dilakukan berdasarkan penggolongan
sensitivitas terhadap suhu dan sesuai manajemen vaksin yang efektif.
4. Vaksin tidak boleh diletakkan dekat dengan evaporator
Suhu 2-8 °C
Contoh Penyimpanan Vaksin
DT
IPV
Td
COVID
COVID
COVID
Jangan
menyimpan
vaksin di
pintu
IPV
COV
ID
Suhu 2-8 °C
Penyimpanan Vaksin
dalam Vaccine Refrigerator
1. Ruang penyimpanan harus terhindar dari paparan sinar
matahari langsung. Penyimpanan vaksin COVID-19 diatur
sedemikian rupa untuk menghindari kesalahan pengambilan,
perlu disimpan secara terpisah dalam rak atau keranjang
vaksin yang berbeda agar tidak tertukar dengan vaksin rutin.
Apabila memungkinkan, vaksin COVID-19 disimpan dalam
freezer atau vaccine refrigerator yang berbeda, dipisahkan
dengan vaksin rutin.
2. Vaksin dapat bertahan selama 30 hari pada suhu 2-8 °C. Pada
vaccine refrigerator, letakkan vaksin dekat dengan
evaporator.
Suhu -20 °C
Penyimpanan Vaksin
dalam Vaccine Refrigerator
• Penyimpanan jenis vaksin COVID-19 ini membutuhkan sarana Ultra Cold Chain (UCC).
Ruang penyimpanan harus terhindar dari paparan sinar matahari langsung.
• Sarana UCC yang dimaksud adalah freezer dengan suhu sangat rendah (Ultra Low
Temperature/ULT) dan alat transportasi vaksin khusus.
• Alat transportasi vaksin UCC (berupa kontainer pasif) terdiri dari dua yaitu Arktek
menggunakan kotak dingin berupa PCM (Phase-Change Materials) dan thermoshipper
menggunakan dry ice. PCM dan dry ice berfungsi mempertahankan suhu dingin.
• Pada lokasi yang menjadi pusat penyimpanan UCC (UCC Hub) dibutuhkan sarana yaitu:
• Freezer ULT ukuran besar -85 °C (500 sampai dengan 700 liters, kapasitas muatan
sampai dengan 25,000 vial).
• Freezer ULT ukuran kecil -85 °C sebagai cadangan dan menyimpan paket PCM pada
-85 ° C.
• Pada lokasi yang menjadi pusat penyimpanan jarak jauh dibutuhkan sarana yaitu:
• Freezer UTL -85 ° C kecil (masing-masing 70 liter).
• Alat transportasi vaksin khusus (Arktek) untuk penyimpanan jangka pendek (hingga 5
hari) dengan suhu -70 °C.
Suhu -70 °C
Penyimpanan Vaksin
dalam Vaccine Refrigerator
Suhu -70 °C
Penyimpanan Vaksin
dalam Vaccine Refrigerator
• PCM terdiri dari beberapa jenis yaitu:
• PCM khusus freezer ULT (-80 ° C) untuk UCC
Isi kemasan dengan cairan PCM dan bekukan sebelumnya pada -20 ° C.
Selesaikan pembekuan pada ULT pada -85 ° C setidaknya selama 24
jam. Digunakan untuk transportasi dan penyimpanan sementara.
• Cairan CO2/Dry ice (-78°C) untuk UCC
Simpan pada suhu -80 ° C menggunakan freezer ULT atau kontainer
khusus. Digunakan untuk transportasi dan penyimpanan sementara.
• Air/es (0°C) untuk cold chain tradisional
Isi packs dengan air dan bekukan pada suhu -1 ° C. Digunakan untuk
menjaga vaksin tetap dingin selama transportasi atau selama sesi
pelayanan.
• Petugas harus menggunakan APD berupa cryogenic gloves dalam melakukan
penataan dan pengambilan vaksin.
Suhu -70 °C
Pemantauan Suhu
1. Pemantauan suhu sebaiknya dilakukan
lebih sering, lebih dari 2 kali dalam
sehari, pastikan suhu tetap 2-8 0C.
2. Catat hasil monitoring suhu pada grafik
pemantauan suhu.
3. Apabila menggunakan alat pemantau
dan perekam suhu terus menerus
secara jarak jauh yang sudah terhubung
dengan aplikasi SMILE, maka petugas
dapat memantau suhu dari jarak jauh
melalui aplikasi.
4. Alat transportasi vaksin UCC harus
dilengkapi dengan datalogger.
MEKANISME
Suhu dalam penyimpanan
vaksin harus terjaga sesuai
dengan yang
direkomendasikan
Perlu dilakukan pemantauan
suhu menggunakan alat
pemantau suhu
1. Alat pemantau suhu (termometer, termometer muller, dll);
2. Alat pemantau dan perekam suhu terus menerus;
3. Alat pemantau dan perekam suhu dengan teknologi
Internet of Things (IoT) terus menerus secara jarak jauh
Jenis Alat Pemantau Suhu
• Pengelola program imunisasi atau koordinator imunisasi (korim) menyiapkan vaksin untuk
dibawa ke ruang vaksinasi atau tempat pelayanan. Vaksin dibawa menggunakan kontainer
pasif yaitu vaccine carrier atau untuk vaksin dengan prosedur penyimpanan UCC
menggunakan Arktek dan PCM atau thermoshipper dan dry ice.
• Saat pelayanan, kontainer pasif jangan terpapar sinar matahari langsung. Pastikan kontainer
pasif dalam keadaan bersih sebelum digunakan. Untuk penggunaan vaccine carrier, vaksin
yang sudah dipakai ditempatkan pada spons atau busa penutup vaccine carrier, sedangkan
vaksin yang belum dipakai tetap disimpan di dalam vaccine carrier
Pengelolaan Vaksin pada saat Pelayanan
• Vaksin yang akan dipakai harus dipantau kualitasnya dengan memperhatikan: belum
kadaluarsa, disimpan dalam suhu yang direkomendasikan, label masih ada, dan tidak
terendam air.
• Vaksin yang belum terbuka diberi tanda dan dibawa kembali ke ruang penyimpanan untuk
disimpan di dalam vaccine refrigerator pada suhu yang direkomendasikan. Vaksin tersebut
didahulukan penggunaannya pada pelayanan berikutnya.
• Untuk vaksin dengan kemasan multidosis, penting untuk mencantumkan tanggal dan
waktu pertama kali vaksin dibuka atau diencerkan.
• Untuk pelayanan dalam gedung atau di fasilitas pelayanan kesehatan maka vaksin yang
sudah dibuka dapat bertahan selama 6 jam dalam vaccine carrier atau kontainer pasif
yang digunakan.
• Untuk pelayanan luar gedung, vaksin yang sudah dibuka dapat bertahan selama 6 jam
dalam atau kontainer pasif yang digunakan, namun apabila sesi pelayanan selesai dalam
waktu kurang dari 6 jam maka vaksin yang sudah dibuka harus dibuang, tidak boleh
disimpan kembali di vaccine refrigerator.
Pengelolaan Vaksin pada saat Pelayanan
• Saat sesi pelayanan sudah selesai setiap harinya, petugas bertanggung jawab
mengembalikan sisa vaksin yang belum dibuka dan vaccine carrier ke ruang
penyimpanan di puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan
SOP, sedangkan safety box yang telah terisi disimpan di ruangan/tempat
khusus yang diperuntukkan untuk menyimpan sementara limbah medis
sebelum dikelola/dimusnahkan, jauh dari jangkauan pengunjung terutama
anak-anak. Jangan menyimpan kembali vaksin yang sudah dibuka/dilarutkan
dalam tempat penyimpanan vaksin.
Pengelolaan Vaksin pada saat Pelayanan
Penyimpanan Logistik Lainnya
1. Selain vaksin, pelaksanaan vaksinasi COVID-19 juga membutuhkan
logistik lainnya yang meliputi ADS, safety box, dan alcohol swab
dimana juga memerlukan tata kelola yg baik. Selain manajemen
yang baik juga diperlukan gudang penyimpanan yang memadai.
2. Dalam penyimpanan logistik ini harus dipastikan kondisi fisik dan
keamanan barang dan kemasannya, di semua tingkat fasilitas
penyimpanan, hingga digunakan oleh masyarakat.
3. Perhatikan kadaluwarsa setiap barang. Khusus untuk ADS,
pengiriman atau pemakaiannya harus mengikuti prinsip EEFO (Early
Expired First Out), dimana barang yang akan kadaluwarsa,
diutamakan untuk dikirim/dipakai terlebih dahulu. Petugas tidak
boleh mengeluarkan/memakai ADS jika sudah lewat tanggal
kadaluwarsa.
Bagi petugas yang mengalami kesulitan
dalam menggunakan salah satu aplikasi
dalam Sistem Informasi Satu Data
Vaksinasi dapat menghubungi
Call Centre 021-3808888
atau WA 0812-11000510
Format-format, panduan dan materi
pelatihan/sosialisasi dapat diunduh pada
tautan: http://bit.ly/LampiranJuknisVC19
TERIMA KASIH
PENUGASAN
•Menyampaikan update pelaksanaan
tahapan-tahapan perencanaan di masing-
masing fasyankes/dinas
•Membuat SOP manajemen vaksin untuk
vaksin yg disimpan pada suhu 2-8 °C, -20 °C
dan -70 °C

More Related Content

Similar to RANTAI DINGIN

PAPARAN VAKSIN COVID19 KEDALUWARSA 19 AGUSTUS 2022.pdf
PAPARAN VAKSIN COVID19 KEDALUWARSA 19 AGUSTUS 2022.pdfPAPARAN VAKSIN COVID19 KEDALUWARSA 19 AGUSTUS 2022.pdf
PAPARAN VAKSIN COVID19 KEDALUWARSA 19 AGUSTUS 2022.pdfpuskesmaskotamedan
 
PIS-PK masa Pandemi COVID19_090620.pptx
PIS-PK masa Pandemi COVID19_090620.pptxPIS-PK masa Pandemi COVID19_090620.pptx
PIS-PK masa Pandemi COVID19_090620.pptxssuser7f86f1
 
Materi sosialisasi peran bhabinkamtibmas dan Babinsa
Materi sosialisasi peran bhabinkamtibmas dan BabinsaMateri sosialisasi peran bhabinkamtibmas dan Babinsa
Materi sosialisasi peran bhabinkamtibmas dan BabinsaMichael Dennys
 
SOSIALISASI VAKSINASI REMAJA (12 - 17 TAHUN).pptx
SOSIALISASI VAKSINASI REMAJA (12 - 17 TAHUN).pptxSOSIALISASI VAKSINASI REMAJA (12 - 17 TAHUN).pptx
SOSIALISASI VAKSINASI REMAJA (12 - 17 TAHUN).pptxFrizalM
 
Surat Edaran Tengtang Kewaspadaan Terhadap Lonjakan Kasus Covid 19.pdf
Surat Edaran Tengtang Kewaspadaan Terhadap Lonjakan Kasus Covid 19.pdfSurat Edaran Tengtang Kewaspadaan Terhadap Lonjakan Kasus Covid 19.pdf
Surat Edaran Tengtang Kewaspadaan Terhadap Lonjakan Kasus Covid 19.pdfssuser75ed35
 
2.-Paparan-Insentif-Nakes-17-Feb-2021-KAROREN.pdf
2.-Paparan-Insentif-Nakes-17-Feb-2021-KAROREN.pdf2.-Paparan-Insentif-Nakes-17-Feb-2021-KAROREN.pdf
2.-Paparan-Insentif-Nakes-17-Feb-2021-KAROREN.pdffatiyaauliannisa
 
#1 Kebijakan HR, Komponen 10 Hanum.pptx
#1 Kebijakan HR, Komponen 10 Hanum.pptx#1 Kebijakan HR, Komponen 10 Hanum.pptx
#1 Kebijakan HR, Komponen 10 Hanum.pptxssuser1519bc
 
Kebijakan Pemberian Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.ppt
Kebijakan Pemberian Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.pptKebijakan Pemberian Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.ppt
Kebijakan Pemberian Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.pptveronica235175
 
Kebijakan Vaksinasi COVID-19 31 Agustus 2021-converted.pptx
Kebijakan Vaksinasi COVID-19 31 Agustus 2021-converted.pptxKebijakan Vaksinasi COVID-19 31 Agustus 2021-converted.pptx
Kebijakan Vaksinasi COVID-19 31 Agustus 2021-converted.pptxKhoirunnisaPuarada
 
Roadmap Pelaksanaan Imunisasi COVID-19 BPSDM
Roadmap Pelaksanaan Imunisasi COVID-19 BPSDMRoadmap Pelaksanaan Imunisasi COVID-19 BPSDM
Roadmap Pelaksanaan Imunisasi COVID-19 BPSDMCIkumparan
 
Paparan KMK 5673 Th 2021 Juknis Klaim COVID-19.pptx
Paparan KMK 5673 Th 2021 Juknis Klaim COVID-19.pptxPaparan KMK 5673 Th 2021 Juknis Klaim COVID-19.pptx
Paparan KMK 5673 Th 2021 Juknis Klaim COVID-19.pptxEdySulistiawan2
 
3. Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.pdf
3. Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.pdf3. Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.pdf
3. Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.pdfRomaUlina5
 
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdfMuharinaMuharina
 
Permenkes Nomor 84 Tahun 2020
Permenkes Nomor 84 Tahun 2020Permenkes Nomor 84 Tahun 2020
Permenkes Nomor 84 Tahun 2020CIkumparan
 
show (6) (1).pdf
show (6) (1).pdfshow (6) (1).pdf
show (6) (1).pdfodongsaja
 
5. Bab V_REVISI_29 JUNI 2021 5.5.1-3.pdf
5. Bab V_REVISI_29 JUNI 2021 5.5.1-3.pdf5. Bab V_REVISI_29 JUNI 2021 5.5.1-3.pdf
5. Bab V_REVISI_29 JUNI 2021 5.5.1-3.pdfEllenRatucoreh
 
1. NTP_Kebijakan Program TBC_WS IAI_25Jul23_v5@4pm.pdf
1. NTP_Kebijakan Program TBC_WS IAI_25Jul23_v5@4pm.pdf1. NTP_Kebijakan Program TBC_WS IAI_25Jul23_v5@4pm.pdf
1. NTP_Kebijakan Program TBC_WS IAI_25Jul23_v5@4pm.pdfpandu985517
 
2 SK INDIKATOR MUTU PPI.docx
2 SK INDIKATOR MUTU PPI.docx2 SK INDIKATOR MUTU PPI.docx
2 SK INDIKATOR MUTU PPI.docxSANTOSA15
 
Kebijakan dan strategi pelayanan kb di era covid 19 dnr
Kebijakan dan strategi pelayanan kb di era covid 19 dnrKebijakan dan strategi pelayanan kb di era covid 19 dnr
Kebijakan dan strategi pelayanan kb di era covid 19 dnrzazankie
 

Similar to RANTAI DINGIN (20)

SOP (1).pptx
SOP (1).pptxSOP (1).pptx
SOP (1).pptx
 
PAPARAN VAKSIN COVID19 KEDALUWARSA 19 AGUSTUS 2022.pdf
PAPARAN VAKSIN COVID19 KEDALUWARSA 19 AGUSTUS 2022.pdfPAPARAN VAKSIN COVID19 KEDALUWARSA 19 AGUSTUS 2022.pdf
PAPARAN VAKSIN COVID19 KEDALUWARSA 19 AGUSTUS 2022.pdf
 
PIS-PK masa Pandemi COVID19_090620.pptx
PIS-PK masa Pandemi COVID19_090620.pptxPIS-PK masa Pandemi COVID19_090620.pptx
PIS-PK masa Pandemi COVID19_090620.pptx
 
Materi sosialisasi peran bhabinkamtibmas dan Babinsa
Materi sosialisasi peran bhabinkamtibmas dan BabinsaMateri sosialisasi peran bhabinkamtibmas dan Babinsa
Materi sosialisasi peran bhabinkamtibmas dan Babinsa
 
SOSIALISASI VAKSINASI REMAJA (12 - 17 TAHUN).pptx
SOSIALISASI VAKSINASI REMAJA (12 - 17 TAHUN).pptxSOSIALISASI VAKSINASI REMAJA (12 - 17 TAHUN).pptx
SOSIALISASI VAKSINASI REMAJA (12 - 17 TAHUN).pptx
 
Surat Edaran Tengtang Kewaspadaan Terhadap Lonjakan Kasus Covid 19.pdf
Surat Edaran Tengtang Kewaspadaan Terhadap Lonjakan Kasus Covid 19.pdfSurat Edaran Tengtang Kewaspadaan Terhadap Lonjakan Kasus Covid 19.pdf
Surat Edaran Tengtang Kewaspadaan Terhadap Lonjakan Kasus Covid 19.pdf
 
2.-Paparan-Insentif-Nakes-17-Feb-2021-KAROREN.pdf
2.-Paparan-Insentif-Nakes-17-Feb-2021-KAROREN.pdf2.-Paparan-Insentif-Nakes-17-Feb-2021-KAROREN.pdf
2.-Paparan-Insentif-Nakes-17-Feb-2021-KAROREN.pdf
 
#1 Kebijakan HR, Komponen 10 Hanum.pptx
#1 Kebijakan HR, Komponen 10 Hanum.pptx#1 Kebijakan HR, Komponen 10 Hanum.pptx
#1 Kebijakan HR, Komponen 10 Hanum.pptx
 
Kebijakan Pemberian Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.ppt
Kebijakan Pemberian Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.pptKebijakan Pemberian Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.ppt
Kebijakan Pemberian Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.ppt
 
Kebijakan Vaksinasi COVID-19 31 Agustus 2021-converted.pptx
Kebijakan Vaksinasi COVID-19 31 Agustus 2021-converted.pptxKebijakan Vaksinasi COVID-19 31 Agustus 2021-converted.pptx
Kebijakan Vaksinasi COVID-19 31 Agustus 2021-converted.pptx
 
Roadmap Pelaksanaan Imunisasi COVID-19 BPSDM
Roadmap Pelaksanaan Imunisasi COVID-19 BPSDMRoadmap Pelaksanaan Imunisasi COVID-19 BPSDM
Roadmap Pelaksanaan Imunisasi COVID-19 BPSDM
 
Paparan KMK 5673 Th 2021 Juknis Klaim COVID-19.pptx
Paparan KMK 5673 Th 2021 Juknis Klaim COVID-19.pptxPaparan KMK 5673 Th 2021 Juknis Klaim COVID-19.pptx
Paparan KMK 5673 Th 2021 Juknis Klaim COVID-19.pptx
 
3. Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.pdf
3. Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.pdf3. Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.pdf
3. Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.pdf
 
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf
 
Permenkes Nomor 84 Tahun 2020
Permenkes Nomor 84 Tahun 2020Permenkes Nomor 84 Tahun 2020
Permenkes Nomor 84 Tahun 2020
 
show (6) (1).pdf
show (6) (1).pdfshow (6) (1).pdf
show (6) (1).pdf
 
5. Bab V_REVISI_29 JUNI 2021 5.5.1-3.pdf
5. Bab V_REVISI_29 JUNI 2021 5.5.1-3.pdf5. Bab V_REVISI_29 JUNI 2021 5.5.1-3.pdf
5. Bab V_REVISI_29 JUNI 2021 5.5.1-3.pdf
 
1. NTP_Kebijakan Program TBC_WS IAI_25Jul23_v5@4pm.pdf
1. NTP_Kebijakan Program TBC_WS IAI_25Jul23_v5@4pm.pdf1. NTP_Kebijakan Program TBC_WS IAI_25Jul23_v5@4pm.pdf
1. NTP_Kebijakan Program TBC_WS IAI_25Jul23_v5@4pm.pdf
 
2 SK INDIKATOR MUTU PPI.docx
2 SK INDIKATOR MUTU PPI.docx2 SK INDIKATOR MUTU PPI.docx
2 SK INDIKATOR MUTU PPI.docx
 
Kebijakan dan strategi pelayanan kb di era covid 19 dnr
Kebijakan dan strategi pelayanan kb di era covid 19 dnrKebijakan dan strategi pelayanan kb di era covid 19 dnr
Kebijakan dan strategi pelayanan kb di era covid 19 dnr
 

Recently uploaded

ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxHikmaLavigne
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritisfidel377036
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfBekti5
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Arif Fahmi
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptab368
 

Recently uploaded (12)

ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
 

RANTAI DINGIN

  • 1. PERENCANAAN DAN RANTAI DINGIN VAKSINASI COVID 19
  • 2. PELATIHAN TATA LAKSANA VAKSINASI COVID-19 BAGI VAKSINATOR Di FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PERENCANAAN DAN RANTAI DINGIN VAKSINASI COVID 19 Golkar Perangin-Angin, SKM, MKM Widyaiswara Bapelkes Sumsel
  • 3. BIODA TA Riwayat Pekerjaan Golkar Perangin-Angin, SKM, MKM HP : 0812-7808-234  Pendidikan : FKM UNDIP Semarang (Epidemiologi dan Penyakit Tropis) Pasca FKM UNSRI (Epidemiologi dan Biostatistik)  Staf Dinkes MUBA: 2002 s/d 2007  Kasie Yankes Khusus Dinkes MUBA : 2007 s/d 2008  Kasie Jaminan-Promkes Dinkes MUBA : 2008 - 2012  Kasie Diklat Dinkes MUBA : 2012 s/d 2013  Staf Bapelkes Sumsel 2013 sd 2014  Widyaiswara Muda di Bapelkes Sumsel  Email : perangingolkar@yahoo.com
  • 4. Tujuan Pembelajaran Tujuan Umum: Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat: - Mengetahui, Memahami dan Melakukan Penyusunan Perencanaan serta Manajemen Vaksin dan Logistik Vaksinasi COVID-19 sesuai standar
  • 5. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat: 1. Mengetahui dan menentukan tempat pelayanan vaksinasi COVID-19 2. Mengetahui dan menyusun jadwal pelayanan vaksinasi COVID-19 3. Mengetahui dan memahami kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan vaksinasi COVID-19 4. Mengetahui, memahami dan menyusun rencana kegiatan advokasi, sosialisasi dan pelatihan serta monitoring dan evaluasi untuk pelaksanaan vaksinasi COVID-19 5. Mengetahui, memahami dan melakukan mekanisme distribusi serta manajemen vaksin dan logistik vaksinasi COVID-19 sesuai prosedur
  • 7. PETUGAS PUBLIK MASYARAKAT LAINNYA MASYARAKAT RENTAN PETUGAS KESEHATAN Vaksinasi dilakukan untuk tenaga kesehatan dan tenaga penunjang di fasyankes tersebar di 34 provinsi Masyarakat di daerah dengan resiko penularan tinggi Dengan pendekatan kluster sesuai dengan ketersediaan vaksin 1 2 3 4 1,3 Jt 21,5 Jt 63,9 jt 77,4 jt Catatan: 1. Vaksinasi dilakukan pada tahap awal untuk tenaga Kesehatan dan dilajutkan dengan masyarakat usia 18-59 tahun 2. Umur 60 tahun* ke atas akan divaksinasi setelah mendapatkan informasi keamanan vaksin untuk kelompok umur tersebut (mis. tertuang EUA/data hasil uji klinis tahap 3) 3. Vaksinasi dapat dilakukan juga terhadap komorbid tertentu (sesuai rekomendasi ahli) PENTAHAPAN KELOMPOK PRIORITAS PENERIMA VAKSINASI LANSIA* 17,4 Jt WAVE I : PERIODE VAKSINASI JAN - APR 2021 WAVE II : PERIODE VAKSINASI APR 2021 - MAR 2022
  • 8. Penyusunan Perencanaan Perencanaan disusun dengan memperhitungkan data dasar (jumlah fasilitas pelayanan kesehatan/pos pelayanan vaksinasi, tenaga pelaksana, daerah sulit, dll) Proses penyusunan perencanaan pelaksanaan vaksinasi dilakukan oleh masing- masing jenjang administrasi Perencanaan didukung oleh Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi COVID-19 2 3 1
  • 10. PENDATAAN SASARAN Penentuan jumlah sasaran per kelompok penerima vaksin dilakukan melalui pertimbangan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC- PEN). Penetapan jumlah sasaran per kelompok penerima vaksin untuk tingkat provinsi dan kabupaten/kota akan menjadi dasar dalam penentuan alokasi serta distribusi vaksin dan logistik vaksinasi dengan juga mempertimbangkan cadangan sesuai kebutuhan. Melalui Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi COVID-19 dilakukan penyaringan data (filtering) sehingga diperoleh sasaran kelompok penerima vaksin COVID-19 sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Pendataan sasaran penerima vaksin dilakukan secara top-down melalui Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi COVID-19 yang bersumber dari Kementerian/Lembaga terkait atau sumber lainnya meliputi nama, Nomor Induk Kependudukan, dan alamat tempat tinggal sasaran.
  • 11. PENDATAAN DAN PENETAPAN FASYANKES PELAKSANA VAKSINASI COVID-19 Fasilitas Pelayanan Kesehatan milik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah daerah Kabupaten/Kota atau milik masyarakat/swasta yang memenuhi persyaratan: 1. Puskesmas, puskesmas pembantu; 2. Klinik; 3. Rumah sakit; dan/atau 4. Unit pel-kes di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) KRITERIA 1. memiliki tenaga kesehatan pelaksana vaksinasi COVID-19; 2. memiliki sarana rantai dingin sesuai dengan jenis Vaksin COVID-19 yang digunakan atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan 3. memiliki izin operasional Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau penetapan oleh Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Fasilitas pelayanan Kesehatan yang tidak dapat memenuhi persyaratan poin 2 dapat menjadi tempat pelayanan vaksinasi COVID- 19 namun dikoordinasi oleh puskesmas setempat
  • 12. PENDATAAN DAN PENETAPAN FASYANKES PELAKSANA VAKSINASI COVID-19 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pendataan fasilitas pelayanan kesehatan yang akan menjadi tempat pelaksanaan pelayanan vaksinasi COVID-19 melalui upaya koordinasi dengan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan meliputi: 1. Pendataan tenaga pelaksana, 2. Pendataan jadwal pelayanan, dan 3. Pendataan peralatan rantai dingin yang tersedia di setiap fasilitas pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kemudian melakukan penilaian terhadap fasilitas pelayanan kesehatan dan melakukan penetapan melalui SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta menginput data tersebut ke dalam aplikasi Pcare Vaksinasi
  • 13. PENDATAAN DAN PENETAPAN FASYANKES PELAKSANA VAKSINASI COVID-19 Tenaga Pelaksana dan Jadwal Pelayanan Satu tim pelaksana per sesi terdiri dari: 1.Petugas pendaftaran/verifikasi 2.Petugas untuk melakukan skrining (anamnesa), pemeriksaan fisik sederhana dan pemberian edukasi; 3.Petugas pemberi vaksinasi COVID-19 dibantu oleh petugas yang menyiapkan vaksin 4.Petugas untuk melakukan observasi pasca vaksinasi COVID-19 serta pemberian tanda selesai dan kartu vaksinasi COVID-19; 5.Petugas untuk melakukan pencatatan hasil vaksinasi COVID-19; 6.Petugas untuk melakukan pengelolaan limbah medis; dan/atau 7.Petugas untuk mengatur alur kelancaran pelayanan vaksinasi COVID-19 Jadwal Layanan (hari pelayanan, jml sesi pelayanan per hari, jam dan kuota sasaran per sesi pelayanan) • Rangkaian pemeriksaan dan pelayanan Vaksinasi COVID-19 untuk satu orang diperkirakan sekitar 15 menit. • Satu vaksinator (perawat, bidan, dan dokter) diperkirakan mampu memberikan pelayanan maksimal 40 - 70 sasaran per hari. • Dalam satu hari dapat dilaksanakan beberapa sesi pelayanan dengan jumlah sasaran per sesi pelayanan adalah sekitar 10-20 orang.
  • 14. PENDATAAN DAN PENETAPAN FASYANKES PELAKSANA VAKSINASI COVID-19 Inventarisasi Peralatan Rantai Dingin Pengelola program imunisasi dan/atau logistik Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kabupaten/Kota harus melakukan inventarisasi jumlah dan kondisi : 1. vaccine refrigerator, 2. cool pack, 3. cold box, 4. vaccine carrier 5. alat pemantau suhu Mengidentifikasi kekurangannya di tingkat provinsi, kabupaten/kota, puskesmas maupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
  • 17. PENDATAAN DAN PENETAPAN FASYANKES PELAKSANA VAKSINASI COVID-19 • Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kemudian melakukan penilaian terhadap fasilitas pelayanan kesehatan dan melakukan penetapan melalui SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta menginput data tersebut ke dalam aplikasi Pcare Vaksinasi. • Bila fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam memberikan vaksinasi bagi seluruh sasaran dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan tidak memenuhi persyaratan maka Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan puskesmas dapat membuka pos pelayanan vaksinasi COVID- 19 1.Puskesmas mengusulkan pos pelayanan vaksinasi COVID-19 ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pos pelayanan vaksinasi merupakan pos layanan luar gedung (area/tempat di luar fasilitas pelayanan kesehatan). 2.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menetapkan daftar pos pelayanan vaksinasi melalui SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta menginput data tersebut ke dalam aplikasi Pcare Vaksinasi. 3.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan puskesmas harus memastikan ketersediaan tenaga pelaksana serta sarana rantai dingin yang memadai untuk melaksanakan pelayanan vaksinasi COVID-19 yang aman dan berkualitas. 4.Pelaksanaan pelayanan vaksinasi di pos pelayanan vaksinasi harus memenuhi standar pelayanan vaksinasi COVID-19. Masing-masing pos pelayanan vaksinasi juga melaksanakan pencatatan dan pelaporan tersendiri, terpisah dari puskesmas yang menjadi koordinatornya.
  • 18. INPUT DATA FASYANKES Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menetapkan dalam bentuk SK Penunjukan dan menginput data ke dalam aplikasi Pcare Vaksinasi 1. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan Kantor Cabang BPJS Kesehatan setempat untuk mendapatkan hak akses (username dan password) aplikasi Pcare Vaksinasi. 2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengakses aplikasi Pcare Vaksinasi melalui alamat https://pcare.bpjs- kesehatan.go.id/vaksin/ menggunakan browser yang terdapat pada komputer/laptop/handphone yang terkoneksi internet, kemudian log in menggunakan username dan password yang sudah didapatkan. 3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengentrikan daftar fasilitas pelayanan kesehatan dan pos pelayanan vaksinasi yang telah ditetapkan pada aplikasi Pcare Vaksinasi. Data yang dientri meliputi nama fasilitas pelayanan kesehatan, jadwal layanan vaksinasi, kapasitas layanan per-sesi, nama dan nomor handphone PIC layanan vaksinasi di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut. 4. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota membuatkan atau menambahkan hak akses (username dan password) Pcare user fasilitas kesehatan bagi fasilitas pelayanan kesehatan baru atau fasilitas pelayanan kesehatan yang belum bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. 5. Detail penggunaan aplikasi Pcare Vaksinasi untuk pendataan fasyankes dapat dilihat pada User Manual dengan mengunduh pada tautan http://bit.ly/LampiranJuknisVC19 dengan password $ppt12020.
  • 19. Penginputan Fasyankes yang akan Memberikan Pelayanan Vaksinasi COVID-19 pada Aplikasi PCare
  • 20. Registrasi dan Verifikasi Sasaran Data sasaran vaksinasi program diperoleh secara top-down melalui Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi COVID-19 1. Sasaran menerima notifikasi via SMS Blast 2. Konfirmasi atau registrasi ulang sasaran, termasuk memilih tempat dan jadwal layanan 3. Tiket elektronik bagi sasaran terverifikasi Data sasaran beserta penjadwalan vaksinasi masing-masing sasaran dapat diakses oleh petugas Puskesmas maupun Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya melalui aplikasi Pcare Untuk memastikan tingginya Indeks Pemakaian (IP) vaksin, maka puskesmas dan fasilitas pelayanan Kesehatan lainnya dapat menghubungi sasaran sebelum hari pelayanan untuk memastikan kembali kedatangannya
  • 21. PROSES NOTIFIKASI DAN REGISTRASI ULANG SASARAN 1. Sasaran penerima vaksinasi akan menerima notifikasi/pemberitahuan melalui SMS Blast dengan ID pengirim: PEDULICOVID, selanjutnya sasaran akan melakukan registrasi ulang untuk memilih tempat serta jadwal layanan melalui SMS 1199, UMB *119#, aplikasi Pedulilindungi, web pedulilindungi.id atau melalui Babinsa/Babinkamtibmas setempat. Layanan SMS dan UMB tidak dikenakan biaya (gratis). Sasaran yang tidak memiliki HP akan dikompilasi datanya untuk kemudian dilakukan verifikasi oleh Babinsa/Babinkamtibmas dengan melibatkan Lurah, Kepala Dusun, Ketua RT/RW serta Puskesmas setempat. 2. Registrasi ulang sebagaimana dimaksud angka 1 meliputi juga upaya verifikasi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan oleh sistem untuk mengonfirmasi domisili serta self- screening sederhana terhadap penyakit penyerta yang diderita. Sasaran dengan komorbid tertentu tidak dapat diberikan vaksinasi (penjelasan rinci mengenai komorbid dijelaskan pada Bab III). Verifikasi bagi sasaran yang tidak melakukan registrasi ulang akan dilakukan oleh Babinsa/Babinkamtibmas dengan melibatkan Lurah, Kepala Dusun, Ketua RT/RW serta Puskesmas setempat. 3. Setelah sasaran melakukan verifikasi, sasaran memilih lokasi pelaksanaan dan jadwal vaksinasi. Selanjutnya, Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi COVID-19 akan mengirimkan tiket elektronik sebagai undangan kepada masing-masing sasaran penerima vaksin COVID-19 yang telah terverifikasi.
  • 22. Data sasaran dapat diunduh menjadi file excel dengan mengklik tombol hijau ini Diisi dengan username dan password yang diberikan BPJS Kantor Cabang Pilih Menu ini Cara Melihat Data Sasaran pada PCare
  • 23. PERHITUNGAN KEBUTUHAN SERTA RENCANA DISTRIBUSI VAKSIN DAN LOGISTIK LAINNYA • Alokasi vaksin dan logistik vaksinasi lainnya (Auto Disable Syringe/ADS, Safety Box dan alcohol swab) bagi setiap puskesmas maupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya ditentukan berdasarkan data sasaran yang terverifikasi melalui Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi COVID- 19. • Alokasi pada tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota dilakukan dengan mempertimbangkan estimasi wastage rate vaccine serta buffer stock logistik yang memadai dalam rangka mendukung pelaksanaan pelayanan vaksinasi COVID-19. • Sebagai antisipasi bila terjadi syok anafilatik, maka setiap tempat pelayanan wajib menyediakan 1 set perlengkapan anafilaktik, oksigen, cairan dan infus set. • Kebutuhan materi KIE : perhitungan berdasarkan pada kebutuhan.
  • 24. Masker medis = jumlah petugas x jumlah hari pelayanan x 2 (Ket: masker medis dapat digunakan maksimal selama 4 jam) Sarung tangan (bila tersedia) = jumlah sasaran *) sarung tangan harus diganti pd setiap sasaran Face shield (bila tersedia) = ((jumlah sasaran x (jumlah vaksinator+jumlah petugas skrining)) + (jumlah nakes lain x jumlah sesi pelayanan) Apron (bila tersedia) = sesuai kebutuhan Kebutuhan logistik PPI lainnya: • Hand sanitizer = sesuai kebutuhan • Sabun cair dan air mengalir = sesuai kebutuhan • Cairan disinfektan = sesuai kebutuhan PERHITUNGAN KEBUTUHAN SERTA RENCANA DISTRIBUSI VAKSIN DAN LOGISTIK LAINNYA
  • 26. Perlu disusun rencana distribusi vaksin dan logistik lainnya dengan mencantumkan jadwal distribusi serta sumber pembiayaan yang dibutuhkan. Vaksin dan logistik lainnya didistribusikan sampai ke Puskesmas maupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Seluruh pihak terkait harus memastikan jadwal pengiriman vaksin dan logistik lainnya dilaksanakan tepat waktu dalam rangka menjamin ketersediaan vaksin dan logistik lainnya di tingkat provinsi, kabupaten/kota serta puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Prinsip pelaksanaan tidak menganggu distribusi vaksin dan logistik untuk pelayanan imunisasi rutin. Rencana Distribusi Vaksin dan Logistik Lainnya
  • 27. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas menyusun rencana advokasi, sosialisasi dan koordinasi kepada seluruh pihak baik lintas program maupun lintas sektor terkait Untuk meningkatkan kapasitas vaksinator dan tenaga kesehatan lainnya yang terlibat dalam pelaksanaan pelayanan, serta pengelola program dan supervisor, diperlukan pelatihan dengan melibatkan instansi pelatihan kesehatan. Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota perlu menyusun rencana kegiatan pelatihan. RENCANA ADVOKASI, SOSIALISASI DAN PELATIHAN
  • 28. Pengertian Advokasi Advokasi kesehatan merupakan serangkaian kegiatan komunikasi untuk mempengaruhi penentu kebijakan dengan cara: membujuk, meyakinkan, menjual ide agar memberikan dukungan terhadap upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat. 28 Lima pendekatan utama dalam advokasi kesehatan yaitu; 1. Melibatkan para pemimpin, 2. Bekerja dengan media massa, 3. Membangun kemitraan, 4. Memobilisasi masyarakat, 5. Membangun kapasitas
  • 30. RENCANA MONEV Penilaian Kesiapan (Tool VIRAT) Monitoring data cakupan setiap hari Monitoring kualitas layanan melalui kegiatan supervisi Evaluasi pelaksanaan, evaluasi dampak melalui surveilans COVID-19, dan Post Marketing Surveillance atau PMS
  • 32. PENDANAAN Pendanaan pelaksanaan kegiatan vaksinasi COVID-19 bersumber dari APBN (Dekonsentrasi, DAK non fisik/BOK), APBD dan sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Kegiatan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 yang dibiayai oleh APBN, APBD dan sumber lain yang sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan antara lain : 1. biaya operasional, 2. biaya distribusi vaksin dan logistik lainnya, 3. biaya pengembangan dan penyebarluasan materi KIE, 4. biaya penyelenggaraan pertemuan advokasi, koordinasi dan sosialisasi, 5. bimbingan teknis dan monitoring, dan 6. surveilans KIPI Pendanaan untuk pemantauan dan penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi COVID-19 dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau sumber pendanaan lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Pendanaan ini termasuk untuk perawatan dan pengobatan Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi COVID-19
  • 33. Penyusunan Rencana Operasional Penjangkauan daerah Sulit Kegiatan Vaksinasi COVID-19 harus menjangkau semua sasaran sehingga Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas perlu melakukan pemetaan wilayah sulit dan menyusun rencana operasionalnya 03
  • 34.
  • 36. Distribusi dari pusat sampai ke Tingkat Provinsi melalui udara atau darat menggunakan kendaraan berpendingin khusus, cold box atau alat transportasi vaksin lainnya yang sesuai dengan jenis vaksin COVID-19. Untuk peralatan pendukung dan logistik lainnya menggunakan sarana pembawa lain yang standar, sesuai dengan ketentuan Di Provinsi : 1. vaksin disimpan oleh instalasi farmasi dalam cold room, vaccine refrigerator dan/atau tempat penyimpanan vaksin lainnya yang sesuai dengan jenis vaksin COVID-19 pada suhu yg direkomendasikan 2. Logistik vaksinasi lainnya (seperti Auto Disable Syringe – ADS, Safety Box, alcohol swab) disimpan pada area/ruang yg telah ditentukan di dlm instalasi farmasi Proses pengadaan : 1. vaksin 2. logistik vaksinasi (seperti Auto Disable Syringe – ADS, Safety Box, alcohol swab) SISTEM DISTRIBUSI VAKSIN COVID-19 (2) Pusat (Kemenkes) sampai Provinsi
  • 37. SISTEM DISTRIBUSI VAKSIN COVID-19 (3) Provinsi ke Kabupaten/Kota Distribusi vaksin dari Provinsi ke Kabupaten/Kota dilakukan dengan kendaraan berpendingin khusus (beberapa Prov/Kab/Kota), cold box / vaccine carrier atau alat transportasi vaksin lainnya yang sesuai dengan jenis vaksin COVID-19. Untuk peralatan pendukung dan logistik lainnya menggunakan sarana pembawa lain yang standar, sesuai dengan ketentuan Mekanisme distribusinya tergantung kebijakan dan ketersediaan anggaran masing2 daerah : 1. Provinsi mengantarkan ke Kab/Kota 2. Kab/Kota mengambil dari provinsi sesuai jadwal tibanya vaksin atau dibuat jadwal pengambilan sesuai alokasi Di Kabupaten/Kota diterima oleh instalasi farmasi, kemudian: 1. vaksin disimpan dalam cold room, vaccine refrigerator atau tempat penyimpanan vaksin lain sesuai jenis vaksin pada suhu yg direkomendasikan sebelum didistribusikan ke faskes. 2. Logistik vaksinasi lainnya (seperti Auto Disable Syringe – ADS, Safety Box, Kapas Alkohol) disimpan area/ruang yg ditentukan di dlm instalasi farmasi Kab/kota akan mendistribusikan vaksin dan logistik lainnya ke Rumah Sakit, Puskesmas, KKP, Klinik atau Pos pelayanan vaksinasi lainnya yang terdaftar sebagai tempat pelayanan vaksinasi Covid 19 dengan menggunakan mobil box atau puskesmas keliling, vaksin ditempatkan pada vaccine carrier atau alat transportasi vaksin lainnya sesuai jenis vaksin
  • 38. SISTEM DISTRIBUSI VAKSIN COVID-19(4) Kabupaten/Kota ke Puskesmas/Fasyankes/KKP Di tk fasyankes, vaksin disimpan di vaccine refrigerator atau tempat penyimpanan vaksin sesuai dengan jenis vaksin COVID-19. Peralatan pendukung dan logistik lainnya disimpan pada area/ruang yang telah ditentukan di dalam instalasi farmasi
  • 39. 1. Distribusi vaksin wajib menggunakan cold box, vaccine carrier disertai dengan cool pack atau alat transportasi vaksin lainnya yang sesuai dengan jenis vaksin COVID-19. Untuk peralatan pendukung dan logistik lainnya menggunakan sarana pembawa lain yang standar, sesuai dengan ketentuan; 2. Pada setiap cold box, vaccine carrier atau alat transportasi vaksin lainnya disertai dengan alat pemantau suhu; 3. Lakukan tindakan disinfeksi pada permukaan cold box, vaccine carrier atau alat transportasi vaksin lainnya dengan menggunakan cairan disinfektan yang sesuai standar; 4. Menggunakan masker bedah/masker medis dan apabila diperlukan memakai sarung tangan pada saat melakukan penataan vaksin di vaccine refrigerator atau tempat penyimpanan vaksin lainnya; 5. Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer sebelum dan sesudah menangani vaksin dan logistik vaksinasi lainnya; dan 6. Penyimpanan vaksin serta logistik vaksinasi lainnya mengacu pada Standar Prosedur Operasional (SPO) yang berlaku. SOP Distribusi Vaksin dan Logistik
  • 40. Penyimpanan Vaksin dalam Vaccine Refrigerator Berdasarkan prosedur/manajemen penyimpanannya, vaksin COVID-19 dibagi menjadi 3 yaitu : 1. vaksin COVID-19 dengan suhu penyimpanan 2-8 °C, 2. vaksin COVID-19 dengan suhu penyimpanan -20 °C (vaksin mRNA, Moderna), dan 3. vaksin COVID-19 dengan suhu penyimpanan -70 °C (vaksin mRNA, Pfizer).
  • 41. Penyimpanan Vaksin dalam Vaccine Refrigerator 1. Ruang penyimpanan harus terhindar dari paparan sinar matahari langsung. 2. Penyimpanan vaksin COVID-19 diatur sedemikian rupa untuk menghindari kesalahan pengambilan, perlu disimpan secara terpisah dalam rak atau keranjang vaksin yang berbeda agar tidak tertukar dengan vaksin rutin. Apabila memungkinkan, vaksin COVID-19 disimpan dalam vaccine refrigerator yang berbeda, dipisahkan dengan vaksin rutin. 3. Penyimpanan vaksin bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang belum memiliki vaccine refrigerator standar (buka atas sesuai Pre-Kualifikasi WHO), masih dapat memanfaatkan lemari es domestik/ rumah tangga, dimana penataan vaksin dilakukan berdasarkan penggolongan sensitivitas terhadap suhu dan sesuai manajemen vaksin yang efektif. 4. Vaksin tidak boleh diletakkan dekat dengan evaporator Suhu 2-8 °C
  • 43. Penyimpanan Vaksin dalam Vaccine Refrigerator 1. Ruang penyimpanan harus terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Penyimpanan vaksin COVID-19 diatur sedemikian rupa untuk menghindari kesalahan pengambilan, perlu disimpan secara terpisah dalam rak atau keranjang vaksin yang berbeda agar tidak tertukar dengan vaksin rutin. Apabila memungkinkan, vaksin COVID-19 disimpan dalam freezer atau vaccine refrigerator yang berbeda, dipisahkan dengan vaksin rutin. 2. Vaksin dapat bertahan selama 30 hari pada suhu 2-8 °C. Pada vaccine refrigerator, letakkan vaksin dekat dengan evaporator. Suhu -20 °C
  • 44. Penyimpanan Vaksin dalam Vaccine Refrigerator • Penyimpanan jenis vaksin COVID-19 ini membutuhkan sarana Ultra Cold Chain (UCC). Ruang penyimpanan harus terhindar dari paparan sinar matahari langsung. • Sarana UCC yang dimaksud adalah freezer dengan suhu sangat rendah (Ultra Low Temperature/ULT) dan alat transportasi vaksin khusus. • Alat transportasi vaksin UCC (berupa kontainer pasif) terdiri dari dua yaitu Arktek menggunakan kotak dingin berupa PCM (Phase-Change Materials) dan thermoshipper menggunakan dry ice. PCM dan dry ice berfungsi mempertahankan suhu dingin. • Pada lokasi yang menjadi pusat penyimpanan UCC (UCC Hub) dibutuhkan sarana yaitu: • Freezer ULT ukuran besar -85 °C (500 sampai dengan 700 liters, kapasitas muatan sampai dengan 25,000 vial). • Freezer ULT ukuran kecil -85 °C sebagai cadangan dan menyimpan paket PCM pada -85 ° C. • Pada lokasi yang menjadi pusat penyimpanan jarak jauh dibutuhkan sarana yaitu: • Freezer UTL -85 ° C kecil (masing-masing 70 liter). • Alat transportasi vaksin khusus (Arktek) untuk penyimpanan jangka pendek (hingga 5 hari) dengan suhu -70 °C. Suhu -70 °C
  • 45. Penyimpanan Vaksin dalam Vaccine Refrigerator Suhu -70 °C
  • 46. Penyimpanan Vaksin dalam Vaccine Refrigerator • PCM terdiri dari beberapa jenis yaitu: • PCM khusus freezer ULT (-80 ° C) untuk UCC Isi kemasan dengan cairan PCM dan bekukan sebelumnya pada -20 ° C. Selesaikan pembekuan pada ULT pada -85 ° C setidaknya selama 24 jam. Digunakan untuk transportasi dan penyimpanan sementara. • Cairan CO2/Dry ice (-78°C) untuk UCC Simpan pada suhu -80 ° C menggunakan freezer ULT atau kontainer khusus. Digunakan untuk transportasi dan penyimpanan sementara. • Air/es (0°C) untuk cold chain tradisional Isi packs dengan air dan bekukan pada suhu -1 ° C. Digunakan untuk menjaga vaksin tetap dingin selama transportasi atau selama sesi pelayanan. • Petugas harus menggunakan APD berupa cryogenic gloves dalam melakukan penataan dan pengambilan vaksin. Suhu -70 °C
  • 47. Pemantauan Suhu 1. Pemantauan suhu sebaiknya dilakukan lebih sering, lebih dari 2 kali dalam sehari, pastikan suhu tetap 2-8 0C. 2. Catat hasil monitoring suhu pada grafik pemantauan suhu. 3. Apabila menggunakan alat pemantau dan perekam suhu terus menerus secara jarak jauh yang sudah terhubung dengan aplikasi SMILE, maka petugas dapat memantau suhu dari jarak jauh melalui aplikasi. 4. Alat transportasi vaksin UCC harus dilengkapi dengan datalogger. MEKANISME Suhu dalam penyimpanan vaksin harus terjaga sesuai dengan yang direkomendasikan Perlu dilakukan pemantauan suhu menggunakan alat pemantau suhu 1. Alat pemantau suhu (termometer, termometer muller, dll); 2. Alat pemantau dan perekam suhu terus menerus; 3. Alat pemantau dan perekam suhu dengan teknologi Internet of Things (IoT) terus menerus secara jarak jauh Jenis Alat Pemantau Suhu
  • 48. • Pengelola program imunisasi atau koordinator imunisasi (korim) menyiapkan vaksin untuk dibawa ke ruang vaksinasi atau tempat pelayanan. Vaksin dibawa menggunakan kontainer pasif yaitu vaccine carrier atau untuk vaksin dengan prosedur penyimpanan UCC menggunakan Arktek dan PCM atau thermoshipper dan dry ice. • Saat pelayanan, kontainer pasif jangan terpapar sinar matahari langsung. Pastikan kontainer pasif dalam keadaan bersih sebelum digunakan. Untuk penggunaan vaccine carrier, vaksin yang sudah dipakai ditempatkan pada spons atau busa penutup vaccine carrier, sedangkan vaksin yang belum dipakai tetap disimpan di dalam vaccine carrier Pengelolaan Vaksin pada saat Pelayanan
  • 49. • Vaksin yang akan dipakai harus dipantau kualitasnya dengan memperhatikan: belum kadaluarsa, disimpan dalam suhu yang direkomendasikan, label masih ada, dan tidak terendam air. • Vaksin yang belum terbuka diberi tanda dan dibawa kembali ke ruang penyimpanan untuk disimpan di dalam vaccine refrigerator pada suhu yang direkomendasikan. Vaksin tersebut didahulukan penggunaannya pada pelayanan berikutnya. • Untuk vaksin dengan kemasan multidosis, penting untuk mencantumkan tanggal dan waktu pertama kali vaksin dibuka atau diencerkan. • Untuk pelayanan dalam gedung atau di fasilitas pelayanan kesehatan maka vaksin yang sudah dibuka dapat bertahan selama 6 jam dalam vaccine carrier atau kontainer pasif yang digunakan. • Untuk pelayanan luar gedung, vaksin yang sudah dibuka dapat bertahan selama 6 jam dalam atau kontainer pasif yang digunakan, namun apabila sesi pelayanan selesai dalam waktu kurang dari 6 jam maka vaksin yang sudah dibuka harus dibuang, tidak boleh disimpan kembali di vaccine refrigerator. Pengelolaan Vaksin pada saat Pelayanan
  • 50. • Saat sesi pelayanan sudah selesai setiap harinya, petugas bertanggung jawab mengembalikan sisa vaksin yang belum dibuka dan vaccine carrier ke ruang penyimpanan di puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan SOP, sedangkan safety box yang telah terisi disimpan di ruangan/tempat khusus yang diperuntukkan untuk menyimpan sementara limbah medis sebelum dikelola/dimusnahkan, jauh dari jangkauan pengunjung terutama anak-anak. Jangan menyimpan kembali vaksin yang sudah dibuka/dilarutkan dalam tempat penyimpanan vaksin. Pengelolaan Vaksin pada saat Pelayanan
  • 51. Penyimpanan Logistik Lainnya 1. Selain vaksin, pelaksanaan vaksinasi COVID-19 juga membutuhkan logistik lainnya yang meliputi ADS, safety box, dan alcohol swab dimana juga memerlukan tata kelola yg baik. Selain manajemen yang baik juga diperlukan gudang penyimpanan yang memadai. 2. Dalam penyimpanan logistik ini harus dipastikan kondisi fisik dan keamanan barang dan kemasannya, di semua tingkat fasilitas penyimpanan, hingga digunakan oleh masyarakat. 3. Perhatikan kadaluwarsa setiap barang. Khusus untuk ADS, pengiriman atau pemakaiannya harus mengikuti prinsip EEFO (Early Expired First Out), dimana barang yang akan kadaluwarsa, diutamakan untuk dikirim/dipakai terlebih dahulu. Petugas tidak boleh mengeluarkan/memakai ADS jika sudah lewat tanggal kadaluwarsa.
  • 52. Bagi petugas yang mengalami kesulitan dalam menggunakan salah satu aplikasi dalam Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi dapat menghubungi Call Centre 021-3808888 atau WA 0812-11000510 Format-format, panduan dan materi pelatihan/sosialisasi dapat diunduh pada tautan: http://bit.ly/LampiranJuknisVC19
  • 54. PENUGASAN •Menyampaikan update pelaksanaan tahapan-tahapan perencanaan di masing- masing fasyankes/dinas •Membuat SOP manajemen vaksin untuk vaksin yg disimpan pada suhu 2-8 °C, -20 °C dan -70 °C

Editor's Notes

  1. Dalam rangka mendukung proses pendataan sasaran, terlebih dahulu dilakukan pendataan dan penentuan fasyankes pelaksana layanan vaksinasi COVID-19 beserta jadwal layanannya. Dinkes Prov bersama dengan Dinkes Kab/Kota dan Puskesmas melakukan pendataan dan penentuan fasilitas pelayanan kesehatan atau pos vaksinasi yang akan menjadi tempat pelaksanaan pelayanan Vaksinasi COVID-19 termasuk pendataan kapasitas SDM dan sarana yang tersedia di setiap fasilitas pelayanan kesehatan tersebut. Hasil pendataan dan penentuan fasilitas pelayanan kesehatan pelaksana Vaksinasi COVID-19 ini beserta jadwal pelaksanaan (hari dan jam pelayanan) masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan dan pos vaksinasi dimasukkan langsung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ke dalam aplikasi PCare.
  2. Dapat dilihat pada slide ini mekanisme distribusi vaksin dan logistik lainnya dari Pusat sampai ke Provinsi. Distribusi dari penyedia (Biofarma) sampai ke Tingkat Provinsi via udara dengan pesawat (menggunakan cool box) atau darat dengan kendaraan berpendingin khusus. Di Provinsi : vaksin disimpan oleh instalasi farmasi dalam cold room dan atau vaccine refrigerator dengan suhu terjaga 2 – 8 °C Logistik vaksinasi lainnya (seperti Auto Disable Syringe – ADS, Safety Box, Kapas Alkohol) disimpan di instalasi farmasi