SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
PEMBANGUNAN TERPADU
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
DALAM MENDUKUNG PENINGKATAN PAD
Pembicara/Narasumber : Setiono Winardi, SH.MBA – Konsultan Internasional
Tempat : Kantor Kabupaten Lombok Timur
Waktu dan lamanya : 3 hari dan/atau disesuaikan dengan kebutuhan
Latar Belakang
Kekayaan sumber daya alam Kabupaten Lombok Timur yang sangat besar, saat ini masih dirasakan
belum dapat memberikan peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah Kabupaten Lombok
Timur pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya, sehingga melahirkan inisiatif dari
Pemerintah Daerah Tingkat II, Kabupaten Lombok Timur untuk merencanakan, menyusun dan
mengembangkan potensi sumber daya alam untuk memakmurkan masyarakatnya, sebagai bagian
dari tanggung jawab Pemerintah Daerah Tingkat II.
Oleh karena kekayaan alam yang belum dikelola secara maksimal maka Kabupaten Lombok Timur
masih dikelompokkan ke dalam Daerah Tertinggal, dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah yang kecil, dan bantuan dari Pemerintah Pusat yang berasal dari Anggaran Pendapatan
Daerah Nasional belum dapat menunjang kegiatan ekonomi yang dapat meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah (PAD), diluar pajak, retribusi daerah, penjualan asset daerah, dan pendapatan lain-lain
yang bersumber dari jasa perbankan seperti; jasa giro, bunga bank dan lain-lain.
Dalam rangka menjalankan kegiatan perekonomian di Kabupaten Lombok Timur, Propinsi Nusa
Tenggara Barat, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur akan menyelenggarakan
kegiatan pembangunan perekonomian secara terpadu, yang akan menyentuh seluruh sumber daya
alam dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menciptakan lapangan kerja dan
penciptaan pendapatan daerah selain dari sumber-sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang berasal
dari; pajak daerah, retribusi, penjualan asset, dan jasa lainnya seperti pajak jasa perbankan dalam
bentuk bunga bank dan jasa giro.
Overview
Program Pembangunan Terpadu Kabupaten Lombok Timur, Propinsi Nusa Tenggara Barat adalah
suatu program yang dimulai dari berbagi informasi, pendalaman informasi dan merencanakan
pembangunan terpadu tersebut, dengan tetap memperhatikan kemampuan Pendapatan Asli Daerah
yang ada pada saat ini, tetapi dapat memberikan kontribusi kepada penciptaan Pendapatan Asli
Daerah pada khususnya dan meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat, baik melalui
penyediaan lapangan kerja ataupun mendorong terciptanya pengusaha lokal yang terlibat dalam
kegiatan pembangunan daerah Kabupaten Lombok Timur pada khususnya dan Propinsi Nusa
Tenggara Barat pada umumnya.
Di dalam program ini, juga akan berbagi informasi tentang bagaimana merealisasikan pembangunan
terpadu secara nyata walaupun menghadapi berbagai hambatan seperti keterbatasan Anggaran
Belanja Pemerintah Daerah, wawasan dan latar belakang pendidikan masyarakat yang akan terlibat
dalam kegiatan pembangunan ekonomi terpadu, sehingga program kegiatan pembangunan yang akan
dijalankan bukan hanya sekedar konsep (teory) tetapi kegiatan nyata yang berkesinambungan.
Highlight
1. Ekonomi - Menigkatnya kegiatan dibidang perikanan, perkebunan, peternakan, pertambangan,
pariwisata, rumah sakit, dan pendidikan dari segi kualitas dan kuantitas.
2. Keuangan - Meningkatnya transaksi mata uang asing dalam bentuk penempatan modal asing,
penukaran mata uang asing dengan rupiah, dan pendapatan daerah yang berasal dari
kegiatan eksport.
3. Industri - Berdirinya pabrik dan industry untuk mengolah bahan baku yang berasal dari
perikanan, perkebunan, peternakan, pertambangan menjadi barang jadi yang siap
dikonsumsi, baik oleh masyarakat di Indonesia maupun masyarakat internasioal,
termasuk industry lainnya yang dapat memberikan nilai tambah.
4. SDM - Meningkatnya kualitas sumber daya manusia melalui transformasi ilmu
pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman dari warga diluar kabupaten (WNI)/
asing sebagai pendatang kepada masyarakat local yang bermukim di Kabupaten
Lombok Timur, termasuk pengiriman tenaga kerja yang berada di Kabupaten
Lombok Timur keluar negeri yang diselenggarakan dalam bentuk pendidikan
formal dan non-formal.
5. ITC - Meningkatnya penguasaan ilmu pengetahuan yang berbasis system Informasi,
Teknologi dan Telekomunikasi sebagai sarana dan pra-sarana komunikasi, dan
penunjang dalam perluasan penguasaan ilmu pengetahuan.
6. Politik - Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat internasional bahwa Kabupaten
Lombok Timur dapat dijadikan sebagai basis transaksi keuangan internasional
dalam bentuk penyediaan fasilitas pendirian perusahaan Unicorn dan Multi-
National.
Visi, Misi
Visi - Menjadikan Kabupaten Lombok Timur yang mandiri dengan memiliki kegiatan ekonomi
terpadu melalui pemberdayaan seluruh potensi kekayaan alam yang dimiliki.
Missi - Menjalankan system perekonomian secara mandiri sebagai system perekonomian modern
dan terpadu yang dapat memberikan effek nyata kepada seluruh lapisan masyarakat di
wilayah Kabupaten Lombok Timur pada khususnya, masyarakat Indonesia pada umumnya
Obyektif
1. Melaksanakan kewajiban untuk membangun daerah sebagaimana diamanahkan oleh warga yang
berada di Kabupaten Lombok Timur, dalam menciptakan lapangan kerja, membantu
pertumbuhan perusahaan lokal yang terlibat dalam kegiatan perekonomian, termasuk membantu
masyarakat dalam menciptakan bentuk usaha yang akan mengelola sumber kekayaan alam yang
potensial.
2. Menciptakan Kabupaten Lombok Timur menjadi daerah yang mandiri tanpa bantuan Pemerintah
Propinsi dan/atau Pusat, bahkan dapat membantu Pemerintah Propinsi dan/atau Pusat dalam
bentuk kontribusi Pemerintah Daerah Kabupaten kepada APBD Propinsi dan/atau APBN
Pemerintah Pusat.
3. Memberikan contoh kepada Pemerintah Daerah Tingkat II lainnya dan/atau Pemerintah Daerah
Tingkat I yang mengalami kesulitan dalam membangun daerahnya karena keterbatasan Anggaran
yang tersedia, sehingga tanpa bantuan Pemerintah Pusat atau Propinsi, bahwa Pemerintah
Kabupaten dapat tumbuh dan berkembang.
4. Memaksimalkan kemampuan keuangan yang minim dari Kabupaten Lombok Timur untuk
mendapatkan modal asing (venture capital) yang akan digunakan sebagai pembiayaan
pembangunan terpadu dan berdampak terhadap terciptanya pendapatan asli daerah diluar dari
pendapatan asli daerah yang sudah ada.
Keuntungan/Manfaat
1. Terjadinya transformasi ilmu pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan kepada seluruh lapisan
masyarakat yang berada di Kabupaten Lombok Timur, dalam kegiatan pembangunan ekonomi
terpadu, termasuk mengakses investor secara langsung yang tertarik untuk menempatkan modal
asing pada setiap kegiatan perekonomian termasuk pembangunan infrastruktur dalam memajukan
Kabupaten Lombok Timur.
2. Terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat secara menyeluruh sesuai dengan
porsi yang diambil sebagai partisipasi dalam membangun Kabupaten Lombok Timur yang di
ukur dari Pendapatan Per-Kapita pertahun.
3. Terselenggaranya eksplorasi kekayaan sumber daya alam yang berpotensi secara maksimal dan
efisien, dan juga dapat memberikan dampak positif bagi generasi penerus karena aktifitas
eksplorasi memperhatikan konsep “green” sehingga tidak menimbulkan persoalan baru di
kemudian hari.
4. Menjadi basis kekuatan mata uang asing, dengan tersedianya devisa dalam jumlah besar yang
dapat digunakan dalam mengendalikan kekuatan nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang
Dollar Amerika pada khususnya dan mata uang asing lain pada umumnya.
Run Down
Hari Pertama:
1. Pengertian yang mendalam tentang keberadaan dan eksistensi kekayaan yang dimiliki oleh
Daerah untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat Kabupaten Lombok Timur.
2. Pemetaan kegiatan pembangunan ekonomi dengan memperhatikan potensi sumber daya yang
dimiliki, seperti: pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, pariwisata, pendidikan dan
kesehatan.
3. Identifikasi peluang pasar yang tersedia dan persaingan yang terjadi di pasar global.
4. Menentukan strategi sales dan marketing atas produk yang dihasilkan dari pertanian, perkebunan,
perikana, peternakan, perindustrian, pendidikan dan rumah sakit.
5. Pengembangan bisnis dan produk turunannya.
Hari Kedua
1. Pengenalan secara mendalam atas berbagai konsep pembiayaan yang disediakan oleh investor
asing.
2. Mengenal dan memahami perbedaan konsep pembiayaan yang dijalankan dengan system Riba
dan Non-Riba.
3. Mengenal visi, misi, dan obyektif investor pada saat investasi modal asing dilakukan di
Kabupaten Lombok Timur.
4. Mempercepat pengembalian investasi (ROI – Return ogf Investment) atas bisnis yang dibiayai
dari modal asing.
Hari Ketiga
1. Menyusun dan menuliskan rencana bisnis (business plan).
2. Mempersiapkan eksekutif summary untuk bisnis yang dijalankan.
3. Membangun kepercayaan investor pada bisnis yang akan mendapatkan pembiayaan.
4. Mendapatkan pembiayaan dari investor dengan menggunakan konsep yang diajukan oleh calon
Debitur.
Permasalahan
1. ____________________________________________________________________________.
2. ____________________________________________________________________________.
3. ____________________________________________________________________________.
Solusi
1. ___________________________________________________________________________.
2. ___________________________________________________________________________.
3. ___________________________________________________________________________.
Model Implementasi Program
Seminar
Seminar pada umumnya merupakan sebuah bentuk pengajaran secara akademis, baik di sebuah
universitas maupun diberikan oleh suatu organisasi komersial atau profesional.
Seminar memiliki fokus pada suatu topik yang khusus, di mana mereka yang hadir akan terlibat
secara aktif dan berperan dalam implementasi program yang direncanakan, diselenggarakan melalui
sebuah dialog dipandu dengan seorang moderator/fasiltator seminar, atau bisa juga melalui sebuah
presentasi hasil penelitian dalam bentuk yang lebih formal.
Biasanya, para peserta bukanlah seorang pemula (fresh graduate) dalam topik yang didiskusikan,
karena seminar memiliki gagasan untuk lebih mendekatkan peserta kepada topik yang dibicarakan.
Pendampingan
1. Mendampingi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan terhadap pembangunan suatu
wilayah dan pemberdayaan masyarakat wilayah tersebut;
2. Mendampingi dalam melaksanakan pengelolaan pelayanan sosial dasar, pengembangan usaha
ekonomi wilayah, pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna, pembangunan
sarana prasarana wilayah, dan pemberdayaan masyarakat wilayah;
3. Melakukan peningkatan kapasitas bagi Pemerintahan Daerah, lembaga kemasyarakatan wilayah
dalam hal pembangunan dan pemberdayaan masyarakat wilayah;
4. Melakukan pengorganisasian di dalam kelompok-kelompok masyarakat wilayah;
5. Melakukan peningkatan kapasitas bagi Kader Pemberdayaan Masyarakat wilayah dan
mendorong terciptanya kader-kader pembangunan wilayah yang baru;
6. Mendampingi Wilayah dalam pembangunan kawasan perwilayahan secara partisipatif; dan
7. Melakukan koordinasi pendampingan di tingkat kecamatan dan memfasilitasi laporan
pelaksanaan pendampingan pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Pelatihan
Tujuan umum
1. Meningkatkan pengetahuan para peserta pelatihan atas budaya dari para pesaing yang ada diluar.
2. Membantu para peserta untuk mempunyai keahlian dalam bekerja dengan teknologi baru.
3. Membantu para peserta untuk memahami bagaimana bekerja secara efektif dalam tim untuk
menghasilkan jasa dan produk yang berkualitas.
4. Memastikan bahwa budaya yang diberlakukan menekankan pada inovasi, kreativitas dan
pembelajaran,
5. Menjamin keselamatan dengan memberikan cara-cara baru bagi para peserta untuk memberikan
kontribusi bagi lingkungan pada saat pekerjaan dan kepentingan mereka berubah atau pada saat
keahlian mereka menjadi absolut,
6. Mempersiapkan para peserta untuk dapat menerima dan bekerja secara lebih efektif satu sama
lainnya, terutama dengan kaum minoritas dan para wanita.
Metode
Focus Group Discussion
Focus Group Discussion (FGD) atau juga diskusi kelompok terarah adalah diskusi yang bertujuan
untuk memecahkan masalah yang sangat spesifik. FGD biasa juga disebut sebagai metode dan teknik
pengumpulan data kualitatif dengan mewawancara kelompok.
FGD sendiri tentunya memiliki aturan baku untuk menjalankannya. Biasanya, FGD terdiri dari 6
sampai 8 individu dalam sebuah ruangan dan duduk melingkar. Jalannya diskusi akan dipandu oleh
moderator yang telah dipilih sebelumnya, sehingga membedakan dengan Leaderless Group
Discussion.
Seperti yang telah disinggung di atas, FGD bisa berfungsi sebagai metode dalam penelitian dan
melamar kerja. Alasan yang dapat diterima yaitu ketika menggunakan FGD seseorang akan mampu
menggambarkan karakterisitik individu yang terlibat. Dalam waktu yang relatif singkat biasanya
akan mendapatkan informasi mengenai persepsi, pendapat, sikap, motivasi, pengetahuan, masalah
dan harapan terkait masalah yang didiskusikan.
Informasi yang didapat tersebut sangatlah penting dan bermanfaat bagi peneliti atau penyeleksi kerja.
Reaksi atau respon terhadap masalah yang diberikan merupakan jawaban spontan dari individu.
Respon tersebut juga merupakan apa yang ada dalam kognisi atau otak individu. Sehingga gambaran
individu akan terukur jelas sesuai yang diharapkan.
Dalam kontek seleksi kerja, FGD digunakan untuk mensimulasi masalah dalam dunia kerja. Karena
dalam dunia kerja nanti, banyak sekali masalah yang akan dihadapi oleh calon pekerja, tidak jarang
akan membuat stress. Nah, dengan simulasi tersebut diharapkan semua peserta bisa aktif dalam
diskusi untuk melihat sikap dalam menghadapi masalah.
Karakteristik Focus Group Discussion
Seperti halnya dengan FGD atau metode diskusi lainnya, FGD memiliki karakteristik tersendiri, di
antaranya yaitu:
1. FGD biasanya diikuti oleh para peserta yang terdiri dari 7 – 11 orang. Namun lebih kecil lebih
baik karena keterlibatan aktif para peserta akan lebih terlihat.
2. Dalam konteks penelitian, FGD merupakan proses pengumpulan data yang menekankan pada
proses. Karena ketika berlangsungnya FGD akan tercapainya konsensus dan tergalinya informasi
yang dalam dan unik.
3. Informasi lainnya yang bisa didapat ketika bertujuan untuk mengukur individu yaitu akan
tergambarnya struktur jiwa individu.
4. FGD dipimpin oleh fasilitator yang berfungsi sebagai moderator diskusi. Tujuannya yaitu
memandu dan memimpin jalannya diskusi supaya semua peserta terlibat aktif.
5. Sebaiknya dilaksanakan di tempat yang netral supaya individu tidak akan merasa takut dalam
mengemukakan pendapatnya.
6. Waktu berlangsungnya FGD sangatlah beragam mulai dari 20 menit, 60 menit sampai 90 menit.
Moderator dalam Focus Group Discussion
Sesuai dalam uraian karakteristik FGD di atas, moderator memiliki peranan penting dalam memandu
jalannya diskusi, mirip dengan wasit dalam permainan sepak bola yang memandu jalannya
permainan. Karena tujuan dari FGD adalah sebuah proses keterlibatan aktif setiap peserta,
kepiawaian moderator sangat diperlukan di sini. Jika hal itu tidak dimiliki moderator, mungkin akan
ada beberapa peserta yang akan terlalu aktif dan ada beberapa yang pasif.
Tugas utama moderator di antaranya yaitu:
1. Menjamin terbentuknya suasana hangat dalam diskusi supaya tidak takut dalam berargumen.
2. Bisa menjelaskan tata cara berdiskusi, yaitu tidak ada jawaban benar atau salah.
3. Bisa mengenal atau memahami topik atau masalah yang dimuat sehingga bisa mengajukan
pertanyaan yang memancing untuk berpikir kritis dan kreatif.
4. Moderator harus santai, antusias, terbuka, sabar, netral dan adil.
5. Moderator tidak boleh memihak pada salah satu anggota sehingga bersifat mendominasi jalannya
diskusi.
6. Harus memahami respon bahasa tubuh dari peserta.
7. Hendaknya moderator bisa mengendalikan waktu diskusi sehingga berjalan sesuai dengan
rencana.
Penugasan
Pengertian Metode Penugasan atau metode pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar
mengajar dengan jalan memberi tugas kepada peserta. Tugas-tugas itu dapat berupa mengikhtisarkan
pekerjaan.
Metode Penugasan Dalam Pembelajaran
Metode pemberian tugas
Dianjurkan antara lain untuk mendukung metode ceramah, inquiri, VCT. Penggunaan metode ini
memerlukan pemberian tugas dengan baik, dalam ruang lingkup maupun bahannya. Pelaksanaannya
dapat diberikan secara individual maupun kelompok.
Dalam proses pembelajaran, peserta hendaknya didorong untuk melakukan kegiatan yang dapat
menumbuhkan proses kegiatan kreatif. Oleh karena itu metode pemberian tugas dapat dipergunakan
untuk mendukung metode pembelajaran yang lain.
Penggunaan metode pemberian tugas bertujuan:
1. Menumbuhkan proses pembelajaran yang eksploratif
2. Mendorong perilaku kreatif
3. Membiasakan berpikir komprehensif
4. Memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran
Metode pemberian tugas yang digunakan secara tepat dan terencana dapat bermanfaat untuk:
1. Menumbuhkan kebiasaan belajar secara mandiri dalam lingkungan bersama (kolektif) maupun
sendiri.
2. Melatih cara mencari informasi secara langsung dari sumber belajar yang terdapat di lingkungan
sekolah, rumah dan masyarakat.
3. Menumbuhkan suasana pembelajaran yang menggairahkan (rekreatif)
Manfaat Metode Penugasan:
1. Hasil pelajaran lebih tahan lama dan membekas dalam ingatan peserta.
2. Peserta belajar dan mengembangkan inisiatif dan sikap mandiri.
3. Memberikan kebiasaan untuk disiplin dan giat belajar.
4. Dapat mempraktekkan hasil-hasil teori dalam kehidupan yang nyata.
5. Dapat memperdalam pengetahuan siswa dalam spesialisasi tertentu.
Peserta Yang Hadir Maksimal 30 orang
1. Kelompok UMKM/UKM.
2. Koperasi.
3. Badan Usaha Milik Daerah/Desa.
4. Pejabat Pemerintah Kabupaten/Kota
5. Masyarakat umum.
Bahan Referensi Program
1. Burgleman, James. Strategy is Destiny (2002): Strategy Is Destiny: How Strategy-Making
Shapes a Company's Future Kvint, Vladimir. Strategy for the Global Market: Theory and
Practical Applications (2016): Excerpt from Google Books Freedman, Lawrence (2013)
2. Mintzberg, Henry and, Quinn, James Brian (1996). The Strategy Process: Concepts, Contexts,
Cases. Prentice Hall. ISBN 978-0-132-340304.
3. Henrik von Scheel and Prof Mark von Rosing. Importance of a Business Model (pp. 23–54).
Applying real-world BPM in an SAP environment. ISBN 978-1-59229-877-8
4. Kvint, Vladimir (2009). The Global Emerging Market: Strategic Management and Economics.
Routeledge. ISBN 9780203882917.
5. Stacey, R. D. (1995). "The science of complexity an alter-native perspective for strategic
change processes". Strategic Management Journal. 16 (6): 477–95.
6. Terra, L. A. A.; Passador, J. L. (2016). "Symbiotic Dynamic: The Strategic Problem from the
Perspective of Complexity". Systems Research and Behavioral Science. 33 (2): 235–48.
doi:10.1002/sres.2379.
7. Rumelt, Richard P. (2011). Good Strategy/Bad Strategy. Crown Business. ISBN 978-0-307-
88623-1.
8. Henderson, Bruce (1 January 1981). "The Concept of Strategy". Boston Consulting Group.
Retrieved 18 April 2014.
9. Porter, Michael E. (1980). Competitive Strategy. Free Press. ISBN 978-0-684-84148-9.
10. Kiechel, Walter (2010). The Lords of Strategy. Harvard Business Press. ISBN 978-1-59139-
782-3.
11. Ghemawat, Pankaj (Spring 2002). "Competition and Business Strategy in Historical
Perspective". Business History Review. SSRN 264528.
12. Chandler, Alfred Strategy and Structure: Chapters in the history of industrial enterprise,
Doubleday, New York, 1962.
13. Mintzberg, H. Ahlstrand, B. and Lampel, J. Strategy Safari : A Guided Tour Through the Wilds
of Strategic Management, The Free Press, New York, 1998.
14. Bjork, Gordon J. (1999). The Way It Worked and Why It Won't: Structural Change and the
Slowdown of U.S. Economic Growth. Westport, CT; London: Praeger. pp. 2, 67. ISBN 978-0-
275-96532-7.
15. Gordon, Robert J. (2016). The Rise and Fall of American Growth. Princeton, NJ USA:
Princeton University Press. p. 38. ISBN 978-0-691-14772-7.In the U.S. about 60% of
consumer spending in 2103 was for goods that did not exist in 1869.
16. Mankiw, Gregory (2011). Principles of Macroeconomics 6th ed. p. 236. ISBN 978-
0538453066.
17. Barro, Robert; Sala-i-Martin, Xavier (2004). Economic Growth 2nd ed. p. 6. ASIN
B003Q7WARA.
18. Roubini, Nouriel; Backus, David (1998). "Productivity and Growth". Lectures in
Macroeconomics.
19. Krugman, Paul (1994). "The Myth of Asia's Miracle". Foreign Affairs. 73 (6): 62–78.
doi:10.2307/20046929. JSTOR 20046929.
20. Rosenberg, Nathan (1982). Inside the Black Box: Technology and Economics. Cambridge,
New York: Cambridge University Press. p. 258. ISBN 978-0-521-27367-1.
21. Lucas, R. E. (1988). "On the Mechanics of Economic Development". Journal of Monetary
Economics. 22 (1): 3–42. doi:10.1016/0304-3932(88)90168-7.
22. Reisman, George (1998). Capitalism: A complete understanding of the nature and value of
human economic life. Jameson Books. ISBN 0-915463- 73-3.
23. Galor, Oded (2005). "From Stagnation to Growth: Unified Growth Theory". Handbook of
Economic Growth. 1. Elsevier. pp. 171–293.
24. Landes, David. S. (1969). The Unbound Prometheus: Technological Change and
Industrial Development in Western Europe from 1750 to the Present. Cambridge, New York:
Press Syndicate of the University of Cambridge. ISBN 978-0-521-09418-4.
25. Hounshell, David A. (1984), From the American System to Mass Production, 1800-1932:
TheDevelopment of Manufacturing Technology in the United States, Baltimore, Maryland:
Johns Hopkins University Press, ISBN 978-0-8018-2975-8, LCCN 83016269
26. Taylor, George Rogers (1951). The Transportation Revolution, 1815–1860. ISBN 978-
0873321013.

More Related Content

Similar to Pembangunan Terpadu

PENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA TOMOHON SEBAGAI KOTA BUNGA SULAWESI UTARA
PENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA TOMOHON SEBAGAI KOTA BUNGA SULAWESI UTARAPENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA TOMOHON SEBAGAI KOTA BUNGA SULAWESI UTARA
PENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA TOMOHON SEBAGAI KOTA BUNGA SULAWESI UTARAketutsuardanajogja
 
Program Percepatan Pembanguan Terpadu Untuk Daerah Tertinggal
Program Percepatan Pembanguan Terpadu Untuk Daerah TertinggalProgram Percepatan Pembanguan Terpadu Untuk Daerah Tertinggal
Program Percepatan Pembanguan Terpadu Untuk Daerah TertinggalSetiono Winardi
 
(7)pembangunan ekonomi daerah
(7)pembangunan ekonomi daerah(7)pembangunan ekonomi daerah
(7)pembangunan ekonomi daerahElisabeth Marina
 
Sambutan bupati wonosobo acara tpakd
Sambutan bupati wonosobo acara tpakdSambutan bupati wonosobo acara tpakd
Sambutan bupati wonosobo acara tpakdShintaDevi11
 
Bauran Kebijakan Prudent (Prudent Policy Mix), Structural Adjustment dan Peng...
Bauran Kebijakan Prudent (Prudent Policy Mix), Structural Adjustment dan Peng...Bauran Kebijakan Prudent (Prudent Policy Mix), Structural Adjustment dan Peng...
Bauran Kebijakan Prudent (Prudent Policy Mix), Structural Adjustment dan Peng...Dadang Solihin
 
Presentasi BUMDes Syariah - Ngopi #01
Presentasi BUMDes Syariah - Ngopi #01Presentasi BUMDes Syariah - Ngopi #01
Presentasi BUMDes Syariah - Ngopi #01Akademi Desa 4.0
 
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"musniumar
 
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdf
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdfBuku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdf
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdfFajar Baskoro
 
M7. pembangunan ekonomi daerah
M7. pembangunan ekonomi daerahM7. pembangunan ekonomi daerah
M7. pembangunan ekonomi daeraherlina na
 
ONEPAGER FEED Mobile Phase 2
ONEPAGER FEED Mobile Phase 2ONEPAGER FEED Mobile Phase 2
ONEPAGER FEED Mobile Phase 2Haryo Saputro
 
Keterkaitan RPJMD dan RPJMN
Keterkaitan RPJMD dan RPJMNKeterkaitan RPJMD dan RPJMN
Keterkaitan RPJMD dan RPJMNDadang Solihin
 

Similar to Pembangunan Terpadu (20)

PENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA TOMOHON SEBAGAI KOTA BUNGA SULAWESI UTARA
PENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA TOMOHON SEBAGAI KOTA BUNGA SULAWESI UTARAPENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA TOMOHON SEBAGAI KOTA BUNGA SULAWESI UTARA
PENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA TOMOHON SEBAGAI KOTA BUNGA SULAWESI UTARA
 
Program Percepatan Pembanguan Terpadu Untuk Daerah Tertinggal
Program Percepatan Pembanguan Terpadu Untuk Daerah TertinggalProgram Percepatan Pembanguan Terpadu Untuk Daerah Tertinggal
Program Percepatan Pembanguan Terpadu Untuk Daerah Tertinggal
 
(7)pembangunan ekonomi daerah
(7)pembangunan ekonomi daerah(7)pembangunan ekonomi daerah
(7)pembangunan ekonomi daerah
 
Sambutan bupati wonosobo acara tpakd
Sambutan bupati wonosobo acara tpakdSambutan bupati wonosobo acara tpakd
Sambutan bupati wonosobo acara tpakd
 
H. buddu
H. budduH. buddu
H. buddu
 
Pertemuan ix
Pertemuan ix   Pertemuan ix
Pertemuan ix
 
Tugas Pak SEKDIS.pptx
Tugas Pak SEKDIS.pptxTugas Pak SEKDIS.pptx
Tugas Pak SEKDIS.pptx
 
Laporan K K L B I Part 1
Laporan  K K L  B I Part 1Laporan  K K L  B I Part 1
Laporan K K L B I Part 1
 
Bauran Kebijakan Prudent (Prudent Policy Mix), Structural Adjustment dan Peng...
Bauran Kebijakan Prudent (Prudent Policy Mix), Structural Adjustment dan Peng...Bauran Kebijakan Prudent (Prudent Policy Mix), Structural Adjustment dan Peng...
Bauran Kebijakan Prudent (Prudent Policy Mix), Structural Adjustment dan Peng...
 
Presentasi BUMDes Syariah - Ngopi #01
Presentasi BUMDes Syariah - Ngopi #01Presentasi BUMDes Syariah - Ngopi #01
Presentasi BUMDes Syariah - Ngopi #01
 
30769259 pembangunan-daerah
30769259 pembangunan-daerah30769259 pembangunan-daerah
30769259 pembangunan-daerah
 
30769259 pembangunan-daerah
30769259 pembangunan-daerah30769259 pembangunan-daerah
30769259 pembangunan-daerah
 
Profil pinbuk lengka pok
Profil pinbuk lengka pokProfil pinbuk lengka pok
Profil pinbuk lengka pok
 
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
 
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdf
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdfBuku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdf
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdf
 
Pengembangan usaha tani
Pengembangan usaha taniPengembangan usaha tani
Pengembangan usaha tani
 
M7. pembangunan ekonomi daerah
M7. pembangunan ekonomi daerahM7. pembangunan ekonomi daerah
M7. pembangunan ekonomi daerah
 
ONEPAGER FEED Mobile Phase 2
ONEPAGER FEED Mobile Phase 2ONEPAGER FEED Mobile Phase 2
ONEPAGER FEED Mobile Phase 2
 
Landasan pemikiran
Landasan pemikiranLandasan pemikiran
Landasan pemikiran
 
Keterkaitan RPJMD dan RPJMN
Keterkaitan RPJMD dan RPJMNKeterkaitan RPJMD dan RPJMN
Keterkaitan RPJMD dan RPJMN
 

Recently uploaded

Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 

Recently uploaded (16)

Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 

Pembangunan Terpadu

  • 1. PEMBANGUNAN TERPADU PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DALAM MENDUKUNG PENINGKATAN PAD Pembicara/Narasumber : Setiono Winardi, SH.MBA – Konsultan Internasional Tempat : Kantor Kabupaten Lombok Timur Waktu dan lamanya : 3 hari dan/atau disesuaikan dengan kebutuhan Latar Belakang Kekayaan sumber daya alam Kabupaten Lombok Timur yang sangat besar, saat ini masih dirasakan belum dapat memberikan peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah Kabupaten Lombok Timur pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya, sehingga melahirkan inisiatif dari Pemerintah Daerah Tingkat II, Kabupaten Lombok Timur untuk merencanakan, menyusun dan mengembangkan potensi sumber daya alam untuk memakmurkan masyarakatnya, sebagai bagian dari tanggung jawab Pemerintah Daerah Tingkat II. Oleh karena kekayaan alam yang belum dikelola secara maksimal maka Kabupaten Lombok Timur masih dikelompokkan ke dalam Daerah Tertinggal, dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang kecil, dan bantuan dari Pemerintah Pusat yang berasal dari Anggaran Pendapatan Daerah Nasional belum dapat menunjang kegiatan ekonomi yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), diluar pajak, retribusi daerah, penjualan asset daerah, dan pendapatan lain-lain yang bersumber dari jasa perbankan seperti; jasa giro, bunga bank dan lain-lain. Dalam rangka menjalankan kegiatan perekonomian di Kabupaten Lombok Timur, Propinsi Nusa Tenggara Barat, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur akan menyelenggarakan kegiatan pembangunan perekonomian secara terpadu, yang akan menyentuh seluruh sumber daya alam dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menciptakan lapangan kerja dan penciptaan pendapatan daerah selain dari sumber-sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang berasal dari; pajak daerah, retribusi, penjualan asset, dan jasa lainnya seperti pajak jasa perbankan dalam bentuk bunga bank dan jasa giro. Overview Program Pembangunan Terpadu Kabupaten Lombok Timur, Propinsi Nusa Tenggara Barat adalah suatu program yang dimulai dari berbagi informasi, pendalaman informasi dan merencanakan pembangunan terpadu tersebut, dengan tetap memperhatikan kemampuan Pendapatan Asli Daerah yang ada pada saat ini, tetapi dapat memberikan kontribusi kepada penciptaan Pendapatan Asli Daerah pada khususnya dan meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat, baik melalui penyediaan lapangan kerja ataupun mendorong terciptanya pengusaha lokal yang terlibat dalam kegiatan pembangunan daerah Kabupaten Lombok Timur pada khususnya dan Propinsi Nusa Tenggara Barat pada umumnya. Di dalam program ini, juga akan berbagi informasi tentang bagaimana merealisasikan pembangunan terpadu secara nyata walaupun menghadapi berbagai hambatan seperti keterbatasan Anggaran Belanja Pemerintah Daerah, wawasan dan latar belakang pendidikan masyarakat yang akan terlibat dalam kegiatan pembangunan ekonomi terpadu, sehingga program kegiatan pembangunan yang akan dijalankan bukan hanya sekedar konsep (teory) tetapi kegiatan nyata yang berkesinambungan.
  • 2. Highlight 1. Ekonomi - Menigkatnya kegiatan dibidang perikanan, perkebunan, peternakan, pertambangan, pariwisata, rumah sakit, dan pendidikan dari segi kualitas dan kuantitas. 2. Keuangan - Meningkatnya transaksi mata uang asing dalam bentuk penempatan modal asing, penukaran mata uang asing dengan rupiah, dan pendapatan daerah yang berasal dari kegiatan eksport. 3. Industri - Berdirinya pabrik dan industry untuk mengolah bahan baku yang berasal dari perikanan, perkebunan, peternakan, pertambangan menjadi barang jadi yang siap dikonsumsi, baik oleh masyarakat di Indonesia maupun masyarakat internasioal, termasuk industry lainnya yang dapat memberikan nilai tambah. 4. SDM - Meningkatnya kualitas sumber daya manusia melalui transformasi ilmu pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman dari warga diluar kabupaten (WNI)/ asing sebagai pendatang kepada masyarakat local yang bermukim di Kabupaten Lombok Timur, termasuk pengiriman tenaga kerja yang berada di Kabupaten Lombok Timur keluar negeri yang diselenggarakan dalam bentuk pendidikan formal dan non-formal. 5. ITC - Meningkatnya penguasaan ilmu pengetahuan yang berbasis system Informasi, Teknologi dan Telekomunikasi sebagai sarana dan pra-sarana komunikasi, dan penunjang dalam perluasan penguasaan ilmu pengetahuan. 6. Politik - Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat internasional bahwa Kabupaten Lombok Timur dapat dijadikan sebagai basis transaksi keuangan internasional dalam bentuk penyediaan fasilitas pendirian perusahaan Unicorn dan Multi- National. Visi, Misi Visi - Menjadikan Kabupaten Lombok Timur yang mandiri dengan memiliki kegiatan ekonomi terpadu melalui pemberdayaan seluruh potensi kekayaan alam yang dimiliki. Missi - Menjalankan system perekonomian secara mandiri sebagai system perekonomian modern dan terpadu yang dapat memberikan effek nyata kepada seluruh lapisan masyarakat di wilayah Kabupaten Lombok Timur pada khususnya, masyarakat Indonesia pada umumnya Obyektif 1. Melaksanakan kewajiban untuk membangun daerah sebagaimana diamanahkan oleh warga yang berada di Kabupaten Lombok Timur, dalam menciptakan lapangan kerja, membantu pertumbuhan perusahaan lokal yang terlibat dalam kegiatan perekonomian, termasuk membantu masyarakat dalam menciptakan bentuk usaha yang akan mengelola sumber kekayaan alam yang potensial. 2. Menciptakan Kabupaten Lombok Timur menjadi daerah yang mandiri tanpa bantuan Pemerintah Propinsi dan/atau Pusat, bahkan dapat membantu Pemerintah Propinsi dan/atau Pusat dalam bentuk kontribusi Pemerintah Daerah Kabupaten kepada APBD Propinsi dan/atau APBN Pemerintah Pusat.
  • 3. 3. Memberikan contoh kepada Pemerintah Daerah Tingkat II lainnya dan/atau Pemerintah Daerah Tingkat I yang mengalami kesulitan dalam membangun daerahnya karena keterbatasan Anggaran yang tersedia, sehingga tanpa bantuan Pemerintah Pusat atau Propinsi, bahwa Pemerintah Kabupaten dapat tumbuh dan berkembang. 4. Memaksimalkan kemampuan keuangan yang minim dari Kabupaten Lombok Timur untuk mendapatkan modal asing (venture capital) yang akan digunakan sebagai pembiayaan pembangunan terpadu dan berdampak terhadap terciptanya pendapatan asli daerah diluar dari pendapatan asli daerah yang sudah ada. Keuntungan/Manfaat 1. Terjadinya transformasi ilmu pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan kepada seluruh lapisan masyarakat yang berada di Kabupaten Lombok Timur, dalam kegiatan pembangunan ekonomi terpadu, termasuk mengakses investor secara langsung yang tertarik untuk menempatkan modal asing pada setiap kegiatan perekonomian termasuk pembangunan infrastruktur dalam memajukan Kabupaten Lombok Timur. 2. Terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat secara menyeluruh sesuai dengan porsi yang diambil sebagai partisipasi dalam membangun Kabupaten Lombok Timur yang di ukur dari Pendapatan Per-Kapita pertahun. 3. Terselenggaranya eksplorasi kekayaan sumber daya alam yang berpotensi secara maksimal dan efisien, dan juga dapat memberikan dampak positif bagi generasi penerus karena aktifitas eksplorasi memperhatikan konsep “green” sehingga tidak menimbulkan persoalan baru di kemudian hari. 4. Menjadi basis kekuatan mata uang asing, dengan tersedianya devisa dalam jumlah besar yang dapat digunakan dalam mengendalikan kekuatan nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika pada khususnya dan mata uang asing lain pada umumnya. Run Down Hari Pertama: 1. Pengertian yang mendalam tentang keberadaan dan eksistensi kekayaan yang dimiliki oleh Daerah untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat Kabupaten Lombok Timur. 2. Pemetaan kegiatan pembangunan ekonomi dengan memperhatikan potensi sumber daya yang dimiliki, seperti: pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, pariwisata, pendidikan dan kesehatan. 3. Identifikasi peluang pasar yang tersedia dan persaingan yang terjadi di pasar global. 4. Menentukan strategi sales dan marketing atas produk yang dihasilkan dari pertanian, perkebunan, perikana, peternakan, perindustrian, pendidikan dan rumah sakit. 5. Pengembangan bisnis dan produk turunannya. Hari Kedua 1. Pengenalan secara mendalam atas berbagai konsep pembiayaan yang disediakan oleh investor asing. 2. Mengenal dan memahami perbedaan konsep pembiayaan yang dijalankan dengan system Riba dan Non-Riba.
  • 4. 3. Mengenal visi, misi, dan obyektif investor pada saat investasi modal asing dilakukan di Kabupaten Lombok Timur. 4. Mempercepat pengembalian investasi (ROI – Return ogf Investment) atas bisnis yang dibiayai dari modal asing. Hari Ketiga 1. Menyusun dan menuliskan rencana bisnis (business plan). 2. Mempersiapkan eksekutif summary untuk bisnis yang dijalankan. 3. Membangun kepercayaan investor pada bisnis yang akan mendapatkan pembiayaan. 4. Mendapatkan pembiayaan dari investor dengan menggunakan konsep yang diajukan oleh calon Debitur. Permasalahan 1. ____________________________________________________________________________. 2. ____________________________________________________________________________. 3. ____________________________________________________________________________. Solusi 1. ___________________________________________________________________________. 2. ___________________________________________________________________________. 3. ___________________________________________________________________________. Model Implementasi Program Seminar Seminar pada umumnya merupakan sebuah bentuk pengajaran secara akademis, baik di sebuah universitas maupun diberikan oleh suatu organisasi komersial atau profesional. Seminar memiliki fokus pada suatu topik yang khusus, di mana mereka yang hadir akan terlibat secara aktif dan berperan dalam implementasi program yang direncanakan, diselenggarakan melalui sebuah dialog dipandu dengan seorang moderator/fasiltator seminar, atau bisa juga melalui sebuah presentasi hasil penelitian dalam bentuk yang lebih formal. Biasanya, para peserta bukanlah seorang pemula (fresh graduate) dalam topik yang didiskusikan, karena seminar memiliki gagasan untuk lebih mendekatkan peserta kepada topik yang dibicarakan. Pendampingan 1. Mendampingi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan terhadap pembangunan suatu wilayah dan pemberdayaan masyarakat wilayah tersebut; 2. Mendampingi dalam melaksanakan pengelolaan pelayanan sosial dasar, pengembangan usaha ekonomi wilayah, pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna, pembangunan sarana prasarana wilayah, dan pemberdayaan masyarakat wilayah;
  • 5. 3. Melakukan peningkatan kapasitas bagi Pemerintahan Daerah, lembaga kemasyarakatan wilayah dalam hal pembangunan dan pemberdayaan masyarakat wilayah; 4. Melakukan pengorganisasian di dalam kelompok-kelompok masyarakat wilayah; 5. Melakukan peningkatan kapasitas bagi Kader Pemberdayaan Masyarakat wilayah dan mendorong terciptanya kader-kader pembangunan wilayah yang baru; 6. Mendampingi Wilayah dalam pembangunan kawasan perwilayahan secara partisipatif; dan 7. Melakukan koordinasi pendampingan di tingkat kecamatan dan memfasilitasi laporan pelaksanaan pendampingan pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Pelatihan Tujuan umum 1. Meningkatkan pengetahuan para peserta pelatihan atas budaya dari para pesaing yang ada diluar. 2. Membantu para peserta untuk mempunyai keahlian dalam bekerja dengan teknologi baru. 3. Membantu para peserta untuk memahami bagaimana bekerja secara efektif dalam tim untuk menghasilkan jasa dan produk yang berkualitas. 4. Memastikan bahwa budaya yang diberlakukan menekankan pada inovasi, kreativitas dan pembelajaran, 5. Menjamin keselamatan dengan memberikan cara-cara baru bagi para peserta untuk memberikan kontribusi bagi lingkungan pada saat pekerjaan dan kepentingan mereka berubah atau pada saat keahlian mereka menjadi absolut, 6. Mempersiapkan para peserta untuk dapat menerima dan bekerja secara lebih efektif satu sama lainnya, terutama dengan kaum minoritas dan para wanita. Metode Focus Group Discussion Focus Group Discussion (FGD) atau juga diskusi kelompok terarah adalah diskusi yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang sangat spesifik. FGD biasa juga disebut sebagai metode dan teknik pengumpulan data kualitatif dengan mewawancara kelompok. FGD sendiri tentunya memiliki aturan baku untuk menjalankannya. Biasanya, FGD terdiri dari 6 sampai 8 individu dalam sebuah ruangan dan duduk melingkar. Jalannya diskusi akan dipandu oleh moderator yang telah dipilih sebelumnya, sehingga membedakan dengan Leaderless Group Discussion. Seperti yang telah disinggung di atas, FGD bisa berfungsi sebagai metode dalam penelitian dan melamar kerja. Alasan yang dapat diterima yaitu ketika menggunakan FGD seseorang akan mampu menggambarkan karakterisitik individu yang terlibat. Dalam waktu yang relatif singkat biasanya akan mendapatkan informasi mengenai persepsi, pendapat, sikap, motivasi, pengetahuan, masalah dan harapan terkait masalah yang didiskusikan. Informasi yang didapat tersebut sangatlah penting dan bermanfaat bagi peneliti atau penyeleksi kerja. Reaksi atau respon terhadap masalah yang diberikan merupakan jawaban spontan dari individu. Respon tersebut juga merupakan apa yang ada dalam kognisi atau otak individu. Sehingga gambaran individu akan terukur jelas sesuai yang diharapkan.
  • 6. Dalam kontek seleksi kerja, FGD digunakan untuk mensimulasi masalah dalam dunia kerja. Karena dalam dunia kerja nanti, banyak sekali masalah yang akan dihadapi oleh calon pekerja, tidak jarang akan membuat stress. Nah, dengan simulasi tersebut diharapkan semua peserta bisa aktif dalam diskusi untuk melihat sikap dalam menghadapi masalah. Karakteristik Focus Group Discussion Seperti halnya dengan FGD atau metode diskusi lainnya, FGD memiliki karakteristik tersendiri, di antaranya yaitu: 1. FGD biasanya diikuti oleh para peserta yang terdiri dari 7 – 11 orang. Namun lebih kecil lebih baik karena keterlibatan aktif para peserta akan lebih terlihat. 2. Dalam konteks penelitian, FGD merupakan proses pengumpulan data yang menekankan pada proses. Karena ketika berlangsungnya FGD akan tercapainya konsensus dan tergalinya informasi yang dalam dan unik. 3. Informasi lainnya yang bisa didapat ketika bertujuan untuk mengukur individu yaitu akan tergambarnya struktur jiwa individu. 4. FGD dipimpin oleh fasilitator yang berfungsi sebagai moderator diskusi. Tujuannya yaitu memandu dan memimpin jalannya diskusi supaya semua peserta terlibat aktif. 5. Sebaiknya dilaksanakan di tempat yang netral supaya individu tidak akan merasa takut dalam mengemukakan pendapatnya. 6. Waktu berlangsungnya FGD sangatlah beragam mulai dari 20 menit, 60 menit sampai 90 menit. Moderator dalam Focus Group Discussion Sesuai dalam uraian karakteristik FGD di atas, moderator memiliki peranan penting dalam memandu jalannya diskusi, mirip dengan wasit dalam permainan sepak bola yang memandu jalannya permainan. Karena tujuan dari FGD adalah sebuah proses keterlibatan aktif setiap peserta, kepiawaian moderator sangat diperlukan di sini. Jika hal itu tidak dimiliki moderator, mungkin akan ada beberapa peserta yang akan terlalu aktif dan ada beberapa yang pasif. Tugas utama moderator di antaranya yaitu: 1. Menjamin terbentuknya suasana hangat dalam diskusi supaya tidak takut dalam berargumen. 2. Bisa menjelaskan tata cara berdiskusi, yaitu tidak ada jawaban benar atau salah. 3. Bisa mengenal atau memahami topik atau masalah yang dimuat sehingga bisa mengajukan pertanyaan yang memancing untuk berpikir kritis dan kreatif. 4. Moderator harus santai, antusias, terbuka, sabar, netral dan adil. 5. Moderator tidak boleh memihak pada salah satu anggota sehingga bersifat mendominasi jalannya diskusi. 6. Harus memahami respon bahasa tubuh dari peserta. 7. Hendaknya moderator bisa mengendalikan waktu diskusi sehingga berjalan sesuai dengan rencana. Penugasan Pengertian Metode Penugasan atau metode pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar mengajar dengan jalan memberi tugas kepada peserta. Tugas-tugas itu dapat berupa mengikhtisarkan pekerjaan.
  • 7. Metode Penugasan Dalam Pembelajaran Metode pemberian tugas Dianjurkan antara lain untuk mendukung metode ceramah, inquiri, VCT. Penggunaan metode ini memerlukan pemberian tugas dengan baik, dalam ruang lingkup maupun bahannya. Pelaksanaannya dapat diberikan secara individual maupun kelompok. Dalam proses pembelajaran, peserta hendaknya didorong untuk melakukan kegiatan yang dapat menumbuhkan proses kegiatan kreatif. Oleh karena itu metode pemberian tugas dapat dipergunakan untuk mendukung metode pembelajaran yang lain. Penggunaan metode pemberian tugas bertujuan: 1. Menumbuhkan proses pembelajaran yang eksploratif 2. Mendorong perilaku kreatif 3. Membiasakan berpikir komprehensif 4. Memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran Metode pemberian tugas yang digunakan secara tepat dan terencana dapat bermanfaat untuk: 1. Menumbuhkan kebiasaan belajar secara mandiri dalam lingkungan bersama (kolektif) maupun sendiri. 2. Melatih cara mencari informasi secara langsung dari sumber belajar yang terdapat di lingkungan sekolah, rumah dan masyarakat. 3. Menumbuhkan suasana pembelajaran yang menggairahkan (rekreatif) Manfaat Metode Penugasan: 1. Hasil pelajaran lebih tahan lama dan membekas dalam ingatan peserta. 2. Peserta belajar dan mengembangkan inisiatif dan sikap mandiri. 3. Memberikan kebiasaan untuk disiplin dan giat belajar. 4. Dapat mempraktekkan hasil-hasil teori dalam kehidupan yang nyata. 5. Dapat memperdalam pengetahuan siswa dalam spesialisasi tertentu. Peserta Yang Hadir Maksimal 30 orang 1. Kelompok UMKM/UKM. 2. Koperasi. 3. Badan Usaha Milik Daerah/Desa. 4. Pejabat Pemerintah Kabupaten/Kota 5. Masyarakat umum. Bahan Referensi Program 1. Burgleman, James. Strategy is Destiny (2002): Strategy Is Destiny: How Strategy-Making Shapes a Company's Future Kvint, Vladimir. Strategy for the Global Market: Theory and Practical Applications (2016): Excerpt from Google Books Freedman, Lawrence (2013) 2. Mintzberg, Henry and, Quinn, James Brian (1996). The Strategy Process: Concepts, Contexts, Cases. Prentice Hall. ISBN 978-0-132-340304. 3. Henrik von Scheel and Prof Mark von Rosing. Importance of a Business Model (pp. 23–54). Applying real-world BPM in an SAP environment. ISBN 978-1-59229-877-8
  • 8. 4. Kvint, Vladimir (2009). The Global Emerging Market: Strategic Management and Economics. Routeledge. ISBN 9780203882917. 5. Stacey, R. D. (1995). "The science of complexity an alter-native perspective for strategic change processes". Strategic Management Journal. 16 (6): 477–95. 6. Terra, L. A. A.; Passador, J. L. (2016). "Symbiotic Dynamic: The Strategic Problem from the Perspective of Complexity". Systems Research and Behavioral Science. 33 (2): 235–48. doi:10.1002/sres.2379. 7. Rumelt, Richard P. (2011). Good Strategy/Bad Strategy. Crown Business. ISBN 978-0-307- 88623-1. 8. Henderson, Bruce (1 January 1981). "The Concept of Strategy". Boston Consulting Group. Retrieved 18 April 2014. 9. Porter, Michael E. (1980). Competitive Strategy. Free Press. ISBN 978-0-684-84148-9. 10. Kiechel, Walter (2010). The Lords of Strategy. Harvard Business Press. ISBN 978-1-59139- 782-3. 11. Ghemawat, Pankaj (Spring 2002). "Competition and Business Strategy in Historical Perspective". Business History Review. SSRN 264528. 12. Chandler, Alfred Strategy and Structure: Chapters in the history of industrial enterprise, Doubleday, New York, 1962. 13. Mintzberg, H. Ahlstrand, B. and Lampel, J. Strategy Safari : A Guided Tour Through the Wilds of Strategic Management, The Free Press, New York, 1998. 14. Bjork, Gordon J. (1999). The Way It Worked and Why It Won't: Structural Change and the Slowdown of U.S. Economic Growth. Westport, CT; London: Praeger. pp. 2, 67. ISBN 978-0- 275-96532-7. 15. Gordon, Robert J. (2016). The Rise and Fall of American Growth. Princeton, NJ USA: Princeton University Press. p. 38. ISBN 978-0-691-14772-7.In the U.S. about 60% of consumer spending in 2103 was for goods that did not exist in 1869. 16. Mankiw, Gregory (2011). Principles of Macroeconomics 6th ed. p. 236. ISBN 978- 0538453066. 17. Barro, Robert; Sala-i-Martin, Xavier (2004). Economic Growth 2nd ed. p. 6. ASIN B003Q7WARA. 18. Roubini, Nouriel; Backus, David (1998). "Productivity and Growth". Lectures in Macroeconomics. 19. Krugman, Paul (1994). "The Myth of Asia's Miracle". Foreign Affairs. 73 (6): 62–78. doi:10.2307/20046929. JSTOR 20046929. 20. Rosenberg, Nathan (1982). Inside the Black Box: Technology and Economics. Cambridge, New York: Cambridge University Press. p. 258. ISBN 978-0-521-27367-1. 21. Lucas, R. E. (1988). "On the Mechanics of Economic Development". Journal of Monetary Economics. 22 (1): 3–42. doi:10.1016/0304-3932(88)90168-7. 22. Reisman, George (1998). Capitalism: A complete understanding of the nature and value of human economic life. Jameson Books. ISBN 0-915463- 73-3. 23. Galor, Oded (2005). "From Stagnation to Growth: Unified Growth Theory". Handbook of Economic Growth. 1. Elsevier. pp. 171–293. 24. Landes, David. S. (1969). The Unbound Prometheus: Technological Change and Industrial Development in Western Europe from 1750 to the Present. Cambridge, New York: Press Syndicate of the University of Cambridge. ISBN 978-0-521-09418-4. 25. Hounshell, David A. (1984), From the American System to Mass Production, 1800-1932: TheDevelopment of Manufacturing Technology in the United States, Baltimore, Maryland: Johns Hopkins University Press, ISBN 978-0-8018-2975-8, LCCN 83016269 26. Taylor, George Rogers (1951). The Transportation Revolution, 1815–1860. ISBN 978- 0873321013.