1. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1
Modifikasi Perancangan Struktur Gedung Rektorat Universitas Airlangga Menggunakan Metode
Flat Slab dan Shearwall Dengan Sistem Rangka Gedung
Fajar Gede Prakoso, Ir. Kurdian Suprapto M.S. dan Ir. Iman Wimbadi, M.S.
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: kurdian@ce.its.ac.id
Abstrak
Gedung Rektorat Universitas Airlangga
direncanakan dibangun pada Zona Gempa wilayah
gempa menengah yaitu di Kabupaten Tulungagung.
Perencanaan yang sebenarnya menggunakan struktur
beton bertulang biasa. Dalam tugas akhir ini,
Perancangan gedung dilakukan beberapa modifikasi.
Perancangan menggunakan struktur flat slab dengan
dikombinasikan dengan shear wall yang berfungsi
sebagai struktur penahan gaya lateral. Struktur atas
yang lainnya pada gedung ini meliputi kolom dan
balok tepi, sedangkan struktur bawah menggunakan
pondasi tiang pancang serta sloof sebagai penghubung.
Penghematan selalu dilakukan dalam
perencanaan gedung bertingkat, untuk mendapatkan
keuntungan yang maksimal. Penghematan boleh
dilakukan selama tidak mengurangi kekuatan gedung
tersebut. Salah satu alternatif yang dapat dilaksanakan
adalah dengan memakai struktur flat slab. Flat slab
adalah struktur yang memiliki ciri dengan tidak adanya
balok sepanjang garis kolom dalam, namun balok tepi
luar diperbolehkan ada, disesuaikan dengan kebutuhan
bangunan. Flat slab memiliki kekuatan geser yang
cukup dengan adanya drop panel yang merupakan
penebalan plat di daerah kolom, serta boleh ditambah
dengan kepala kolom yang merupakan pelebaran yang
mengecil dari ujung kolom atas. Kepala kolom dapat
digunakan maupun tidak sesuai dengan kebutuhan.
Dalam tugas akhir ini secara keseluruhan
direncanakan dengan menggunakan Sistem Rangka
Gedung (SRG) karena dikombinasikan dengan SPBL
yaitu dinding struktural. Sehubungan dengan rencana
diberlakukannya peraturan beton dan peraturan gempa
yang baru, maka dalam pengerjaan tugas akhir ini akan
dilakukan perhitungan desain struktur flat slab dan
shear wall dengan berdasar kepada peraturan yang
baru. Peta zona gempa yang dipakai juga merupakan
peta zona gempa yang sudah terbarui. Maka dari itu
tugas akhir ini akan banyak membahas tentang filosofi
dan konsep desain flat slab dan shear wall yang
diaplikasikan pada bangunan gedung perkantoran 10
lantai.
Tugas akhir ini sekaligus menjadi media
sosialisasi peraturan beton dan gempa terbaru untuk
pekerjaan konstruksi yang ada di Indonesia.
Kata Kunci : Flat Slab, Dinding Struktural,
Sistem Rangka Gedung
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem pelat – balok adalah sistem yang
sangat populer untuk sistem lantai saat ini. Pada masa
awal gedung bertingkat, sistem lantai semacam ini
sering digunakan konsultan-konsultan asing. Demikian
pula dengan penggunaan sistem Post-tension. Namun
dalam perkembangannya, kedua sistem tersebut tidak
mendukung dalam beberapa hal. Setelah tahun 2000-
an, sistem lantai yang umum diterapkan adalah pelat
balok konvensional dan sistem flat slab yang sering
digunakan untuk gedung jenis apartemen. Namun
sistem flat slab masih jarang diterapkan untuk lingkup
kontruksi di Indonesia.
Di dalam kostruksi beton bertulang, pelat
merupakan sebuah permukaan datar yang berfungsi
sebagai alas pijakan yang mampu menahan beban
dalam ruang terbuka ataupun tertutup. Pelat biasanya
ditumpu oleh balok beton bertulang ataupun gelagar
(pelat dicor menjadi satu keatuan dengan balok atau
gelagar tersebut), dinding pasangan bata atau dinding
beton bertulang, kolom dan secara langsung dengan
tanah. Pelat lantai juga merupakan panel – panel beton
bertulang yang memungkinkan bertulangan satu
ataupun dua arah tergantung perencanaannya. Jika
nilai perbandingan antara lebar dan panjang pelat lebih
dari 2, digunakan penulangan satu arah, begitupun bila
kurang dari 2 maka digunakan penulangan 2 arah. Ada
beberapa jenis slab yaitu one way slab (pelat satu
arah), two way slab (pelat dua arah), flat plate slab
(lantai dasar), grid slab dan flat slab.
Flat slab dicirikan dengan tidak adanya balok
sepanjang garis kolom dalam, namun belok tepi luar
boleh jadi ada atau tidak sesuai dengan kebutuhan.
Pelat datar (flat slab) mempunyai peran penting dalam
menahan gaya geser gempa dan juga sebagai
diafragma yang mengikat kolom seperti yang telah
dicantumkan dalam peraturan SNI 03 – 1726 – 2002
Pasal 5.3.(1) dan 5.3.(2), lantai tingkat (flat slab), atap
beton dan ikatan suatu struktur gedung dapat dianggap
sebagai diafragma terhadap beban gempa horizontal.
Gedung Rektorat Universitas Airlangga semua
direncanakan di Surabaya, Jawa Timur yang mana
berada dalam zona gempa rendah dengan struktur
beton bertulang biasa (plat, balok dan kolom) atau
sistem konvensional. Dalam Tugas akhir ini penyusun
akan merencanakan ulang struktur dengan flat slab –
shear wall , jumlah lantai ditambah menjadi 10 lantai,
serta wilayah gempa gedung diubah menjadi wilayah
gempa menengah yaitu Kabupaten Tulungagung.
2. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 2
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana merancang suatu bangunan tahan
gempa dengan menggunakan sistem flat slab yang
dikombinasikan dengan shear wall di wilayah gempa
menengah yaitu Kabupaten Tulungagung.
1.3 Tujuan
Dapat merencanakan bangunan tahan gempa
dengan sistem flat slab yang dikombinasikan dengan
Shear wall pada bangunan lantai 10 di wilayah gempa
menengah yaitu Kabupaten Tulungagung.
1.4 Batasan Masalah
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini
permasalahan dibatasi dengan batasan-batasan sebagai
berikut :
1. Peraturan yang dipakai adalah SNI 03 –
2847 – 2013, SNI 03 – 1726 – 2012 dan
RSNI 03 – 1727 – 201X.
2. Struktur atas yang diperhitungkan adalah
Flat slab, Kolom, Hubungan slab-kolom,
dan Penulangan shear wall.
3. Struktur bawah yang diperhitungkan
adalah Struktur pondasi
4. Struktur sekunder yang dihitung adalah
struktur tangga dan lift.
5. Hasil akhir desain berupa gambar kerja.
1.5 Manfaat
Manfaat dari penyusunan Tugas Akhir ini
diharapkan adal sebagai berikut :
Manfaat Umum yaitu :
1. Tugas Akhir diharapkan dapat menjadi acuan
untuk mensosialisasikan cara merencanakan
flat slab dan shear wall yang benar sesuai
dengan peraturan – peraturan yang berlaku
saat ini maupun yang baru untuk tenaga –
tenaga ahli lainnya.
2. Memperkenalkan perencanaan sistem flat slab
– shear wall kepada masyarakat yang masih
sangat jarang diterapkan sehingga menjadi
alternatif yang sangat baik dalam dunia
konstruksi.
Manfaat Khusus yaitu :
Dapat menerapkan dan mensosialisasikan peraturan –
peraturan perencanaan yang benar dan yang berlaku
saat ini pada bangunan serta dapat menambah
wawasan tentang perencanaan sistem flat slab – shear
wall di wilayah gempa menengah.
II. URAIAN PENELITIAN
2.1 Bagan Alir Perencanaan
Metoda penyelesaian ini tergambar dalam flow
chart pada gambar 2.1 dibawah ini:
Gambar 2.1 Diagram alir penyelesaian tugas akhir
3. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 3
2.2 Modifikasi dan Kriteria Pemilihan
Struktur
Data-Data sebelum dimodifikasi :
1. Tipe bangunan : Gedung Perkantoran
2. Nama gedung : Rektorat Universitas
Airlangga
3. Letak bangunan : Surabaya – Jawa
Timur
4. Zona gempa : Gempa Rendah
5. Tinggi bangunan : 38 m
6. Panjang bangunan : 48 m
7. Jumlah lantai : 6
8. Struktur bangunan : Beton Bertulang
9. Mutu beton (f’c) : 25 Mpa
10. Mutu Baja (fy) : 400 Mpa
Data setelah dimodifikasi
1. Tipe bangunan : Gedung Perkantoran
2. Nama gedung : Rektorat Universitas
Airlangga
3. Zona gempa : Gempa Menengah –
Tulungagung
4. Tinggi bangunan : 40 m
5. Panjang bangunan : 48 m
6. Jumlah lantai : 10
7. Struktur bangunan : flat slab – shear wall
8. Mutu beton (f’c) : 30 Mpa
2.3 Peraturan yang digunakan
1. Badan Standar Nasional. Tata cara
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2012).
2. Badan Standar Nasional. Tata cara
Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung (SNI 03-2847-2013).
3. Tata cara perhitungan Pembebanan untuk
Bangunan Rumah dan Gedung (RSNI 03-
1727-201X).
2.4 Pembebanan
Berdsarkan RSNI 03-1727-2013 dan SNI 03-
1726-2012 beban yang diperlukan antara lain :
1. Beban mati (RSNI 03-1727-2013)
2. Beban hidup (RSNI 03-1727-2013)
3. Beban gempa (SNI 03-1726-2012)
Beban gempa yang dimaksud adalah gaya-
gaya dalam struktur yang terjadi oleh gerakan
tanah akibat dari gempa tersebut. Rencana struktur
gedung ditentukan melalui analisa respon dinamik
3 dimensi.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Preliminary Design
3.1.1 Dimensi Pelat
Sesuai dengan SNI 03-2847-2013, tabel 9.5(c).
untuk dimensi pelat (minimum) maka diperoleh
dimensi pelat untuk ukuran 600 x 600 adalah dengan
tebal 24 cm.
3.1.2 Dimensi Drop Panel
Sesuai dengan SNI 03-2847-2013 13.2.5.
untuk dimensi pelat pada drop panel menggunakan
ukuran 2m x 2m dan tebal 12 cm.
3.1.3 Desain Balok Tepi
Dimensi balok tepi yang direncanakan hanya
balok tepi/eksterior. Perhitungannya berdasarkan SNI
03-2847-2013 pasal 9.5.2 tabel 9.5(a), dimana jika
persyaratan ini terpenuhi maka tidak perlu
memperhitugkan lendutan.
ℎ𝑚𝑖𝑛 =
𝐿
16
untuk fy selain 420 MPa,
nilainya harus dikalikan
dengan (0,4 + fy/700)
Panjang bentang L = 600
ℎ𝑚𝑖𝑛 =
1
16
𝑥 600 = 37,5 𝑐𝑚 diambil h = 40 cm
𝑏 =
ℎ
2
= 20 𝑐𝑚 diambil b = 25 cm
Jadi dimensi balok tepi yang diambil adalah 40/25.
3.1.4 Desain Kolom
Dari hasil perhitungan didapatkan dimensi
kolom yang digunakan adalah 80/80cm2
untuk lantai 1
sampai lantai 4, 70/70cm2
untuk lantai 5 sampai lantai
7, 60/60cm2
untuk lantai 8 sampai lantai 10.
3.2 Desain Struktur Sekunder
3.2.1 Desain Tangga
Data Perencanaan
Syarat perencanaan
60 cm ≤ 2t + i ≤ 65 cm
Lebar injakan (i) diambil = 30 cm
60 cm ≤ 2t + 29 ≤ 65 cm
31 cm ≤ 2t ≤ 36 cm
15,5 cm ≤ t ≤ 36 cm
Tinggi injakan (t) diambil 17 cm
Syarat kemiringan tangga
25° ≤ α ≤ 40°
Kemiringan tangga (α) = arc tg
17
30
=
29,54°
Tebal pelat anak tangga rata-rata (tr)
tr = i x
sin ∝
2
= 30 x
sin 29,54
2
= 7,395 cm
tebal pelat anak tangga rata-rata 23 cm
Gambar 3.1 Gambar Rencana Drop Panel
4. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 4
3.2.2 Desain Tangga
a. Penulangan Pelat Tangga
Data Perencanaan:
fc’ : 30 MPa
fy : 420 MPa
Digunakan tulangan lentur D16-140.
b. Penulangan Pelat Bordes
Data Perencanaan:
fc’: 30 MPa
fy : 420 MPa
Digunakan tulangan lentur D16-160.
3.2.3 Perhitungan Balok Lift
Data Perencanaan (Passenger Elevators)
Pada bangunan ini digunakan lift penumpang yang
diproduksi oleh HYUNDAI ELEVATOR dengan data
spesifikasi sebagaiberikut :
Lift type F150-25 dua pintu
Type Lift : Penumpang dan Barang
Merk : Hyundai
Kecepatan : 90 m / menit
Lebar Pintu (OW) : 900 mm
Car Size : Outside 1660x1505 mm²
Inside 1400x1350 mm²
Hoistway : 2cars 4200 x 1980 mm²
Dimensi R. Mesin : 3750 x 2300 mm²
Reaksi R. Mesin : R1 (belakang) 5100 kg
R2 ( depan ) 3750 kg
Diperoleh dimensi balok :
Balok Pemisah Sangkar (25/40)
Balok Penumpu Belakang (40/60)
Balok Penumpu Depan (40/60)
3.3 Pembebanan Dan Analisa Gaya Gempa
3.3.1 Kombinasi Beban Berfaktor
Kombinasi-kombinasi beban yang digunakan
adalah sebagai berikut:
U = 1,4D `
U = 1,2D + 1,6L
U = 1,2D + Ex + 0,3 Ey + 1,0L
U = 1,2D + Ey + 0,3 Ex + 1,0L
U = 0,9D + Ex + 0,3 Ey
U = 0,9D + Ey + 0,3 Ex
3.3.2 Data Perencanaan
Data-data analisa gempa yang akan digunakan
pada perancangan gedung adalah sebagai berikut:
Kelas situs tanah : SD (tanah sedang)
Kategori Resiko : IV
faktor keutamaan : 1,5
Ss = 0,905 g
S1 = 0,382 g
3.3.3 Perhitungan Berat Struktur
Koefisien reduksi beban hidup pada apartemen
= 20% (RSNI 03-1727-201X pasal 4.8.2).
Berat Struktur secara keseluruhan :
=WTlantai 1-3 x 3 + WTlantai 4-6 x 3 +
WTlantai 7-9 x 3 + WTlantai atap
= 6166606 + 5751241 + 5391258 + 1677854
= 19226185 Kg
3.3.4 Gaya Dasar Ragam Seismik
Dari Hasil dari running ulang pada program
analisa struktur SAP 2000 didapat sebagai berikut :
Tabel 3.1. Gaya Geser Dasar Ragam (Vt) setelah
dikalikan faktor skala.
Tipe Beban Gempa FX (kg) FY (kg)
Gempa R.Spektrum X 3535514,88 0,29
Gempa R.Spektrum Y 0,29 3535514,92
3.3.4 Kompabilitas Deformasi
Dalam hal ini komponen struktur juga harus
direncanakan terhadap simpangan struktur akibat
pengaruh gempa rencana, yaitu terhadap simpangan
inelastik (DM). Perhitungan terhadap kontrol drift DM
dalam segala arah disajikan pada tabel 3.2 dan tabel
3.3 sebagai berikut :
Tabel 3.2 Kontrol kompabilitas deformasi struktur
akibat beban gempa arah sumbu X dan Y
Dari tabel 3.2 didapatkan nilai kompabilitas
deformasi pada masing-masing lantai yang selanjutnya
digunakan pada analisa struktur gedung.
3.4 Perencanaan Struktur Primer
3.4.1 Penulangan Pelat (Flat Slab)
Dari hasil perhitungan diperoleh kebutuhan
tulangan pada lajur kolom dan lajur tengah. Berikut
merupakan rekapitulasi penulangan pelat.
Tabel 3.4 Rekapitulasi Penulangan Pelat
5. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 5
3.4.2 Penulangan Balok Tepi
Dari perhitungan didapat hasil berupa kebutuhan
tulangan lentur, geser dan torsi. Berikut merupakan
gambar kerja dari perencanaan penulangan balok tepi.
Gambar 3.4. Detail penulangan balok tepi setelah
diakibatkan gaya geser dan torsi
3.4.3 Penulangan Lentur Kolom 80/80
Berdasarkan kombinasi pembebanan, maka
kolom memerlukan tulangn memanjang (longitudinal)
sebanyak 14D25 (ρ = 1,116 %) seperti pada hasil
perhitungan program bantu PCACOL v.3.63 pada
Gambar 3.5. Kebutuhan ρ tersebut telah memenuhi
syarat SNI 03-2847-201X pasal 10.9.1 yaitu antara 1%
- 8%.
Penulangan lentur kolom menggunakan program
bantu PCACOL sehingga didapatkan hasil sebagai
berikut :
Rasio Tulangan Longitudinal = 1,116 %
Penulangan 14D25 (As=7140 mm²)
Ag = 640000 mm²
Ix = 3,41 x 10¹ᴼ mm⁴
Iy = 3,41 x 10¹ᴼ mm⁴
3.4.4 Perencanaan Shearwall
Dalam perencanaan ini dipakai shearwall type
siku. Dari perhitungan dipakai tulangan lentur dan
geser untuk arah x dan arah y dengan menggunakan
Ø16 – 200. Berikut merupakan gambar perencanaan
shearwall type siku.
Gambar 3.10. Gambar Perencanaan Shearwall type L
3.5 Perencanaan Pondasi
Direncanakan dengan menggunakan tiang
pancang dengan diameter 50 cm dengan kedalaman 20
m. Pondasi direncanakan menggunakan tiang pancang
PC SPUN PILES produksi PT.WIKA tipe kelas A1
dengan rincian :
Diameter = 50 cm
Momen Crack = 10,50 Tm
Momen Ultimate = 15,75 Tm
Gaya Aksial = 185,30 T
3.5.1 Perencanaan Pile Cap
Dari perhitungan didapat tulangan lentur untuk
pile cap arah x adalah 7D25 – 115 dan untuk arah y
adalah 7D25 – 115.
3.5.2 Analisa Daya Dukung Tiang Pancang
Daya dukung pondasi kelompok menurut
Convers Labarre adalah sebagai berikut :
Efisiensi : (ή) = 1- {𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔(
𝐷
𝑆
) (
( 𝑚−1) 𝑛+ ( 𝑛−1) 𝑚
90.𝑚.𝑛
)}
Dimana : D = diameter tiang pancang
S = jarak antar tiang pancang
m = jumlah tiang pancang dalam
baris
n = jumlah tiang pancang dalam
kolom
Qijin = ή x Qijin1tiang
3.5.3 Perancangan Pondasi Tiang Pancang
Dari perhitungan didapatkan hasil bahwa
untuk pondasi kolom memerlukan 4 pile dan untuk
shearwall memerlukan 45 pile.
3.5.3 Perancangan Pondasi Tiang Pancang
Dari hasil perhitungan diperoleh kebutuhan
tulangan lentur 6D25 (atas & bawah) dan geser Ø10-
100
IV. PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Keseluruhan hasil analisa yang telah dilakukan
dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini dapat
Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan
Atas D19-100 D19-250 D19-100 D19-250 D19-100 D19-175 D19-150 D19-250
bawah D19-175 D19-150 D19-175 D19-150 D19-175 D19-100 D19-250 D19-150
Atas D19-50 D19-150 D19-75 D19-175 D19-50 D19-175 D19-75 D19-175
bawah D19-100 D19-75 D19-150 D19-75 D19-100 D19-50 D19-175 D19-75
Atas D19-50 D19-150 D19-75 D19-175 D19-50 D19-175 D19-75 D19-175
bawah D19-100 D19-75 D19-150 D19-75 D19-100 D19-50 D19-175 D19-75
Atas D19-50 D19-150 D19-75 D19-175 D19-50 D19-175 D19-75 D19-175
bawah D19-100 D19-75 D19-150 D19-75 D19-100 D19-50 D19-175 D19-75
Atas D19-50 D19-150 D19-75 D19-175 D19-50 D19-175 D19-75 D19-175
bawah D19-100 D19-75 D19-150 D19-75 D19-100 D19-50 D19-175 D19-75
Atas D19-50 D19-150 D19-75 D19-175 D19-50 D19-175 D19-75 D19-175
bawah D19-100 D19-75 D19-150 D19-75 D19-100 D19-50 D19-175 D19-75
Atas D19-50 D19-150 D19-75 D19-175 D19-50 D19-175 D19-75 D19-175
bawah D19-100 D19-75 D19-150 D19-75 D19-100 D19-50 D19-175 D19-75
Atas D19-50 D19-150 D19-75 D19-175 D19-50 D19-175 D19-75 D19-175
bawah D19-100 D19-75 D19-150 D19-75 D19-100 D19-50 D19-175 D19-75
Atas D19-50 D19-150 D19-75 D19-175 D19-50 D19-175 D19-75 D19-175
bawah D19-100 D19-75 D19-150 D19-75 D19-100 D19-50 D19-175 D19-75
Atas D19-50 D19-150 D19-75 D19-175 D19-50 D19-175 D19-75 D19-175
bawah D19-100 D19-75 D19-150 D19-75 D19-100 D19-50 D19-175 D19-75
4
3
2
1
Atap
9
8
7
6
5
Lantai
Posisi
Tulangan
Lajur Kolom Lajur Tengah
Arah X Arah Y
Lajur Kolom Lajur Tengah
6. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 6
dirangkum sehingga didapatkan kesimpulan sebagai
berikut :
1. Perencanaan struktur dengan metode Sistem
Rangka Gedung dan dinding struktural yang
terletak pada kota Tulungagung perlu
dipertimbangkan adanya gaya lateral yang
bekerja terhadap struktur SPBL (Struktur
Penahan Gaya Lateral). Dalam hal ini, beban
gempa struktur bangunan dominan dipikul
oleh struktur SPBL yaitu dinding struktural.
Hat tersebut dapat dilihat dari hasil kontrol
prosentase dalam menahan gempa yang
ditunjukkan pada Tabel 6.18.
2. Hasil perencanaan struktur gedung Rektorat
Universitas Airlangga dengan menggunakan
Sistem Rangka Gedung didapatkan data-data
hasil perencanaan sebagai berikut :
Mutu Beton : 30 MPa
Mutu Baja : 420 MPa
Tebal Pelat Lantai : 24 cm
Jumlah Lantai : 10 Lantai
Ketinggian tiap lantai : 4 m
Tinggi total gedung : 40 m
Pelat
1) Dimensi Pelat : 600 cm x
600 cm
2) Rekapitulasi Penulangan Pelat dapat
dilihat pada Tabel 3.4.
Kolom
1) Lantai 1 s/d 4 : 80 cm x 80
cm
Lantai 5 s/d 7 : 70 cm x 70
cm
Lantai 8 s/d 10 : 60 cm x 60
cm
2) Penulangan Lentur Kolom
Dimensi 80x80 : 14-D25
Dimensi 70x70 : 10-D25
Dimensi 60x60 : 8-D25
3) Penulangan Geser Kolom :
Ø12-125
Balok Tepi
1) Dimensi : 25
cm x 40 cm
2) Penulangan Lentur
Tumpuan Atas : 8-D19
Tumpuan Bawah : 4-D19
Lapangann Atas : 2-D19
Lapangan Bawah : 4-D19
3) Penulangan geser dan torsi
Geser : 3 Ø10-100
Torsi : 6-D19
Dimensi Dinding Struktural
Tebal Dinding : 35 cm
Tulangan Vertikal : 2 Ø16-200
Tulangan Horizontal : 2 Ø16-200
Pondasi tiang pancang
Diameter Tiang Pancang : 50 cm
Kedalaman : 20 m
Produksi : PT. WIKA
Beton
3. Dengan struktur flat slab, gedung akan terlihat
tinggi tanpa asanya balok-balok dalam.
Pemasangan ME akan semakin mudah dalam
pemasangannya.
4. Struktur bawah bangunan terdiri dari 2 jenis
pilecap untuk pondasi kolom dan pondasi
Shearwall yang menggunakan tiang pancang
pracetak dengan diameter 50 cm.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil modifikasi struktur gedung yang
telah dilakukan, maka disarankan :
1. Dalam merencanakan struktur flat slab, ukuran
drop panel disamakan dengan ukuran perpotongan
jalur kolom arah x dan arah y. Dengan membagi
area pelat menjadi panel-panel yang lebih
memudahkan dalam perhitungan kebutuhan
tulangan. Selain itu juga memudahkan dalam
pelakanaan pekerjaan penulangan di lapangan.
2. Untuk menghasilkan struktur gedung yang kuat
tetapi juga mempertimbangkan aspek-aspek yang
lain sehingga pihak owner merasa puas perlu
dilakukan studi lebih lanjut dan mendalam
sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan
perencanaan yaitu, kuat, ekonomis, dan tepat
waktu dalam pelaksanaannya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Badan Standar Nasional. Tata cara Perhitungan
Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI
03-2847-2013).
[2] Badan Standarisasi Nasional Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2012).
[3] Badan Standar Nasional. Tata cara Perancangan
Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung
(RSNI 03-1726-201X).
[4] Rachmat Purwono, 2005. Perencanaan Struktur
Beton Bertulang Tahan Gempa. ITS Press,
Edisi Ketiga.
[5] .Jack C. McCormac, 2002. Desain Beton
Bertulang, Jakarta. Erlangga, Jilid II, Edisi
Kelima.
[6] Popovic P. L., and Klein G. J. 2002,
“Strengthening with Shear Collars,”Concrete
Internationl, American Concrete Institute,
Vol. 24, No. 1, pp 32-36.
[7] Untung, Djoko. 2000. Teknik Pondasi. Surabaya :
Teknik Sipil. ITS.