SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN
PENGECILAN UKURAN
Oleh :
Nama : Wendi Irawan Dediarta
NPM : 150310080137
Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 30 Maret 2011
Waktu : 15.00 – 16.00
Co. Ass. : - Citra Pratiwi
- Wince Widaningsih
LABORATORIUM TEKNIK PASCA PANEN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengecilan ukuran dapat didefinisikan sebagai penghancuran dan
pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja mekanis, yaitu
membaginya menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Dalam pengecilan ukuran
ada usaha penggunaan alat mekanis tanpa merubah stuktur kimia dari bahan, dan
keseragaman ukuran dan bentuk dari satuan bijian yang diinginkan pada akhir
proses, tetapi jarang tercapai.
Bahan mentah sering berukuran lebih besar daripada kebutuhan, sehingga
ukuran bahan ini harus diperkecil. Operasi pengecilan ukuran ini dapat dibagi
menjadi dua kategori utama, tergantung kepada apakah bahan tersebut bahan cair
atau bahan padat. Apabila bahan padat, operasi pengecilan disebut penghancuran
dan pemotongan, dan apabila bahan cair disebut emulsifikasi atau atomisasi.
Penghancuran dan pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan
kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-partikel lebih kecil.
Penggunaan proses penghancuran yang paling luas di dalam industri pangan
barangkali adalah dalam penggilingan butir-butir gandum menjadi tepung, akan
tetapi penghancuran ini digunakan juga untuk berbagai tujuan, seperti
penggilingan jagung untuk menghasilkan tepung jagung, penggilingan gula dan
penggilingan bahan pangan kering seperti sayuran. Pemotongan dipergunakan
untuk memecahkan potongan besar bahan pangan menjadi potongan-potongan
kecil yang sesuai untuk pengolahan lebih lanjut, seperti dalam penyiapan daging
olahan.
1.2 Tujuan Praktikum
 Mengukur dan mengamati pengecilan ukuran bahan hasil pertanian dengan
mengkaji performansi mesin, kapasitas throughout, kapasitas output dan
rendemen hasil pengecilan ukuran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengecilan ukuran dapat didefinisikan sebagai penghancuran dan
pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja mekanis, yaitu
membaginya menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Penggunaan proses
penghancuran yang paling luas di dalam industri pangan barangkali adalah dalam
penggilingan butir-butir gandum menjadi tepung, akan tetapi penghancuran ini
dipergunakan juga untuk beberapa tujuan, seperti penggilingan jagung
menghasilkan tepung jagung, penggilingan gula, penggilingan bahan pangan
kering seperti sayuran (Earle, 1983).
Dalam pengecilan ukuran ada usaha penggunaan alat mekanis tanpa
merubah stuktur kimia dari bahan, dan keseragaman ukuran dan bentuk dari
satuan bijian yang diinginkan pada akhir proses, tetapi jarang tercapai (Henderson
dan Perry, 1976).
Pemisahan partikel dan bahan cair secara mekanis biasanya menggunakan
tenaga yang dikenakan terhadap partikelnya. Tenaga tersebut dapat secara
langsung dikenakan pada partikelnya seperti pada pengayakan dan penyaringan,
atau secara tidak lengsung seperti pada pengendapan. Gaya atau tenaga ini dapat
berasal dari gaya gravitasi atau kerja sentrifugasi, yang dapat dikatakan sebagai
kekuatan penahanan negatif gerakan relatif partikel terhadap bahan cairnya.
Dengan demikian proses pemisahan tergantung pada karakter partikel yang
sedang dipisahkan dan tenaga yang bekerja pada partikel yang menyebabkan
terjadinya pemisahan (Sutardi, 2001).
Kriteria pengecilan ukuran antara lain (Zhang, 1998) :
1. Memiliki kapasitas yang besar.
2. Menggunakan tenaga input yang kecil per satuan produk.
3. Tujuannya adalah mengecilkan ukuran suatu produk sesuai dengan yang
diinginkan.
Karakteristik partikel yang penting adalah: ukuran, bentuk, dan densitas.
Sedangkan karakter bahan cair yang penting adalah: viskositas dan densitas.
Rekasi komponen yang berbeda atau gaya yang diberikan akan menimbulkan
gerakan relatif bahan cair dan petikel yang berada di dalamnya, serta antara
partikel-partikel yang berbeda karakternya (Earle, 1983).
Separasi dalam suatu operasi filtrasi dilakukan dengan memberikan gaya
pada fluida untuk dapat melewati suatu membran berpori (Foust dkk, 1980).
Pemisahan padatan dari fluida menyebabkan pembentukan ampas yang
melapisi medium filter sehingga tahanan terhadap aliran fluida yang disaring
makin besar. Faktor tersebut menggambarkan kecepatan filtrasi. Selanjutnya dapat
dikatakan bahwa kecepatan filtrasi ini tergantung dari beberapa faktor, antara lain
:
1. Tekanan yang diberikan diatas medium filter.
2. Luas permukaan penyaringan.
3. Viskositas dari cairan .
4. Tahanan dari bahan ampas filter cake yang tersusun oleh padatan yang
dipisahkan dari cairannya.
5. Tahanan dari medium.(Heldman dan Singh, 1981)
Pengecilan ukuran secara umum digunakan untuk menunjukkan pada suatu
operasi, pembagian atau pemecahan bahan secara mekanis menjadi bagian yang
berukuran kecil (lebih kecil) tanpa diikuti perubahan sifat kimia. Pengecilan
ukuran dilakukan untuk menambah permukaan padatan sehingga pada saat
penambahan bahan lain pencampuran dapat dilakukan secara merata (Rifai,2009).
 Tujuan Pengecilan Ukuran
1. Mempermudah ekstraksi unsur tertentu dan struktur komposisi.
2. Penyesuayan dengan kebutuhan spesifikasi produk atau mendapatkan
bentuk tertentu.
3. Untuk menambah luas permukaan padatan
4. Mempermudah pencampuran bahan secara merata
 Beberapa Cara Pengecilan Ukuran
1. Pemotongan/Perajangan
Merupakan cara pengecilan ukuran dengan menghantamkan ujung suatu
benda tajam pada bahan yang dipotong. Struktur permukaan yang
terbentuk oleh proses pemotongan relatif halus, pemotongan lebih cocok
dilakukan untuk sayuran dan bahan lain yang berserat (Rifai, 2009).
Perajangan biasanya hanya dilakukan pada bahan yang ukurannya agak
besar dan tidak lunak seperti akar, rimpang, batang, buah dan lain-lain.
Ukuran perajangan tergantung dari bahan yang digunakan dan
berpengaruh terhadap kualitas simplisia yang dihasilkan. Perajangan
bahan dapat dilakukan secara manual dengan pisau yang tajam dan
terbuat dari stainlees ataupun dengan mesin pemotong/ perajang. Bentuk
irisan split atau slice tergantung tujuan pemakaian. Untuk tujuan
mendapatkan minyak atsiri yang tinggi, bentuk irisan sebaiknya adalah
membujur (split) dan jika ingin bahan lebih cepat kering bentuk irisan
sebaiknya melintang (slice). Perajangan terlalu tipis dapat mengurangi
zat aktif yang terkandung dalam bahan. Sedangkan jika terlalu tebal,
maka pengurangan kadar air dalam bahan agak sulit dan memerlukan
waktu yang lama dalam penjemuran dan kemungkinan besar bahan
mudah ditumbuhi oleh jamur (Sembiring, 2007).
2. Kompresi/Pemukulan/Penggerusan/Penumbukan
Prinsip kerja dari kompresi adalah dengan tekanan yang kuat terhadap
buah, Biasannya, penghancuran ini untuk menghancurkan buah yang
keras. Alat dari kompresi ini dinamankan chrushing rolls. Proses ini
dilakukan dengan memberikan gaya tekan yang besar sambil dilakukan
penggesekan pada suatu permukan padat, sehingga bahan terpecah
dengan bentuk yang tidak tertentu. Umumnya, permukaan alat dibuat
dengan kekerasan tertentu, sehingga dapat membentuk pencabikan bahan
(Dewi, 2008). Pemukulan adalah operasi pengecilan ukuran dengan
memanfaatkan gaya impact, yaitu pemberian gaya yang besar dalam
waktu yang singkat. Prinsip kerja dari impact adalah dengan memukul
buah. Alat yang biasa digunakan yaitu hammer mill. Alat ini untuk
menghasilkan bahan dengan ukuran kasar, sedang, dan halus (Dewi,
2008). Bahan yang berserat atau kenyal tidak dapat dikecilkan ukurannya
dengan cara pemukulan, karena gaya impact tidak dapat menyebabkan
pecahnya bahan menjadi bagian yang lebih kecil. Demikian pula bahan
yang besar, tidak dapat dikecilkan ukuranya dengan cara pemukulan
karena akan merusak bentuk asal (Rifai, 2009).
Jika pemukulan dilakukan dengan penahan, maka dikatakan terjadi
peristiwa atau proses penggerusan atau penumbukan. Sebaliknya, jika
tanpa penahan dikatakan proses pemukulan saja. Pemukulan cocok
dilakukan pada bahan yang keras tetapi rapuh dalam kondisi kering.
Sedangkan untuk bahan yang rapuh dan sedikit berserat seperti biji-bijian
dilakukan dengan cara penggerusan. Selain itu, penggerusan dapat
dilakukan pada bahan kering ataupun basah. Umumnya, pada bahan yang
basah dilakukan dengan penambahan air sebagai media pendingin alat
penggerus (Rifai,2009).
3. Menggiling/Shearing
Cara ini menggunakan prinsip impact, yaitu dengan mengikis buah atau
menggiling buah. Alat yang biasa digunakan dalam metode ini adalah
Disc Atrition Mill. Alat ini untuk menghasilkan bahan dengan ukuran
yang halus (Maharani, 2008).
Bahan mentah sering berukuran lebih besar daripada kebutuhan, sehingga
ukuran bahan ini harus diperkecil. Operasi pengecilan ukuran ini dapat dibagi
menjadi dua kategori utama, tergantung kepada apakah bahan tersebut bahan cair
attau bahan padat. Apabila bahan padat, operasi pengecilan disebut penghancuran
dan pemotongan, dan apabila bahan cair disebut emulsifikasi atau atomisasi
(Stumbo, 1949).
Penghancuran dan pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan
kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-partikel lebih kecil.
Penggunaan proses penghancuran yang paling luas di dalam bidang industri
pangan barabgkali adalah penggilingan butir-butir gandum menjadi tepung, akan
tetapi penghancuran ini dipergunakan juga untuk berbagai tujuan, seperti
penggilingan jagung untuk menghasilkan tepung jagung, penggilingan gula dan
penggilingan bahan kering seperti sayuran. Pemotongan dipergunakan untuk
memecahkan potongan besar bahan pangan menjadi potongan-potongan kecil
yang sesuai untuk pengolahan lebih lanjut, seperti dalam penyiapan daging olahan
(Earle, 1969).
Apabila suatu partikel yang seragam dihancurkan, setelah penghancuran
pertama, ukuran partikel yang dihasilkan akan sangat bervariasi dari yang relatif
sangat kasar sampai yang paling halus bahkan sampai abu Ketika penghancuran
dilanjutkan, partikel yang besar akan dihancurkan lebih lanjut akan tetapi partikel
yang kecil akan mengalami perubahan relatif sedikit. Pengawasan yang teliti
memperlihatkan bahwa ada kecenderungan bahwa beberapa ukuran tertentu akan
meningkat dalam proporsinya pada campuran yang kelak akan menjadi ukuran
fraksi yang dominan (Suharto, 1991).
Operasi pengecilan ukuran dibagi menjadi 2 kategori, yaitu pengecilan
ukuran untuk bahan padat dan pengecilan ukuran untuk bahan cair. Pengecilan
ukuran untuk bahan padat dapat dilakukan dengan pemotongan (cutting),
penghancuran/pengilasan (crushing), pencacahan/pencincangan (chopping),
pengikisan/penyosohan (grinding), penggilingan (milling), pengkubusan (dicing),
pengirisan (slicing). Sedangkan pada bahan cair dilakukan dengan cara
emulsifikasi (emulsification) dan atomosasi (atomizing).
Metoda-metoda pengecilan usuran berbeda-beda dikelompokan
berdasarkan ukuran partikel yang dihasilkan, diantaranya :
1. Penyincangan, pemotongan, pengirisan, dan pemotongan bentuk kubus.
a. Besar ke sedang (potongan daging, irisan buah kalengan)
b. Sedang ke kecil (irisan wortel, irisan bawang)
c. Kecil ke bentuk butiran (daging giling kering, potongan sayur
kering)
2. Penepungan bertujuan untuk meningkatkan kehalusan, misal biji gandum
menjadi tepung terigu.
3. Emulsifikasi dan homogenisasi, contohnya mayonaise, susu, mentega, dan
margarin.
Pada pengecilan ukuran dan emulsifikasi memiliki sedikit atau tidak
memiliki pengaruh terhadap pengawetan. Tetapi pengecilan ukuran dari
emulsifikasi diterapkan untuk meningkatkan kualitas pangan untuk tahap proses
lebih lanjut. Dalam beberapa produk pangan, pengecilan ukuran dan emulsifikasi
memungkinkan meningkatkan tingkat kerusakan dengan terjadinya pelepasan
enzim-enzim secara alami dari jaringan yang rusak, atau akibat aktivitas
mikrobiologi dan oksidasi yang terjadi pada setiap luas permukaan yang terkena
proses pengecilan, kecuali jira perlakuan pengawetan diterapkan.
Kinerja atau performansi suatu mesin pengecilan ukuran dapat ditentukan
oleh kapasitasnya, besarnya daya yang diperlukan per satuan bahan, ukuran dan
bentuk hasil proses pengecilan ukuran.
Pengecilan ukuran merupakan salah satu dari satuan operasi dimana bahan
hasil pertanian dikecilkan dengan mengaplikasikan gaya tumbuk, gaya gesek, dan
gaya tekan.
Energi yang terserap oleh suatu bahan hasil pertanian sebelum patah
ditentukan oleh kekerasan bahan dan kecenderungan untuk retak (kerapuhan)
yang tergantung pada struktur bahan hasil pertanian tersebut. Bahan hasil
pertanian yang keras akan menyerap energi lebih besar dan memerlukan energi
input lebih besar untuk menghasilkan retakan. Tingkat pengecilan ukuran, energi
yang diperlukan dan jumlah energi panas yang dihasilkan dalam bahan hasil
pertanian tergantung pada gaya dan waktu yang digunakan (Sudaryanto, 2005).
Faktor lain yang mempengaruhi energi input adalah kadar air dan
sensitivitas bahan terhadap energi panas. Kadar air bahan mempengaruhi tingkat
pengecilan ukuran dan mekanisme kerusakan pada beberapa bahan hasil
pertanian. Menurut Kent (1983) kandungan air dalam bahan kering dapat
mempengaruhi bahan tersebut untuk menggumpal, dan hal ini dapat menggangu
proses penepungan.
Besarnya energi yang dibutuhkan untuk mengecilkan ukuran bahan padat
dihitung menggunakan salah satu dari tiga persamaan di bawah ini :
1. Hukum Kick, menyatakan bahwa energi yang dibutuhkan untuk
mengecilkan ukuran tergantung pada perbandingn antara ukuran awal
bahan terhadap ukuran akhir bahan, dan dapat dinyatakan :
E = Kk ln 





2
1
d
d
Dimana :
E = energi yang diperlukan persatuan massa bahan (J)
Kk = Konstanta kick
D1 = ukuran awal rata-rata bahan
D2 = Ukuran akhir setelah dikecilkan
2. Hukum Rittinger, menyatakan bahwa energi yang diperlukan untuk
mengecilkan ukuran bahan bergantung pada perubahan luas permukaan
bahan. Dalam bentuk persamaan dapat dinyatakan :
E = Kr 






1
1
2
1
d
d
Dimana:
Kr = konstanta Rittinger
3. Hukum Bond digunakan untuk menghitung energi yang dibutuhkan untuk
pengecilan ukuran bahan, yaitu :
E/W = (100/d2)0,5 – (100/d1)0,5
Dimana :
W = indeks kerja Bond (40000-80000J/kg untuk bahan hasil pertanian
bersifat keras seperti gula pasir dan biji-bijian (Loncin dan Merson,
1979)
D1 = diameter lubang saringan yang memungkinkan meloloskan 80%
massa bahan wal
D2 = Diameter lubang saringan yang memungkinkan meloloskan 80%
massa bahan akhir
Pada umumnya, daging, buah, umbi dan sayur tergolong bahan berserat.
Daging dibekukan dan dikondisikan di bawah titik beku, hal ini bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi pemotongan. Buah-buahan dan sayuran memiliki matriks
serat lebih padat dan dipotong pada suhu lingkungan atau suhu dingin.
Secara umum, terdapat lima peralatan yang digunakan untuk bahan
berserat, yaitu:
a. Peralatan pengiris (slicing). Terdiri dari mata pisau yang berputar
yang berfungsi untuk mengiris bahan yang lewat di bawahnya.
b. Peralatan pengkubus/ pendadu (dicing). Prinsip kerja alat ini
adalah pertama-tama bahan diiris kemudian dipotong sehingga berbentuk
kubus atau dadu dengan mata pisau yang berputar. Potongan yang telah
dihasilkan diumpankan kembali pada pisau berputar bagian kedua yang
beroperasi pada bagian sebelah kanan sudut dari pisau yang pertama sehingga
memotong bahan menjadi berbentuk kubus.
c. Peralatan penyerpih (flaking). Peralatan ini cocok untuk ikan,
kacang-kacangan, dan daging. Potongan dapat berbentuk pipih, diatur
berdasarkan penyesuaian bentuk mata pisau dan jarak potong.
d. Peralatan pencabik (shredding). Diawali dengan alat penumbuk
berbentuk palu, lalu terdapat disintegrator yang di dalamnya ada dua piringan
yang masing-masing memiliki mata pisau. Dua piringan ini saling berputar
berlawanan arah dan bahan hasil pertanian yang diumpankan akan terpotong
berdasarkan gaya geser dan gaya potong.
e. Peralatan pengekstrak (pulping). Peralatan ini digunakan untuk
mengekstrak buah dan sayur serta melumatkan daging, buah, dan sayur. Cara
kerjanya merupakan kombinasi antara gaya kompresi dan gaya geser.
BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
a. Pisau
b. Tampah
c. Stopwatch
d. Wadah Plastik
e. Timbangan
f. Penyerut Manual
g. Mesin Pengiris dan Penyerut
3.1.2. Bahan
Ketela Poho (Singkong)
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Menggunakan Mesin Penyerut
a. Timbang bahan yang akan diproses dengan mesin pengecil ukuran (a kg)
b. Kupas bahan dan timbang (b kg)
c. Jalankan mesin dan masukan bahan kedalam mesin
d. Hitung waktu yang dibutuhkan selama proses penyerutan (x menit)
e. Timbang bahan sesudah diserut (c kg)
f. Amati performansi mesin dan mekanisme kerja proses mesin
g. Hitung kapasitas througout (a kg / xmenit)
h. Hitung kapasitas output (c kg / x menit)
i. Hitung rendemen pengupasan dan penyerutan
j. Rendemen pengupasan %
100
x
kg
a
kg
b

k. Rendemen pengupasan %
100
x
kg
b
kg
c

l. Hitung efisiensi pengecilan ukuran
i. efisiensi %
100
x
teoritis
Kapasitas
aktual
Kapasitas

m. Hitung luas permukaan bahan meliputi luas permukaan awal (utuh) dan
luas permukaan akhir (setelah diiris)
n. Keringkan bahan dalam oven untuk praktikum selanjutnya
3.2.2. Penyerutan Secara Manual
a. Timbang bahan yang akan diproses dengan mesin pengecil ukuran (a kg)
b. Kupas bahan dan timbang (b kg)
c. Serutlah singkong secara manual pada parutan yang telah disediakan
d. Hitung waktu yang dibutuhkan selama proses penyerutan (x menit)
e. Timbang bahan sesudah diserut (c kg)
f. Amati parutan dan hitung lebar dan panjang parutan
g. Hitung kapasitas througout (a kg / xmenit)
h. Hitung kapasitas output (c kg / x menit)
i. Hitung rendemen pengupasan dan penyerutan
j. Rendemen pengupasan %
100
x
kg
a
kg
b

k. Rendemen pengupasan %
100
x
kg
b
kg
c

l. Hitung efisiensi pengecilan ukuran
a. efisiensi %
100
x
teoritis
Kapasitas
aktual
Kapasitas

m. Hitung luas permukaan bahan meliputi luas permukaan awal (utuh) dan
luas permukaan akhir (setelah diiris)
Keringkan bahan dalam oven untuk praktikum selanjutnya
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
HASIL PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN SHIFT 1
 Hasil
No Keterangan
Kelompok
1
Kelompok
2
Kelompok
3
Kelompok
4
1 Massa awal bahan (a) 0,13446 kg 0,14775 kg 0,11701 kg 0,108 kg
2
Massa awal bahan
setelah di kupas (b) 0,10848 kg 0,12636 kg 0,09731 kg 0,09812 kg
3
Massa bahan setelah
diiris (c) 0,10787 kg 0,11697 kg 0,13061 kg 0,09641 kg
4 Waktu pengirisan 4,7 menit 2,28 menit 4,86 menit 1,68 menit
5 Jumlah potongan (N) 35 46 78 37
6 Panjang pisau (P) 0,09 m 0,195 m 0,15 m 0,12 m
7 Lebar pisau (L) 0,025 m 0,034 m 0,035 m 0,03 m
 Perhitungan
Kelompok 1
1 Kapasitas throughout = a kg/ x menit = 0.029
kg/menit
2 Kapasitas output = c kg/ x menit = 0.023
kg/menit
3 Rendemen pengupasan = (b kg/ a kg) x 100% = 80.68%
4 Rendemen pengirisan = (c kg/ b kg) x 100% = 99.44%
5 Kapasitas aktual = Kapasitas output x 60 menit/jam = 1,38
kg/jam
6 Kapasitas teoritis (manual)
Rumus : (K.N/60) x P x L x ρbahan
Dik : K = 2πP = 2 x 3,14 x 0,09 = 0,57
N = Jumlah potongan = 35
P = Panjang pisau = 0,09 m
L = Lebar pisau = 0,025 m
ρbahan = 1044 kg/m3
Jawab : = (K.N/60) x P x L x ρbahan
= (0,57.35/60) x 0,09 x 0,025 x 1044
= 0,33 x 2,35
= 0,78 kg/menit x 60menit/jam= 46,8 kg/jam
7 Efisiensi pengecilan
ukuran
 Perhitungan
Kelompok 2
1 Kapasitas throughout = a kg/ x menit = 0.065
kg/menit
2 Kapasitas output = c kg/ x menit = 0.051
kg/menit
3 Rendemen pengupasan = (b kg/ a kg) x 100% = 85.52%
4 Rendemen pengirisan = (c kg/ b kg) x 100% = 92.57%
5 Kapasitas aktual = Kapasitas output x 60 menit/jam = 3,06
kg/jam
6 Kapasitas teoritis (manual)
Rumus : (K.N/60) x P x L x ρbahan
Dik : K = 2πP = 2 x 3,14 x 0,195 = 1,22
N = Jumlah potongan = 46
P = Panjang pisau = 0,195 m
L = Lebar pisau = 0,034 m
ρbahan = 1044 kg/m3
Jawab : = (K.N/60) x P x L x ρbahan
= (1,22.46/60) x 0,195 x 0,034 x 1044
= 0,94 x 6,92
= 6,51 kg/menit x 60menit/jam = 390,6 kg/jam
7 Efisiensi pengecilan
ukuran
 Perhitungan
Kelompok 3
1 Kapasitas throughout = a kg/ x menit = 0.024
kg/menit
2 Kapasitas output = c kg/ x menit = 0.027
kg/menit
3 Rendemen pengupasan = (b kg/ a kg) x 100% = 83.16%
4 Rendemen penyerutan = (c kg/ b kg) x 100% = 134.22%
5 Kapasitas aktual = Kapasitas output x 60 menit/jam = 1,62
kg/jam
6 Kapasitas teoritis (manual)
Rumus : (K.N/60) x P x L x ρbahan
Dik : K = 2πP = 2 x 3,14 x 0,15 = 0,94
N = Jumlah potongan = 78
P = Panjang pisau = 0,15 m
L = Lebar pisau = 0,035 m
ρbahan = 1044 kg/m3
Jawab : = (K.N/60) x P x L x ρbahan
= (0,94.78/60) x 0,15 x 0,035 x 1044
= 1,22 x 5,48
= 6,69 kg/menit x 60menit/jam = 401,4 kg/jam
7 Efisiensi pengecilan
ukuran
 Perhitungan
Kelompok 4
1 Kapasitas throughout = a kg/ x menit = 0.064
kg/menit
2 Kapasitas output = c kg/ x menit = 0.057
kg/menit
3 Rendemen pengupasan = (b kg/ a kg) x 100% = 90.85%
4 Rendemen pengirisan = (c kg/ b kg) x 100% = 98.26%
5 Kapasitas aktual = Kapasitas output x 60 menit/jam = 3,42
kg/jam
6 Kapasitas teoritis (manual)
Rumus : (K.N/60) x P x L x ρbahan
Dik : K = 2πP = 2 x 3,14 x 0,12 = 0,75
N = Jumlah potongan = 37
P = Panjang pisau = 0,12 m
L = Lebar pisau = 0,03 m
ρbahan = 1044 kg/m3
Jawab : = (K.N/60) x P x L x ρbahan
= (0,75.37/60) x 0,12 x 0,03 x 1044
= 0,46 x 3,76
= 1,73 kg/menit x 60menit/jam = 103,8 kg/jam
7 Efisiensi pengecilan
ukuran
HASIL PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN SHIFT 2
 Penyerutan (MesinPenyerut)
No Parameter yang diukur Hasil
1 Massa awal bahan (a) 263,63 g 0,26363 kg
2 Massa awal bahan setelah dikupas (b) 218,77 g 0,21877 kg
3 Massa setelah diserut (c) 189,54 g 0,18954 kg
4 Waktu penyerutan (x) 3,37 menit 3,37 menit
 Perhitungan MesinPenyerutan
1 Kapasitas throughout = a kg/ x menit = 0,078
kg/menit
2 Kapasitas output = c kg/ x menit = 0,056
kg/menit
3 Rendemen pengupasan = (b kg/ a kg) x 100% = 82,98 %
4 Rendemen penyerutan = (c kg/ b kg) x 100% = 86,64%
5 Kapasitas aktual = Kapasitas output x 60 menit/jam = 3,36
kg/jam
6 Kapasitas teoritis (mesin)
 Mesin Penyerut
Rumus :
Dik : D = 11,2 cm  0,112 m
Np = 1584,82 Rpm
R = 5,6 cm  0,056 m
P = 25 cm  0,25 m
ρbahan = 1044 kg/m3
Jawab :
7 Efisiensi pengecilan
ukuran
 Pengirisan (MesinPengiris)
No Parameter yang diukur Hasil
1 Massa awal bahan (a) 385,24 g 0,38524 kg
2 Massa awal bahan setelah dikupas (b) 323,39 g 0,32339 kg
3 Massa setelah diserut (c) 228,99 g 0,22899 kg
4 Waktu penyerutan (x) 0,48 menit 0,48 menit
 Perhitungan MesinPengirisan
1 Kapasitas throughout = a kg/ x menit = 0,803
kg/menit
2 Kapasitas output = c kg/ x menit = 0,478
kg/menit
3 Rendemen pengupasan = (b kg/ a kg) x 100% = 83,95 %
4 Rendemen pengirisan = (c kg/ b kg) x 100% = 70,81 %
5 Kapasitas aktual = Kapasitas output x 60 menit/jam = 28,68
kg/jam
6 Kapasitas teoritis (mesin)
 Mesin Pengiris
Rumus :
Dik : D = 30 cm  0,3 m
Np = 591,667 Rpm
P = 9 cm  0,09 m
L = 5 cm  0,05 m
N = 2
ρbahan = 1044 kg/m3
Jawab :
7 Efisiensi pengecilan
ukuran
BAB V
PEMBAHASAN
Praktikum yang dilakukan di shift 1 adalah mengiris singkong dengan
menggunakan alat yang sederhana yakni pisau. Sebelum mulai memotong
singkong, singkong awalnya di timbang dulu dengan menggunakan timbangan
analitik, singkong yang di timbang itu masih utuh dan belum dikupas. Lalu selesai
ditimbang singkong tersebut dikupas dan ditimbang kembali. Proses ini
membandingkan massa singkong yang masih utuh dengan yang sudah dikupas
akan menghasilkan perbandingan berapa. Kemudian singkong yang telah dikupas
itu mulai dipotong-potong, sewaktu memotong singkong waktu yang diperlukan
dihitung samapai singkong tersebut habis terpotong.
Dan dari hasil memotong tersebut kemudian di timbang lagi massanya dari
situ kita bisa melihat berapa perbandingan dari massa singkong sebelum di potong
dengan sesudah dipotong. Dari perbandingan tersebut kita akan mengetahui
berapa nilai rendemennya. Dari kegiatan praktikum memotong tersebut di shift
satu didapatkan hasil rendemen dan efisiensi yang berbeda-beda tiap kelompok
hal itu dapat disebabkan karena berbagai faktor seperti dari mahasiswa yang
melaksanakan praktikumnya memiliki kriteria yang beragam mengenai ketebalan
dari potongan singkong, ketajaman pisau yang digunakan dan juga lebar pisau
Pada kegiatan praktikum shift dua, praktikum memototong dan menyerut
dilakukan dengan menggunakan mesin tahapan awal proses praktikumnya sama
dengan tahap awal praktikum di shift satu, massa awal singkong ditimbang, lalu
dikupas dan ditimbang lagi massanya lalu dilakukanlah proses pemotongan dan
penyerutan. Proses pemotongan atau pengirisan singkong dilakukan oleh
kelompok lima dan enam. Dan proses penyerutan dikerjakan oleh kelompok tujuh
dan delapan. Proses pengirisan dan penyerutan dilakukan pada satu mesin saja,
sehingga dalam praktikum kita harus bergantian dalam mengopersaikan mesin itu.
Pada proses pengirisan, nilai persentase rendemen bahan (singkong) untuk
masing-masing pengirisan dengan menggunakan pisau dan menggunakan mesin
adalah berbeda. Dimana pada pengirisan dengan menggunakan pisau di dapat
persentase rendemen dari kelompok 1 sampai 4 sebesar 99,44%, 92,57%,
134,22%, 98,26%. Sedangkan pada pengirisan dengan menggunakan mesin
penyerut didapat nilai persentase rendemen sebesar 86,64% dan mesin pengiris
sebesar 70,81 %. Nilai persentase rendemen dipengaruhi oleh waktu, dimana
semakin lama proses (waktu) maka nilai persentase rendemen bahan akan
semakin kecil.
Hasil dari proses pengirisan menggunakan mesin didapatkan hasil
potongan atau irisan yang baik dalam arti hasil potongannya lebih rapih dan
terpotong seluruhnya, sedangkan dalam proses penyerutan singkong tidak
semuanya terserut oleh mesin, masih ditemukanya gumpalan-gumpalan singkong
yang tidak terserut sempurna, dan hasil serutan umumnya banyak yang menempel
pada bagian dalam mesin. Dalam penyerutan diperlukan adanya daya dorong
untuk mendorong singkong agar singkong dapat terparut, besar kecilnya daya
dorong pada singkong mempengaruhi kecepatan waktu penyerutan (semakin besar
daya semkin cepat proses penyerutan).
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa data dan pembahasan, maka dalam praktikum ini dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengecilan ukuran merupakan bagian dari proses penanganan hasil pertanian
yang bertujuan untuk penyeragaman bentuk dan memperluas permukaan
bahan hasil pertanian sehingga proses penanganan selanjutnya akan lebih
mudah.
2. Proses pengecilan ukuran dapat dilakukan secara manual maupun mekanis.
3. Proses pengirisan dengan metode berbeda akan menghasilkan rendemen
bahan yang berbeda dan bentuk irisan bahan yang berbeda.
4. Semakin lama proses (waktu) maka nilai persentase rendemen bahan akan
semakin kecil.
6.2 Saran
1. Diharapkan alat-alat dan bahan praktikum yang bersangkutan dapat lebih
lengkap lagi untuk memaksimalkan kegiatan praktikm seperti yang tercantum
di dalam penuntun praktikum.
2. Diharapkan agar tata letak alat-alat di laboratorium lebih rapi dan telah
terkelompokkan sesuai modul praktikum untuk kemudahan dan kenyamanan
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Sudaryanto, dkk. 2011. Penuntun Praktikum Mata Kuliah Teknologi Hasil
Pertanian. Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas
Padjadjaran.
Apriyantono, Anton, dkk, 1989. Analisis Pangan. Pusbangtepa IPB : Bogor.
Earle, R.L., 1969. Satuan Operasi Dalam Pengolahan Pangan. P.T. Sastra
Hudaya: Jakarta.
Stumbo, G.R., 1949. Teknologi Pangan. P.T. Sastra Hudaya: Jakarta.
Suharto, 1991. Teknologi Pengawetan Pangan. PT. Rineka Cipta: Jakarta.
Anonim, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 1998, Peraturan Perundang-undangan di Bidang Obat Tradisional.
Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 2003, WHO Guidelines on Good Agricultural and Collection Practice
(GACP) for Madicinal Plants, tersedia [online]
http://whqlibdoc.who.int/publications/2003/9241546271.pdf/ diakses
5 April 2011.
Bagem Sembiring, Warta Puslitbangbun Vol.13 No. 2, Agustus 2007
Dewi, M.K.Kemala, 2008, Proses Cleaning, Sortasi, Grading Dan Size Reduction
Pada Buah Apel, tersedia [online]
http://maharni.wordpress.com/2009/01/09/teknik-pengolahan-hasil-
petanian/ diakses 5 April 2011.
Rifai, Hakim, 2009, Pengecilan Ukuran Kedelai Dan Jagung, tersedia [online]
http://wwwloanocoid.blogspot.com/ diakses 5 April 2011.
Sutrisno, dkk, Pengembangan teknologi pasca panen, tersedia [online]
http://74.125.153.132/search?q=cache:7LEelPKVZ0YJ:lemlit.ugm.ac.
id/Agro/download/PENGEMBANGAN_%2520TEKNOLOGI.doc+pa
scapanen&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id/ diakses 5 April 2011.
Widyastuti, Yuli, 1997, Penanganan Hasil Panen Tanman Obat Komersial, Trubus
Agriwidya, Semarang.
LAMPIRAN
Gambar 1. Pisau dan Singkong Gambar 2. Timbangan dan wadah
Gambar 3. Pengukuran panjang pisau Gambar 4. Pengupasan singkong
Gambar 5. Penimbangan berat
singkong
Gambar 6. Pemotongan singkong
menggunakan pisau
Gambar 7. Hasil pemotongan singkong
yang disimpan dalam wadah
Gambar 8. Rendemen pengupasan
singkong

More Related Content

Similar to 76403601-Pengecilan-Ukuran-Bahan-Hasil-Pertanian.doc

Makalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grindingMakalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grindingActur Saktianto
 
Makalah mata kuliah mikroteknik
Makalah mata kuliah mikroteknikMakalah mata kuliah mikroteknik
Makalah mata kuliah mikroteknikPutry Untari
 
Laporan teknologi farmasi
Laporan teknologi farmasiLaporan teknologi farmasi
Laporan teknologi farmasinonawulan
 
Filtrasi (Filter Mekanik)
Filtrasi (Filter Mekanik)Filtrasi (Filter Mekanik)
Filtrasi (Filter Mekanik)Darmawan Untari
 
Grinding and sizing
Grinding and sizingGrinding and sizing
Grinding and sizingIffa M.Nisa
 
penerapan integral tentu pada pengairan pembibitan perkebunana kelapa sawit
penerapan integral tentu pada pengairan pembibitan perkebunana kelapa sawitpenerapan integral tentu pada pengairan pembibitan perkebunana kelapa sawit
penerapan integral tentu pada pengairan pembibitan perkebunana kelapa sawitArifaHaryani
 
Tugas TPL01_Kelompok 4_Slude Dewatering.pptx
Tugas TPL01_Kelompok 4_Slude Dewatering.pptxTugas TPL01_Kelompok 4_Slude Dewatering.pptx
Tugas TPL01_Kelompok 4_Slude Dewatering.pptxYubiRestu
 
PPT KEL.5 PENGLIM.pptx
PPT KEL.5 PENGLIM.pptxPPT KEL.5 PENGLIM.pptx
PPT KEL.5 PENGLIM.pptxVitaMaryamH
 

Similar to 76403601-Pengecilan-Ukuran-Bahan-Hasil-Pertanian.doc (11)

Makalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grindingMakalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grinding
 
Size reduction
Size reductionSize reduction
Size reduction
 
13922695.ppt
13922695.ppt13922695.ppt
13922695.ppt
 
Makalah mata kuliah mikroteknik
Makalah mata kuliah mikroteknikMakalah mata kuliah mikroteknik
Makalah mata kuliah mikroteknik
 
Laporan teknologi farmasi
Laporan teknologi farmasiLaporan teknologi farmasi
Laporan teknologi farmasi
 
Filtrasi (Filter Mekanik)
Filtrasi (Filter Mekanik)Filtrasi (Filter Mekanik)
Filtrasi (Filter Mekanik)
 
Rangkuman jurnal
Rangkuman jurnalRangkuman jurnal
Rangkuman jurnal
 
Grinding and sizing
Grinding and sizingGrinding and sizing
Grinding and sizing
 
penerapan integral tentu pada pengairan pembibitan perkebunana kelapa sawit
penerapan integral tentu pada pengairan pembibitan perkebunana kelapa sawitpenerapan integral tentu pada pengairan pembibitan perkebunana kelapa sawit
penerapan integral tentu pada pengairan pembibitan perkebunana kelapa sawit
 
Tugas TPL01_Kelompok 4_Slude Dewatering.pptx
Tugas TPL01_Kelompok 4_Slude Dewatering.pptxTugas TPL01_Kelompok 4_Slude Dewatering.pptx
Tugas TPL01_Kelompok 4_Slude Dewatering.pptx
 
PPT KEL.5 PENGLIM.pptx
PPT KEL.5 PENGLIM.pptxPPT KEL.5 PENGLIM.pptx
PPT KEL.5 PENGLIM.pptx
 

Recently uploaded

UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...unikbetslotbankmaybank
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxItaaNurlianaSiregar
 
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.nuranisasignature
 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxAnissaPratiwi3
 
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptxPERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptxinichaneldhea
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...FORTRESS
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesialangkahgontay88
 
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxKUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxFORTRESS
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...FORTRESS
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBambu hoki88
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonusunikbetslotbankmaybank
 
Brand Story Management untuk Business Marketing
Brand Story Management untuk Business MarketingBrand Story Management untuk Business Marketing
Brand Story Management untuk Business Marketingsulhanpolisma
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkajaunikbetslotbankmaybank
 
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita taniAdministrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tanikwtkelurahanmekarsar
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1alvinjasindo
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxMuhammadDidikJasaGb
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solojasa marketing online
 
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfPPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfAgusyunus2
 
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNajlaNazhira
 

Recently uploaded (20)

UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
 
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
 
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptxPERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
 
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxKUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotecabortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 
Brand Story Management untuk Business Marketing
Brand Story Management untuk Business MarketingBrand Story Management untuk Business Marketing
Brand Story Management untuk Business Marketing
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
 
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita taniAdministrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
 
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfPPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
 
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
 

76403601-Pengecilan-Ukuran-Bahan-Hasil-Pertanian.doc

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN PENGECILAN UKURAN Oleh : Nama : Wendi Irawan Dediarta NPM : 150310080137 Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 30 Maret 2011 Waktu : 15.00 – 16.00 Co. Ass. : - Citra Pratiwi - Wince Widaningsih LABORATORIUM TEKNIK PASCA PANEN PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2011
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengecilan ukuran dapat didefinisikan sebagai penghancuran dan pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Dalam pengecilan ukuran ada usaha penggunaan alat mekanis tanpa merubah stuktur kimia dari bahan, dan keseragaman ukuran dan bentuk dari satuan bijian yang diinginkan pada akhir proses, tetapi jarang tercapai. Bahan mentah sering berukuran lebih besar daripada kebutuhan, sehingga ukuran bahan ini harus diperkecil. Operasi pengecilan ukuran ini dapat dibagi menjadi dua kategori utama, tergantung kepada apakah bahan tersebut bahan cair atau bahan padat. Apabila bahan padat, operasi pengecilan disebut penghancuran dan pemotongan, dan apabila bahan cair disebut emulsifikasi atau atomisasi. Penghancuran dan pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-partikel lebih kecil. Penggunaan proses penghancuran yang paling luas di dalam industri pangan barangkali adalah dalam penggilingan butir-butir gandum menjadi tepung, akan tetapi penghancuran ini digunakan juga untuk berbagai tujuan, seperti penggilingan jagung untuk menghasilkan tepung jagung, penggilingan gula dan penggilingan bahan pangan kering seperti sayuran. Pemotongan dipergunakan untuk memecahkan potongan besar bahan pangan menjadi potongan-potongan kecil yang sesuai untuk pengolahan lebih lanjut, seperti dalam penyiapan daging olahan. 1.2 Tujuan Praktikum  Mengukur dan mengamati pengecilan ukuran bahan hasil pertanian dengan mengkaji performansi mesin, kapasitas throughout, kapasitas output dan rendemen hasil pengecilan ukuran.
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengecilan ukuran dapat didefinisikan sebagai penghancuran dan pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Penggunaan proses penghancuran yang paling luas di dalam industri pangan barangkali adalah dalam penggilingan butir-butir gandum menjadi tepung, akan tetapi penghancuran ini dipergunakan juga untuk beberapa tujuan, seperti penggilingan jagung menghasilkan tepung jagung, penggilingan gula, penggilingan bahan pangan kering seperti sayuran (Earle, 1983). Dalam pengecilan ukuran ada usaha penggunaan alat mekanis tanpa merubah stuktur kimia dari bahan, dan keseragaman ukuran dan bentuk dari satuan bijian yang diinginkan pada akhir proses, tetapi jarang tercapai (Henderson dan Perry, 1976). Pemisahan partikel dan bahan cair secara mekanis biasanya menggunakan tenaga yang dikenakan terhadap partikelnya. Tenaga tersebut dapat secara langsung dikenakan pada partikelnya seperti pada pengayakan dan penyaringan, atau secara tidak lengsung seperti pada pengendapan. Gaya atau tenaga ini dapat berasal dari gaya gravitasi atau kerja sentrifugasi, yang dapat dikatakan sebagai kekuatan penahanan negatif gerakan relatif partikel terhadap bahan cairnya. Dengan demikian proses pemisahan tergantung pada karakter partikel yang sedang dipisahkan dan tenaga yang bekerja pada partikel yang menyebabkan terjadinya pemisahan (Sutardi, 2001). Kriteria pengecilan ukuran antara lain (Zhang, 1998) : 1. Memiliki kapasitas yang besar. 2. Menggunakan tenaga input yang kecil per satuan produk. 3. Tujuannya adalah mengecilkan ukuran suatu produk sesuai dengan yang diinginkan. Karakteristik partikel yang penting adalah: ukuran, bentuk, dan densitas. Sedangkan karakter bahan cair yang penting adalah: viskositas dan densitas. Rekasi komponen yang berbeda atau gaya yang diberikan akan menimbulkan
  • 4. gerakan relatif bahan cair dan petikel yang berada di dalamnya, serta antara partikel-partikel yang berbeda karakternya (Earle, 1983). Separasi dalam suatu operasi filtrasi dilakukan dengan memberikan gaya pada fluida untuk dapat melewati suatu membran berpori (Foust dkk, 1980). Pemisahan padatan dari fluida menyebabkan pembentukan ampas yang melapisi medium filter sehingga tahanan terhadap aliran fluida yang disaring makin besar. Faktor tersebut menggambarkan kecepatan filtrasi. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa kecepatan filtrasi ini tergantung dari beberapa faktor, antara lain : 1. Tekanan yang diberikan diatas medium filter. 2. Luas permukaan penyaringan. 3. Viskositas dari cairan . 4. Tahanan dari bahan ampas filter cake yang tersusun oleh padatan yang dipisahkan dari cairannya. 5. Tahanan dari medium.(Heldman dan Singh, 1981) Pengecilan ukuran secara umum digunakan untuk menunjukkan pada suatu operasi, pembagian atau pemecahan bahan secara mekanis menjadi bagian yang berukuran kecil (lebih kecil) tanpa diikuti perubahan sifat kimia. Pengecilan ukuran dilakukan untuk menambah permukaan padatan sehingga pada saat penambahan bahan lain pencampuran dapat dilakukan secara merata (Rifai,2009).  Tujuan Pengecilan Ukuran 1. Mempermudah ekstraksi unsur tertentu dan struktur komposisi. 2. Penyesuayan dengan kebutuhan spesifikasi produk atau mendapatkan bentuk tertentu. 3. Untuk menambah luas permukaan padatan 4. Mempermudah pencampuran bahan secara merata  Beberapa Cara Pengecilan Ukuran 1. Pemotongan/Perajangan Merupakan cara pengecilan ukuran dengan menghantamkan ujung suatu benda tajam pada bahan yang dipotong. Struktur permukaan yang terbentuk oleh proses pemotongan relatif halus, pemotongan lebih cocok dilakukan untuk sayuran dan bahan lain yang berserat (Rifai, 2009).
  • 5. Perajangan biasanya hanya dilakukan pada bahan yang ukurannya agak besar dan tidak lunak seperti akar, rimpang, batang, buah dan lain-lain. Ukuran perajangan tergantung dari bahan yang digunakan dan berpengaruh terhadap kualitas simplisia yang dihasilkan. Perajangan bahan dapat dilakukan secara manual dengan pisau yang tajam dan terbuat dari stainlees ataupun dengan mesin pemotong/ perajang. Bentuk irisan split atau slice tergantung tujuan pemakaian. Untuk tujuan mendapatkan minyak atsiri yang tinggi, bentuk irisan sebaiknya adalah membujur (split) dan jika ingin bahan lebih cepat kering bentuk irisan sebaiknya melintang (slice). Perajangan terlalu tipis dapat mengurangi zat aktif yang terkandung dalam bahan. Sedangkan jika terlalu tebal, maka pengurangan kadar air dalam bahan agak sulit dan memerlukan waktu yang lama dalam penjemuran dan kemungkinan besar bahan mudah ditumbuhi oleh jamur (Sembiring, 2007). 2. Kompresi/Pemukulan/Penggerusan/Penumbukan Prinsip kerja dari kompresi adalah dengan tekanan yang kuat terhadap buah, Biasannya, penghancuran ini untuk menghancurkan buah yang keras. Alat dari kompresi ini dinamankan chrushing rolls. Proses ini dilakukan dengan memberikan gaya tekan yang besar sambil dilakukan penggesekan pada suatu permukan padat, sehingga bahan terpecah dengan bentuk yang tidak tertentu. Umumnya, permukaan alat dibuat dengan kekerasan tertentu, sehingga dapat membentuk pencabikan bahan (Dewi, 2008). Pemukulan adalah operasi pengecilan ukuran dengan memanfaatkan gaya impact, yaitu pemberian gaya yang besar dalam waktu yang singkat. Prinsip kerja dari impact adalah dengan memukul buah. Alat yang biasa digunakan yaitu hammer mill. Alat ini untuk menghasilkan bahan dengan ukuran kasar, sedang, dan halus (Dewi, 2008). Bahan yang berserat atau kenyal tidak dapat dikecilkan ukurannya dengan cara pemukulan, karena gaya impact tidak dapat menyebabkan pecahnya bahan menjadi bagian yang lebih kecil. Demikian pula bahan yang besar, tidak dapat dikecilkan ukuranya dengan cara pemukulan karena akan merusak bentuk asal (Rifai, 2009).
  • 6. Jika pemukulan dilakukan dengan penahan, maka dikatakan terjadi peristiwa atau proses penggerusan atau penumbukan. Sebaliknya, jika tanpa penahan dikatakan proses pemukulan saja. Pemukulan cocok dilakukan pada bahan yang keras tetapi rapuh dalam kondisi kering. Sedangkan untuk bahan yang rapuh dan sedikit berserat seperti biji-bijian dilakukan dengan cara penggerusan. Selain itu, penggerusan dapat dilakukan pada bahan kering ataupun basah. Umumnya, pada bahan yang basah dilakukan dengan penambahan air sebagai media pendingin alat penggerus (Rifai,2009). 3. Menggiling/Shearing Cara ini menggunakan prinsip impact, yaitu dengan mengikis buah atau menggiling buah. Alat yang biasa digunakan dalam metode ini adalah Disc Atrition Mill. Alat ini untuk menghasilkan bahan dengan ukuran yang halus (Maharani, 2008). Bahan mentah sering berukuran lebih besar daripada kebutuhan, sehingga ukuran bahan ini harus diperkecil. Operasi pengecilan ukuran ini dapat dibagi menjadi dua kategori utama, tergantung kepada apakah bahan tersebut bahan cair attau bahan padat. Apabila bahan padat, operasi pengecilan disebut penghancuran dan pemotongan, dan apabila bahan cair disebut emulsifikasi atau atomisasi (Stumbo, 1949). Penghancuran dan pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-partikel lebih kecil. Penggunaan proses penghancuran yang paling luas di dalam bidang industri pangan barabgkali adalah penggilingan butir-butir gandum menjadi tepung, akan tetapi penghancuran ini dipergunakan juga untuk berbagai tujuan, seperti penggilingan jagung untuk menghasilkan tepung jagung, penggilingan gula dan penggilingan bahan kering seperti sayuran. Pemotongan dipergunakan untuk memecahkan potongan besar bahan pangan menjadi potongan-potongan kecil yang sesuai untuk pengolahan lebih lanjut, seperti dalam penyiapan daging olahan (Earle, 1969).
  • 7. Apabila suatu partikel yang seragam dihancurkan, setelah penghancuran pertama, ukuran partikel yang dihasilkan akan sangat bervariasi dari yang relatif sangat kasar sampai yang paling halus bahkan sampai abu Ketika penghancuran dilanjutkan, partikel yang besar akan dihancurkan lebih lanjut akan tetapi partikel yang kecil akan mengalami perubahan relatif sedikit. Pengawasan yang teliti memperlihatkan bahwa ada kecenderungan bahwa beberapa ukuran tertentu akan meningkat dalam proporsinya pada campuran yang kelak akan menjadi ukuran fraksi yang dominan (Suharto, 1991). Operasi pengecilan ukuran dibagi menjadi 2 kategori, yaitu pengecilan ukuran untuk bahan padat dan pengecilan ukuran untuk bahan cair. Pengecilan ukuran untuk bahan padat dapat dilakukan dengan pemotongan (cutting), penghancuran/pengilasan (crushing), pencacahan/pencincangan (chopping), pengikisan/penyosohan (grinding), penggilingan (milling), pengkubusan (dicing), pengirisan (slicing). Sedangkan pada bahan cair dilakukan dengan cara emulsifikasi (emulsification) dan atomosasi (atomizing). Metoda-metoda pengecilan usuran berbeda-beda dikelompokan berdasarkan ukuran partikel yang dihasilkan, diantaranya : 1. Penyincangan, pemotongan, pengirisan, dan pemotongan bentuk kubus. a. Besar ke sedang (potongan daging, irisan buah kalengan) b. Sedang ke kecil (irisan wortel, irisan bawang) c. Kecil ke bentuk butiran (daging giling kering, potongan sayur kering) 2. Penepungan bertujuan untuk meningkatkan kehalusan, misal biji gandum menjadi tepung terigu. 3. Emulsifikasi dan homogenisasi, contohnya mayonaise, susu, mentega, dan margarin. Pada pengecilan ukuran dan emulsifikasi memiliki sedikit atau tidak memiliki pengaruh terhadap pengawetan. Tetapi pengecilan ukuran dari emulsifikasi diterapkan untuk meningkatkan kualitas pangan untuk tahap proses lebih lanjut. Dalam beberapa produk pangan, pengecilan ukuran dan emulsifikasi memungkinkan meningkatkan tingkat kerusakan dengan terjadinya pelepasan enzim-enzim secara alami dari jaringan yang rusak, atau akibat aktivitas
  • 8. mikrobiologi dan oksidasi yang terjadi pada setiap luas permukaan yang terkena proses pengecilan, kecuali jira perlakuan pengawetan diterapkan. Kinerja atau performansi suatu mesin pengecilan ukuran dapat ditentukan oleh kapasitasnya, besarnya daya yang diperlukan per satuan bahan, ukuran dan bentuk hasil proses pengecilan ukuran. Pengecilan ukuran merupakan salah satu dari satuan operasi dimana bahan hasil pertanian dikecilkan dengan mengaplikasikan gaya tumbuk, gaya gesek, dan gaya tekan. Energi yang terserap oleh suatu bahan hasil pertanian sebelum patah ditentukan oleh kekerasan bahan dan kecenderungan untuk retak (kerapuhan) yang tergantung pada struktur bahan hasil pertanian tersebut. Bahan hasil pertanian yang keras akan menyerap energi lebih besar dan memerlukan energi input lebih besar untuk menghasilkan retakan. Tingkat pengecilan ukuran, energi yang diperlukan dan jumlah energi panas yang dihasilkan dalam bahan hasil pertanian tergantung pada gaya dan waktu yang digunakan (Sudaryanto, 2005). Faktor lain yang mempengaruhi energi input adalah kadar air dan sensitivitas bahan terhadap energi panas. Kadar air bahan mempengaruhi tingkat pengecilan ukuran dan mekanisme kerusakan pada beberapa bahan hasil pertanian. Menurut Kent (1983) kandungan air dalam bahan kering dapat mempengaruhi bahan tersebut untuk menggumpal, dan hal ini dapat menggangu proses penepungan. Besarnya energi yang dibutuhkan untuk mengecilkan ukuran bahan padat dihitung menggunakan salah satu dari tiga persamaan di bawah ini : 1. Hukum Kick, menyatakan bahwa energi yang dibutuhkan untuk mengecilkan ukuran tergantung pada perbandingn antara ukuran awal bahan terhadap ukuran akhir bahan, dan dapat dinyatakan : E = Kk ln       2 1 d d Dimana : E = energi yang diperlukan persatuan massa bahan (J) Kk = Konstanta kick D1 = ukuran awal rata-rata bahan
  • 9. D2 = Ukuran akhir setelah dikecilkan 2. Hukum Rittinger, menyatakan bahwa energi yang diperlukan untuk mengecilkan ukuran bahan bergantung pada perubahan luas permukaan bahan. Dalam bentuk persamaan dapat dinyatakan : E = Kr        1 1 2 1 d d Dimana: Kr = konstanta Rittinger 3. Hukum Bond digunakan untuk menghitung energi yang dibutuhkan untuk pengecilan ukuran bahan, yaitu : E/W = (100/d2)0,5 – (100/d1)0,5 Dimana : W = indeks kerja Bond (40000-80000J/kg untuk bahan hasil pertanian bersifat keras seperti gula pasir dan biji-bijian (Loncin dan Merson, 1979) D1 = diameter lubang saringan yang memungkinkan meloloskan 80% massa bahan wal D2 = Diameter lubang saringan yang memungkinkan meloloskan 80% massa bahan akhir Pada umumnya, daging, buah, umbi dan sayur tergolong bahan berserat. Daging dibekukan dan dikondisikan di bawah titik beku, hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pemotongan. Buah-buahan dan sayuran memiliki matriks serat lebih padat dan dipotong pada suhu lingkungan atau suhu dingin. Secara umum, terdapat lima peralatan yang digunakan untuk bahan berserat, yaitu: a. Peralatan pengiris (slicing). Terdiri dari mata pisau yang berputar yang berfungsi untuk mengiris bahan yang lewat di bawahnya. b. Peralatan pengkubus/ pendadu (dicing). Prinsip kerja alat ini adalah pertama-tama bahan diiris kemudian dipotong sehingga berbentuk
  • 10. kubus atau dadu dengan mata pisau yang berputar. Potongan yang telah dihasilkan diumpankan kembali pada pisau berputar bagian kedua yang beroperasi pada bagian sebelah kanan sudut dari pisau yang pertama sehingga memotong bahan menjadi berbentuk kubus. c. Peralatan penyerpih (flaking). Peralatan ini cocok untuk ikan, kacang-kacangan, dan daging. Potongan dapat berbentuk pipih, diatur berdasarkan penyesuaian bentuk mata pisau dan jarak potong. d. Peralatan pencabik (shredding). Diawali dengan alat penumbuk berbentuk palu, lalu terdapat disintegrator yang di dalamnya ada dua piringan yang masing-masing memiliki mata pisau. Dua piringan ini saling berputar berlawanan arah dan bahan hasil pertanian yang diumpankan akan terpotong berdasarkan gaya geser dan gaya potong. e. Peralatan pengekstrak (pulping). Peralatan ini digunakan untuk mengekstrak buah dan sayur serta melumatkan daging, buah, dan sayur. Cara kerjanya merupakan kombinasi antara gaya kompresi dan gaya geser.
  • 11. BAB III METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1. Alat a. Pisau b. Tampah c. Stopwatch d. Wadah Plastik e. Timbangan f. Penyerut Manual g. Mesin Pengiris dan Penyerut 3.1.2. Bahan Ketela Poho (Singkong) 3.2 Prosedur Percobaan 3.2.1 Menggunakan Mesin Penyerut a. Timbang bahan yang akan diproses dengan mesin pengecil ukuran (a kg) b. Kupas bahan dan timbang (b kg) c. Jalankan mesin dan masukan bahan kedalam mesin d. Hitung waktu yang dibutuhkan selama proses penyerutan (x menit) e. Timbang bahan sesudah diserut (c kg) f. Amati performansi mesin dan mekanisme kerja proses mesin g. Hitung kapasitas througout (a kg / xmenit) h. Hitung kapasitas output (c kg / x menit) i. Hitung rendemen pengupasan dan penyerutan j. Rendemen pengupasan % 100 x kg a kg b  k. Rendemen pengupasan % 100 x kg b kg c  l. Hitung efisiensi pengecilan ukuran i. efisiensi % 100 x teoritis Kapasitas aktual Kapasitas 
  • 12. m. Hitung luas permukaan bahan meliputi luas permukaan awal (utuh) dan luas permukaan akhir (setelah diiris) n. Keringkan bahan dalam oven untuk praktikum selanjutnya 3.2.2. Penyerutan Secara Manual a. Timbang bahan yang akan diproses dengan mesin pengecil ukuran (a kg) b. Kupas bahan dan timbang (b kg) c. Serutlah singkong secara manual pada parutan yang telah disediakan d. Hitung waktu yang dibutuhkan selama proses penyerutan (x menit) e. Timbang bahan sesudah diserut (c kg) f. Amati parutan dan hitung lebar dan panjang parutan g. Hitung kapasitas througout (a kg / xmenit) h. Hitung kapasitas output (c kg / x menit) i. Hitung rendemen pengupasan dan penyerutan j. Rendemen pengupasan % 100 x kg a kg b  k. Rendemen pengupasan % 100 x kg b kg c  l. Hitung efisiensi pengecilan ukuran a. efisiensi % 100 x teoritis Kapasitas aktual Kapasitas  m. Hitung luas permukaan bahan meliputi luas permukaan awal (utuh) dan luas permukaan akhir (setelah diiris) Keringkan bahan dalam oven untuk praktikum selanjutnya
  • 13. BAB IV HASIL PERCOBAAN HASIL PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN SHIFT 1  Hasil No Keterangan Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 1 Massa awal bahan (a) 0,13446 kg 0,14775 kg 0,11701 kg 0,108 kg 2 Massa awal bahan setelah di kupas (b) 0,10848 kg 0,12636 kg 0,09731 kg 0,09812 kg 3 Massa bahan setelah diiris (c) 0,10787 kg 0,11697 kg 0,13061 kg 0,09641 kg 4 Waktu pengirisan 4,7 menit 2,28 menit 4,86 menit 1,68 menit 5 Jumlah potongan (N) 35 46 78 37 6 Panjang pisau (P) 0,09 m 0,195 m 0,15 m 0,12 m 7 Lebar pisau (L) 0,025 m 0,034 m 0,035 m 0,03 m  Perhitungan Kelompok 1 1 Kapasitas throughout = a kg/ x menit = 0.029 kg/menit 2 Kapasitas output = c kg/ x menit = 0.023 kg/menit 3 Rendemen pengupasan = (b kg/ a kg) x 100% = 80.68% 4 Rendemen pengirisan = (c kg/ b kg) x 100% = 99.44% 5 Kapasitas aktual = Kapasitas output x 60 menit/jam = 1,38 kg/jam 6 Kapasitas teoritis (manual) Rumus : (K.N/60) x P x L x ρbahan Dik : K = 2πP = 2 x 3,14 x 0,09 = 0,57 N = Jumlah potongan = 35
  • 14. P = Panjang pisau = 0,09 m L = Lebar pisau = 0,025 m ρbahan = 1044 kg/m3 Jawab : = (K.N/60) x P x L x ρbahan = (0,57.35/60) x 0,09 x 0,025 x 1044 = 0,33 x 2,35 = 0,78 kg/menit x 60menit/jam= 46,8 kg/jam 7 Efisiensi pengecilan ukuran  Perhitungan Kelompok 2 1 Kapasitas throughout = a kg/ x menit = 0.065 kg/menit 2 Kapasitas output = c kg/ x menit = 0.051 kg/menit 3 Rendemen pengupasan = (b kg/ a kg) x 100% = 85.52% 4 Rendemen pengirisan = (c kg/ b kg) x 100% = 92.57% 5 Kapasitas aktual = Kapasitas output x 60 menit/jam = 3,06 kg/jam 6 Kapasitas teoritis (manual) Rumus : (K.N/60) x P x L x ρbahan Dik : K = 2πP = 2 x 3,14 x 0,195 = 1,22 N = Jumlah potongan = 46 P = Panjang pisau = 0,195 m L = Lebar pisau = 0,034 m ρbahan = 1044 kg/m3 Jawab : = (K.N/60) x P x L x ρbahan = (1,22.46/60) x 0,195 x 0,034 x 1044
  • 15. = 0,94 x 6,92 = 6,51 kg/menit x 60menit/jam = 390,6 kg/jam 7 Efisiensi pengecilan ukuran  Perhitungan Kelompok 3 1 Kapasitas throughout = a kg/ x menit = 0.024 kg/menit 2 Kapasitas output = c kg/ x menit = 0.027 kg/menit 3 Rendemen pengupasan = (b kg/ a kg) x 100% = 83.16% 4 Rendemen penyerutan = (c kg/ b kg) x 100% = 134.22% 5 Kapasitas aktual = Kapasitas output x 60 menit/jam = 1,62 kg/jam 6 Kapasitas teoritis (manual) Rumus : (K.N/60) x P x L x ρbahan Dik : K = 2πP = 2 x 3,14 x 0,15 = 0,94 N = Jumlah potongan = 78 P = Panjang pisau = 0,15 m L = Lebar pisau = 0,035 m ρbahan = 1044 kg/m3 Jawab : = (K.N/60) x P x L x ρbahan = (0,94.78/60) x 0,15 x 0,035 x 1044 = 1,22 x 5,48 = 6,69 kg/menit x 60menit/jam = 401,4 kg/jam 7 Efisiensi pengecilan ukuran
  • 16.  Perhitungan Kelompok 4 1 Kapasitas throughout = a kg/ x menit = 0.064 kg/menit 2 Kapasitas output = c kg/ x menit = 0.057 kg/menit 3 Rendemen pengupasan = (b kg/ a kg) x 100% = 90.85% 4 Rendemen pengirisan = (c kg/ b kg) x 100% = 98.26% 5 Kapasitas aktual = Kapasitas output x 60 menit/jam = 3,42 kg/jam 6 Kapasitas teoritis (manual) Rumus : (K.N/60) x P x L x ρbahan Dik : K = 2πP = 2 x 3,14 x 0,12 = 0,75 N = Jumlah potongan = 37 P = Panjang pisau = 0,12 m L = Lebar pisau = 0,03 m ρbahan = 1044 kg/m3 Jawab : = (K.N/60) x P x L x ρbahan = (0,75.37/60) x 0,12 x 0,03 x 1044 = 0,46 x 3,76 = 1,73 kg/menit x 60menit/jam = 103,8 kg/jam 7 Efisiensi pengecilan ukuran
  • 17. HASIL PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN SHIFT 2  Penyerutan (MesinPenyerut) No Parameter yang diukur Hasil 1 Massa awal bahan (a) 263,63 g 0,26363 kg 2 Massa awal bahan setelah dikupas (b) 218,77 g 0,21877 kg 3 Massa setelah diserut (c) 189,54 g 0,18954 kg 4 Waktu penyerutan (x) 3,37 menit 3,37 menit  Perhitungan MesinPenyerutan 1 Kapasitas throughout = a kg/ x menit = 0,078 kg/menit 2 Kapasitas output = c kg/ x menit = 0,056 kg/menit 3 Rendemen pengupasan = (b kg/ a kg) x 100% = 82,98 % 4 Rendemen penyerutan = (c kg/ b kg) x 100% = 86,64% 5 Kapasitas aktual = Kapasitas output x 60 menit/jam = 3,36 kg/jam 6 Kapasitas teoritis (mesin)  Mesin Penyerut Rumus : Dik : D = 11,2 cm  0,112 m Np = 1584,82 Rpm R = 5,6 cm  0,056 m P = 25 cm  0,25 m ρbahan = 1044 kg/m3 Jawab :
  • 18. 7 Efisiensi pengecilan ukuran  Pengirisan (MesinPengiris) No Parameter yang diukur Hasil 1 Massa awal bahan (a) 385,24 g 0,38524 kg 2 Massa awal bahan setelah dikupas (b) 323,39 g 0,32339 kg 3 Massa setelah diserut (c) 228,99 g 0,22899 kg 4 Waktu penyerutan (x) 0,48 menit 0,48 menit  Perhitungan MesinPengirisan 1 Kapasitas throughout = a kg/ x menit = 0,803 kg/menit 2 Kapasitas output = c kg/ x menit = 0,478 kg/menit 3 Rendemen pengupasan = (b kg/ a kg) x 100% = 83,95 % 4 Rendemen pengirisan = (c kg/ b kg) x 100% = 70,81 % 5 Kapasitas aktual = Kapasitas output x 60 menit/jam = 28,68 kg/jam 6 Kapasitas teoritis (mesin)  Mesin Pengiris Rumus : Dik : D = 30 cm  0,3 m Np = 591,667 Rpm P = 9 cm  0,09 m L = 5 cm  0,05 m N = 2 ρbahan = 1044 kg/m3
  • 19. Jawab : 7 Efisiensi pengecilan ukuran
  • 20. BAB V PEMBAHASAN Praktikum yang dilakukan di shift 1 adalah mengiris singkong dengan menggunakan alat yang sederhana yakni pisau. Sebelum mulai memotong singkong, singkong awalnya di timbang dulu dengan menggunakan timbangan analitik, singkong yang di timbang itu masih utuh dan belum dikupas. Lalu selesai ditimbang singkong tersebut dikupas dan ditimbang kembali. Proses ini membandingkan massa singkong yang masih utuh dengan yang sudah dikupas akan menghasilkan perbandingan berapa. Kemudian singkong yang telah dikupas itu mulai dipotong-potong, sewaktu memotong singkong waktu yang diperlukan dihitung samapai singkong tersebut habis terpotong. Dan dari hasil memotong tersebut kemudian di timbang lagi massanya dari situ kita bisa melihat berapa perbandingan dari massa singkong sebelum di potong dengan sesudah dipotong. Dari perbandingan tersebut kita akan mengetahui berapa nilai rendemennya. Dari kegiatan praktikum memotong tersebut di shift satu didapatkan hasil rendemen dan efisiensi yang berbeda-beda tiap kelompok hal itu dapat disebabkan karena berbagai faktor seperti dari mahasiswa yang melaksanakan praktikumnya memiliki kriteria yang beragam mengenai ketebalan dari potongan singkong, ketajaman pisau yang digunakan dan juga lebar pisau Pada kegiatan praktikum shift dua, praktikum memototong dan menyerut dilakukan dengan menggunakan mesin tahapan awal proses praktikumnya sama dengan tahap awal praktikum di shift satu, massa awal singkong ditimbang, lalu dikupas dan ditimbang lagi massanya lalu dilakukanlah proses pemotongan dan penyerutan. Proses pemotongan atau pengirisan singkong dilakukan oleh kelompok lima dan enam. Dan proses penyerutan dikerjakan oleh kelompok tujuh dan delapan. Proses pengirisan dan penyerutan dilakukan pada satu mesin saja, sehingga dalam praktikum kita harus bergantian dalam mengopersaikan mesin itu.
  • 21. Pada proses pengirisan, nilai persentase rendemen bahan (singkong) untuk masing-masing pengirisan dengan menggunakan pisau dan menggunakan mesin adalah berbeda. Dimana pada pengirisan dengan menggunakan pisau di dapat persentase rendemen dari kelompok 1 sampai 4 sebesar 99,44%, 92,57%, 134,22%, 98,26%. Sedangkan pada pengirisan dengan menggunakan mesin penyerut didapat nilai persentase rendemen sebesar 86,64% dan mesin pengiris sebesar 70,81 %. Nilai persentase rendemen dipengaruhi oleh waktu, dimana semakin lama proses (waktu) maka nilai persentase rendemen bahan akan semakin kecil. Hasil dari proses pengirisan menggunakan mesin didapatkan hasil potongan atau irisan yang baik dalam arti hasil potongannya lebih rapih dan terpotong seluruhnya, sedangkan dalam proses penyerutan singkong tidak semuanya terserut oleh mesin, masih ditemukanya gumpalan-gumpalan singkong yang tidak terserut sempurna, dan hasil serutan umumnya banyak yang menempel pada bagian dalam mesin. Dalam penyerutan diperlukan adanya daya dorong untuk mendorong singkong agar singkong dapat terparut, besar kecilnya daya dorong pada singkong mempengaruhi kecepatan waktu penyerutan (semakin besar daya semkin cepat proses penyerutan).
  • 22. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil analisa data dan pembahasan, maka dalam praktikum ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengecilan ukuran merupakan bagian dari proses penanganan hasil pertanian yang bertujuan untuk penyeragaman bentuk dan memperluas permukaan bahan hasil pertanian sehingga proses penanganan selanjutnya akan lebih mudah. 2. Proses pengecilan ukuran dapat dilakukan secara manual maupun mekanis. 3. Proses pengirisan dengan metode berbeda akan menghasilkan rendemen bahan yang berbeda dan bentuk irisan bahan yang berbeda. 4. Semakin lama proses (waktu) maka nilai persentase rendemen bahan akan semakin kecil. 6.2 Saran 1. Diharapkan alat-alat dan bahan praktikum yang bersangkutan dapat lebih lengkap lagi untuk memaksimalkan kegiatan praktikm seperti yang tercantum di dalam penuntun praktikum. 2. Diharapkan agar tata letak alat-alat di laboratorium lebih rapi dan telah terkelompokkan sesuai modul praktikum untuk kemudahan dan kenyamanan praktikum.
  • 23. DAFTAR PUSTAKA Sudaryanto, dkk. 2011. Penuntun Praktikum Mata Kuliah Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran. Apriyantono, Anton, dkk, 1989. Analisis Pangan. Pusbangtepa IPB : Bogor. Earle, R.L., 1969. Satuan Operasi Dalam Pengolahan Pangan. P.T. Sastra Hudaya: Jakarta. Stumbo, G.R., 1949. Teknologi Pangan. P.T. Sastra Hudaya: Jakarta. Suharto, 1991. Teknologi Pengawetan Pangan. PT. Rineka Cipta: Jakarta. Anonim, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, Departemen Kesehatan RI, Jakarta Anonim, 1998, Peraturan Perundang-undangan di Bidang Obat Tradisional. Departemen Kesehatan RI, Jakarta Anonim, 2003, WHO Guidelines on Good Agricultural and Collection Practice (GACP) for Madicinal Plants, tersedia [online] http://whqlibdoc.who.int/publications/2003/9241546271.pdf/ diakses 5 April 2011. Bagem Sembiring, Warta Puslitbangbun Vol.13 No. 2, Agustus 2007 Dewi, M.K.Kemala, 2008, Proses Cleaning, Sortasi, Grading Dan Size Reduction Pada Buah Apel, tersedia [online] http://maharni.wordpress.com/2009/01/09/teknik-pengolahan-hasil- petanian/ diakses 5 April 2011. Rifai, Hakim, 2009, Pengecilan Ukuran Kedelai Dan Jagung, tersedia [online] http://wwwloanocoid.blogspot.com/ diakses 5 April 2011. Sutrisno, dkk, Pengembangan teknologi pasca panen, tersedia [online] http://74.125.153.132/search?q=cache:7LEelPKVZ0YJ:lemlit.ugm.ac. id/Agro/download/PENGEMBANGAN_%2520TEKNOLOGI.doc+pa scapanen&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id/ diakses 5 April 2011. Widyastuti, Yuli, 1997, Penanganan Hasil Panen Tanman Obat Komersial, Trubus Agriwidya, Semarang.
  • 24. LAMPIRAN Gambar 1. Pisau dan Singkong Gambar 2. Timbangan dan wadah Gambar 3. Pengukuran panjang pisau Gambar 4. Pengupasan singkong
  • 25. Gambar 5. Penimbangan berat singkong Gambar 6. Pemotongan singkong menggunakan pisau Gambar 7. Hasil pemotongan singkong yang disimpan dalam wadah Gambar 8. Rendemen pengupasan singkong