SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
Fitriadewi@dsn.dinus.ac.id
Epidemiologi
Penyakit Menular
dan Non Menular
Fitria Dewi Puspita Anggraini
Fakultas Kesehatan
Universitas Dian Nuswantoro
2020
Pendahuluan
01
Topik Bahasan
Penyakit Epidemik dan Endemik;
Penyakit Menular dan Non Menular
Penyakit Perilaku
02
Rantai Infeksi
03
Investigasi dan Pengendalian
04
Konsep Pemberantasan
05
Topik Bahasan
Metode Pemberantasan Penyakit
Menular dan Non Menular
06
Komponen Dasar dan
Kegiatan Penunjang
Pemberantasan Penyakit
07
Section Break
Penyakit Epidemik & Endemik
Epidemik
Penyakit yang timbul sebagai
kasus baru pada suatu populasi
tertentu dalam suatu periode
waktu tertentu, dengan laju yang
melebihi batas jumlah normal
Kasus
Seseorang yang telah
didiagnosis penyakit
yang dideritanya, jadi
bukan sekedar
terinfeksi
Kasus
Primer
Kasus pertama yang
menjadi sumber
penyebaran penyakit
menular yang terjadi
dalam komunitas
Endemis
Suatu kejadian penyakit yang
terjadi secara menetap, tidak
cepat hilang, jumlah orang
yang terinfeksi secara luar
biasa dalam masyarakat pada
suatu tempat/populasi tertentu
Pandemik
Epidemik yang terjadi
dalam daerah yang
sangat luas dan
biasanya mencakup
proporsi populasi yang
banyak
Kasus
Indeks
Kasus pertama yang
diperoleh atau
mendapatkan perhatian
dalam laporan kejadian
penyakit/wabah
Section Break
Penyakit menular
ditandai dengan
adanya agen atau
penyebab penyakit
yang hidup dan dapat
berpindah ke orang
lain
Suatu penyakit dpat
menular dari satu orang ke
orang lain ditentukan oleh 3
faktor, yakni: agen
(penyebab penyakit), host
(induk semang/penjamu)
dan route of transmission
(jalannya penularan)
Adalah penyakit yang
dapat berpindah dari
satu orang ke orang lain,
baik secara langsung
maupun tidak langsung
Epidemiologi Penyakit
Menular (PM)
Host adalah orang atau binatang yang masih
sehat yang memberikan tempat yang cocok
bagi suatu agent yang infeksius untuk
tumbuh dan memperbanyak diri dalam
kondisi yang alamiah.
Beberapa istilah yang harus dikenali yaitu
Inkubasi adalah waktu antara masuknya
agent infeksius dan munculnya gejala
penyakit.
Imunisasi adalah perlindungan terhadap
individu yang rentan terhadap penyakit
menular dengan memberikan agent infeksius
yang hidup yang telah dimodifikasi.
Pejamu (Host)
Agent Infeksi
(Etiologi/Penyebab
Infeksi)
Penyebab penyakit khususnya penyakit menular
adalah agent infeksi.
Infeksi adalah masuk dan berkembangnya sebuah
agent yang infeksius di dalam host.
Infeksi tidak sama dengan penyakit, karena kadang
infeksi tidak menghasilkan penyakit secara klinik.
Patogenitas agent adalah kemampuan
menghasilkan penyakit, diukur menurut rasio jumlah
orang yang menderita penyakit terhadap jumlah
orang yang terpapar.
Virulensi adalah ukuran tingkat keganasan penyakit
dari yang rendah sampai tinggi. Infektivitas adalah
kemampuan agent menginvasi/ memproduksi infeksi
dari host.
Klasifikasi Agen
Golongan Protozoa
plasmodium
Golongan Jamur
Histoplasmosis capsulatum
Golongan Cacing
Ascaris (cacing gelang),
cacing kremi, cacing pita,
cacing tambang
Golongan Ricketsia
Salmonella typhi, salmonella
paratyphi
Golongan Bakteri
E. coli, mycobacterium
tuberculosis, streptokokus,
staphylokokus
Golongan Virus
Arbovirus, adenovirus,
hantavirus, coronavirus,
hemophilus influenza
Persyaratan Kehidupan Agen
Berkembang
Biak
Menginfeksi
induk semang
baru tersebut
Bergerak atau
berpindah dari
induk semang
Mencapai induk
semang baru
Reservoar adalah habitat atau tempat
di mana bibit penyakit mampu hidup
dan berkembang biak.
Reservoar dapat berupa manusia,
binatang, atau benda-benda mati.
Reservoar
Artinya kelompok penyakit menular
dijumpai lebih sering pada manusia.
Penyakit ini pada umumnya berpindah
dari manusia ke manusia dan hanya
menimbulkan penyakit pada manusia
saja.
Contoh penyakit: campak (measles),
cacar air (smallpox), typhus, meningitis,
gonorrhea dan sifilis.
Manusia sebagai reservoar dapat
menjadi kasus yang aktif dan carrier
Reservoar di
Dalam
Manusia
Penyakit menular yang mengenai
manusia dapat berasal dari binatang
terutama yang termasuk dalam
kelompok penyakit zoonosis yaitu
penyakit pada binatang vertebrata yang
dapat menular pada manusia
Reservoar
pada
Binatang
Reservoar pada Binatang
Simple
PowerPoint
Penyakit trichinosis reservoar
utamanya babi
Penyakit pes, reservoar
utamanya tikus
Penyakit rabies, reservoar
utamanya anjing
Penyakit hidatosis
reservoar utamanya anjing
Penyakit bovine
tuberculosis reservoar
utamanya sapi
Penyakit bracellosis
reservoar utamanya
kambing
Penyakit leptospirosis
reservoar utamanya tikus
Penyakit-penyakit yang mempunyai
reservoar pada benda-benda mati pada
dasarnya adalah saprofit hidup dalam
tanah.
Pada umumnya bibit penyakit ini
berkembang biak pada lingkungan
yang cocok untuknya.
Oleh karena itu, bila terjadi perubahan
temperatur dan kelembaban dari
kondisi dimana ia dapat hidup, maka ia
akan berkembang biak dan siap infektif
Benda-
Benda Mati
sebagai
Reservoar
Contoh Reservoar pada Benda Mati
Sumber Infeksi dan Penyebaran Penyakit
Upaya memutus rantai
penularan
Pengetahuan tentang jalan
masuk agen penting dalam
epidemiologi karena dapat
memutus perjalanan agen
masuk ke dalam tubuh
manusia
Portal of Entry
Jika agen ingin berpindah ke
penderita baru lagi, harus
keluar melalui pintu tertentu
Kepentingan Identifikasi /
Diagnosis
Pengetahuan tentang jalan
keluar agen bermanfaat
dalam menemukan agen
untuk kepentingan identifikasi
/ diagnosis penyakit
Sumber Infeksi
Semua benda termasuk
orang/binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada
seseorang.
Reservor juga berperan
sebagai sumber penyakit
Portal of Entry
Untuk menularkan penyakit,
agen memulai aksinya
dengan memasuki pintu
masuk tertentu pada calon
penderita baru
Route Penularan
Route penularan adalah
mekanisme di mana
agen/penyebab penyakit
ditularkan dari satu orang
ke orang lain
Definisi
Umumnya terjadi pada
masyarakat yang hidup di
lingkungan padat
penduduknya
Contoh: gatal-gatal, panu,
kadas
Kontak Langsung
Penularan ini terjadi
melalui perantaraan
tangan,
makanan/minuman
Contoh: kolera, thypus
Infeksi (infection)
Penularan melalui
udara/pernafasan,
disebut juga dengan
airborne disease/airborne
infection
Contoh: TBC
Inhalasi (Inhalation)
Penularan ditularkan
langsung agen sebagai
organisme penyebab
penyakit
Contoh: penetrasi pada
kulit misalnya cacing
tambang
Penetrasi pada Kulit
Merupakan infeksi yang
diperoleh melalui plasenta
dari ibu penderita penyakit
sewaktu mengandung
Infeksi melalui Plasenta
Fisik (alam),
misalnya tanah,
udara, dan air
Fisik dan atau
sosial, berupa
kumpulan manusia
atau masyarakat.
Lingkungan juga
berperan penting
dalam penyebaran
penyakit
Lingkungan
(Environment)
Biologik, yang dapat
berupa flora dan
fauna
Section Break
Penyakit Kronik
Dipakai untuk
penyakit tidak
menular karena
kelangsungannya
biasanya bersifat
kronik (menahun)
atau lama
Penyakit Non Infeksi
Penyebab penyakit tidak
menular biasanya bukan
oleh mikroorganisme.
Adalah penyakit yang
tidak dapat berpindah
dari satu orang ke
orang yang lain
Epidemiologi Penyakit
Tidak Menular (PTM)
Penyakit Degenerative
Kejadian penyakit tidak
menular berkaitan dengan
proses degenerasi atau
penuaan, sehingga banyak
ditemukan pada usia lanjut
New Communicable
Disease
Penyakit dianggap dapat
menular melalui gaya hidup
(life style), tetapi tidak
membutuhkan rantai
penularan tertentu
Perbandingan Karakteristik Penyakit Menular dan
Tidak Menular
Penyakit Menular (PM) Penyakit Tidak Menular (PTM)
1. Banyak ditemui di negara
berkembang
1. Banyak ditemui di negara
industri/maju
2. Rantai penularan jelas 2. Tidak ada rantai penularan
3. Masa berlangsung umum akut 3. Masa berlangsung umumnya kronik
4. Etiologi penyebab penyakit jelas 4. Etiologi penyebab penyakit tidak
jelas
5. Bersifat single-causa 5. Bersifat multi-causa
6. Diagnosis mudah dilakukan 6. Diagnosis sulit dilakukan
7. Lebih mudah dicari penyebabnya 7. Agak sulit mencari penyebabnya
8. Biaya pengobatan relatif murah 8. Biaya pengobatan cenderung
mahal
9. Jelas muncul di permukaan 9. Ada iceberg phenomen
10. Morbiditas dan mortalitasnya
cenderung menurun
10. Morbiditas dan mortalitasnya
cenderung meningkat
Risk factor adalah istilah yang
digunakan untuk menyebutkan faktor
resiko pada penyakit tidak menular,
sebagai pembeda dengan istilah
etiologi pada penyakit menular
Contoh: merokok, alkohol, diet, gaya
hidup, obesitas, radiasi, sexual
behavoiur, obat-obatan, stres.
Faktor Resiko
Penyakit Tidak
Menular
Section Break
Setiap penyakit pasti timbul melalui
proses kejadian yang umumnya relatif
tetap.
Suatu proses pasti melalui langkah-
langkah tertentu, dapat pendek tetapi
juga dapat panjang.
Rantai infeksi terjadi sebagai akibat dari
interaksi agent, proses transmisi dan
host.
Efeknya bervariasi dari infeksi yang
tidak tampak sampai penyakit parah
serta kematian.
Rantai Infeksi
Section Break
Identifikasi
kasus
Pengumpulan
data
Tujuan: mengidentifikasi
penyebab dan cara
mengendalikan penyakit
Investigasi& Pengendalian
Epidemiologi Penyakit
Penerapan langkah
pengendalian
Penelitian
pendahuluan
Analisis
Data
Penyebaran
data dan
follow up
Langsung ke sumber
infeksi/ penyebaran
untuk melindungi
orang-orang yang
terpapar
Memindahkan sumber
infeksi, contohnya
penarikan makanan yang
terkontaminasi
Manajemen epidemi adalah
penanganan kasus-kasus,
mencegah penyebaran
lebih lanjut dan
pemantauan terhadap efek
yang timbul akibat langkah
pengendalian
Manajemen
Pengendalian
KONSEP
PEMBERANTASAN
• Pemberantasan penyakit merupakan pioner pertama dari usaha
kesehatan masyarakat secara menyeluruh yang terus
berkembang sampai saat ini.
• Dengan tujuan secara langsung maupun tidak untuk menunjang
keberhasilan program pemberantasan penyakit.
• Dalam pemberantasan bukan hanya penyakit menular yang
menjadi perhatian namun penyakit tidak menular pun perlu
mendapat perhatian, karena frekuensinya makin tinggi dan banyak
menimbulkan penderitaan pula.
• Pengetahuan mengenai pemberantasan dibedakan menjadi 2,
yakni dasar-dasar pemberantasan penyakit dan program
pemberantasan penyakit.
Pada prinsipnya, penanganan penyakit di
masyarakat dapat di kategorikan menjadi 2
tingkat yaitu kontrol dan eradikasi.
Tujuan umum pemberantasan penyakit
adalah:
1. Mengurangi/mengeliminasi jlh penderita
sehingga penularan penyakit menjadi
berkurang pula.
2. Melindungi penduduk yang sehat supaya
tetap sehat.
Berdasarkan harapan dan kenyataan timbullah konsep
“kontrol” (pemberantasan), dan “eradikasi” (pembasmian).
Pemberantasan mengarah pada penurunan angka
penyakit, sedangkan pembasmian bertujuan
menghilangkan penyakit sama sekali. Keduanya
dipertahankan oleh karena:
1. Kekacauan konsep dari definisi eradikasi.
2. Alasan-alasan yang menyangkut sosial biologik.
3. Alasan-alasan yang berhubungan dengan segi
administrasi, dan perencanaan kesehatan.
KONSEP PEMBERANTASAN
Lebih ditujukan kepada praktisi kesehatan masyarakat
dengan prinsip:
1. Kontrol (pemberantasan penyakit)  reduksi prevalensi
penyakit tertentu sampai batas yang relatif rendah.
2. Eradikasi (pembasmian penyakit)  reduksi penyakit
tertentu sampai batas tidak adanya transmisi/penularan pada
daerah tertentu
Konsep Andrews-Langmuir
Lebih mengarah pada praktisi kesehatan
masyarakat, dengan prinsip:
Eradikasi  reduksi sampai tingkat yang
sesuai kepentingan kesehatan masyarakat,
yaitu frekuensi penyakit sangat rendah,
dan transmisi sangat lambat
Konsep Rusia
Konsep ini campuran dari ilmiah
maupun praktisi kesehatan
masyarakat dengan prinsip:
Eradikasi seperti yang dimaksud
pada konsep rusia disebut dengan
nama “eliminasi”. Jadi dalam
penanganan penyakit terdapat 3
tingkat yaitu; kontrol eliminasi, dan
eradikasi
Konsep Payne
Konsep ini lebih mengarah ke ilmu
pengetahuan, dengan prinsip:
Eradikasi  reduksi, sampai
agent penyakit hilang sama sekali
Konsep Cockburn
Tujuan Khusus Pemberantasan Penyakit
Menangani lingkungan
supaya tidak
membantu menjadi
tempat penularan
penyakit.
Mencegah
timbulnya penyakit
tidak menular
sampai tingkat
serendah mungkin
Menggerakkan
masyarakat supaya
turut serta
mencegah dan
memberantas
penyakit
Menurunkan jumlah
penderita yang ada di
masyarakat sampai
pada tingkat serendah
mungkin
Menurunkan
jumlah carrier
dan sumber
bukan manusia
ketingkat yang
serendah-
rendahnya
Meningkatkan daya
tahan dan kekebalan
masyarakat, khususnya
terhadap penyakit
menular
Menurunkan jumlah
vektor dan vehikel
sampai tingkat yang
menyudutkan penular
Memonitor tingkat
penyakit dan
penularannya
sepanjang waktu
RUANG LINGKUP PEMBERANTASAN PENYAKIT
Materi
• Penyakit Menular (baik penyakit yang sudah diprogramkan atau belum)
• Penyakit Tidak Menular
Masalah
• Penyakit yang biasanya lebih diperhatikan adalah penyakit yang banyak menimbulkan kerugian
karena: Angka kematian sangat tinggi, menimbulkan kecacatan yang cukup berat, frekuensinya
dimasyarakat sangat tinggi, dan mempunyai kecenderungan (trend) yang meningkat.
Kegiatan
• Meliputi kegiatan terhadap penderita, orang sehat, lingkungan, perantara penyakit, monitoring, dan
administrasi.
Waktu
• Meliputi kegiatan jangka panjang yaitu terhadap penyakit-penyakit yang sudah bersifat endemik,
dan ditangani oleh program pemberantasan, dan kegiatan yang relatif berjangka pendek yaitu
ditujukan pada penyakit epidemi/wabah/KLB
Metode
• Khusus untuk deteksi penderita dan pengobatan biasanya menggunakan metode yang lebih sederhana
dibanding kegiatan klinik/medik, tetapi masih efektif dan efisien. Selain itu kegiatan langsung ke
masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya sekelompok penderita. Hal ini perlu diperhatikan, karena
disinilah letak perbedaannya dengan pelayanan klinis dan kedokteran sosial
KLASIFIKASI PEMBERANTASAN PENYAKIT
Berdasarkan menular tidaknya penyakit
•1. Pemberantasan penyakit menular, baik penularan secara langsung maupun tidak
2. Pemberantasan penyakit tidak menular, termasuk didalamnya kecelakaan dan
keracunan, dll
Berdasarkan waktu perjalanan penyakit secara alamiah
1. Pemberantasan penyakit akut
2. Pemberantasan penyakit kronis
Berdasarkan Cara Penularannya
1. Pemberantasan penyakit yang ditularkan lewat udara
2. Pemberantasan penyakit yang ditularkan lewat serangga
3. Pemberantasan penyakit yang ditularkan melalui kontak
4. Pemberantasan penyakit menular melalui parentral (darah)
KLASIFIKASI PEMBERANTASAN PENYAKIT
Berdasarkan cara penularannya (modifikasi oleh DEPKES RI)
•1. Pemberantasan penyakit yang ditularkan langsung
2. Pemberantasan penyakit yang ditularkan binatang
3. Pemberantasan penyakit yang di tularkan melalui makanan
Berdasarkan kelompok jenis penyebabnya
1. Pemberantasan penyakit virus
2. Pemeberantasan penyakit jamur
Berdasarkan Jenis Organ yang diserang agent penyakit
1. Pemberantasan penyakit traktus respiratorius
2. Pemberantasan penyakit kelamin
Ilmu pendukung
pemberantasan
penyakit
Ilmu
Penyakit
Umum
Ilmu Sosial
Ilmu
Kesehatan
Masyarakat
Epidemiologi
Ilmu
Administrasi
Ilmu
Preklinik
METODE PENDEKATAN
PEMBERANTASAN PENYAKIT
Pendekatan program pemberantasan
penyakit
• Konsep program pada permasalahan penyakit yang selalu ada.
• Ciri khas:
• Menutup rantai transmisi/proses kejadian penyakit merupakan sasaran utama.
• Mengobati penderita dan kontak adalah sasaran berikutnya.
Pendekatan penanggulangan
wabah/KLB
• Dalam waktu singkat, penanganan cepat untuk memutuskan transmisi dari sumber,
menghindari perluasan dan penambahan jumlah yang sakit.
• Ciri khas:
• Menangani penderita dan kontak justru yang utama.
• Memutuskan rantai transmisi/kejadian yang kemudian
PRINSIP PEMBERANTASAN PENYAKIT
Secara
program
(berulang)
• Umumnya dilakukan pada: penyakit
endemik, rentang waktu cukup lama, dan
perlu pentahapan yang ketat.
Secara
proyek (sekali
jalan)
• Umumnya dilakukan pada: penyakit
epidemik (wabah), rentang waktu relatif
singkat, dan umumnya tanpa pentahapan
yang ketat
KOMPONEN PEMBERANTASAN PENYAKIT
KOMPONEN : jenis tindakan dalam program
TIAP PROGRAM : banyak tindakannya
bervariasi per penyakit
RUANG LINGKUP TINDAKAN
1. Jenisnya banyak, meliputi segi penderita, host, perantara,
lingkungan, surveilans, administrasi, dsb. Misalnya kapal
terjangkit penyakit, karantina dapat ditahan.
2. Tindakan standar (DEPKES), agar: Seragam, mudah di
evaluasi, efektif dan efisien, tindakan mudah
dilaksanakan, tindakan tidak terlalu mahal.
JENIS-JENIS KOMPONEN UTAMA
Penderita
Contact
Person
Transmitter Administratif
Surveilans
Lingkungan
dan Agent
Tindakan
Tambahan
PENDERITA
Tindakan:
case finding (passive case finding & active case finding)
Prosedur:
1. Gunakan kriteria standar
2. Lakukan terhadap yang dicurigai
3. Nyatakan case bila sesuai kriteria, suspect case bila meragukan dan dapat dilakukan pemeriksaan ulang.
4. Prinsipnya hampir sama dengan praktik klinis namun disederhanakan.
5.Yang perlu diingat spesimen ditangani dengan baik.
case holding
Prosedur: menangani penderita sampai akhir, pengobatan penderita dan tindakan lain.
Jenis pengobatan yaitu;
1. simptomatic (presumptive) treatment  jenis pengobatan ini hanya mengurangi gejala
2. radikal treatment  menyembuhkan
Prosedur:
1. Ambulatory treatment  berobat jalan (bila tidak membehayakan lingkungannya)
2. Centralized treatment  di center tertentu (bila keadaan memaksa atau untuk isolasi)
3. Hospitalization  isolasi rawat inap (untuk perawatan yang intensif)
4. Isolasi penderita (dipisahkan dari lingkungan)
5. Edukasi penderita
Contact Person
Tindakan:
1. Contact tracing  memerlukan kontak sekitar penderita
Prosedurnya : sama seperti kontak
Dilakukan tindakan ini hanya untuk penyakit menular.
2. Pengobatan kontak  pengobatan yang dilakukan bagi yang belum sakit.
Disebut juga pengobatan profilaksis, dengan tujuan mencegah penularan.
Prosedurnya: seperti pada penderita tetapi waktunya lebih pendek
Khusus veneral disease : kontak harus diobati seperti penderita.
3. Edukasi kontak  penyuluhan untuk mencegah penyakit (tanda dan cara penularan, tindakan
menghindari infeksi, tindakan yang dilakukan bila tahu orang sakit serupa (lapor), meningkatkan
kondisi dan kebiasaan yang baik dan tindakan lain yang di perlukan.
4. Segregasi  memisahkan kontak dari sumber penyakit. Biasanya terhadap golongan anak
sehingga penularan bisa dicegah
5. Imunisasi
6. Proteksi  menggunakan pelindung supaya tidak terpapar oleh agent penyakit yang digunakan
oleh orang sehat (host)
Transmitter
Tindakan terhadap perantara:
1. Vector control  pemberantasan terhadap vektor (serangga) untuk memutuskan rantai tranmisi.
2. Pestisida (insecticiIde)  jenisnya banyak, merupakan racun, pembasmian dengan
insecticide/pestisida itu efektif, cepat tetapi mahal. Dapat digunakan terutama pada saat wabah.
Cara : spraying, fogging, fumigation, feeding. Saat penggunakan pestisida yang perlu diingat yaitu
petugas harus menggunakan proteksi, masyarakat dikondisikan, hewan ternak disingkirkan,
pembuangan residu insektisida tidak boleh sembarangan.
3. Environmental VC  Pemberantasan dengan perbaikan sanitasi, cenderung murah, efektif tetapi
membutuhkan waktu yang lama. Cara ini dapat digunakan sepanjang masa.
4. Mechanical VC  Populasi di tekan dengan tindakan mekanikal. Cara ini dapat murah sampai
dengan mahal, kurang efektif dan membutuhkan waktu yang lama. Caranya: trapping
(perangkap), sucking (alat hisap), dipukul dll.
5. Biological VC  Populasi dikurangi dengan tindakan tertentu, sesuai biologiknya. Cenderung
murah, kurang efektif dan membutuhkan waktu yang lama. Contoh tindakan: menyebarkan
serangga jantan, menyebarkan predator, dll
6. Pencegahan dengan metode lain penggunaan repellant, obat nyamuk, hewan piaraan sebagai
tameng
EPIDEMI PENYAKIT

More Related Content

Similar to EPIDEMI PENYAKIT

Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahaya
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahayaUnit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahaya
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahayanorizan simbok
 
Komponen proses penyakit menular (3)
Komponen proses penyakit menular (3)Komponen proses penyakit menular (3)
Komponen proses penyakit menular (3)Andhyy Ilham
 
Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1HMRojali
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiAnggita Dewi
 
01 MI 1 -PB 1 Surveilans Epidemiologi- fundamental Epidemiologi.ppt
01 MI 1 -PB 1 Surveilans Epidemiologi- fundamental Epidemiologi.ppt01 MI 1 -PB 1 Surveilans Epidemiologi- fundamental Epidemiologi.ppt
01 MI 1 -PB 1 Surveilans Epidemiologi- fundamental Epidemiologi.ppthikmandayanisst
 
pelatihan fundamental epidemiologi
pelatihan fundamental epidemiologipelatihan fundamental epidemiologi
pelatihan fundamental epidemiologiribe20101
 
Makalah penyakit menular
Makalah penyakit menularMakalah penyakit menular
Makalah penyakit menularWarnet Raha
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanTini Wartini
 
5_Infeksi_nosokomial.ppt
5_Infeksi_nosokomial.ppt5_Infeksi_nosokomial.ppt
5_Infeksi_nosokomial.pptmuhammadimron53
 
Ppt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakatPpt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakatlis yulitasari
 
GTsiompah_ Konsep Sakit dan Variabel Epidemiologi.pdf
GTsiompah_ Konsep Sakit dan Variabel Epidemiologi.pdfGTsiompah_ Konsep Sakit dan Variabel Epidemiologi.pdf
GTsiompah_ Konsep Sakit dan Variabel Epidemiologi.pdfTsiompahGREG
 
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULARBAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULARNajMah Usman
 
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakitSyahrum Syuib
 
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs)
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs) Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs)
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs) pjj_kemenkes
 

Similar to EPIDEMI PENYAKIT (20)

Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahaya
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahayaUnit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahaya
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahaya
 
Epidemiologi HIV / AIDS
Epidemiologi HIV / AIDSEpidemiologi HIV / AIDS
Epidemiologi HIV / AIDS
 
Komponen proses penyakit menular (3)
Komponen proses penyakit menular (3)Komponen proses penyakit menular (3)
Komponen proses penyakit menular (3)
 
Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologi
 
Kaedah epidemiologi
Kaedah epidemiologiKaedah epidemiologi
Kaedah epidemiologi
 
01 MI 1 -PB 1 Surveilans Epidemiologi- fundamental Epidemiologi.ppt
01 MI 1 -PB 1 Surveilans Epidemiologi- fundamental Epidemiologi.ppt01 MI 1 -PB 1 Surveilans Epidemiologi- fundamental Epidemiologi.ppt
01 MI 1 -PB 1 Surveilans Epidemiologi- fundamental Epidemiologi.ppt
 
pelatihan fundamental epidemiologi
pelatihan fundamental epidemiologipelatihan fundamental epidemiologi
pelatihan fundamental epidemiologi
 
Pengendalian vektor
Pengendalian vektorPengendalian vektor
Pengendalian vektor
 
Makalah penyakit menular
Makalah penyakit menularMakalah penyakit menular
Makalah penyakit menular
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatan
 
5_Infeksi_nosokomial.ppt
5_Infeksi_nosokomial.ppt5_Infeksi_nosokomial.ppt
5_Infeksi_nosokomial.ppt
 
Ppt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakatPpt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakat
 
triad epid HIV.docx
triad epid HIV.docxtriad epid HIV.docx
triad epid HIV.docx
 
Epid kelompok 1
Epid kelompok 1Epid kelompok 1
Epid kelompok 1
 
GTsiompah_ Konsep Sakit dan Variabel Epidemiologi.pdf
GTsiompah_ Konsep Sakit dan Variabel Epidemiologi.pdfGTsiompah_ Konsep Sakit dan Variabel Epidemiologi.pdf
GTsiompah_ Konsep Sakit dan Variabel Epidemiologi.pdf
 
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULARBAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
 
Makalah penyakit menular
Makalah penyakit menularMakalah penyakit menular
Makalah penyakit menular
 
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
 
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs)
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs) Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs)
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs)
 

More from nurrahmasiarara

More from nurrahmasiarara (6)

Kegiatan Pengendalian Kusta.pptx
Kegiatan Pengendalian Kusta.pptxKegiatan Pengendalian Kusta.pptx
Kegiatan Pengendalian Kusta.pptx
 
kesimpulan
kesimpulankesimpulan
kesimpulan
 
pelvic eex.pptx
pelvic eex.pptxpelvic eex.pptx
pelvic eex.pptx
 
PNPK RUJUKAN MASA HAMIL - Updated.pptx
PNPK RUJUKAN MASA HAMIL - Updated.pptxPNPK RUJUKAN MASA HAMIL - Updated.pptx
PNPK RUJUKAN MASA HAMIL - Updated.pptx
 
kelainan letak janin
kelainan letak janinkelainan letak janin
kelainan letak janin
 
retinopathy
retinopathyretinopathy
retinopathy
 

Recently uploaded

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 

Recently uploaded (20)

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 

EPIDEMI PENYAKIT

  • 1. Fitriadewi@dsn.dinus.ac.id Epidemiologi Penyakit Menular dan Non Menular Fitria Dewi Puspita Anggraini Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro 2020
  • 2. Pendahuluan 01 Topik Bahasan Penyakit Epidemik dan Endemik; Penyakit Menular dan Non Menular Penyakit Perilaku 02 Rantai Infeksi 03 Investigasi dan Pengendalian 04
  • 3. Konsep Pemberantasan 05 Topik Bahasan Metode Pemberantasan Penyakit Menular dan Non Menular 06 Komponen Dasar dan Kegiatan Penunjang Pemberantasan Penyakit 07
  • 5. Penyakit Epidemik & Endemik Epidemik Penyakit yang timbul sebagai kasus baru pada suatu populasi tertentu dalam suatu periode waktu tertentu, dengan laju yang melebihi batas jumlah normal Kasus Seseorang yang telah didiagnosis penyakit yang dideritanya, jadi bukan sekedar terinfeksi Kasus Primer Kasus pertama yang menjadi sumber penyebaran penyakit menular yang terjadi dalam komunitas Endemis Suatu kejadian penyakit yang terjadi secara menetap, tidak cepat hilang, jumlah orang yang terinfeksi secara luar biasa dalam masyarakat pada suatu tempat/populasi tertentu Pandemik Epidemik yang terjadi dalam daerah yang sangat luas dan biasanya mencakup proporsi populasi yang banyak Kasus Indeks Kasus pertama yang diperoleh atau mendapatkan perhatian dalam laporan kejadian penyakit/wabah
  • 7. Penyakit menular ditandai dengan adanya agen atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah ke orang lain Suatu penyakit dpat menular dari satu orang ke orang lain ditentukan oleh 3 faktor, yakni: agen (penyebab penyakit), host (induk semang/penjamu) dan route of transmission (jalannya penularan) Adalah penyakit yang dapat berpindah dari satu orang ke orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung Epidemiologi Penyakit Menular (PM)
  • 8. Host adalah orang atau binatang yang masih sehat yang memberikan tempat yang cocok bagi suatu agent yang infeksius untuk tumbuh dan memperbanyak diri dalam kondisi yang alamiah. Beberapa istilah yang harus dikenali yaitu Inkubasi adalah waktu antara masuknya agent infeksius dan munculnya gejala penyakit. Imunisasi adalah perlindungan terhadap individu yang rentan terhadap penyakit menular dengan memberikan agent infeksius yang hidup yang telah dimodifikasi. Pejamu (Host) Agent Infeksi (Etiologi/Penyebab Infeksi) Penyebab penyakit khususnya penyakit menular adalah agent infeksi. Infeksi adalah masuk dan berkembangnya sebuah agent yang infeksius di dalam host. Infeksi tidak sama dengan penyakit, karena kadang infeksi tidak menghasilkan penyakit secara klinik. Patogenitas agent adalah kemampuan menghasilkan penyakit, diukur menurut rasio jumlah orang yang menderita penyakit terhadap jumlah orang yang terpapar. Virulensi adalah ukuran tingkat keganasan penyakit dari yang rendah sampai tinggi. Infektivitas adalah kemampuan agent menginvasi/ memproduksi infeksi dari host.
  • 9. Klasifikasi Agen Golongan Protozoa plasmodium Golongan Jamur Histoplasmosis capsulatum Golongan Cacing Ascaris (cacing gelang), cacing kremi, cacing pita, cacing tambang Golongan Ricketsia Salmonella typhi, salmonella paratyphi Golongan Bakteri E. coli, mycobacterium tuberculosis, streptokokus, staphylokokus Golongan Virus Arbovirus, adenovirus, hantavirus, coronavirus, hemophilus influenza
  • 10. Persyaratan Kehidupan Agen Berkembang Biak Menginfeksi induk semang baru tersebut Bergerak atau berpindah dari induk semang Mencapai induk semang baru
  • 11. Reservoar adalah habitat atau tempat di mana bibit penyakit mampu hidup dan berkembang biak. Reservoar dapat berupa manusia, binatang, atau benda-benda mati. Reservoar
  • 12. Artinya kelompok penyakit menular dijumpai lebih sering pada manusia. Penyakit ini pada umumnya berpindah dari manusia ke manusia dan hanya menimbulkan penyakit pada manusia saja. Contoh penyakit: campak (measles), cacar air (smallpox), typhus, meningitis, gonorrhea dan sifilis. Manusia sebagai reservoar dapat menjadi kasus yang aktif dan carrier Reservoar di Dalam Manusia
  • 13. Penyakit menular yang mengenai manusia dapat berasal dari binatang terutama yang termasuk dalam kelompok penyakit zoonosis yaitu penyakit pada binatang vertebrata yang dapat menular pada manusia Reservoar pada Binatang
  • 14. Reservoar pada Binatang Simple PowerPoint Penyakit trichinosis reservoar utamanya babi Penyakit pes, reservoar utamanya tikus Penyakit rabies, reservoar utamanya anjing Penyakit hidatosis reservoar utamanya anjing Penyakit bovine tuberculosis reservoar utamanya sapi Penyakit bracellosis reservoar utamanya kambing Penyakit leptospirosis reservoar utamanya tikus
  • 15. Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar pada benda-benda mati pada dasarnya adalah saprofit hidup dalam tanah. Pada umumnya bibit penyakit ini berkembang biak pada lingkungan yang cocok untuknya. Oleh karena itu, bila terjadi perubahan temperatur dan kelembaban dari kondisi dimana ia dapat hidup, maka ia akan berkembang biak dan siap infektif Benda- Benda Mati sebagai Reservoar
  • 16. Contoh Reservoar pada Benda Mati
  • 17. Sumber Infeksi dan Penyebaran Penyakit Upaya memutus rantai penularan Pengetahuan tentang jalan masuk agen penting dalam epidemiologi karena dapat memutus perjalanan agen masuk ke dalam tubuh manusia Portal of Entry Jika agen ingin berpindah ke penderita baru lagi, harus keluar melalui pintu tertentu Kepentingan Identifikasi / Diagnosis Pengetahuan tentang jalan keluar agen bermanfaat dalam menemukan agen untuk kepentingan identifikasi / diagnosis penyakit Sumber Infeksi Semua benda termasuk orang/binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada seseorang. Reservor juga berperan sebagai sumber penyakit Portal of Entry Untuk menularkan penyakit, agen memulai aksinya dengan memasuki pintu masuk tertentu pada calon penderita baru
  • 18. Route Penularan Route penularan adalah mekanisme di mana agen/penyebab penyakit ditularkan dari satu orang ke orang lain Definisi Umumnya terjadi pada masyarakat yang hidup di lingkungan padat penduduknya Contoh: gatal-gatal, panu, kadas Kontak Langsung Penularan ini terjadi melalui perantaraan tangan, makanan/minuman Contoh: kolera, thypus Infeksi (infection) Penularan melalui udara/pernafasan, disebut juga dengan airborne disease/airborne infection Contoh: TBC Inhalasi (Inhalation) Penularan ditularkan langsung agen sebagai organisme penyebab penyakit Contoh: penetrasi pada kulit misalnya cacing tambang Penetrasi pada Kulit Merupakan infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita penyakit sewaktu mengandung Infeksi melalui Plasenta
  • 19. Fisik (alam), misalnya tanah, udara, dan air Fisik dan atau sosial, berupa kumpulan manusia atau masyarakat. Lingkungan juga berperan penting dalam penyebaran penyakit Lingkungan (Environment) Biologik, yang dapat berupa flora dan fauna
  • 21. Penyakit Kronik Dipakai untuk penyakit tidak menular karena kelangsungannya biasanya bersifat kronik (menahun) atau lama Penyakit Non Infeksi Penyebab penyakit tidak menular biasanya bukan oleh mikroorganisme. Adalah penyakit yang tidak dapat berpindah dari satu orang ke orang yang lain Epidemiologi Penyakit Tidak Menular (PTM) Penyakit Degenerative Kejadian penyakit tidak menular berkaitan dengan proses degenerasi atau penuaan, sehingga banyak ditemukan pada usia lanjut New Communicable Disease Penyakit dianggap dapat menular melalui gaya hidup (life style), tetapi tidak membutuhkan rantai penularan tertentu
  • 22. Perbandingan Karakteristik Penyakit Menular dan Tidak Menular Penyakit Menular (PM) Penyakit Tidak Menular (PTM) 1. Banyak ditemui di negara berkembang 1. Banyak ditemui di negara industri/maju 2. Rantai penularan jelas 2. Tidak ada rantai penularan 3. Masa berlangsung umum akut 3. Masa berlangsung umumnya kronik 4. Etiologi penyebab penyakit jelas 4. Etiologi penyebab penyakit tidak jelas 5. Bersifat single-causa 5. Bersifat multi-causa 6. Diagnosis mudah dilakukan 6. Diagnosis sulit dilakukan 7. Lebih mudah dicari penyebabnya 7. Agak sulit mencari penyebabnya 8. Biaya pengobatan relatif murah 8. Biaya pengobatan cenderung mahal 9. Jelas muncul di permukaan 9. Ada iceberg phenomen 10. Morbiditas dan mortalitasnya cenderung menurun 10. Morbiditas dan mortalitasnya cenderung meningkat
  • 23. Risk factor adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan faktor resiko pada penyakit tidak menular, sebagai pembeda dengan istilah etiologi pada penyakit menular Contoh: merokok, alkohol, diet, gaya hidup, obesitas, radiasi, sexual behavoiur, obat-obatan, stres. Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular
  • 25. Setiap penyakit pasti timbul melalui proses kejadian yang umumnya relatif tetap. Suatu proses pasti melalui langkah- langkah tertentu, dapat pendek tetapi juga dapat panjang. Rantai infeksi terjadi sebagai akibat dari interaksi agent, proses transmisi dan host. Efeknya bervariasi dari infeksi yang tidak tampak sampai penyakit parah serta kematian. Rantai Infeksi
  • 27. Identifikasi kasus Pengumpulan data Tujuan: mengidentifikasi penyebab dan cara mengendalikan penyakit Investigasi& Pengendalian Epidemiologi Penyakit Penerapan langkah pengendalian Penelitian pendahuluan Analisis Data Penyebaran data dan follow up
  • 28. Langsung ke sumber infeksi/ penyebaran untuk melindungi orang-orang yang terpapar Memindahkan sumber infeksi, contohnya penarikan makanan yang terkontaminasi Manajemen epidemi adalah penanganan kasus-kasus, mencegah penyebaran lebih lanjut dan pemantauan terhadap efek yang timbul akibat langkah pengendalian Manajemen Pengendalian
  • 29. KONSEP PEMBERANTASAN • Pemberantasan penyakit merupakan pioner pertama dari usaha kesehatan masyarakat secara menyeluruh yang terus berkembang sampai saat ini. • Dengan tujuan secara langsung maupun tidak untuk menunjang keberhasilan program pemberantasan penyakit. • Dalam pemberantasan bukan hanya penyakit menular yang menjadi perhatian namun penyakit tidak menular pun perlu mendapat perhatian, karena frekuensinya makin tinggi dan banyak menimbulkan penderitaan pula. • Pengetahuan mengenai pemberantasan dibedakan menjadi 2, yakni dasar-dasar pemberantasan penyakit dan program pemberantasan penyakit.
  • 30. Pada prinsipnya, penanganan penyakit di masyarakat dapat di kategorikan menjadi 2 tingkat yaitu kontrol dan eradikasi. Tujuan umum pemberantasan penyakit adalah: 1. Mengurangi/mengeliminasi jlh penderita sehingga penularan penyakit menjadi berkurang pula. 2. Melindungi penduduk yang sehat supaya tetap sehat.
  • 31. Berdasarkan harapan dan kenyataan timbullah konsep “kontrol” (pemberantasan), dan “eradikasi” (pembasmian). Pemberantasan mengarah pada penurunan angka penyakit, sedangkan pembasmian bertujuan menghilangkan penyakit sama sekali. Keduanya dipertahankan oleh karena: 1. Kekacauan konsep dari definisi eradikasi. 2. Alasan-alasan yang menyangkut sosial biologik. 3. Alasan-alasan yang berhubungan dengan segi administrasi, dan perencanaan kesehatan.
  • 32. KONSEP PEMBERANTASAN Lebih ditujukan kepada praktisi kesehatan masyarakat dengan prinsip: 1. Kontrol (pemberantasan penyakit)  reduksi prevalensi penyakit tertentu sampai batas yang relatif rendah. 2. Eradikasi (pembasmian penyakit)  reduksi penyakit tertentu sampai batas tidak adanya transmisi/penularan pada daerah tertentu Konsep Andrews-Langmuir Lebih mengarah pada praktisi kesehatan masyarakat, dengan prinsip: Eradikasi  reduksi sampai tingkat yang sesuai kepentingan kesehatan masyarakat, yaitu frekuensi penyakit sangat rendah, dan transmisi sangat lambat Konsep Rusia Konsep ini campuran dari ilmiah maupun praktisi kesehatan masyarakat dengan prinsip: Eradikasi seperti yang dimaksud pada konsep rusia disebut dengan nama “eliminasi”. Jadi dalam penanganan penyakit terdapat 3 tingkat yaitu; kontrol eliminasi, dan eradikasi Konsep Payne Konsep ini lebih mengarah ke ilmu pengetahuan, dengan prinsip: Eradikasi  reduksi, sampai agent penyakit hilang sama sekali Konsep Cockburn
  • 33. Tujuan Khusus Pemberantasan Penyakit Menangani lingkungan supaya tidak membantu menjadi tempat penularan penyakit. Mencegah timbulnya penyakit tidak menular sampai tingkat serendah mungkin Menggerakkan masyarakat supaya turut serta mencegah dan memberantas penyakit Menurunkan jumlah penderita yang ada di masyarakat sampai pada tingkat serendah mungkin Menurunkan jumlah carrier dan sumber bukan manusia ketingkat yang serendah- rendahnya Meningkatkan daya tahan dan kekebalan masyarakat, khususnya terhadap penyakit menular Menurunkan jumlah vektor dan vehikel sampai tingkat yang menyudutkan penular Memonitor tingkat penyakit dan penularannya sepanjang waktu
  • 34. RUANG LINGKUP PEMBERANTASAN PENYAKIT Materi • Penyakit Menular (baik penyakit yang sudah diprogramkan atau belum) • Penyakit Tidak Menular Masalah • Penyakit yang biasanya lebih diperhatikan adalah penyakit yang banyak menimbulkan kerugian karena: Angka kematian sangat tinggi, menimbulkan kecacatan yang cukup berat, frekuensinya dimasyarakat sangat tinggi, dan mempunyai kecenderungan (trend) yang meningkat. Kegiatan • Meliputi kegiatan terhadap penderita, orang sehat, lingkungan, perantara penyakit, monitoring, dan administrasi. Waktu • Meliputi kegiatan jangka panjang yaitu terhadap penyakit-penyakit yang sudah bersifat endemik, dan ditangani oleh program pemberantasan, dan kegiatan yang relatif berjangka pendek yaitu ditujukan pada penyakit epidemi/wabah/KLB Metode • Khusus untuk deteksi penderita dan pengobatan biasanya menggunakan metode yang lebih sederhana dibanding kegiatan klinik/medik, tetapi masih efektif dan efisien. Selain itu kegiatan langsung ke masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya sekelompok penderita. Hal ini perlu diperhatikan, karena disinilah letak perbedaannya dengan pelayanan klinis dan kedokteran sosial
  • 35. KLASIFIKASI PEMBERANTASAN PENYAKIT Berdasarkan menular tidaknya penyakit •1. Pemberantasan penyakit menular, baik penularan secara langsung maupun tidak 2. Pemberantasan penyakit tidak menular, termasuk didalamnya kecelakaan dan keracunan, dll Berdasarkan waktu perjalanan penyakit secara alamiah 1. Pemberantasan penyakit akut 2. Pemberantasan penyakit kronis Berdasarkan Cara Penularannya 1. Pemberantasan penyakit yang ditularkan lewat udara 2. Pemberantasan penyakit yang ditularkan lewat serangga 3. Pemberantasan penyakit yang ditularkan melalui kontak 4. Pemberantasan penyakit menular melalui parentral (darah)
  • 36. KLASIFIKASI PEMBERANTASAN PENYAKIT Berdasarkan cara penularannya (modifikasi oleh DEPKES RI) •1. Pemberantasan penyakit yang ditularkan langsung 2. Pemberantasan penyakit yang ditularkan binatang 3. Pemberantasan penyakit yang di tularkan melalui makanan Berdasarkan kelompok jenis penyebabnya 1. Pemberantasan penyakit virus 2. Pemeberantasan penyakit jamur Berdasarkan Jenis Organ yang diserang agent penyakit 1. Pemberantasan penyakit traktus respiratorius 2. Pemberantasan penyakit kelamin
  • 38. METODE PENDEKATAN PEMBERANTASAN PENYAKIT Pendekatan program pemberantasan penyakit • Konsep program pada permasalahan penyakit yang selalu ada. • Ciri khas: • Menutup rantai transmisi/proses kejadian penyakit merupakan sasaran utama. • Mengobati penderita dan kontak adalah sasaran berikutnya. Pendekatan penanggulangan wabah/KLB • Dalam waktu singkat, penanganan cepat untuk memutuskan transmisi dari sumber, menghindari perluasan dan penambahan jumlah yang sakit. • Ciri khas: • Menangani penderita dan kontak justru yang utama. • Memutuskan rantai transmisi/kejadian yang kemudian
  • 39. PRINSIP PEMBERANTASAN PENYAKIT Secara program (berulang) • Umumnya dilakukan pada: penyakit endemik, rentang waktu cukup lama, dan perlu pentahapan yang ketat. Secara proyek (sekali jalan) • Umumnya dilakukan pada: penyakit epidemik (wabah), rentang waktu relatif singkat, dan umumnya tanpa pentahapan yang ketat
  • 40. KOMPONEN PEMBERANTASAN PENYAKIT KOMPONEN : jenis tindakan dalam program TIAP PROGRAM : banyak tindakannya bervariasi per penyakit RUANG LINGKUP TINDAKAN 1. Jenisnya banyak, meliputi segi penderita, host, perantara, lingkungan, surveilans, administrasi, dsb. Misalnya kapal terjangkit penyakit, karantina dapat ditahan. 2. Tindakan standar (DEPKES), agar: Seragam, mudah di evaluasi, efektif dan efisien, tindakan mudah dilaksanakan, tindakan tidak terlalu mahal.
  • 41. JENIS-JENIS KOMPONEN UTAMA Penderita Contact Person Transmitter Administratif Surveilans Lingkungan dan Agent Tindakan Tambahan
  • 42. PENDERITA Tindakan: case finding (passive case finding & active case finding) Prosedur: 1. Gunakan kriteria standar 2. Lakukan terhadap yang dicurigai 3. Nyatakan case bila sesuai kriteria, suspect case bila meragukan dan dapat dilakukan pemeriksaan ulang. 4. Prinsipnya hampir sama dengan praktik klinis namun disederhanakan. 5.Yang perlu diingat spesimen ditangani dengan baik. case holding Prosedur: menangani penderita sampai akhir, pengobatan penderita dan tindakan lain. Jenis pengobatan yaitu; 1. simptomatic (presumptive) treatment  jenis pengobatan ini hanya mengurangi gejala 2. radikal treatment  menyembuhkan Prosedur: 1. Ambulatory treatment  berobat jalan (bila tidak membehayakan lingkungannya) 2. Centralized treatment  di center tertentu (bila keadaan memaksa atau untuk isolasi) 3. Hospitalization  isolasi rawat inap (untuk perawatan yang intensif) 4. Isolasi penderita (dipisahkan dari lingkungan) 5. Edukasi penderita
  • 43. Contact Person Tindakan: 1. Contact tracing  memerlukan kontak sekitar penderita Prosedurnya : sama seperti kontak Dilakukan tindakan ini hanya untuk penyakit menular. 2. Pengobatan kontak  pengobatan yang dilakukan bagi yang belum sakit. Disebut juga pengobatan profilaksis, dengan tujuan mencegah penularan. Prosedurnya: seperti pada penderita tetapi waktunya lebih pendek Khusus veneral disease : kontak harus diobati seperti penderita. 3. Edukasi kontak  penyuluhan untuk mencegah penyakit (tanda dan cara penularan, tindakan menghindari infeksi, tindakan yang dilakukan bila tahu orang sakit serupa (lapor), meningkatkan kondisi dan kebiasaan yang baik dan tindakan lain yang di perlukan. 4. Segregasi  memisahkan kontak dari sumber penyakit. Biasanya terhadap golongan anak sehingga penularan bisa dicegah 5. Imunisasi 6. Proteksi  menggunakan pelindung supaya tidak terpapar oleh agent penyakit yang digunakan oleh orang sehat (host)
  • 44. Transmitter Tindakan terhadap perantara: 1. Vector control  pemberantasan terhadap vektor (serangga) untuk memutuskan rantai tranmisi. 2. Pestisida (insecticiIde)  jenisnya banyak, merupakan racun, pembasmian dengan insecticide/pestisida itu efektif, cepat tetapi mahal. Dapat digunakan terutama pada saat wabah. Cara : spraying, fogging, fumigation, feeding. Saat penggunakan pestisida yang perlu diingat yaitu petugas harus menggunakan proteksi, masyarakat dikondisikan, hewan ternak disingkirkan, pembuangan residu insektisida tidak boleh sembarangan. 3. Environmental VC  Pemberantasan dengan perbaikan sanitasi, cenderung murah, efektif tetapi membutuhkan waktu yang lama. Cara ini dapat digunakan sepanjang masa. 4. Mechanical VC  Populasi di tekan dengan tindakan mekanikal. Cara ini dapat murah sampai dengan mahal, kurang efektif dan membutuhkan waktu yang lama. Caranya: trapping (perangkap), sucking (alat hisap), dipukul dll. 5. Biological VC  Populasi dikurangi dengan tindakan tertentu, sesuai biologiknya. Cenderung murah, kurang efektif dan membutuhkan waktu yang lama. Contoh tindakan: menyebarkan serangga jantan, menyebarkan predator, dll 6. Pencegahan dengan metode lain penggunaan repellant, obat nyamuk, hewan piaraan sebagai tameng