Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
B1_KS_ Pengembangan Karakter-KS-Jateng.pptx
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
BALAI BESAR GURU PENGGERAK
PROVINSI JAWA TENGAH
PENGEMBANGAN KARAKTER
DALAM MEWUJUDKAN PROFIL
PELAJAR PANCASILA
NAMA PENGAJAR
5 JP
2. DESKRIPSI SINGKAT
.
Materi ini membahas tentang:
1. Konsep kepala sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran
2. Mengenali potensi diri sebagai pemimpin
3. Menunjukkan kematangan spiritual, moral, dan emosi untuk berperilaku
sesuai kode etik
4. Kemampuan pengambilan keputusan dan inisiatif mengembangkan serta
memberdayakan jejaring
5. Menerapkan kepemimpinan dengan merancang program perwujudan
Profil Pelajar Pancasila
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini, kepala sekolah mampu menguatkan dan mengembangkan
karakter kepala sekolah sebagai pemimpin satuan pendidikan dalam rangka mewujudkan Profil
Pelajar Pancasila
Indikator Keberhasilan
1. Menjelaskan konsep kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran
2. Mengenali potensi diri dalam kepemimpinan pendidikan
3. Menunjukkan kematangan spiritual, moral, dan emosi untuk berperilaku sesuai kode etik
4. Memiliki kemampuan dalam pengambilan keputusan dan inisiatif dalam mengembangkan serta
memberdayakan jejaring
5. Menerapkan kepemimpinan dengan merancang program perwujudan Profil Pelajar Pancasila
4. KESEPAKATAN BELAJAR
Di isi berdasarkan kesepakatan bersama dengan peserta pelatihan
1. Semua peserta aktif
2. Ijin bila meninggalkan ruangan untuk kepentingan
3. Selalu focus pada aktivitas pembelajaran
4. Saling menghargai pada saat ada yang berbicara
5. Sersan (Serius tapi santai) dan gembira tetapi tetap bermakna bermakna
6. Jangan lupa menurunkan raise hand.
7. PERTANYAAN PEMANTIK
Apa makna
Kepemimpinan
Pembelajaran
bagi Kepala
Sekolah?
Bagaimana KS
mempraktikkan
sebagai seorang
pemimpin
pembelajaran?
Apa yang dapat
dilakukan KS untuk
menjamin
pembelajaran yang
dilakukan guru sudah
berpusat kepada
peserta didik?
Bagaimana
tindakan KS jika
melihat guru belum
melaksanakan
pembelajaran yang
berpusat kepada
peserta didik?
Jawaban ditulis dalam padlet dan disampaikan secara lisan
kepada pengajar untuk menjadi sebuah diskusi terbuka
8. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Karakter Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Visi Pendidikan yang Jelas:
● Kepala sekolah harus memiliki visi
pendidikan yang jelas dan mengilhami, serta
mampu menyampaikan visi ini kepada
seluruh komunitas sekolah.
● Visi ini harus mencakup upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dan
memajukan kualitas pendidikan.
Komitmen Terhadap Pembelajaran:
Kepala sekolah harus memiliki
komitmen yang kuat terhadap
pembelajaran siswa dan pertumbuhan
profesional guru. Memprioritaskan hasil
belajar siswa di atas segalanya.
Kepemimpinan Kolaboratif:
Kepala sekolah yang efektif sebagai
pemimpin pembelajaran bekerja sama
dengan staf dan guru dalam
merencanakan, mengembangkan, dan
mengimplementasikan inisiatif
pembelajaran.
Pengembangan Staf:
Kepala sekolah harus mendorong pengembangan
profesional staf guru dan staf sekolah lainnya.
Mereka harus memberikan pelatihan, dukungan,
dan umpan balik yang diperlukan.
Kemampuan Analisis Data:
Kepala sekolah perlu memiliki
kemampuan untuk menganalisis data
hasil belajar siswa dan menggunakan
data ini untuk mengambil keputusan
informasi dalam meningkatkan
pembelajaran
Kepemimpinan Berdasarkan Bukti:
Keputusan dan tindakan kepala sekolah
harus didasarkan pada bukti dan data
yang relevan. Mereka harus
menggunakan pendekatan berdasarkan
bukti untuk meningkatkan pembelajaran
siswa.
Komunikator yang Efektif:
Kepala sekolah harus menjadi komunikator yang
efektif dalam menyampaikan informasi kepada
guru, siswa, orang tua, dan anggota staf sekolah
lainnya.
Kemampuan Menginspirasi:
Kepala sekolah harus mampu
menginspirasi staf dan siswa dengan
harapan dan ekspektasi yang tinggi.
Pemecah Masalah:
Kepala sekolah harus memiliki
kemampuan untuk mengidentifikasi
masalah dan mencari solusi yang efektif
untuk meningkatkan pembelajaran
1
2 3
4
5
6
7 8 9
9. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Karakter Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Kemampuan Manajerial:
Kepala sekolah juga harus memiliki keterampilan
manajerial yang baik untuk mengelola sumber
daya dan program pendidikan dengan efisien
Fleksibilitas:
Pemimpin pembelajaran harus fleksibel
dan dapat beradaptasi dengan
perubahan dalam pendidikan dan
lingkungan sekolah.
Pentingnya Etika dan Integritas:
Kepala sekolah harus menjadi contoh
etika dan integritas dalam segala aspek
kepemimpinan mereka, menunjukkan
nilai-nilai moral yang baik dan menjadi
panutan bagi staf dan siswa
10
11
12
10. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
LK.01. Penerapan karakteristik Kepemimpinan Pembelajaran
Contoh perilaku kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran yang telah dilakukan selama ini di satuan
pendidikan.
Kelompok 1. Menuliskan contoh penerapan karakteristik nomor 1-3
Kelompok 2. Menuliskan contoh penerapan karakteristik nomor 4-6
Kelompok 3. Menuliskan contoh penerapan karakteristik nomor 7-9
Kelompok 4. Menuliskan contoh penerapan karakteristik nomor 10-12
Jawaban dituliskan dalam lembar LK 01
11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah di Era Merdeka Belajar
Peran kepemimpinan kepala sekolah dalam mewujudkan merdeka belajar di
sekolah adalah :
1) Bertanggung jawab melakukan pengajaran, dorongan dan arahan kepada
komunitas sekolah,
2) Merencanakan, menggerakkan, mengkoordinasikan, dan menyelerasikan semua
sumber daya sekolah,
3) Memberikan dukungan dalam terlaksananya program kegiatan Merdeka Belajar
dengan penyusunan, pembiayaan serta pendokumenan,
4) Menciptakan budaya organisasi sekolah yang kondusif,
5) Memberikan motivasi, dan
6) Melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian
13. 1. Mengenali potensi diri sebagai pemimpin
Beberapa kunci menggali potensi diri bagi seorang pemimpin menurut Tony Robbins (Buku Unlimited
Power, 1986):
1. Pemahaman Diri: Menekankan pentingnya memahami diri sendiri dengan baik. Ini mencakup
pengenalan terhadap kekuatan, kelemahan, nilai-nilai, dan keyakinan pribadi. Tanpa pemahaman diri
yang kuat, sulit untuk menggali potensi diri.
2. Mentalitas Positif: Meyakini bahwa memiliki mentalitas positif adalah kunci untuk menggali potensi diri.
Ini termasuk mengatasi hambatan pikiran negatif dan ketakutan yang mungkin menghambat kemajuan.
3. Tujuan yang Jelas: Menentukan tujuan yang jelas dan kuat adalah langkah penting dalam menggali
potensi diri. Robbins mendorong orang untuk menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai,
relevan, dan berbatasan waktu (SMART goals).
4. Aksi Tindakan: Menekankan pentingnya mengambil tindakan konkret untuk mencapai tujuan. Baginya,
tanpa tindakan, impian dan potensi hanya akan menjadi wacana kosong.
5. Strategi yang Tepat: Mengembangkan strategi yang efektif untuk mencapai tujuan adalah salah satu
prinsip utama dalam ajaran Robbins. Ini melibatkan merencanakan langkah-langkah konkret yang akan
diambil untuk mencapai hasil yang diinginkan
6. Modeling: Percaya bahwa belajar dari orang-orang yang sudah berhasil dalam bidang yang sama
dapat mempercepat perkembangan dan menggali potensi diri. Ini disebut sebagai proses "modeling."
14. 7. Ketahanan dan Ketangguhan: Mengatasi rintangan, kegagalan, dan kesulitan adalah bagian
penting dalam menggali potensi diri. Robbins mendorong individu untuk menjadi tangguh dan
berdaya tahan dalam menghadapi tantangan.
8. Keterbukaan untuk Perubahan: Perubahan adalah konstan, dan Robbins mendorong orang untuk
tetap terbuka terhadap perubahan dan siap beradaptasi.
9. Empati dan Hubungan Positif: Mengakui pentingnya hubungan antarmanusia dalam menggali
potensi diri. Kemampuan berempati dan menjalin hubungan yang positif dengan orang lain dapat
memengaruhi kesuksesan dan kebahagiaan.
10.Keseimbangan Hidup: Menggarisbawahi pentingnya mencapai keseimbangan dalam berbagai
aspek kehidupan, termasuk karir, kesehatan, hubungan, dan pertumbuhan pribadi.
15. TULISKAN REFLEKSI DIRI ANDA SEBAGAI SEORANG PEMIMPIN YANG MEMAHAMI POTENSI DIRI
1. Apa potensi positif dari diri Anda yang dapat dipandang sebagai sebuah kelebihan diri?
2. Bagaimana upaya yang Anda lakukan untuk dapat memaksimalkan potensi diri secara maksimal?
3. Apa hal yang masih perlu diperbaiki dari diri Anda?
4. Bagaimana upaya yang Anda lakukan untuk dapat terus memperbaiki diri menjadi lebih baik?
ISI DALAM SLIDE BERSAMA
…………………………………………………………..
16. Aspek-aspek Potensi Diri KS sebagai Pemimpin
Aspek Potensi Diri Kepala Sekolah sebagai Pemimpin
No Aspek Deskripsi
1 Visi Kepemimpinan Kemampuan untuk mengidentifikasi visi dan tujuan jangka panjang untuk sekolah serta
mengkomunikasikannya dengan jelas
2 Keterampilan kepemimpinan Kemampuan untuk mengelola tim, memotivasi staf, dan memfasilitasi kerjasama pada lingkungan
sekolah
3 Kemampuan pengambilan
keputusan
Kemampuan untuk membuat keputusan yang bijaksana dan efektif berdasarkan data dan pemahaman
tentang pendidikan
4 Komunikasi efektif Kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas dan efektif kepada berbagai pihak (guru, staf, orang tua,
siswa, dan masyarakat) dalam konteks pendidikan.
5 Pengembangan Staf Kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pengembangan staf,menyediakan pelatihan, dan
memberikan dukungan dalam mengembangkan keterampilan staf
6 Inovasi dan perubahan Kemampuan untuk mendorong dan mendukung inovasi serta mengelola perubahan yang diperlukan
untuk meningkatkan pendidikan di sekolah
7 Pemahaman konstekstual Kemampuan untuk memahami isu-isu kontekstual yang memengaruhi pendidikan di sekolah, termasuk
budaya, norma, dan masalah sosial
8 Pemecahan masalah Kemampuan untuk mengidentifikasi, masalah, menganalisis akar penyebab, dan mencari solusi yang
efektif
19. Menunjukkan kematangan spiritual, moral, dan emosi untuk
berperilaku sesuai kode etik
Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur kematangan spiritual, moral, dan emosi seorang
pemimpin:
a. Kesadaran Diri (Self-Awareness)
b. Integritas (Integrity)
c. Empati (Empathy)
d. Kemampuan Mengelola Konflik (Conflict Management)
e. Tanggung Jawab (Accountability)
f. Kemampuan Berpikir Kritis (Critical Thinking)
g. Kemampuan Memimpin dengan Contoh (Leading by Example)
h. Kemampuan Membangun Budaya Organisasi yang Etis (Ethical Organizational Culture)
20. Kasus kematangan emosional
Adanya tindak kekerasan yang dilakukan oleh seorang siswa SMKN 3 Yogyakarta pada Februari
2019. Siswa tersebut berani menentang dan mendorong gurunya. Hal ini terjadi karena siswa tidak
dapat mengendalikan diri dan emosinya ketika telepon seluler miliknya disita sementara oleh sang
guru, saat akan mengikuti ulangan di kelas. Dalam peristiwa ini, dapat terlihat bahwa penyebab
terjadinya kekerasan oleh siswa adalah faktor kematangan emosi dan ketidakmampuan siswa
dalam mengendalikan diri dan emosinya yang belum stabil. Apabila hal serupa tidak segera
ditindaklanjuti nantinya dikhawatirkan akan menimbulkan peristiwa yang lebih parah lagi.
diskusikan dalam kelompok, mengenai penyelesaian kasus tersebut:
1. Faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya tindak kekerasan di sekolah?
2. Tindakan apa yang dapat anda lakukan untuk mengantisipasi hal tersebut?
3. Rancanglah sebuah langkah-langkah detail untuk membangun kematangan diri sebagai
pemimpin yang dapat mendorong terciptanya sekolah yang aman dan nyaman bagi peserta
didik!
22. 3. Memiliki kemampuan dalam pengambilan keputusan
Identifikasi Masalah atau Kesempatan
Pengumpulan Informasi:
Analisis SWOT
Pertimbangan Etika
Identifikasi Pilihan
Evaluasi Pilihan
Pengambilan keputusan
Perencanaan Tindakan
Implementasi
Monitoring dan Evaluasi
Penyesuaian
Pelaporan dan Komunikasi
Pembelajaran dan Perbaikan
SEBELUM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
SESUDAH PENGAMBILAN
KEPUTUSAN (TINDAK LANJUT)
23. STRATEGI MEMBANGUN JEJARING
1. Bergabung dengan organisasi profesional
2. Berpartisipasi dalam acara sosial
3. Meningkatkan Keterampilan Komunikasi
4. Penetapan Tujuan
5. Membangun kepercayaan
6. Merancang tindakan/program
24. Diskusi Strategi Membangun Jejaring
Petunjuk:
1. Simak video di link berikut: https://www.youtube.com/watch?v=3z_g9AX8vjk
2. Diskusikan dalam kelompok (BOR) untuk menjawab pertanyaan dengan inspirasi dari
video:
a. Apa hal positif yang dapat anda peroleh dari video tersebut?
b. Ceritakan pengalaman anda terkait membangun jejaring dalam teamwork yang solid!
c. Apa tantangan yang anda hadapi dalam membangun teamwork?
d. Bagaimana strategi anda dalam menghadapi tantangan tersebut!
26. Brainstorming
1. Apa yang dimaksud dengan konflik ?
2. Kapan di sekolah Bpk/Ibu terjadi konflik ? Apa
penyebabnya? Konflik tentang apa?
3. Bagaimana cara mengatasi konflik di sekolah agar
efektif ?
4. Bagaimana dalam sekolah agar terhindar dari
konflik?
29. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Pengertian Konflik
Suatu kondisi dalam organisasi dimana terdapat
perbedaan pendapat atau pertentangan dalam
menjalankan tugas untuk melaksanakan visi dan misi
organisasi.
+ Kondisi tanpa adanya keharmonisan
+ Kondisi dimana terjadi pertentangan
+ Kondisi dimana tidak ada kesepakatan;
Kondisi yang saling bertabrakan, tidak sesuai,
terjadi perseteruan, perkelahian dan interaksi
yang bertentangan sebagai akibat adanya
perbedaan kepentingan dari berbagai pihak.
1. Pengertian dan Unsur Konflik
30. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Unsur Konflik
Aktor: minimal terdapat dua pihak yang bersengketa
Objek: terdapat objek yang dipertentangkan (kebijakan, tatalaksana dan
tatacara, tujuan, hasil);
Situasi: aturan yang berlaku, budaya kerja yang berlaku.
31. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
2. Penyebab dan Dampak Konflik
Penyebab Konflik :
• Adanya perbedaan kepentingan;
• Adanya perbedaan
pengertian/pemahaman;
• Adanya perbedaan cara pandang;
• Adanya tidak jelasan tujuan;
• Adanya perbedaan peraturan yang
dianut; dan
• Adanya perubahan situasi baru.
• Kegagalan komunikasi, disebabkan oleh:
- Salah pengertian yang berkenaan dengan
kalimat;
- Bahasa yang sulit dimengerti;
- Informasi yang mendua dan tidak lengkap;
- Gaya individu manajer yang tidak konsisten.
• Masalah hubungan pribadi/ dari pihak yang
berkepentingan yang disebabkan oleh:
- Tidak sesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial
pribadi karyawan dengan perilaku yang
diperankan pada jabatan mereka;
- Perbedaan dalan nilai-nilai atau persepsi.
32. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Lanjutan Dampak dan Penyebab Konflik
• Struktur organisasi yang bermasalah, disebabkan oleh:
- Pertarungan kekuasaan antar departemen dengan
kepentingan-kepentingan atau sistem penilaian yang
bertentangan.
- Persaingan untuk memperebutkan sumber daya yang
terbatas; dan
- Saling ketergantungan dua atau lebih kelompok
kegiatan kerja untuk mencapai tujuan.
33. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Dampak Konflik
Dampak langsung:
• Tercipta kondisi lingkungan organisasi yang kurang kondusif;
• Terganggunya mekanisme kerja tim karena terhambatnya
hubungan kerja antar anggota tim.
Dampak tidak langsung:
• Terhambatnya proses pencapaian tujuan organisasi; dan
• Menurunnya kinerja organisasi..
34. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
3. Jenis Konflik, Manajemen Konflik,
Gaya Menghadapi Konflik
Jenis Konflik :
• Intrapersonal conflict
• Interpersonal conflict
• Integroup conflict
• Intergroup conflict
Manajemen Konflik :
Usaha-usaha yang perlu dilakukan
dalam rangka mencegah, menghindari
terjadinya konflik serta mengurangi
risiko dan menyelesaikan konflik
sehingga tidak mengganggu kinerja
organisasi.
35. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Tujuan Manajemen Konflik
Mencegah kemungkinan terjadinya konflik
Menghindari dampak besar dari konflik yang terjadi
Mengurangi dampak risiko yang diakibatkan adanya konflik;
Menyelesaikan konflik dalam waktu sesingkat mungkin.
36. Gaya orang dalam menghadapi konflik
• Kolaborasi (win-win solution
atau Collaboration)
• Kompromi(Compromise)
• Akomodasi(Accomodation
atau smoothing)
• Kompetisi(Competition)
• Menghindar(Advoidance)
37. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Akomodatif
• Salah satu pihak mengorbankan kepentingan diri/kelompoknya dan
mendahulukan kepentingan pihak lain.
• Salah satu pihak mengetahui dengan pasti kalau pihak lawan memiliki
solusi yang tepat atas permasalahan yang dihadapi.
• Juga dapat digunakan jika konflik yang dihadapi dirasa tidak terlalu
penting untuk diri kita/kelompok kita.
• Efektif pada siatuasi ketika satu pihak menyadari tidak memikiki banyak
peluang untuk mencapai kepentingannya, atau ketika yakin bahwa
memuaskan kepentingan diri/kelompoknya akan berakibat merusak
hubungannya dengan kelompok lain.
38. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Menghindari (avoiding)
• Dilakukan dengan menghindari pengambilan keputusan.
• Berusaha menunda konflik tanpa batas. Dengan menunda / mengabaikan
konflik, berharap masalah tersebut terselesaikan sendiri seiring
berjalannya waktu.
• Efektif diterapkan pada situasi terdapat bahaya kekerasan fisik, tidak ada
kesempatan untuk mencapai tujuan, atau situasi amat rumit yang tidak
mungkin upaya penyelesaian dilakukan.
39. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Kolaborasi
• Mengintegrasikan ide-ide yang ditetapkan oleh banyak orang, untuk
menemukan solusi kreatif yang dapat diterima semua orang.
• Memerlukan waktu yang tepat mencapai kesepakatan dalam
menyelesaikan konflik.
• Efektif pada situasi terdapat keseimbangan kekuatan dan tersedia
waktu dan energi yang cukup untuk menciptakan penanganan
sengketa secara terpadu.
40. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Kompromi
• Pendekatan kepada pihak-pihak yang berkonflik untuk mau mengalah.
• Semua pihak yang sedang berkonflik, bersedia mengalah atau tidak,
mendapatkan apa yang sebenarnya mereka inginkan demi menjaga
hubungan dan kepentingan bersama.
• Biasanya dilakukan orang-orang dengan kekuatan setara dan memiliki
tujuan yang sama.
• Efektif pada situasi ketika para pihak menolak untuk bekerjasama
sementara pada saat bersamaan diperlukan jalan keluar, dan ketika
tujuan akhir buka merupakan bagian penting.
41. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Kompetisi
• Pendekatan menang kalah. Ada tindakan agresif, mementingkan pihak
sendiri, menekan pihak lain, berperilaku tidak kooperatif.
• Strategi ini bekerja paling baik dalam konflik terbatas (waktu), seperti
situasi darurat.
• Efektif ketika keputusan harus dibuat secepatnya, jumlah pilihan
keputusan amat terbatas atau bahkan hanya satu. Stu pihak tidak
merasa rugi walau dengan menekan pihak lain, dan yang terpenting
tidak adanya kepedulian tentang potensi kerusakan hubungan dan
tatanan sosial.
42. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
MENGATASI KONFLIK DI SEKOLAH
Cermati video berikut ini:
https://www.youtube.com/watch?v=_vNUkWu_rw0
Diskusikan:
1. Apa saja hal-hal yang dapat memicu konflik di sekolah berdasarkan pengalaman Anda menjadi KS
selama ini?
2. Bagaimana tindakan yang anda lakukan ketika menghadapi sebuah konflik di sekolah? Jawaban
disertai dengan contoh konflik yang pernah dihadapi dan tindakan yang dilakukan untuk
mengatasinya?
3. Apa saja upaya preventif yang perlu dilakukan untuk meminimalisir munculnya konflik di sekolah?
43. Apa saja hal-hal yang dapat memicu konflik di sekolah berdasarkan
pengalaman Anda menjadi KS selama ini?
1. Perbedaan pendapat
2. Kultur budaya
3. Mempertahankan egonya
4. Perbedaan kepentingan
5. Tidak adil
6. Kecemburuaan
7. Beda tujuan
8. Merasa senior
9. Pembagian yang tidak jelas
10.Kebijakan baru
11.Miss Comunication
12.Kepemimpinan yang otoriter
13.Tidak adil dsb
44. Bagaimana tindakan yang anda lakukan ketika menghadapi sebuah konflik di
sekolah? Jawaban disertai dengan contoh konflik yang pernah dihadapi dan
tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya?
1. Ardan : konflik dengan ortu, tingkat perhatian rendah, tertangkap polisi tawuran kemudian
diundang untuk diskusi. Anak yang bermasalah diantar ke sekolah namun menimbulkan
konflik ketidaksukaan ortu atas kebijakan itu. Akhirnya diambil kesepakatan: ortu absen
pagi dan sore, yang tidak sepakat ditindak lanjuti1.
2. Priyo: Kebijakan baru kurikulum merdeka, menghilangkan jam 1 semua mapel diatas 2 jam
dipangkas setengah. Guru yang dipotong masuk ruang produksi, KS disalahkan dng
berbagai alasan, mengundang narsum dipahami Bersama pada Wikipedia sekolah
merupakan wadah: akhirnya berjalan dengan baik sesuai pemahaman Bersama.
3. Hariyanto: Sekolah Internasional yang muridnya berbagai negara, perbedaan bahasa dan
budaya, memoto peserta didik tidak sesuai kultur siswa negara asing. Mengatasi: pada
saat MPLS diberi pemahaman ttg perbedaan kultur dan budaya (pertemuan antar berbagai
kepentingan)
45. Apa saja upaya preventif yang perlu dilakukan untuk meminimalisir munculnya
konflik di sekolah?
1. Komunikasi
2. Saling menghargai
3. Empati/respek
4. Mendengarkan
5. Turunkan ego
6. Kepercayaan
7. Menjadi teladan
8. Komunikasi efektif
9. Berkeadilan
10. Profesional: mempertimbangkan banyak kepentingan
11.Mengutamakan persatuan dan kesatuaan
12.Cinta dan kasih saying
13.Mengacu pada regulasi
14.Mengutamakan kepentingan Bersama dbs
48. Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum
Merdeka
Dalam Pedoman Penerapan Kurikulum Merdeka diatur
tentang struktur Kurikulum Merdeka dan kegiatan
penerapannya, antara lain:
a.Pembelajaran Intrakurikuler
b.Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
49. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Elemen Sub Elemen
Elemen akhlak beragama Mengenal dan Mencintai Tuhan Yang Maha Esa
Pemahaman Agama/ Kepercayaan
Pelaksanaan Ritual Ibadah
Elemen Akhlak Pribadi Integritas
Merawat Diri secara Fisik, Mental, dan Spiritual
Elemen akhlak kepada
manusia
Mengutamakan persamaan dengan orang lain dan menghargai
perbedaan
Berempati kepada orang lain
Elemen akhlak kepada alam Memahami Keterhu-bungan Ekosistem Bumi
Menjaga Lingkungan Alam Sekitar
Elemen akhlak bernegara Melaksanakan Hak dan Kewajiban sebagai Warga Negara
Indonesia
a. Elemen kunci dari dimensi beriman, bertakwa
kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
50. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
b. Elemen kunci Dimensi Berkebhinekaan Global
Elemen Sub Elemen
Elemen mengenal dan
menghargai budaya
Mendalami budaya dan identitas budaya
Mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan budaya, kepercayaan,
serta praktiknya
Menumbuhkan rasa menghormati terhadap keanekaragaman budaya
Elemen komunikasi dan
interaksi antar budaya
Berkomunikasi antar budaya
Mempertimbangkan dan menumbuhkan berbagai perspektif
Elemen refleksi dan
bertanggung jawab
terhadap pengalaman
kebinekaan
Refleksi terhadap pengalaman kebinekaan
Menghilangkan stereotip dan prasangka
Menyelaraskan perbedaan budaya
Elemen Berkeadilan Sosial Aktif membangun masyarakat yang inklusif, adil, dan berkelanjutan
Berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan bersama
Memahami peran individu dalam demokrasi
51. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
c. Elemen Kunci Dimensi Bergotong Royong
Elemen Sub Elemen
Elemen
kolaborasi
Kerja sama
Komunikasi untuk mencapai tujuan bersama
Saling-ketergantungan positif
Koordinasi Sosial
Elemen
kepedulian
Tanggap terhadap lingkungan Sosial
Persepsi sosial
Elemen Berbagi Memberi, menerima, dan tanggap terhadap
lingkungan
52. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
d. Elemen Kunci Dimensi Mandiri
Elemen Sub Elemen
Elemen
Pemahaman diri
dan situasi yang
dihadapi
Mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang
dihadapi
Mengembangkan refleksi diri
Regulasi emosi
Penetapan tujuan belajar, prestasi, dan
pengembangan diri serta rencana strategis untuk
mencapainya
Menunjukkan inisiatif dan bekerja secara mandiri
Mengembangkan pengendalian dan disiplin diri
Percaya diri, tangguh (resilient), dan adaptif
53. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
e. Elemen Kunci Dimensi Bernalar Kritis
Elemen Sub Elemen
Elemen memperoleh dan
memproses informasi dan
gagasan
Mengajukan pertanyaan
Mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan mengolah
informasi dan gagasan
Elemen menganalisis dan
mengevaluasi penalaran
dan prosedurnya
Elemen menganalisis dan mengevaluasi
penalaran dan prosedurnya
Elemen refleksi pemikiran
dan proses berpikir
Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya
sendiri
54. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
f. Elemen Kunci Dimensi Kreatif
Elemen Sub Elemen
Elemen menghasilkan gagasan yang
orisinal
-
Elemen menghasilkan karya dan tindakan
yang orisinal
-
Elemen memiliki keluwesan berpikir dalam
mencari alternatif solusi permasalahan
-
55. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Mari Berdiskusi !!!
LK.03. Merancang Program Penguatan untuk mewujudkan Profil Pelajar
Pancasila