Dokumen tersebut membahas tentang cybercrime dan upaya penanganannya. Cybercrime adalah tindakan kriminal yang memanfaatkan teknologi internet, dengan motif intelektual, ekonomi, politik atau kriminal. Faktor penyebabnya antara lain teknis dan sosial ekonomi. Contoh kasus cybercrime di Indonesia meliputi pencurian akun, deface, virus, penipuan. Upaya penanganannya melalui non hukum dan hukum (cyberlaw).
2. CYBERCRIME
Cybercrime adalah tindakan pidana kriminal
yang dilakukan pada teknologi internet
(cyberspace), baik yang menyerang fasilitas
umum di dalam cyberspace ataupun
kepemilikan pribadi.
Cybercrime dapat didefisinikan sebagai
perbuatan melawan hukum yang dilakukan
dengan menggunakan internet berbasis ;pada
kecanggihan teknologi komputer dan
telekomunikasi.
3. MOTIF CYBERCRIME
1. Motif Intelektual
dilakukan hanya untuk kepuasan pribadi dan
menunjukkan bahwa dirinya telah mampu untuk
merekayasa dan mengimplementasikan bidang
teknologi informasi.
2. Motif Ekonomi, Politik & Kriminal
dilakukan untuk keuntungan pribadi atau golongan
tertentu yang berdampak pada kerugian secara
ekonomi dan politik pada pihak lain.
4. FAKTOR PENYEBAB
MUNCULNYA CYBERCRIME
1. Faktor Teknis
Dengan adanya teknologi internet akan menghilangkan
batas wilayah negara yang menjadikan dunia ini menjadi
begitu dekat dan sempit. Saling terhubungnya antara
jaringan yang satu dengan yang lain memudahkan pelaku
kejahatan untuk melakukan aksinya. Kemudian, tidak
meratanya penyebaran teknologi menjadikan pihak yang
satu lebih kuat daripada yang lain.
5. 2. Faktor Sosial Ekonomi
Cybercrime dapat dipandang sebagai produk
ekonomi. Isu global yang kemudian dihubungkan
dengan kejahatan tersebut adalah keamanan
jaringan. Keamanan jaringan merupakan isu global
yang muncul bersamaan dengan internet. Sebagai
komoditi ekonomi, banyak negara yang tentunya
sangat membutuhkan perangkat keamanan jaringan.
Melihat kenyataan seperti itu, Cybercrime berada
dalam skenerio besar dari kegiatan ekonomi dunia.
6. CYBERCRIME
Berdasarkan Motif
Pelakunya
• Sebagai tindak kejahatan Murni
Kejahatan terjadi secara sengaja dan terencana untuk
melakukan perusakan, pencurian, tindakan anarkis
terhadap sistem informasi atau sistem komputer.
• Sebagai tindak kejahatan Abu-abu (tidak
jelas)
Kejahatan terjadi terhadap sistem komputer tetapi tidak
melakukan perusakan, pencurian, tindakan anarkis
terhadap sistem informasi atau sistem komputer.
7. KASUS CYBERCRIME DI
INDONESIA
Pencurian Account User Internet
Deface (Membajak situs web)
Probing dan Port Scanning
Virus dan Trojan
Denial of Service (DoS) attack
8. CONTOH KASUS
CYBERCRIME DI INDONESIA
Software Bajakan
Hacker
Penipuan Berkedok Online Shop
Penipuan Berkedok Agen Asuransi
Email Fraud
9. PENANGANAN
CYBERCRIME
1. Dengan Upaya non Hukum
Segala upaya yang lebih bersifat preventif dan
persuasif terhadap para pelaku, korban dan
semua pihak yang berpotensi terkait dengan
kejahatan dunia maya.
2. Dengan Upaya Hukum (Cyberlaw)
10. CYBERLAW
seperangkat aturan hukum yang
diberlakukan untuk menanggulangi
perbuatan melawan hukum yang
dilakukan dengan menggunakan teknologi
internet (Cybercrime).
11. CYBERLAW DI INDONESIA
Pasal 27
Illegal Contents
1. muatan yang melanggar kesusilaan
(Pornograph)
2. muatan perjudian ( Computer-related
betting)
3. muatan penghinaan dan pencemaran nama
baik
4. muatan pemerasan dan ancaman
(Extortion and Threats)
12. Pasal 28
Illegal Contents
berita bohong dan menyesatkan yang
mengakibatkan kerugian konsumen dalam
Transaksi Elektronik. (Service Offered
fraud) informasi yang ditujukan untuk
menimbulkan rasa kebencian atau
permusuhan (SARA).
13. Pasal 29
Illegal Contents
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik yang berisi ancaman kekerasan
atau menakut-nakuti yang ditujukan secara
pribadi.
14. Pasal 30
Illegal Acces
1. Dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik
Orang lain dengan cara apa
2. Dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan
cara apa pun dengan tujuan untuk memperoleh Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik.
3. Dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan
cara apa pun dengan melanggar, menerobos, melampaui,
atau menjebol sistem pengamanan.
15. Pasal 31
Illegal Interception
1. Intersepsi atau penyadapan atas Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik dalam suatu Komputer
dan/atau Sistem Elektronik tertentu milik Orang lain.
2. Intersepsi atas transmisi Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang tidak bersifat publik
dari, ke, dan di dalam suatu Komputer dan/atau Sistem
Elektronik tertentu milik Orang lain, baik yang tidak
menyebabkan perubahan apa pun maupun yang
menyebabkan adanya perubahan, penghilangan,
dan/atau penghentian Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang sedang ditransmisikan.
16. Pasal 32
Data Leakage and Espionag
Mengubah, menambah, mengurangi,
melakukan transmisi, merusak, menghilangkan,
memindahkan, menyembunyikan suatu Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik milik
Orang lain atau milik publik.
17. Pasal 33
System Interference
Melakukan tindakan apa pun yang berakibat
terganggunya Sistem Elektronik dan/atau
mengakibatkan Sistem Elektronik menjadi tidak
bekerja sebagaimana mestinya.
18. Pasal 34
Misuse Of Device
Memproduksi, menjual, mengadakan untuk
digunakan, mengimpor, mendistribusikan, menyediakan,
atau memiliki: perangkat keras atau perangkat lunak
Komputer yang dirancang atau secara khusus
dikembangkan untuk memfasilitasi cybercrime, sandi lewat
Komputer, Kode Akses, atau hal yang sejenis dengan itu
yang ditujukan agar Sistem Elektronik menjadi dapat
diakses dengan tujuan memfasilitasi cybercrime.
19. Pasal 35
Data Interference
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak
atau melawan hukum melakukan manipulasi,
penciptaan, perubahan, penghilangan,
pengrusakan Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik dengan tujuan agar Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik tersebut
dianggap seolah-olah data yang otentik.
20. KESIMPULAN
Di dunia ini banyak hal yang memiliki dualisme yang kedua sisinya
saling berlawanan. Seperti teknologi informasi dan komunikasi, hal
ini diyakini sebagai hasil karya cipta peradaban manusia tertinggi
pada zaman ini. Namun karena keberadaannya yang bagai memiliki
dua mata pisau yang saling berlawanan, satu mata pisau dapat
menjadi manfaat bagi banyak orang, sedangkan mata pisau lainnya
dapat menjadi sumber kerugian bagi yang lain, banyak pihak yang
memilih untuk tidak berinteraksi dengan teknologi informasi dan
komunikasi. Sebagai manusia yang beradab, dalam menyikapi dan
menggunakan teknologi ini, mestinya kita dapat memilah mana yang
baik, benar dan bermanfaat bagi sesama, kemudian mengambilnya
sebagai penyambung mata rantai kebaikan terhadap sesama, kita
juga mesti pandai melihat mana yang buruk dan merugikan bagi
orang lain untuk selanjutnya kita menghindari atau memberantasnya
jika hal itu ada di hadapan kita.
21. SARAN
Cybercrime adalah bentuk kejahatan yang
mestinya kita hindari atau kita berantas
keberadaannya. Cyberlaw adalah salah satu
perangkat yang dipakai oleh suatu negara untuk
melawan dan mengendalikan kejahatan dunia
maya (cybercrime) khususnya dalam hal kasus
cybercrime yang sedang tumbuh di wilayah
negara tersebut. Seperti layaknya pelanggar
hukum dan penegak hukum.