2. “
”
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia
ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-
Nya yang tunggal, supaya setiap orang
yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal
Yoh. 3:16
Membaca Kitab Suci: Yohanes 3:16-21
3. Karya Penyelamatan Kristus
Menanggung Hukuman
Karena dosa, manusia tidak layak menerima kebahagiaan abadi di
Surga
Yesus telah menanggung hukuman yang seharusnya ditanggung oleh
semua manusia
Menebus Manusia
Manusia telah menjadi budak dosa
Allah telah membelinya kembali dengan darah Kristus
Perayaan Paskah
Perayaan syukur kepada Allah atas karya penyelamatan Kristus
4. “
”
Karya Allah sungguh nyata dalam
hidup kita. Puncaknya adalah
dalam Pengorbanan Kristus.
Persoalannya adalah sejauh mana
kita menyadari itu.
Orang tidak dapat dipaksa untuk merasakan kasih Allah.
Kebersamaan dengan Allah akan membantu
orang untuk merasakan kasih-Nya.
7. “
”
Orang2 terbaik hidup menderita.
Salah satunya Ayub, dan Yesus –
‘Ayub’ yang terutama, satu2nya
penderita tanpa dosa.
Walking with God through Pain and Suffering - 133
The best people often have terrible lives. Job is one example, and Jesus—the
ultimate ‘Job,’ the only truly, fully innocent sufferer — is another.
8. “
”
Dalam pandangan sekular,
penderitaan tidak pernah
dipandang sebagai bagian
kehidupan yang berarti tapi hanya
merupakan suatu gangguan.
Walking with God through Pain and Suffering - 26
In the secular view, suffering is never seen as a meaningful part of life but only
as an interruption.
9. “
”
Kristen mengajarkan, berlawanan dengan:
- fatalisme: penderitaan itu menyesakkan;
- Buddhism: penderitaan itu nyata;
- karma: penderitaan sering tidak adil;
- sekularisme: penderitaan memiliki arti.
Ada tujuannya, dan jika dihadapi dengan benar dapat
mendorong kita seperti paku semakin ke dalam kasih
Allah dan keteguhan serta kekuatan spiritual.
Walking with God through Pain and Suffering - 30
Christianity teaches that, contra fatalism, suffering is overwhelming; contra
Buddhism, suffering is real; contra karma, suffering is often unfair; but contra
secularism, suffering is meaningful. There is a purpose to it, and if faced rightly,
it can drive us like a nail deep into the love of God and into more stability and
spiritual power than you can imagine.
10. “
”
Penderitaan dapat ditujukan untuk:
- menghukum dan memperbaiki kesalahan
(Yunus terancam badai),
- mencegah kesalahan di masa depan
(Yusuf dijual sebagai budak)
- mendekatkan pada kasih Allah dan menemukan
kedamaian dan kemerdekaan yang utama.
Walking with God through Pain and Suffering - 47
Some suffering is given in order to chastise and correct a person for wrongful patterns
of life (as in the case of Jonah imperiled by the storm), some suffering is given not to
correct past wrongs but to prevent future ones (as in the case of Joseph sold into
slavery), and some suffering has no purpose other than to lead a person to love God
more ardently for himself alone and so discover the ultimate peace and freedom.
11. “
”
Yesus kehilangan kemuliaan-Nya supaya kita bisa dimuliakan. Dia
dikucilkan supaya kita bisa masuk. Dia diikat, dipaku, supaya kita
bisa merdeka. Dia diusir supaya kita bisa mendekat. Dan Yesus
menghilangkan satu2nya penderitaan yang dapat benar2
menghancurkan kita: dijauhkan dari Allah. Dia
melakukannya supaya penderitaan2 yang tersisa hanya dapat
membuat kita semakin baik. Tumpukan arang di bawah tekanan
menjadi berlian. Penderitaan dalam Kristus akan mengubah kita
menjadi pribadi yang luar biasa.
Walking with God through Pain and Suffering – 180-1
Jesus lost all his glory so that we could be clothed in it. He was shut out so we could
get access. He was bound, nailed, so that we could be free. He was cast out so we
could approach. And Jesus took away the only kind of suffering that can really destroy
you: that is being cast away from God. He took so that now all suffering that comes
into your life will only make you great. A lump of coal under pressure becomes a
diamond. And the suffering of a person in Christ only turns you into somebody
gorgeous.
12. “
”
Penderitaan menjadi tidak
tertahankan jika Anda tidak
yakin bahwa Allah ada dan
bersama Anda.
Walking with God through Pain and Suffering – 58
Suffering is unbearable if you aren’t certain that God is for you and with you.
13. “
”
Anda tidak menyadari bahwa
Yesus adalah satu2nya yang
dibutuhkan sampai Yesus adalah
satu2nya yang Anda miliki.
Walking with God through Pain and Suffering - 5
You don’t really know Jesus is all you need until Jesus is all you have.
14. Yesus Kristus menderita bukan
supaya Anda tidak
menderita.
Dia menderita supaya ketika
Anda menderita, anda akan
menjadi semakin mirip dengan
Dia.
Injil tidak menjanjikan
kondisi kehidupan
yang lebih baik; tapi
menjanjikan
hidup yang lebih
baik.
15. Sharing Iman
Persoalan saya
Skor
Penanganan / Penyelesaian
Pengalaman Iman
Pelajaran yang diperoleh
16. Sharing Herry: Banjir 2014
Kejadian 17 – 22 Januari 2014
Skor 7
Penanganan • Mengamankan rumah dan isinya
• Mengungsi ke RSI Sukapura
Pengalaman Iman Kebakaran 20 Januari 2014
Pelajaran • Mempererat kebersamaan
• Memperkuat toleransi
• Percaya pada rencana Tuhan
17. Sharing Iman
Persoalan saya
Skor
Penanganan / Penyelesaian
Pengalaman Iman
Pelajaran yang diperoleh
18. Pelangi Kasih
APA YANG KAU ALAMI KINI
MUNGKIN TAK DAPAT ENGKAU MENGERTI
COBAAN YANG ENGKAU ALAMI
TAK MELEBIHI KEKUATANMU
TUHANMU TAK AKAN MEMBERI
ULAR BERACUN PADA YANG MINTA ROTI
SATU HAL TANAMKAN DI HATI
INDAH SEMUA YANG TUHAN B’RI
TANGAN TUHAN SEDANG MERENDA
SUATU KARYA YANG AGUNG MULIA
SAATNYA ‘KAN TIBA NANTI
KAU LIHAT PELANGI KASIH-NYA
Editor's Notes
Timothy J. Keller (born 1950) is an American pastor, theologian and Christian apologist. He is best known as the founding pastor of Redeemer Presbyterian Church in New York City, New York, and the author of The New York Times bestselling books The Reason for God: Belief in an Age of Skepticism,[1] The Prodigal God,[2] and Prayer.[3]