SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
MAKALAH
USHUL FIQH
METODE IJTIHAD
DOSEN PENGAMPU :
H. Ramli, S. Ag., M. Pd. I
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
Bagas Pranata Wijaya
Solikah
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’ARIF JAMBI
TAHUN AJARAN 2021/2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Metode Ijtihad " dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Ushul Fiqih. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak H. Ramli, S. Ag., M. Pd. I
selaku dosen pengampu di mata kuliah ini . Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Jambi , 2022
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
BAB II ................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2
A. Definisi Ijtihad .................................................................................................... 2
B. Dasar Hukum Wajibnya Ijtihad ............................................................................. 4
C. Syarat Ijtihad .......................................................................................................... 6
D. Macam – Macam Ijtihad ........................................................................................ 7
E. Metode Ijtihad ........................................................................................................ 8
BAB III ............................................................................................................................... 11
PENUTUP........................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 11
B. Saran ....................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 12
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Agama Islam yang bersifat luwes dan dinamis secara konseptual terkandung
dalam prinsip syari’ah itu sendiri. Diantara prinsip-prinsip tersebut adalah syari’ah selalu
berprinsip kepada menegakkan maslahah, menegakkan keadilan, tidak menyulitkan,
menyedikitkan beban dan berangsur-angsur dalam proses penerapan hukum. Akan tetapi
dalam konteks sekarang, hukum Islam yang semestinya diharapkan dapat menjawab
segala persoalan kehidupan umat manusia pada kenyataannya seolah tidak mampu untuk
menjawab persoalan itu.
Didalam tataran empiris, fiqh sebagai bagian produk pemikiran hukum Islam
(ijtihad), semestinya tidak adaptis terhadap persoalan baru yang muncul dalam
konstruksi sosial budaya masyarakat yang terus berubah. Sebaliknya hukum Islam (fiqh)
dituntut harus peka dalam menjawab setiap problematika kemasyarakatan. Oleh karena
itu, dalam proses aplikasinya sebagai konsekuensi logis dari konsep syari’ah pada
akhirnya akan selalu melahirkan sebuah penafsiran, pemahaman, bahkan produk
pemikiran baru melalui ijtihad.
Munculnya perbedaan dalam pemahaman dan penafsiran para ulama melahirkan
apa yang disebut fiqh. Pada prinsipnya munculnya perbedaan pemikiran dalam fiqh
disebabkan oleh adanya perbedaan dalam metodologi ijtihad.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Ijtihad ?
2. Apa Dasar Hukum Ijtihad ?
3. Apa saja Syarat Ijtihad ?
4. Apa saja Macam-macam Ijtihad ?
5. Bagaimana Metode Ijtihad ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI IJTIHAD
Syariat Islam adalah suatu hukum ketuhanan dan ijtihat disini merupakan suatu jalan
untuk mendapatkan ketentuan-ketentuan hukum dalil-dalil, untuk itu dan sebagai cara untuk
memberikan ketentuan hukum yang timbul karena tuntutan kepentingan hukum Islam ijtihad
ini menjadi suatu keharusan praktis.
Ijtihad menurut pendapat ushul : “Ijtihad menurut istilah ulama ushul fiqh
mencurahkan segala kesungguhan (tenaga dan pikiran) untuk menemukan hukum syara dari
dalil-dalil yang tafshi dari kaidah-kaidah hukum syara. Objek ijtihad ialah setiap peristiwa
hukum, baik sudah ada nashnya yang bersifat zanni maupun belum ada nash-nya sama sekali.
Dalam pada itu ijtihad adalah dogma yang penting sekali bagi pembinaan dan perkembangan
hukum islam.
Terbuka bebasnya ijtihad dalam hukum islam, tidak berarti bahwa setiap orang boleh
melakukan ijtihad, melainkan hanya orang-orang yang telah memiliki syarat-syarat tertentu
pula, baik yang berhubungan dengan sikap ketika menghadapi nash-nash yang berlawanan. 1
Dikutip dari jurnal yang berjudul 'Ijtihad Sebagai Alat Pemecahan Masalah Umat
Islam', kata ijtihad berasal dari kata “al-jahd” atau “al-juhd”, yang memiliki arti “al-
masyoqot” (kesulitan atau kesusahan) dan “athoqot” (kesanggupan dan kemampuan) atas
dasar pada firman Allah Swt dalam QS. Yunus ayat 9 yang artinya: “dan (mencela) orang
yang tidak memperoleh (sesuatu untuk disedekahkan) selain kesanggupan”.
Pengertian ijtihad sendiri dapat dilihat dari dua sisi, yakni pengertian ijtihad secara
etimologi dan pengertian ijtihad secara terminologi.
1 Slideshare , Makalah Metode Ijtihad Dan Macam Macam Ijtihad
(https://www.slideshare.net/cuccipeghang/makalah-metode-ijtihad-dan-macam-macam-ijtihad ) Diakses :
23/3/2022 , 19 : 22 WIB
3
Pengertian ijtihad secara etimologi memiliki pengertian: “pengerahan segala
kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang sulit”. Sedangkan pengertian ijtihad secara
terminologi adalah penelitian dan pemikiran untuk mendapatkan sesuatu yang terdekat pada
kitabullah (syara) dan sunnah rasul atau yang lainnya untuk memperoleh nash yang ma’qu;
agar maksud dan tujuan umum dari hikmah syariah yang terkenal dengan maslahat.
Kemudian Imam al-Amidi menjelaskan pengertian ijtihad yaitu mencurahkan semua
kemampuan untuk mencari hukum syara yang bersifat dhanni, sampai merasa dirinya tidak
mampu untuk mencari tambahan kemampuannya itu.
Sedangkan menurut mayoritas ulama ushul fiqh, pengertian ijtihad adalah pencurahan
segenap kesanggupan (secara maksimal) seorang ahli fiqh untuk mendapatkan pengertian
tingkat dhanni terhadap hukum syariat.
Fungsi ijtihad sendiri di antaranya adalah:
1. fungsi ijtihad al-ruju’ (kembali) : mengembalikan ajaran-ajaran Islam kepada al-
Qur’an dan sunnah dari segala interpretasi yang kurang relevan.
2. fungsi ijtihad al-ihya (kehidupan) : menghidupkan kembali bagian-bagian dari nilai
dan Islam semangat agar mampu menjawab tantangan zaman.
3. fungsi ijtihad al-inabah (pembenahan) : memenuhi ajaran-ajaran Islam yang telah di-
ijtihadi oleh ulama terdahulu dan dimungkinkan adanya kesalahan menurut konteks
zaman dan kondisi yang dihadapi.
Adapun rukun ijtihad adalah:
1. Al-Waqi’ yaitu adanya kasus yang terjadi atau diduga akan terjadi tidak diterangkan
oleh nash,
2. Mujtahid ialah orang yang melakukan ijtihad dan mempunyai kemampuan untuk ber-
ijtihad dengan syarat-syarat tertentu,
3. Mujtahid fill ialah hukum-hukum syariah yang bersifat amali (taklifi), dan
4
4. Dalil syara untuk menentukan suatu hukum bagi mujtahid fill. 2
B. DASAR HUKUM WAJIBNYA BERIJTIHAD
Dalam sejarah perkembangan hukum islam ijtihad menjadi istilah hukum tertentu,
yang berarti suatu jalan pengambilan hukum dengan Al-Qur'an, As Sunnah dan akal. Adapun
adanya ijtihad secara tegas dan jelas menurut sejarah hukum islam adalah tentang Tanya
jawab Nabi SAW dengan sahabat Mu'az bin Jabal ra sewaktu ditunjuk oleh Nabi dengan
gubernur atau hakim di Yaman.
Sedangkan dalil hukum sebagai dasar wajibnya berijtihad itu adalah firman Allah
SWT: Artinya : “Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, wahai orang-orang
yang mempunyai pandangan!” (Q.S. Al-Hasyr 59 : 2)
Dalam firman Allah di atas adalah Allah telah mengharuskan bagi orang-orang yang
ahli memahami dan merenungkan dalam mengambil ibarat supaya berijtihad. 3
Dasar dari ijtihad adalah Al Quran dan Sunnah. Jadi para ulama tidak sembarang
menentukan hukum dari suatu permasalahan.
Allah SWT berfirman dalam ayatnya yang Artinya “Sesungguhnya kami telah
menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara
manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu dan janganlah kamu menjadi
penantang (orang yang tidak bersalah) karena (membela) orang-orang yang khianat”. (QS.
An-Nisa’: 105).
Dasar hukum dibolehkannya ijtihad adalah al-Qur'an, Sunnah, dan logika. Ayat al-
Quran yang dijadikan dasar bolehnya ijtihad adalah surat An-Nisa' (5) : 59. Ayat ini berisi
perintah untuk taat kepada Allah (dengan menjadikan al-Quran sebagai sumber hukum), taat
2 Artikel Andre Kurniawan , Ketahui Pengertian Ijtihad, Rukun Beserta Fungsinya, Berikut Syarat Dari
Mujtahid (https://www.merdeka.com/jabar/ketahui-pengertian-ijtihad ) Diakses 23/3/2022 , 19:24 WIB
3 Slideshare , Makalah Metode Ijtihad Dan Macam Macam Ijtihad
(https://www.slideshare.net/cuccipeghang/makalah-metode-ijtihad-dan-macam-macam-ijtihad ) Diakses :
23/3/2022 , 19 : 22 WIB
5
kepada Rasul-Nya (dengan menjadikan Sunnahnya sebagai pedoman), dan taat kepada ulil
amri, serta perintah untuk mengembalikan persoalan yang diperselisihkan kepada al-Quran
dan Sunnah terkandung maka adanya perintah melakukan ijtihad.
Dasar Sunnah atau hadits yang dijadikan rujukan oleh para ulama tentang bolehnya
melakukan ijtihad adalah hadis Muadz seperti telah disebutkan di atas. Hadis ini
menceritakan perihal diutusnya Muadz menjadi qadi (hakim) di Yaman.
Dasar logika dibolehkannya ijtihad adalah karena keterbatasan nash al-Quran dan
Sunnah jika dibandingkan dengan banyaknya peristiwa yang dihadapi oleh umat manusia.
Begitu juga, banyaknya lafazh atau dalil yang menjelaskannya, meskipun tidak jarang hasil
ijtihad para ulama berbeda-beda dari lafazh atau dalil yang sama. 4
Hukum melakukan ijtihad dalam Jurnal berjudul Ijtihad : Teori dan Penerapannya oleh
Ahmad Badi' yakni:
1. Fardu 'ain untuk melakukan ijtihad untuk kasus dirinya sendiri dan ia harus
mengamalkan hasil ijtihadnya sendiri.
2. Fardu 'ain juga untuk menjawab permasalahan yang belum ada hukumnya. Dan bila
tidak dijawab dikhawatirkan akan terjadi kesalahan dalam melaksanakan hukum
tersebut, dan habis waktunya dalam mengetahui kejadian tersebut.
3. Fardu kifayah jika permasalahan yang diajukan kepadanya tidak dikhawatirkan akan
habis waktunya, atau ada lagi mujtahid yang lain yang telah memenuhi syarat.
4. Dihukumi sunnah, jika berijtihad terhadap permasalahan yang baru, baik ditanya
ataupun tidak.
5. Hukumnya haram terhadap ijtihad yang telah ditetapkan secara qat'i karena
bertentangan dengan syara'.
4 Artikel Dwiambar Rini , Diperbolehkannya Ijtihad karena Keterbatasan Nash Al-Quran dan Sunnah
(https://www.kompasiana.com/dwiambarrini/5 ) Diakses : 23/3/2022, 19:35 WIB
6
C. SYARAT-SYARAT IJTIHAD
Menurut Al-Syaukani untuk dapat melakukan ijtihad hukum diperlukan lima
persyaratan, yaitu
1. Mengetahui Al-Qur'an dan As-Sunnah,
2. Mengetahui Ijma',
3. Mengetahui Bahasa Arab,
4. Mengetahui ilmu Ushul Fiqh, dan
5. Mengetahui Nasikh-Mansukh.
Ulama Ushul berbeda pendapat dalam menetapkan syarat-syarat ijtihad yang harus
dimiliki oleh seorang mujtahid. Secara umum, pendapat mereka tentang persyaratan seorang
mujtahid dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Menguasai dan mengetahui arti ayat-ayat hukum yang terdapat dalam Al-Qur'an
baik menurut bahasa maupun syariah.
2. Mengetahui dan menguasai hadits-hadits tentang hukum, baik menutur bahasa
maupun syariah : akan tetapi, tidak disyaratkan untuk menghafalnya, melainkan
cukup mengetahui letak-letaknya secara pasti , untuk memudahkan jika ia
membutuhkanya.
3. Mengetahui Nasikh dan Mansukh dalam Al Qur'an dan Sunnah, supaya tidak salah
dalam menetapkan hukum, namun tidak disyaratkan menghafalnya.
4. Mengetahui permasalahan yang sudah ditetapkan melalui ijma' ulama, sehingga
ijtihadnya tidak bertentangan dengan ijma.
5. Mengetahui qiyas dan berbagai persyaratannya, karena qiyas merupakan kaidah
dalam berijtihad.
6. Mengetahui Bahasa Arab dan berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan bahasa,
serta berbagai problematikanya.
7
7. Mengetahui ilmu ushul fiqh yang merupakan fondasi dari ijtihad .
8. Mengetahui maqashidu al-syari'ah (tujuan syariat) secara umum, karena
bagaimanapun juga syariat itu berkaitan dengan maqasyidu al syari'ah atau rahasia
disyariatkannya suatu hukum.
Mujtahid adalah orang yang mampu melakukan ijtihad melalui cara istinbath
(mengeluarkan hukum dari sumber hukum syariat) dan tatbiq (penerapan hukum). Terdapat
banyak perbedaan dalam menentukan syarat-syarat mujtahid. Adapun syarat yang paling
penting disepakati adalah Bersifat Adil dan Takwa. Hal ini bertujuan agar produk hukum
yang telah diformulasikan oleh mujtahid benar-benar proporsional karena memiliki sifat adil,
jauh dari kepentingan politik dalam istinbat hukumnya.
D. MACAM - MACAM IJTIHAD
Dawalibi membagi ijtihad menjadi tiga bagian yang sebagiannya sesuai dengan
pendapat al-Syatibi dalam kitab Al-Muwafaqot, yaitu :
1. Ijtihad Al-Bayani, yaitu ijtihad untuk menjelaskan hukum-hukum syara' dari nash.
2. Ijtihad Al-Qiyasi, yaitu ijtihad terdapat permasalahan yang tidak terdapat dalam
Al-Qur’an dan Sunnah dengan menggunakan metode qiyas.
3. Ijtihad Al Istishah, yaitu ijtihad terhadap permasalahan yang tidak terdapat di
dalam al Qur'an dan Sunnah dengan menggunakan ra'yu berdasarkan kaidah istilah.
Pembagian diatas masih belum sempurna, seperti yang diungkapkan oleh Muhammad
Taqiyu Al Hakim dengan mengemukakan beberapa alasan diantaranya Jami' wal Mani,
menurutnya, ijtihad itu dapat dibagi menjadi dua bagian saja, yaitu :
1. Istihad al Aqli, yaitu ijtihad yang hujjahnya di dasarkan pada akal, tidak
menggunakan dalil syara'.
Contoh : Menjaga kemudaratan, hukuman itu jelek bila tidak disertai
penjelasan dan lain-lain.
8
2. Ijtihad Syari', yaitu ijtihad didirikan pada syara', termasuk dalam pembagian ini
adalah ijma', qiyas, istishan, istishlah, 'urf, istishab dan lain-lain.
E. METOTE IJTIHAD
1. Ijma’
Ijma’ artinya kesepakatan, yakni kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu
hukum-hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits dalam suatu
perkara yang terjadi. Adalah keputusan bersama yang dilakukan oleh para ulama
dengan cara ijtihad untuk kemudian dirundingkan dan disepakati. Hasil dari ijma
adalah fatwa, yaitu keputusan bersama para ulama dan ahli agama yang berwenang
untuk diikuti seluruh umat.
2. Qiyas
Qiyas adalah menggabungkan atau menyamakan, artinya menetapkan suatu hukum
atau suatu perkara yang baru yang belum ada pada masa sebelumnya, namun
memiliki kesamaan dalam sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan
perkara terdahulu, sehingga dihukumi sama. Dalam Islam, Ijma dan Qiyas sifatnya
darurat, bila memang terdapat hal-hal yang ternyata belum ditetapkan pada masa-
masa sebelumnya. Beberapa definisi qiyâs (analogi) :
a. Menyimpulkan hukum dari yang asal menuju kepada cabangnya, berdasarkan
titik persamaan di antara keduanya.
b. Membuktikan hukum definitif untuk yang definitif lainnya, melalui suatu
persamaan di antaranya.
c. Tindakan menganalogikan hukum yang sudah ada penjelasan di dalam [Al-
Qur'an] atau [Hadits] dengan kasus baru yang memiliki persamaan sebab
(iladh).
9
d. Menetapkan sesuatu hukum terhadap sesuatu hal yang belum di terangkan oleh
al-qur'an dan hadits.
3. Istihsan
Beberapa definisi Istihsan :
a. Fatwa yang dikeluarkan oleh seorang fâqih (ahli fiqh), hanya karena dia merasa
hal itu adalah benar.
b. Argumentasi dalam pikiran seorang fâqih tanpa bisa diekspresikan secara lisan
olehnya.
c. Mengganti argumen dengan fakta yang dapat diterima, untuk maslahat orang
banyak.
d. Tindakan memutuskan suatu perkara untuk mencegah kemudharatan.
e. Tindakan menganalogikan suatu perkara di masyarakat terhadap perkara yang
ada sebelumnya.
4. Maslahah Murshalah
Adalah tindakan memutuskan masalah yang tidak ada naskahnya dengan
pertimbangan kepentingan hidup manusia berdasarkan prinsip menarik manfaat
dan menghindari kemudharatan.
5. Sududz Dzariah
Adalah tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh atau haram demi
kepentingan umat.
6. Istishab
Adalah tindakan menetapkan berlakunya suatu ketetapan sampai ada alasan yang
bisa mengubahnya, contohnya apabila ada pertanyaan bolehkah seorang
perempuan menikah lagi apabila yang bersangkutan ditinggal suaminya bekerja di
perantauan dan tidak jelas kabarnya? maka dalam hal ini yang berlaku adalah
10
keadaan semula bahwa perempuan tersebut statusnya adalah istri orang sehingga
tidak boleh menikah lagi kecuali sudah jelas kematian suaminya atau jelas
perceraian keduanya.
7. Urf
Adalah tindakan menentukan masih bolehnya suatu adat-istiadat dan kebiasaan
masyarakat setempat selama kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan aturan-
aturan prinsipal dalam Al-Quran dan Hadits. 5
5 https://id.wikipedia.org/wiki/Ijtihad Diakses : 23/3/2022, 20:21 WIB
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasakan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ; secara bahasa ijtihad
berarti pencurahan segenap kemampuan untuk mendapatkan sesuatu. Yaitu penggunaan
akal sekuat mungkin untuk menemukan sesuatu keputusan hukum tertentu yang tidak
ditetapkan secara eksplisit dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Kedudukan ijtihad sebagai
sumber hukum Islam adalah sebagai sumber hukum ketiga setelah Al-Quran dan Al-
Hadits. Hasil ijtihad antara lain adalah : ijma’, qiyas, istihsan, maslahah mursalah, sududz
dzariah, istishab dan urf.
B. SARAN
Dalam penulisan ini jika terdapat banyak kesalahan, penulis mohon maaf dengan
sebesar-besarnya, dan dalam penulisan makalah ini kritik dan saran sangat penulis
harapkan dari audiensi sekalian, untuk penulisan makalah yang lebih baik lagi
kedepannya, terimakasih.
12
DAFTAR PUSTAKA
Slideshare, Makalah Metode Ijtihad Dan Macam-Macam Ijtihad
(https://www.slideshare.net/cuccipeghang/makalah-metode-ijtihad-dan-
macam-macam-ijtihad )
Artikel Andre Kurniawan , Ketahui Pengertian Ijtihad, Rukun Beserta Fungsinya, Berikut
Syarat Dari Mujtahid (https://www.merdeka.com/jabar/ketahui-pengertian-
ijtihad )
Slideshare, Makalah Metode Ijtihad Dan Macam Macam Ijtihad
(https://www.slideshare.net/cuccipeghang/makalah-metode-ijtihad-dan-
macam-macam-ijtihad )
Artikel Dwiambar Rini , Diperbolehkannya Ijtihad karena Keterbatasan Nash Al-Quran dan
Sunnah (https://www.kompasiana.com/dwiambarrini/5 )
https://id.wikipedia.org/wiki/Ijtihad

More Related Content

What's hot

Hubungan maqasid dg metode ijtihad
Hubungan maqasid dg metode ijtihadHubungan maqasid dg metode ijtihad
Hubungan maqasid dg metode ijtihadNur Laily
 
Risalatul mahidh
Risalatul mahidhRisalatul mahidh
Risalatul mahidhAnna Fawzie
 
Ukhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyahUkhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyahIlham Hardy
 
Presentasi Pernikahan Beda Agama
Presentasi Pernikahan Beda AgamaPresentasi Pernikahan Beda Agama
Presentasi Pernikahan Beda AgamaRachman B. Prasetyo
 
quran hadis viii mts
quran hadis viii mtsquran hadis viii mts
quran hadis viii mtsFKIPUNISKA
 
Investasi yang Tidak Pernah Rugi
Investasi yang Tidak Pernah Rugi Investasi yang Tidak Pernah Rugi
Investasi yang Tidak Pernah Rugi Erwin Wahyu
 
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-QuranKeutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-QuranRidlo Abelian
 
Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)Mawadah Warohmah
 
Ijtihad dan mujtahid
Ijtihad dan mujtahidIjtihad dan mujtahid
Ijtihad dan mujtahidAhmad Sarwat
 
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur RasyidinSistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur RasyidinIzzatul Ulya
 
Meraih Sukses Dunia Akhirat Dengan Ramadhan
Meraih Sukses Dunia Akhirat Dengan RamadhanMeraih Sukses Dunia Akhirat Dengan Ramadhan
Meraih Sukses Dunia Akhirat Dengan Ramadhanyasin5582
 
Ppt solat jama dan qosor
Ppt solat jama dan qosorPpt solat jama dan qosor
Ppt solat jama dan qosorlailatusimrany
 
Surah al kahfi 18 ppt
Surah al kahfi 18 pptSurah al kahfi 18 ppt
Surah al kahfi 18 pptDavi Conan
 
Makalah Qowaid Fiqihiyyah Kl.4 HTN1.Smt6.docx
Makalah Qowaid Fiqihiyyah Kl.4 HTN1.Smt6.docxMakalah Qowaid Fiqihiyyah Kl.4 HTN1.Smt6.docx
Makalah Qowaid Fiqihiyyah Kl.4 HTN1.Smt6.docxmediapro5
 
Solat ketika sakit
Solat ketika sakitSolat ketika sakit
Solat ketika sakitnasuha79 nas
 
Animasi sholat berjamaah (continue)
Animasi sholat berjamaah (continue)Animasi sholat berjamaah (continue)
Animasi sholat berjamaah (continue)Djoko Supriatno
 
Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)Nana Cahmaxcy
 

What's hot (20)

Hubungan maqasid dg metode ijtihad
Hubungan maqasid dg metode ijtihadHubungan maqasid dg metode ijtihad
Hubungan maqasid dg metode ijtihad
 
Risalatul mahidh
Risalatul mahidhRisalatul mahidh
Risalatul mahidh
 
Tata Cara Berwudhu
Tata Cara BerwudhuTata Cara Berwudhu
Tata Cara Berwudhu
 
Ukhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyahUkhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyah
 
Presentasi Pernikahan Beda Agama
Presentasi Pernikahan Beda AgamaPresentasi Pernikahan Beda Agama
Presentasi Pernikahan Beda Agama
 
quran hadis viii mts
quran hadis viii mtsquran hadis viii mts
quran hadis viii mts
 
Investasi yang Tidak Pernah Rugi
Investasi yang Tidak Pernah Rugi Investasi yang Tidak Pernah Rugi
Investasi yang Tidak Pernah Rugi
 
PPT AIK
PPT AIKPPT AIK
PPT AIK
 
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-QuranKeutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran
 
Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)
 
Ijtihad dan mujtahid
Ijtihad dan mujtahidIjtihad dan mujtahid
Ijtihad dan mujtahid
 
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur RasyidinSistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
 
Meraih Sukses Dunia Akhirat Dengan Ramadhan
Meraih Sukses Dunia Akhirat Dengan RamadhanMeraih Sukses Dunia Akhirat Dengan Ramadhan
Meraih Sukses Dunia Akhirat Dengan Ramadhan
 
Ppt solat jama dan qosor
Ppt solat jama dan qosorPpt solat jama dan qosor
Ppt solat jama dan qosor
 
Asbabul wurud
Asbabul wurudAsbabul wurud
Asbabul wurud
 
Surah al kahfi 18 ppt
Surah al kahfi 18 pptSurah al kahfi 18 ppt
Surah al kahfi 18 ppt
 
Makalah Qowaid Fiqihiyyah Kl.4 HTN1.Smt6.docx
Makalah Qowaid Fiqihiyyah Kl.4 HTN1.Smt6.docxMakalah Qowaid Fiqihiyyah Kl.4 HTN1.Smt6.docx
Makalah Qowaid Fiqihiyyah Kl.4 HTN1.Smt6.docx
 
Solat ketika sakit
Solat ketika sakitSolat ketika sakit
Solat ketika sakit
 
Animasi sholat berjamaah (continue)
Animasi sholat berjamaah (continue)Animasi sholat berjamaah (continue)
Animasi sholat berjamaah (continue)
 
Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)
 

Similar to Metode Ijtihad Ushul Fiqh.pdf

Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdfIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdfZukét Printing
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docxIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docxZukét Printing
 
IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM
 IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM
IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUMEvi Rohmatul Aini
 
Ijtihad dan Madzhab .pdf
Ijtihad dan Madzhab .pdfIjtihad dan Madzhab .pdf
Ijtihad dan Madzhab .pdfZukét Printing
 
Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihadMakalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihadInternet Explorer
 
Ijtihad dan Madzhab.docx
Ijtihad dan Madzhab.docxIjtihad dan Madzhab.docx
Ijtihad dan Madzhab.docxZukét Printing
 
Agama 3 sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah Fiqhiyah
Agama 3 sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah FiqhiyahAgama 3 sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah Fiqhiyah
Agama 3 sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah FiqhiyahFahmiIbrahim10
 
Ushul fiqh ijtihad PDF Miftah'll everafter
Ushul fiqh ijtihad PDF Miftah'll everafterUshul fiqh ijtihad PDF Miftah'll everafter
Ushul fiqh ijtihad PDF Miftah'll everafterMiftah Iqtishoduna
 
Kata pengantar.studi hukum islamdocx
Kata pengantar.studi hukum islamdocxKata pengantar.studi hukum islamdocx
Kata pengantar.studi hukum islamdocxRaja Aidil Angkat
 
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)Miftah Iqtishoduna
 
Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMuli Bluelovers
 
Qiyas-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)Miftah Iqtishoduna
 
Makalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdf
Makalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdfMakalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdf
Makalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdfBregedekTutut
 

Similar to Metode Ijtihad Ushul Fiqh.pdf (20)

Makalah pai
Makalah paiMakalah pai
Makalah pai
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdfIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docxIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
 
IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM
 IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM
IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM
 
Makalah ijtihad
Makalah ijtihadMakalah ijtihad
Makalah ijtihad
 
Ijtihad dan Madzhab .pdf
Ijtihad dan Madzhab .pdfIjtihad dan Madzhab .pdf
Ijtihad dan Madzhab .pdf
 
Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihadMakalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihad
 
Ijtihad dan Madzhab.docx
Ijtihad dan Madzhab.docxIjtihad dan Madzhab.docx
Ijtihad dan Madzhab.docx
 
Ijma’ dan Qiyas.pdf
Ijma’ dan Qiyas.pdfIjma’ dan Qiyas.pdf
Ijma’ dan Qiyas.pdf
 
Ijma’ dan Qiyas.docx
Ijma’ dan Qiyas.docxIjma’ dan Qiyas.docx
Ijma’ dan Qiyas.docx
 
Agama 3 sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah Fiqhiyah
Agama 3 sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah FiqhiyahAgama 3 sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah Fiqhiyah
Agama 3 sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah Fiqhiyah
 
Ushul fiqh ijtihad PDF Miftah'll everafter
Ushul fiqh ijtihad PDF Miftah'll everafterUshul fiqh ijtihad PDF Miftah'll everafter
Ushul fiqh ijtihad PDF Miftah'll everafter
 
IJTIHAD
IJTIHADIJTIHAD
IJTIHAD
 
Makalah taqlid
Makalah taqlidMakalah taqlid
Makalah taqlid
 
Kata pengantar.studi hukum islamdocx
Kata pengantar.studi hukum islamdocxKata pengantar.studi hukum islamdocx
Kata pengantar.studi hukum islamdocx
 
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
 
Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsan
 
Makalah Qiyas
Makalah QiyasMakalah Qiyas
Makalah Qiyas
 
Qiyas-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
 
Makalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdf
Makalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdfMakalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdf
Makalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdf
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 

Metode Ijtihad Ushul Fiqh.pdf

  • 1. MAKALAH USHUL FIQH METODE IJTIHAD DOSEN PENGAMPU : H. Ramli, S. Ag., M. Pd. I DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4 Bagas Pranata Wijaya Solikah SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’ARIF JAMBI TAHUN AJARAN 2021/2022
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Metode Ijtihad " dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Ushul Fiqih. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak H. Ramli, S. Ag., M. Pd. I selaku dosen pengampu di mata kuliah ini . Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Jambi , 2022 Penulis
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii BAB I ................................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1 A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1 BAB II ................................................................................................................................ 2 PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2 A. Definisi Ijtihad .................................................................................................... 2 B. Dasar Hukum Wajibnya Ijtihad ............................................................................. 4 C. Syarat Ijtihad .......................................................................................................... 6 D. Macam – Macam Ijtihad ........................................................................................ 7 E. Metode Ijtihad ........................................................................................................ 8 BAB III ............................................................................................................................... 11 PENUTUP........................................................................................................................... 11 A. Kesimpulan ............................................................................................................ 11 B. Saran ....................................................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 12
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Agama Islam yang bersifat luwes dan dinamis secara konseptual terkandung dalam prinsip syari’ah itu sendiri. Diantara prinsip-prinsip tersebut adalah syari’ah selalu berprinsip kepada menegakkan maslahah, menegakkan keadilan, tidak menyulitkan, menyedikitkan beban dan berangsur-angsur dalam proses penerapan hukum. Akan tetapi dalam konteks sekarang, hukum Islam yang semestinya diharapkan dapat menjawab segala persoalan kehidupan umat manusia pada kenyataannya seolah tidak mampu untuk menjawab persoalan itu. Didalam tataran empiris, fiqh sebagai bagian produk pemikiran hukum Islam (ijtihad), semestinya tidak adaptis terhadap persoalan baru yang muncul dalam konstruksi sosial budaya masyarakat yang terus berubah. Sebaliknya hukum Islam (fiqh) dituntut harus peka dalam menjawab setiap problematika kemasyarakatan. Oleh karena itu, dalam proses aplikasinya sebagai konsekuensi logis dari konsep syari’ah pada akhirnya akan selalu melahirkan sebuah penafsiran, pemahaman, bahkan produk pemikiran baru melalui ijtihad. Munculnya perbedaan dalam pemahaman dan penafsiran para ulama melahirkan apa yang disebut fiqh. Pada prinsipnya munculnya perbedaan pemikiran dalam fiqh disebabkan oleh adanya perbedaan dalam metodologi ijtihad. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa itu Ijtihad ? 2. Apa Dasar Hukum Ijtihad ? 3. Apa saja Syarat Ijtihad ? 4. Apa saja Macam-macam Ijtihad ? 5. Bagaimana Metode Ijtihad ?
  • 5. 2 BAB II PEMBAHASAN A. DEFINISI IJTIHAD Syariat Islam adalah suatu hukum ketuhanan dan ijtihat disini merupakan suatu jalan untuk mendapatkan ketentuan-ketentuan hukum dalil-dalil, untuk itu dan sebagai cara untuk memberikan ketentuan hukum yang timbul karena tuntutan kepentingan hukum Islam ijtihad ini menjadi suatu keharusan praktis. Ijtihad menurut pendapat ushul : “Ijtihad menurut istilah ulama ushul fiqh mencurahkan segala kesungguhan (tenaga dan pikiran) untuk menemukan hukum syara dari dalil-dalil yang tafshi dari kaidah-kaidah hukum syara. Objek ijtihad ialah setiap peristiwa hukum, baik sudah ada nashnya yang bersifat zanni maupun belum ada nash-nya sama sekali. Dalam pada itu ijtihad adalah dogma yang penting sekali bagi pembinaan dan perkembangan hukum islam. Terbuka bebasnya ijtihad dalam hukum islam, tidak berarti bahwa setiap orang boleh melakukan ijtihad, melainkan hanya orang-orang yang telah memiliki syarat-syarat tertentu pula, baik yang berhubungan dengan sikap ketika menghadapi nash-nash yang berlawanan. 1 Dikutip dari jurnal yang berjudul 'Ijtihad Sebagai Alat Pemecahan Masalah Umat Islam', kata ijtihad berasal dari kata “al-jahd” atau “al-juhd”, yang memiliki arti “al- masyoqot” (kesulitan atau kesusahan) dan “athoqot” (kesanggupan dan kemampuan) atas dasar pada firman Allah Swt dalam QS. Yunus ayat 9 yang artinya: “dan (mencela) orang yang tidak memperoleh (sesuatu untuk disedekahkan) selain kesanggupan”. Pengertian ijtihad sendiri dapat dilihat dari dua sisi, yakni pengertian ijtihad secara etimologi dan pengertian ijtihad secara terminologi. 1 Slideshare , Makalah Metode Ijtihad Dan Macam Macam Ijtihad (https://www.slideshare.net/cuccipeghang/makalah-metode-ijtihad-dan-macam-macam-ijtihad ) Diakses : 23/3/2022 , 19 : 22 WIB
  • 6. 3 Pengertian ijtihad secara etimologi memiliki pengertian: “pengerahan segala kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang sulit”. Sedangkan pengertian ijtihad secara terminologi adalah penelitian dan pemikiran untuk mendapatkan sesuatu yang terdekat pada kitabullah (syara) dan sunnah rasul atau yang lainnya untuk memperoleh nash yang ma’qu; agar maksud dan tujuan umum dari hikmah syariah yang terkenal dengan maslahat. Kemudian Imam al-Amidi menjelaskan pengertian ijtihad yaitu mencurahkan semua kemampuan untuk mencari hukum syara yang bersifat dhanni, sampai merasa dirinya tidak mampu untuk mencari tambahan kemampuannya itu. Sedangkan menurut mayoritas ulama ushul fiqh, pengertian ijtihad adalah pencurahan segenap kesanggupan (secara maksimal) seorang ahli fiqh untuk mendapatkan pengertian tingkat dhanni terhadap hukum syariat. Fungsi ijtihad sendiri di antaranya adalah: 1. fungsi ijtihad al-ruju’ (kembali) : mengembalikan ajaran-ajaran Islam kepada al- Qur’an dan sunnah dari segala interpretasi yang kurang relevan. 2. fungsi ijtihad al-ihya (kehidupan) : menghidupkan kembali bagian-bagian dari nilai dan Islam semangat agar mampu menjawab tantangan zaman. 3. fungsi ijtihad al-inabah (pembenahan) : memenuhi ajaran-ajaran Islam yang telah di- ijtihadi oleh ulama terdahulu dan dimungkinkan adanya kesalahan menurut konteks zaman dan kondisi yang dihadapi. Adapun rukun ijtihad adalah: 1. Al-Waqi’ yaitu adanya kasus yang terjadi atau diduga akan terjadi tidak diterangkan oleh nash, 2. Mujtahid ialah orang yang melakukan ijtihad dan mempunyai kemampuan untuk ber- ijtihad dengan syarat-syarat tertentu, 3. Mujtahid fill ialah hukum-hukum syariah yang bersifat amali (taklifi), dan
  • 7. 4 4. Dalil syara untuk menentukan suatu hukum bagi mujtahid fill. 2 B. DASAR HUKUM WAJIBNYA BERIJTIHAD Dalam sejarah perkembangan hukum islam ijtihad menjadi istilah hukum tertentu, yang berarti suatu jalan pengambilan hukum dengan Al-Qur'an, As Sunnah dan akal. Adapun adanya ijtihad secara tegas dan jelas menurut sejarah hukum islam adalah tentang Tanya jawab Nabi SAW dengan sahabat Mu'az bin Jabal ra sewaktu ditunjuk oleh Nabi dengan gubernur atau hakim di Yaman. Sedangkan dalil hukum sebagai dasar wajibnya berijtihad itu adalah firman Allah SWT: Artinya : “Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan!” (Q.S. Al-Hasyr 59 : 2) Dalam firman Allah di atas adalah Allah telah mengharuskan bagi orang-orang yang ahli memahami dan merenungkan dalam mengambil ibarat supaya berijtihad. 3 Dasar dari ijtihad adalah Al Quran dan Sunnah. Jadi para ulama tidak sembarang menentukan hukum dari suatu permasalahan. Allah SWT berfirman dalam ayatnya yang Artinya “Sesungguhnya kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah) karena (membela) orang-orang yang khianat”. (QS. An-Nisa’: 105). Dasar hukum dibolehkannya ijtihad adalah al-Qur'an, Sunnah, dan logika. Ayat al- Quran yang dijadikan dasar bolehnya ijtihad adalah surat An-Nisa' (5) : 59. Ayat ini berisi perintah untuk taat kepada Allah (dengan menjadikan al-Quran sebagai sumber hukum), taat 2 Artikel Andre Kurniawan , Ketahui Pengertian Ijtihad, Rukun Beserta Fungsinya, Berikut Syarat Dari Mujtahid (https://www.merdeka.com/jabar/ketahui-pengertian-ijtihad ) Diakses 23/3/2022 , 19:24 WIB 3 Slideshare , Makalah Metode Ijtihad Dan Macam Macam Ijtihad (https://www.slideshare.net/cuccipeghang/makalah-metode-ijtihad-dan-macam-macam-ijtihad ) Diakses : 23/3/2022 , 19 : 22 WIB
  • 8. 5 kepada Rasul-Nya (dengan menjadikan Sunnahnya sebagai pedoman), dan taat kepada ulil amri, serta perintah untuk mengembalikan persoalan yang diperselisihkan kepada al-Quran dan Sunnah terkandung maka adanya perintah melakukan ijtihad. Dasar Sunnah atau hadits yang dijadikan rujukan oleh para ulama tentang bolehnya melakukan ijtihad adalah hadis Muadz seperti telah disebutkan di atas. Hadis ini menceritakan perihal diutusnya Muadz menjadi qadi (hakim) di Yaman. Dasar logika dibolehkannya ijtihad adalah karena keterbatasan nash al-Quran dan Sunnah jika dibandingkan dengan banyaknya peristiwa yang dihadapi oleh umat manusia. Begitu juga, banyaknya lafazh atau dalil yang menjelaskannya, meskipun tidak jarang hasil ijtihad para ulama berbeda-beda dari lafazh atau dalil yang sama. 4 Hukum melakukan ijtihad dalam Jurnal berjudul Ijtihad : Teori dan Penerapannya oleh Ahmad Badi' yakni: 1. Fardu 'ain untuk melakukan ijtihad untuk kasus dirinya sendiri dan ia harus mengamalkan hasil ijtihadnya sendiri. 2. Fardu 'ain juga untuk menjawab permasalahan yang belum ada hukumnya. Dan bila tidak dijawab dikhawatirkan akan terjadi kesalahan dalam melaksanakan hukum tersebut, dan habis waktunya dalam mengetahui kejadian tersebut. 3. Fardu kifayah jika permasalahan yang diajukan kepadanya tidak dikhawatirkan akan habis waktunya, atau ada lagi mujtahid yang lain yang telah memenuhi syarat. 4. Dihukumi sunnah, jika berijtihad terhadap permasalahan yang baru, baik ditanya ataupun tidak. 5. Hukumnya haram terhadap ijtihad yang telah ditetapkan secara qat'i karena bertentangan dengan syara'. 4 Artikel Dwiambar Rini , Diperbolehkannya Ijtihad karena Keterbatasan Nash Al-Quran dan Sunnah (https://www.kompasiana.com/dwiambarrini/5 ) Diakses : 23/3/2022, 19:35 WIB
  • 9. 6 C. SYARAT-SYARAT IJTIHAD Menurut Al-Syaukani untuk dapat melakukan ijtihad hukum diperlukan lima persyaratan, yaitu 1. Mengetahui Al-Qur'an dan As-Sunnah, 2. Mengetahui Ijma', 3. Mengetahui Bahasa Arab, 4. Mengetahui ilmu Ushul Fiqh, dan 5. Mengetahui Nasikh-Mansukh. Ulama Ushul berbeda pendapat dalam menetapkan syarat-syarat ijtihad yang harus dimiliki oleh seorang mujtahid. Secara umum, pendapat mereka tentang persyaratan seorang mujtahid dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Menguasai dan mengetahui arti ayat-ayat hukum yang terdapat dalam Al-Qur'an baik menurut bahasa maupun syariah. 2. Mengetahui dan menguasai hadits-hadits tentang hukum, baik menutur bahasa maupun syariah : akan tetapi, tidak disyaratkan untuk menghafalnya, melainkan cukup mengetahui letak-letaknya secara pasti , untuk memudahkan jika ia membutuhkanya. 3. Mengetahui Nasikh dan Mansukh dalam Al Qur'an dan Sunnah, supaya tidak salah dalam menetapkan hukum, namun tidak disyaratkan menghafalnya. 4. Mengetahui permasalahan yang sudah ditetapkan melalui ijma' ulama, sehingga ijtihadnya tidak bertentangan dengan ijma. 5. Mengetahui qiyas dan berbagai persyaratannya, karena qiyas merupakan kaidah dalam berijtihad. 6. Mengetahui Bahasa Arab dan berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan bahasa, serta berbagai problematikanya.
  • 10. 7 7. Mengetahui ilmu ushul fiqh yang merupakan fondasi dari ijtihad . 8. Mengetahui maqashidu al-syari'ah (tujuan syariat) secara umum, karena bagaimanapun juga syariat itu berkaitan dengan maqasyidu al syari'ah atau rahasia disyariatkannya suatu hukum. Mujtahid adalah orang yang mampu melakukan ijtihad melalui cara istinbath (mengeluarkan hukum dari sumber hukum syariat) dan tatbiq (penerapan hukum). Terdapat banyak perbedaan dalam menentukan syarat-syarat mujtahid. Adapun syarat yang paling penting disepakati adalah Bersifat Adil dan Takwa. Hal ini bertujuan agar produk hukum yang telah diformulasikan oleh mujtahid benar-benar proporsional karena memiliki sifat adil, jauh dari kepentingan politik dalam istinbat hukumnya. D. MACAM - MACAM IJTIHAD Dawalibi membagi ijtihad menjadi tiga bagian yang sebagiannya sesuai dengan pendapat al-Syatibi dalam kitab Al-Muwafaqot, yaitu : 1. Ijtihad Al-Bayani, yaitu ijtihad untuk menjelaskan hukum-hukum syara' dari nash. 2. Ijtihad Al-Qiyasi, yaitu ijtihad terdapat permasalahan yang tidak terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah dengan menggunakan metode qiyas. 3. Ijtihad Al Istishah, yaitu ijtihad terhadap permasalahan yang tidak terdapat di dalam al Qur'an dan Sunnah dengan menggunakan ra'yu berdasarkan kaidah istilah. Pembagian diatas masih belum sempurna, seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Taqiyu Al Hakim dengan mengemukakan beberapa alasan diantaranya Jami' wal Mani, menurutnya, ijtihad itu dapat dibagi menjadi dua bagian saja, yaitu : 1. Istihad al Aqli, yaitu ijtihad yang hujjahnya di dasarkan pada akal, tidak menggunakan dalil syara'. Contoh : Menjaga kemudaratan, hukuman itu jelek bila tidak disertai penjelasan dan lain-lain.
  • 11. 8 2. Ijtihad Syari', yaitu ijtihad didirikan pada syara', termasuk dalam pembagian ini adalah ijma', qiyas, istishan, istishlah, 'urf, istishab dan lain-lain. E. METOTE IJTIHAD 1. Ijma’ Ijma’ artinya kesepakatan, yakni kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum-hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits dalam suatu perkara yang terjadi. Adalah keputusan bersama yang dilakukan oleh para ulama dengan cara ijtihad untuk kemudian dirundingkan dan disepakati. Hasil dari ijma adalah fatwa, yaitu keputusan bersama para ulama dan ahli agama yang berwenang untuk diikuti seluruh umat. 2. Qiyas Qiyas adalah menggabungkan atau menyamakan, artinya menetapkan suatu hukum atau suatu perkara yang baru yang belum ada pada masa sebelumnya, namun memiliki kesamaan dalam sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan perkara terdahulu, sehingga dihukumi sama. Dalam Islam, Ijma dan Qiyas sifatnya darurat, bila memang terdapat hal-hal yang ternyata belum ditetapkan pada masa- masa sebelumnya. Beberapa definisi qiyâs (analogi) : a. Menyimpulkan hukum dari yang asal menuju kepada cabangnya, berdasarkan titik persamaan di antara keduanya. b. Membuktikan hukum definitif untuk yang definitif lainnya, melalui suatu persamaan di antaranya. c. Tindakan menganalogikan hukum yang sudah ada penjelasan di dalam [Al- Qur'an] atau [Hadits] dengan kasus baru yang memiliki persamaan sebab (iladh).
  • 12. 9 d. Menetapkan sesuatu hukum terhadap sesuatu hal yang belum di terangkan oleh al-qur'an dan hadits. 3. Istihsan Beberapa definisi Istihsan : a. Fatwa yang dikeluarkan oleh seorang fâqih (ahli fiqh), hanya karena dia merasa hal itu adalah benar. b. Argumentasi dalam pikiran seorang fâqih tanpa bisa diekspresikan secara lisan olehnya. c. Mengganti argumen dengan fakta yang dapat diterima, untuk maslahat orang banyak. d. Tindakan memutuskan suatu perkara untuk mencegah kemudharatan. e. Tindakan menganalogikan suatu perkara di masyarakat terhadap perkara yang ada sebelumnya. 4. Maslahah Murshalah Adalah tindakan memutuskan masalah yang tidak ada naskahnya dengan pertimbangan kepentingan hidup manusia berdasarkan prinsip menarik manfaat dan menghindari kemudharatan. 5. Sududz Dzariah Adalah tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh atau haram demi kepentingan umat. 6. Istishab Adalah tindakan menetapkan berlakunya suatu ketetapan sampai ada alasan yang bisa mengubahnya, contohnya apabila ada pertanyaan bolehkah seorang perempuan menikah lagi apabila yang bersangkutan ditinggal suaminya bekerja di perantauan dan tidak jelas kabarnya? maka dalam hal ini yang berlaku adalah
  • 13. 10 keadaan semula bahwa perempuan tersebut statusnya adalah istri orang sehingga tidak boleh menikah lagi kecuali sudah jelas kematian suaminya atau jelas perceraian keduanya. 7. Urf Adalah tindakan menentukan masih bolehnya suatu adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat setempat selama kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan aturan- aturan prinsipal dalam Al-Quran dan Hadits. 5 5 https://id.wikipedia.org/wiki/Ijtihad Diakses : 23/3/2022, 20:21 WIB
  • 14. 11 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasakan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ; secara bahasa ijtihad berarti pencurahan segenap kemampuan untuk mendapatkan sesuatu. Yaitu penggunaan akal sekuat mungkin untuk menemukan sesuatu keputusan hukum tertentu yang tidak ditetapkan secara eksplisit dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Kedudukan ijtihad sebagai sumber hukum Islam adalah sebagai sumber hukum ketiga setelah Al-Quran dan Al- Hadits. Hasil ijtihad antara lain adalah : ijma’, qiyas, istihsan, maslahah mursalah, sududz dzariah, istishab dan urf. B. SARAN Dalam penulisan ini jika terdapat banyak kesalahan, penulis mohon maaf dengan sebesar-besarnya, dan dalam penulisan makalah ini kritik dan saran sangat penulis harapkan dari audiensi sekalian, untuk penulisan makalah yang lebih baik lagi kedepannya, terimakasih.
  • 15. 12 DAFTAR PUSTAKA Slideshare, Makalah Metode Ijtihad Dan Macam-Macam Ijtihad (https://www.slideshare.net/cuccipeghang/makalah-metode-ijtihad-dan- macam-macam-ijtihad ) Artikel Andre Kurniawan , Ketahui Pengertian Ijtihad, Rukun Beserta Fungsinya, Berikut Syarat Dari Mujtahid (https://www.merdeka.com/jabar/ketahui-pengertian- ijtihad ) Slideshare, Makalah Metode Ijtihad Dan Macam Macam Ijtihad (https://www.slideshare.net/cuccipeghang/makalah-metode-ijtihad-dan- macam-macam-ijtihad ) Artikel Dwiambar Rini , Diperbolehkannya Ijtihad karena Keterbatasan Nash Al-Quran dan Sunnah (https://www.kompasiana.com/dwiambarrini/5 ) https://id.wikipedia.org/wiki/Ijtihad