Mikroplaning imunisasi rotavirus meliputi perhitungan data sasaran, kebutuhan vaksin dan logistik, serta inventarisasi peralatan rantai dingin. Sasaran dihitung berdasarkan bayi yang bertahan hidup usia 2-4 bulan. Kebutuhan vaksin dihitung dengan mempertimbangkan jumlah sasaran, jumlah pemberian, target cakupan, dan indeks pemakaian. Perleng keadaan anafilaktik juga disediakan di setiap tempat pelayanan.
1. SOSIALISASI INTRODUKSI IMUNISASI ROTAVIRUS
TAHUN 2023
YUSMAYANTI, SKM, M.EPID
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
Disampaikan Pada Pertemuan Advokasi Dan Sosialisasi Introduksi Imunisasi RV dan HPV
Dharmasaraya, 1& 2 Agustus 2023
3. PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI – 11 BULAN)
DI INDONESIA TAHUN 2020
PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)
DI INDONESIA TAHUN 2020
BEBAN PENYAKIT DIARE
Sumber: Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021. Laporan Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2021
9,8% kematian pada bayi (<12 bulan) dan 4,55% kematian pada anak balita (12-59 bulan) di
Indonesia disebabkan oleh Diare.
Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menunjukkan prevalensi diare pada balita
9,8% (Balitbangkes, 2021).
Penelitian Balitbangkes, Kemenkes RI juga menyatakan bahwa 5,5% kematian bayi 29 hari - 11
bulan disebabkan oleh diare (Sample Registration System (SRS) Tahun 2018.
4. BEBAN PENYAKIT ROTAVIRUS
• Data dari Indonesian Rotavirus Surveillance Network (IRSN)
(Soenarto et al, 2017): rotavirus sebagai penyebab utama
diare cair akut pada balita diare yang dirawat inap,
• 2001-2008 sebesar 58%,
• 2009-2011 sebesar 52%
• 2012-2016 sebesar 45%.
• Dari data rawat jalan di 3 RS (RSHS, RS Sardjito, RS Mataram) tahun
2006 ditemukan rotavirus 41%
5. WHO POSITION PAPER 2021
• WHO merekomendasikan untuk melakukan
pemberian imunisasi Rotavirus (RV) pada
bayi ke dalam program imunisasi nasional
pada semua negara, terutama di negara-
negara dengan tingkat kematian terkait
Rotavirus Gastroenteritis (RVGE) yang tinggi.
• Sampai tahun 2021 terdapat 114 negara
telah memasukkan imunisasi RV ke dalam
national immunization program (NIP)
• Pemberian imunisasi RV harus menjadi
bagian dari strategi komprehensif
pengendalian penyakit diare.
6. DAMPAK PEMBERIAN IMUNISASI RV
• Hasil dari penelitian yang dilaksanakan
di Meksiko dan Brazil tahun 2021
diketahui terjadinya penurunan angka
kematian balita karena diare sebesar
46% di Meksiko dan 22% di Brazil setelah
dilaksanakan program imunisasi RV.
• Pemberian vaksin rotavirus di US
menunjukkan penurunan kasus diare
yang signifikan sejak RV digunakan
tahun 2006, dengan mencegah 40.000
sampai 50.000 kasus diare balita yang
dirawat inap (CDC)
7. DASAR PELAKSANAAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NO HK.01.07/MENKES/1139/2022 TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI
ROTAVIRUS
• Menetapkan Pemberian Imunisasi Rotavirus sebagai imunisasi
rutin yang diberikan secara bertahap ke seluruh wilayah
Indonesia.
• Pelaksanaan Pemberian Imunisasi Rotavirus diberikan pada
bayi.
• Pelaksanaan Pemberian Imunisasi Rotavirus di 21 selanjutnya
perluasan wilayah pelaksanaan ditetapkan berdasarkan kajian
epidemiologi, rekomendasi ahli, dan pertimbangan kesiapan
operasional.
• Tata cara Pemberian Imunisasi Rotavirus dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara berjenjang
8. PELAKSANAAN IMUNISASI RV TAHUN 2023
Surat Pemberitahuan Pelaksanaan
Pemberian Imunisasi Rotavirus
dari Dirjen P2P Nomor
IM.02.02/C/3052/2023
Komitmen Organisasi Profesi Dukungan
Terhadap Program Imunisasi Nasional
Nomor : SR.02.06/C/4856/2022 Tgl 6
Oktober 2022
9. TAHAPAN INTRODUKSI IMUNISASI ROTAVIRUS VACCINE (RV)
Tahapan introduksi imunisasi RV
• Lokus 21 kab/kota di 18 Provinsi
• Menggunakan Vaksin Rotavirus impor
(Jadwal: Bayi usia 2,3 dan 4 bulan)
• Jumlah sasaran 196.876 bayi dengan
target cakupan 90%
2022 2023
NASIONAL
Waktu Pelaksanaan
Jadwal Pemberian
: 15 Agustus 2023
:
- Dosis Pertama Usia 2 bulan
(Bayi lahir mulai 16 Mei 2023)
- Dosis Kedua usia 3 bulan
- Dosis Ketiga usia 4 bulan
10. VAKSIN RV YANG AKAN DIGUNAKAN
Vaksin Rotavirus Monovalen
Jenis vaksin ORV116E
Serotipe G9P[11]
Jumlah dosis 3 kali (0,5 ml )
Cara pemberian Oral (tetes)
Jadwal pemberian 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan
Kemasan Multi doses (5 dosis per vial)
Sediaan Liquid, Frozen
Penyimpanan
Tingkat Prov/Kab/Kota = - 200C
Tingkat Puskesmas = 2 – 80C selama 6
bulan
Alasan pemilihan vaksin :
• Bentuk liquid, frozen, tidak
memerlukan pelarutan
• Penyimpanan sama seperti vaksin
OPV
• Jumlah dosis yang diberikan lebih
kecil (0,5 ml)
• Multidosis lebih efisien dalam
penyimpanan di VR
• Telah memenuhi PQ WHO
11. KEBIJAKAN
DAN
STRATEGI
• Pemberian imunisasi RV di Indonesia dilaksanakan secara
bertahap dimulai pada tahun 2022 di 21 kab/kota dengan
mempertimbangkan:
• angka morbiditas dan mortalitas diare yang tinggi pada
balita;
• kesiapan sumber daya daerah dalam pelaksanaan
imunisasi.
• Sasaran pemberian imunisasi RV dimulai paling cepat pada
anak usia 2 bulan yang diberikan sebanyak 3 dosis dengan
jarak 4 minggu antar dosis, dan imunisasi RV dosis terakhir
diberikan pada bayi usia 6 bulan 29 hari.
• Penyelenggaraan imunisasi dilaksanakan secara terpadu
dengan lintas program dan lintas sektoral dalam hal tenaga,
sarana, dan dana mulai dari tingkat pusat sampai tingkat
pelaksana
• Seluruh kebutuhan vaksin dibebankan pada APBN,
sedangkan biaya operasional dibebankan pada
APBN, APBD dan sumber lainnya yang tidak mengikat
12. JADWAL IMUNISASI RUTIN DENGAN INTRODUKSI VAKSIN BARU
UMUR (BULAN) JENIS IMUNISASI
0 Hepatitis B
1 BCG, OPV1
2 DPT/HepB/Hib1, OPV2, PCV1, RV1
3 DPT/HepB/Hib2, OPV3, PCV2, RV2
4 DPT/HepB/Hib3, OPV4, IPV, RV3
9 MR, IPV2
10 JE*
12 PCV3
18 DPT/HepB/Hib4, MR2
IMUNISASI LANJUTAN Td PADA WUS HARUS MELALUI
SKRINING
Status
Imunisasi
Interval Minimal
Pemberian
Masa Perlindungan
T1 - -
T2 4 minggu setelah T1 3 tahun
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
T5 1 tahun setelah T4 >25 tahun
IMUNISASI DASAR PADA BAYI & LANJUTAN PADA BADUTA
-DT
-MR
Td HPV
Td
HPV
* di Prov/Kab/Kota Terpilih
13. TARGET ANTIGEN BARU DALAM RENSTRA KEMENKES
INDKATOR
TARGET
DEFINISI OPERASIONAL
2022 2023 2024
Persentase bayi
usia 0-11 bulan
yang mendapat
antigen baru
90% 100% 100%
Persentase anak usia 0-11 bulan yang
mendapat imunisasi dasar antigen baru,
meliputi imunisasi PCV dan imunisasi
Rotavirus sesuai dosis jenis vaksin yang
digunakan dalam kurun waktu satu tahun
Imunisasi PCV dan RV masuk dalam indikator Renstra Kementerian Kesehatan
Tahun 2022-2024
15. SASARAN PEMBERIAN IMUNISASI RV
Dosis 1
Bayi usia 2 bulan
Dosis 2
Bayi usia 3 bulan
Dosis 3
Bayi usia 4 bulan
Imunisasi RV Nasional dilaksanakan mulai 15 Agustus 2023.
Dosis pertama diberikan pada bayi berusia 2 bulan yang lahir mulai 16 Mei 2023.
16. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN
TEMPAT PELAKSANAAN
Pelayanan imunisasi RV dilaksanakan di
Posyandu dan fasyankes milik
pemerintah/milik masyarakat/swasta seperti:
• Puskesmas, Puskesmas
Pembantu;
• Rumah Sakit;
• Klinik, praktik dokter mandiri,
praktik mandiri bidan;
• Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
yang memberi pelayanan imunisasi,
dan
• Pos pelayanan imunisasi lainnya
WAKTU PELAKSANAAN
• Jadwal pelayanan imunisasi
RV dilaksanakan bersamaan
dengan jadwal imunisasi rutin
• Perlu diatur agar tidak terjadi
penumpukan sasaran serta
jadwal yang telah disusun
diinformasikan kepada
masyarakat.
18. PENYUSUNAN MIKROPLANING [1]
Penyusunan mikroplaning imunisasi RV merupakan bagian
dari mikroplaning program imunisasi rutin
Komponen mikroplaning imunisasi RV yang perlu diperhatikan adalah :
Data Sasaran
Perhitungan kebutuhan vaksin dan logistik
Inventarisasi peralatan rantai dingin (cold chain inventory),
menginventarisasi jumlah dan kondisi cold chain (untuk penyimpanan dan
distribusi vaksin
19. PENYUSUNAN MIKROPLANING [2]
Cara perhitungan sasaran untuk imunisasi RV sama dengan cara perhitungan
sasaran untuk pelaksanaan imunisasi rutin lainnya
Penentuan sasaran dalam rangka pemberian imunisasi RV dilakukan melalui perhitungan estimasi/proyeksi
serta pendataan langsung oleh puskesmas
Bayi/ Surviving Infant
Jumlah bayi yang bertahan hidup (surviving infant) dihitung/ ditentukan berdasarkan jumlah lahir
hidup dikurangi dengan jumlah kematian bayi.
Jumlah kematian bayi diperoleh dari perhitungan “angka kematian bayi (AKB) dikalikan dengan
jumlah lahir hidup.
Surviving Infant (SI) = Jumlah Lahir Hidup – (AKB x Jumlah Lahir Hidup)
Penentuan Sasaran
21. PENYUSUNAN MIKROPLANING [3]
Perhitungan Kebutuhan Vaksin dan Logistik
Kebutuhan vaksin dan dropper
Kebutuhan vaksin dihitung dengan mempertimbangkan jumlah sasaran, jumlah
pemberian, target cakupan (100%) dan Indeks Pemakaian (IP).
Jumlah dropper sesuai dengan jumlah vial vaksin.
Kemasan vaksin RV adalah multi dosis (5 dosis per vial) dengan IP adalah 3,85.
Kebutuhan vial vaksin RV =
jumlah sasaran x 3 dosis x target / tahun
Indeks Pemakaian (IP)
22. PENYUSUNAN MIKROPLANING [3]
Perhitungan Kebutuhan Vaksin dan Logistik Tahun 2023
Jumlah sasaran RV: SI 5 bulan
𝟓
𝟏𝟐
𝐱 𝐒𝐈 = 𝐚 𝐛𝐚𝐲𝐢
Jumlah kebutuhan vial vaksin RV:
𝐚 𝐱 𝟑 𝐝𝐨𝐬𝐢𝐬 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
𝟑. 𝟖𝟓
Perhitungan Kebutuhan Vaksin dan Logistik Tahun 2024
Jumlah sasaran RV: SI 12 bulan
𝐒𝐈 𝟏𝟐 𝐛𝐮𝐥𝐚𝐧 = 𝐚 𝐛𝐚𝐲𝐢
Jumlah kebutuhan vial vaksin RV:
𝐚 𝐱 𝟑 𝐝𝐨𝐬𝐢𝐬 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
𝟑.𝟖𝟓
( ) - sisa stok
23. PENYUSUNAN MIKROPLANING [4]
Perhitungan Kebutuhan Anafilaktik dan Logistik PPI
Setiap tempat pelayanan
imunisasi harus menyediakan
minimal 1 set perlengkapan
anafilaktik
Kebutuhan Anafilaktik Kebutuhan Logistik PPI
• Kebutuhan logistik PPI
termasuk di dalamnya adalah
Alat Pelindung Diri (APD).
24. PENINGKATAN KAPASITAS
Peningkatan kapasitas dilaksanakan berjenjang, dalam bentuk
orientasi, workshop ataupun pelatihan berstruktur
Sasaran
• Tkt Prov/Kab/Kota : PP Imunisasi,
PP Farmasi, PP Kesga, PP PISP,
PP Promkes
• Tkt Fasyankes (Pemerintah dan
Swasta) : Dokter, Bidan, perawat
sebagai pemberi layanan imunisasi,
PP Farmasi, PP Promkes
Materi
• Kebijakan pemberian imunisasi RV
• Persiapan pemberian imunisasi RV
• Pelaksanaan pemberian imunisasi RV
• Pemantauan dan penanggulangan KIPI
• Pencatatan dan pelaporan hasil
pelaksanaan imunisasi RV
• Monitoring dan supervisi pelaksanaan
pemberian imunisasi RV
25. EVALUASI KESIAPAN
Tujuan:
Menganalisa persiapan introduksi vaksin baru dan dukungan yang
diperlukan daerah
Menjadi panduan dalam meningkatkan kesiapan daerah untuk
melaksanakan introduksi vaksin baru.
Evaluasi ini dapat menggunakan daftar tilik asesmen kesiapan
(readiness assessment/RA)
https://link.kemkes.go.id/DaftarTilikAsesmenKesiapanRotavirus
27. ◉ Vaksin RV yang digunakan
◉ Distribusi vaksin, peralatan dan
logistik
◉ Manajemen vaksin dan logistik
◉ Pengelolaan vaksin pada saat & setelah
pelayanan
◉ Jadwal, dosis, cara pemberian dan
kontra indikasi
◉ Manajemen limbah
◉ Kesimpulan
Teknis
Pelaksanaan
Imunisasi
Rotavirus
RV
28. Jenis vaksin yang adalah ORV116E dengan
serotipe G9P[11] dan kemasan multidosis (5
dosis per vial).
Vaksin RV berisi virus hidup yang dilemahkan
untuk memberikan kekebalan secara aktif pada
bayi terhadap penyakit diare yang disebabkan
oleh rotavirus
VAKSIN ROTAVIRUS YANG AKAN DIGUNAKAN
29. Ke Kako menggunakan
cold box yang disertai
penahan suhu dingin
berupa cold pack/ice pack
Dinkes Provinsi Dinkes Ka/Ko Puskesmas
Ke Puskesmas
menggunakan cold box
atau vaccine carrier
disertai cold pack/ice pack
Ke tempat pelayanan
vaksin dibawa
menggunakan vaccine
carrier yang diisi cool pack
DISTRIBUSI VAKSIN PERALATAN DAN LOGISTIK
Vaksin RV dibawa ke pos pelayanan
menggunakan vaccine carrier yang
dilengkapi dengan 2-4 buah cool pack.
• Jika pendistribusian bersamaan dengan vaksin freeze sensitive maka pendistribusian menggunakan
penahan suhu berupa cool pack.
• Dropper didistribusikan bersama dengan logistik imunisasi rutin lainnya, tidak dimasukkan ke dalam cold
box/vaccine carrier.
• Distribusi vaksin juga dilengkapi dengan SBBK, VAR dan Packing Slip
30. Manajemen
Stok
Provinsi
Stok maksimal
adalah 3 bulan
termasuk stok
minimal untuk 1 bulan
Ka/Ko
Stok maksimal
adalah 2 bulan
termasuk stok
minimal untuk 1
bulan
Puskesmas
Stok maksimal adalah
1 bulan dan 1 minggu,
termasuk stok minimal
untuk 1 minggu
MANAJEMEN VAKSIN DAN LOGISTIK [1]
Manajemen
Rantai Dingin
01
03
Pkm
Prov KaKo
02 Prov dan Kako :
•Vaksin disimpan dalam freezer pada suhu - 25
0C sampai dengan - 15 0C
•Masa kadaluarsa sesuai dengan tanggal yang
tertera dalam kemasan vaksin.
Fasyankes :
•dalam refrigerator suhu 2 - 8 0C, vaksin dapat
bertahan selama 6 bulan.
31. Bila vaksin mencair pada kondisi tertentu (misalnya pada saat
distribusi, gempa bumi, pemadaman listrik), maka vaksin dapat
disimpan kembali pada suhu beku
1
2 Vaksin RV harus terlindung dari cahaya matahari
Vaksin RV dilengkapi dengan vaccine vial monitor (VVM)
3
6
Dropper disimpan pada suhu ruangan bersamaan
dengan logistik imunisasi lainnya untuk menghindari
kerusakan pada saat pelayanan
Vaksin RV dikemas dalam bentuk vial, dimana dalam satu vial
berisi 5 dosis
5
Setiap vial disimpan berdasarkan nomor batch
4
MANAJEMEN VAKSIN & LOGISTIK
RV[2]
32. • vaccine carrier
jangan terpapar
sinar matahari
langsung.
• Kondisi vaccine
carrier bersih
sebelum
digunakan.
Vaksin yang
dipakai
akan
harus
berkualitas baik yaitu
• Kondisi VVM A
atau B,
• Belum kadaluarsa,
• Label masih utuh,
• Tidak terendam air.
Vaksin yang telah
dibuka ditulis dan
tanggal waktu buka
dan harus
ditempatkan pada
busa dalam
vaccine carrier saat
menunggu sasaran
berikutnya
.
•Siapkan vaksin
sejumlah sasaran
•Pastikan vaksin
berkualitas baik
•Gunakan Vaccine
Carrier dilengkapi
cool pack
Pengelolaan Vaksin Pada Saat Pelayanan
33. Hitung kembali dan catat vaksin RV yang digunakan, pastikan vial yang
masih utuh dan yang sudah digunakan dibawa kembali ke puskesmas
Jumlah vial vaksin yang
sudah digunakan
Jumlah vaksin utuh
Jumlah vaksin yang dibawa ke pos
pelayanan
PENTING!!
CATAT JUMLAH VAKSIN RV YANG DIGUNAKAN
1
2. Untuk vaksin yang belum digunakan (masih dalam keadaan tertutup) harus dikembalikan ke Puskesmas
untuk disimpan dalam vaccine refrigerator pada suhu yang direkomendasikan
3. Vaksin diberi tanda “K” dan didahulukan penggunaannya pada pelayanan berikutnya dengan tetap
memperhatikan tanggal kadaluarsa.
[ 1 ]
Pengelolaan Vaksin Setelah Pelayanan
Luar Gedung
34. 4. Vaksin RV yang sudah dibuka hanya dapat digunakan sebelum 6 jam
5. Vial vaksin dan aplikator yang telah digunakan dimasukkan ke dalam
kantong khusus limbah medis warna kuning, atau kantong warna lain yang
diberi tanda limbah medis. Kantong tersebut disimpan ditempat yang aman
dan jauh dari jangkauan pengunjung terutama anak-anak, sebelum
dikelola/dimusnahkan sesuai dengan aturan yang berlaku
6. Vaccine carrier disimpan kembali di ruang penyimpanan dalam kondisi
bersih di Puskesmas atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan
7. Coolpack dapat dimasukkan ke dalam vaccine refrigerator untuk digunakan
pada hari berikutnya
[ 2 ]
Pengelolaan Vaksin Setelah Pelayanan
Luar Gedung
35. Pengelolaan Vaksin Setelah Pelayanan
Dalam Gedung
Vaksin sisa yang telah digunakan, dapat disimpan kembali
pada suhu 20 – 80C dan masih bisa digunakan hingga
28 hari dengan syarat :
- Droper ditutup kembali
- VVM masih dalam kondisi A dan B
- Belum melewati tanggal kadaluarsa
- Tidak terendam air
36. JADWAL PEMBERIAN VAKSIN RV
o Imunisasi RV diberikan sebanyak 3 dosis
o Jadwal pemberian imunisasi RV:
o Dosis pertama
o Dosis kedua
o Dosis ketiga
: bayi usia 2 bulan
: bayi usia 3 bulan
: Bayi usia 4 bulan
kedua diberikan
DPT-HB-Hib dan
Keterangan:
▸ Vaksin RV dosis pertama dan
bersamaan dengan vaksin OPV,
PCV.
▸ Vaksin RV dosis ketiga diberikan bersamaan dengan
vaksin OPV, DPT-HB-Hib dan IPV.
, IPV2
37. DOSIS DAN CARA PEMBERIAN VAKSIN RV
Vaksin RV diberikan secara ORAL, dengan dosis 0,5 ml (5 tetes)
Lakukan skrining kesehatan, pastikan bayi dalam kondisi sehat dan tidak
memiliki kontra indikasi
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand
sanitizer sebelum dan sesudah melakukan imunisasi pada setiap sasaran
imunisasi
Siapkan vaksin RV yang akan digunakan
Bayi diposisikan yang nyaman, digendong dengan posisi bayi setengah duduk
sehingga pada saat diteteskan tidak tersedak dan tidak muntah. Berikan
dahulu imunisasi oral yaitu OPV lalu RV dan dilanjutkan imunisasi suntik yaitu
Penta, PCV/IPV
Catat hasil layanan imunisasi RV dengan menuliskan tanggal pemberian dan
no batch vaksin pada buku register kohort/rekam medis dan buku KIA, dan
dicatat secara elektronik dalam Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK).
39. Pemberian
Imunisasi
Ganda
Pemberian Imunisasi RV dengan imunisasi lain pada saat bersamaan
aman diberikan pada bayi, dengan manfaat imunisasi ganda adalah:
- Menghemat waktu, tenaga, dan efisien
- Meningkatkan cakupan imunisasi
- Melindungi anak dari diare berat yang dapat menyebabkan kematian
40. 0
Kontraindikasi Vaksin RV
Hipersensitifitas terhadap komponen vaksin
Severe combined immunodeficiency disease (SCID).
Riwayat intususepsi
Perhatian Khusus
Penderita defisiensi imun dan kontak erat dengan penderita defisiensi
imun, pemberian imunisasi dapat dikonsultasikan dengan dokter ahli.
Demam, infeksi saluran pencernaan, maka pemberian imunisasi
ditunda
41. Melapisi tempat sampah dengan
plastik kuning atau plastik lain
dengan label/logo limbah
medis/infeksius.
Siapkan kantong plastik
kuning atau plastik lain dan
tempat sampah tertutup
.
Pemusnahan limbah dapat
dilakukan melalui pihak ke-3 atau
pemusnahan secara mandiri sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
• Masukkan limbah berupa vial vaksin yang sudah
dipakai atau dibuka dan dirusak label kemasannya
dengan cara melepas atau mencoret barcode
label/informasi vaksin, masker, sarung tangan,
APD lainnya ke dalam plastik kuning atau plastik
lain dengan label/logo limbah medis/infeksius.
• Bila kantong plastik sudah ¾ penuh segera diikat
dan diganti dengan yang baru
MANAJEMEN LIMBAH
42. 1. Vaksin RV melindungi dari penyakit diare karena rotavirus
2. Vaksin RV kemasan multidosis (5 dosis per vial)
3. Vaksin RV diberikan pada bayi usia 2, 3 dan 4 bulan secara oral, dengan dosis
0,5 ml (5 tetes) 16 Mei 2023 (15 Agustus)
4. Vaksin RV 1 dan RV2 akan diberikan bersamaan dengan vaksin polio oral
(OPV), vaksin DPT-HB-Hib, dan vaksin PCV pada usia 2 dan 3 bulan. Kemudian
RV3 diberikan bersamaan dengan vaksin vaksin OPV, DPT-HB-Hib dan IPV,
artinya akan ada pemberian imunisasi ganda pada usia tersebut maka pada
saat pemberian dahulukan pemberian oral yaitu polio, RV dan dilanjutkan
dengan imunisasi suntik
5. Limbah dari pelaksanaan imunisasi RV harus dikelola dengan baik.
KESIMPULAN