Kampanye imunisasi MR bertujuan untuk meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap campak dan rubella secara cepat, memutuskan transmisi virus, dan menurunkan angka kesakitan serta kejadian CRS dengan target cakupan vaksinasi minimal 95% pada anak usia 9 bulan hingga 15 tahun dan anak usia 9 bulan serta 18 bulan melalui program rutin.
Setiap orang tua tentu memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam menjaga, merawat, dan membesarkan bayinya agar memiliki kondisi perkembangan yang normal. Dengan peran orang tua tersebut maka kondisi bayi yang masih rentan akan aman dan selalu terjaga kondisi kesehatannya sehingga tidak muncul berbagai macam bentuk permasalahan kesehatan termasuk gangguan tumbuh kembang anak. Diantara kedua orang tua, peran ibu lebih besar terhadap bayi sejak di dalam kandungan.
Apa Itu Imunisasi ?
Beberapa orang tua mungkin belum tau apa itu imunisasi dan manfaat yang ada dari proses yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten tersebut. Secara definisi, imunisasi adalah proses untuk menjadikan tubuh manusia kebal dengan sistem imun yang kuat terhadap penyakit tertentu. Untuk mendapatkan imun atau kekebalan pada penyakit maka proses imunisasi dilakukan dengan cara memasukan vaksin tertentu demi merangsang sistem imunitas tubuh terhadap penyakit tertentu.
Ada dua bentuk imunisasai yang dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh yakni imunisasi aktif dimana kekebalan tubuh dirangsang untuk memiliki imunitas terhadap penyakit tertentu dan imunisasi pasif ketika tubuh diberi antibodi langsung tanpa harus merangsang sistem imunitasnya. Imunisasi aktif merupakan proses yang kebanyakan dilakukan pada bayi dengan cara memasukan vaksin yang berisi virus atau bakteri lemak maupun protein mirip dengannya sehingga akan direspon oleh sistem imunitas tubuh untuk membuat antibodi yang akan diperlukan ketika ada invasi penyebab penyakit tersebut dikemudian hari.
Setiap orang tua tentu memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam menjaga, merawat, dan membesarkan bayinya agar memiliki kondisi perkembangan yang normal. Dengan peran orang tua tersebut maka kondisi bayi yang masih rentan akan aman dan selalu terjaga kondisi kesehatannya sehingga tidak muncul berbagai macam bentuk permasalahan kesehatan termasuk gangguan tumbuh kembang anak. Diantara kedua orang tua, peran ibu lebih besar terhadap bayi sejak di dalam kandungan.
Apa Itu Imunisasi ?
Beberapa orang tua mungkin belum tau apa itu imunisasi dan manfaat yang ada dari proses yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten tersebut. Secara definisi, imunisasi adalah proses untuk menjadikan tubuh manusia kebal dengan sistem imun yang kuat terhadap penyakit tertentu. Untuk mendapatkan imun atau kekebalan pada penyakit maka proses imunisasi dilakukan dengan cara memasukan vaksin tertentu demi merangsang sistem imunitas tubuh terhadap penyakit tertentu.
Ada dua bentuk imunisasai yang dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh yakni imunisasi aktif dimana kekebalan tubuh dirangsang untuk memiliki imunitas terhadap penyakit tertentu dan imunisasi pasif ketika tubuh diberi antibodi langsung tanpa harus merangsang sistem imunitasnya. Imunisasi aktif merupakan proses yang kebanyakan dilakukan pada bayi dengan cara memasukan vaksin yang berisi virus atau bakteri lemak maupun protein mirip dengannya sehingga akan direspon oleh sistem imunitas tubuh untuk membuat antibodi yang akan diperlukan ketika ada invasi penyebab penyakit tersebut dikemudian hari.
2. LANDASAN HUKUM
UUD 1945
Pasal 28B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh & berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan & diskriminasi.
Pasal 28 H ayat 1:Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat tinggal &
mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan
UU Perlindungan Anak No.35 Tahun 2014
“Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi Anak dan
hak - haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal
sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009
•Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dg ketentuan utk mencegah
terjadinya penyakit yg dapat dihindari melalui imunisasi
•Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak
UU Pemerintahan Daerah No. 23 Tahun 2014
“Pemerintah Daerah harus memperioritaskan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar dengan berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat”
Hukum Pemberian Imunisasi di Indonesia : WAJIB
3. UU No. 36 Tahun 2009 ttg Kesehatan
• Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, Lanjut Usia dan Penyandang Cacat
• Bagian ke satu : Kesehatan ibu, bayi dan anak
Bab VII
• Upaya pemeliharaan kesehatan bayi & anak harus
ditujukan utk mempersiapkan generasi yg akan
datang, yg sehat, cerdas & berkualitas serta untuk
menurunkan angka kematian bayi & anak
Pasal
131 ay.1
• Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan
sejak anak masih dalam kandungan, dilahirkan,
setelah dilahirkan, dan sampai berusia 18
tahun
Pasal
131 ay.2
• Upaya pemeliharaan kes. bayi & anak menjadi
tanggung jawab & kewajiban bersama bg org
tua, keluarga, masyarakat & pemerintah, &
pemerintah daerah
Pasal
131 ay.3
TANGGUNG JAWAB
DAN KEWAJIBAN BERSAMA!!!!!
4. Cara mencegah tertular penyakit
• Cucilah tangan Anda sesering mungkin.
• Jangan berbagi barang pribadi.
• Tutup mulut Anda ketika Anda batuk atau bersin.
• Mendapatkan vaksinasi.
• Gunakan praktek memasak yang aman.
• Hati-hati dengan hewan.
• Menonton berita terkait penyakit menular
• Olah raga
• Dll..
5. Perbedaan Mencegah dengan
Mengobati Penyakit Menular
Mencegah/Imunisasi
• Pada waktu sehat
• Vaksin/Imunisasi
• Biaya murah
• Mudah dilakukan
• Sejak dini/bayi/kondisi
• Manfaat jangka panjang
Mengobati
• Ketika sakit
• Obat/dirawat/operasi
• Biaya mahal
• Sulit dilakukan
• Kapan saja
• Bersiko tidak bisa
sembuh/cacat/kematian
6. Lanjutan Perbedaan Mencegah dengan
Mengobati Penyakit
Mencegah
• Tidak tertular penyakit/kecil
kemungkinan
• Walaupun tertular tidak
berat
• Berat/malas untuk
dilaksanakan
• Kurang dukungan
Mengobati
• Mudah tertular penyakit
• Kalau tertular sulit
disembuhkan/resiko
kematian
• Harus dilakukan
• Banyak dukungan
7. Penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi
• Hepatitis B
– Penyakit yang menyebabkan kanker hati (Vietnam
sudah bebas Hepatitis)
• Tuberculosis (TBC)
– Penyakit paru yang menyebabkan batuk darah
• Difteri
– Penyakit menyerang saluran pernafasan yang bisa
menyebabkan kematian
8. Penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi
• Pertusis/Batuk Rejan
– Batuk 100 hari
• Campak
– Demam, bercak merah yg dapat menyebabkan diare, radang
paru, kebutaan dan kematian
• Rubella
– Demam, bercak merah yg dapat menyebabkan diare, radang
paru, kebutaan, kematian dan bila menulari ibu hamil pada
trimester pertama atau awal kehamilan, dapat menyebabkan
keguguran atau kecacatan pada bayi
• Polio
– Penyakit lumpuh (Pakistan, Afghanistan, Nigeria)
9. Penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi
• Tetanus
– Menyerang syaraf yang mengakibatkan kaku otot
rahang, kaku leher, kaku otot perut dll.
• Infeksi Haemolhylus Influenza type b
– Menyerang beberapa organ yang dapat
menyebabkan radang selaput otak (meningitis),
radang paru (pneumonia), radang tenggorokan,
radang sendi dll.
10. Penyakit yg Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
Tuberculosis
Polio Tetanus
Pertusis
Campak
Difteri
Hepatitis B
11. KEBERHASILAN IMUNISASI
Eradikasi Cacar (Variola),
1977 kasus Cacar terakhir, Somalia
1980 Imunisasi Cacar Stop
Eradikasi Polio:
2006 Indonesia
2014 Regional
Asia
Tenggara
2020 ??
Eliminasi
Tetanus
Maternal
dan
Neonatal
Mei 2016
ABAD
20
ABAD
21 Eliminasi
Campak &
Rubella
2020
Eradikasi?
12. Vaksin Measles Rubella (MR)
• Latar Belakang
– Indonesia merupakan salah satu dari 6 negara (Kongo, Ethiopia, India,
Pakistan dan Nigeria) dgn kasus campak tertinggi.
– Hasil surveilans menunjukkan bahwa kasus Rubella tinggi yg berdampak
pd kematian atau kecacatan (Congenital Rubella Syndrome) bila menyerang
ibu hamil trimester I.
– Adanya komitmen global utk mencapai eliminasi Campak & Rubella pd
2020.
– Rekomendasi Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional atau ITAGI.
• Sasaran
– 66.859.112 anak usia 9 bulan sampai < 15 tahun (catch up campaign)
– 3.605.328.anak usia 9 bulan, 3.605.328 anak usia 18 bulan, 2.525.326
anak Kelas 1 SD/ sederajat (introduksi : MR menggantikan vaksin campak
dalam program rutin)
13. Vaksin Measles Rubella (MR)
•Lokasi:
– Fase I : Seluruh provinsi P. Jawa pada Agustus–Sep 2017
(catch up campaign) dan Oktober 2017 (Introduksi)
– Fase II: provinsi di luar P. Jawa pada Agustus - Sep 2018
(catch up campaign) dan Oktober 2018 (Introduksi)
Campak Rubella
14. Target Nasional
Eliminasi Campak & Kontrol Rubela/CRS
• Cakupan campak dosis pertama
minimal 95% secara nasional
• Cakupan campak dosis kedua
minimal 95% thn 2018
• Fully investigated semua kasus KLB
campak
• Surveilans Campak Berbasis Kasus
Individu (Case Based Measles
Surveillance) diterapkan dengan
minimal 50% pemeriksaan spesimen
mulai tahun 2014.
Eliminasi
Campak
• Introduksi imunisasi
rubella tahun 2017-2018
• Penguatan suveilans
rubella & pengembangan
surveilans CRS mulai thn
2014
Kontrol
Rubela/Congin
ental Rubella
Syndrom (CRS)
2020
15. Target Regional Rubella/CRS Kontrol
• Menurunkan
angka
kesakitan
Rubella/CRS
95%, dari
angka tahun
2008
2020
17. BEBAN PENYAKIT CAMPAK
CONFIRMED REPORTED MEASLES CASES,
INDONESIA, 2013 TO 2015
Age in years
89% 11%
S
ource: S
ub Dit S
urveillance , MOH- data as of 15April 2016
89%kasus merupakan
anak <15 tahun !!!!!!!
18. Pada Oktober 2014 dilakukan kajian
terhadap situasi campak dan rubella
di Indonesia
oleh Kemenkes bersama para ahli dari
WHO dan akademisi dari fakultas
kedokteran dan fakultas kesehatan
masyarakat di Indonesia
Hasil:
- Dengan mempertimbangkan situasi
cakupan imunisasi dan kejadian
penyakit campak serta rubella maka
direkomendasikan agar dilakukan
kampanye imunisasi MR
- Bila tidak dilakukan kampanye dengan
sasaran sebagaimana
direkomendasikan maka akan terjadi
peningkatan jumlah akumulasi kasus
penyakit campak dan rubella
sebagaimana ditunjukkan pada grafik
di samping
Bila kampanye imunisasi MR tidak dilakukan
Bila kampanye imunisasi MR dilakukan
21. COST BENEFIT
ANALYSIS STUDY
RUBELLA DI
INDONESIA
DR.Soewarta Koesen, Badan
Litbangkes (2015):
• Kerugian makro ekonomi akibat
campak dan rubella diperkirakan
mencapai Rp1.09 triliun
• Estimasi kerugian berupa
kehilangan hari-hari potensial
untuk bekerja/produktif dalam
hitungan tahun (DALY) akibat
penyakit campak dan rubella
adalah sebesar Rp 26.598.238
Kesimpulan:
Imunisasi MR sangat cost
effective
22. Mengapa harus dilakukan kampanye
imunisasi massal MR?
Rekomendasi WHO dan ITAGI
Lakukan catch up campaign dan penggantian vaksin campak
dengan MR
Tujuan:
• Meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap campak dan rubella secara
cepat
• Memutuskan transmisi virus campak dan rubella
• Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit campak dan rubella
• Menurunkan angka kejadian CRS
Target cakupan:
≥ 95%
23. Bagaimana proses pengenalan vaksin MR ke
dalam Program Imunisasi Nasional?
Pengenalan vaksin MR ini akan
didahului dengan kegiatan
Kampanye Imunisasi MR, yaitu
berupa pemberian imunisasi MR
secara massal
Pelaksanaan kampanye imunisasi MR
dibagi ke dalam 2 fase
Fase pertama dilaksanakan pada
bulan Agustus - September 2017 di
seluruh Jawa, fase kedua
dilaksanakan pada bulan Agustus -
September 2018 di seluruh Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa
Tenggara, Maluku dan Papua
24. https://jdc325.wordpress.com/2011/04/25/european-immunization-
week/
Definisi: penyakit infeksi virus akut,
sangat menular yang ditandai dengan 3
stadium, yaitu stadium inkubasi, prodormal
dan erupsi
Penyebab : virus campak Myxovirus
Viridae Measles
Cara penularan : percikan ludah dan
melalui jalan napas.
Komplikasi berat : radang paru,
radang otak, diare, radang telinga,
dehidrasi, kematian
Apakah Campak?
25. Gejala :
- Demam,
- Bercak kemerahan ,
- Batuk, pilek,
- Konjungtivitis (mata merah)
- Selanjutnya timbul ruam pada
muka dan leher, kemudian menyebar
ke tubuh dan tangan serta kaki.
25
BAB 2
Gejala Campak?
26. Bahaya Penyakit Campak
• sakit berat kematian
• tidak mau makan minum gizi buruk
• diare berat
• infeksi paru (pneumonia) kematian
• memperberat penyakit Tb paru
• radang otak
• Dapat menimbulkan wabah/KLB
27. Definisi: penyakit infeksi virus akut, sangat
menular yang biasanya berupa penyakit ringan
pada anak.
Penyebab : virus Rubella
Cara penularan : melalui saluran napas pada
saat batuk atau bersin
Komplikasi berat : bila menulari ibu hamil
pada trimester pertama atau awal kehamilan,
dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan
pada bayi yang dilahirkan yang dikenal sebagai
Sindroma Rubella Kongenital atau Congenital
Rubella Syndrome (CRS)
Apakah Rubella?
Courtesy of PGPKT
28. Gejala :
- Demam ringan,
-Bercak kemerahan/rash
makulopapuler di kulit terutama di
wajah, lengan dan kult kepala
mirip campak biasa karenanya
sering disebut campak Jerman,
-Ruam hanya 2-3 hari dan hilang
sendiri (disebut campak 3 hari)
- Pembesaran kelenjar limfe di
belakang terlinga, leher belakang
dan sub oksipital.
28
Gejala Rubella?
Bila terjadi pada:
Anak sering hanya menimbulkan
gejala demam ringan atau bahkan
tanpa gejala sehingga sering tidak
terlaporkan,
Wanita dewasa sering
menimbulkan arthritis atau
artharalgia
Wanita hamil terutama trimester 1
dapat mengakibatkan abortus atau
bayi lahir dengan CRS
29. Definisi: sindrom kecacatan pada bayi
baru lahir yang meliputi kelainan pada
jantung dan mata, ketulian dan
keterlambatan perkembangan
Penyebab : ibu hamil terutama
trimestes 1 yang terinfeksi virus Rubella
Cara penularan : ibu hamil menulari
janin melalui placenta
Ibu hamil terinfeksi di usia kehamilan
<12 minggu risiko janin tertular 80-90%
Jika infeksi di kehamilan 15-30 minggu,
risiko janin tertular 10-20%
Apakah Congenital Rubella Syndrome (CRS)?
31. Pencegahan Penyakit
Campak dan Rubella
• ASI eksklusif
• Nutrisi lengkap dan seimbang, sesuai umur
• Kebersihan badan, lingkungan
• Hindari kontak terutama ibu hamil
• Imunisasi MR
– Dasar : umur 9 bulan
– Lanjutan : umur 18 bulan
– BIAS : kelas 1 SD/MI dan yang sederajat
– tambahan (kampanye MR)
32. Setelah imunisasi MR masih bisa terkena
penyakit campak dan rubella ?
• Ya, masih bisa tertular penyakit campak
• Tapi jauh lebih ringan dan tidak berbahaya
• Kalau belum diimunisasi campak :
– Lebih berat
– Lebih lama
– Berbahaya
• Maka perlu imunisasi tambahan
• Sedangkan Rubella, efikasi vaksin diperkirakan
mencapai 90-100% sesudah mendapat imunisasi
33. Kampanye Imunisasi MR
• Kegiatan imunisasi secara masal sebagai
upaya untuk memutuskan transmisi
penularan virus campak dan rubella pada
anak usia 9 bulan sampai dengan <15
tahun,
• Tanpa mempertimbangkan status imunisasi
sebelumnya.
• Sifatnya wajib dan tidak memerlukan
individual informed consent.
34. Kampanye Imunisasi MR
• Sasaran :
Anak usia 9 bulan s.d <15 tahun
• Pelaksanaan:
– Lokasi :
Di seluruh wilayah Indonesia (34 provinsi)
Pelayanan imunisasi dilaksanakan di sekolah-sekolah yaitu Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), SD/MI/sederajat dan
SMP/MTs/sederajat, Posyandu, Polindes, Poskesdes, Puskesmas,
Puskesmas pembantu, Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
– Waktu :
Dibagi ke dalam 2 fase.
Fase 1 : bulan Agustus dan September 2017 di seluruh provinsi P. Jawa
Fase 2 : bulan Agustus dan September 2018 di seluruh provinsi P.
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan
Papua.
Target : ≥
95%
35. Strategi Pelaksanaan
Kampanye Imunisasi MR
Pelaksanaan kampanye imunisasi MR dibagi menjadi 2 tahap :
• Tahap 1: AGUSTUS
Pemberian imunisasi MR di seluruh SEKOLAH yang terdiri dari sekolah
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak,
SD/MI/sederajat, SDLB dan SMP/MTs/sederajat dan SMPLB.
• Tahap 2 : SEPTEMBER
Pemberian imunisasi di POS-POS PELAYANAN IMUNISASI LAINNYA
seperti Posyandu, Polindes, Poskesdes, Puskesmas, Puskesmas
pembantu, Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
37. Siapa saja yang harus
mendapatkan imunisasi
MR?
• Imunisasi MR diberikan kepada seluruh
anak usia 9 bulan sampai dengan kurang
dari 15 tahun selama masa kampanye
• Selanjutnya, imunisasi MR akan masuk ke
dalam jadwal imunisasi rutin dan diberikan
pada anak usia
-9 bulan,
-18 bulan dan
-kelas 1 SD/sederajat melalui
program Bulan Imunisasi Anak
Sekolah atau BIAS
38. Sasaran Kampanye imunisasi MR
Seluruh bayi usia 9 bulan sd anak
usia <15 tahun, tanpa melihat
status imunisasi maupun riwayat
penyakit campak & rubella
sebelumnya.
39. Tempat Pelayanan
• Pos2 pelayanan imunisasi yg telah
ditentukan yaitu;
– Sekolah2 yaitu Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK),
SD/MI/sederajat dan
SMP/MTs/sederajat, Posyandu,
Polindes, Poskesdes, Puskesmas,
Puskesmas pembantu, Rumah Sakit
dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
Disiapkan
40. Strategi Pelaksanaan
• Tahap pertama di seluruh sekolah yg terdiri dari
PAUD, TK, SD/MI/sederajat, SDLB &
SMP/MTs/sederajat & SMPLB.
– Keterlibatan TP UKS (Semua sektor) Penting utk
koordinasi pelaksanaan.
• Tahap kedua pemberian imunisasi untuk anak-
anak di luar sekolah usia 9 bulan – <15 tahun di
pos-pos pelayanan imunisasi seperti Posyandu,
Polindes, Poskesdes, Puskesmas, Puskesmas
pembantu, Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.
Target cakupan kampanye imunisasi MR minimal 95%
41. Peran Tenaga
Kesehatan
1. Memastikan sasaran bayi 9 bulan sd anak <15 tahun menerima
imunisasi MR
2. Memastikan kondisi rantai vaksin terpelihara dgn baik dlm suhu 2 -
8 0 celcius
3. Memastikan vaksin & pelarut berasal dari pabrik yg sama &
memeriksa tanggal kadaluarsanya
4. Memeriksa kondisi VVM vaksin MR (pastikan dlm kondisi A dan B)
5. Melarutkan vaksin dan mencatat waktu pelarutan tiap vial
6. Memberikan penyuntikan vaksin MR dgn benar (sub kutan)
7. Melakukan pengolahan limbah imunisasi (tajam dan tidak tajam)
secara aman
8. Memantau dan menangani kasus KIPI
9. Memeriksa register pelaksanaan imunisasi dan melengkapinya pada
akhir kegiatan.
10. Mengawasi dan membina guru dan kader dlm melaksanakan
tugasnya
11. Berkoordinasi dgn tokoh masyarakat setempat
12. Menunggu di tempat pelayanan minimal 30 menit untuk merespon
jika ada kasus KIPI
42. Peran
Guru 1. Memberikan informasi pada orangtua/wali murid melalui
Pertemuan Orangtua Murid atau surat edaran yg berisi
pemberitahuan manfaat imunisasi MR dan tanggal
pelaksanaannya. Contoh Surat Edaran dapat dilihat pada lampiran
2.
2. Membantu memberikan penyuluhan kepada orangtua/ wali /
murid
3. Memberikan data murid yg akan diberikan imunisasi termasuk
data anak yg putus sekolah
4. Menyeleksi anak yg berumur <15 tahun dan anak yg sedang sakit
atau tidak masuk sekolah karena alasan lainnya
5. Membantu menyiapkan ruangan untuk penyuntikan dan ruang
tunggu setelah penyuntikan
6. Membantu mengatur alur pelayanan imunisasi
7. Membantu pencatatan hasil imunisasi dan memberi tanda pada
ujung bawah jari kelingking kiri dgn pen marker
8. Melaporkan pada petugas bila ditemukan kasus diduga KIPI
43. Peran
Kader 1. Membantu pendataan sasaran yg belum sekolah termasuk
anak yg putus sekolah
2. Menggerakkan orang tua dan sasaran untuk datang ke pos
pelayanan imunisasi/posyandu
3. Membantu menyiapkan tempat pelaksanaan untuk
penyuntikan dan ruang tunggu setelah penyuntikan
4. Mengendalikan massa atau keramaian sasaran yg datang
5. Mengatur jalannya pelayanan imunisasi
6. Mencatat sasaran dan memberi tanda pada ujung bawah
jari kelingking kiri dgn pen marker
7. Melaporkan pada petugas bila ditemukan kasus diduga KIPI
8. Mengingatkan orang tua untuk melengkapi imunisasi rutin
44. Penyebarluasan Informasi......
• ILM : TV dan Radio
• Medsos (Viral)
• Media cetak KIE
• SMS Blast
• Temu Media
• Temu Blogger
• Pencanangan oleh RI1
45. TARGET SASARAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK ESTIMASI JUMLAH ANAK
USIA 9 BULAN - <15
TAHUN
1 Kuta Alam
Kuta Alam
29,279
8,201
2 Luengbata
Batoh
26,119
4,767
3 Meuraxa
Meuraxa
20,166
4,144
4 Syiah Kuala
Kopelma Darussalam
20,148
5,944
5
Ulee Kareng Ulee Kareng
26,745
5,379
6
Banda Raya Banda Raya
24,398
4,970
7
Jaya Baru Jaya Baru
26,013
5,258
8 Kuta Raja
Lampaseh
13,632
3,079
9 Syiah Kuala
Jeulingke
17,790
2,801
10 Kuta Alam
Lampulo
23,366
4,891
11
Baiturrahman Baiturrahman
37,455
9,794
TOTAL 265,111 59,227
52. Langkah – langkah menuju
Kampanye Imunisasi MR Agustus-September
2018
1. Perencanaan
2. Sosialisasi
3. Pendataan/Menyusun
Mikroplanning
4.Perhitungan logistik dan
Pengelolaannya
5. Koordinasi Lintas Program
dan Lintas sektor
1. Pencanangan
2. Pelayanan Vaksinasi MR di
lapangan
3. Pencatatan dan Pelaporan
4. Penanggulangan KIPI
5. Monitor sweeping
1. Pemantauan
2. Akurasi Data
Laporan
3. Pertemuan Evaluasi
4. Feedback dan
Evaluasi Hasil
(evaluasi logistik
dan evaluasi hasil)
53. DUKUNGAN LINTAS SEKTOR
• Memotivasi masyarakat untuk mendukung
kegiatan kampanye imunisasi MR
• Menginstruksikan kepada seluruh anggota
masyarakat untuk mendukung kegiatan
kampanye imunisasi MR
54. Kesimpulan
• Pelaksanaan Kampanye Imunisasi MR sangat
penting dalam rangka untuk memutuskan
transmisi penularan virus campak dan rubella
• Hasil cakupan MR harus mencapai minimal 95 %
• Kampanye Imunisasi MR adalah kegiatan yang
sangat efektif dan efisien untuk mencapai
eliminasi campak dan pengendalian
rubella/Congenital Rubella Syndrrome (CRS)
pada tahun 2020
55. Cakupan PIN Polio Tahun 2016
di Kota Banda Aceh (sasaran 27ribu+ Balita)
101
100
99
113
100
105
100
101
103
103
102
103
92
94
96
98
100
102
104
106
108
110
112
114
57. DATA CAKUPAN IMUNISASI BIAS TAHUN 2015 PROVINSI
ACEH
51
69
76
80
91 88
98 96
89
96
71
89
100 99
81
71
83
73
94
99
94
90
95
86
0
20
40
60
80
100
120
Td kelas 2+3
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67. Cakupan Kampanye MR di Pulau Jawa
s.d. 14 Oktober 2017
97.36 97.02 99.71 97.58 99.14 103.55
98.78
97.50 96.23
104.61
97.58
105.81
95.22
100.45
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten PULAU JAWA
Daerah Pusdatin Target (95%)
68. Pesan
Mari kita bersama – sama, untuk:
• Mewujudkan cakupan imunisasi tinggi & merata (LIL, UCI)
• Mewujudkan kualitas pelayanan imunisasi yang terbaik.
• Mewujudkan pelayanan imunisasi yang terjangkau oleh seluruh
masyarakat
• Menyukseskan end game strategy polio
• Menyukseskan kampanye dan introduksi MR 2018
• Membuat forum komunikasi yg positif
Indonesia merupakan salah satu dari 6 negara (Kongo, Ethiopia, India, Pakistan dan Nigeria) dengan kasus campak tertinggi.
Hasil surveilans menunjukkan bahwa kasus Rubella tinggi yang berdampak pada kematian atau kecacatan (Congenital Rubella Syndrome) bila menyerang ibu hamil trimester I.
Indonesia merupakan salah satu dari 6 negara (Kongo, Ethiopia, India, Pakistan dan Nigeria) dengan kasus campak tertinggi.
Hasil surveilans menunjukkan bahwa kasus Rubella tinggi yang berdampak pada kematian atau kecacatan (Congenital Rubella Syndrome) bila menyerang ibu hamil trimester I.
Berikut ini adalah target nasional dalam Eliminasi Campak dan Kontrol Rubella/CRS, yaitu:
Campak: Eliminasi campak nasional pada tahun 2020, dengan tujuan khusus:
Cakupan campak dosis pertama minimal 90% secara nasional dan >80% di kab/kota tahun 2018
Cakupan campak dosis kedua minimal 95% tahun 2018
Fully investigated semua kasus KLB campak
Surveilans Campak Berbasis Kasus Individu diterapkan dengan 100% pemeriksaan spesimen mulai tahun 2014.
Rubella: kontrol Rubella/CRS pada tahun 2020, dengan tujuan khusus:
Introduksi imunisasi rubella tahun 2017
Penguatan suveilans rubella dan pengembangan surveilans CRS tahun 2014
Eliminasi campak: Tidak ditemukan wilayah endemis campak selama >12 bulan dan “zero” transmisi , dengan pelaksanaan surveilans campak yang adekuat.
Endemis Campak : Disuatu wilayah selalu ditemukan kasus campak (Indigenous atau import) selama kurun waktu 12 bulan atau lebih.
Berikut ini adalah target nasional dalam Eliminasi Campak dan Kontrol Rubella/CRS, yaitu:
Campak: Eliminasi campak nasional pada tahun 2020, dengan tujuan khusus:
Cakupan campak dosis pertama minimal 90% secara nasional dan >80% di kab/kota tahun 2018
Cakupan campak dosis kedua minimal 95% tahun 2018
Fully investigated semua kasus KLB campak
Surveilans Campak Berbasis Kasus Individu diterapkan dengan 100% pemeriksaan spesimen mulai tahun 2014.
Rubella: kontrol Rubella/CRS pada tahun 2020, dengan tujuan khusus:
Introduksi imunisasi rubella tahun 2017
Penguatan suveilans rubella dan pengembangan surveilans CRS tahun 2014
Eliminasi campak: Tidak ditemukan wilayah endemis campak selama >12 bulan dan “zero” transmisi , dengan pelaksanaan surveilans campak yang adekuat.
Endemis Campak : Disuatu wilayah selalu ditemukan kasus campak (Indigenous atau import) selama kurun waktu 12 bulan atau lebih.