SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Crystallizer
Kelompok 3
Bika Amalia S (17031010093)
Hubbi Hikmatu Ilma (17031010112)
Abbiyu Fino F (17031010124)
Fajrin Karunia (17031010126)
“Kristalisasi adalah salah satu
teknik pemisahan campuran
dimana dalam suatu sistem
dilakukan transfer massa zat
terlarut dari larutan untuk
membentuk padatan berbentuk
kristal.
Tahapan utama kristalisasi
nukleasi
Pertumbuh
an kristal
Padatan yang terdispersi dalam
larutan akan berkumpul membentuk
ikatan dan membentuk bibit kristal.
Bibit kristal yang telah mencapai ukuran
tertentu akan mengikat atom lain
membentuk struktur kristal yang sama
sehingga ukuran kristal akan semakin
besar
Alat ini berupa suatu saluran yang
panjang dan berjaket, dimana jaket
tersebut untuk aliran air pendingin. Di
dalam salurannya dilengkapi dengan
pengaduk horizontal berbentuk helic.
Selain sebagai pengaduk juga untuk
mengalirkan bahan sesuai dengan arus
aliran helicnya. Larutan masuk pada ujung
yang satu dengan temperature yang
tinggi dan keluar pada ujung yang lain
dengan temperature yang relative rendah.
Air pendingin dapat dialirkan dalam jaket
secara cocurrent ataupun conter current.
Swenson Walker Crystallizer1.
Jenis crystallizer ini termasuk jenis
yang batch, artinya tidak ada aliran yang
keluar setiap waktunya. Tangki
crystallizer diisi, lalu diambil hasilnya pada
waktu tertentu. Umpan atau cairan induk
masuk dari atas dan masuk kedalam
tangki untuk didinginkan. Medium
pendingin digunakan koil yang berada
didalam tangki crystallizer tersebut,
sehingga efisiensi perpindahan panas
cukup tinggi. Karena kontak antar cairan
dengan medium pendingin cukup luas.
Batch Stirred Tank
With Internal Cooling
Coil
2.
Kristaliser jenis ini mengkombinasikan
antara pendinginan dan evaporasi untuk
mencapai kondisi supersaturasi (larutan
lewat jenuh). larutan induk terlebih dahulu
dilewatkan melalui sebuah Heat
Exchangers yang berada dalam
evaporator untuk dipanaskan. Akan
terjadi pengurangan jumlah atau
kandungan pelarut dan terjadi
peningkatan kosentrasi zat terlarut.
Larutan yang sudah lewat jenuh dialirkan
menuju badan crystallizer untuk diperoleh
padatan berupa kristal. . Produk kristal
dapat diambil sebagai hasil pada bagian
bawah crystallizer
3.
Forced Circulating
Liquid Evaporator
Crystallizer
Crystallizer jenis ini menggunkan prinsip sirkulasi
cairan, dimana umpan maupun hasil kristaliasi akan
masuk kedalam Sheell and Tube Heat Exchangers
untuk didinginkan. Pada badan crystallizer akan
terbentuk campuran kristal dan cairan induk, maka
akan terjadi tumbukan antara cairan dengan kristal
sehingga suhu campuran akan meningkat, untuk
mendinginkannya diperlukan medium pendingin.
Adanya pompa menyebabkan cairan induk akan
mengalir secara turbulen baik didalam HE maupun
didalam badan Crystalizer, maka akan terjadi sering
tumbukan untuk menghasilkan krista. Bila kristal
sudah terbentuk maka kristal akan turun karena
adanya gaya gravitasi dan perbedaan massa jenis.
Kristal dariCrystallizer jenis ini berukuran besar
antara 30 – 100 mesh.
4.
Forced Circulation
Baffle Surface Cooled
Crystallizer
Proses kerjanya dibedakan menjadi
dua bagian yaitu kristalisasi dan klarifikasi. Pada
kristalisasi, bahan dimasukkan kedalam tangki
DTB Crystallizers melalui pipa Superheated
Solution From Hearter and Recirculation Pump,
komponen ini akan mendorong bahan naik ke
atas dalam Draft Tube. Didalamnya bahan akan
tercampur dan mengalami sirkulasi dengan
bantuan Agitator (pengaduk). Magma yang
terbentuk akan mengalami perubahan density
sehingga uap yang terkandung akan terlepas
menuju Vapors Separation. Lalu magma tersebut
akan mengalami proses nukleasi (pembentukan
inti kristal), kristal yang terbentuk akan
mengendap di dasar larutan dan akan terpisah
antara kristal halus dan kasar pada settling zone.
Pada bagian klarifikasi akan terjadi pemisahan
bentuk kristal, Kristal yang sesuai dengan
keinginan akan diambil dan kristal yang belum
sesuai akan dikembalikan ke zona kristalisasi
untuk proses lebih lanjut.
Draft Tube Baffle
(DTB) Cyrstallizer
5.
Crystallizer ini dirancang berdasarkan adanya
perbedaan suspensi yang mulai terbentuk pada
chamber of suspension. Dimana terdapat HE eksternal
yang bertujuan untuk membuat keadaan lewat jenuh
pada suhu supersaturasinya. Umpan masuk pada G,
masuk kedalam evaporator yang terdapat HE, cairan
umpan tersebut masuk kedalam B. Sebelum masuk ke B,
pada bagian A cairan induk yang panas akan bercampur
dengan panas penguapan pada bagian B. Laju
penguapan tersebut harus dikontrol antara kerja pompa
untuk mengalirkan cairan induk dengan perubahan
panas campuran tersebut. Pada bagian B terjadi proses
pencampuran antara keadaan supersaturasi dengan
kedaan penguapan, maka sering timbul scale atau kerak
garam, sehingga akan mengganggu proses sirkulasi dari
aliran tersebut. Sering kali diberikan bibit kristal pada
bibit kristal untuk mempercepat pembentukan kristal-
kristal yang kita harapkan.
6. OSLO Evaporative Crystallizer
Kristaliser jenis ini mengkombinasikan
antara pendinginan dan evaporasi untuk
mencapai kondisi supersaturasi (larutan
lewat jenuh). larutan induk terlebih dahulu
dilewatkan melalui sebuah Heat
Exchangers yang berada dalam
evaporator untuk dipanaskan. Akan
terjadi pengurangan jumlah atau
kandungan pelarut dan terjadi
peningkatan kosentrasi zat terlarut.
Larutan yang sudah lewat jenuh dialirkan
menuju badan crystallizer untuk diperoleh
padatan berupa kristal. . Produk kristal
dapat diambil sebagai hasil pada bagian
bawah crystallizer
7.
OSLO Surface Cooled
Crystallizer
Prinsip kerja dari crystallizer jenis ini ialah
dengan adanya pendinginan dari refrigerant yang
digunakan. Dimana umpan berupa cairan induk
dimasukkan kebadan crystallizer dengan suhu yang
lebih tinggi dari suhu yang refrigerant (suhu cair
refrigerant minus). Karena titik didih dari refrigerant
sangat kecil atau jauh dibawah suhu cairan induk,
maka ada perpindahan panas dari cairan induk
menuju refrigerant, dimana akan mengakibatkan
suhu refrigerant akan naik dan menguap untuk
mendinginkan cairan induk, sampai cairan induk
berada pada keadaan lewat jenuhnya. Penggunaan
refrigerant ini medium pendingin sangatlah efektif,
karena apabila digunakan HE dengan media
refrigerant sebagai pendingin, perbedaan suhu yang
dihasilkan akan sangat kecil.
8. Direct Contact
Refrigeration Crystallizer
Terima kasih!
Ada pertanyaan?Gausah lah ya, udah jelas kan

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum DestilasiLaporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum DestilasiErnalia Rosita
 
Prinsip kerja rotary drum vacuum filter
Prinsip kerja rotary drum vacuum filterPrinsip kerja rotary drum vacuum filter
Prinsip kerja rotary drum vacuum filterAhmadjuni1
 
Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)Jaýa Mañdala
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1wahyuddin S.T
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran LarutanDiagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran LarutanRut Tiur Lani Marpaung
 
328793143-Laporan-Praktikum-Heat-Exchanger.docx
328793143-Laporan-Praktikum-Heat-Exchanger.docx328793143-Laporan-Praktikum-Heat-Exchanger.docx
328793143-Laporan-Praktikum-Heat-Exchanger.docxAnnisaSeptiana14
 
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)AhmadRifaldhi
 
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiaTermodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiajayamartha
 
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-pptwahyuddin S.T
 
Forced circulation cristalizer
Forced circulation cristalizer Forced circulation cristalizer
Forced circulation cristalizer nurul isnaini
 
Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaIndra Yudhipratama
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum DestilasiLaporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum Destilasi
 
Leaching
LeachingLeaching
Leaching
 
Filtrasi
FiltrasiFiltrasi
Filtrasi
 
Kp3 crystallization
Kp3 crystallizationKp3 crystallization
Kp3 crystallization
 
Prinsip kerja rotary drum vacuum filter
Prinsip kerja rotary drum vacuum filterPrinsip kerja rotary drum vacuum filter
Prinsip kerja rotary drum vacuum filter
 
Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran LarutanDiagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
 
Distilasi fraksionasi
Distilasi fraksionasiDistilasi fraksionasi
Distilasi fraksionasi
 
Kristalisasi gula
Kristalisasi gulaKristalisasi gula
Kristalisasi gula
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 
328793143-Laporan-Praktikum-Heat-Exchanger.docx
328793143-Laporan-Praktikum-Heat-Exchanger.docx328793143-Laporan-Praktikum-Heat-Exchanger.docx
328793143-Laporan-Praktikum-Heat-Exchanger.docx
 
Fluidisasi
FluidisasiFluidisasi
Fluidisasi
 
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
 
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiaTermodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
 
Evaporator
EvaporatorEvaporator
Evaporator
 
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
 
Forced circulation cristalizer
Forced circulation cristalizer Forced circulation cristalizer
Forced circulation cristalizer
 
Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannya
 

Similar to OPTIMALKAN CRYSTALLIZER

P pt pengaruh kalor terhadap perubahan fase
P pt pengaruh kalor terhadap perubahan faseP pt pengaruh kalor terhadap perubahan fase
P pt pengaruh kalor terhadap perubahan faseLieDya Shawol
 
Bab 2.2 IPA Kelas 7 (Perubahan Wujud Zat) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Su...
Bab 2.2 IPA Kelas 7 (Perubahan Wujud Zat) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Su...Bab 2.2 IPA Kelas 7 (Perubahan Wujud Zat) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Su...
Bab 2.2 IPA Kelas 7 (Perubahan Wujud Zat) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Su...ZainulHasan13
 
zat dan perubahannya.pptx
zat dan perubahannya.pptxzat dan perubahannya.pptx
zat dan perubahannya.pptxEmyPuji
 
Ppt wujud zat far fis 1 (kelompok) perbaikan
Ppt wujud zat far fis 1 (kelompok)   perbaikanPpt wujud zat far fis 1 (kelompok)   perbaikan
Ppt wujud zat far fis 1 (kelompok) perbaikanDevisagita
 
bab2-220902131019-c95bf253.pptx
bab2-220902131019-c95bf253.pptxbab2-220902131019-c95bf253.pptx
bab2-220902131019-c95bf253.pptxriyanjuliyanda1
 
zat dan perubahannya.pptx
zat dan perubahannya.pptxzat dan perubahannya.pptx
zat dan perubahannya.pptxEmyPuji
 
Percobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
Percobaan 1 Destilasi dan EkstraksiPercobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
Percobaan 1 Destilasi dan EkstraksiMei Ancestor
 
Konveksi pada 2 Botol Kaca
Konveksi pada 2 Botol KacaKonveksi pada 2 Botol Kaca
Konveksi pada 2 Botol KacaDadan Sumardani
 
2. Perubahan Wujud zat.pptx
2. Perubahan Wujud zat.pptx2. Perubahan Wujud zat.pptx
2. Perubahan Wujud zat.pptxWahyuYulianto12
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prkhurrymuamala
 
Makalah Pemisahan Campuran
Makalah Pemisahan CampuranMakalah Pemisahan Campuran
Makalah Pemisahan CampuranAi Roudatul
 

Similar to OPTIMALKAN CRYSTALLIZER (20)

Kristalisasi
KristalisasiKristalisasi
Kristalisasi
 
Laporan hasil percobaan
Laporan hasil percobaanLaporan hasil percobaan
Laporan hasil percobaan
 
P pt pengaruh kalor terhadap perubahan fase
P pt pengaruh kalor terhadap perubahan faseP pt pengaruh kalor terhadap perubahan fase
P pt pengaruh kalor terhadap perubahan fase
 
Fluida statik
Fluida statikFluida statik
Fluida statik
 
Bab 2.2 IPA Kelas 7 (Perubahan Wujud Zat) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Su...
Bab 2.2 IPA Kelas 7 (Perubahan Wujud Zat) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Su...Bab 2.2 IPA Kelas 7 (Perubahan Wujud Zat) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Su...
Bab 2.2 IPA Kelas 7 (Perubahan Wujud Zat) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Su...
 
zat dan perubahannya.pptx
zat dan perubahannya.pptxzat dan perubahannya.pptx
zat dan perubahannya.pptx
 
Ppt wujud zat far fis 1 (kelompok) perbaikan
Ppt wujud zat far fis 1 (kelompok)   perbaikanPpt wujud zat far fis 1 (kelompok)   perbaikan
Ppt wujud zat far fis 1 (kelompok) perbaikan
 
bab2-220902131019-c95bf253.pptx
bab2-220902131019-c95bf253.pptxbab2-220902131019-c95bf253.pptx
bab2-220902131019-c95bf253.pptx
 
materi1.pptx
materi1.pptxmateri1.pptx
materi1.pptx
 
materi1.pptx
materi1.pptxmateri1.pptx
materi1.pptx
 
zat dan perubahannya.pptx
zat dan perubahannya.pptxzat dan perubahannya.pptx
zat dan perubahannya.pptx
 
Percobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
Percobaan 1 Destilasi dan EkstraksiPercobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
Percobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
 
Kalor
KalorKalor
Kalor
 
Konveksi pada 2 Botol Kaca
Konveksi pada 2 Botol KacaKonveksi pada 2 Botol Kaca
Konveksi pada 2 Botol Kaca
 
Tkf 1 (kalor)
Tkf 1 (kalor)Tkf 1 (kalor)
Tkf 1 (kalor)
 
Perubahan Wujud
Perubahan WujudPerubahan Wujud
Perubahan Wujud
 
2. Perubahan Wujud zat.pptx
2. Perubahan Wujud zat.pptx2. Perubahan Wujud zat.pptx
2. Perubahan Wujud zat.pptx
 
Heat exchanger
Heat exchangerHeat exchanger
Heat exchanger
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik pr
 
Makalah Pemisahan Campuran
Makalah Pemisahan CampuranMakalah Pemisahan Campuran
Makalah Pemisahan Campuran
 

OPTIMALKAN CRYSTALLIZER

  • 2. Kelompok 3 Bika Amalia S (17031010093) Hubbi Hikmatu Ilma (17031010112) Abbiyu Fino F (17031010124) Fajrin Karunia (17031010126)
  • 3. “Kristalisasi adalah salah satu teknik pemisahan campuran dimana dalam suatu sistem dilakukan transfer massa zat terlarut dari larutan untuk membentuk padatan berbentuk kristal.
  • 4. Tahapan utama kristalisasi nukleasi Pertumbuh an kristal Padatan yang terdispersi dalam larutan akan berkumpul membentuk ikatan dan membentuk bibit kristal. Bibit kristal yang telah mencapai ukuran tertentu akan mengikat atom lain membentuk struktur kristal yang sama sehingga ukuran kristal akan semakin besar
  • 5. Alat ini berupa suatu saluran yang panjang dan berjaket, dimana jaket tersebut untuk aliran air pendingin. Di dalam salurannya dilengkapi dengan pengaduk horizontal berbentuk helic. Selain sebagai pengaduk juga untuk mengalirkan bahan sesuai dengan arus aliran helicnya. Larutan masuk pada ujung yang satu dengan temperature yang tinggi dan keluar pada ujung yang lain dengan temperature yang relative rendah. Air pendingin dapat dialirkan dalam jaket secara cocurrent ataupun conter current. Swenson Walker Crystallizer1.
  • 6. Jenis crystallizer ini termasuk jenis yang batch, artinya tidak ada aliran yang keluar setiap waktunya. Tangki crystallizer diisi, lalu diambil hasilnya pada waktu tertentu. Umpan atau cairan induk masuk dari atas dan masuk kedalam tangki untuk didinginkan. Medium pendingin digunakan koil yang berada didalam tangki crystallizer tersebut, sehingga efisiensi perpindahan panas cukup tinggi. Karena kontak antar cairan dengan medium pendingin cukup luas. Batch Stirred Tank With Internal Cooling Coil 2.
  • 7. Kristaliser jenis ini mengkombinasikan antara pendinginan dan evaporasi untuk mencapai kondisi supersaturasi (larutan lewat jenuh). larutan induk terlebih dahulu dilewatkan melalui sebuah Heat Exchangers yang berada dalam evaporator untuk dipanaskan. Akan terjadi pengurangan jumlah atau kandungan pelarut dan terjadi peningkatan kosentrasi zat terlarut. Larutan yang sudah lewat jenuh dialirkan menuju badan crystallizer untuk diperoleh padatan berupa kristal. . Produk kristal dapat diambil sebagai hasil pada bagian bawah crystallizer 3. Forced Circulating Liquid Evaporator Crystallizer
  • 8. Crystallizer jenis ini menggunkan prinsip sirkulasi cairan, dimana umpan maupun hasil kristaliasi akan masuk kedalam Sheell and Tube Heat Exchangers untuk didinginkan. Pada badan crystallizer akan terbentuk campuran kristal dan cairan induk, maka akan terjadi tumbukan antara cairan dengan kristal sehingga suhu campuran akan meningkat, untuk mendinginkannya diperlukan medium pendingin. Adanya pompa menyebabkan cairan induk akan mengalir secara turbulen baik didalam HE maupun didalam badan Crystalizer, maka akan terjadi sering tumbukan untuk menghasilkan krista. Bila kristal sudah terbentuk maka kristal akan turun karena adanya gaya gravitasi dan perbedaan massa jenis. Kristal dariCrystallizer jenis ini berukuran besar antara 30 – 100 mesh. 4. Forced Circulation Baffle Surface Cooled Crystallizer
  • 9. Proses kerjanya dibedakan menjadi dua bagian yaitu kristalisasi dan klarifikasi. Pada kristalisasi, bahan dimasukkan kedalam tangki DTB Crystallizers melalui pipa Superheated Solution From Hearter and Recirculation Pump, komponen ini akan mendorong bahan naik ke atas dalam Draft Tube. Didalamnya bahan akan tercampur dan mengalami sirkulasi dengan bantuan Agitator (pengaduk). Magma yang terbentuk akan mengalami perubahan density sehingga uap yang terkandung akan terlepas menuju Vapors Separation. Lalu magma tersebut akan mengalami proses nukleasi (pembentukan inti kristal), kristal yang terbentuk akan mengendap di dasar larutan dan akan terpisah antara kristal halus dan kasar pada settling zone. Pada bagian klarifikasi akan terjadi pemisahan bentuk kristal, Kristal yang sesuai dengan keinginan akan diambil dan kristal yang belum sesuai akan dikembalikan ke zona kristalisasi untuk proses lebih lanjut. Draft Tube Baffle (DTB) Cyrstallizer 5.
  • 10. Crystallizer ini dirancang berdasarkan adanya perbedaan suspensi yang mulai terbentuk pada chamber of suspension. Dimana terdapat HE eksternal yang bertujuan untuk membuat keadaan lewat jenuh pada suhu supersaturasinya. Umpan masuk pada G, masuk kedalam evaporator yang terdapat HE, cairan umpan tersebut masuk kedalam B. Sebelum masuk ke B, pada bagian A cairan induk yang panas akan bercampur dengan panas penguapan pada bagian B. Laju penguapan tersebut harus dikontrol antara kerja pompa untuk mengalirkan cairan induk dengan perubahan panas campuran tersebut. Pada bagian B terjadi proses pencampuran antara keadaan supersaturasi dengan kedaan penguapan, maka sering timbul scale atau kerak garam, sehingga akan mengganggu proses sirkulasi dari aliran tersebut. Sering kali diberikan bibit kristal pada bibit kristal untuk mempercepat pembentukan kristal- kristal yang kita harapkan. 6. OSLO Evaporative Crystallizer
  • 11. Kristaliser jenis ini mengkombinasikan antara pendinginan dan evaporasi untuk mencapai kondisi supersaturasi (larutan lewat jenuh). larutan induk terlebih dahulu dilewatkan melalui sebuah Heat Exchangers yang berada dalam evaporator untuk dipanaskan. Akan terjadi pengurangan jumlah atau kandungan pelarut dan terjadi peningkatan kosentrasi zat terlarut. Larutan yang sudah lewat jenuh dialirkan menuju badan crystallizer untuk diperoleh padatan berupa kristal. . Produk kristal dapat diambil sebagai hasil pada bagian bawah crystallizer 7. OSLO Surface Cooled Crystallizer
  • 12. Prinsip kerja dari crystallizer jenis ini ialah dengan adanya pendinginan dari refrigerant yang digunakan. Dimana umpan berupa cairan induk dimasukkan kebadan crystallizer dengan suhu yang lebih tinggi dari suhu yang refrigerant (suhu cair refrigerant minus). Karena titik didih dari refrigerant sangat kecil atau jauh dibawah suhu cairan induk, maka ada perpindahan panas dari cairan induk menuju refrigerant, dimana akan mengakibatkan suhu refrigerant akan naik dan menguap untuk mendinginkan cairan induk, sampai cairan induk berada pada keadaan lewat jenuhnya. Penggunaan refrigerant ini medium pendingin sangatlah efektif, karena apabila digunakan HE dengan media refrigerant sebagai pendingin, perbedaan suhu yang dihasilkan akan sangat kecil. 8. Direct Contact Refrigeration Crystallizer
  • 13. Terima kasih! Ada pertanyaan?Gausah lah ya, udah jelas kan