SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Download to read offline
PHOTOGRAPHY AND
THE IGNATIAN SPIRITUALITY
PAUL PRABOWO, S.J.
About Picturing God
Where do you find God in the world
around you? Do you encounter God in
nature, in the people around you, in a
church, in the beauty of the arts, the
disciplines of science, or the mundane
moments of daily life? All of these are
places where we can experience God’s
presence and grace.
Ignatian Spirituality.com
Kontemplasi dalam Aksi:
Memotret Kehidupan dengan Lensa Spirit Ignasian
Ignatian spirituality is a spirituality for everyday life.
It insists that God is present in our world and active in our lives.
It is a pathway to deeper prayer,
good decisions guided by keen discernment,
and an active life of service to others.
+Ihus. Gratitude! Dengan rasa syukur yang mendalam untuk dapat mengenal, memeluk serta belajar
menghayati spiritualitas Ignasian dengan setia, aku ingin mengungkapkannya secara sederhana dalam bentuk yang
lain: foto. Seiring menekuni hobi fotografi, aku mencoba merefleksikan serta memberi makna antara fotografi
dengan model penghayatan spiritualitas Ignasian. Beberapa foto yang kutampilkan dalam refleksi ini hanyalah
sebagian dari dokumen pribadi yang kukumpulkan dari berbagai kesempatan dengan kutipan dari beberapa tokoh.
Contemplativus simul In Actione (kontemplasi dalam aksi). Bagiku, ungkapan Jerome Nadal, S.J. (first theoretician
of Jesuit Spirituality, penerjemah pemikiran Ignatius) ini menjadi ekspresi yang mendasar untuk memotret banyak
pengalaman keseharian dengan lensa spiritualitas Ignasian yang selama ini coba kuhayati. Kontemplasi dalam Aksi
inilah yang menjadi basis refleksi serta titik berangkat permenunganku mengenai spirit Ignasian dan dunia
fotografi yang saling berhubungan satu sama lain. Tentu pertama-tama spiritualitas Ignasian bukan hanya milik
Jesuit, biarawan, imam atau para religius melainkan juga bagi semua orang beriman. Kontemplasi dalam aksi
mengandaikan kehendak dalam diri (id quod volo) untuk berusaha mencari dan melaksanakan kehendak Tuhan
dalam hidup sehari-hari serta mengusahakan yang ‘lebih’ (magis). Dengan kata lain, seakan ada kesatuan tak
terpisahkan antara hidup doa dan karya, dalam hidup keseharian kita diajak untuk mengorientasikan apa yang kita
kerjakan entah bagi sesama manusia atau ciptaan lain bagi kemuliaan Tuhan. Kobaran api spiritualitas Ignasian
berporos dan mengacu pada pengalaman rohani St. Ignasius Loyola sendiri, yang kemudian diwariskan dalam buku
Latihan Rohani (LR). Spiritualitas Ignasian bersandar pada LR, menolong manusia untuk menemukan Tuhan dalam
hidup sehari-hari dan menata hidup sedemikian rupa sehingga seturut kehendakNya. Sementara itu, spiritualitas
Jesuit tidak hanya terinspirasi pada LR semata, melainkan juga pada berbagai tradisi serta konstitusi Serikat Yesus
(Constitutions of the Society of Jesus). Semoga kita semakin mengenal, mencintai, dan mengikutiNya lebih dekat.
Ad Mariorem Dei Gloriam 
Fotografi dan Mistik Mata Terbuka Ignasian (The Ignatian “Mysticism of Open Eyes”)
Mata tentu amat menentukan
dalam aktivitas memotret.
Dengan mata terbuka kita
mencoba melihat realitas
melalui viewfinder pada kamera
dan menentukan momen yang
akan difoto. Pater Pedro Arrupe,
S.J. dengan pembaharuannya
mengajakku untuk memohon
rahmat agar dapat memandang
dan mencintai dunia
(dengan segala kebutuhannya)
sebagaimana Yesus sendiri.
Membuka mata dan membuka
hati pada kebutuhan dan realitas
dunia yang terpecah
(the broken world).
In the end Jesus did not teach an ascending mysticism of closed eyes, but rather a God-mysticism with an
increased readiness for perceiving, a mysticism of open eyes, which sees more and not less.
It is a mysticism that especially makes visible all invisible and inconvenient suffering, and—convenient or not—
pays attention to it and takes responsibility for it, for the sake of a God who is a friend to human beings.
[Teolog Jerman, Johann Baptist Metz]
Fotografi dan Cinta (Rooted and Grounded in Love). Aku semakin yakin dan mengalami kebenaran bahwa inti dari
Spiritualitas Ignasian tidak lain adalah Cinta Tuhan yang menggerakkan...dalam retret Ignasian kita selalu mulai
menyadari kehadiran Tuhan dan karyanya atas hidup kita. Dalam fotografi, selain belajar mengenai teknik memotret
(skill), mengasah camera eye, intens dengan kamera yang dipakai, dan ‘jam terbang’ seseorang, satu hal yang
menggerakkanku adalah CINTA. Tampaknya mungkin romantic-dramatis, namun cinta sungguh memberi konteks dan
rasa bahagia pada apa yang sedang kupotret. Cinta memberi makna tidak sekadar pada minatku, tapi rasa syukur atas
hidup yang menjadi akar kerinduan dari dalam diri. Cinta membuat yang invisible menjadi visible.
“Nothing is more practical than
finding God, that is, than falling
in love in a quite absolute, final
way. What you are in love with,
what seizes your imagination,
will affect everything. It will
decide what will get you out of
bed in the morning, what you will
do with your evenings, how you
will spend your weekends, what
you read, who you know, what
breaks your heart, and what
amazes you with joy and
gratitude. Fall in love, stay in love
and it will decide everything.”
-Pedro Arrupe, S.J.
Fotografi dan Menemukan Tuhan dalam Segala (Finding God in all things).
Dalam mengasah pengalaman fotografi di beberapa kesempatan: hunting ke beberapa tempat, di jalanan
(street photography), bertukar ilmu, dan mengabadikan momen tertentu, aku semakin menyadari kehadiran
serta karyaNya yang indah dalam segala hal. Tuhan mengajariku untuk melihat realitas dunia dari perspektif
yang berbeda, melalui lensa Tuhan sendiri. What is His message for me through this captured moment?
We don’t have to withdraw from the world into a quiet place in
order to find God. God’s footprints can be found everywhere—in our
work and our relationships, in our family and friends, in our sorrows and
joys, in the sublime beauty of nature and in the mundane details of our
daily lives. It’s often said that Ignatian spirituality trains us to
“find God in all things.”
Fotografi dan Semangat ‘Lebih’ (Latin: Magis!)
Mediocrity has no place in the Ignatian Worldview. Melakukan sesuatu demi lebih besarnya kemuliaan Tuhan.
Semangat magis mengajariku untuk selalu berusaha menyelami sebuah gambar/foto sampai ke kedalaman (depth). Di
tengah dunia yang terpecah ini, tantangan terbesar adalah hidup dalam kedangkalan dan Ignasius sebaliknya memberi
inspirasi untuk berusaha mencari yang lebih mendalam. Duc in altum, bertolaklah ke tempat yang lebih dalam! (Luk 5:4)
Dengan demikian aku diajak untuk tidak sekadar jepret sana sini atau memperbanyak shutter count tanpa makna,
melainkan masuk ke dalam realita kehidupan itu sendiri serta mengambil sikap. Seorang kawan (bro. Jeff Pioquinto,
S.J.) pernah mengutip ungkapan menarik, “TRUE MAGIS is giving to others from our own death, building others from
own homelessness, healing others in spite our woundedness...For magis is generosity without a selfie."
Fotografi dan Panggilan
Fotografi bagiku bukan hanya hobi apalagi profesi,
melainkan panggilan. Perhatian pada fotografi
dapat bermuara pada hilangnya makna dan cinta
jika kita tidak melihatnya sebagai bagian dari
panggilan. Ya, sebuah panggilan untuk melihat
dunia dengan ‘mata’ yang baru dan dengan
demikian memuliakan Tuhan, pencipta kita.
Fotografi dan pesan yang terangkum di dalamnya
menantang dan memanggilku untuk melihat
realitas dari sudut pandang yang berbeda.
Ya...mengambil jalan yang tidak banyak dilalui
orang, membuat hidup menjadi bermakna bagi
banyak orang. Sebagaimana hidup ini, orang
memiliki kebebasan dalam menentukan hidup dan
mengarahkan diri bagaimana ia ingin menghayati
hidupnya. Sarana dipakai sejauh membantu dan
ditinggalkan sejauh merintangi tercapainya tujuan.
Fotografi buatku menjadi sarana (bdk. Latihan
Rohani no. 23) dalam mencapai tujuan manusia
diciptakan, yakni memuji, menghormati serta
mengabdi Allah.
Pater Joseph Tetlow, S.J. mengatakan bahwa
penyusunan kata “memuji, menghormati dan
akhirnya mengabdi” ini mengungkapkan suatu
gerakan dari disposisi ke aksi.
Fotografi dan Kontemplasi Mendapatkan Cinta (Contemplatio Ad Amorem).
“Cinta itu lebih diwujudkan dengan perbuatan daripada diungkapkan dengan kata-kata” (LR. 230)
Sebagaimana spiritualitas tak berhenti
mengalir hanya pada pemahaman
teoretis akal budi, memahami konsep
tentang Cinta Tuhan yang abstrak, atau
pengalaman merasa dicintai (yang
mandeg)…spiritualitas sebaliknya masuk
ke dalam celah-celah jiwa, mendorong
orang mengintegrasikannya dalam aksi
konkret keseharian.
Latihan Rohani tidak untuk
bacaan rohani atau dihapal tapi perlu
adanya latihan (exercise). Fotografi: bisa
karena biasa! Aku perlu terus belajar,
latihan untuk menangkap momen
rahmat setiap saat dan terbuka pada
peristiwa/pengalaman serta mencecap
karyaNya di tengah dunia. Tidak ada
jalan yang mudah untuk belajar
bagaimana memotret yang baik
ketimbang memegang kamera dan terus
belajar memotret. Kita tidak dapat hanya
belajar fotografi dengan membaca buku
di rumah tanpa masuk dan terbenam
dalam realitas, praktik, serta masuk dalam pengalaman mengambil suatu gambar. Seeing and loving the world as Jesus
did! Memandang dan mencintai dunia sebagaimana Ia sendiri memandang dan mencintai dunia…
Fotografi dan Discernment.
Discernment sebagai suatu latihan dalam tradisi
Kristiani menjadi bagian penting dalam proses membuat
keputusan yang menghormati dan memberi tempat bagi
kehendak Tuhan dalam hidup kita. Life is a bundle of
choices and decisions. Hidup harian kita dirajut dengan
serangkaian pilihan dan keputusan, sekecil apapun itu.
Kita semua membuat keputusan namun tidak semua
keputusan kita adalah hasil dari diskresi.
Sepanjang latihan orang mengalami berbagai gerak roh
dan belajar membedakan gerak batin (las mosciones-
movement of the heart) itu sebagai unsur penting dalam
proses membuat keputusan serta penegasan. Maka
orang harus belajar merasakan dan mengenal berbagai
gerak yang timbul di dalam jiwa.
Dalam fotografi, kita tidak hanya akan memotret secara
sembarangan. Kita memotret dengan suatu tujuan.
Setiap kali mengambil gambar, aku selalu menimbang
dan melihat gerak batin apakah saya sedang mengambil
gambar yang mengarah pada komitmen terhadap
kemanusiaan, keindahan atau pesan tertentu berikut
dengan komposisi maupun angle yang menyentuh. Di
saat yang bersamaan lahir kebebasan batin yang timbul
dari kesadaran diri dan proses diskresi. Pesan apa yang
ingin kusampaikan dalam gambar sehingga lebih
berbuah bagi jiwa, membuat orang melihat kemuliaan
Tuhan (yang) terpancar dan bersyukur atasnya.
Fotografi dan Panggilan Wajah Manusia
«Gloria enim Dei vivens homo, vita autem hominis visio Dei » demikian ungkapan St. Irenaeus. For the glory of God is a
living human being ; and human life consists in the vision of God. Kemuliaan Tuhan sungguh terpancar dalam diri
manusia yang sungguh sepenuhnya hidup dalam visi Tuhan. Aku merasa sungguh bersyukur atas anugerah hidup dan
setiap kali memotret wajah (portrait) seakan semakin memanggilku untuk mengarah untuk memanusiakan manusia
lain, menyampaikan pesan perdamaian, kegembiraan, menghargai keberlainannya serta bertanggungjawab akan
kehidupan itu sendiri.
“A portrait is not made in the camera but on
either side of it.” – Edward Steichen
Faith that does justice – the
realization that there can be no
true expression of faith where
concerns for justice and human
dignity are missing.
[Paul Brian Campbell, S.J.]
“Ambilah, ya Tuhan dan terimalah, seluruh kemerdekaanku, ingatanku, pikiranku dan segenap kehendaku,
segala kepunyaan dan milikku. Engkaulah yang memberikan, pada-Mu Tuhan kukembalikan. Semuanya milik-
Mu, pergunakan sekehendak-Mu, berilah aku cinta dan rahmat-Mu, cukup itu bagiku.” (LR. 234)
Ketika aku memandang Surga, aku melihat
keindahan…Ketika memandang indahnya ciptaan,
aku mengagumi Yang Ilahi. How great Thou Art
Aku memandang wajahNya…
Ya…bersyukur dan mengabadikan momen yang
memberi daya gerak menuju rekonsiliasi pada
semesta dan pada Sang Creator Agung…
BEAUTY
”Beauty can be seen in all things, seeing and composing the
beauty is what separates the snapshot from the photograph.”
– Matt Hardy
”Beauty can be seen in all things, seeing and composing the beauty is what separates the
snapshot from the photograph.” – Matt Hardy
“It’s one thing to make a picture of what a person looks like, it’s another thing to make
a portrait of who they are.” - Paul Caponigro
“If you see something that moves you, and then snap it, you keep
a moment.” – Linda McCartney
“Photography is the story
I fail to put into words.”
- Destin Sparks
It seeks to find the divine in all things-in all
peoples and cultures in all areas of study and
learning, in every human experience, and (for
the Christian) especially in the person of Jesus.
- George W. Traub, S.J.
Fotografi dan semangat Man For Others. Bagiku, fotografi memang tidak mudah namun
aku sungguh belajar banyak dari para sahabat yang dengan murah hati berbagi ilmu.
Semangat berbagi dan hidup tidak hanya bagi diri sendiri (ego) inilah yang memberiku
inspirasi. Kita disatukan sebagai sahabat (friends in the Lord) apa pun etnis, budaya, agama,
status, warna kulit kita. Kita dipanggil sebagai sahabat bagi dan bersama dengan yang lain.
En Todo amar y servir - Dalam segala mencintai dan melayani. Men and Women for others.
Fotografi dan sikap lepas bebas.
‘Indifference‘ yang dimaksudkan
oleh St. Ignatius adalah sikap batin untuk
bertumbuh dalam kebijaksanaan
adikodrati, yaitu kebajikan untuk
memilih sarana/cara yang terbaik demi
mencapai tujuan akhir. Dengan sikap
iman yang terbuka, pengenalan diri yang
utuh, kita membiarkan diri digerakkan
oleh Allah untuk memilih sarana yang
terbaik untuk mewujudkan rencana-Nya,
menyempurnakan kita dalam kasih.
Dengan kata lain, kita
menggunakan sarana sejauh membantu
mengarahkan sampai tujuan, dan
meninggalkannya sejauh merintangi.
Oleh karena itu, aku diajak untuk tidak
lekat (attach) pada sesuatu, siap sedia
untuk diutus dan mengejar kerinduan
menuju kebebasan batin (interior
freedom) itu sendiri.
Dalam fotografi aku juga perlu
berlatih lepas bebas, terbuka pada situasi
apa pun, tidak terikat atau lekat pada
sarana, pada objek, obsesi, rasa perasaan
tertentu yang justru mengikat kebebasan
hati yang berekspresi dan berefleksi.
Hidup yang tidak direfleksikan tidak layak
dihidupi, demikian kata Socrates.
Pertanyaannya kukira bukan lagi untuk apa
aku hidup, melainkan hendak bagaimana
aku menjalani hidup ini dan apakah itu
mengandung makna bagi yang lain ?
Sebagaimana menghayati
tegangan dalam hidup, fotografi
pun ibarat suatu SENI. Suatu
komposisi yang ditata dengan epic,
dilukis dengan warna-warna
cahaya (flash, posisi matahari, ISO,
WB, dsb), depth of field,
menghitung kecepatan rana
(shutter speed), dan menimbang
bukaan diafragma (aperture). Tidak
ada patokan umum yang jelas
tegas, disinilah mengalir derasnya
kebebasan dari dalam. Momen
setelah mengambil suatu gambar
itulah yang bagiku menjadi titik
hening dan titik renung terdalam:
menilik kembali apa yang terjadi
dan menimbang buah-buahnya…
“Sometimes I do get to places just when God’s ready to have somebody click the shutter.” – Ansel Adams
“Photography for me is not looking, it’s feeling. If you can’t feel what you’re looking at, then you’re
never going to get others to feel anything when they look at your pictures.” – Don McCullin
Manusia
Latihan Rohani
Bersama dengan inspirasi “ayudar
a las almas” (membantu jiwa-jiwa)
di Manresa, pengalaman Ignatius
di La Storta “Ego vobis Romae
propitious ero” sering menjadi
acuan dalam menjelaskan corak
kerohanian rasuli Serikat:
membantu sesama karena
disatukan mendalam dengan
Kristus yang memanggul salib.
Dalam fotografi, model misteri
inkarnasi (penjelmaan) dan cara
bertindaknya perlu ada dalam roh
yang sama. Teori dan keterampilan
abstrak teoretis dimanifestasikan
dan disatukan secara konkret ke
dalam dunia-kehidupan sekitar.
Kita mohon rahmat agar dalam
segala aktivitas, kita senantiasa
dibantu untuk dapat semakin
mengenal, mencintai, dan
mengikutiNya…dipanggil untuk
menjadi manusia Latihan Rohani.
“Bermainlah dalam permainan tetapi janganlah
main-main! Mainlah dengan sungguh-sungguh, tetapi
permainan jangan dipersungguh. Kesungguhan
permainan terletak dalam ketidaksungguhannya,
sehingga permainan yang dipersungguh tidaklah
sungguh lagi. Mainlah dengan eros, tetapi janganlah
mau dipermainkan eros. Mainlah dengan agon tetapi
jangan mau dipermainkan agon. Barang siapa
mempermainkan permainan, akan menjadi
permainan permainan. Bermainlah untuk bahagia
tetapi janganlah mempermainkan bahagia.”
- N. Driyarkara, S.J.
Setelah sedikit merefleksikan pengalaman
belajar fotografi dan mendalamai spiritualitas
Ignasian, refleksiku ini akan menjadi sebuah
langkah awal untuk sebuah transformasi terus
menerus (on going formation). Aku sungguh
bersyukur bahwa aku sungguh dibentuk oleh
Tuhan sendiri melalui perjumpaan dengan
sesama maupun peristiwa hidup harian. Mistik
hidup sehari-hari! Bagiku, spiritualitas menjadi
nyata dan dirasakan dayanya, bertumbuh dan
berbuah tidak semata-mata dalam hal-hal
besar. PROSES. Bagaimana mungkin seseorang
dapat berkata: Tuhan, Tuhan dan mengatakan
Ia mencintai Tuhan yang tak kelihatan, jika
sesamanya yang kelihatan di sekitarnya tidak
dikasihinya. Semoga dengan demikian, kita
semua sungguh mampu berziarah menemukan
kehendak Tuhan atas diri kita melalui panggilan
hidup masing-masing, “to be a contemplative in
actions is to contemplate (or find) God in our
daily lives, in our activity.”
Demi kemuliaan Allah yang lebih besar, AMDG
[Hari Raya Paskah 2014]

More Related Content

What's hot

The call 1 - God's Vision, My Passion
The call 1 - God's Vision, My PassionThe call 1 - God's Vision, My Passion
The call 1 - God's Vision, My PassionJohan Setiawan
 
Eksorsisme dalam sekelumit tradisi Gereja Katolik
Eksorsisme dalam sekelumit tradisi Gereja KatolikEksorsisme dalam sekelumit tradisi Gereja Katolik
Eksorsisme dalam sekelumit tradisi Gereja KatolikAlfonsus Widhi
 
Menjadi terang yang efektif
Menjadi terang yang efektifMenjadi terang yang efektif
Menjadi terang yang efektifYohanes Ratu Eda
 
Gereja & Reformasi Hidup
Gereja & Reformasi HidupGereja & Reformasi Hidup
Gereja & Reformasi HidupJohan Setiawan
 
Resensi buku baptisan dan kepenuhan, peranan dan karya roh kudus masa kini ...
Resensi buku   baptisan dan kepenuhan, peranan dan karya roh kudus masa kini ...Resensi buku   baptisan dan kepenuhan, peranan dan karya roh kudus masa kini ...
Resensi buku baptisan dan kepenuhan, peranan dan karya roh kudus masa kini ...Deflit Lilo
 
Transformasi Hidup 1 - Bidang Transformasi
Transformasi Hidup 1 - Bidang TransformasiTransformasi Hidup 1 - Bidang Transformasi
Transformasi Hidup 1 - Bidang TransformasiJohan Setiawan
 
Penyelamatan oleh Kristus
Penyelamatan oleh KristusPenyelamatan oleh Kristus
Penyelamatan oleh Kristusherryant3007
 
Prinsip dasar Kristen untuk anak anak
Prinsip dasar Kristen untuk anak anakPrinsip dasar Kristen untuk anak anak
Prinsip dasar Kristen untuk anak anakFreeChildrenStories
 

What's hot (20)

The call 1 - God's Vision, My Passion
The call 1 - God's Vision, My PassionThe call 1 - God's Vision, My Passion
The call 1 - God's Vision, My Passion
 
Spiritual Check-Up
Spiritual Check-UpSpiritual Check-Up
Spiritual Check-Up
 
Eksorsisme dalam sekelumit tradisi Gereja Katolik
Eksorsisme dalam sekelumit tradisi Gereja KatolikEksorsisme dalam sekelumit tradisi Gereja Katolik
Eksorsisme dalam sekelumit tradisi Gereja Katolik
 
Menjadi terang yang efektif
Menjadi terang yang efektifMenjadi terang yang efektif
Menjadi terang yang efektif
 
Doa mempersatukan keluarga
Doa mempersatukan keluargaDoa mempersatukan keluarga
Doa mempersatukan keluarga
 
Waktu Bersama Tuhan
Waktu Bersama TuhanWaktu Bersama Tuhan
Waktu Bersama Tuhan
 
Haus akan Tuhan
Haus akan TuhanHaus akan Tuhan
Haus akan Tuhan
 
Gereja yang Sehat Secara Emosional
Gereja yang Sehat Secara EmosionalGereja yang Sehat Secara Emosional
Gereja yang Sehat Secara Emosional
 
Seminar Doa Kristiani
Seminar Doa KristianiSeminar Doa Kristiani
Seminar Doa Kristiani
 
Enam deskripsi doa
Enam deskripsi doaEnam deskripsi doa
Enam deskripsi doa
 
Sacred Pathways
Sacred PathwaysSacred Pathways
Sacred Pathways
 
Inspirasi ALkitab
Inspirasi ALkitabInspirasi ALkitab
Inspirasi ALkitab
 
Gereja & Reformasi Hidup
Gereja & Reformasi HidupGereja & Reformasi Hidup
Gereja & Reformasi Hidup
 
Growing through Reading
Growing through ReadingGrowing through Reading
Growing through Reading
 
Resensi buku baptisan dan kepenuhan, peranan dan karya roh kudus masa kini ...
Resensi buku   baptisan dan kepenuhan, peranan dan karya roh kudus masa kini ...Resensi buku   baptisan dan kepenuhan, peranan dan karya roh kudus masa kini ...
Resensi buku baptisan dan kepenuhan, peranan dan karya roh kudus masa kini ...
 
Transformasi Hidup 1 - Bidang Transformasi
Transformasi Hidup 1 - Bidang TransformasiTransformasi Hidup 1 - Bidang Transformasi
Transformasi Hidup 1 - Bidang Transformasi
 
Panggilan Tuhan
Panggilan TuhanPanggilan Tuhan
Panggilan Tuhan
 
Penyelamatan oleh Kristus
Penyelamatan oleh KristusPenyelamatan oleh Kristus
Penyelamatan oleh Kristus
 
Prinsip dasar Kristen untuk anak anak
Prinsip dasar Kristen untuk anak anakPrinsip dasar Kristen untuk anak anak
Prinsip dasar Kristen untuk anak anak
 
Spiritual Pathways
Spiritual PathwaysSpiritual Pathways
Spiritual Pathways
 

Viewers also liked

「大高未貴の書いた文春記事に対する安名誉教授の反駁文」
「大高未貴の書いた文春記事に対する安名誉教授の反駁文」「大高未貴の書いた文春記事に対する安名誉教授の反駁文」
「大高未貴の書いた文春記事に対する安名誉教授の反駁文」kouno1992
 
Презентация проекта Дождь Lite
Презентация проекта Дождь LiteПрезентация проекта Дождь Lite
Презентация проекта Дождь LitePolina Kozlovskaya
 
The Self-administration of Trusts
The Self-administration of TrustsThe Self-administration of Trusts
The Self-administration of TrustsStuartGoSimple
 
조직을 믿고 따르는 강한 리더가 돼라
조직을 믿고 따르는 강한 리더가 돼라조직을 믿고 따르는 강한 리더가 돼라
조직을 믿고 따르는 강한 리더가 돼라becominglady
 
Algorithms and programs - an introduction
Algorithms and programs - an introductionAlgorithms and programs - an introduction
Algorithms and programs - an introductionOlga Maartens
 
Termoquimicavalidezdelaarticulo
TermoquimicavalidezdelaarticuloTermoquimicavalidezdelaarticulo
Termoquimicavalidezdelaarticuloangelo26_
 
E lemon-ators food-tag_demo
E lemon-ators food-tag_demoE lemon-ators food-tag_demo
E lemon-ators food-tag_demomrjonesbrgs
 
CULTURA, CIUDAD, ACCIÓN COLECTIVA
CULTURA, CIUDAD, ACCIÓN COLECTIVACULTURA, CIUDAD, ACCIÓN COLECTIVA
CULTURA, CIUDAD, ACCIÓN COLECTIVAOswaldo Vlsqz Moreno
 
Telehealth program additions
Telehealth program additionsTelehealth program additions
Telehealth program additionsFlexCare
 
Donna A Gregory Communications Projects
Donna A Gregory Communications ProjectsDonna A Gregory Communications Projects
Donna A Gregory Communications ProjectsDonna Gregory
 
2014 Region Directory - Florida Navy League
2014 Region Directory - Florida Navy League2014 Region Directory - Florida Navy League
2014 Region Directory - Florida Navy LeagueSkip_US
 

Viewers also liked (20)

「大高未貴の書いた文春記事に対する安名誉教授の反駁文」
「大高未貴の書いた文春記事に対する安名誉教授の反駁文」「大高未貴の書いた文春記事に対する安名誉教授の反駁文」
「大高未貴の書いた文春記事に対する安名誉教授の反駁文」
 
Презентация проекта Дождь Lite
Презентация проекта Дождь LiteПрезентация проекта Дождь Lite
Презентация проекта Дождь Lite
 
創業管理:兼職創業者完整課程 week7
創業管理:兼職創業者完整課程 week7創業管理:兼職創業者完整課程 week7
創業管理:兼職創業者完整課程 week7
 
The Self-administration of Trusts
The Self-administration of TrustsThe Self-administration of Trusts
The Self-administration of Trusts
 
조직을 믿고 따르는 강한 리더가 돼라
조직을 믿고 따르는 강한 리더가 돼라조직을 믿고 따르는 강한 리더가 돼라
조직을 믿고 따르는 강한 리더가 돼라
 
Croazia turismo
Croazia turismoCroazia turismo
Croazia turismo
 
Kefolonia Website Mock
Kefolonia Website MockKefolonia Website Mock
Kefolonia Website Mock
 
Algorithms and programs - an introduction
Algorithms and programs - an introductionAlgorithms and programs - an introduction
Algorithms and programs - an introduction
 
Mood changer
Mood changerMood changer
Mood changer
 
Veneto turismo
Veneto turismoVeneto turismo
Veneto turismo
 
Termoquimicavalidezdelaarticulo
TermoquimicavalidezdelaarticuloTermoquimicavalidezdelaarticulo
Termoquimicavalidezdelaarticulo
 
1
11
1
 
E lemon-ators food-tag_demo
E lemon-ators food-tag_demoE lemon-ators food-tag_demo
E lemon-ators food-tag_demo
 
CULTURA, CIUDAD, ACCIÓN COLECTIVA
CULTURA, CIUDAD, ACCIÓN COLECTIVACULTURA, CIUDAD, ACCIÓN COLECTIVA
CULTURA, CIUDAD, ACCIÓN COLECTIVA
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Ravi_Nelluri_QA
Ravi_Nelluri_QARavi_Nelluri_QA
Ravi_Nelluri_QA
 
Telehealth program additions
Telehealth program additionsTelehealth program additions
Telehealth program additions
 
Donna A Gregory Communications Projects
Donna A Gregory Communications ProjectsDonna A Gregory Communications Projects
Donna A Gregory Communications Projects
 
2014 Region Directory - Florida Navy League
2014 Region Directory - Florida Navy League2014 Region Directory - Florida Navy League
2014 Region Directory - Florida Navy League
 
Element wizard
Element wizardElement wizard
Element wizard
 

Similar to FOTOGRAFIIGNATIAN

Mata ketiga dan_cara_menggunakannya_(x)
Mata ketiga dan_cara_menggunakannya_(x)Mata ketiga dan_cara_menggunakannya_(x)
Mata ketiga dan_cara_menggunakannya_(x)Kun Ardi
 
Membangun diri sendiri kelas x
Membangun diri sendiri kelas xMembangun diri sendiri kelas x
Membangun diri sendiri kelas xSabam Sitinjak
 
Tertib rohani - terjemahan BAB 5
Tertib rohani - terjemahan BAB 5Tertib rohani - terjemahan BAB 5
Tertib rohani - terjemahan BAB 5sonny sitanggang
 
Mata ketiga dan_intuisi
Mata ketiga dan_intuisiMata ketiga dan_intuisi
Mata ketiga dan_intuisiKun Ardi
 
You are the Real Personal Success Formula NLP Praktis untuk Transformasi men...
You are the Real Personal Success  Formula NLP Praktis untuk Transformasi men...You are the Real Personal Success  Formula NLP Praktis untuk Transformasi men...
You are the Real Personal Success Formula NLP Praktis untuk Transformasi men...Ringga Arie Suryadi
 
Cari tahu potensimu_tentukan_masa_depanmu
Cari tahu potensimu_tentukan_masa_depanmuCari tahu potensimu_tentukan_masa_depanmu
Cari tahu potensimu_tentukan_masa_depanmuKepli Mancs
 
Tujuan hidup manusia[1]
Tujuan hidup manusia[1]Tujuan hidup manusia[1]
Tujuan hidup manusia[1]Yanuaribadi
 
Bab ipendahulua na
Bab ipendahulua naBab ipendahulua na
Bab ipendahulua nayanti usman
 
Memasuki rumah cahaya by putu yudiantara (ebook gratis)
Memasuki rumah cahaya by putu yudiantara (ebook gratis)Memasuki rumah cahaya by putu yudiantara (ebook gratis)
Memasuki rumah cahaya by putu yudiantara (ebook gratis)Putu Yudiantara
 
Spiritualitas Bukan Sekadar Kesucian Diri.pdf
Spiritualitas Bukan Sekadar Kesucian Diri.pdfSpiritualitas Bukan Sekadar Kesucian Diri.pdf
Spiritualitas Bukan Sekadar Kesucian Diri.pdfGenerasiSpiritual
 
Tugas personality development
Tugas personality developmentTugas personality development
Tugas personality developmentPutri Sri Aryana
 
7 Langkah Menuju Hidup yang Bijaksana
7 Langkah Menuju Hidup yang Bijaksana7 Langkah Menuju Hidup yang Bijaksana
7 Langkah Menuju Hidup yang BijaksanaSABDA
 

Similar to FOTOGRAFIIGNATIAN (20)

Mata ketiga dan_cara_menggunakannya_(x)
Mata ketiga dan_cara_menggunakannya_(x)Mata ketiga dan_cara_menggunakannya_(x)
Mata ketiga dan_cara_menggunakannya_(x)
 
Passion
PassionPassion
Passion
 
Membangun diri sendiri kelas x
Membangun diri sendiri kelas xMembangun diri sendiri kelas x
Membangun diri sendiri kelas x
 
Tertib rohani - terjemahan BAB 5
Tertib rohani - terjemahan BAB 5Tertib rohani - terjemahan BAB 5
Tertib rohani - terjemahan BAB 5
 
New mk3 leo rimba
New mk3 leo rimbaNew mk3 leo rimba
New mk3 leo rimba
 
Mata ketiga dan_intuisi
Mata ketiga dan_intuisiMata ketiga dan_intuisi
Mata ketiga dan_intuisi
 
Meditasi Kristiani
Meditasi KristianiMeditasi Kristiani
Meditasi Kristiani
 
Filsafat hidup
Filsafat hidupFilsafat hidup
Filsafat hidup
 
Meaning of life
Meaning of lifeMeaning of life
Meaning of life
 
You are the Real Personal Success Formula NLP Praktis untuk Transformasi men...
You are the Real Personal Success  Formula NLP Praktis untuk Transformasi men...You are the Real Personal Success  Formula NLP Praktis untuk Transformasi men...
You are the Real Personal Success Formula NLP Praktis untuk Transformasi men...
 
Cari tahu potensimu_tentukan_masa_depanmu
Cari tahu potensimu_tentukan_masa_depanmuCari tahu potensimu_tentukan_masa_depanmu
Cari tahu potensimu_tentukan_masa_depanmu
 
Tujuan hidup manusia[1]
Tujuan hidup manusia[1]Tujuan hidup manusia[1]
Tujuan hidup manusia[1]
 
Makalah yoga
Makalah yogaMakalah yoga
Makalah yoga
 
Bab ipendahulua na
Bab ipendahulua naBab ipendahulua na
Bab ipendahulua na
 
Memasuki rumah cahaya by putu yudiantara (ebook gratis)
Memasuki rumah cahaya by putu yudiantara (ebook gratis)Memasuki rumah cahaya by putu yudiantara (ebook gratis)
Memasuki rumah cahaya by putu yudiantara (ebook gratis)
 
MATERI PENDIDIKAN AGAMA BAB 2 SEMESTER 1
MATERI PENDIDIKAN AGAMA BAB 2 SEMESTER 1MATERI PENDIDIKAN AGAMA BAB 2 SEMESTER 1
MATERI PENDIDIKAN AGAMA BAB 2 SEMESTER 1
 
Spiritualitas Bukan Sekadar Kesucian Diri.pdf
Spiritualitas Bukan Sekadar Kesucian Diri.pdfSpiritualitas Bukan Sekadar Kesucian Diri.pdf
Spiritualitas Bukan Sekadar Kesucian Diri.pdf
 
Buku kelas 4
Buku kelas 4Buku kelas 4
Buku kelas 4
 
Tugas personality development
Tugas personality developmentTugas personality development
Tugas personality development
 
7 Langkah Menuju Hidup yang Bijaksana
7 Langkah Menuju Hidup yang Bijaksana7 Langkah Menuju Hidup yang Bijaksana
7 Langkah Menuju Hidup yang Bijaksana
 

Recently uploaded

Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Adam Hiola
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 

Recently uploaded (7)

Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 

FOTOGRAFIIGNATIAN

  • 1. PHOTOGRAPHY AND THE IGNATIAN SPIRITUALITY PAUL PRABOWO, S.J. About Picturing God Where do you find God in the world around you? Do you encounter God in nature, in the people around you, in a church, in the beauty of the arts, the disciplines of science, or the mundane moments of daily life? All of these are places where we can experience God’s presence and grace. Ignatian Spirituality.com
  • 2. Kontemplasi dalam Aksi: Memotret Kehidupan dengan Lensa Spirit Ignasian Ignatian spirituality is a spirituality for everyday life. It insists that God is present in our world and active in our lives. It is a pathway to deeper prayer, good decisions guided by keen discernment, and an active life of service to others. +Ihus. Gratitude! Dengan rasa syukur yang mendalam untuk dapat mengenal, memeluk serta belajar menghayati spiritualitas Ignasian dengan setia, aku ingin mengungkapkannya secara sederhana dalam bentuk yang lain: foto. Seiring menekuni hobi fotografi, aku mencoba merefleksikan serta memberi makna antara fotografi dengan model penghayatan spiritualitas Ignasian. Beberapa foto yang kutampilkan dalam refleksi ini hanyalah sebagian dari dokumen pribadi yang kukumpulkan dari berbagai kesempatan dengan kutipan dari beberapa tokoh. Contemplativus simul In Actione (kontemplasi dalam aksi). Bagiku, ungkapan Jerome Nadal, S.J. (first theoretician of Jesuit Spirituality, penerjemah pemikiran Ignatius) ini menjadi ekspresi yang mendasar untuk memotret banyak pengalaman keseharian dengan lensa spiritualitas Ignasian yang selama ini coba kuhayati. Kontemplasi dalam Aksi inilah yang menjadi basis refleksi serta titik berangkat permenunganku mengenai spirit Ignasian dan dunia fotografi yang saling berhubungan satu sama lain. Tentu pertama-tama spiritualitas Ignasian bukan hanya milik Jesuit, biarawan, imam atau para religius melainkan juga bagi semua orang beriman. Kontemplasi dalam aksi mengandaikan kehendak dalam diri (id quod volo) untuk berusaha mencari dan melaksanakan kehendak Tuhan dalam hidup sehari-hari serta mengusahakan yang ‘lebih’ (magis). Dengan kata lain, seakan ada kesatuan tak terpisahkan antara hidup doa dan karya, dalam hidup keseharian kita diajak untuk mengorientasikan apa yang kita kerjakan entah bagi sesama manusia atau ciptaan lain bagi kemuliaan Tuhan. Kobaran api spiritualitas Ignasian berporos dan mengacu pada pengalaman rohani St. Ignasius Loyola sendiri, yang kemudian diwariskan dalam buku Latihan Rohani (LR). Spiritualitas Ignasian bersandar pada LR, menolong manusia untuk menemukan Tuhan dalam hidup sehari-hari dan menata hidup sedemikian rupa sehingga seturut kehendakNya. Sementara itu, spiritualitas Jesuit tidak hanya terinspirasi pada LR semata, melainkan juga pada berbagai tradisi serta konstitusi Serikat Yesus (Constitutions of the Society of Jesus). Semoga kita semakin mengenal, mencintai, dan mengikutiNya lebih dekat. Ad Mariorem Dei Gloriam  Fotografi dan Mistik Mata Terbuka Ignasian (The Ignatian “Mysticism of Open Eyes”) Mata tentu amat menentukan dalam aktivitas memotret. Dengan mata terbuka kita mencoba melihat realitas melalui viewfinder pada kamera dan menentukan momen yang akan difoto. Pater Pedro Arrupe, S.J. dengan pembaharuannya mengajakku untuk memohon rahmat agar dapat memandang dan mencintai dunia (dengan segala kebutuhannya) sebagaimana Yesus sendiri. Membuka mata dan membuka hati pada kebutuhan dan realitas dunia yang terpecah (the broken world). In the end Jesus did not teach an ascending mysticism of closed eyes, but rather a God-mysticism with an increased readiness for perceiving, a mysticism of open eyes, which sees more and not less.
  • 3. It is a mysticism that especially makes visible all invisible and inconvenient suffering, and—convenient or not— pays attention to it and takes responsibility for it, for the sake of a God who is a friend to human beings. [Teolog Jerman, Johann Baptist Metz] Fotografi dan Cinta (Rooted and Grounded in Love). Aku semakin yakin dan mengalami kebenaran bahwa inti dari Spiritualitas Ignasian tidak lain adalah Cinta Tuhan yang menggerakkan...dalam retret Ignasian kita selalu mulai menyadari kehadiran Tuhan dan karyanya atas hidup kita. Dalam fotografi, selain belajar mengenai teknik memotret (skill), mengasah camera eye, intens dengan kamera yang dipakai, dan ‘jam terbang’ seseorang, satu hal yang menggerakkanku adalah CINTA. Tampaknya mungkin romantic-dramatis, namun cinta sungguh memberi konteks dan rasa bahagia pada apa yang sedang kupotret. Cinta memberi makna tidak sekadar pada minatku, tapi rasa syukur atas hidup yang menjadi akar kerinduan dari dalam diri. Cinta membuat yang invisible menjadi visible. “Nothing is more practical than finding God, that is, than falling in love in a quite absolute, final way. What you are in love with, what seizes your imagination, will affect everything. It will decide what will get you out of bed in the morning, what you will do with your evenings, how you will spend your weekends, what you read, who you know, what breaks your heart, and what amazes you with joy and gratitude. Fall in love, stay in love and it will decide everything.” -Pedro Arrupe, S.J.
  • 4. Fotografi dan Menemukan Tuhan dalam Segala (Finding God in all things). Dalam mengasah pengalaman fotografi di beberapa kesempatan: hunting ke beberapa tempat, di jalanan (street photography), bertukar ilmu, dan mengabadikan momen tertentu, aku semakin menyadari kehadiran serta karyaNya yang indah dalam segala hal. Tuhan mengajariku untuk melihat realitas dunia dari perspektif yang berbeda, melalui lensa Tuhan sendiri. What is His message for me through this captured moment? We don’t have to withdraw from the world into a quiet place in order to find God. God’s footprints can be found everywhere—in our work and our relationships, in our family and friends, in our sorrows and joys, in the sublime beauty of nature and in the mundane details of our daily lives. It’s often said that Ignatian spirituality trains us to “find God in all things.”
  • 5. Fotografi dan Semangat ‘Lebih’ (Latin: Magis!) Mediocrity has no place in the Ignatian Worldview. Melakukan sesuatu demi lebih besarnya kemuliaan Tuhan. Semangat magis mengajariku untuk selalu berusaha menyelami sebuah gambar/foto sampai ke kedalaman (depth). Di tengah dunia yang terpecah ini, tantangan terbesar adalah hidup dalam kedangkalan dan Ignasius sebaliknya memberi inspirasi untuk berusaha mencari yang lebih mendalam. Duc in altum, bertolaklah ke tempat yang lebih dalam! (Luk 5:4) Dengan demikian aku diajak untuk tidak sekadar jepret sana sini atau memperbanyak shutter count tanpa makna, melainkan masuk ke dalam realita kehidupan itu sendiri serta mengambil sikap. Seorang kawan (bro. Jeff Pioquinto, S.J.) pernah mengutip ungkapan menarik, “TRUE MAGIS is giving to others from our own death, building others from own homelessness, healing others in spite our woundedness...For magis is generosity without a selfie."
  • 6. Fotografi dan Panggilan Fotografi bagiku bukan hanya hobi apalagi profesi, melainkan panggilan. Perhatian pada fotografi dapat bermuara pada hilangnya makna dan cinta jika kita tidak melihatnya sebagai bagian dari panggilan. Ya, sebuah panggilan untuk melihat dunia dengan ‘mata’ yang baru dan dengan demikian memuliakan Tuhan, pencipta kita. Fotografi dan pesan yang terangkum di dalamnya menantang dan memanggilku untuk melihat realitas dari sudut pandang yang berbeda. Ya...mengambil jalan yang tidak banyak dilalui orang, membuat hidup menjadi bermakna bagi banyak orang. Sebagaimana hidup ini, orang memiliki kebebasan dalam menentukan hidup dan mengarahkan diri bagaimana ia ingin menghayati hidupnya. Sarana dipakai sejauh membantu dan ditinggalkan sejauh merintangi tercapainya tujuan. Fotografi buatku menjadi sarana (bdk. Latihan Rohani no. 23) dalam mencapai tujuan manusia diciptakan, yakni memuji, menghormati serta mengabdi Allah. Pater Joseph Tetlow, S.J. mengatakan bahwa penyusunan kata “memuji, menghormati dan akhirnya mengabdi” ini mengungkapkan suatu gerakan dari disposisi ke aksi.
  • 7. Fotografi dan Kontemplasi Mendapatkan Cinta (Contemplatio Ad Amorem). “Cinta itu lebih diwujudkan dengan perbuatan daripada diungkapkan dengan kata-kata” (LR. 230) Sebagaimana spiritualitas tak berhenti mengalir hanya pada pemahaman teoretis akal budi, memahami konsep tentang Cinta Tuhan yang abstrak, atau pengalaman merasa dicintai (yang mandeg)…spiritualitas sebaliknya masuk ke dalam celah-celah jiwa, mendorong orang mengintegrasikannya dalam aksi konkret keseharian. Latihan Rohani tidak untuk bacaan rohani atau dihapal tapi perlu adanya latihan (exercise). Fotografi: bisa karena biasa! Aku perlu terus belajar, latihan untuk menangkap momen rahmat setiap saat dan terbuka pada peristiwa/pengalaman serta mencecap karyaNya di tengah dunia. Tidak ada jalan yang mudah untuk belajar bagaimana memotret yang baik ketimbang memegang kamera dan terus belajar memotret. Kita tidak dapat hanya belajar fotografi dengan membaca buku di rumah tanpa masuk dan terbenam dalam realitas, praktik, serta masuk dalam pengalaman mengambil suatu gambar. Seeing and loving the world as Jesus did! Memandang dan mencintai dunia sebagaimana Ia sendiri memandang dan mencintai dunia…
  • 8. Fotografi dan Discernment. Discernment sebagai suatu latihan dalam tradisi Kristiani menjadi bagian penting dalam proses membuat keputusan yang menghormati dan memberi tempat bagi kehendak Tuhan dalam hidup kita. Life is a bundle of choices and decisions. Hidup harian kita dirajut dengan serangkaian pilihan dan keputusan, sekecil apapun itu. Kita semua membuat keputusan namun tidak semua keputusan kita adalah hasil dari diskresi. Sepanjang latihan orang mengalami berbagai gerak roh dan belajar membedakan gerak batin (las mosciones- movement of the heart) itu sebagai unsur penting dalam proses membuat keputusan serta penegasan. Maka orang harus belajar merasakan dan mengenal berbagai gerak yang timbul di dalam jiwa. Dalam fotografi, kita tidak hanya akan memotret secara sembarangan. Kita memotret dengan suatu tujuan. Setiap kali mengambil gambar, aku selalu menimbang dan melihat gerak batin apakah saya sedang mengambil gambar yang mengarah pada komitmen terhadap kemanusiaan, keindahan atau pesan tertentu berikut dengan komposisi maupun angle yang menyentuh. Di saat yang bersamaan lahir kebebasan batin yang timbul dari kesadaran diri dan proses diskresi. Pesan apa yang ingin kusampaikan dalam gambar sehingga lebih berbuah bagi jiwa, membuat orang melihat kemuliaan Tuhan (yang) terpancar dan bersyukur atasnya.
  • 9. Fotografi dan Panggilan Wajah Manusia «Gloria enim Dei vivens homo, vita autem hominis visio Dei » demikian ungkapan St. Irenaeus. For the glory of God is a living human being ; and human life consists in the vision of God. Kemuliaan Tuhan sungguh terpancar dalam diri manusia yang sungguh sepenuhnya hidup dalam visi Tuhan. Aku merasa sungguh bersyukur atas anugerah hidup dan setiap kali memotret wajah (portrait) seakan semakin memanggilku untuk mengarah untuk memanusiakan manusia lain, menyampaikan pesan perdamaian, kegembiraan, menghargai keberlainannya serta bertanggungjawab akan kehidupan itu sendiri.
  • 10. “A portrait is not made in the camera but on either side of it.” – Edward Steichen
  • 11. Faith that does justice – the realization that there can be no true expression of faith where concerns for justice and human dignity are missing. [Paul Brian Campbell, S.J.]
  • 12. “Ambilah, ya Tuhan dan terimalah, seluruh kemerdekaanku, ingatanku, pikiranku dan segenap kehendaku, segala kepunyaan dan milikku. Engkaulah yang memberikan, pada-Mu Tuhan kukembalikan. Semuanya milik- Mu, pergunakan sekehendak-Mu, berilah aku cinta dan rahmat-Mu, cukup itu bagiku.” (LR. 234)
  • 13. Ketika aku memandang Surga, aku melihat keindahan…Ketika memandang indahnya ciptaan, aku mengagumi Yang Ilahi. How great Thou Art Aku memandang wajahNya… Ya…bersyukur dan mengabadikan momen yang memberi daya gerak menuju rekonsiliasi pada semesta dan pada Sang Creator Agung… BEAUTY ”Beauty can be seen in all things, seeing and composing the beauty is what separates the snapshot from the photograph.” – Matt Hardy
  • 14. ”Beauty can be seen in all things, seeing and composing the beauty is what separates the snapshot from the photograph.” – Matt Hardy “It’s one thing to make a picture of what a person looks like, it’s another thing to make a portrait of who they are.” - Paul Caponigro
  • 15. “If you see something that moves you, and then snap it, you keep a moment.” – Linda McCartney “Photography is the story I fail to put into words.” - Destin Sparks
  • 16. It seeks to find the divine in all things-in all peoples and cultures in all areas of study and learning, in every human experience, and (for the Christian) especially in the person of Jesus. - George W. Traub, S.J.
  • 17. Fotografi dan semangat Man For Others. Bagiku, fotografi memang tidak mudah namun aku sungguh belajar banyak dari para sahabat yang dengan murah hati berbagi ilmu. Semangat berbagi dan hidup tidak hanya bagi diri sendiri (ego) inilah yang memberiku inspirasi. Kita disatukan sebagai sahabat (friends in the Lord) apa pun etnis, budaya, agama, status, warna kulit kita. Kita dipanggil sebagai sahabat bagi dan bersama dengan yang lain. En Todo amar y servir - Dalam segala mencintai dan melayani. Men and Women for others.
  • 18.
  • 19. Fotografi dan sikap lepas bebas. ‘Indifference‘ yang dimaksudkan oleh St. Ignatius adalah sikap batin untuk bertumbuh dalam kebijaksanaan adikodrati, yaitu kebajikan untuk memilih sarana/cara yang terbaik demi mencapai tujuan akhir. Dengan sikap iman yang terbuka, pengenalan diri yang utuh, kita membiarkan diri digerakkan oleh Allah untuk memilih sarana yang terbaik untuk mewujudkan rencana-Nya, menyempurnakan kita dalam kasih. Dengan kata lain, kita menggunakan sarana sejauh membantu mengarahkan sampai tujuan, dan meninggalkannya sejauh merintangi. Oleh karena itu, aku diajak untuk tidak lekat (attach) pada sesuatu, siap sedia untuk diutus dan mengejar kerinduan menuju kebebasan batin (interior freedom) itu sendiri. Dalam fotografi aku juga perlu berlatih lepas bebas, terbuka pada situasi apa pun, tidak terikat atau lekat pada sarana, pada objek, obsesi, rasa perasaan tertentu yang justru mengikat kebebasan hati yang berekspresi dan berefleksi. Hidup yang tidak direfleksikan tidak layak dihidupi, demikian kata Socrates. Pertanyaannya kukira bukan lagi untuk apa aku hidup, melainkan hendak bagaimana aku menjalani hidup ini dan apakah itu mengandung makna bagi yang lain ? Sebagaimana menghayati tegangan dalam hidup, fotografi pun ibarat suatu SENI. Suatu komposisi yang ditata dengan epic, dilukis dengan warna-warna cahaya (flash, posisi matahari, ISO, WB, dsb), depth of field, menghitung kecepatan rana (shutter speed), dan menimbang bukaan diafragma (aperture). Tidak ada patokan umum yang jelas tegas, disinilah mengalir derasnya kebebasan dari dalam. Momen setelah mengambil suatu gambar itulah yang bagiku menjadi titik hening dan titik renung terdalam: menilik kembali apa yang terjadi dan menimbang buah-buahnya…
  • 20. “Sometimes I do get to places just when God’s ready to have somebody click the shutter.” – Ansel Adams
  • 21. “Photography for me is not looking, it’s feeling. If you can’t feel what you’re looking at, then you’re never going to get others to feel anything when they look at your pictures.” – Don McCullin Manusia Latihan Rohani Bersama dengan inspirasi “ayudar a las almas” (membantu jiwa-jiwa) di Manresa, pengalaman Ignatius di La Storta “Ego vobis Romae propitious ero” sering menjadi acuan dalam menjelaskan corak kerohanian rasuli Serikat: membantu sesama karena disatukan mendalam dengan Kristus yang memanggul salib. Dalam fotografi, model misteri inkarnasi (penjelmaan) dan cara bertindaknya perlu ada dalam roh yang sama. Teori dan keterampilan abstrak teoretis dimanifestasikan dan disatukan secara konkret ke dalam dunia-kehidupan sekitar. Kita mohon rahmat agar dalam segala aktivitas, kita senantiasa dibantu untuk dapat semakin mengenal, mencintai, dan mengikutiNya…dipanggil untuk menjadi manusia Latihan Rohani.
  • 22. “Bermainlah dalam permainan tetapi janganlah main-main! Mainlah dengan sungguh-sungguh, tetapi permainan jangan dipersungguh. Kesungguhan permainan terletak dalam ketidaksungguhannya, sehingga permainan yang dipersungguh tidaklah sungguh lagi. Mainlah dengan eros, tetapi janganlah mau dipermainkan eros. Mainlah dengan agon tetapi jangan mau dipermainkan agon. Barang siapa mempermainkan permainan, akan menjadi permainan permainan. Bermainlah untuk bahagia tetapi janganlah mempermainkan bahagia.” - N. Driyarkara, S.J.
  • 23.
  • 24.
  • 25. Setelah sedikit merefleksikan pengalaman belajar fotografi dan mendalamai spiritualitas Ignasian, refleksiku ini akan menjadi sebuah langkah awal untuk sebuah transformasi terus menerus (on going formation). Aku sungguh bersyukur bahwa aku sungguh dibentuk oleh Tuhan sendiri melalui perjumpaan dengan sesama maupun peristiwa hidup harian. Mistik hidup sehari-hari! Bagiku, spiritualitas menjadi nyata dan dirasakan dayanya, bertumbuh dan berbuah tidak semata-mata dalam hal-hal besar. PROSES. Bagaimana mungkin seseorang dapat berkata: Tuhan, Tuhan dan mengatakan Ia mencintai Tuhan yang tak kelihatan, jika sesamanya yang kelihatan di sekitarnya tidak dikasihinya. Semoga dengan demikian, kita semua sungguh mampu berziarah menemukan kehendak Tuhan atas diri kita melalui panggilan hidup masing-masing, “to be a contemplative in actions is to contemplate (or find) God in our daily lives, in our activity.” Demi kemuliaan Allah yang lebih besar, AMDG [Hari Raya Paskah 2014]