SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
Fahroji
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau
www.riau.litbang.deptan.go.id
PENDAHULUAN
• Sagu (Metroxylon sp.) sumber karbohidrat
yang sangat potensial di Indonesia.
• Indonesia memiliki area sagu terluas di dunia
• Produksi pati sagu mencapai 2-3 t/ha/tahun
• Namun semakin lama konsumsi sagu semakin
menurun
Kandungan Pati Sagu
Ekstraksi pati sagu
menggunakan air gambut.
mutu pati sagu rendah
warna pati yang tidak putih
diperlukan perlakuan khusus sehingga
diperoleh pati sagu yang berkualitas
Air Gambut
Ciri-ciri Air Gambut
• Intensitas warna yang tinggi (berwarna merah
kecoklatan)
• pH yang rendah
• Kandungan zat organik yang tinggi
• Kekeruhan dan kandungan partikel
tersuspensi yang rendah
• Kandungan kation yang rendah
PENGOLAHAN AIR GAMBUT
1. Netralisasi
 mengatur keasaman air agar menjadi netral (pH 7 - 8).
 pemberian kapur/gamping.
 Fungsi dari pemberian kapur, disamping untuk
menetralkan air baku yang bersifat asam juga untuk
membantu efektifitas proses selanjutnya.
2. Aerasi
 mengontakkan udara dengan air baku agar
kandungan zat besi dan mangan yang ada dalam air
baku bereaksi dengan oksigen yang ada dalam udara
membentuk senyawa besi dan senyawa mangan
yang dapat diendapkan.
 menghilangkan gas-gas beracun yang tak
diinginkan misalnya gas H2S, Methan, Carbon
Dioksida dan gas-gas racun lainnya.
3. Koagulasi
• pencampuran bahan kimia kedalam air agar kotoran
dalam air yang berupa padatan tersuspensi misalnya zat
warna organik, lumpur halus bakteri dan lain-lain dapat
menggumpal dan cepat mengendap.
• Pengunaan tawas/alum (berupa kristal berwarna putih).
• sejumlah tawas/ alum dilarutkan dalam air kemudian
dimasukkan kedalam air baku lalu diaduk dengan cepat
hingga merata selama kurang lebih 2 menit. Setelah itu
kecepatan pengadukkan dikurangi sedemikian rupa
sehingga terbentuk gumpalan - gumpalan kotoran akibat
bergabungnya kotoran tersuspensi yang ada dalam air
baku. Setelah itu dibiarkan beberapa saat sehingga
gumpalan kotoran atau disebut flok tumbuh menjadi
besar dan berat dan cepat mengendap.
4. Pengendapan
• Setelah proses koagulasi air tersebut didiamkan sampai
gumpalan kotoran yang terjadi mengendap semua (45 - 60
menit).
• Endapan yang terkumpul didasar tangki dapat dibersihkan
dengan membuka kran penguras yang terdapat di bawah
tangki.
5. Penyaringan
• Pada proses pengendapan, tidak semua gumpalan
kotoran dapat diendapkan semua.
• Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan air yang telah
diendapkan kotorannya ke bak penyaring yang terdiri dari
saringan pasir.
Peralatan
• Tong,
• pengaduk,
• pompa aerasi,
• dan saringan dari pasir.
Bahan Kimia
kaporit bubuk
kapur tohorTawas
Cara Pembuatan
• Masukkan air baku kedalam tangki penampung
sampai hampir penuh (550 liter).
• Larutkan 60 - 80 gram bubuk kapur / gamping (4 -
6 sendok makan) ke dalam ember kecil yang
berisi air baku, kemudian masukkan ke dalam
tangki dan aduk sampai merata.
• Masukkan slang aerasi ke dalam tangki sampai ke
dasarnya dan lakukan pemompaan sebanyak 50 -
100 kali. setelah itu angkat kembali slang aerasi.
• Larutkan 60 - 80 gram bubuk tawas (4 - 6 sendok
makan) ke dalam ember kecil, lalu masukkan ke
dalam air baku yang telah diaerasi. Aduk secara
cepat dengan arah yang putaran yang sama
selama 1 - 2 menit. Setelah itu pengaduk diangkat
dan biarkan air dalam tangki berputar sampai
berhenti dengan sendirinya dan biarkan selama
45 - 60 menit.
• Buka kran penguras untuk mengeluarkan
endapan kotoran yang terjadi, kemudian tutup
kembali.
• Buka kran pengeluaran dan alirkan ke bak
penyaring. Buka kran saringan dan usahakan
air dalam saringan tidak meluap.
• Tampung air olahan (air bersih) dan simpan
ditempat yang bersih.
CARA LAIN
• MENGGUNAKAN BIJI KELOR
• dicampur dengan tepung biji kelor yang telah
diberi air sedikit (berbentuk pasta). Air hasil
pengolahan ini kemudian disaring dengan
menggunakan kertas saring.
• 250mg/l air gambut biji kelor dan waktu
pengendapan 10 menit,
PEMBUATAN PATI SAGU
• Pengupasan. Batang sagu dikupas untuk
membuang kulit luar yang keras.
• Pemarutan. Batang sagu
yang telah dikupas
kulitnya diparut halus
menjadi bubur sagu. Jika
batang yang ditangani
cukup banyak, batang
diparut dengan mesin
pemarut.
• Pembuatan larutan sulfit. Natrium bisulfit dilarutkan ke dalam air.
Setiap 1 liter air ditambah dengan 3 gram natrium bisulfit. Larutan yang
telah diperoleh disebut larutan sulfit. Larutan silfit dapat dibuat dengan
biaya murah dengan cara mengalirkan gas SO2 ke dalam air. Gas SO2
tersebut dibuat dengan membakar belerang (S atau sulfur).
• Penambahan larutan sulfit dan pengadukan. Bubur hasil pemarutan
ditambah larutan sulfit (1 bagian bubur ditambah degan 1 bagian air)
sehingga menjadi bubur encer. Bubur encer ini diaduk-aduk agar pati
lebih banyak yang terlepas dari sel batang. Jika bubur cukup banyak,
pengadukan dilakukan denga alat pengaduk mekanis.
• Penyaringan suspensi pati. Bubur sagu disaring dengan
kain saring sehingga pati lolos dari saringan sebagai
suspensi pati, dan serat tertinggal pada kain saring.
Suspensi pati ini ditampung pada wadah pengendapan.
Penyaringan juga dapat dilakukan dengan mesin
penyaring mekanis.
• Pengendapan pati. Suspensi pati dibiarkan
mengendap di dalam wadah pengendapan
selama 12 jam. Pati akan mengendap sebagai
pasta. Cairan diatas endapan dibuang.
• Pengeringan. Pasta pati dijemur diatas tampah,
atau dikeringkan dengan alat pengering sampai
kadar air dibawah 14%. Produk yang telah kering
akan gemerisik bila diremas-remas. Hasil
pengeringan ini disebut dengan tepung kasar.
• Penggilingan. Tepung kasar selanjutnya
ditumbuk atau digiling sampai halus
(sekurang-kurangnya 80 mesh) menjadi
tepung sagu.
• Pengemasan. Tepung sagu dapat dikemas
didalam karung plstik atau kotak kaleng dalam
keadaan tertutp rapat.
• bACKKOM 2-1.MP4
PENGOLAHAN SAGU
MENJADI ANEKA PRODUK
Pembuatan Mie Basah
Pati sagu 20 g, air 150 ml, STTP 0,6 g
Dimasak sampai kental
binder
Dimasak sampai kalis
Pencetakan mie
Pemasakan ± 1 menit
(sampai mengapung
Perendaman ± 15 menit
penirisan
pencampuran
Mie sagu
Pati sagu 180 g
minyak
Mie sagu Kering
• Teknik pembuatan mie sagu basah dapat dimodifikasi untuk
mendapatkan mie sagu kering.
• Adonan yang keluar dari cetakan diatur sedemikian rupa sehingga
helaian mie tidak menumpuk dan dipotong kira-kira 20 cm.
• Mie dikukus selama 2 menit
• kemudian dikeringkan dengan alat pengering sekitar 2 jam pada
suhu 40-50oC.
• Selanjutnya mie dikemas (100 g per kemasan), yang dilengkapi
dengan bumbu siap saji.
Kue Bangkit
Bahan A :
• 500 gr Tepung Sagu
• 1 sdt Baking Powder
• 1/2 sdt Soda Kue
• Campur semua bahan
Bahan B :
• 250 ml Santan
• 100 gr Gula Merah
• 50 gr Gula Pasir
• Masak semua bahan hingga larut, dinginkan
Bahan C :
• 3 btr Telur
• 50 gr Gula Pasir
• Kocok telur dan gula hingga larut, masukkan bahan B.
• Masukkan campuran bahan C + B ke bahan A, aduk rata.
• Gilas adonan setebal 0.5 cm, cetak.
• Oven kurang lebih 60 menit dengan suhu 140 C.
Kerupuk Sagu
Bahan
• Tepung Sagu.
• Udang kering.
• Bawang Putih.
• Garam
• Minyak goreng.
Cara Pembuatan
1). Penyiapan Bumbu
• Komposisi. Mula-mula disediakan bumbu dengan
jumlah sebagai berikut : 30-50 gram bawang putih, 50-
75 gram udang kering, dan 10-20 gram garam untuk
setiap 1 kg tepung sagu.
• Penyiapan bumbu:
 Bawang putih digiling halus bersama garam.
 Udang kering dijemur atau dikeringkan sampai
benar-benar kering (kadar air (6%). Kemudian
digiling sampai halus.
 Tepung udang dicampur dengan bawang putih
yang telah digiling halus. Campuran ini disebut
dengan bumbu kerupuk.
2). Pembuatan Biang Kerupuk
• Pencampuran dengan bumbu kerupuk. Tepung
sagu dibagi dua, yaitu bagian A (1/3 bagian)
dan bagian B (2/3 bagian). Bagian A dicampur
dengan air dan bumbu kerupuk. Setiap 1 kg
tepung sagu dicampur dengan 1,7 liter air.
Campuran tersebut diaduk sampai rata.
• Pemasakan. Campuran di atas dimasak sambil
diaduk sampai menjadi lem kental. Hasil
pemasakan ini disebut dengan biang kerupuk.
3) Pembuatan Adonan
 Pembuatan adonan. Biang kerupuk dicampur sedikit
demi sedikit dengan tepung sagu bagian B sambil
diaduk dan diulen sampai menjadi adonan yang
homogen, tidak lengket di tangan.
 Pembentukan adonan. Adonan dibentuk menjadi
selinder dengan panjang 20-25 cm dan diameter 4-5
cm. Adonan yang berbentuk selinder ini disebut
dengan dodolan.
4). Pengukusan Dodolan
Dodolan dikukus selama 1-2 jam sampai bagian
dalamnya matang. Hasil yang diperoleh disebut
dengan dodolan matang.
5). Pendinginan Dodolan
Dodolan matang didinginkan dan dibiarkan selama
24 jam di suhu ruang kemudian di dalam lemari
pendingin, juga selama 24 jam sehingga dodol
mengeras dan mudah dipotong yang disebut dengan
dodolan matang keras.
6). Pengirisan dan Pengeringan Keripik Basah
 Dodolan matang keras diiris tipis-tipis (ketebalan 2 mm)
dengan pisau atau dengan mesin pengiris sehingga
diperoleh kerupuk basah.
 Kerupuk basah diangin-anginkan selama 12 jam,
kemudian dijemur atau dikeringkan dengan alat
pengering sehingga kadar airnya 8-10 liter dengan tanda
mudahnya kerupuk dipatahkan.
7). Penyimpanan
Kerupuk kering dapat dikemas di dalam kantong plastik,
kotak plastik atau kotak kaleng.
8). Penggorengan
 Kerupuk mentah digoreng di dalam minyak goreng
panas dalam keadaan
 terendam pada suhu 170°C selama 10-20 detik sambil
dibalik-balik.
 YOU CAN.mp4
Cara Membuat Produk Sagu Berkualitas

More Related Content

What's hot

Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )
Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )
Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )DaPiDaBi
 
Produksi pakan buatan 2
Produksi pakan buatan 2Produksi pakan buatan 2
Produksi pakan buatan 2DediKusmana2
 
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAnalisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAgres Tarigan
 
Alat Kristalisasi
Alat KristalisasiAlat Kristalisasi
Alat Kristalisasiliabika
 
Perubahan lingkungan
Perubahan lingkunganPerubahan lingkungan
Perubahan lingkunganWandaApri
 
3 bab-ii-neraca-massa
3 bab-ii-neraca-massa3 bab-ii-neraca-massa
3 bab-ii-neraca-massaEggy Brilyan
 
Laporan Praktikum Hard Candy
Laporan Praktikum Hard CandyLaporan Praktikum Hard Candy
Laporan Praktikum Hard CandyErnalia Rosita
 
Proses pembuatan gula
Proses pembuatan gulaProses pembuatan gula
Proses pembuatan gulaaulia rodlia
 
Draft tube buffle crystalizer
Draft tube buffle crystalizerDraft tube buffle crystalizer
Draft tube buffle crystalizernurul isnaini
 
Laporan oksigen terlarut
Laporan oksigen terlarutLaporan oksigen terlarut
Laporan oksigen terlarutU Lhia Estrada
 
Cara-Membuat-Bunga-Dari-Sabun
Cara-Membuat-Bunga-Dari-SabunCara-Membuat-Bunga-Dari-Sabun
Cara-Membuat-Bunga-Dari-SabunRizki_Fir_Mansah
 
Teknologi Fermentasi Nata de coco
Teknologi Fermentasi Nata de cocoTeknologi Fermentasi Nata de coco
Teknologi Fermentasi Nata de cocoNuruliswati
 
Penjernihan, filtrasi (Alat Industri Kimia
Penjernihan, filtrasi (Alat Industri KimiaPenjernihan, filtrasi (Alat Industri Kimia
Penjernihan, filtrasi (Alat Industri KimiaAhmadRifaldhi
 
Laporan Praktikum DIFUSI
Laporan Praktikum DIFUSILaporan Praktikum DIFUSI
Laporan Praktikum DIFUSIVitalis Intan
 

What's hot (20)

Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )
Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )
Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )
 
Pengantar Ilmu Lingkungan
Pengantar Ilmu LingkunganPengantar Ilmu Lingkungan
Pengantar Ilmu Lingkungan
 
Produksi pakan buatan 2
Produksi pakan buatan 2Produksi pakan buatan 2
Produksi pakan buatan 2
 
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAnalisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
 
Pencemaran air
Pencemaran airPencemaran air
Pencemaran air
 
Alat Kristalisasi
Alat KristalisasiAlat Kristalisasi
Alat Kristalisasi
 
Perubahan lingkungan
Perubahan lingkunganPerubahan lingkungan
Perubahan lingkungan
 
Mixing
MixingMixing
Mixing
 
3 bab-ii-neraca-massa
3 bab-ii-neraca-massa3 bab-ii-neraca-massa
3 bab-ii-neraca-massa
 
Laporan Praktikum Hard Candy
Laporan Praktikum Hard CandyLaporan Praktikum Hard Candy
Laporan Praktikum Hard Candy
 
Proses pembuatan gula
Proses pembuatan gulaProses pembuatan gula
Proses pembuatan gula
 
Draft tube buffle crystalizer
Draft tube buffle crystalizerDraft tube buffle crystalizer
Draft tube buffle crystalizer
 
Laporan oksigen terlarut
Laporan oksigen terlarutLaporan oksigen terlarut
Laporan oksigen terlarut
 
Cara-Membuat-Bunga-Dari-Sabun
Cara-Membuat-Bunga-Dari-SabunCara-Membuat-Bunga-Dari-Sabun
Cara-Membuat-Bunga-Dari-Sabun
 
Teknologi Fermentasi Nata de coco
Teknologi Fermentasi Nata de cocoTeknologi Fermentasi Nata de coco
Teknologi Fermentasi Nata de coco
 
Fluidisasi
FluidisasiFluidisasi
Fluidisasi
 
Penjernihan, filtrasi (Alat Industri Kimia
Penjernihan, filtrasi (Alat Industri KimiaPenjernihan, filtrasi (Alat Industri Kimia
Penjernihan, filtrasi (Alat Industri Kimia
 
Bioreaktor
BioreaktorBioreaktor
Bioreaktor
 
Pembuatan pupuk cair organik
Pembuatan pupuk cair organikPembuatan pupuk cair organik
Pembuatan pupuk cair organik
 
Laporan Praktikum DIFUSI
Laporan Praktikum DIFUSILaporan Praktikum DIFUSI
Laporan Praktikum DIFUSI
 

Similar to Cara Membuat Produk Sagu Berkualitas

PRODUK SAMPING TANAMAN HORTIKULTURA
PRODUK SAMPING TANAMAN HORTIKULTURAPRODUK SAMPING TANAMAN HORTIKULTURA
PRODUK SAMPING TANAMAN HORTIKULTURANur Chawhytz
 
Pengolahan setengah jadi umbi umbian
Pengolahan setengah jadi umbi umbianPengolahan setengah jadi umbi umbian
Pengolahan setengah jadi umbi umbianAgnescia Sera
 
Kerepek buah
Kerepek buahKerepek buah
Kerepek buahDouryeaa
 
Present untuk u atau sek
Present untuk u atau sekPresent untuk u atau sek
Present untuk u atau sekRidzaludin
 
Pupuk dan pestisida nabati (kelompok 2 kkn tematik ummi 2014)
Pupuk dan pestisida nabati (kelompok 2 kkn tematik ummi 2014)Pupuk dan pestisida nabati (kelompok 2 kkn tematik ummi 2014)
Pupuk dan pestisida nabati (kelompok 2 kkn tematik ummi 2014)Inda Asri Supiati
 
Program Aplikasi Hasil Penelitian
Program Aplikasi Hasil PenelitianProgram Aplikasi Hasil Penelitian
Program Aplikasi Hasil PenelitianArdi Novra
 
RESEP MENU POSYANDU.docx
RESEP MENU POSYANDU.docxRESEP MENU POSYANDU.docx
RESEP MENU POSYANDU.docxastinasyaiati
 
Menganalisis Proses Produksi Pengolahan
Menganalisis Proses Produksi PengolahanMenganalisis Proses Produksi Pengolahan
Menganalisis Proses Produksi PengolahanYoollan MW
 
Yolan mw (32) xiitkj2
Yolan mw (32) xiitkj2Yolan mw (32) xiitkj2
Yolan mw (32) xiitkj2Yoollan MW
 
Contoh teknologi pengolahan panganpada kelompok bahan pangan
Contoh teknologi pengolahan panganpada kelompok bahan panganContoh teknologi pengolahan panganpada kelompok bahan pangan
Contoh teknologi pengolahan panganpada kelompok bahan pangandeivie rondonuwu
 
Contoh teknologi pengolahan pangan pada kelompok bahan pangan
Contoh teknologi pengolahan pangan pada kelompok bahan panganContoh teknologi pengolahan pangan pada kelompok bahan pangan
Contoh teknologi pengolahan pangan pada kelompok bahan panganOperator Warnet Vast Raha
 
Pengolahan setengah jadi umbi umbian
Pengolahan setengah jadi umbi umbianPengolahan setengah jadi umbi umbian
Pengolahan setengah jadi umbi umbianAgnescia Sera
 

Similar to Cara Membuat Produk Sagu Berkualitas (20)

PRODUK SAMPING TANAMAN HORTIKULTURA
PRODUK SAMPING TANAMAN HORTIKULTURAPRODUK SAMPING TANAMAN HORTIKULTURA
PRODUK SAMPING TANAMAN HORTIKULTURA
 
Resep vegetarian
Resep vegetarianResep vegetarian
Resep vegetarian
 
Pengolahan setengah jadi umbi umbian
Pengolahan setengah jadi umbi umbianPengolahan setengah jadi umbi umbian
Pengolahan setengah jadi umbi umbian
 
Makalah makanan
Makalah makananMakalah makanan
Makalah makanan
 
Makalah makanan
Makalah makananMakalah makanan
Makalah makanan
 
Makalah makanan
Makalah makananMakalah makanan
Makalah makanan
 
Produk rumput laut
Produk rumput lautProduk rumput laut
Produk rumput laut
 
Kerepek buah
Kerepek buahKerepek buah
Kerepek buah
 
Present untuk u atau sek
Present untuk u atau sekPresent untuk u atau sek
Present untuk u atau sek
 
Aneka manisan
Aneka manisanAneka manisan
Aneka manisan
 
Pupuk dan pestisida nabati (kelompok 2 kkn tematik ummi 2014)
Pupuk dan pestisida nabati (kelompok 2 kkn tematik ummi 2014)Pupuk dan pestisida nabati (kelompok 2 kkn tematik ummi 2014)
Pupuk dan pestisida nabati (kelompok 2 kkn tematik ummi 2014)
 
Program Aplikasi Hasil Penelitian
Program Aplikasi Hasil PenelitianProgram Aplikasi Hasil Penelitian
Program Aplikasi Hasil Penelitian
 
RESEP MENU POSYANDU.docx
RESEP MENU POSYANDU.docxRESEP MENU POSYANDU.docx
RESEP MENU POSYANDU.docx
 
Ppt praktikum fermentasi
Ppt praktikum fermentasiPpt praktikum fermentasi
Ppt praktikum fermentasi
 
Menganalisis Proses Produksi Pengolahan
Menganalisis Proses Produksi PengolahanMenganalisis Proses Produksi Pengolahan
Menganalisis Proses Produksi Pengolahan
 
Yolan mw (32) xiitkj2
Yolan mw (32) xiitkj2Yolan mw (32) xiitkj2
Yolan mw (32) xiitkj2
 
Aneka Empek
Aneka EmpekAneka Empek
Aneka Empek
 
Contoh teknologi pengolahan panganpada kelompok bahan pangan
Contoh teknologi pengolahan panganpada kelompok bahan panganContoh teknologi pengolahan panganpada kelompok bahan pangan
Contoh teknologi pengolahan panganpada kelompok bahan pangan
 
Contoh teknologi pengolahan pangan pada kelompok bahan pangan
Contoh teknologi pengolahan pangan pada kelompok bahan panganContoh teknologi pengolahan pangan pada kelompok bahan pangan
Contoh teknologi pengolahan pangan pada kelompok bahan pangan
 
Pengolahan setengah jadi umbi umbian
Pengolahan setengah jadi umbi umbianPengolahan setengah jadi umbi umbian
Pengolahan setengah jadi umbi umbian
 

Cara Membuat Produk Sagu Berkualitas

  • 1. Fahroji Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau www.riau.litbang.deptan.go.id
  • 2. PENDAHULUAN • Sagu (Metroxylon sp.) sumber karbohidrat yang sangat potensial di Indonesia. • Indonesia memiliki area sagu terluas di dunia • Produksi pati sagu mencapai 2-3 t/ha/tahun • Namun semakin lama konsumsi sagu semakin menurun
  • 4. Ekstraksi pati sagu menggunakan air gambut. mutu pati sagu rendah warna pati yang tidak putih diperlukan perlakuan khusus sehingga diperoleh pati sagu yang berkualitas
  • 6. Ciri-ciri Air Gambut • Intensitas warna yang tinggi (berwarna merah kecoklatan) • pH yang rendah • Kandungan zat organik yang tinggi • Kekeruhan dan kandungan partikel tersuspensi yang rendah • Kandungan kation yang rendah
  • 8. 1. Netralisasi  mengatur keasaman air agar menjadi netral (pH 7 - 8).  pemberian kapur/gamping.  Fungsi dari pemberian kapur, disamping untuk menetralkan air baku yang bersifat asam juga untuk membantu efektifitas proses selanjutnya.
  • 9. 2. Aerasi  mengontakkan udara dengan air baku agar kandungan zat besi dan mangan yang ada dalam air baku bereaksi dengan oksigen yang ada dalam udara membentuk senyawa besi dan senyawa mangan yang dapat diendapkan.  menghilangkan gas-gas beracun yang tak diinginkan misalnya gas H2S, Methan, Carbon Dioksida dan gas-gas racun lainnya.
  • 10. 3. Koagulasi • pencampuran bahan kimia kedalam air agar kotoran dalam air yang berupa padatan tersuspensi misalnya zat warna organik, lumpur halus bakteri dan lain-lain dapat menggumpal dan cepat mengendap. • Pengunaan tawas/alum (berupa kristal berwarna putih). • sejumlah tawas/ alum dilarutkan dalam air kemudian dimasukkan kedalam air baku lalu diaduk dengan cepat hingga merata selama kurang lebih 2 menit. Setelah itu kecepatan pengadukkan dikurangi sedemikian rupa sehingga terbentuk gumpalan - gumpalan kotoran akibat bergabungnya kotoran tersuspensi yang ada dalam air baku. Setelah itu dibiarkan beberapa saat sehingga gumpalan kotoran atau disebut flok tumbuh menjadi besar dan berat dan cepat mengendap.
  • 11. 4. Pengendapan • Setelah proses koagulasi air tersebut didiamkan sampai gumpalan kotoran yang terjadi mengendap semua (45 - 60 menit). • Endapan yang terkumpul didasar tangki dapat dibersihkan dengan membuka kran penguras yang terdapat di bawah tangki. 5. Penyaringan • Pada proses pengendapan, tidak semua gumpalan kotoran dapat diendapkan semua. • Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan air yang telah diendapkan kotorannya ke bak penyaring yang terdiri dari saringan pasir.
  • 12. Peralatan • Tong, • pengaduk, • pompa aerasi, • dan saringan dari pasir.
  • 15. • Masukkan air baku kedalam tangki penampung sampai hampir penuh (550 liter). • Larutkan 60 - 80 gram bubuk kapur / gamping (4 - 6 sendok makan) ke dalam ember kecil yang berisi air baku, kemudian masukkan ke dalam tangki dan aduk sampai merata. • Masukkan slang aerasi ke dalam tangki sampai ke dasarnya dan lakukan pemompaan sebanyak 50 - 100 kali. setelah itu angkat kembali slang aerasi.
  • 16. • Larutkan 60 - 80 gram bubuk tawas (4 - 6 sendok makan) ke dalam ember kecil, lalu masukkan ke dalam air baku yang telah diaerasi. Aduk secara cepat dengan arah yang putaran yang sama selama 1 - 2 menit. Setelah itu pengaduk diangkat dan biarkan air dalam tangki berputar sampai berhenti dengan sendirinya dan biarkan selama 45 - 60 menit. • Buka kran penguras untuk mengeluarkan endapan kotoran yang terjadi, kemudian tutup kembali.
  • 17. • Buka kran pengeluaran dan alirkan ke bak penyaring. Buka kran saringan dan usahakan air dalam saringan tidak meluap. • Tampung air olahan (air bersih) dan simpan ditempat yang bersih.
  • 18. CARA LAIN • MENGGUNAKAN BIJI KELOR • dicampur dengan tepung biji kelor yang telah diberi air sedikit (berbentuk pasta). Air hasil pengolahan ini kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring. • 250mg/l air gambut biji kelor dan waktu pengendapan 10 menit,
  • 19. PEMBUATAN PATI SAGU • Pengupasan. Batang sagu dikupas untuk membuang kulit luar yang keras.
  • 20. • Pemarutan. Batang sagu yang telah dikupas kulitnya diparut halus menjadi bubur sagu. Jika batang yang ditangani cukup banyak, batang diparut dengan mesin pemarut.
  • 21. • Pembuatan larutan sulfit. Natrium bisulfit dilarutkan ke dalam air. Setiap 1 liter air ditambah dengan 3 gram natrium bisulfit. Larutan yang telah diperoleh disebut larutan sulfit. Larutan silfit dapat dibuat dengan biaya murah dengan cara mengalirkan gas SO2 ke dalam air. Gas SO2 tersebut dibuat dengan membakar belerang (S atau sulfur). • Penambahan larutan sulfit dan pengadukan. Bubur hasil pemarutan ditambah larutan sulfit (1 bagian bubur ditambah degan 1 bagian air) sehingga menjadi bubur encer. Bubur encer ini diaduk-aduk agar pati lebih banyak yang terlepas dari sel batang. Jika bubur cukup banyak, pengadukan dilakukan denga alat pengaduk mekanis.
  • 22. • Penyaringan suspensi pati. Bubur sagu disaring dengan kain saring sehingga pati lolos dari saringan sebagai suspensi pati, dan serat tertinggal pada kain saring. Suspensi pati ini ditampung pada wadah pengendapan. Penyaringan juga dapat dilakukan dengan mesin penyaring mekanis.
  • 23. • Pengendapan pati. Suspensi pati dibiarkan mengendap di dalam wadah pengendapan selama 12 jam. Pati akan mengendap sebagai pasta. Cairan diatas endapan dibuang. • Pengeringan. Pasta pati dijemur diatas tampah, atau dikeringkan dengan alat pengering sampai kadar air dibawah 14%. Produk yang telah kering akan gemerisik bila diremas-remas. Hasil pengeringan ini disebut dengan tepung kasar.
  • 24. • Penggilingan. Tepung kasar selanjutnya ditumbuk atau digiling sampai halus (sekurang-kurangnya 80 mesh) menjadi tepung sagu. • Pengemasan. Tepung sagu dapat dikemas didalam karung plstik atau kotak kaleng dalam keadaan tertutp rapat.
  • 27. Pembuatan Mie Basah Pati sagu 20 g, air 150 ml, STTP 0,6 g Dimasak sampai kental binder Dimasak sampai kalis Pencetakan mie Pemasakan ± 1 menit (sampai mengapung Perendaman ± 15 menit penirisan pencampuran Mie sagu Pati sagu 180 g minyak
  • 28.
  • 29. Mie sagu Kering • Teknik pembuatan mie sagu basah dapat dimodifikasi untuk mendapatkan mie sagu kering. • Adonan yang keluar dari cetakan diatur sedemikian rupa sehingga helaian mie tidak menumpuk dan dipotong kira-kira 20 cm. • Mie dikukus selama 2 menit • kemudian dikeringkan dengan alat pengering sekitar 2 jam pada suhu 40-50oC. • Selanjutnya mie dikemas (100 g per kemasan), yang dilengkapi dengan bumbu siap saji.
  • 30.
  • 31. Kue Bangkit Bahan A : • 500 gr Tepung Sagu • 1 sdt Baking Powder • 1/2 sdt Soda Kue • Campur semua bahan Bahan B : • 250 ml Santan • 100 gr Gula Merah • 50 gr Gula Pasir • Masak semua bahan hingga larut, dinginkan Bahan C : • 3 btr Telur • 50 gr Gula Pasir • Kocok telur dan gula hingga larut, masukkan bahan B. • Masukkan campuran bahan C + B ke bahan A, aduk rata. • Gilas adonan setebal 0.5 cm, cetak. • Oven kurang lebih 60 menit dengan suhu 140 C.
  • 32. Kerupuk Sagu Bahan • Tepung Sagu. • Udang kering. • Bawang Putih. • Garam • Minyak goreng.
  • 33. Cara Pembuatan 1). Penyiapan Bumbu • Komposisi. Mula-mula disediakan bumbu dengan jumlah sebagai berikut : 30-50 gram bawang putih, 50- 75 gram udang kering, dan 10-20 gram garam untuk setiap 1 kg tepung sagu. • Penyiapan bumbu:  Bawang putih digiling halus bersama garam.  Udang kering dijemur atau dikeringkan sampai benar-benar kering (kadar air (6%). Kemudian digiling sampai halus.  Tepung udang dicampur dengan bawang putih yang telah digiling halus. Campuran ini disebut dengan bumbu kerupuk.
  • 34. 2). Pembuatan Biang Kerupuk • Pencampuran dengan bumbu kerupuk. Tepung sagu dibagi dua, yaitu bagian A (1/3 bagian) dan bagian B (2/3 bagian). Bagian A dicampur dengan air dan bumbu kerupuk. Setiap 1 kg tepung sagu dicampur dengan 1,7 liter air. Campuran tersebut diaduk sampai rata. • Pemasakan. Campuran di atas dimasak sambil diaduk sampai menjadi lem kental. Hasil pemasakan ini disebut dengan biang kerupuk.
  • 35. 3) Pembuatan Adonan  Pembuatan adonan. Biang kerupuk dicampur sedikit demi sedikit dengan tepung sagu bagian B sambil diaduk dan diulen sampai menjadi adonan yang homogen, tidak lengket di tangan.  Pembentukan adonan. Adonan dibentuk menjadi selinder dengan panjang 20-25 cm dan diameter 4-5 cm. Adonan yang berbentuk selinder ini disebut dengan dodolan.
  • 36. 4). Pengukusan Dodolan Dodolan dikukus selama 1-2 jam sampai bagian dalamnya matang. Hasil yang diperoleh disebut dengan dodolan matang. 5). Pendinginan Dodolan Dodolan matang didinginkan dan dibiarkan selama 24 jam di suhu ruang kemudian di dalam lemari pendingin, juga selama 24 jam sehingga dodol mengeras dan mudah dipotong yang disebut dengan dodolan matang keras.
  • 37. 6). Pengirisan dan Pengeringan Keripik Basah  Dodolan matang keras diiris tipis-tipis (ketebalan 2 mm) dengan pisau atau dengan mesin pengiris sehingga diperoleh kerupuk basah.  Kerupuk basah diangin-anginkan selama 12 jam, kemudian dijemur atau dikeringkan dengan alat pengering sehingga kadar airnya 8-10 liter dengan tanda mudahnya kerupuk dipatahkan. 7). Penyimpanan Kerupuk kering dapat dikemas di dalam kantong plastik, kotak plastik atau kotak kaleng. 8). Penggorengan  Kerupuk mentah digoreng di dalam minyak goreng panas dalam keadaan  terendam pada suhu 170°C selama 10-20 detik sambil dibalik-balik.