Dokumen ini membahas tentang perdarahan ante partum yang dapat terjadi akibat solusio plasenta, plasenta previa, atau vasa previa. Diagnosis didasarkan pada anamnesa, pemeriksaan fisik, dan ultrasonografi. Penanganannya bervariasi antara pengawasan konservatif hingga persalinan secara vagina atau sesarana, tergantung pada usia kehamilan dan berat janin. Komplikasi yang mungkin timbul termasuk asfiksia
1. PERDARAHAN ANTE PARTUM
Pengertian 1. Perdarahan per vaginam pada kehamilan > 20 minggu.
2. Solusio plasenta : lepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari tempat
insersinya yang normal, sebelum janin lahir.
3. Plasenta previa : plasenta yang menutupi sebagian (parsialis,
marginalis, letak rendah) atau seluruh jalan lahir (totalis).
Kriteria Diagnosis 1. Anamnesis
a. Usia gestasi
b. Perdarahan, disertai nyeri perut atau tidak
c. Sakit perut, terus-menerus
d. Kausa: darah tinggi, jatuh, diurut, dll
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum, anemis
b. Tanda vital: TD, nadi
3. Pemeriksaan obstetric
a. Janin hidup/mati
b. Letak janin
c. Inspekulo (tidak boleh periksa dalam)
Diagnosis Banding 1. Solusio plasentae
Terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada fundus uteri/korpus
uteri sebelum janin lahir
a. Ringan
Perdarahan kurang dari 100-200 cc, uterus tidak tegang, belum ada
tanda renjatan, janin hidup, pelepasan kurang dari 1/6 bagian
permukaan, kadar fibrinogen plasma lebih dari 250 mg %.
b. Sedang
Perdarahan lebih dari 200 cc, uterus tegang terdapat tanda pra
renjatan, gawat janin atau janin telah mati, pelepasan plasenta ¼
2. sampai 2/3 bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma 120-150
mg%.
c. Berat
− Uterus tegang dan berkontraksi tetanis, terdapat tanda renjatan,
biasanya janin sudah mati, pelepasan plasenta bisa
terjadi pada lebih dari 2/3 bagian permukaan atau seluruh bagian
permukaan.
2. Plasenta previa
− Plasenta yang letaknya tidak normal sehingga menutupi sebagian
atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internum).
3. Vasa previa
− Tali pusat berinsersi pada selaput ketuban tempat pembuluh
darahnya berjalan di antara lapisan.
Pemeriksaan
Penunjang
1. CBC, BT/CT, golongan darah, elektrolit
2. USG : menilai letak plasma, usia gestasi, keadaan janin
3. Kardiotokografi (KTG).
Konsultasi 1. Dokter Spesialis Anak
2. Dokter Spesialis Anestesi
3. Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Terapi A. Kehamilan preterm, berat janin < 2500 gram
1. Solusio plasentae
a. Ringan
− Ekspektatif / konservatif (bila janin preterm atau berat janin
< 2000 g).
• Tirah baring.
• Atasi anemi.
• Tokolitik: antiprostaglandin, nifedipin, magnesium
sulfat, atau beta mimetik.
• Asam traneksamat.
3. • USG dan KTG serial, kalau memungkinkan.
− Aktif
• Mengakhiri kehamilan, bila keadaan memburuk,
perdarahan berlangsung terus, kontraksi uterus
berlangsung, dapat mengancam ibu/janin.
• Partus per vaginam (amniotomi/oksitosin infus).
• Seksio sesarea bila skor pelvis <5 atau persalinan masih
> 6 jam.
b. Sedang/berat
− Resusitasi cairan
− Atasi anemi (transfusi darah)
− Partus per vaginam
− Bila diperkirakan partus dapat berlangsung dalam 6 jam
(amniotomi dan infus oksitosin).
− Seksio sesarea terutama bila janin hidup
2. Plasenta previa
a. Bila perdarahan sedikit
− Dirawat sampai usia kehamilan > 36 minggu, mobilisasi
bertahap. Bila ada kontraksi, lihat penanganan persalinan
preterm.
b. Bila perdarahan banyak
− Resusitasi cairan.
− Atasi anemia (transfusi darah).
3. Vasa previa
a. Tes (Apt) positif (terdapat darah janin).
b. Pembuluh darah janin dapat diraba melalui pembukaan serviks.
c. Vasa previa terlihat melalui spekulum/amnioskop.
d. Bila janin mati → partus per vaginam
e. Janin hidup → seksio sesarea
B. Usia gestasi 37 minggu atau lebih / taksiran berat fetus 2500 g atau
lebih
4. 1. Solusio plasentae : seksio sesarea
2. Plasenta previa: seksio sesarea
3. Vasa previa: seksio sesarea, kecuali bila janin mati
Perawatan RS Rawat Inap
Standar Tenaga Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan.
Penyulit 1. Pada ibu
a. Renjatan
b. Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)
c. Gagal ginjal akut/nekrosis tubuler akut
d. Atonia uteri/Uterus couvelaire
e. Perdarahan pada implantasi uterus di segmen bawah
2. Pada janin
a. Asfiksia
b. BBLR
c. RDS
Informed Consent Tertulis, dilakukan saat pasien masuk RS. Penjelasan kepada pasien dan
atau keluarga sampai tindakan histerektomi obstetric bila perdarahan tidak
teratasi.
Luaran 1. Komplikasi : diharapkan minimal/tidak ada.
2. Kesembuhan : diharapkan sempurna.