SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Size reduction adalah operasi untuk memperkecil ukuran suatu padatan partikel
menjadi ukuran yang lebih kecil sesuai ukuran yang diinginkan. Operasi size reduction
bisa dilakukan dengan cara penumbukan atau penggilingan. Pengoperasian unit size
reduction dibutuhkan pada industri kimia dan mineral untuk menyesuaikan bahan dengan
spesifikasi alat atau menyesuaikan spesifikasi produk yang akan dipasarkan. Ditinjau dari
sisi yang lain, pengoperasian size reduction dalam industri kimia dan mineral
mengakibatkan biaya tinggi karena operasi yang kurang efisien. Hal ini disebabkan
adanya sifat fisis dari beban yang beranekaragam. Faktor lain yang mengakibatkan size
reduction tidak efisien adalah kebutuhan energi untuk membentuk permukaan baru. Di
samping itu, persamaan empiris yang berguna untuk memprediksi performa alat telah
dikembangkan dari teori yang ada. Hukum Kick dan Rittinger merupakan hukum yang
menyatakan bahwa jumlah kerja yang dibutuhkan dalam operasi size reduction sebanding
dengan luasan permukaan baru yang terbentuk. Berdasarkan uraian ini, perlu dilakukan
percobaan untuk mengkaji hukum Kick dan Rittinger.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam praktikum ini dilakukan operasi size reduction menggunakan Hammer Mill,
respon dari percobaan ini adalah pengaruh ukuran umpan terhadap besarnya energi yang
dibutuhkan untuk penggerusan. Perhitungan besarnya energi yang dibutuhkan dilakukan
melalui penerapan persamaan size reduction seperti Hukum Kick dan Hukum Rittinger antara
perhitungan teoritis dan praktis.
1.3 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum size reduction adalah :
1. Mengkaji hukum Kick dan Rittinger dengan cara membandingkan energi yang
dibutuhkan untuk operasi size reduction secara teoritis dan percobaan.
2. Menghitung Power Transmission Factor (energi penggerusan).
3. Membuat laporan praktikum secara tertulis
1.4 Manfaat Praktikum
1. Memahami dan mengetahui cara menghitung besarnya reduction ratio, dan energi
penggerusan dengan ukuran partikel yang berbeda-beda.
2. Memahami penerapan Hukum Kick dan Rittinger dalam operasi size reduction
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Unit operasi size reduction adalah satu operasi untuk memperkecil ukuran suatu partikel
dengan memperhalus bentuk produk atau sekedar menjadikannya lebih kecil sesuai ukuran
yang diinginkan. Operasi size reduction bisa dilakukan dengan cara penumbukan atau
penggilingan (Agrawal, 2007). Unit operasi size reduction biasanya digunakan untuk
menyesuaikan ukuran bahan baku agar sesuai dengan alat proses atau menyesuaikan produk
sesuai kebutuhan pasar.
2.1 Klasifikasi Alat Size Reduction Berdasarkan Ukuran Umpan
2.1.1 Crusher
Alat size reduction yang memecahkan bongkahan padatan yang besar menjadi
bongkahan‐bongkahan yang lebih kecil, dimana ukurannya sampai batas beberapa
inch. Alat crusher biasa diklasifikasikan menjadi :
a. Primary crusher
Mampu beroperasi untuk segala ukuran feed. Produk yang dihasilkan
mempunyai ukuran 8‐10 inch.
b. Secondary crusher
Mampu beroperasi dengan ukuran feed, seperti di produk primary
crusher dengan ukuran 4 inch.
2.1.2 Grinder
Alat ini beroperasi untuk memecah bongkahan yang dihasilkan crusher, sehingga
bongkahan ini menjadi bubuk. Untuk intermediate grinder, produk yang dihasilkan
lolos ukuran 40 mesh. Ultrafine grinder dapat diatur untuk menghasilkan produk
berukuran lolos ukuran 250 mesh – 2500 mesh dengan umpan tidak lebih besar dari
20 mm.
2.1.3 Cutter
Alat ini mempunyai cara kerja yang berbeda dengan size reduction sebelumnya.
Pada cutter ini, cara kerjanya dengan memotong. Alat ini dipakai untuk produk ulet
dan tidak bisa diperkecil dengan cara sebelumnya. Ukuran produk 2-10 mesh.
Operasi size reduction sering digunakan pada indusri‐industri yang memerlukan bahan
baku dalam ukuran tertentu dan produk dalam ukuran tertentu,misalnya industri semen,batu
bara,pertambangan, pupuk, keramik,dan lain-lain. Pemilihan jenis alat yang digunakan biasanya
berdasarkan ukuran feed pada produk, sifat bahan, kekerasan bahan, dan kapasitasnya.
2.2 Size reduction
2.2.1 Operasi Penggerusan
Penggerusan atau Comminution adalah istilah yang umum digunakan pada operasi
size reduction yang biasanya menggunakan crusher atau grinder atau alat-alat
penggerus lainnya. Alat penggerusan dikatakan ideal bila memenuhi syarat – syarat
berikut:
a. Mempunyai kapasitas operasi yang besar
b. Membutuhkan Power input yang kecil per satuan produk
c. Produk yang dihasilkan seragam atau mampu memenuhi distribusi ukuran yang
diinginkan
Operasi alat penggerusan yang ideal sangatlah sulit didapat karana satuan produk
yang dihasilkan tidak akan pernah seragam dengan variasi ukuran umpan
masuk.Produk selalu terdiri atas campuran partikel dengan rentang antara ukuran
terbesar yang diinginkan hingga yang paling kecil.
(Mc.Cabe, 1993)
2.2.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Operasi Size Reduction Berdasarkan Sifat
Alami Material
Penentuanan jenis mesin dalam operasi penggerusan didasarkan pada faktor sifat
alami material yang ditangani. Antara lain :
a. Hardness : Mempengaruhi kebutuhan tenaga pemakaian mesin. Sifat hardness
suatu material disusun berdasarkan skala Mohr.
b. Structure : Struktur material granular lebih mudah daripada material berwujud
serat.
c. Moisture Content : Kandungan air dalam material sebesar 5-50% akan
menyebabkan terjadinya cake dan menghambat aliran material.
d. Crushing Strength : Power yang dibutuhkan suatu alat akan sebanding dengan
crushing strength suatu material.
e. Friability : Material yang rapuh akan mudah pecah sebelum penggerusan dan
akan mempengaruhi distribusi ukuranproduk.
f. Stickiness : Material yang lengket akan menyumbat pesawat operasi.
g. Soapiness : Pengukuran berdasarkan koefisien gesekan permukaan material.
Koefisien gesekan yang kecil akan mengakibatkan operasi penggerusan sulit
dioperasikan
h. Explosive Material: Material tidak boleh banyak mengandung inert
atmosphere.
i. Material yang membahayakan kesahatan harus dioperasikan di tempat yang
aman lingkungan.
(Coulson, 2002)
2.2.3 Alat-alat Penggerusan
Klasifikasi alat – alat penggerusan diberikan berdasarkan tipe-tipe mesin yang baik
dalam pengoperasian tiap stage ukuran produk. Ada tiga step dalam pengoperasian
size reduction:
1. Coarse size reduction: ukuran umpan 2 – 96 inch atau lebih.
2. Intermediate size reduction: ukuran umpan 1 – 3 inch.
3. Fine Size reduction : ukuran umpan 0,25 sampai 0,5 inch.
(Brown, 1979)
Tabel 2. 1 Tipe Alat Penggerus Berdasarkan Klasifikasi Operasi
Coarse crushers Intermediate crushers Fine crushers
Stag jaw crusher Crushing rolls Buhrstone mill
Dodge jaw crusher Disc crusher Roller mill
Gyratory crusher Edge runner mill NEI pendulum mill
Other coarse crusher Hammer mill Griffin mill
Single roll crusher Ring roller mill (Lopulco)
Pin mill Ball mill
Symons disc crushers Tube mill
Hardinge mill
Babcock mill
(Coulson, 2002)
2.3 Hukum-hukum Energi Penggerusan
Energi yang dibutuhkan untuk operasi size reduction sangat bergantung dari ukuran
partikel yang dihasilkan.Makin kecil partikel, maka makin besar energi yang dibutuhkan.
2.3.1 Hukum Rittinger
Rittinger beranggapan bahwa besarnya energi yang diperlukan untuk size
reduction berbanding lurus dengan luas permukaan baru yang dihasilkan. Luas
permukaan spesifik yang dihasilkan akan sebanding dengan ukuran partikel,
sehingga dirumuskan persamaan dalam bentuk :
𝐸 = 𝑘 (
1
𝑑𝑖
−
1
𝐷𝑖
)
Dengan
E : Energi Penggerusan (Joule)
k : Tetapan Rittinger
di : Diameter Rata-Rata Produk (cm)
Di : Diameter Rata-Rata Feed (cm)
2.3.2 Hukum Kick
Kick beranggapan bahwa energi yang dibutuhkan untuk pemecahan
partikel zat padat adalah berbanding lurus dengan ratio dari feed dengan produk.
Secara matematis dinyatakan dengan:
𝐸 = 𝐾𝑘 log(
𝐷𝑖
𝑑𝑖
)
E : Tenaga yang dibutuhkan untuk memecahkan partikel zat
padat atau feed (Joule)
Kk : Tetapan Kick
Di : diameter rata-rata feed (cm)
di : diameter rata-rata produk (cm)
Kick menyatakan bahwa energi untuk memecah padatan berbentuk kubus
berukuran lebih dari 1/2 inch adalah sama besarnya dengan energi yang
dibutuhkan untuk memecah padatan berukuran 1/2 inch menjadi 1/4 inch.
2.4 Pengertian Diameter
a. True Aritmathic Average Diameter (TAAD)
TAAD didefinisikan sebagai diameter rata‐rata berdasarkan jumlah partikel
𝑇𝐴𝐴𝐷 =
∑(partikel × diameter)
∑ partikel total
=
N1D1 + N2D2+. . +NnDn
N1 + N2+. . +Nn
∑
NtDt
Nt
n
i=1
Ni =
Vt
vt
=
µt/ρ
m
=
m Xi
V ρ
=
m Xi
ρ Ci Di2
𝑇𝐴𝐴𝐷 =
∑
Xi
Ci Di2
n
i=1
∑
Xi
Ci Di3
n
i=1
Dengan
Di : diameter partikel (cm)
Ni : jumlah partikel dengan diameter Di
Mi : massa total partikel dengan diameter Di (gram)
m : massa partikel dengan diameter Di (gram)
Vi : volume total partikel dengan diameter Di (cm3
)
C : konstanta yang harganya tergantung dari titik partikel, sehingga: D3
adalah volume partikel untuk bola = π/6 ; kubus = 1
V : volume partikel dengan diameter Di (cm3
)
b. Mean Surface Diameter
Didefinisikan sebagai diameter rata-rata berdasarkan luas permukaan jumlah
partikel x luas
= NiBiDi2
x ∑ (jumlah partikel x luas)total
n
i=1
= N1B1D12
+ N1B1D12
+ ⋯ + NnBnDn = B(Dsur)2
Ni
(Dsur)2
=
N1B1D12
+ N1B1D12
+. . +NnBnDn
B(N1 + N2+. . +Nn)
= ∑
NtBtDt2
B ∑ Ntn
i=1
n
i=1
= ∑
µ
ρ
(
xt
CDt2) BtDt2
B ∑
M
ρ
n
i=1 = (
xt
CDi
)
n
i=1
Dsur = √
∑
BiXi
CiDi
n
i=1
∑
Xi
CiDi2
n
i=1
Jumlah total = Ni Vi = Ni Ci Di3
n
= C (D vol)3
∑ Ni
n
i=1
∑
m
c
Xi
Ci Di3
Ci Dt3
= C (D vol)3
∑
Xi
Ci Di3
n
i=1
n
i=1
Dvol = √
∑ Xin
i=1
C ∑
Xi
Ci Di3
n
i=1
B : konstanta yang harganya tergantung bentuk partikel, untuk bola B = 2 dan
untuk kubus B = 6.
c. Mean Volume Diameter
Didefinisikan sebagai diameter rata‐rata berdasarkan volume
Jumlah total = Ni Vi = Ni Ci Di3
n
= C (D vol)3
∑ Ni
n
i=1
∑
m
c
n
i=1
Xi
CiDi3
Ci Di3
= C (D vol)3
∑
Xi
Ci Di3
n
i=1
Dvol = √
∑ Xin
i=1
C ∑
Xi
Ci Di3
n
i=1
(Brown,1979 hal 20-22)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Rancangan Percobaan
3.1.1 Rancangan Praktikum
Untuk mencapai tujuan, praktikum dilaksanakan dalam beberapa tahapan seperti
persiapan bahan, operasi size reduction, operasi screening, serta analisis ukuran partikel
secara TAAD. Dalam tahapan persiapan bahan diperoleh data yang memuat nilai
diameter rata-rata umpan (Di). Pada tahap size reduction digunakan alat penggerus yaitu
hammer mill. Dalam pengoperasiannya, diukur pula daya yang terpakai selama proses
size reduction pada setiap variabel. Hasil dari penggerusan tersebut kemudian diayak
dalam proses operasi screening. Dalam tahapan ini diperoleh data yang memuat nilai
diameter rata-rata produk (Davg) serta berat produk pada setiap tray. Nilai-nilai yang
dihasilkan dari operasi screening kemudian dianalisa menggunakan metode TAAD,
sehingga dapat diperoleh nilai reduction ratio untuk setiap variabel yang berbeda.
3.1.2 Penetapan Variabel
1. Variabel tetap
Waktu pengayakan : 2x10 menit
2. Variabel berubah
Ukuran dimensi padatan (cm):
Berat padatan (gram) :
3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan
Dalam pelaksanaan praktikum size reduction, terdapat bahan dan alat-alat yang digunakan
untuk menunjang praktikum ini. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah batu bata.
Sedangkan alat-alat penunjang praktikum ini antara lain hammer mill, sieving, alat pengukur
kuat arus, jangka sorong dan stopwatch. Alat hammer mill yang digunakan ditunjukkan pada
gambar 3.1, sedangkan alat sieveing ditunjukkan pada gambar 3.2.
Gambar 3.1 Hammer Mill- Crusher Gambar 3.2 Gambar Alat sieving
Komponen-Komponen Hammer Mill :
1.Panel Listrik : Tempat menyalurkan energi listrik dari sumber listrik ke motor.
2.Motor listrik : Sebagai penggerak utama kinerja mesin.
3.V-Belt : Mentransmisikan putaran yang dihasilkan rotor pada motor listrik ke
pulley pada mesin hammer mill.
4.Hopper : Sebagai tempat masuknya feed
5.Operating door : Sebagai tempat untuk melakukan pembersihan dan maintenance pada
alat.
6.Discharge : Sebagai tempat keluarnya product.
3.3 Prosedur Praktikum
Praktikum size reduction dilakukan dalam beberapa tahapan. Praktikum dimulai dengan
mempersiapkan bahan yang akan digunakan sesuai variabel yang telah ditentukan.
Selanjutnya, dilakukan pengukuran material (feed) menggunakan jangka sorong sebelum
dimasukkan ke dalam hammer mill. Tentukan bukaan tutup feeder sesuai dengan kapasitas
yang diinginkan, usahakan jangan terlalu lebar supaya bahan yang masuk tidak terlalu besar.
Lalu, masukkan bahan ke dalam hammer mill dalam jumlah tertentu sesuai variabel.
Selama dilakukan proses size reduction dengan menggunakan hammer mill, dilakukan
pengukuran ampere atau daya yang dibutuhkan menggunakan ampere meter. Setelah
itu, kumpulkan hasil dari setiap variabel, ditimbang, dan dilakukan analisis sieving,
kemudian ditimbang berat partikel yang tertahan pada setiap ayakan.
DAFTAR PUSTAKA
Agrawal, S.S. 2007. Agrawal Principal Delhi Institute of Pharmaceutical Science and
Research Sector – 3. Pushp Vihar New Delhi. India.
Brown, G.G. 1979. Unit Operation. Modern Asia Edition. Hal. 20-22; 26. Mc Graw Hill
Book. Co.Ltd.Tokyo. Japan.
Coulson. J.M, et al. 2002. Chemical Engineering Particle Technology and Separation
Process 5th
edition. hal 105-106 Butterworth and Heinemann Oxford. England.
Mc. Cabe, W.L. 1993. Unit Operation of Chemical Engineering 5th
edition. hal 261. Tioon
Well Finishing Co. Ltd. Singapura.

More Related Content

What's hot

"peralatan pemisahan" Ayakan
"peralatan pemisahan" Ayakan"peralatan pemisahan" Ayakan
"peralatan pemisahan" AyakanHilya Fithri
 
Analisa prinsif kerja mesin crusher
Analisa prinsif kerja mesin crusherAnalisa prinsif kerja mesin crusher
Analisa prinsif kerja mesin crusherImaz Bili Kali
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 
176523087 sluice-box
176523087 sluice-box176523087 sluice-box
176523087 sluice-boxainulyaqin89
 
Kesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairKesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairRyan Tito
 
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampusIstilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampusAling Syahril
 
Bahan Ajar Alat Industri Kimia
Bahan Ajar Alat Industri KimiaBahan Ajar Alat Industri Kimia
Bahan Ajar Alat Industri KimiaAhmadRifaldhi
 
Penjernihan, filtrasi (Alat Industri Kimia
Penjernihan, filtrasi (Alat Industri KimiaPenjernihan, filtrasi (Alat Industri Kimia
Penjernihan, filtrasi (Alat Industri KimiaAhmadRifaldhi
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianFransiska Puteri
 
Penghancuran dan pengayakan
Penghancuran dan pengayakanPenghancuran dan pengayakan
Penghancuran dan pengayakanHilya Fithri
 
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...Muhamad Imam Khairy
 
laporan modul 1- kominusi - grinding
laporan modul 1- kominusi - grindinglaporan modul 1- kominusi - grinding
laporan modul 1- kominusi - grindingFathur Rozaq
 
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...Muhamad Imam Khairy
 

What's hot (20)

"peralatan pemisahan" Ayakan
"peralatan pemisahan" Ayakan"peralatan pemisahan" Ayakan
"peralatan pemisahan" Ayakan
 
Analisa prinsif kerja mesin crusher
Analisa prinsif kerja mesin crusherAnalisa prinsif kerja mesin crusher
Analisa prinsif kerja mesin crusher
 
JAW CRUSHER
JAW CRUSHERJAW CRUSHER
JAW CRUSHER
 
Screening
ScreeningScreening
Screening
 
UNIT OPERASI - MIXING
UNIT OPERASI - MIXINGUNIT OPERASI - MIXING
UNIT OPERASI - MIXING
 
Bucket Elevator
Bucket ElevatorBucket Elevator
Bucket Elevator
 
Alat pengering 2
Alat pengering 2Alat pengering 2
Alat pengering 2
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
176523087 sluice-box
176523087 sluice-box176523087 sluice-box
176523087 sluice-box
 
Kesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairKesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cair
 
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampusIstilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
 
Bahan Ajar Alat Industri Kimia
Bahan Ajar Alat Industri KimiaBahan Ajar Alat Industri Kimia
Bahan Ajar Alat Industri Kimia
 
Penjernihan, filtrasi (Alat Industri Kimia
Penjernihan, filtrasi (Alat Industri KimiaPenjernihan, filtrasi (Alat Industri Kimia
Penjernihan, filtrasi (Alat Industri Kimia
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
 
Penghancuran dan pengayakan
Penghancuran dan pengayakanPenghancuran dan pengayakan
Penghancuran dan pengayakan
 
Adsorpsi
AdsorpsiAdsorpsi
Adsorpsi
 
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
 
laporan modul 1- kominusi - grinding
laporan modul 1- kominusi - grindinglaporan modul 1- kominusi - grinding
laporan modul 1- kominusi - grinding
 
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
 

Similar to OPTIMASI SIZE REDUCTION

Grinding and sizing
Grinding and sizingGrinding and sizing
Grinding and sizingIffa M.Nisa
 
Makalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grindingMakalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grindingActur Saktianto
 
Makalah pengolahan mineral crushing
Makalah pengolahan mineral crushingMakalah pengolahan mineral crushing
Makalah pengolahan mineral crushingActur Saktianto
 
Laporan praktikum 5 andi pengecilan
Laporan praktikum 5 andi pengecilanLaporan praktikum 5 andi pengecilan
Laporan praktikum 5 andi pengecilandonnyerlangga
 
Jurnal Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Tipe Gunting
Jurnal Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Tipe GuntingJurnal Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Tipe Gunting
Jurnal Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Tipe GuntingRezyAmmarSutejo
 
Contoh laporan pratikum proses produksi
Contoh laporan pratikum proses produksi Contoh laporan pratikum proses produksi
Contoh laporan pratikum proses produksi marsyah18009
 
PPT-SEMPRO MICHAEL (OK).pptx
PPT-SEMPRO MICHAEL (OK).pptxPPT-SEMPRO MICHAEL (OK).pptx
PPT-SEMPRO MICHAEL (OK).pptxmichaelprayogo4
 
76403601-Pengecilan-Ukuran-Bahan-Hasil-Pertanian.doc
76403601-Pengecilan-Ukuran-Bahan-Hasil-Pertanian.doc76403601-Pengecilan-Ukuran-Bahan-Hasil-Pertanian.doc
76403601-Pengecilan-Ukuran-Bahan-Hasil-Pertanian.docLeniLidiawati1
 
1. Proses Pengecilan Ukuran.pptx
1. Proses Pengecilan Ukuran.pptx1. Proses Pengecilan Ukuran.pptx
1. Proses Pengecilan Ukuran.pptximaduddin270518
 
Besaran dan satuan fisika smk
Besaran dan satuan fisika smkBesaran dan satuan fisika smk
Besaran dan satuan fisika smkemri3
 

Similar to OPTIMASI SIZE REDUCTION (17)

Grinding and sizing
Grinding and sizingGrinding and sizing
Grinding and sizing
 
Makalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grindingMakalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grinding
 
Makalah pengolahan mineral crushing
Makalah pengolahan mineral crushingMakalah pengolahan mineral crushing
Makalah pengolahan mineral crushing
 
Laporan praktikum 5 andi pengecilan
Laporan praktikum 5 andi pengecilanLaporan praktikum 5 andi pengecilan
Laporan praktikum 5 andi pengecilan
 
Jurnal Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Tipe Gunting
Jurnal Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Tipe GuntingJurnal Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Tipe Gunting
Jurnal Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Tipe Gunting
 
10 e00026
10 e0002610 e00026
10 e00026
 
BESARAN DAN SATUAN.pptx
BESARAN DAN SATUAN.pptxBESARAN DAN SATUAN.pptx
BESARAN DAN SATUAN.pptx
 
Contoh laporan pratikum proses produksi
Contoh laporan pratikum proses produksi Contoh laporan pratikum proses produksi
Contoh laporan pratikum proses produksi
 
PPT-SEMPRO MICHAEL (OK).pptx
PPT-SEMPRO MICHAEL (OK).pptxPPT-SEMPRO MICHAEL (OK).pptx
PPT-SEMPRO MICHAEL (OK).pptx
 
Pp ta
Pp taPp ta
Pp ta
 
76403601-Pengecilan-Ukuran-Bahan-Hasil-Pertanian.doc
76403601-Pengecilan-Ukuran-Bahan-Hasil-Pertanian.doc76403601-Pengecilan-Ukuran-Bahan-Hasil-Pertanian.doc
76403601-Pengecilan-Ukuran-Bahan-Hasil-Pertanian.doc
 
Acara 1
Acara 1Acara 1
Acara 1
 
1. Proses Pengecilan Ukuran.pptx
1. Proses Pengecilan Ukuran.pptx1. Proses Pengecilan Ukuran.pptx
1. Proses Pengecilan Ukuran.pptx
 
Rangkuman jurnal
Rangkuman jurnalRangkuman jurnal
Rangkuman jurnal
 
3. jurnal hasil penelitian
3. jurnal hasil penelitian3. jurnal hasil penelitian
3. jurnal hasil penelitian
 
Besaran dan satuan fisika smk
Besaran dan satuan fisika smkBesaran dan satuan fisika smk
Besaran dan satuan fisika smk
 
BAB 2
BAB 2BAB 2
BAB 2
 

Recently uploaded

10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 

Recently uploaded (8)

10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 

OPTIMASI SIZE REDUCTION

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Size reduction adalah operasi untuk memperkecil ukuran suatu padatan partikel menjadi ukuran yang lebih kecil sesuai ukuran yang diinginkan. Operasi size reduction bisa dilakukan dengan cara penumbukan atau penggilingan. Pengoperasian unit size reduction dibutuhkan pada industri kimia dan mineral untuk menyesuaikan bahan dengan spesifikasi alat atau menyesuaikan spesifikasi produk yang akan dipasarkan. Ditinjau dari sisi yang lain, pengoperasian size reduction dalam industri kimia dan mineral mengakibatkan biaya tinggi karena operasi yang kurang efisien. Hal ini disebabkan adanya sifat fisis dari beban yang beranekaragam. Faktor lain yang mengakibatkan size reduction tidak efisien adalah kebutuhan energi untuk membentuk permukaan baru. Di samping itu, persamaan empiris yang berguna untuk memprediksi performa alat telah dikembangkan dari teori yang ada. Hukum Kick dan Rittinger merupakan hukum yang menyatakan bahwa jumlah kerja yang dibutuhkan dalam operasi size reduction sebanding dengan luasan permukaan baru yang terbentuk. Berdasarkan uraian ini, perlu dilakukan percobaan untuk mengkaji hukum Kick dan Rittinger. 1.2 Perumusan Masalah Dalam praktikum ini dilakukan operasi size reduction menggunakan Hammer Mill, respon dari percobaan ini adalah pengaruh ukuran umpan terhadap besarnya energi yang dibutuhkan untuk penggerusan. Perhitungan besarnya energi yang dibutuhkan dilakukan melalui penerapan persamaan size reduction seperti Hukum Kick dan Hukum Rittinger antara perhitungan teoritis dan praktis. 1.3 Tujuan Praktikum Tujuan praktikum size reduction adalah : 1. Mengkaji hukum Kick dan Rittinger dengan cara membandingkan energi yang dibutuhkan untuk operasi size reduction secara teoritis dan percobaan. 2. Menghitung Power Transmission Factor (energi penggerusan). 3. Membuat laporan praktikum secara tertulis 1.4 Manfaat Praktikum 1. Memahami dan mengetahui cara menghitung besarnya reduction ratio, dan energi penggerusan dengan ukuran partikel yang berbeda-beda. 2. Memahami penerapan Hukum Kick dan Rittinger dalam operasi size reduction
  • 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Unit operasi size reduction adalah satu operasi untuk memperkecil ukuran suatu partikel dengan memperhalus bentuk produk atau sekedar menjadikannya lebih kecil sesuai ukuran yang diinginkan. Operasi size reduction bisa dilakukan dengan cara penumbukan atau penggilingan (Agrawal, 2007). Unit operasi size reduction biasanya digunakan untuk menyesuaikan ukuran bahan baku agar sesuai dengan alat proses atau menyesuaikan produk sesuai kebutuhan pasar. 2.1 Klasifikasi Alat Size Reduction Berdasarkan Ukuran Umpan 2.1.1 Crusher Alat size reduction yang memecahkan bongkahan padatan yang besar menjadi bongkahan‐bongkahan yang lebih kecil, dimana ukurannya sampai batas beberapa inch. Alat crusher biasa diklasifikasikan menjadi : a. Primary crusher Mampu beroperasi untuk segala ukuran feed. Produk yang dihasilkan mempunyai ukuran 8‐10 inch. b. Secondary crusher Mampu beroperasi dengan ukuran feed, seperti di produk primary crusher dengan ukuran 4 inch. 2.1.2 Grinder Alat ini beroperasi untuk memecah bongkahan yang dihasilkan crusher, sehingga bongkahan ini menjadi bubuk. Untuk intermediate grinder, produk yang dihasilkan lolos ukuran 40 mesh. Ultrafine grinder dapat diatur untuk menghasilkan produk berukuran lolos ukuran 250 mesh – 2500 mesh dengan umpan tidak lebih besar dari 20 mm. 2.1.3 Cutter Alat ini mempunyai cara kerja yang berbeda dengan size reduction sebelumnya. Pada cutter ini, cara kerjanya dengan memotong. Alat ini dipakai untuk produk ulet dan tidak bisa diperkecil dengan cara sebelumnya. Ukuran produk 2-10 mesh. Operasi size reduction sering digunakan pada indusri‐industri yang memerlukan bahan baku dalam ukuran tertentu dan produk dalam ukuran tertentu,misalnya industri semen,batu bara,pertambangan, pupuk, keramik,dan lain-lain. Pemilihan jenis alat yang digunakan biasanya berdasarkan ukuran feed pada produk, sifat bahan, kekerasan bahan, dan kapasitasnya. 2.2 Size reduction 2.2.1 Operasi Penggerusan Penggerusan atau Comminution adalah istilah yang umum digunakan pada operasi size reduction yang biasanya menggunakan crusher atau grinder atau alat-alat
  • 3. penggerus lainnya. Alat penggerusan dikatakan ideal bila memenuhi syarat – syarat berikut: a. Mempunyai kapasitas operasi yang besar b. Membutuhkan Power input yang kecil per satuan produk c. Produk yang dihasilkan seragam atau mampu memenuhi distribusi ukuran yang diinginkan Operasi alat penggerusan yang ideal sangatlah sulit didapat karana satuan produk yang dihasilkan tidak akan pernah seragam dengan variasi ukuran umpan masuk.Produk selalu terdiri atas campuran partikel dengan rentang antara ukuran terbesar yang diinginkan hingga yang paling kecil. (Mc.Cabe, 1993) 2.2.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Operasi Size Reduction Berdasarkan Sifat Alami Material Penentuanan jenis mesin dalam operasi penggerusan didasarkan pada faktor sifat alami material yang ditangani. Antara lain : a. Hardness : Mempengaruhi kebutuhan tenaga pemakaian mesin. Sifat hardness suatu material disusun berdasarkan skala Mohr. b. Structure : Struktur material granular lebih mudah daripada material berwujud serat. c. Moisture Content : Kandungan air dalam material sebesar 5-50% akan menyebabkan terjadinya cake dan menghambat aliran material. d. Crushing Strength : Power yang dibutuhkan suatu alat akan sebanding dengan crushing strength suatu material. e. Friability : Material yang rapuh akan mudah pecah sebelum penggerusan dan akan mempengaruhi distribusi ukuranproduk. f. Stickiness : Material yang lengket akan menyumbat pesawat operasi. g. Soapiness : Pengukuran berdasarkan koefisien gesekan permukaan material. Koefisien gesekan yang kecil akan mengakibatkan operasi penggerusan sulit dioperasikan h. Explosive Material: Material tidak boleh banyak mengandung inert atmosphere. i. Material yang membahayakan kesahatan harus dioperasikan di tempat yang aman lingkungan. (Coulson, 2002) 2.2.3 Alat-alat Penggerusan Klasifikasi alat – alat penggerusan diberikan berdasarkan tipe-tipe mesin yang baik dalam pengoperasian tiap stage ukuran produk. Ada tiga step dalam pengoperasian size reduction: 1. Coarse size reduction: ukuran umpan 2 – 96 inch atau lebih. 2. Intermediate size reduction: ukuran umpan 1 – 3 inch.
  • 4. 3. Fine Size reduction : ukuran umpan 0,25 sampai 0,5 inch. (Brown, 1979) Tabel 2. 1 Tipe Alat Penggerus Berdasarkan Klasifikasi Operasi Coarse crushers Intermediate crushers Fine crushers Stag jaw crusher Crushing rolls Buhrstone mill Dodge jaw crusher Disc crusher Roller mill Gyratory crusher Edge runner mill NEI pendulum mill Other coarse crusher Hammer mill Griffin mill Single roll crusher Ring roller mill (Lopulco) Pin mill Ball mill Symons disc crushers Tube mill Hardinge mill Babcock mill (Coulson, 2002) 2.3 Hukum-hukum Energi Penggerusan Energi yang dibutuhkan untuk operasi size reduction sangat bergantung dari ukuran partikel yang dihasilkan.Makin kecil partikel, maka makin besar energi yang dibutuhkan. 2.3.1 Hukum Rittinger Rittinger beranggapan bahwa besarnya energi yang diperlukan untuk size reduction berbanding lurus dengan luas permukaan baru yang dihasilkan. Luas permukaan spesifik yang dihasilkan akan sebanding dengan ukuran partikel, sehingga dirumuskan persamaan dalam bentuk : 𝐸 = 𝑘 ( 1 𝑑𝑖 − 1 𝐷𝑖 ) Dengan E : Energi Penggerusan (Joule) k : Tetapan Rittinger di : Diameter Rata-Rata Produk (cm) Di : Diameter Rata-Rata Feed (cm) 2.3.2 Hukum Kick Kick beranggapan bahwa energi yang dibutuhkan untuk pemecahan partikel zat padat adalah berbanding lurus dengan ratio dari feed dengan produk. Secara matematis dinyatakan dengan: 𝐸 = 𝐾𝑘 log( 𝐷𝑖 𝑑𝑖 )
  • 5. E : Tenaga yang dibutuhkan untuk memecahkan partikel zat padat atau feed (Joule) Kk : Tetapan Kick Di : diameter rata-rata feed (cm) di : diameter rata-rata produk (cm) Kick menyatakan bahwa energi untuk memecah padatan berbentuk kubus berukuran lebih dari 1/2 inch adalah sama besarnya dengan energi yang dibutuhkan untuk memecah padatan berukuran 1/2 inch menjadi 1/4 inch. 2.4 Pengertian Diameter a. True Aritmathic Average Diameter (TAAD) TAAD didefinisikan sebagai diameter rata‐rata berdasarkan jumlah partikel 𝑇𝐴𝐴𝐷 = ∑(partikel × diameter) ∑ partikel total = N1D1 + N2D2+. . +NnDn N1 + N2+. . +Nn ∑ NtDt Nt n i=1 Ni = Vt vt = µt/ρ m = m Xi V ρ = m Xi ρ Ci Di2 𝑇𝐴𝐴𝐷 = ∑ Xi Ci Di2 n i=1 ∑ Xi Ci Di3 n i=1 Dengan Di : diameter partikel (cm) Ni : jumlah partikel dengan diameter Di Mi : massa total partikel dengan diameter Di (gram) m : massa partikel dengan diameter Di (gram) Vi : volume total partikel dengan diameter Di (cm3 ) C : konstanta yang harganya tergantung dari titik partikel, sehingga: D3 adalah volume partikel untuk bola = π/6 ; kubus = 1 V : volume partikel dengan diameter Di (cm3 ) b. Mean Surface Diameter Didefinisikan sebagai diameter rata-rata berdasarkan luas permukaan jumlah partikel x luas = NiBiDi2 x ∑ (jumlah partikel x luas)total n i=1 = N1B1D12 + N1B1D12 + ⋯ + NnBnDn = B(Dsur)2 Ni
  • 6. (Dsur)2 = N1B1D12 + N1B1D12 +. . +NnBnDn B(N1 + N2+. . +Nn) = ∑ NtBtDt2 B ∑ Ntn i=1 n i=1 = ∑ µ ρ ( xt CDt2) BtDt2 B ∑ M ρ n i=1 = ( xt CDi ) n i=1 Dsur = √ ∑ BiXi CiDi n i=1 ∑ Xi CiDi2 n i=1 Jumlah total = Ni Vi = Ni Ci Di3 n = C (D vol)3 ∑ Ni n i=1 ∑ m c Xi Ci Di3 Ci Dt3 = C (D vol)3 ∑ Xi Ci Di3 n i=1 n i=1 Dvol = √ ∑ Xin i=1 C ∑ Xi Ci Di3 n i=1 B : konstanta yang harganya tergantung bentuk partikel, untuk bola B = 2 dan untuk kubus B = 6. c. Mean Volume Diameter Didefinisikan sebagai diameter rata‐rata berdasarkan volume Jumlah total = Ni Vi = Ni Ci Di3 n = C (D vol)3 ∑ Ni n i=1 ∑ m c n i=1 Xi CiDi3 Ci Di3 = C (D vol)3 ∑ Xi Ci Di3 n i=1 Dvol = √ ∑ Xin i=1 C ∑ Xi Ci Di3 n i=1 (Brown,1979 hal 20-22)
  • 7. BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Rancangan Percobaan 3.1.1 Rancangan Praktikum Untuk mencapai tujuan, praktikum dilaksanakan dalam beberapa tahapan seperti persiapan bahan, operasi size reduction, operasi screening, serta analisis ukuran partikel secara TAAD. Dalam tahapan persiapan bahan diperoleh data yang memuat nilai diameter rata-rata umpan (Di). Pada tahap size reduction digunakan alat penggerus yaitu hammer mill. Dalam pengoperasiannya, diukur pula daya yang terpakai selama proses size reduction pada setiap variabel. Hasil dari penggerusan tersebut kemudian diayak dalam proses operasi screening. Dalam tahapan ini diperoleh data yang memuat nilai diameter rata-rata produk (Davg) serta berat produk pada setiap tray. Nilai-nilai yang dihasilkan dari operasi screening kemudian dianalisa menggunakan metode TAAD, sehingga dapat diperoleh nilai reduction ratio untuk setiap variabel yang berbeda. 3.1.2 Penetapan Variabel 1. Variabel tetap Waktu pengayakan : 2x10 menit 2. Variabel berubah Ukuran dimensi padatan (cm): Berat padatan (gram) : 3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan Dalam pelaksanaan praktikum size reduction, terdapat bahan dan alat-alat yang digunakan untuk menunjang praktikum ini. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah batu bata. Sedangkan alat-alat penunjang praktikum ini antara lain hammer mill, sieving, alat pengukur kuat arus, jangka sorong dan stopwatch. Alat hammer mill yang digunakan ditunjukkan pada gambar 3.1, sedangkan alat sieveing ditunjukkan pada gambar 3.2.
  • 8. Gambar 3.1 Hammer Mill- Crusher Gambar 3.2 Gambar Alat sieving Komponen-Komponen Hammer Mill : 1.Panel Listrik : Tempat menyalurkan energi listrik dari sumber listrik ke motor. 2.Motor listrik : Sebagai penggerak utama kinerja mesin. 3.V-Belt : Mentransmisikan putaran yang dihasilkan rotor pada motor listrik ke pulley pada mesin hammer mill. 4.Hopper : Sebagai tempat masuknya feed 5.Operating door : Sebagai tempat untuk melakukan pembersihan dan maintenance pada alat. 6.Discharge : Sebagai tempat keluarnya product. 3.3 Prosedur Praktikum Praktikum size reduction dilakukan dalam beberapa tahapan. Praktikum dimulai dengan mempersiapkan bahan yang akan digunakan sesuai variabel yang telah ditentukan. Selanjutnya, dilakukan pengukuran material (feed) menggunakan jangka sorong sebelum dimasukkan ke dalam hammer mill. Tentukan bukaan tutup feeder sesuai dengan kapasitas yang diinginkan, usahakan jangan terlalu lebar supaya bahan yang masuk tidak terlalu besar. Lalu, masukkan bahan ke dalam hammer mill dalam jumlah tertentu sesuai variabel. Selama dilakukan proses size reduction dengan menggunakan hammer mill, dilakukan pengukuran ampere atau daya yang dibutuhkan menggunakan ampere meter. Setelah itu, kumpulkan hasil dari setiap variabel, ditimbang, dan dilakukan analisis sieving, kemudian ditimbang berat partikel yang tertahan pada setiap ayakan.
  • 9. DAFTAR PUSTAKA Agrawal, S.S. 2007. Agrawal Principal Delhi Institute of Pharmaceutical Science and Research Sector – 3. Pushp Vihar New Delhi. India. Brown, G.G. 1979. Unit Operation. Modern Asia Edition. Hal. 20-22; 26. Mc Graw Hill Book. Co.Ltd.Tokyo. Japan. Coulson. J.M, et al. 2002. Chemical Engineering Particle Technology and Separation Process 5th edition. hal 105-106 Butterworth and Heinemann Oxford. England. Mc. Cabe, W.L. 1993. Unit Operation of Chemical Engineering 5th edition. hal 261. Tioon Well Finishing Co. Ltd. Singapura.