4. 1.1 Besaran Fisis
Untuk mengungkap hukum-hukum di
dalam fisika digunakan besaran-
besaran fisis.
Besaran fisis tersebut adalah
panjang, massa, waktu, jumlah mol
zat, gaya, kecepatan, daya, usaha,
resistivitas, temperatur, massa jenis,
intensitas cahaya, dan lain-lain.
5. 1.2 Besaran Pokok
Dari beberapa besaran fisis, dipilih 7
besaran fisis yang menjadi besaran
pokok.
Besaran-besaran pokok ini dapat
memberikan gambaran yang lengkap dan
sederhana tentang fisika.
Secara internasional ada tujuh besaran
fisis yang ditunjuk sebagai besaran pokok
bagi sistem Satuan Internasional atau “Le
Systeme International d’Unites”.
6. 1.2 Besaran Pokok
No Besaran Satuan Simbol Satuan Simbol Dimensi
1 Panjang meter M L
2 Massa kilogram Kg M
3 Waktu sekon/detik S T
4 Arus listrik ampere A I
5 Temperatur kelvin K q
6 Intensitas cahaya candella Cd J
7 Jumlah zat mole Mol N
7. 1.3 Besaran Turunan
Di luar besaran pokok,
besaran fisis lainnya disebut
sebagai besaran turunan yang
dapat diperoleh dari hasil
turunan beberapa besaran
pokok.
8. 1.3 Besaran Turunan
No Besaran Satuan Simbol Satuan Simbol Dimensi
1 Luas meter persegi m
2
L
2
2 Volume meter kubik m
3
L
3
3
Massa
jenis
kilogram
per meter kubik
kg/m
3
ML
−3
4 Kecepatan meter per detik m/s LT
−1
5 Percepatan meter per detik kuadrat m/s
2
LT
−2
9. 2. Besaran dan Satuan
Berdasarkan SI
Selain besaran turunan terdapat juga dua
besaran tambahan dalam sistem SI,
yaitu untuk menyatakan sudut bidang
datar dan sudut ruang.
Karena kedua besaran ini tidak
mempunyai dimensi, maka kehadirannya
dalam suatu rumus dapat diabaikan agar
tidak mengakibatkan kekeliruan dimensi.
10. 2.1 Besaran Tambahan dalam
SI
No Besaran Satuan
Simbol
Satuan
Simbol
Dimensi
1 Sudut bidang datar radian Rad -
2 Sudut ruang steradian Sr -
11. 3. Awalan Satuan
Faktor Kelipatan Nama Simbol Contoh
1018 eksa E -
1015 peta P -
1012 tera T terahertz (Thz)
109 giga G gigawatt (GW)
106 mega M megawatt (MW)
103 kilo k kilowatt (kW)
102 hekto h hektaare (ha)
10-1 deci d desimeter (dm)
10-2 centi c centimeter (cm)
10-3 mili m milimeter (mm)
10-6 mikro m mikrometer (mm)
10-9 nano n nanometer (nm)
10-12 piko p pikofarad (pf)
10-15 femto f femtosekon (fs)
10-18 atto a attosteradian (asr)
13. 4. Faktor Konversi
Tabel Perbandingan Satuan Panjang
Nilai cm meter km inch ft mil
1 cm 1 10−2 10−5 0,3937 3,281 10−2 6,214 10−6
1 meter 100 1 10−3 39,3 3,281 6,214 10−4
1 kilometer 105 1000 1 3,937 104 3281 0,6214
1 inci 2,540 2,540 10−2 2,540 10−3 1 8,333 10−2 1,578 10−5
1 kaki 30,48 0,3048 3,048 10−4 12 1 1,894 10−4
1 mil 1,609 105 1609 1,609 6,336 104 5280 1
14. 4. Faktor Konversi
Dan masih banyak faktor konversi dari
besaran - besaran pokok dan besaran
turunan lainnya.
Faktor konversi ini disesuaikan dari buku
karangan G. Shortley dan D. Williams,
Elements of Physics, Prentice Hall.
16. Berapa waktu rata-rata yang
dibutuhkan oleh penerjun untuk
mencapai tanah?
Pengukuran itu
sangat penting dan
berkaitan erat
dengan besaran
dan satuan.
5. Pengukuran
17. 5.1 Alat ukur panjang
Penggaris Jangka
Sorong
Mikrometer
Sekrup
20. Nonius atau
Vernier
Garis nonius
kelima tepat
berimpit dengan
garis skala
utama
Rahang
Jadi X = 2,15 cm
2 3
5
2,1cm
0,05cm
Skala
Utama
Ketelitian Jangka Sorong adalah
0,1mm;
yaitu 1mm pada skala utama dibagi 10
skala oleh skala nonius
BENDA
b. Jangka Sorong
21. JANGKA SORONG
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
mm
Jangka sorong adalah alat ukur yang memiliki tingkat ketelitian sampai
dengan 0,1 mm atau 0,01 cm.
Jangka sorong digunakan untuk mengukur :
1. Ketebalan atau garis tengah bagian luar suatu pipa,
2. Garis tengah bagian dalam
3. Kedalaman suatu lubang
Bagian-bagian Jangka
Sorong
Klik!
22. JANGKA SORONG
Cara mengukur diamater luar lingkaran :
1. Geser rahang sorong (klik gambar rahang sorong)
2. Masukkan benda diantara rahang sorong dengan rahang
tetap (klik gambar benda)
3. Geser kembali rahang sorong sehingga benda tertahan
diantara rahang tetap dengan rahang sorong (klik gambar
rahang sorong)
4. Lalu amatilah hasil pengukuran
Benda
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
mm
23. JANGKA SORONG
1
0 5 10
2 3
Hasil pengukuran pada :
Skala utama
Skala Nonius
Catatan :
Selisih satu skala utama dengan skala
nonius : 1 mm – 0,9 mm = 0,1 mm
= 1,8 cm
= 0,01
cm
(skala nonius berimpit dengan skala utama = skala 1)
Hasil
Hasil pengukuran = 1,81 cm
(diameter luar benda yang diukur)
27. 0
0
15
10
5 hulu
benda
20
35
30
25
racet
0
20
35
25
30
0.5 1.5 2.5 3.5 4.5
1.0 2.0 3.0 4.0 ● Skala utama = 4,5 mm
● Skala putar = 0,275 mm
27.
5
Hasil = 4,775 mm
Contoh
Soal
Cara Penggunaan Mikrometer Sekrup :
1. Klik bagian hulu mikrometer sekrup
2. Klik benda yang ingin diukur
3. Klik kembali bagian hulu untuk menahan benda
4. Tekan recet untuk mengunci micrometer sekrup
5. Tekan preview untuk membaca hasil pengukuran
29. 5.3 Aspek - Aspek Pengukuran
Presisi
Kemampuan proses pengukuran untuk
mendapatkan hasil yang sama, khususnya pada
pengukuran yang dilakukan secara berulang-
ulang dengan cara yang sama.
Akurasi (Ketepatan)
Kesesuaian antara hasil pengukuran dan nilai
yang sebenarnya
30. 5.3 Aspek - Aspek Pengukuran
Kalibrasi
Pengembalian nilai fungsi awal suatu alat ukur.
Sensitivitas
Kemampuan alat ukur untuk mendapatkan suatu
perbedaan yang relatif kecil dari harga hasil
pengukuran.
Kesalahan Pengukuran
Kesalahan - kesalahan pada proses pembacaan
dan pengambilan data saat pengukuran.
31. Presisi berkaitan dengan pembagian skala
terkecil pada sebuah alat ukur
Alat ukur yang presisi berkaitan dengan
penunjukan yang konsisten
Misal : penggaris
Lebih presisi
Skala mm Skala cm
a. Presisi
32. Akurasi parameter penting dalam
pengukuran.
Misalkan termometer yang akurat
b. Akurasi
Menunjukkan nilai
yang sama/dekat
dengan nilai yang
sebenarnya
Sensitif dan berespon terhadap
perubahan kecil pada temperatur
33. Belum ada yang diukur, tapi kok
angkanya tidak nol ???
c. Kalibrasi
34. Sebutkan kesalahan yang dilakukan oleh orang ini
ketika mengukur panjang kayu yang dipegangnya.
d. Kesalahan Pengukuran