2. Kelompok 3
Bika Amalia S (17031010093)
Hubbi Hikmatu Ilma (17031010112)
Abbiyu Fino F (17031010124)
Fajrin Karunia (17031010126)
3. “Kristalisasi adalah salah satu
teknik pemisahan campuran
dimana dalam suatu sistem
dilakukan transfer massa zat
terlarut dari larutan untuk
membentuk padatan berbentuk
kristal.
4. Tahapan utama kristalisasi
nukleasi
Pertumbuh
an kristal
Padatan yang terdispersi dalam
larutan akan berkumpul membentuk
ikatan dan membentuk bibit kristal.
Bibit kristal yang telah mencapai ukuran
tertentu akan mengikat atom lain
membentuk struktur kristal yang sama
sehingga ukuran kristal akan semakin
besar
5. Alat ini berupa suatu saluran yang
panjang dan berjaket, dimana jaket
tersebut untuk aliran air pendingin. Di
dalam salurannya dilengkapi dengan
pengaduk horizontal berbentuk helic.
Selain sebagai pengaduk juga untuk
mengalirkan bahan sesuai dengan arus
aliran helicnya. Larutan masuk pada ujung
yang satu dengan temperature yang
tinggi dan keluar pada ujung yang lain
dengan temperature yang relative rendah.
Air pendingin dapat dialirkan dalam jaket
secara cocurrent ataupun conter current.
Swenson Walker Crystallizer1.
6. Jenis crystallizer ini termasuk jenis
yang batch, artinya tidak ada aliran yang
keluar setiap waktunya. Tangki
crystallizer diisi, lalu diambil hasilnya pada
waktu tertentu. Umpan atau cairan induk
masuk dari atas dan masuk kedalam
tangki untuk didinginkan. Medium
pendingin digunakan koil yang berada
didalam tangki crystallizer tersebut,
sehingga efisiensi perpindahan panas
cukup tinggi. Karena kontak antar cairan
dengan medium pendingin cukup luas.
Batch Stirred Tank
With Internal Cooling
Coil
2.
7. Kristaliser jenis ini mengkombinasikan
antara pendinginan dan evaporasi untuk
mencapai kondisi supersaturasi (larutan
lewat jenuh). larutan induk terlebih dahulu
dilewatkan melalui sebuah Heat
Exchangers yang berada dalam
evaporator untuk dipanaskan. Akan
terjadi pengurangan jumlah atau
kandungan pelarut dan terjadi
peningkatan kosentrasi zat terlarut.
Larutan yang sudah lewat jenuh dialirkan
menuju badan crystallizer untuk diperoleh
padatan berupa kristal. . Produk kristal
dapat diambil sebagai hasil pada bagian
bawah crystallizer
3.
Forced Circulating
Liquid Evaporator
Crystallizer
8. Crystallizer jenis ini menggunkan prinsip sirkulasi
cairan, dimana umpan maupun hasil kristaliasi akan
masuk kedalam Sheell and Tube Heat Exchangers
untuk didinginkan. Pada badan crystallizer akan
terbentuk campuran kristal dan cairan induk, maka
akan terjadi tumbukan antara cairan dengan kristal
sehingga suhu campuran akan meningkat, untuk
mendinginkannya diperlukan medium pendingin.
Adanya pompa menyebabkan cairan induk akan
mengalir secara turbulen baik didalam HE maupun
didalam badan Crystalizer, maka akan terjadi sering
tumbukan untuk menghasilkan krista. Bila kristal
sudah terbentuk maka kristal akan turun karena
adanya gaya gravitasi dan perbedaan massa jenis.
Kristal dariCrystallizer jenis ini berukuran besar
antara 30 – 100 mesh.
4.
Forced Circulation
Baffle Surface Cooled
Crystallizer
9. Proses kerjanya dibedakan menjadi
dua bagian yaitu kristalisasi dan klarifikasi. Pada
kristalisasi, bahan dimasukkan kedalam tangki
DTB Crystallizers melalui pipa Superheated
Solution From Hearter and Recirculation Pump,
komponen ini akan mendorong bahan naik ke
atas dalam Draft Tube. Didalamnya bahan akan
tercampur dan mengalami sirkulasi dengan
bantuan Agitator (pengaduk). Magma yang
terbentuk akan mengalami perubahan density
sehingga uap yang terkandung akan terlepas
menuju Vapors Separation. Lalu magma tersebut
akan mengalami proses nukleasi (pembentukan
inti kristal), kristal yang terbentuk akan
mengendap di dasar larutan dan akan terpisah
antara kristal halus dan kasar pada settling zone.
Pada bagian klarifikasi akan terjadi pemisahan
bentuk kristal, Kristal yang sesuai dengan
keinginan akan diambil dan kristal yang belum
sesuai akan dikembalikan ke zona kristalisasi
untuk proses lebih lanjut.
Draft Tube Baffle
(DTB) Cyrstallizer
5.
10. Crystallizer ini dirancang berdasarkan adanya
perbedaan suspensi yang mulai terbentuk pada
chamber of suspension. Dimana terdapat HE eksternal
yang bertujuan untuk membuat keadaan lewat jenuh
pada suhu supersaturasinya. Umpan masuk pada G,
masuk kedalam evaporator yang terdapat HE, cairan
umpan tersebut masuk kedalam B. Sebelum masuk ke B,
pada bagian A cairan induk yang panas akan bercampur
dengan panas penguapan pada bagian B. Laju
penguapan tersebut harus dikontrol antara kerja pompa
untuk mengalirkan cairan induk dengan perubahan
panas campuran tersebut. Pada bagian B terjadi proses
pencampuran antara keadaan supersaturasi dengan
kedaan penguapan, maka sering timbul scale atau kerak
garam, sehingga akan mengganggu proses sirkulasi dari
aliran tersebut. Sering kali diberikan bibit kristal pada
bibit kristal untuk mempercepat pembentukan kristal-
kristal yang kita harapkan.
6. OSLO Evaporative Crystallizer
11. Kristaliser jenis ini mengkombinasikan
antara pendinginan dan evaporasi untuk
mencapai kondisi supersaturasi (larutan
lewat jenuh). larutan induk terlebih dahulu
dilewatkan melalui sebuah Heat
Exchangers yang berada dalam
evaporator untuk dipanaskan. Akan
terjadi pengurangan jumlah atau
kandungan pelarut dan terjadi
peningkatan kosentrasi zat terlarut.
Larutan yang sudah lewat jenuh dialirkan
menuju badan crystallizer untuk diperoleh
padatan berupa kristal. . Produk kristal
dapat diambil sebagai hasil pada bagian
bawah crystallizer
7.
OSLO Surface Cooled
Crystallizer
12. Prinsip kerja dari crystallizer jenis ini ialah
dengan adanya pendinginan dari refrigerant yang
digunakan. Dimana umpan berupa cairan induk
dimasukkan kebadan crystallizer dengan suhu yang
lebih tinggi dari suhu yang refrigerant (suhu cair
refrigerant minus). Karena titik didih dari refrigerant
sangat kecil atau jauh dibawah suhu cairan induk,
maka ada perpindahan panas dari cairan induk
menuju refrigerant, dimana akan mengakibatkan
suhu refrigerant akan naik dan menguap untuk
mendinginkan cairan induk, sampai cairan induk
berada pada keadaan lewat jenuhnya. Penggunaan
refrigerant ini medium pendingin sangatlah efektif,
karena apabila digunakan HE dengan media
refrigerant sebagai pendingin, perbedaan suhu yang
dihasilkan akan sangat kecil.
8. Direct Contact
Refrigeration Crystallizer