SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Download to read offline
48
MODUL 3
KB.2 : BENTUK, TEMA, DAN NILAI ESTETIS DALAM SENI TARI
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi singkat
Pada modul ini akan kita awali dengan materi tari tradisional yang
digolongkan dalam koreografi komunal. Seperti telah Anda ketahui bahawa
pengertian dari koreografi disebut juga sebagai komposisi tari, merupakan seni
membuat/merancang struktur ataupun alur sehingga menjadi suatu pola gerakan-
gerakan. Pada Kegiatan Belajar 2 ini akan dijelaskan pula bentuk gerak, tema, dan
nIlai estetis dalam tari tradional. Materi pada kegiatan Belajar ini dilengkapi dengan
gambar serta video untuk menambah wawasan Anda tentang koreografi jenis tari
tradisonal.
Pada Kegiatan Belajar kali ini Anda juga diminta untuk menyelesaikan tugas serta
tes formatif untuk menguji wawasan Anda tentang materi bentuk, tema, dan nilai
estetis tari.
2. Relevansi
Materi pada KB 2 memiliki relevansi tidak hanya pada berkembangnya wawasan
Anda tentang materi bentuk, tema, dan nilai estetis tari namun juga anda dapat
menemukan bagaimana pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan siswa dan
kurikulum saat ini. Proses pengalaman membentuk sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang optimal perkembangannya pada siswa.
3. Petunjuk Belajar
Selanjtnya untuk mempermudan Anda dalam belajar, mohon perhatikan
hal-hal berikut ini :
a. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan pada modul ini, agar Anda benar-
benar memahami keterkaitan materi yang dibahas pada setiap bagiannya, dan
kemudian dapat menyimpulkan secara garis besar, inti materi, tujuan
49
pembelajaran, sehingga mengetahui kemampuan yang diharapkan dalam modul
ini.
b. Selanjutkan pelajarilah bagian demi bagian dari modul ini, temukan kata-kata
kunci dan berilah tanda agar memudahkan Anda dalam mempelajarinya.
c. Jika masih belum paham, baca dan pelajari sekali lagi agar Anda lebih mengerti.
d. Selesaikan dengan tuntas latihan dan tes formatif yang telahb tersedia dalam
setiap kegiatan belajar. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
pemahaman Anda terhadap materi yang telah dipelajari, dan usahakan tidak
melihat kunci jawaban.
e. Jika masih kurang paham, manfaatkan pertemuan dengan tutor serta teman
sejawat untuk mendiskusikan dan mempraktikkannya.
B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 2, Anda diharapkan mampu
memahami keunikan gerak tari tradisional dan non tradisonal berdasarkan
bentuk, teman dan nilai estetis tari, peserta dapat membandingkan bentuk gerak
tari tradisi dan non tradisi.
2. Sub Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar 2, peserta akan mampu:
a. Menganalisis bentuk koreografi tari tradisional dan non tradisional
b. Menganalisis tema tari tradisional dan non tradisional
c. Menganalisis nilai estetis tari tradisional dan non tradisional
4. Uraian Materi
a. Bentuk Kareografi Tari Tradisional dan Non Tradisional
Koreografi dapat dikatakan sebagai pencatatan gerak dimana dalam
prosesnya melatih daya kreatif seseorang untuk diungkapkan dalam
penyusunan tari. Koreografi adalah proses pemilihan dan pengaturan gerakan-
gerakan menjadi sebuah tarian, dan di dalamnya terdapat laku kreatif.
50
Dari pemahaman di atas, koreografi dan komposisi merupakan kerja kreatif
dalam mewujudkan karya tari, dan untuk keberhasilannya dibutuhkan acuan
ilmu/pengetahuan sebagai bahan pertimbangan, berupa prinsip-prinsip tari agar
mendapatkan hasil karya tari yang baik. Kemampuan seseorang untuk
melaksanakan tugas ini bergantung pada pendidikan, pengalaman, selera,
perkembangan artistik, pembawaan pribadi, kemampuan kreatif, dan
keterampilan teknisnya. Kemampuan membuat keputusan atau kemampuan
memilih ide, bahan dan cara-cara pelaksanaan yang sesuai dan menolak yang
tidak sesuai dengan kebutuhan kreatif seseorang, biasanya dianggap bersifat
intuitif (gerak hati). Namun pada kenyataannya penilaian artistik ini
dipengaruhi oleh adanya prinsip-prinsip bentuk seni yang tampaknya
dipahami, diakui dan yang membimbing usaha manusia sejak memulai
kesenian. Prinsip-prinsip semacam ini tidaklah membeku menjadi sekumpulan
aturan kaku yang merumuskan bentuk seni. Akan tetapi, lebih merupakan
faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam rangka mencapai sebuah
komposisi yang memenuhi syarat secara estetis.
Bentuk tari ditinjau dari jumlah penari, terbagi ke kelompokkan dalam
tari tunggal dan tari kelompok. Tari tunggal adalah tari yang disajikan dan
dibawakan oleh satu orang penari, baik perempuan maupun laki-laki.
Sedangkan tari kelompok terdiri dari Tari Berpasangan adalah tari yang
dilakukan oleh dua orang penari dengan karakter tidak selalu sama, tetapi yang
terpenting adalah gerakannya saling berhubungan atau ada keterpaduan jalinan
gerak antara keduanya, dapat ditarikan dengan sesama jenis ataupun dengan
lawan jenis. Tari kelompok adalah tari yang dilakukan oleh beberapa penari di
mana antara satu penari dengan penari yang lain gerakannya berbeda,
meskipun geraknya tidak sama tetapi gerakan tersebut ada hubungan yang
merupakan jalinan untuk mencapai keterpaduan. Tari massal adalah tari yang
dilakukan oleh banyak penari dengan ragam gerak yang sama, dan antara
penari satu dengan penari yang lain, tidak ada jalinan gerak yang saling
melengkapi.
Jenis tradisional terbagi dalam tari primitif, tari kerakyatan dan tari
51
klasik. Jenis tari ini biasanya merupakan bentuk koreografi komunal, dapat
diartikan bahwa tari komunal adalah segala aktivitas tari yang melibatkan
instrumen atau struktur sosial kemasyarakatan baik atas dasar kepentingan
bersama dalam komunitas maupun kepentingan individual. Sebagai contoh,
dalam peristiwa tari komunal yang ditandai dengan terlibatnya unsur sistem
sosial yang telah ada diantaranya adalah dengan Tampilnya pemuka
masyarakat sebagai pemimpin. Karena milik masyarakat umum, pelembagaan
tari komunal sering kita kaitkan dengan seni rakyat. (Hadi, 2005 : 54)
Ditinjau dari identitasnya secara umum, tari komunal sebagai tari
tradisonal merupakan tarian yang lahir dari semangat kebersamaan sehingga
memiliki fungsi sosio-kultural bahkan bisa menjadi salah satu pendukung
upacara ritual adat maupun keagamaan. Dalam praktiknya tari tradisonal dalam
jenis tari primitif dan kerakyatan dapat dilaksanakan tanpa keahlian tari secara
khusus, karena tarian tersebut tidak lahir sebagai karya cipta seorang seniman
tari.(Dibia dkk, 2001 : 50).
Oleh sebab itu tari tradisional yang tergolong dalam komunal memiliki
ciri-ciri utama sbb : a. Diadakan untuk kepentingan komunitas, b. Melibatkan
sistem sosial yang telah ada, c. Merupakan pengabdian sosial dan lingkungan,
d. Dilaksanakan secara spontan atau terencana. Hal ini dapat kita lihat pada
ritual-ritual adat khususnya di wilayah Jawa yang masih selalu dilaksanakan
dan seni tari menjadi hal yang tidak dapat terpisahkan dengan kegiatan
tersebut. Di daerah lainpun dimungkinkan setiap kegiatan yang berhubungan
dengan ritual adat selalu menggunakan tarian.
Pada umumnya tari tradisonal sebagai komunal dimaksudkan untuk
tujuan ritual/upacara tertentu. Seperti tari Tortor dari Batak, atau tari Hudoq
dari Dayak. Di beberapa daerah ada sejenis tari yang beralih fungsi dari media
upacara adat menjadi media hiburan. Tari ini memposisikan penari perempuan
sebagai penghibur. Namun di Bayuwangi ada juga tarian sejenis yang masih
dilestarikan sebagai upacara adat. Tarian tersebut adalah Tari Gandrung.
(Dibia dkk, 2003.52). Adapun ciri-ciri tarian komunal adalah :
52
1) Diadakan Untuk Kepentingan Komunitas
Tujuan utama pertunjukan tari adalah untuk memenuhi kebutuhan komunitas,
yaitu masyarakat pendukung tari tersebut. Karena itu menari bukan hanya
merupakan penampilan keindahan gerak dari penarinya saja. Mungkin saja
tujuan tarian tersebut adalah untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan terhadap kehidupan masyarakat. Namun demikian mungkin juga
tari tersebut merupakan bagian dari sistem kekeluargaan atau sistem
kemasyarakatannya.
Sebagai contoh misalnya dalam budaya Jawa dikenal dengan ritual nyadran
atau bersih desa di Kabupaten Temanggung Jawa Tengah, setiap desa
mempunyai bentuk ritual yang berbeda. Pada ritual ini seni tari yang sering
dipentaskan adalah seni Jaran Kepang/atau Kuda Lumping, serta seni tari
yang lain yang berkembang di Temanggung, antara lain tari Wulang Sunu,
tari Gatoloco dan sebagainya. Di Daerah Sunda terdapat ritual Seren Taun
yang diselenggarakan di setiap sehabis panen, seni tari yang ditampilkan
biasanya tari Ketuk Tilu.
Di Sumatera khususnya di daerah Bengkulu terdapat Tabot, yaitu untuk
memperingati gugurnya cucu Rasulullah yang gugur di padang Karabala,
pelaksanaannya diadakan di bulan Maulid. Di Sulawesi di Gorontalo terdapat
ritual penjaga Adat yang dilakukan oleh kaum Bissu
Gambar 1.9. Jaran Kepang/kuda Lumping
Koleksi Detik.com
53
Gambar 2.10. Ketuk Tilu
https://www.google.com/search?q=gambar+tari+ketuk+tilu
Gambar 2.11. Tari Tabot
https://www.google.com/search?q=gambar+tari+tabot
2) Melibatkan Sistem Sosial yang Telah Ada
Pelaksanaan pertunjukaan tari selalu melibatkan komponen-komponen sosial
seperti para tetua adat, tokoh agama perangkat desa (kepala desa, ketua rukun
kampung). Keterlibatan dari komponen-komponen masyarakat ini sudah
diatur sedemikian rupa sebagai suatu rangkaian mata rantai berdasarkan
kebiasaan yang sudah disepakati bersama. Setiap orang melakukan
kewajibannya sesuai dengan yang telah ditetapkan secara turun-temurun.
Sebagai contohnya misalnya sistem kelembagaan di Bali, yaitu di sebuah
Banjar, di dalam banjar telah terbagi ke dalam beberapa Sekaa yang masing-
masing mempunyai tugas dan kewajiban yang diturunkan secara turun-
temurun.
3) Pengabdian Sosial dan Lingkungan
Tatkala ikut terlibat dalam peristiwa komunal semacam di satu daerah,
partisipasi sebagai sebuah sumbangan atau pengabdian terhadap komunitas
sosial dan lingkungannya. Ketika waktu pelaksanaan ritual telah tiba, warga
54
masyarakat secara sukarela akan berupaya mensukseskan acara tersebut sesuai
dengan kemampuannya. Mereka menyiapkan segala sesuatunya secara
sukarela. Pada saat pelaksanaan ritual tersebut, mereka menari bersama-sama
warga masyarakat lainnya. Semuanya dilakukan atas dasar kesadaran sosial
dan sama sekali bukan untuk mendapatkan imbalan upah berupa uang, atau
material lainnya. Kesadaran sosial seperti ini sering muncul karena setiap
orang menyakini bahwa nantinya dirinya pun akan membutuhkan bantuan dari
warga masyarakat lainnya.
4) Ditarikan oleh satu atau banyak orang
Seperti telah disingung di atas bahwa walaupun secara umum tarian komunal
melibatkan banyak orang, karena diadakan atas kebutuhan orang banyak,
namun tidak berarti tari komunal dalam kelompok ytari tradisional selalu
dilakukan secara beramai-ramai.(Dibia dkk. 2003 : 61). Sejumlah tari
komunal di Indonesia, yang dimainkan oleh satu orang (selaku penari utama),
dan ada pula yang ditarikan oleh lebih dari satu orang. Meskipun demikian
ekspresi komunal sangat menonjol dalam tarian ini, sehingga muncul kesan
bahwa tari ini bisa dilakukan oleh siapa saja. Di sebagian wilayah, tidak jarang
suatu pertunjukan tari hanya bisa dilakukan oleh penari khusus atau
professional, contohnya Bissu di Sulawesi Selatan, seblang Banyuwangi,
topeng pajegan di Ball, dan topeng Cirebon dan sebagainya.
5) Dilaksanakan Secara Spontan atau Terencana
Tarian tradisional bisa berupa tarian formal (tarian yang serius dengan struktur
yang jelas) dan tarian informal (menari-nari dan sejenisnya yang tidak
memiliki bentukyang baku).(Dibia dkk, 2003 : 63). Jenis-jenis tarian
tradisional yang tergolong dalam tarian formal, terdapat dalam berbagai
aktivitas ritual, di masyarakat, pada umumnya memiliki pola-pola gerak,
musik iringan, tata busana, dan tata penyajian yang relatif baku. Masyarakat
umum biasanya dapat mengenali bukan saja jenis tarian yang bersangkutan
melainkan juga dari asal wilayah budaya tarian tersebut berasal
55
Tari joged bumbung Bali memiliki gerakan tari yang lincah dengan
iringan musik bambu, tari janger bernyanyi dan menari dengan bersuasana
ceria.
Gambar 2.13. tari Joged Bumbung
https://www.google.com/search?q=gambar+tari+joged+bumbung
Gambar 2.14. tari Janger
https://www.google.com/search?q=gambar+tari+janger+bali
Tari pajoge yang bersuasana anggun dari Sulawesi Tengah, atau tari alang suntiang
penghulu yang bernuansa Nagari Padang Laweh (Sumatera Barat), adalah
beberapa contoh tari komunal yang formal karena telah memiliki bentuk yang pasti
sehingga dimungkinkan untuk dilakukan secara berulang-ulang.
Gambar 2.14. Tari Pajoge
56
Di beberapa daerah ada pula tarian tradisional yang muncul secara direncanakan
atau dipersiapkan sebelumnya. Beberapa contoh dari tarian komunal yang muncul
secara direncanakan adalah tari sodoran dari masyarakat suku Tengger, tari rejang dan
baris gede di Bali, dan tari Pajoge Mahardika di Sulawesi Tengah.
Gambar 2.15. Tari Sodoran
https://www.google.com/search?q=gambar+tari+sodoran
Gambar2.16.tari Rejang
https://www.google.com/search?q=gambar+tari+rejang&tbm
Pada jenis tradisional, terbagi menjadi tari primitif, tari kerakyatan dan tari
klasik. Pada tari primitif dan tari kerakyatan biasanya tergolong ke dalam
tari/koreografi komunal, karena menjadi milik masyarakat pendukungnya dan tidak
menyebutkan koreografer atau penata tarinya. Namun pada tari klasik, dengan
merupakan kelembagaan tari istana, tari yang berkembang di lingkungan istana
merupakan tari milik raja yang berkuasa dan merupakan koreografi individual yang
diciptakan oleh raja. Contohnya tari Bedaya Ketawang, tari Srimpi dari Surakarta,
tari Bedaya Semang, Bedaya Sang Amurwa Bhumi, Lawung Ageng dari
Yogyakarta, dan sebagainya.
Sedangkan bentuk kareografi pada tari yang dikategorikan tari non
57
tradisional atau kreasi baru adalah merupakan koreografi individual. Sebagai
koreografi individual, tari-tarian yang diciptakan oleh koreografer menurut jumlah
penarinya dapat berupa tari tunggal, tari berpasangan maupun tari kelompok.
Koreografi individual dapat berupa tari kreasi baru yang mengadaptasi tari klasik
maupun tari kerakyatan. Sebagai suatu sajian tari, koreografi indivial dapat
diciptakan oleh satu atau beberapa koreografer, bahkan kemungkinkan ada bentuk
koreografi individual yang penciptanya gabungan dari berbagai entis yang
kemudian tercipta tari dengan kolaborasi budaya yang apik.
Contoh koerografi individual yang diciptakan oleh seorang koreografer
antara lain :
a. Tari Klana Topeng, Tari Gunung Sari, Tari Bondan karya S Ngaliman dari
Surakarta
Lihat : https://www.youtube.com/watch?v=k3coc_MrkEU
b. Tari Golek Lambangsari Jugag, Tari Klana Alus Karya RL Sasminta Mardawa
dari Yogyakarta
Lihat : https://www.youtube.com/watch?v=viGuuDjdt4I&t=82s
c. Tari Yapong, tari Wira pertiwi, tari keris karya Bagong Kussudihardjo dari
Yogyakarta
Lihat : https://www.youtube.com/watch?v=SuMPEAxP9cA
d. Tari Payung, Tari Rantak, tari Alang Babega karya Sofyani Susaf dari Sumatra
Barat
Lihat : https://www.youtube.com/watch?v=CxiluerCoJM
e. Zapin Dana Bedana karya Tom Ibnur
Lihat : https://www.youtube.com/watch?v=9dqC2mLh1DY
f. Tari Lenggang Nyai, Tari Ngarojeng Karya Wiwik Widyastuti dari DKI Jakarta
Lihat : https://www.youtube.com/watch?v=fGph22rZs2s
g. Tari Kandagan, tari Merak karya Tjetje Somantri dari Jawa Barat/Sunda
Lihat : https://www.youtube.com/watch?v=Wo6KW3X9oX4
h. Tari Pakarena, tari Pattudu karya Andi Siti Nurhani Sapada dari Sulawesi
Selatan
58
Lihat : https://www.youtube.com/watch?v=PfVyTq3gRDk
i. Tari Sekar Jagat Tarian ini diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem
Lihat : https://www.youtube.com/watch?v=t5iB0U5Ztmo
j. Tari Manukrawa diciptakan pada tahun 1981 oleh I Wayan Dibia
Lihat : https://www.youtube.com/watch?v=EssrjWg9IiM
k. Tari Kebyar Terompong, tari Oleg Tambulilingan karya I Mario dari Bali, dan
masih banyak lagi seniman daerah yang mencipta tari secara individu
Lihat : https://www.youtube.com/watch?v=nAQvIPtqNCE
Adapulakoreografi individualyangdibuat olehduakoregraferyangmenggabungkan
dua etnis yaitu 58awad an Bali, dengan dua koreografer handal Retno Maruti dan
Bulan Tresna Jelantik, dengan karya yang berjudul Bedoyo Legong Calonarang
Lihat : https://www.youtube.com/watch?v=8D_3Fp9-DZc
Bentuk koreografi pada tari non tradisi yang suatu tarian yang menggunakan
kebebasan dalam pengungkapan atau tari kreasi baru, tari modern, dan tari
kontemporer, contohnya K-POP yang saat ini sedang melanda anak muda,poco-
poco,break dance dsb. Salah satu tari non tradisi yakni tari modern atau tari masa
kini adalah bentuk kareografi yang merupakan ciptaan kaum muda dan sifatnya
hanya mencari popularitas dengan menciptakan ekspresi rangkaian gerak yang
keluar dari aturan tradisi ataupun berbasis tradisi. Bentuk tarian modern yang belum
lama hilang dari pandangan kita yaitu jenis tari dengan tehnik lejitan (break dance).
Tari kreasi baru merupakan jenis tarian yang memiliki kebebasan dalam
penciptaannya. Dalam penciptaan tersebut para koreografer tari mengacu pada tari
tradisi di daerah setempatnya, bahkan ada juga para koreografer tari yang
mengambil inspirasinya dari daerah-daerah lain dan mencampurkan gerak tari yang
lepas dari ikatan-ikatan tradisi yang biasa disebut dengan gerakan modern. Tari
kreasi baru yang mendapat tempat dalam dunia tari gaya surakarta. Selain tari yang
bertaraf kraton (hofdans), yang termasuk seni tari bermutu tinggi, di daerah Jawa
Tengah terdapat pula bermacam-macam tari daerah setempat. Gerakan berirama
dalam tari adalah suatu keadaan gerak yang dilakukan secara teratur menurut irama,
baik irama gerak maupun irama musik. Semua gerakan yang dilakukan oleh tubuh
59
kita dapat diolah melalui peralihan tenaga yang berbeda-beda. Misalnya gerakan
tajam atau kuat (keras), gerakan ringan atau lemah (halus), dan gerakan sedang.
Demikian pula kaitannya dengan irama yaitu ukuran waktu atau tempo untuk
melakukan gerak. Tempo gerak ini erat hubungannya dengan jarak (ruang) dan
aksen (tenaga). Yang termasuk tempo gerak antara lain: cepat, lambat, rendah,
panjang dan pendek.Tari kreasi baru adalah salah satu rumpun tari yang mengalami
pembaharuan, dapat pula dikatakan bahwa tari kreasi baru adalah inovasi dari
seorang koreografer atau pencipta tari untuk menciptakan suatu tarian baru.
b. Tema Tari Tradisional dan non Tradisional
Tema di dalam seni tari adalah pokok pikiran, ide ataupun gagasan seorang penata
tari ( koreografer ) yang akan disampaikan kepada orang lain (penonton ) yang
kemudian pokok pikiran tadi dituangkan ke dalam bentuk-bentuk gerak menjadi
sebuah karya seni tari yang disajikan kepada penontonAdapun tema yang terdapat
dalam tari tradisional biasanya disesuaikan dengan fungsi dan jenis tariannya.
Pengertian tema di dalam seni tari adalah pokok pikiran, ide ataupun gagasan
seorang penata tari ( koreografer ) yang akan disampaikan kepada orang lain
( penonton ) yang kemudian pokok pikiran tadi dituangkan ke dalam bentuk-bentuk
gerak menjadi sebuah karya seni tari yang disajikan kepada penonton.
Tari tradisional merupakan tari bertema, tema dalam tari tradisional
biasanya disesuaikan dengan fungsi tari tersebut di masyarakat. Tema merupakan
ide dasar/gagasan yang kembangkan dalam tari. Keunikan gagasan yang dapat
diambil sebagai tema dari karya-karya tari di nusantara dapat diangkat, antara lain
• Tema lingkungan dan alam sekitar, seperti gerak-gerak angin bertiup, pohon
bergoyang, air yang mengalir di sungai, berkaiatan dengan perburuan, mata
pencaharian (nelayan, peranian, tari berburu, tari perang, dsb)
• Tema upacara adat, yaitu tema tari tradisi yang berkaitan dengan pelaksanaan
upacara adat setempat, antara lain tari Seblang (Banyuwangi), tari Baliant
(Kalimantan), tari Rejang (Bali), tari Pajoge (Sulawesi Selatan), dan sebagainya
• Tema tari social, biasanya diadakan setelah upacara adat dan berfungsi sebagai
hiburan yang melibatkan penonton dan masyarakat ikut berpartisipasi, tari
60
Tayub (Jawa Tengah), tari Lengger (Banyumas), tari Joged Bumbung (Bali),
tari Zapin (Melayu), dan sebagainya
• Tema kehidupan sehari-hari, seperti bermain peran, jenis permainan anak yang
biasa dilakukan (dolanan dari Jawa, tari Gantar dari Buton dan sebaginya)
• Tema dengan menggunakan property, di mana property dapat sebagai
pendukung tari untuk mengekspresikan gerak, seperti bermain tali/pita,
kentongan, tempurung, payung, topeng, dls.
Adapun tema yang biasanya terdapat dalam tari tradisional adalah antara
lain :
Tema Dramatik, yaitu karya seni tari yang dalam penyajiannya
menggunakan cerita atau dalam tari tersebut ada latar belakang ceritanya. Tari yang
bertema dramatik bisa dilakukan oleh satu orang penari, dua penari ataupun banyak
penari. Misalnya pada tari Menak Kocar (tunggal), Karno Tandhing (berpasangan).
Pada tema dramatik bentuk kelompok dibedakan menjadi : berdialog baik
menggunakan bahasa prosa maupun nyanyian atau tembang, maupun yang tanpa
dialog. Tema Non Dramatik, merupakan karya tari yang dalam penyajiannya tidak
menggunakan cerita atau tidak merupakan bagian dari suatu cerita, tetapi
menggambarkan sesuatu. Tema Heroik, yaitu pada tema heroik biasanya berbentuk
perang atau tandingan yang menggambarkan kegagahan dan keperwiraan, contoh :
Tari Prawiraguna, Tari Bambangan Cakil. Tema Erotik, adalah karya tari yang
bertema erotik menggambarkan percintaan antara pria dan wanita. Dalam tema
dapat ditarikan tunggal ataupun pasangan, contoh : Tari Gatutkaca Gandrung, Tari
Karonsih. Tema Imitatif/Totemis, merupakan tari yang bertema imitatif adalah
gerak tariannya menirukan binatang atau hewan dan alam, contoh : Tari Kukila,
Tari Kelinci, Tari Kupu-Kupu. Tema Pantomime / Mimitis, yaitu karya tari yang
bertema pantomime yaitu gerak tariannya meniru gerak orang atau menggambarkan
suatu bentuk aktifitas manusia, contoh : Tari Batik, Tari Nelayan, Tari Gambyong.
Sebagai contoh ada tari komunal yang dibatasi hanya boleh dilakukan oleh
gadis-gadis yang belum menginjak fase menstruasi. Hal ini sebagaimana yang
berlaku dalam sebuah tarian dari Bali yaitu tari Sanghyang Dedari. Ada juga yang
61
hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang punya kekuatan magis seperti pada tari
komunal Dabuih dari Sumatra Barat. Atau tari Seblang dari Banyuwangi, Sintren
dari daerah Cirebon yang perlu didampingi oleh seorang berkemampuan khusus.
Gambar 2.1. Tari Sang Hyang Dedari
https://www.google.com/search?q=gambar+tari+sang+hyang+dedari
Gambar 2.2. Tari Seblang dari Banyuwangi
https://www.google.com/search?q=gambar+tari+seblang
Gambar 2.3. Sintren dari Cirebon
https://www.google.com/search?q=gambar+tari+sintren
62
Untuk tarian yang dilakukan oleh orang banyak ada norma-norma yang
membatasi interaksi antara laki-laki dan perempuan seperti pada tari Saman di
Aceh. Ada juga tari Baris Gede di Bali atau tari Perang di Nias yang hanya
dilakukan oleh kaum laki-laki. Bahkan ada juga yang harus dilakukan oleh waria
seperti dalam tari Bissu dari Bugis yang dilatarbelakangi oleh tradisi trasvestite-nya
(laki-laki yang berperan sebagai perempuan).
Gambar 2.4. Tari Baris Gede
https://www.google.com/search?q=gambar+tari+baris+gede
Gambar 2.5. tari Bisu dari Sulawesi Tenggara
https://www.google.com/search?q=gambar+tari+bissu
Pada dasarnya tari tradisional merupakan kesenian yang dimiliki oleh orang
banyak atau suatu masyarakat dan ditujukan untuk kepentingan kolektif dari
anggota masyarakat itu sendiri. Tari tradisional dapat diartikan sebagai tarian yang
merupakan milik kolektif dari warga masyarakat kampung dan desa atau kelompok
etnis. Dalam realitasnya tarian ini tidak selamanya ditarikan secara kelompok.
Bahkanadabanyaktari komunal yangditarikanolehsatu orang (sebagai penari utama).
Namun kehadiran tarian ini tetap melambangkan atau mencerminkan rasa
kebersamaan dari masyarakat pendukungnya. (Dibia dkk. 2003 : 51)
Tari tradisional, dengan bentuk dan fungsi yang berbeda-beda, bisa
63
ditemukan di banyak tempat, baik di lingkungan budaya Barat maupun Timur, tari
komunal diperlakukan secara khusus karena didalamnya terkandung nilai-nilai
budaya sebagai simbol atau atribut bersama, yang berperan sebagai penguat
jalinan. Bahkan, banyak juga tari komunal yang disakralkan, dianggap memiliki
kekuatan gaib, karena berhubungan dengan sistem kepercayaan masyarakat
pendukungnya.
Tarian tradisional merupakan ekspresi komunal, yakni perwujudan rasa
kebersamaan, sehingga tarian ini menjadi bagian daari kehidupan masyarakat
pendukungnya. Tari pada umumnva tidak hanya disajikan sebagai sebuah tontonan
semata. Walaupun dalam pelaksanaannya tarian tersebut juga men-datangkan
penonton, atau ditonton dan disenangi oleh masyarakat.
Sebagai suatu tontonan yang disenangi masyarakat, saat ini tari tradisional
yang tergolong dalam tari komunal lebih berfungsi sebagai hiburan. Dalam
fungsinya sebagai hiburan itu, sering tampak adanya kaum laki-laki yang dihibur dan
penari perempuan sebagai penghiburnya. Di Jawa, misalnya, dalam tayuban
umumnya ronggeng (penari perempuan) menjadi target hiburan bagi kaum laki-laki
sebagai penari tamunya. Di situ, laki-laki membayar, sedangkan ronggeng dibayar.
Tarian sejenis tayuban Jawa itu banyak terdapat berbagai wilayah, di Bali jogged
bumbung, masyarakat Melayu memiliki ronggeng Melayu, sedang Betawi mempunyai
tradisi cokek, dan sebagainya.(Dibia dkk, 2003 : 53)
Gambar 2.6. Tayub Jawa Tengah
https://www.google.com/search?q=gambar+tari+tayub
64
Gambar 2.7. Lengger Banyumas
https://www.google.com/search?q=gambar+tari+lengger+banyumas
Gambar 2.8. Tari Cokek Betawi
https://www.google.com/search?q=gambar+tari+cokek
Tarian tradisional yang tersebar di berbagai daerah, baik di Indonesia maupun di
negara-negaralain,memiliki beberapaciri yang khusus.Sebagai pegangan umum,berikut
ini adalah ciri-ciri tarian tradisional sebagai tari komunal.
Gambar 2.17. tari Bedaya ketawang
https://www.google.com/search?q=gambar+tari+bedhaya+ketawang
65
Gambar 2.18. Tari Bedaya gaya Yogyakarta
Koleksi I Wayan Dibia (Art Cultural &annual : 2006)
Tema pada tari non tradisi memiliki ide yang hampir sama dengan tari yang tradisi,
bisa berasal dari lingkungan, kebiasaan, dan lainnya, namun yang membedakan
adalah kebebasan dalam pengungkapannya yang lebih bebas bahkan liar. Tema
yang aktual dan kekinian biasanya dijadikan ide gerak sebagai ungkapan dari
keadaan hati dan pikiran seorang kareografer. Hal tersebut berelevansi dengan ciri
khas tari modern dan tari kontemporer yakni penemuan baru dalam hal
tema,bentuk, dan penyajian tari. Wujud tari modern biasanya merupakan gabungan
dari unsur-unsur budaya setempat dengan unsur budaya dunia. Tema pada tari non
tradisional misalnya pada tari modern didasarkan pada hal-hal yang bersifat
kekinian. Tema tari modern dapat dikreasikan sendiri sesuai keinginan penari tanpa
terikat kebudayaan yang berkembang di masyarakatAda pula yang sepenuhnya
menampilkan unsur budaya dunia. Ciri khas tari kontemporer Indonesia adalah
menyajikan tema, bentuk yang sedang terkenal, sedang menjadi sorotan saat ini.
Jika tari kontemporer cirinya menyajikan tema dan bentuk yang sedang terkenal,
sedang menjadi sorotan saat ini, namun tari modern belum tentu menyajikan tema
dan bentuk yang sedang terkenal saat ini.
66
Contoh tari non tradisi (lepas dari tradisi “Break Dance” dan bersumber dari
tradisi “Ardhanariswari”)
Sumber :
https://doksen.isbi.ac.id/index.php/foto/kelembagaan/pertunjukan/fakultas-seni-
pertunjukan/seni-tari/tari-kontemporer/ardhanariswari-87
c. Nilai Estetis Tari
Pernahkan Anda melihat tari dan sangat kagum atau takjub?. Atau
sebaliknya, melihat tari tetapi merasa bosan dan tidak senang?. Nah. pembahasan
kegiatan belajar 4 ini, akan memberikan penjelasan kepada Anda, mengenai
estetika dalam unsur-unsur tari yang menyebabkan tari terlihat indah dan menarik,
sehingga menyenangkan apabila dilihat.
Pembahasan Estetika kali ini difokuskan kepada pembahasan estetika.
Estetika merupakan cabang ilmu dari filsafat yang membahas tentang keindahan.
Pemahaman mengenai prinsip-prinsip estetika dapat digunakan untuk bekal bagi
koreografer dalam membuat koreografi, sehingga koreografi menarik dari sisi
bentuk, namun juga bermanfaat bagi orang lain, karena kandungan pesan yang
bermakna dari elemen-elemen koreografi. Oleh karena itu, pembahasan kali ini,
difokuskan kepada estetika elemen tari yang berkontibusi besar kepada keindahan
koreografi.
Telah disebutkan bahwa estetika merupakan cabang dari filsafat yang
mengkaji tentang keindahan. Kata filsafat berasal dari bahasa Arab falsafah. Dalam
bahasa Yunani philosophia (philos=cinta, Sophia=kebijaksanaan) jadi philosophia
berarti cinta pada kebijaksanaan. Berfilsafat, merupakan kegiatan pengetahuan dan
kehendak yang merupakan kenyataan yang pertama dialami secara langsung oleh
manusia. Dalam sudut pandang ini, seluruh filsafat adalah penjelasan tentang
kegiatan manusia yang menyentuh akar-akarnya yang terdalam. Dalam arti yang
67
lebih luas, titik awal filsafat adalah seluruh pengetahuan tentang kenyataan yang
mendahului penelitian filosofis (Bagus, 1996:243). Kegiatan manusia yang
menyentuh akar-akarnya yang terdalam ini yang mendasari filsafat memiliki
banyak ruang lingkup kajian. Ruang lingkup kajian filsafat meliputi seluruh
persoalan manusia yang dikelompokkan menjadi enam persoala(Gie:1983:7-10 ),
yaitu:
1) Persoalan metafisik (eksistensi, keberadaan).
Persoalan metafisik mempersoalkan hakikat dan sifat dasar dari eksistensi alam
sekitar, adanya Tuhan, manusia dengan segala persoalannya, jalan pikiran, dan
realita kehidupannya.
2) Persoalan epistemologi (pengetahuan).
Persoalan epistemologi mengupas tentang sumber dan batas pengetahuan
manusia termasuk persoalan cara seseorang memperoleh pengetahuan.
Pengetahuan diperoleh melalui akal atau indera.
3) Persoalan metodologis (metode).
Persoalan metodologis lebih berkaitan dengan metode-metode untuk
memperoleh ilmu pengetahuan.
4) Persoalan logis (logika).
Persoalan logis berhubungan erat dengan proses penalaran yang tepat. Adakah
kriteria tertentu yang dapat menjamin bahwa kesimpulan atau tindakan yang
diambil seseorang sudah tepat dalam mengatasi persoalan.
5) Persoalan etis (etika, moralitas).
Persoalan etis tentang perilaku manusia yang berhubungan dengan moral, dan
susila. Ukuran-ukuran tertentu untuk menilai tingkah laku manusia, serta
dampaknya terhadap lingkungan sekitar.
6) Persoalan estetis (estetika, keindahan).
Persoalan estetis memerlukan penelaahan yang lebih terperinci, karena
mencakup kajian yang luas, yaitu: nilai estetis, pengalaman estetis, perilaku
pencipta seni (seniman), dan seni itu sendiri.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa Estetika merupakan
salah satu kajian persolan dalam Filsafat. Istilah Estetika sebagai filsafat keindahan
diperkenalkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten (1714-1762) dalam buku
68
Aesthetica yang mengupas tentang estetika sebagai ilmu pengetahuan inderawi.
Istilah estetika untuk pertama kali dikemukakan oleh Baumgarten yang berasal dari
bahasa Yunani asthetis yang berarti penerapan, persepsi, atau pengalaman
(Hartoko, 1995: 15). Kajian estetika dikemukakan oleh Gie (1983:11-13 ) meliputi
4 hal:
1) Nilai estetis
Persoalan yang muncul adalah sesuatu yang berkenaan dengan hakikat estetis
(keindahan) yaitu apakah sifat keindahan itu?, bagaimana sifat keindahan itu?,
subjektif atau objektif?, bagaimana peran keindahan dalam kehidupan
manusia?, bagaimana hubungan keindahan dengan kebenaran dan kebaikan?
2) Pengalaman estetis
Pengalaman estetis membahahas pengalaman seseorang dalam hubungannya
dengan sesuatu objek/ kejadian yang indah. Permasalahan yang timbul adalah
bagaimana ciri-ciri pengalaman estetis?, mengapa objek seni/kejadian dapat
menimbulkan pengalaman estetis?, gejala- gejala atau faktor apakah yang dapat
mengganggu/merupakan rintangan dalam pengalaman estetis tersebut?
3) Perilaku pencipta seni (seniman)
Beberapa persoalan yang dikaji antara lain, siapakah seniman itu?, Di mana
letak perbedaan antara seniman dan pengrajin?, bagaimana proses penciptaan
sebuah benda seni?, apakah ada hubungan kepribadian antara pencipta seni
dengan hasil karyanya?
4) Seni itu sendiri
Persoalan yang dikaji adalah adakah kriteria tertentu untuk menetapkan sebuah
hasil karya sebagai benda bernilai seni?, mana yang lebih penting? bentuk atau
makna karya seni?, apakah ada hubungan antara karya seni dengan agama,
filsafat dan ilmu.
Mengkaji keindahan atau estetika tari harus dimulai dari langkah mengerti
benar jenis tari yang diamati. Berdasarkan jenis tari yang diamati, selanjutnya
dilakukan kajian (a) nilai estetis tari; (b) pengalaman estetis; (c) kaitan antara
perilaku seniman dengan karyanya; serta (d) tari yang diamati.
69
(a) Nilai estetis dalam tari
Persoalan pertama dalam estetika adalah nilai estetis. Nilai estetis tari
adalah kualitas yang melekat pada tari. Indikator kualitas apabila tari memiliki
sifat- sifat yang penting dan bermutu yang disebut dengan sifat keindahan. Secara
umum seni dikatakan indah apabila menimbulkan rasa puas. Dari sudut pandang
yang berbeda seni dikatakan indah apabila di dalam seni memiliki sifat-sifat indah.
Sifat keindahan bermacam-macam Gie (1996: 27) menjelaskan ada tiga pasang
kategori keindahan, yaitu kategori agung dan kategori elok, kategori kosmis dan
kategori tragis, serta kategori indah dan kategori jelek.
Berdasarkan pendapat tersebut tari yang dianggap memiliki sifat keindahan
apabila: (1) dapat membangkitkan perasaan takjub, megah, dahsyat dan
keanggunan. Zeising dalam Gie (1996:28) yang menimbulkan rasa takjub bagi
orang yang mengamati seni karena sifat impresive, majestic, glorious, dalam karya
seni termasuk dalam kategori agung; (2) dapat membangkitkan perasaan
mengesankan, hebat, keren termasuk dalam kategori elok; (3) dapat
membangkitkan perasaan menggelikan hati termasuk dalam kategori komis.
Contoh tari kategoni ini, dapat Anda lihat dalam tautan Tari Dwimuka karya Didik
Nini Thowok di https://www.youtube.com/watch?v=BV28fJezUwU
Dalam pembelajaran tari, sifat keindahan yang ada di dalam tari perlu
dilatihkan agar siswa memiliki kesadaran bahwa yang membangkitkan perasaan
pada waktu mengamati tari adalah kualitas elemen-elemen tari, diantaranya dari
gerak, desain lantai, musik, rias dan konstum, cerita, dan elemen tari lainnya bukan
bersumber dari tanggapan atau selera penonton.
(b) Pengalaman estetis
Persoalan yang kedua dalam estetika adalah pengalaman estetis.
Pengalaman estetis dalam tari adalah perasaan puas pada waktu penonton melihat
tari. Pengalaman estetis akan diperoleh seseorang apabila dalam mengamati tari
dalam kondisi pikiran yang jernih, sehat fisik, dan berperasaan tenang, sehingga
dapat konsentrasi dalam mengamati tari. Mengamati tari harus tanpa pamrih,
terbebas dari pikiran-pikiran praktis, misalnya mememikirkan nilai ekonomi dari
70
tari yang amati, atau pikiran yang teknis dan kritis. Pengalaman estetis terjadi
dalam diri seseorang karena responsnya terhadap tari yang diamati, setelah proses
mencerap, merenungkan dan menikmati tari. Oleh karena itu, kegiatan mengamati
tari dalam pembelajaran tari perlu dikondisikan situasi yang dapat membantu
siswa untuk dapat berkonsentrasi, sehingga siswa dapat mencerap, merenungkan,
menikmati, menanggapi dan selanjutnya memperoleh pengalaman estetik tari yang
diamati. Kondisi pikiran, perasaan dan mental yang sehat merupakan syarat
seseorang untuk dapat memperoleh pengalaman estetis dalam menikmati tari. Di
dalam menikmati tari pengalaman lain yang dapat diperoleh adalah pengalaman
religius. Pengalaman religius adalah adalah perasaan kagum terhadap kebesaran
dan kuasa Tuhan. Kondisi ini akan dapat dialami oleh penonton tari manakala
menikmati tari yang mengandung nilai religi.
(c) Perilaku seniman
Persoalan yang ketiga dalam estetika adalah perilaku seniman. Seniman
tari dikategorikan menjadi dua, yaitu seniman pencipta yang disebut koreografer
dan seniman pelaku yaitu penari. Tari merupakan hasil daya cipta koreografer
yang diungkapkan melalui media gerak. Tari sebagai pernyataan daya cipta
manusia tidak dapat terlepas pikiran, sikap, dan perilaku seniman penciptanya
dalam menanggapi dan bereaksi terhadap sesuatu. Tari merupakan perwujudan
nilai-nilai yang dihayati seniman dalam lingkungan sosio budaya masyarakat yang
kemudian diekspresikan dan dikomunikasikan oleh koreografer dengan media
gerak kepada orang lain. Oleh karena itu, bentuk dan gaya tari biasanya
mencerminkan karakteristik koreografernya.
Koreografi yang indah dari aspek bentuk, struktur dan isinya akan
menimbulkan berbagai perasaan yang dialami oleh penonton, misalnya perasaan
takjub, mengesankan, menggelikan, menyenangkan, sedih, bahkan perasaan
negatif atau perasaan lain yang ingin diciptakan oleh koreografer melalui hasil
karyanya. Berbagai perasaan tersebut dapat dirasakan oleh penonton karena adanya
sifat-sifat indah dalam bentuk struktur tari.
71
Monroe Bearsley menjelaskan bahwa karya seni ciri bentuk karya seni yang
indah apabila memiliki sifat: (a) kesatuan; (b) kerumitan; (c) kesungguhan.
Kesatuan (unity) berarti karya seni yang tersusun baik atau sempurna bentuknya.
Kerumitan (complexity), berarti karya seni yang tidak sederhana sekali, namun
kaya dengan isi atau unsur- unsur yang saling berlawanan atau yang mengandung
perbedaan-perbedaan halus. Kesungguhan (intensity) berarti karya seni memiliki
kualitas tertentu yang menonjol, bukan sekedar sesuatu yang kosong, ada ” so
something” di dalam karya seni tersebut ( Gie: 1996: 4).
Murgianto(2004:56) mengemukakan bahwa kriteria keindahan bentuk seni
tari adalah (a) kesatuan; (b) variasi; (c) pengulangan; dan (d) klimaks. Kesatuan
dan variasi mengandung pengertian bahwa setiap karya seni harus disusun dari
berbagai unsur. Unsur pokok dan pendukung tari dipadukan sedemikian rupa,
sehingga membentuk kesatuan yang utuh sesuai dengan tema tarinya.
Pengertian pengulangan adalah menampilkan kembali unsur-unsur seni tari yang
telah ditampilkan sebelumnya, ditujukan untuk mempertegas isi atau tema.
Pengulangan dapat membantu menegaskan maksud koreografi, namun sebuah
koreografi yang terlalu banyak menampilkan pengulangan unsur-unsurnya akan
terasa membosankan. Pengertian klimaks di dalam koreografi adalah bagian
yang paling menarik dan sangat penting dari sebuah tari. Cara untuk
membuat klimaks di dalam tari, diantaranya dengan cara: meningkatkan
emosional, menampilkan jumlah penari maksimal, adegan perang, dan adegan
mengharukan.
Parker mengemukakan ciri umum keindahan bentuk karya seni apabila
memiliki asas (a) kesatuan; (b) tema ; (c) variasi menurut tema; (d) keseimbangan;
(e) perkembangan; dan (f) tata jenjang. Secara khusus Elisabeth R Hayes
mengemukakan keindahan tari apabila memiliki sifat-sifat (a) kesatuan antar
elemen tari; (b) variasi; (c) repetisi; (d) kontras; (e) transisi; (f) berkelanjutan; (g)
klimaks; (h) keseimbangan; dan (i) harmoni.
Koreografi yang indah dari aspek isi dan maknanya akan memberikan
manfaat bagi penonton. Nilai pengetahuan, nilai kehidupan, nilai moral, nilai religi,
72
nilai kemanusiaan misalnya cinta kasih, keadilan, kebebasan, perdamaian toleransi
memberikan manfaat bagi khalayak.
Koreografi yang indah bukan satu-satunya sumber keindahan tari. Penari
juga merupakan sumber keindahan tari. Seindah apapun garapan bentuk dan
strukstur dalam koregrafi, apabila tidak dinyatakan oleh penari yang hebat maka
koreografi tidak dapat tampil sempurna. Penari yang hebat adalah penari yang dapat
mengekspresikan tari yang sedang dibawakan.
Penari dalam tari primitif dan tari rakyat kehebatannya terletak pada inner
dynamis (semangat dari dalam hati) serta kesungguhannya ketika menari, penari
melakukan gerakan dengan sepenuh hati sehingga tujuan religi atau tujuan lainnya
dalam menari dapat tercapai.
Penari untuk jenis tari tontonan kehebatannya terletak kepada kemampuan
teknis bergerak yang benar (wiraga), rasa musikal dalam menari (wirama), atau
kemampuan menghayati dan mengekpresikan karakter tari atau karakter tokoh
(wirasa), sehingga dapat mengekpresikan tari seperti ide dasar tari.
Tugas KB. 2
Amati satu jenis tari yang Anda unduh dari Youtube!. Buatlah kajian tentang tari
yang Anda amati dalam bentuk makalah. Makalah dibuat dalam 1200- 2200 kata,
dengan sistematika dan komposisi berikut ini:
1. Pendahuluan
Penjelasan tentang nama tari dan mengapa Anda memilih jenis tari tersebut
untuk dibahas dan jelaskan kelebihan tari Anda bahas (150-200 kata)
2. Pembahasan
a. Deskripsikan bentuk, tema dan estetika tari tradisi dan non tradisi (300-600
kata)
b. analisis dan kritisi tentang bentuk, tema dan estetika tari tradisi dan non tradisi
(300-600 kata)
c. Penjelasan tentang keunikan atau keunggulan tari (300-600 kata)
73
3. Kesimpulan
Tulislah kesimpulan dari pembahasan secara ringkas (150-200 kata)

More Related Content

What's hot

Ppt senbud perbedaan seni 2 & 3 dimensi
Ppt senbud perbedaan seni 2 & 3 dimensiPpt senbud perbedaan seni 2 & 3 dimensi
Ppt senbud perbedaan seni 2 & 3 dimensiFaza Fuadina
 
Kelompok 4 powerpoint seni rupa !
Kelompok 4 powerpoint seni rupa !Kelompok 4 powerpoint seni rupa !
Kelompok 4 powerpoint seni rupa !rainiLaura
 
KELOMPOK 1 _ MODUL 1 & 2 _ PEND. SENI DI SD.pdf
KELOMPOK 1 _ MODUL 1 & 2 _ PEND. SENI DI SD.pdfKELOMPOK 1 _ MODUL 1 & 2 _ PEND. SENI DI SD.pdf
KELOMPOK 1 _ MODUL 1 & 2 _ PEND. SENI DI SD.pdfharishmwddh
 
Satuan layanan bk kelas vii smp
Satuan layanan bk kelas vii smpSatuan layanan bk kelas vii smp
Satuan layanan bk kelas vii smpRubianto Cure
 
Proposal pengukuhan pikr
Proposal pengukuhan pikrProposal pengukuhan pikr
Proposal pengukuhan pikrKazzu Triviji
 
Power point seni budaya, hakikat seni tari
Power point seni budaya, hakikat seni tariPower point seni budaya, hakikat seni tari
Power point seni budaya, hakikat seni tariNur Syahwidad
 
Modul Ajar Kelas 7 SMP Seni Tari Fase D Unit 2
Modul Ajar Kelas 7 SMP Seni Tari Fase D Unit 2Modul Ajar Kelas 7 SMP Seni Tari Fase D Unit 2
Modul Ajar Kelas 7 SMP Seni Tari Fase D Unit 2Modul Guruku
 
Seni Budaya Tentang Tari kelas 7 smp
Seni Budaya Tentang Tari kelas 7 smpSeni Budaya Tentang Tari kelas 7 smp
Seni Budaya Tentang Tari kelas 7 smpwahajung
 
power point tari
power point taripower point tari
power point taririnuw
 
Rpp SD Kelas 6 semester 2 K13 tema 8
Rpp SD Kelas 6 semester 2 K13 tema 8Rpp SD Kelas 6 semester 2 K13 tema 8
Rpp SD Kelas 6 semester 2 K13 tema 8Akang Faesholi
 
Makalah Seni Budaya Pergelaran Tari dan Kritik Seni Tari
Makalah Seni Budaya Pergelaran Tari dan Kritik Seni TariMakalah Seni Budaya Pergelaran Tari dan Kritik Seni Tari
Makalah Seni Budaya Pergelaran Tari dan Kritik Seni TariVina Widya Putri
 
Metode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaranMetode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaranrina afriani
 
PAKAIAN SERAGAM PRAMUKA.ppt
PAKAIAN SERAGAM PRAMUKA.pptPAKAIAN SERAGAM PRAMUKA.ppt
PAKAIAN SERAGAM PRAMUKA.pptIslana2
 
PPT bab IX Seni Grafis kls 9 smstr 2.ppt
PPT bab IX Seni Grafis  kls 9 smstr 2.pptPPT bab IX Seni Grafis  kls 9 smstr 2.ppt
PPT bab IX Seni Grafis kls 9 smstr 2.pptssuserfb4671
 

What's hot (20)

Ppt seni tari
Ppt seni tariPpt seni tari
Ppt seni tari
 
Seni Tari Kelas 8
Seni Tari Kelas 8 Seni Tari Kelas 8
Seni Tari Kelas 8
 
Ppt senbud perbedaan seni 2 & 3 dimensi
Ppt senbud perbedaan seni 2 & 3 dimensiPpt senbud perbedaan seni 2 & 3 dimensi
Ppt senbud perbedaan seni 2 & 3 dimensi
 
Kelompok 4 powerpoint seni rupa !
Kelompok 4 powerpoint seni rupa !Kelompok 4 powerpoint seni rupa !
Kelompok 4 powerpoint seni rupa !
 
KELOMPOK 1 _ MODUL 1 & 2 _ PEND. SENI DI SD.pdf
KELOMPOK 1 _ MODUL 1 & 2 _ PEND. SENI DI SD.pdfKELOMPOK 1 _ MODUL 1 & 2 _ PEND. SENI DI SD.pdf
KELOMPOK 1 _ MODUL 1 & 2 _ PEND. SENI DI SD.pdf
 
Satuan layanan bk kelas vii smp
Satuan layanan bk kelas vii smpSatuan layanan bk kelas vii smp
Satuan layanan bk kelas vii smp
 
makalah estetika
makalah estetikamakalah estetika
makalah estetika
 
Proposal pengukuhan pikr
Proposal pengukuhan pikrProposal pengukuhan pikr
Proposal pengukuhan pikr
 
Ppt tari
Ppt tariPpt tari
Ppt tari
 
Power point seni budaya, hakikat seni tari
Power point seni budaya, hakikat seni tariPower point seni budaya, hakikat seni tari
Power point seni budaya, hakikat seni tari
 
Modul Ajar Kelas 7 SMP Seni Tari Fase D Unit 2
Modul Ajar Kelas 7 SMP Seni Tari Fase D Unit 2Modul Ajar Kelas 7 SMP Seni Tari Fase D Unit 2
Modul Ajar Kelas 7 SMP Seni Tari Fase D Unit 2
 
Karya seni rupa 3 dimensi
Karya seni rupa 3 dimensiKarya seni rupa 3 dimensi
Karya seni rupa 3 dimensi
 
Seni Budaya Tentang Tari kelas 7 smp
Seni Budaya Tentang Tari kelas 7 smpSeni Budaya Tentang Tari kelas 7 smp
Seni Budaya Tentang Tari kelas 7 smp
 
power point tari
power point taripower point tari
power point tari
 
Rpp SD Kelas 6 semester 2 K13 tema 8
Rpp SD Kelas 6 semester 2 K13 tema 8Rpp SD Kelas 6 semester 2 K13 tema 8
Rpp SD Kelas 6 semester 2 K13 tema 8
 
Makalah Seni Budaya Pergelaran Tari dan Kritik Seni Tari
Makalah Seni Budaya Pergelaran Tari dan Kritik Seni TariMakalah Seni Budaya Pergelaran Tari dan Kritik Seni Tari
Makalah Seni Budaya Pergelaran Tari dan Kritik Seni Tari
 
Metode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaranMetode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaran
 
PAKAIAN SERAGAM PRAMUKA.ppt
PAKAIAN SERAGAM PRAMUKA.pptPAKAIAN SERAGAM PRAMUKA.ppt
PAKAIAN SERAGAM PRAMUKA.ppt
 
pola lantai Tari
pola lantai Taripola lantai Tari
pola lantai Tari
 
PPT bab IX Seni Grafis kls 9 smstr 2.ppt
PPT bab IX Seni Grafis  kls 9 smstr 2.pptPPT bab IX Seni Grafis  kls 9 smstr 2.ppt
PPT bab IX Seni Grafis kls 9 smstr 2.ppt
 

Similar to Tari Tradisional

Makalah tugas tik ul
Makalah tugas tik ulMakalah tugas tik ul
Makalah tugas tik ulmauliaisnaeni
 
MODUL III SENI BUDAYA KB 3: RAGAM GERAK, MUSIK IRINGAN TARI, LEVEL, DAN POLA ...
MODUL III SENI BUDAYA KB 3: RAGAM GERAK, MUSIK IRINGAN TARI, LEVEL, DAN POLA ...MODUL III SENI BUDAYA KB 3: RAGAM GERAK, MUSIK IRINGAN TARI, LEVEL, DAN POLA ...
MODUL III SENI BUDAYA KB 3: RAGAM GERAK, MUSIK IRINGAN TARI, LEVEL, DAN POLA ...ppghybrid4
 
Peranan tari kecak sebagai daya tarik wiasatawan
Peranan tari kecak sebagai daya tarik wiasatawanPeranan tari kecak sebagai daya tarik wiasatawan
Peranan tari kecak sebagai daya tarik wiasatawankromdon
 
Tari kreasi tugas mata kuliah PG-PAUD
Tari kreasi tugas mata kuliah PG-PAUDTari kreasi tugas mata kuliah PG-PAUD
Tari kreasi tugas mata kuliah PG-PAUDSukardi Juniardi
 
RPP Seni Tari BAB 6 Genjil - Programpendidikan.com.docx
RPP Seni Tari BAB 6 Genjil - Programpendidikan.com.docxRPP Seni Tari BAB 6 Genjil - Programpendidikan.com.docx
RPP Seni Tari BAB 6 Genjil - Programpendidikan.com.docxmangirfan
 
Rpp smp seni budaya
Rpp smp seni budayaRpp smp seni budaya
Rpp smp seni budayaYusuf Jepara
 
Karya Seni Kreasi
Karya Seni KreasiKarya Seni Kreasi
Karya Seni KreasiHilda Ayu
 
MODUL AJAR KELAS 7.pdf
MODUL AJAR KELAS 7.pdfMODUL AJAR KELAS 7.pdf
MODUL AJAR KELAS 7.pdfAjiNug3
 
3. Pertemuan Ke 3 Seni Tari X Semester 2.pdf
3. Pertemuan Ke 3 Seni Tari X Semester 2.pdf3. Pertemuan Ke 3 Seni Tari X Semester 2.pdf
3. Pertemuan Ke 3 Seni Tari X Semester 2.pdfNahorPadamai
 
MODUL IV SENI BUDAYA KB 4: PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SENI DAN ESTETIKA SENI TE...
MODUL IV SENI BUDAYA KB 4: PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SENI DAN ESTETIKA SENI TE...MODUL IV SENI BUDAYA KB 4: PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SENI DAN ESTETIKA SENI TE...
MODUL IV SENI BUDAYA KB 4: PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SENI DAN ESTETIKA SENI TE...PPGhybrid3
 
pengertian kebudayaan_seni
pengertian kebudayaan_senipengertian kebudayaan_seni
pengertian kebudayaan_seniahufiamaya
 
SENI TARI: Perbedaan Tari Topeng Betawi dan Cirebon
SENI TARI: Perbedaan Tari Topeng Betawi dan CirebonSENI TARI: Perbedaan Tari Topeng Betawi dan Cirebon
SENI TARI: Perbedaan Tari Topeng Betawi dan CirebonVika Mubarokah
 
bmr sambungan bab 6.docx
bmr sambungan bab 6.docxbmr sambungan bab 6.docx
bmr sambungan bab 6.docxMariaErviana
 

Similar to Tari Tradisional (20)

Makalah tugas tik ul
Makalah tugas tik ulMakalah tugas tik ul
Makalah tugas tik ul
 
Bab 13 Kelas X Seni Budaya
Bab 13 Kelas X Seni BudayaBab 13 Kelas X Seni Budaya
Bab 13 Kelas X Seni Budaya
 
MODUL III SENI BUDAYA KB 3: RAGAM GERAK, MUSIK IRINGAN TARI, LEVEL, DAN POLA ...
MODUL III SENI BUDAYA KB 3: RAGAM GERAK, MUSIK IRINGAN TARI, LEVEL, DAN POLA ...MODUL III SENI BUDAYA KB 3: RAGAM GERAK, MUSIK IRINGAN TARI, LEVEL, DAN POLA ...
MODUL III SENI BUDAYA KB 3: RAGAM GERAK, MUSIK IRINGAN TARI, LEVEL, DAN POLA ...
 
Peranan tari kecak sebagai daya tarik wiasatawan
Peranan tari kecak sebagai daya tarik wiasatawanPeranan tari kecak sebagai daya tarik wiasatawan
Peranan tari kecak sebagai daya tarik wiasatawan
 
Seni tari
Seni tariSeni tari
Seni tari
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Tari kreasi tugas mata kuliah PG-PAUD
Tari kreasi tugas mata kuliah PG-PAUDTari kreasi tugas mata kuliah PG-PAUD
Tari kreasi tugas mata kuliah PG-PAUD
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
RPP Seni Tari BAB 6 Genjil - Programpendidikan.com.docx
RPP Seni Tari BAB 6 Genjil - Programpendidikan.com.docxRPP Seni Tari BAB 6 Genjil - Programpendidikan.com.docx
RPP Seni Tari BAB 6 Genjil - Programpendidikan.com.docx
 
Bab 5 Kelas X Seni budaya
Bab 5 Kelas X Seni budayaBab 5 Kelas X Seni budaya
Bab 5 Kelas X Seni budaya
 
Rpp smp seni budaya
Rpp smp seni budayaRpp smp seni budaya
Rpp smp seni budaya
 
Tari dan teater
Tari dan teaterTari dan teater
Tari dan teater
 
Karya Seni Kreasi
Karya Seni KreasiKarya Seni Kreasi
Karya Seni Kreasi
 
MODUL AJAR KELAS 7.pdf
MODUL AJAR KELAS 7.pdfMODUL AJAR KELAS 7.pdf
MODUL AJAR KELAS 7.pdf
 
3. Pertemuan Ke 3 Seni Tari X Semester 2.pdf
3. Pertemuan Ke 3 Seni Tari X Semester 2.pdf3. Pertemuan Ke 3 Seni Tari X Semester 2.pdf
3. Pertemuan Ke 3 Seni Tari X Semester 2.pdf
 
MODUL IV SENI BUDAYA KB 4: PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SENI DAN ESTETIKA SENI TE...
MODUL IV SENI BUDAYA KB 4: PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SENI DAN ESTETIKA SENI TE...MODUL IV SENI BUDAYA KB 4: PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SENI DAN ESTETIKA SENI TE...
MODUL IV SENI BUDAYA KB 4: PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SENI DAN ESTETIKA SENI TE...
 
pengertian kebudayaan_seni
pengertian kebudayaan_senipengertian kebudayaan_seni
pengertian kebudayaan_seni
 
SENI TARI: Perbedaan Tari Topeng Betawi dan Cirebon
SENI TARI: Perbedaan Tari Topeng Betawi dan CirebonSENI TARI: Perbedaan Tari Topeng Betawi dan Cirebon
SENI TARI: Perbedaan Tari Topeng Betawi dan Cirebon
 
bmr sambungan bab 6.docx
bmr sambungan bab 6.docxbmr sambungan bab 6.docx
bmr sambungan bab 6.docx
 
Bab 1 Kelas XII Seni Budaya
Bab 1 Kelas XII Seni BudayaBab 1 Kelas XII Seni Budaya
Bab 1 Kelas XII Seni Budaya
 

More from ppghybrid4

BIOLOGI_M6KB4 PPT
BIOLOGI_M6KB4 PPTBIOLOGI_M6KB4 PPT
BIOLOGI_M6KB4 PPTppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB4 PDF
BIOLOGI_M6KB4 PDFBIOLOGI_M6KB4 PDF
BIOLOGI_M6KB4 PDFppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB3 PPT
BIOLOGI_M6KB3 PPTBIOLOGI_M6KB3 PPT
BIOLOGI_M6KB3 PPTppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB3 PDF
BIOLOGI_M6KB3 PDFBIOLOGI_M6KB3 PDF
BIOLOGI_M6KB3 PDFppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPTBIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPTppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB2 PDF
BIOLOGI_M6KB2 PDFBIOLOGI_M6KB2 PDF
BIOLOGI_M6KB2 PDFppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB1 PPT
BIOLOGI_M6KB1 PPTBIOLOGI_M6KB1 PPT
BIOLOGI_M6KB1 PPTppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB1 PDF
BIOLOGI_M6KB1 PDFBIOLOGI_M6KB1 PDF
BIOLOGI_M6KB1 PDFppghybrid4
 
BIOLOGI_M5KB4 PPT
BIOLOGI_M5KB4 PPTBIOLOGI_M5KB4 PPT
BIOLOGI_M5KB4 PPTppghybrid4
 
BIOLOGI_M5KB4 PDF
BIOLOGI_M5KB4 PDFBIOLOGI_M5KB4 PDF
BIOLOGI_M5KB4 PDFppghybrid4
 
BIOLOGI_M5KB3 PPT
BIOLOGI_M5KB3 PPTBIOLOGI_M5KB3 PPT
BIOLOGI_M5KB3 PPTppghybrid4
 
BIOLOGI_M5KB3 PDF
BIOLOGI_M5KB3 PDFBIOLOGI_M5KB3 PDF
BIOLOGI_M5KB3 PDFppghybrid4
 
BIOLOGI_M5KB2 PPT
BIOLOGI_M5KB2 PPTBIOLOGI_M5KB2 PPT
BIOLOGI_M5KB2 PPTppghybrid4
 

More from ppghybrid4 (20)

BIOLOGI_M6KB4 PPT
BIOLOGI_M6KB4 PPTBIOLOGI_M6KB4 PPT
BIOLOGI_M6KB4 PPT
 
BIOLOGI_M6KB4 PDF
BIOLOGI_M6KB4 PDFBIOLOGI_M6KB4 PDF
BIOLOGI_M6KB4 PDF
 
BIOLOGI_M6KB3 PPT
BIOLOGI_M6KB3 PPTBIOLOGI_M6KB3 PPT
BIOLOGI_M6KB3 PPT
 
BIOLOGI_M6KB3 PDF
BIOLOGI_M6KB3 PDFBIOLOGI_M6KB3 PDF
BIOLOGI_M6KB3 PDF
 
BIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPTBIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPT
 
BIOLOGI_M6KB2 PDF
BIOLOGI_M6KB2 PDFBIOLOGI_M6KB2 PDF
BIOLOGI_M6KB2 PDF
 
BIOLOGI_M6KB1 PPT
BIOLOGI_M6KB1 PPTBIOLOGI_M6KB1 PPT
BIOLOGI_M6KB1 PPT
 
BIOLOGI_M6KB1 PDF
BIOLOGI_M6KB1 PDFBIOLOGI_M6KB1 PDF
BIOLOGI_M6KB1 PDF
 
BIOLOGI_M5KB4 PPT
BIOLOGI_M5KB4 PPTBIOLOGI_M5KB4 PPT
BIOLOGI_M5KB4 PPT
 
BIOLOGI_M5KB4 PDF
BIOLOGI_M5KB4 PDFBIOLOGI_M5KB4 PDF
BIOLOGI_M5KB4 PDF
 
BIOLOGI_M5KB3 PPT
BIOLOGI_M5KB3 PPTBIOLOGI_M5KB3 PPT
BIOLOGI_M5KB3 PPT
 
BIOLOGI_M5KB3 PDF
BIOLOGI_M5KB3 PDFBIOLOGI_M5KB3 PDF
BIOLOGI_M5KB3 PDF
 
BIOLOGI_M5KB2 PPT
BIOLOGI_M5KB2 PPTBIOLOGI_M5KB2 PPT
BIOLOGI_M5KB2 PPT
 
BIOLOGI_M5KB2
BIOLOGI_M5KB2BIOLOGI_M5KB2
BIOLOGI_M5KB2
 
BIOLOGI_M5KB1
BIOLOGI_M5KB1BIOLOGI_M5KB1
BIOLOGI_M5KB1
 
BIOLOGI_M5KB1
BIOLOGI_M5KB1BIOLOGI_M5KB1
BIOLOGI_M5KB1
 
BIOLOGI_M4KB4
BIOLOGI_M4KB4BIOLOGI_M4KB4
BIOLOGI_M4KB4
 
BIOLOGI_M4KB4
BIOLOGI_M4KB4BIOLOGI_M4KB4
BIOLOGI_M4KB4
 
BIOLOGI_M4KB3
BIOLOGI_M4KB3BIOLOGI_M4KB3
BIOLOGI_M4KB3
 
BIOLOGI_M4KB3
BIOLOGI_M4KB3BIOLOGI_M4KB3
BIOLOGI_M4KB3
 

Recently uploaded

MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikssuser328cb5
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...Neta
 
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari IniNila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari IniNila88
 
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfachsofyan1
 
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99
 
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang MaxwinBento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang MaxwinBento88slot
 
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................teeka180806
 

Recently uploaded (8)

MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
 
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari IniNila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
 
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
 
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
 
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang MaxwinBento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
 
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
 

Tari Tradisional

  • 1. 48 MODUL 3 KB.2 : BENTUK, TEMA, DAN NILAI ESTETIS DALAM SENI TARI A. PENDAHULUAN 1. Deskripsi singkat Pada modul ini akan kita awali dengan materi tari tradisional yang digolongkan dalam koreografi komunal. Seperti telah Anda ketahui bahawa pengertian dari koreografi disebut juga sebagai komposisi tari, merupakan seni membuat/merancang struktur ataupun alur sehingga menjadi suatu pola gerakan- gerakan. Pada Kegiatan Belajar 2 ini akan dijelaskan pula bentuk gerak, tema, dan nIlai estetis dalam tari tradional. Materi pada kegiatan Belajar ini dilengkapi dengan gambar serta video untuk menambah wawasan Anda tentang koreografi jenis tari tradisonal. Pada Kegiatan Belajar kali ini Anda juga diminta untuk menyelesaikan tugas serta tes formatif untuk menguji wawasan Anda tentang materi bentuk, tema, dan nilai estetis tari. 2. Relevansi Materi pada KB 2 memiliki relevansi tidak hanya pada berkembangnya wawasan Anda tentang materi bentuk, tema, dan nilai estetis tari namun juga anda dapat menemukan bagaimana pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan siswa dan kurikulum saat ini. Proses pengalaman membentuk sikap, pengetahuan dan keterampilan yang optimal perkembangannya pada siswa. 3. Petunjuk Belajar Selanjtnya untuk mempermudan Anda dalam belajar, mohon perhatikan hal-hal berikut ini : a. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan pada modul ini, agar Anda benar- benar memahami keterkaitan materi yang dibahas pada setiap bagiannya, dan kemudian dapat menyimpulkan secara garis besar, inti materi, tujuan
  • 2. 49 pembelajaran, sehingga mengetahui kemampuan yang diharapkan dalam modul ini. b. Selanjutkan pelajarilah bagian demi bagian dari modul ini, temukan kata-kata kunci dan berilah tanda agar memudahkan Anda dalam mempelajarinya. c. Jika masih belum paham, baca dan pelajari sekali lagi agar Anda lebih mengerti. d. Selesaikan dengan tuntas latihan dan tes formatif yang telahb tersedia dalam setiap kegiatan belajar. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana kemampuan pemahaman Anda terhadap materi yang telah dipelajari, dan usahakan tidak melihat kunci jawaban. e. Jika masih kurang paham, manfaatkan pertemuan dengan tutor serta teman sejawat untuk mendiskusikan dan mempraktikkannya. B. INTI 1. Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 2, Anda diharapkan mampu memahami keunikan gerak tari tradisional dan non tradisonal berdasarkan bentuk, teman dan nilai estetis tari, peserta dapat membandingkan bentuk gerak tari tradisi dan non tradisi. 2. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 2, peserta akan mampu: a. Menganalisis bentuk koreografi tari tradisional dan non tradisional b. Menganalisis tema tari tradisional dan non tradisional c. Menganalisis nilai estetis tari tradisional dan non tradisional 4. Uraian Materi a. Bentuk Kareografi Tari Tradisional dan Non Tradisional Koreografi dapat dikatakan sebagai pencatatan gerak dimana dalam prosesnya melatih daya kreatif seseorang untuk diungkapkan dalam penyusunan tari. Koreografi adalah proses pemilihan dan pengaturan gerakan- gerakan menjadi sebuah tarian, dan di dalamnya terdapat laku kreatif.
  • 3. 50 Dari pemahaman di atas, koreografi dan komposisi merupakan kerja kreatif dalam mewujudkan karya tari, dan untuk keberhasilannya dibutuhkan acuan ilmu/pengetahuan sebagai bahan pertimbangan, berupa prinsip-prinsip tari agar mendapatkan hasil karya tari yang baik. Kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas ini bergantung pada pendidikan, pengalaman, selera, perkembangan artistik, pembawaan pribadi, kemampuan kreatif, dan keterampilan teknisnya. Kemampuan membuat keputusan atau kemampuan memilih ide, bahan dan cara-cara pelaksanaan yang sesuai dan menolak yang tidak sesuai dengan kebutuhan kreatif seseorang, biasanya dianggap bersifat intuitif (gerak hati). Namun pada kenyataannya penilaian artistik ini dipengaruhi oleh adanya prinsip-prinsip bentuk seni yang tampaknya dipahami, diakui dan yang membimbing usaha manusia sejak memulai kesenian. Prinsip-prinsip semacam ini tidaklah membeku menjadi sekumpulan aturan kaku yang merumuskan bentuk seni. Akan tetapi, lebih merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam rangka mencapai sebuah komposisi yang memenuhi syarat secara estetis. Bentuk tari ditinjau dari jumlah penari, terbagi ke kelompokkan dalam tari tunggal dan tari kelompok. Tari tunggal adalah tari yang disajikan dan dibawakan oleh satu orang penari, baik perempuan maupun laki-laki. Sedangkan tari kelompok terdiri dari Tari Berpasangan adalah tari yang dilakukan oleh dua orang penari dengan karakter tidak selalu sama, tetapi yang terpenting adalah gerakannya saling berhubungan atau ada keterpaduan jalinan gerak antara keduanya, dapat ditarikan dengan sesama jenis ataupun dengan lawan jenis. Tari kelompok adalah tari yang dilakukan oleh beberapa penari di mana antara satu penari dengan penari yang lain gerakannya berbeda, meskipun geraknya tidak sama tetapi gerakan tersebut ada hubungan yang merupakan jalinan untuk mencapai keterpaduan. Tari massal adalah tari yang dilakukan oleh banyak penari dengan ragam gerak yang sama, dan antara penari satu dengan penari yang lain, tidak ada jalinan gerak yang saling melengkapi. Jenis tradisional terbagi dalam tari primitif, tari kerakyatan dan tari
  • 4. 51 klasik. Jenis tari ini biasanya merupakan bentuk koreografi komunal, dapat diartikan bahwa tari komunal adalah segala aktivitas tari yang melibatkan instrumen atau struktur sosial kemasyarakatan baik atas dasar kepentingan bersama dalam komunitas maupun kepentingan individual. Sebagai contoh, dalam peristiwa tari komunal yang ditandai dengan terlibatnya unsur sistem sosial yang telah ada diantaranya adalah dengan Tampilnya pemuka masyarakat sebagai pemimpin. Karena milik masyarakat umum, pelembagaan tari komunal sering kita kaitkan dengan seni rakyat. (Hadi, 2005 : 54) Ditinjau dari identitasnya secara umum, tari komunal sebagai tari tradisonal merupakan tarian yang lahir dari semangat kebersamaan sehingga memiliki fungsi sosio-kultural bahkan bisa menjadi salah satu pendukung upacara ritual adat maupun keagamaan. Dalam praktiknya tari tradisonal dalam jenis tari primitif dan kerakyatan dapat dilaksanakan tanpa keahlian tari secara khusus, karena tarian tersebut tidak lahir sebagai karya cipta seorang seniman tari.(Dibia dkk, 2001 : 50). Oleh sebab itu tari tradisional yang tergolong dalam komunal memiliki ciri-ciri utama sbb : a. Diadakan untuk kepentingan komunitas, b. Melibatkan sistem sosial yang telah ada, c. Merupakan pengabdian sosial dan lingkungan, d. Dilaksanakan secara spontan atau terencana. Hal ini dapat kita lihat pada ritual-ritual adat khususnya di wilayah Jawa yang masih selalu dilaksanakan dan seni tari menjadi hal yang tidak dapat terpisahkan dengan kegiatan tersebut. Di daerah lainpun dimungkinkan setiap kegiatan yang berhubungan dengan ritual adat selalu menggunakan tarian. Pada umumnya tari tradisonal sebagai komunal dimaksudkan untuk tujuan ritual/upacara tertentu. Seperti tari Tortor dari Batak, atau tari Hudoq dari Dayak. Di beberapa daerah ada sejenis tari yang beralih fungsi dari media upacara adat menjadi media hiburan. Tari ini memposisikan penari perempuan sebagai penghibur. Namun di Bayuwangi ada juga tarian sejenis yang masih dilestarikan sebagai upacara adat. Tarian tersebut adalah Tari Gandrung. (Dibia dkk, 2003.52). Adapun ciri-ciri tarian komunal adalah :
  • 5. 52 1) Diadakan Untuk Kepentingan Komunitas Tujuan utama pertunjukan tari adalah untuk memenuhi kebutuhan komunitas, yaitu masyarakat pendukung tari tersebut. Karena itu menari bukan hanya merupakan penampilan keindahan gerak dari penarinya saja. Mungkin saja tujuan tarian tersebut adalah untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan terhadap kehidupan masyarakat. Namun demikian mungkin juga tari tersebut merupakan bagian dari sistem kekeluargaan atau sistem kemasyarakatannya. Sebagai contoh misalnya dalam budaya Jawa dikenal dengan ritual nyadran atau bersih desa di Kabupaten Temanggung Jawa Tengah, setiap desa mempunyai bentuk ritual yang berbeda. Pada ritual ini seni tari yang sering dipentaskan adalah seni Jaran Kepang/atau Kuda Lumping, serta seni tari yang lain yang berkembang di Temanggung, antara lain tari Wulang Sunu, tari Gatoloco dan sebagainya. Di Daerah Sunda terdapat ritual Seren Taun yang diselenggarakan di setiap sehabis panen, seni tari yang ditampilkan biasanya tari Ketuk Tilu. Di Sumatera khususnya di daerah Bengkulu terdapat Tabot, yaitu untuk memperingati gugurnya cucu Rasulullah yang gugur di padang Karabala, pelaksanaannya diadakan di bulan Maulid. Di Sulawesi di Gorontalo terdapat ritual penjaga Adat yang dilakukan oleh kaum Bissu Gambar 1.9. Jaran Kepang/kuda Lumping Koleksi Detik.com
  • 6. 53 Gambar 2.10. Ketuk Tilu https://www.google.com/search?q=gambar+tari+ketuk+tilu Gambar 2.11. Tari Tabot https://www.google.com/search?q=gambar+tari+tabot 2) Melibatkan Sistem Sosial yang Telah Ada Pelaksanaan pertunjukaan tari selalu melibatkan komponen-komponen sosial seperti para tetua adat, tokoh agama perangkat desa (kepala desa, ketua rukun kampung). Keterlibatan dari komponen-komponen masyarakat ini sudah diatur sedemikian rupa sebagai suatu rangkaian mata rantai berdasarkan kebiasaan yang sudah disepakati bersama. Setiap orang melakukan kewajibannya sesuai dengan yang telah ditetapkan secara turun-temurun. Sebagai contohnya misalnya sistem kelembagaan di Bali, yaitu di sebuah Banjar, di dalam banjar telah terbagi ke dalam beberapa Sekaa yang masing- masing mempunyai tugas dan kewajiban yang diturunkan secara turun- temurun. 3) Pengabdian Sosial dan Lingkungan Tatkala ikut terlibat dalam peristiwa komunal semacam di satu daerah, partisipasi sebagai sebuah sumbangan atau pengabdian terhadap komunitas sosial dan lingkungannya. Ketika waktu pelaksanaan ritual telah tiba, warga
  • 7. 54 masyarakat secara sukarela akan berupaya mensukseskan acara tersebut sesuai dengan kemampuannya. Mereka menyiapkan segala sesuatunya secara sukarela. Pada saat pelaksanaan ritual tersebut, mereka menari bersama-sama warga masyarakat lainnya. Semuanya dilakukan atas dasar kesadaran sosial dan sama sekali bukan untuk mendapatkan imbalan upah berupa uang, atau material lainnya. Kesadaran sosial seperti ini sering muncul karena setiap orang menyakini bahwa nantinya dirinya pun akan membutuhkan bantuan dari warga masyarakat lainnya. 4) Ditarikan oleh satu atau banyak orang Seperti telah disingung di atas bahwa walaupun secara umum tarian komunal melibatkan banyak orang, karena diadakan atas kebutuhan orang banyak, namun tidak berarti tari komunal dalam kelompok ytari tradisional selalu dilakukan secara beramai-ramai.(Dibia dkk. 2003 : 61). Sejumlah tari komunal di Indonesia, yang dimainkan oleh satu orang (selaku penari utama), dan ada pula yang ditarikan oleh lebih dari satu orang. Meskipun demikian ekspresi komunal sangat menonjol dalam tarian ini, sehingga muncul kesan bahwa tari ini bisa dilakukan oleh siapa saja. Di sebagian wilayah, tidak jarang suatu pertunjukan tari hanya bisa dilakukan oleh penari khusus atau professional, contohnya Bissu di Sulawesi Selatan, seblang Banyuwangi, topeng pajegan di Ball, dan topeng Cirebon dan sebagainya. 5) Dilaksanakan Secara Spontan atau Terencana Tarian tradisional bisa berupa tarian formal (tarian yang serius dengan struktur yang jelas) dan tarian informal (menari-nari dan sejenisnya yang tidak memiliki bentukyang baku).(Dibia dkk, 2003 : 63). Jenis-jenis tarian tradisional yang tergolong dalam tarian formal, terdapat dalam berbagai aktivitas ritual, di masyarakat, pada umumnya memiliki pola-pola gerak, musik iringan, tata busana, dan tata penyajian yang relatif baku. Masyarakat umum biasanya dapat mengenali bukan saja jenis tarian yang bersangkutan melainkan juga dari asal wilayah budaya tarian tersebut berasal
  • 8. 55 Tari joged bumbung Bali memiliki gerakan tari yang lincah dengan iringan musik bambu, tari janger bernyanyi dan menari dengan bersuasana ceria. Gambar 2.13. tari Joged Bumbung https://www.google.com/search?q=gambar+tari+joged+bumbung Gambar 2.14. tari Janger https://www.google.com/search?q=gambar+tari+janger+bali Tari pajoge yang bersuasana anggun dari Sulawesi Tengah, atau tari alang suntiang penghulu yang bernuansa Nagari Padang Laweh (Sumatera Barat), adalah beberapa contoh tari komunal yang formal karena telah memiliki bentuk yang pasti sehingga dimungkinkan untuk dilakukan secara berulang-ulang. Gambar 2.14. Tari Pajoge
  • 9. 56 Di beberapa daerah ada pula tarian tradisional yang muncul secara direncanakan atau dipersiapkan sebelumnya. Beberapa contoh dari tarian komunal yang muncul secara direncanakan adalah tari sodoran dari masyarakat suku Tengger, tari rejang dan baris gede di Bali, dan tari Pajoge Mahardika di Sulawesi Tengah. Gambar 2.15. Tari Sodoran https://www.google.com/search?q=gambar+tari+sodoran Gambar2.16.tari Rejang https://www.google.com/search?q=gambar+tari+rejang&tbm Pada jenis tradisional, terbagi menjadi tari primitif, tari kerakyatan dan tari klasik. Pada tari primitif dan tari kerakyatan biasanya tergolong ke dalam tari/koreografi komunal, karena menjadi milik masyarakat pendukungnya dan tidak menyebutkan koreografer atau penata tarinya. Namun pada tari klasik, dengan merupakan kelembagaan tari istana, tari yang berkembang di lingkungan istana merupakan tari milik raja yang berkuasa dan merupakan koreografi individual yang diciptakan oleh raja. Contohnya tari Bedaya Ketawang, tari Srimpi dari Surakarta, tari Bedaya Semang, Bedaya Sang Amurwa Bhumi, Lawung Ageng dari Yogyakarta, dan sebagainya. Sedangkan bentuk kareografi pada tari yang dikategorikan tari non
  • 10. 57 tradisional atau kreasi baru adalah merupakan koreografi individual. Sebagai koreografi individual, tari-tarian yang diciptakan oleh koreografer menurut jumlah penarinya dapat berupa tari tunggal, tari berpasangan maupun tari kelompok. Koreografi individual dapat berupa tari kreasi baru yang mengadaptasi tari klasik maupun tari kerakyatan. Sebagai suatu sajian tari, koreografi indivial dapat diciptakan oleh satu atau beberapa koreografer, bahkan kemungkinkan ada bentuk koreografi individual yang penciptanya gabungan dari berbagai entis yang kemudian tercipta tari dengan kolaborasi budaya yang apik. Contoh koerografi individual yang diciptakan oleh seorang koreografer antara lain : a. Tari Klana Topeng, Tari Gunung Sari, Tari Bondan karya S Ngaliman dari Surakarta Lihat : https://www.youtube.com/watch?v=k3coc_MrkEU b. Tari Golek Lambangsari Jugag, Tari Klana Alus Karya RL Sasminta Mardawa dari Yogyakarta Lihat : https://www.youtube.com/watch?v=viGuuDjdt4I&t=82s c. Tari Yapong, tari Wira pertiwi, tari keris karya Bagong Kussudihardjo dari Yogyakarta Lihat : https://www.youtube.com/watch?v=SuMPEAxP9cA d. Tari Payung, Tari Rantak, tari Alang Babega karya Sofyani Susaf dari Sumatra Barat Lihat : https://www.youtube.com/watch?v=CxiluerCoJM e. Zapin Dana Bedana karya Tom Ibnur Lihat : https://www.youtube.com/watch?v=9dqC2mLh1DY f. Tari Lenggang Nyai, Tari Ngarojeng Karya Wiwik Widyastuti dari DKI Jakarta Lihat : https://www.youtube.com/watch?v=fGph22rZs2s g. Tari Kandagan, tari Merak karya Tjetje Somantri dari Jawa Barat/Sunda Lihat : https://www.youtube.com/watch?v=Wo6KW3X9oX4 h. Tari Pakarena, tari Pattudu karya Andi Siti Nurhani Sapada dari Sulawesi Selatan
  • 11. 58 Lihat : https://www.youtube.com/watch?v=PfVyTq3gRDk i. Tari Sekar Jagat Tarian ini diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem Lihat : https://www.youtube.com/watch?v=t5iB0U5Ztmo j. Tari Manukrawa diciptakan pada tahun 1981 oleh I Wayan Dibia Lihat : https://www.youtube.com/watch?v=EssrjWg9IiM k. Tari Kebyar Terompong, tari Oleg Tambulilingan karya I Mario dari Bali, dan masih banyak lagi seniman daerah yang mencipta tari secara individu Lihat : https://www.youtube.com/watch?v=nAQvIPtqNCE Adapulakoreografi individualyangdibuat olehduakoregraferyangmenggabungkan dua etnis yaitu 58awad an Bali, dengan dua koreografer handal Retno Maruti dan Bulan Tresna Jelantik, dengan karya yang berjudul Bedoyo Legong Calonarang Lihat : https://www.youtube.com/watch?v=8D_3Fp9-DZc Bentuk koreografi pada tari non tradisi yang suatu tarian yang menggunakan kebebasan dalam pengungkapan atau tari kreasi baru, tari modern, dan tari kontemporer, contohnya K-POP yang saat ini sedang melanda anak muda,poco- poco,break dance dsb. Salah satu tari non tradisi yakni tari modern atau tari masa kini adalah bentuk kareografi yang merupakan ciptaan kaum muda dan sifatnya hanya mencari popularitas dengan menciptakan ekspresi rangkaian gerak yang keluar dari aturan tradisi ataupun berbasis tradisi. Bentuk tarian modern yang belum lama hilang dari pandangan kita yaitu jenis tari dengan tehnik lejitan (break dance). Tari kreasi baru merupakan jenis tarian yang memiliki kebebasan dalam penciptaannya. Dalam penciptaan tersebut para koreografer tari mengacu pada tari tradisi di daerah setempatnya, bahkan ada juga para koreografer tari yang mengambil inspirasinya dari daerah-daerah lain dan mencampurkan gerak tari yang lepas dari ikatan-ikatan tradisi yang biasa disebut dengan gerakan modern. Tari kreasi baru yang mendapat tempat dalam dunia tari gaya surakarta. Selain tari yang bertaraf kraton (hofdans), yang termasuk seni tari bermutu tinggi, di daerah Jawa Tengah terdapat pula bermacam-macam tari daerah setempat. Gerakan berirama dalam tari adalah suatu keadaan gerak yang dilakukan secara teratur menurut irama, baik irama gerak maupun irama musik. Semua gerakan yang dilakukan oleh tubuh
  • 12. 59 kita dapat diolah melalui peralihan tenaga yang berbeda-beda. Misalnya gerakan tajam atau kuat (keras), gerakan ringan atau lemah (halus), dan gerakan sedang. Demikian pula kaitannya dengan irama yaitu ukuran waktu atau tempo untuk melakukan gerak. Tempo gerak ini erat hubungannya dengan jarak (ruang) dan aksen (tenaga). Yang termasuk tempo gerak antara lain: cepat, lambat, rendah, panjang dan pendek.Tari kreasi baru adalah salah satu rumpun tari yang mengalami pembaharuan, dapat pula dikatakan bahwa tari kreasi baru adalah inovasi dari seorang koreografer atau pencipta tari untuk menciptakan suatu tarian baru. b. Tema Tari Tradisional dan non Tradisional Tema di dalam seni tari adalah pokok pikiran, ide ataupun gagasan seorang penata tari ( koreografer ) yang akan disampaikan kepada orang lain (penonton ) yang kemudian pokok pikiran tadi dituangkan ke dalam bentuk-bentuk gerak menjadi sebuah karya seni tari yang disajikan kepada penontonAdapun tema yang terdapat dalam tari tradisional biasanya disesuaikan dengan fungsi dan jenis tariannya. Pengertian tema di dalam seni tari adalah pokok pikiran, ide ataupun gagasan seorang penata tari ( koreografer ) yang akan disampaikan kepada orang lain ( penonton ) yang kemudian pokok pikiran tadi dituangkan ke dalam bentuk-bentuk gerak menjadi sebuah karya seni tari yang disajikan kepada penonton. Tari tradisional merupakan tari bertema, tema dalam tari tradisional biasanya disesuaikan dengan fungsi tari tersebut di masyarakat. Tema merupakan ide dasar/gagasan yang kembangkan dalam tari. Keunikan gagasan yang dapat diambil sebagai tema dari karya-karya tari di nusantara dapat diangkat, antara lain • Tema lingkungan dan alam sekitar, seperti gerak-gerak angin bertiup, pohon bergoyang, air yang mengalir di sungai, berkaiatan dengan perburuan, mata pencaharian (nelayan, peranian, tari berburu, tari perang, dsb) • Tema upacara adat, yaitu tema tari tradisi yang berkaitan dengan pelaksanaan upacara adat setempat, antara lain tari Seblang (Banyuwangi), tari Baliant (Kalimantan), tari Rejang (Bali), tari Pajoge (Sulawesi Selatan), dan sebagainya • Tema tari social, biasanya diadakan setelah upacara adat dan berfungsi sebagai hiburan yang melibatkan penonton dan masyarakat ikut berpartisipasi, tari
  • 13. 60 Tayub (Jawa Tengah), tari Lengger (Banyumas), tari Joged Bumbung (Bali), tari Zapin (Melayu), dan sebagainya • Tema kehidupan sehari-hari, seperti bermain peran, jenis permainan anak yang biasa dilakukan (dolanan dari Jawa, tari Gantar dari Buton dan sebaginya) • Tema dengan menggunakan property, di mana property dapat sebagai pendukung tari untuk mengekspresikan gerak, seperti bermain tali/pita, kentongan, tempurung, payung, topeng, dls. Adapun tema yang biasanya terdapat dalam tari tradisional adalah antara lain : Tema Dramatik, yaitu karya seni tari yang dalam penyajiannya menggunakan cerita atau dalam tari tersebut ada latar belakang ceritanya. Tari yang bertema dramatik bisa dilakukan oleh satu orang penari, dua penari ataupun banyak penari. Misalnya pada tari Menak Kocar (tunggal), Karno Tandhing (berpasangan). Pada tema dramatik bentuk kelompok dibedakan menjadi : berdialog baik menggunakan bahasa prosa maupun nyanyian atau tembang, maupun yang tanpa dialog. Tema Non Dramatik, merupakan karya tari yang dalam penyajiannya tidak menggunakan cerita atau tidak merupakan bagian dari suatu cerita, tetapi menggambarkan sesuatu. Tema Heroik, yaitu pada tema heroik biasanya berbentuk perang atau tandingan yang menggambarkan kegagahan dan keperwiraan, contoh : Tari Prawiraguna, Tari Bambangan Cakil. Tema Erotik, adalah karya tari yang bertema erotik menggambarkan percintaan antara pria dan wanita. Dalam tema dapat ditarikan tunggal ataupun pasangan, contoh : Tari Gatutkaca Gandrung, Tari Karonsih. Tema Imitatif/Totemis, merupakan tari yang bertema imitatif adalah gerak tariannya menirukan binatang atau hewan dan alam, contoh : Tari Kukila, Tari Kelinci, Tari Kupu-Kupu. Tema Pantomime / Mimitis, yaitu karya tari yang bertema pantomime yaitu gerak tariannya meniru gerak orang atau menggambarkan suatu bentuk aktifitas manusia, contoh : Tari Batik, Tari Nelayan, Tari Gambyong. Sebagai contoh ada tari komunal yang dibatasi hanya boleh dilakukan oleh gadis-gadis yang belum menginjak fase menstruasi. Hal ini sebagaimana yang berlaku dalam sebuah tarian dari Bali yaitu tari Sanghyang Dedari. Ada juga yang
  • 14. 61 hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang punya kekuatan magis seperti pada tari komunal Dabuih dari Sumatra Barat. Atau tari Seblang dari Banyuwangi, Sintren dari daerah Cirebon yang perlu didampingi oleh seorang berkemampuan khusus. Gambar 2.1. Tari Sang Hyang Dedari https://www.google.com/search?q=gambar+tari+sang+hyang+dedari Gambar 2.2. Tari Seblang dari Banyuwangi https://www.google.com/search?q=gambar+tari+seblang Gambar 2.3. Sintren dari Cirebon https://www.google.com/search?q=gambar+tari+sintren
  • 15. 62 Untuk tarian yang dilakukan oleh orang banyak ada norma-norma yang membatasi interaksi antara laki-laki dan perempuan seperti pada tari Saman di Aceh. Ada juga tari Baris Gede di Bali atau tari Perang di Nias yang hanya dilakukan oleh kaum laki-laki. Bahkan ada juga yang harus dilakukan oleh waria seperti dalam tari Bissu dari Bugis yang dilatarbelakangi oleh tradisi trasvestite-nya (laki-laki yang berperan sebagai perempuan). Gambar 2.4. Tari Baris Gede https://www.google.com/search?q=gambar+tari+baris+gede Gambar 2.5. tari Bisu dari Sulawesi Tenggara https://www.google.com/search?q=gambar+tari+bissu Pada dasarnya tari tradisional merupakan kesenian yang dimiliki oleh orang banyak atau suatu masyarakat dan ditujukan untuk kepentingan kolektif dari anggota masyarakat itu sendiri. Tari tradisional dapat diartikan sebagai tarian yang merupakan milik kolektif dari warga masyarakat kampung dan desa atau kelompok etnis. Dalam realitasnya tarian ini tidak selamanya ditarikan secara kelompok. Bahkanadabanyaktari komunal yangditarikanolehsatu orang (sebagai penari utama). Namun kehadiran tarian ini tetap melambangkan atau mencerminkan rasa kebersamaan dari masyarakat pendukungnya. (Dibia dkk. 2003 : 51) Tari tradisional, dengan bentuk dan fungsi yang berbeda-beda, bisa
  • 16. 63 ditemukan di banyak tempat, baik di lingkungan budaya Barat maupun Timur, tari komunal diperlakukan secara khusus karena didalamnya terkandung nilai-nilai budaya sebagai simbol atau atribut bersama, yang berperan sebagai penguat jalinan. Bahkan, banyak juga tari komunal yang disakralkan, dianggap memiliki kekuatan gaib, karena berhubungan dengan sistem kepercayaan masyarakat pendukungnya. Tarian tradisional merupakan ekspresi komunal, yakni perwujudan rasa kebersamaan, sehingga tarian ini menjadi bagian daari kehidupan masyarakat pendukungnya. Tari pada umumnva tidak hanya disajikan sebagai sebuah tontonan semata. Walaupun dalam pelaksanaannya tarian tersebut juga men-datangkan penonton, atau ditonton dan disenangi oleh masyarakat. Sebagai suatu tontonan yang disenangi masyarakat, saat ini tari tradisional yang tergolong dalam tari komunal lebih berfungsi sebagai hiburan. Dalam fungsinya sebagai hiburan itu, sering tampak adanya kaum laki-laki yang dihibur dan penari perempuan sebagai penghiburnya. Di Jawa, misalnya, dalam tayuban umumnya ronggeng (penari perempuan) menjadi target hiburan bagi kaum laki-laki sebagai penari tamunya. Di situ, laki-laki membayar, sedangkan ronggeng dibayar. Tarian sejenis tayuban Jawa itu banyak terdapat berbagai wilayah, di Bali jogged bumbung, masyarakat Melayu memiliki ronggeng Melayu, sedang Betawi mempunyai tradisi cokek, dan sebagainya.(Dibia dkk, 2003 : 53) Gambar 2.6. Tayub Jawa Tengah https://www.google.com/search?q=gambar+tari+tayub
  • 17. 64 Gambar 2.7. Lengger Banyumas https://www.google.com/search?q=gambar+tari+lengger+banyumas Gambar 2.8. Tari Cokek Betawi https://www.google.com/search?q=gambar+tari+cokek Tarian tradisional yang tersebar di berbagai daerah, baik di Indonesia maupun di negara-negaralain,memiliki beberapaciri yang khusus.Sebagai pegangan umum,berikut ini adalah ciri-ciri tarian tradisional sebagai tari komunal. Gambar 2.17. tari Bedaya ketawang https://www.google.com/search?q=gambar+tari+bedhaya+ketawang
  • 18. 65 Gambar 2.18. Tari Bedaya gaya Yogyakarta Koleksi I Wayan Dibia (Art Cultural &annual : 2006) Tema pada tari non tradisi memiliki ide yang hampir sama dengan tari yang tradisi, bisa berasal dari lingkungan, kebiasaan, dan lainnya, namun yang membedakan adalah kebebasan dalam pengungkapannya yang lebih bebas bahkan liar. Tema yang aktual dan kekinian biasanya dijadikan ide gerak sebagai ungkapan dari keadaan hati dan pikiran seorang kareografer. Hal tersebut berelevansi dengan ciri khas tari modern dan tari kontemporer yakni penemuan baru dalam hal tema,bentuk, dan penyajian tari. Wujud tari modern biasanya merupakan gabungan dari unsur-unsur budaya setempat dengan unsur budaya dunia. Tema pada tari non tradisional misalnya pada tari modern didasarkan pada hal-hal yang bersifat kekinian. Tema tari modern dapat dikreasikan sendiri sesuai keinginan penari tanpa terikat kebudayaan yang berkembang di masyarakatAda pula yang sepenuhnya menampilkan unsur budaya dunia. Ciri khas tari kontemporer Indonesia adalah menyajikan tema, bentuk yang sedang terkenal, sedang menjadi sorotan saat ini. Jika tari kontemporer cirinya menyajikan tema dan bentuk yang sedang terkenal, sedang menjadi sorotan saat ini, namun tari modern belum tentu menyajikan tema dan bentuk yang sedang terkenal saat ini.
  • 19. 66 Contoh tari non tradisi (lepas dari tradisi “Break Dance” dan bersumber dari tradisi “Ardhanariswari”) Sumber : https://doksen.isbi.ac.id/index.php/foto/kelembagaan/pertunjukan/fakultas-seni- pertunjukan/seni-tari/tari-kontemporer/ardhanariswari-87 c. Nilai Estetis Tari Pernahkan Anda melihat tari dan sangat kagum atau takjub?. Atau sebaliknya, melihat tari tetapi merasa bosan dan tidak senang?. Nah. pembahasan kegiatan belajar 4 ini, akan memberikan penjelasan kepada Anda, mengenai estetika dalam unsur-unsur tari yang menyebabkan tari terlihat indah dan menarik, sehingga menyenangkan apabila dilihat. Pembahasan Estetika kali ini difokuskan kepada pembahasan estetika. Estetika merupakan cabang ilmu dari filsafat yang membahas tentang keindahan. Pemahaman mengenai prinsip-prinsip estetika dapat digunakan untuk bekal bagi koreografer dalam membuat koreografi, sehingga koreografi menarik dari sisi bentuk, namun juga bermanfaat bagi orang lain, karena kandungan pesan yang bermakna dari elemen-elemen koreografi. Oleh karena itu, pembahasan kali ini, difokuskan kepada estetika elemen tari yang berkontibusi besar kepada keindahan koreografi. Telah disebutkan bahwa estetika merupakan cabang dari filsafat yang mengkaji tentang keindahan. Kata filsafat berasal dari bahasa Arab falsafah. Dalam bahasa Yunani philosophia (philos=cinta, Sophia=kebijaksanaan) jadi philosophia berarti cinta pada kebijaksanaan. Berfilsafat, merupakan kegiatan pengetahuan dan kehendak yang merupakan kenyataan yang pertama dialami secara langsung oleh manusia. Dalam sudut pandang ini, seluruh filsafat adalah penjelasan tentang kegiatan manusia yang menyentuh akar-akarnya yang terdalam. Dalam arti yang
  • 20. 67 lebih luas, titik awal filsafat adalah seluruh pengetahuan tentang kenyataan yang mendahului penelitian filosofis (Bagus, 1996:243). Kegiatan manusia yang menyentuh akar-akarnya yang terdalam ini yang mendasari filsafat memiliki banyak ruang lingkup kajian. Ruang lingkup kajian filsafat meliputi seluruh persoalan manusia yang dikelompokkan menjadi enam persoala(Gie:1983:7-10 ), yaitu: 1) Persoalan metafisik (eksistensi, keberadaan). Persoalan metafisik mempersoalkan hakikat dan sifat dasar dari eksistensi alam sekitar, adanya Tuhan, manusia dengan segala persoalannya, jalan pikiran, dan realita kehidupannya. 2) Persoalan epistemologi (pengetahuan). Persoalan epistemologi mengupas tentang sumber dan batas pengetahuan manusia termasuk persoalan cara seseorang memperoleh pengetahuan. Pengetahuan diperoleh melalui akal atau indera. 3) Persoalan metodologis (metode). Persoalan metodologis lebih berkaitan dengan metode-metode untuk memperoleh ilmu pengetahuan. 4) Persoalan logis (logika). Persoalan logis berhubungan erat dengan proses penalaran yang tepat. Adakah kriteria tertentu yang dapat menjamin bahwa kesimpulan atau tindakan yang diambil seseorang sudah tepat dalam mengatasi persoalan. 5) Persoalan etis (etika, moralitas). Persoalan etis tentang perilaku manusia yang berhubungan dengan moral, dan susila. Ukuran-ukuran tertentu untuk menilai tingkah laku manusia, serta dampaknya terhadap lingkungan sekitar. 6) Persoalan estetis (estetika, keindahan). Persoalan estetis memerlukan penelaahan yang lebih terperinci, karena mencakup kajian yang luas, yaitu: nilai estetis, pengalaman estetis, perilaku pencipta seni (seniman), dan seni itu sendiri. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa Estetika merupakan salah satu kajian persolan dalam Filsafat. Istilah Estetika sebagai filsafat keindahan diperkenalkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten (1714-1762) dalam buku
  • 21. 68 Aesthetica yang mengupas tentang estetika sebagai ilmu pengetahuan inderawi. Istilah estetika untuk pertama kali dikemukakan oleh Baumgarten yang berasal dari bahasa Yunani asthetis yang berarti penerapan, persepsi, atau pengalaman (Hartoko, 1995: 15). Kajian estetika dikemukakan oleh Gie (1983:11-13 ) meliputi 4 hal: 1) Nilai estetis Persoalan yang muncul adalah sesuatu yang berkenaan dengan hakikat estetis (keindahan) yaitu apakah sifat keindahan itu?, bagaimana sifat keindahan itu?, subjektif atau objektif?, bagaimana peran keindahan dalam kehidupan manusia?, bagaimana hubungan keindahan dengan kebenaran dan kebaikan? 2) Pengalaman estetis Pengalaman estetis membahahas pengalaman seseorang dalam hubungannya dengan sesuatu objek/ kejadian yang indah. Permasalahan yang timbul adalah bagaimana ciri-ciri pengalaman estetis?, mengapa objek seni/kejadian dapat menimbulkan pengalaman estetis?, gejala- gejala atau faktor apakah yang dapat mengganggu/merupakan rintangan dalam pengalaman estetis tersebut? 3) Perilaku pencipta seni (seniman) Beberapa persoalan yang dikaji antara lain, siapakah seniman itu?, Di mana letak perbedaan antara seniman dan pengrajin?, bagaimana proses penciptaan sebuah benda seni?, apakah ada hubungan kepribadian antara pencipta seni dengan hasil karyanya? 4) Seni itu sendiri Persoalan yang dikaji adalah adakah kriteria tertentu untuk menetapkan sebuah hasil karya sebagai benda bernilai seni?, mana yang lebih penting? bentuk atau makna karya seni?, apakah ada hubungan antara karya seni dengan agama, filsafat dan ilmu. Mengkaji keindahan atau estetika tari harus dimulai dari langkah mengerti benar jenis tari yang diamati. Berdasarkan jenis tari yang diamati, selanjutnya dilakukan kajian (a) nilai estetis tari; (b) pengalaman estetis; (c) kaitan antara perilaku seniman dengan karyanya; serta (d) tari yang diamati.
  • 22. 69 (a) Nilai estetis dalam tari Persoalan pertama dalam estetika adalah nilai estetis. Nilai estetis tari adalah kualitas yang melekat pada tari. Indikator kualitas apabila tari memiliki sifat- sifat yang penting dan bermutu yang disebut dengan sifat keindahan. Secara umum seni dikatakan indah apabila menimbulkan rasa puas. Dari sudut pandang yang berbeda seni dikatakan indah apabila di dalam seni memiliki sifat-sifat indah. Sifat keindahan bermacam-macam Gie (1996: 27) menjelaskan ada tiga pasang kategori keindahan, yaitu kategori agung dan kategori elok, kategori kosmis dan kategori tragis, serta kategori indah dan kategori jelek. Berdasarkan pendapat tersebut tari yang dianggap memiliki sifat keindahan apabila: (1) dapat membangkitkan perasaan takjub, megah, dahsyat dan keanggunan. Zeising dalam Gie (1996:28) yang menimbulkan rasa takjub bagi orang yang mengamati seni karena sifat impresive, majestic, glorious, dalam karya seni termasuk dalam kategori agung; (2) dapat membangkitkan perasaan mengesankan, hebat, keren termasuk dalam kategori elok; (3) dapat membangkitkan perasaan menggelikan hati termasuk dalam kategori komis. Contoh tari kategoni ini, dapat Anda lihat dalam tautan Tari Dwimuka karya Didik Nini Thowok di https://www.youtube.com/watch?v=BV28fJezUwU Dalam pembelajaran tari, sifat keindahan yang ada di dalam tari perlu dilatihkan agar siswa memiliki kesadaran bahwa yang membangkitkan perasaan pada waktu mengamati tari adalah kualitas elemen-elemen tari, diantaranya dari gerak, desain lantai, musik, rias dan konstum, cerita, dan elemen tari lainnya bukan bersumber dari tanggapan atau selera penonton. (b) Pengalaman estetis Persoalan yang kedua dalam estetika adalah pengalaman estetis. Pengalaman estetis dalam tari adalah perasaan puas pada waktu penonton melihat tari. Pengalaman estetis akan diperoleh seseorang apabila dalam mengamati tari dalam kondisi pikiran yang jernih, sehat fisik, dan berperasaan tenang, sehingga dapat konsentrasi dalam mengamati tari. Mengamati tari harus tanpa pamrih, terbebas dari pikiran-pikiran praktis, misalnya mememikirkan nilai ekonomi dari
  • 23. 70 tari yang amati, atau pikiran yang teknis dan kritis. Pengalaman estetis terjadi dalam diri seseorang karena responsnya terhadap tari yang diamati, setelah proses mencerap, merenungkan dan menikmati tari. Oleh karena itu, kegiatan mengamati tari dalam pembelajaran tari perlu dikondisikan situasi yang dapat membantu siswa untuk dapat berkonsentrasi, sehingga siswa dapat mencerap, merenungkan, menikmati, menanggapi dan selanjutnya memperoleh pengalaman estetik tari yang diamati. Kondisi pikiran, perasaan dan mental yang sehat merupakan syarat seseorang untuk dapat memperoleh pengalaman estetis dalam menikmati tari. Di dalam menikmati tari pengalaman lain yang dapat diperoleh adalah pengalaman religius. Pengalaman religius adalah adalah perasaan kagum terhadap kebesaran dan kuasa Tuhan. Kondisi ini akan dapat dialami oleh penonton tari manakala menikmati tari yang mengandung nilai religi. (c) Perilaku seniman Persoalan yang ketiga dalam estetika adalah perilaku seniman. Seniman tari dikategorikan menjadi dua, yaitu seniman pencipta yang disebut koreografer dan seniman pelaku yaitu penari. Tari merupakan hasil daya cipta koreografer yang diungkapkan melalui media gerak. Tari sebagai pernyataan daya cipta manusia tidak dapat terlepas pikiran, sikap, dan perilaku seniman penciptanya dalam menanggapi dan bereaksi terhadap sesuatu. Tari merupakan perwujudan nilai-nilai yang dihayati seniman dalam lingkungan sosio budaya masyarakat yang kemudian diekspresikan dan dikomunikasikan oleh koreografer dengan media gerak kepada orang lain. Oleh karena itu, bentuk dan gaya tari biasanya mencerminkan karakteristik koreografernya. Koreografi yang indah dari aspek bentuk, struktur dan isinya akan menimbulkan berbagai perasaan yang dialami oleh penonton, misalnya perasaan takjub, mengesankan, menggelikan, menyenangkan, sedih, bahkan perasaan negatif atau perasaan lain yang ingin diciptakan oleh koreografer melalui hasil karyanya. Berbagai perasaan tersebut dapat dirasakan oleh penonton karena adanya sifat-sifat indah dalam bentuk struktur tari.
  • 24. 71 Monroe Bearsley menjelaskan bahwa karya seni ciri bentuk karya seni yang indah apabila memiliki sifat: (a) kesatuan; (b) kerumitan; (c) kesungguhan. Kesatuan (unity) berarti karya seni yang tersusun baik atau sempurna bentuknya. Kerumitan (complexity), berarti karya seni yang tidak sederhana sekali, namun kaya dengan isi atau unsur- unsur yang saling berlawanan atau yang mengandung perbedaan-perbedaan halus. Kesungguhan (intensity) berarti karya seni memiliki kualitas tertentu yang menonjol, bukan sekedar sesuatu yang kosong, ada ” so something” di dalam karya seni tersebut ( Gie: 1996: 4). Murgianto(2004:56) mengemukakan bahwa kriteria keindahan bentuk seni tari adalah (a) kesatuan; (b) variasi; (c) pengulangan; dan (d) klimaks. Kesatuan dan variasi mengandung pengertian bahwa setiap karya seni harus disusun dari berbagai unsur. Unsur pokok dan pendukung tari dipadukan sedemikian rupa, sehingga membentuk kesatuan yang utuh sesuai dengan tema tarinya. Pengertian pengulangan adalah menampilkan kembali unsur-unsur seni tari yang telah ditampilkan sebelumnya, ditujukan untuk mempertegas isi atau tema. Pengulangan dapat membantu menegaskan maksud koreografi, namun sebuah koreografi yang terlalu banyak menampilkan pengulangan unsur-unsurnya akan terasa membosankan. Pengertian klimaks di dalam koreografi adalah bagian yang paling menarik dan sangat penting dari sebuah tari. Cara untuk membuat klimaks di dalam tari, diantaranya dengan cara: meningkatkan emosional, menampilkan jumlah penari maksimal, adegan perang, dan adegan mengharukan. Parker mengemukakan ciri umum keindahan bentuk karya seni apabila memiliki asas (a) kesatuan; (b) tema ; (c) variasi menurut tema; (d) keseimbangan; (e) perkembangan; dan (f) tata jenjang. Secara khusus Elisabeth R Hayes mengemukakan keindahan tari apabila memiliki sifat-sifat (a) kesatuan antar elemen tari; (b) variasi; (c) repetisi; (d) kontras; (e) transisi; (f) berkelanjutan; (g) klimaks; (h) keseimbangan; dan (i) harmoni. Koreografi yang indah dari aspek isi dan maknanya akan memberikan manfaat bagi penonton. Nilai pengetahuan, nilai kehidupan, nilai moral, nilai religi,
  • 25. 72 nilai kemanusiaan misalnya cinta kasih, keadilan, kebebasan, perdamaian toleransi memberikan manfaat bagi khalayak. Koreografi yang indah bukan satu-satunya sumber keindahan tari. Penari juga merupakan sumber keindahan tari. Seindah apapun garapan bentuk dan strukstur dalam koregrafi, apabila tidak dinyatakan oleh penari yang hebat maka koreografi tidak dapat tampil sempurna. Penari yang hebat adalah penari yang dapat mengekspresikan tari yang sedang dibawakan. Penari dalam tari primitif dan tari rakyat kehebatannya terletak pada inner dynamis (semangat dari dalam hati) serta kesungguhannya ketika menari, penari melakukan gerakan dengan sepenuh hati sehingga tujuan religi atau tujuan lainnya dalam menari dapat tercapai. Penari untuk jenis tari tontonan kehebatannya terletak kepada kemampuan teknis bergerak yang benar (wiraga), rasa musikal dalam menari (wirama), atau kemampuan menghayati dan mengekpresikan karakter tari atau karakter tokoh (wirasa), sehingga dapat mengekpresikan tari seperti ide dasar tari. Tugas KB. 2 Amati satu jenis tari yang Anda unduh dari Youtube!. Buatlah kajian tentang tari yang Anda amati dalam bentuk makalah. Makalah dibuat dalam 1200- 2200 kata, dengan sistematika dan komposisi berikut ini: 1. Pendahuluan Penjelasan tentang nama tari dan mengapa Anda memilih jenis tari tersebut untuk dibahas dan jelaskan kelebihan tari Anda bahas (150-200 kata) 2. Pembahasan a. Deskripsikan bentuk, tema dan estetika tari tradisi dan non tradisi (300-600 kata) b. analisis dan kritisi tentang bentuk, tema dan estetika tari tradisi dan non tradisi (300-600 kata) c. Penjelasan tentang keunikan atau keunggulan tari (300-600 kata)
  • 26. 73 3. Kesimpulan Tulislah kesimpulan dari pembahasan secara ringkas (150-200 kata)