Musni Umar: Budaya Demokrasi, Kecurangan Pileg dan Harapan Pilpres 2014
Musni Umar: Jakarta Baru Pembangunan dan Penertiban di DKI Jakarta Untuk Memberdayakan dan Memajukan Wong Cilik
1.
2. Presentasi Sosiolog Musni Umar yang ditayangkan dalam Power Point dan
didiskusikan dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
saat beraudiensi di Balai Kota DKI Jakarta, 16 Agustus 2013
Pembangunan dan Penertiban
di DKI Jakarta untuk Memberdayakan
dan Memajukan Wong Cilik
Oleh Musni Umar
Direktur Eksekutif Institute for Social Empowerment and Democracy (INSED)
3. 1. Latar Belakang
Pembangunan dan penertiban di DKI Jakarta dan Indonesia sejak
Orde Baru sampai di era Orde Reformasi, lebih banyak
mengorbankan rakyat jelata (wong cilik) daripada
memberdayakan dan memajukan mereka.
Dampaknya setelah lama melaksanakan pembangunan terjadi:
- Kepincangan ekonomi yang luar biasa.
- Kemiskinan dan keterbelakangan terus berlangsung.
Jumlah orang miskin berkurang karena batas miskin
dikecilkan, dikatakan tidak miskin kalau berpenghasilan
diatas sekitar Rp 9.000/hari . Pertanyaan, siapa yang bisa hidup
dengan berpenghasilan sebesar itu?
- Lahir sekelompok kecil orang yang sangat kaya.
- Utang Indonesia terus bertambah besar jumlahnya.
- Pendidikan mayoritas bangsa Indonesia hanya
tamat SD dan tidak tamat SMP.
4. 2. Permasalahan
2.1. Pembangunan tanpa pemihakan dan
pemberdayaan kepada wong cilik
2.2. Kepemimpinan di eksekutif dan legislatif
2.2.1. Nyaris tidak dipercaya rakyat.
2.2.2. Tidak bisa diteladani dalam perkataan dan
perbuatan karena tidak jujur.
2.2.3. Tidak melayani, tidak tegas, dan tidak
berani, hanya berwacana.
2.2.4. Tidak mengabdi kepada kepentingan bangsa
dan wong cilik
2.3. Rakyat
- Kurang pendidikan, terkebelakang dan miskin
- Banyak yang menganggur
- Hilang optimisme
5. 3. Jakarta Baru
Jakarta Baru merupakan antitesa dari pembangunan yang telah menghasilkan
“kegagalan”, karena menghadirkan:
3.1. Paradigma baru pembangunan dan penertiban untuk memberdayakan dan
memajukan wong cilik yang menjadi korban pembangunan.
3.2. Pemimpin yang rela berkorban dan menjalankan amanah rakyat.
3.3. Pemimpin yang memberi contoh dan teladan dalam kejujuran
3.4. Pembangunan yang dijalankan dengan fokus pada
pemecahan masalah seperti pembangunan monorel, MRT untuk
mengurangi kemacetan di DKI jakarta.
pembangunan kampung deret untuk memecahkan perkampungan
kumuh dan padat, pengerukan Waduk pluit, untuk mengurangi ancaman
banjir.
3.5. Pemimpin yang peduli pembangunan wong cilik yang diwujudkan KJS, KJP
dan pembangunan Nation and Character Building.
6. 4. Proposal Pemberdayaan
Proposal pemberdayaan yang ditawarkan untuk
menyukseskan Jakarta Baru, dalam:
4.1. Bidang ekonomi/bisnis:
4.1.1. Perlu ada cluster ekonomi dan tempat usaha
yang tegas dan diberi perlakuan khusus (special
treatment) untuk sementara waktu dalam rangka
memberdayakan dan memajukan mereka seperti PKL
yang direlokasi Blok G Tanah Abang, penting dilindungi,
tenggang waktu pembayaran sewa tempat, diberi
modal usaha dengan suku bunga rendah, izin usaha,
promosi usaha, pelatihan pemasaran, diberi order dari
Pemprov DKI Jakarta dsb.
7. 4.1.2. Penting diteruskan rencana pembangunan
cluster ekonomi usaha kecil, menengah dan
koperasi di bawah tanah kawasan Monas untuk
memajukan usaha kecil menengah dan koperasi
sebagai upaya nyata mengurangi kepincangan
ekonomi.
4.1.3. Momentum keberhasilan penertiban PKL di
Tanah Abang penting diteruskan di seluruh kawasan
pasar di DKI Jakarta, dengan tujuan untuk
memberdayakan dan memajukan mereka. Untuk
itu, pelaksanaan penertiban PKL setelah tersedia
tempat penampungan yang staregis dan layak huni
dan diberi special treatment kepada mereka supaya
PKL berkembang dan maju.
8. 4.1.4. Mereka yang terkena dampak dari penertiban
PKL seperti tukang parkir, tukang kebersihan, tukang
pungut upeti dan sebagainya, penting dilakukan alih
profesi sesuai minat dan kemauan mereka. Dalam
rangka itu, perlu diinventarisasi dan dimasukkan
mereka ke dalam klinik bisnis dan ketrampilan untuk
dididik dan dimajukan.
4.2. Bidang Kebijakan Publik
4.2.1. DKI Jakarta sudah harus memulai contoh-contoh
pengetatan anggaran,
4.2.2. Seiring dengan penyediaan transportasi massal
yang baru dan memadai, penting dilakukan
pembatasan umur kendaraan umum dan pribadi.
4.2.3. Kunci keberhasilan pembangunan adalah
pengawasan yang berkelanjutan.
9. 4.3. Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat DKI Jakarta yang mendiami kawasan yang
padat , kumuh dan miskin (padkumis) seperti Kelurahan
Kampung Rawa, Kelurahan Galur, Kelurahan Tanah Tinggi
dan sebagian Kelurahan Johar Baru, sangat penting
diberdayakan. Persoalan mereka, mayoritas generasi
mudanya hanya berpendidikan tamat SD dan tidak tamat
SMP, menganggur, tinggal di kawasan Padkumis dan hidup
pesimis (kehilangan harapan masa depan). Solusinya:
4.3.1. Penting segera dibangun Kampung Deret.
4.3.2. Perlu dibangun Pusat Latihan Bisnis dan
Ketrampilan teknis di lingkungan mereka tinggal.
4.3.3. Penting dipertimbangkan pendirian Komisi Bea Siswa
10. 4.3.4. Pemberdayaan masyarakat sebaiknya
diutamakan kelompok/komunitas kreatif dan potensial
dari masyarakat ekonomi lemah. Dana dikuncurkan
langsung (tidak melalui lurah, RT maupun RW dengan
pendampingan dan pengawasan.
4.3.5. Pemberdayaan masyarakat juga diberikan
kepada kelompok/komunitas seni budaya etnik/lokal
dan kreatif dengan memanfaatkan taman-taman
Jakarta menjadi hijau lestari sekaligus menjadi taman
budaya.
4.3.6. Perlu pengembangan budaya agamis yang
toleran dan gotong-royong sebagai nilai membangun
masyarakat Jakarta Baru yang beradab, religius dan
modern.
11. 5. Kesimpulan
5.1. Pembangunan Jakarta Baru yang membawa
paradigma pemberdayaan dan pemihakan kepada
wong cilik, penting mendapat dukungan yang luas dari
masyarakat DKI Jakarta dan seluruh rakyat Indonesia.
5.2. Semakin besar dukungan dan partisipasi
masyarakat DKI Jakarta dan rakyat Indonesia, akan
semakin besar peluang keberhasilan pembangunan
Jakarta Baru.
5.3. Simbol monumental bersifat pisik yang akan
dikenang dan menjadi success story keberhasilan
pembangunan Jakarta Baru adalah Pembangunan
Kampung Deret, Monorail dan MRT. Oleh karena itu,
sangat penting dipercepat pembangunannya.
12. 5.4. Keberhasilan penertiban penguasaan lahan
secara illegal di Waduk Pluit Jakarta Utara, dan
Penertiban PKL di Tanah Abang Jakarta Pusat patut
diapresiasi. Keberhasilan tersebut harus
ditindaklanjuti dengan pembinaan warga yang
ditempatkan diberbagai RUSUN dan PKL yang
direlokasi oleh SKPD terkait. Selain itu, penting alih
profesi mereka yang terkena dampak dari
penertiban di kawasan pasar Tanah Abang.
5.5. Masyarakat mengusulkan supaya jalan Non Tol
yang melintasi Jalan Casablangka dan Jalan Jenderal
Sudirman Jakarta diteruskan. Jika ada masalah
hukum diproses sesuai prosedur yang berlaku.
Demikian dan terima kasih.