Program Pembangunan Terpadu Kabupaten Lombok Timur bertujuan untuk meningkatkan perekonomian daerah melalui pemanfaatan sumber daya alam secara terpadu dan berkelanjutan guna meningkatkan pendapatan asli daerah dan kesejahteraan masyarakat. Program ini meliputi berbagai kegiatan seperti seminar, pendampingan, dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pengembangan us
1. PEMBANGUNAN TERPADU
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
DALAM MENDUKUNG PENINGKATAN PAD
Pembicara/Narasumber : Setiono Winardi, SH.MBA – Konsultan Internasional
Tempat : Kantor Kabupaten Lombok Timur
Waktu dan lamanya : 3 hari dan/atau disesuaikan dengan kebutuhan
Latar Belakang
Kekayaan sumber daya alam Kabupaten Lombok Timur yang sangat besar, saat ini masih dirasakan
belum dapat memberikan peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah Kabupaten Lombok
Timur pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya, sehingga melahirkan inisiatif dari
Pemerintah Daerah Tingkat II, Kabupaten Lombok Timur untuk merencanakan, menyusun dan
mengembangkan potensi sumber daya alam untuk memakmurkan masyarakatnya, sebagai bagian
dari tanggung jawab Pemerintah Daerah Tingkat II.
Oleh karena kekayaan alam yang belum dikelola secara maksimal maka Kabupaten Lombok Timur
masih dikelompokkan ke dalam Daerah Tertinggal, dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah yang kecil, dan bantuan dari Pemerintah Pusat yang berasal dari Anggaran Pendapatan
Daerah Nasional belum dapat menunjang kegiatan ekonomi yang dapat meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah (PAD), diluar pajak, retribusi daerah, penjualan asset daerah, dan pendapatan lain-lain
yang bersumber dari jasa perbankan seperti; jasa giro, bunga bank dan lain-lain.
Dalam rangka menjalankan kegiatan perekonomian di Kabupaten Lombok Timur, Propinsi Nusa
Tenggara Barat, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur akan menyelenggarakan
kegiatan pembangunan perekonomian secara terpadu, yang akan menyentuh seluruh sumber daya
alam dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menciptakan lapangan kerja dan
penciptaan pendapatan daerah selain dari sumber-sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang berasal
dari; pajak daerah, retribusi, penjualan asset, dan jasa lainnya seperti pajak jasa perbankan dalam
bentuk bunga bank dan jasa giro.
Overview
Program Pembangunan Terpadu Kabupaten Lombok Timur, Propinsi Nusa Tenggara Barat adalah
suatu program yang dimulai dari berbagi informasi, pendalaman informasi dan merencanakan
pembangunan terpadu tersebut, dengan tetap memperhatikan kemampuan Pendapatan Asli Daerah
yang ada pada saat ini, tetapi dapat memberikan kontribusi kepada penciptaan Pendapatan Asli
Daerah pada khususnya dan meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat, baik melalui
penyediaan lapangan kerja ataupun mendorong terciptanya pengusaha lokal yang terlibat dalam
kegiatan pembangunan daerah Kabupaten Lombok Timur pada khususnya dan Propinsi Nusa
Tenggara Barat pada umumnya.
Di dalam program ini, juga akan berbagi informasi tentang bagaimana merealisasikan pembangunan
terpadu secara nyata walaupun menghadapi berbagai hambatan seperti keterbatasan Anggaran
Belanja Pemerintah Daerah, wawasan dan latar belakang pendidikan masyarakat yang akan terlibat
dalam kegiatan pembangunan ekonomi terpadu, sehingga program kegiatan pembangunan yang akan
dijalankan bukan hanya sekedar konsep (teory) tetapi kegiatan nyata yang berkesinambungan.
2. Highlight
1. Ekonomi - Menigkatnya kegiatan dibidang perikanan, perkebunan, peternakan, pertambangan,
pariwisata, rumah sakit, dan pendidikan dari segi kualitas dan kuantitas.
2. Keuangan - Meningkatnya transaksi mata uang asing dalam bentuk penempatan modal asing,
penukaran mata uang asing dengan rupiah, dan pendapatan daerah yang berasal dari
kegiatan eksport.
3. Industri - Berdirinya pabrik dan industry untuk mengolah bahan baku yang berasal dari
perikanan, perkebunan, peternakan, pertambangan menjadi barang jadi yang siap
dikonsumsi, baik oleh masyarakat di Indonesia maupun masyarakat internasioal,
termasuk industry lainnya yang dapat memberikan nilai tambah.
4. SDM - Meningkatnya kualitas sumber daya manusia melalui transformasi ilmu
pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman dari warga diluar kabupaten (WNI)/
asing sebagai pendatang kepada masyarakat local yang bermukim di Kabupaten
Lombok Timur, termasuk pengiriman tenaga kerja yang berada di Kabupaten
Lombok Timur keluar negeri yang diselenggarakan dalam bentuk pendidikan
formal dan non-formal.
5. ITC - Meningkatnya penguasaan ilmu pengetahuan yang berbasis system Informasi,
Teknologi dan Telekomunikasi sebagai sarana dan pra-sarana komunikasi, dan
penunjang dalam perluasan penguasaan ilmu pengetahuan.
6. Politik - Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat internasional bahwa Kabupaten
Lombok Timur dapat dijadikan sebagai basis transaksi keuangan internasional
dalam bentuk penyediaan fasilitas pendirian perusahaan Unicorn dan Multi-
National.
Visi, Misi
Visi - Menjadikan Kabupaten Lombok Timur yang mandiri dengan memiliki kegiatan ekonomi
terpadu melalui pemberdayaan seluruh potensi kekayaan alam yang dimiliki.
Missi - Menjalankan system perekonomian secara mandiri sebagai system perekonomian modern
dan terpadu yang dapat memberikan effek nyata kepada seluruh lapisan masyarakat di
wilayah Kabupaten Lombok Timur pada khususnya, masyarakat Indonesia pada umumnya
Obyektif
1. Melaksanakan kewajiban untuk membangun daerah sebagaimana diamanahkan oleh warga yang
berada di Kabupaten Lombok Timur, dalam menciptakan lapangan kerja, membantu
pertumbuhan perusahaan lokal yang terlibat dalam kegiatan perekonomian, termasuk membantu
masyarakat dalam menciptakan bentuk usaha yang akan mengelola sumber kekayaan alam yang
potensial.
2. Menciptakan Kabupaten Lombok Timur menjadi daerah yang mandiri tanpa bantuan Pemerintah
Propinsi dan/atau Pusat, bahkan dapat membantu Pemerintah Propinsi dan/atau Pusat dalam
bentuk kontribusi Pemerintah Daerah Kabupaten kepada APBD Propinsi dan/atau APBN
Pemerintah Pusat.
3. 3. Memberikan contoh kepada Pemerintah Daerah Tingkat II lainnya dan/atau Pemerintah Daerah
Tingkat I yang mengalami kesulitan dalam membangun daerahnya karena keterbatasan Anggaran
yang tersedia, sehingga tanpa bantuan Pemerintah Pusat atau Propinsi, bahwa Pemerintah
Kabupaten dapat tumbuh dan berkembang.
4. Memaksimalkan kemampuan keuangan yang minim dari Kabupaten Lombok Timur untuk
mendapatkan modal asing (venture capital) yang akan digunakan sebagai pembiayaan
pembangunan terpadu dan berdampak terhadap terciptanya pendapatan asli daerah diluar dari
pendapatan asli daerah yang sudah ada.
Keuntungan/Manfaat
1. Terjadinya transformasi ilmu pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan kepada seluruh lapisan
masyarakat yang berada di Kabupaten Lombok Timur, dalam kegiatan pembangunan ekonomi
terpadu, termasuk mengakses investor secara langsung yang tertarik untuk menempatkan modal
asing pada setiap kegiatan perekonomian termasuk pembangunan infrastruktur dalam memajukan
Kabupaten Lombok Timur.
2. Terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat secara menyeluruh sesuai dengan
porsi yang diambil sebagai partisipasi dalam membangun Kabupaten Lombok Timur yang di
ukur dari Pendapatan Per-Kapita pertahun.
3. Terselenggaranya eksplorasi kekayaan sumber daya alam yang berpotensi secara maksimal dan
efisien, dan juga dapat memberikan dampak positif bagi generasi penerus karena aktifitas
eksplorasi memperhatikan konsep “green” sehingga tidak menimbulkan persoalan baru di
kemudian hari.
4. Menjadi basis kekuatan mata uang asing, dengan tersedianya devisa dalam jumlah besar yang
dapat digunakan dalam mengendalikan kekuatan nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang
Dollar Amerika pada khususnya dan mata uang asing lain pada umumnya.
Run Down
Hari Pertama:
1. Pengertian yang mendalam tentang keberadaan dan eksistensi kekayaan yang dimiliki oleh
Daerah untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat Kabupaten Lombok Timur.
2. Pemetaan kegiatan pembangunan ekonomi dengan memperhatikan potensi sumber daya yang
dimiliki, seperti: pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, pariwisata, pendidikan dan
kesehatan.
3. Identifikasi peluang pasar yang tersedia dan persaingan yang terjadi di pasar global.
4. Menentukan strategi sales dan marketing atas produk yang dihasilkan dari pertanian, perkebunan,
perikana, peternakan, perindustrian, pendidikan dan rumah sakit.
5. Pengembangan bisnis dan produk turunannya.
Hari Kedua
1. Pengenalan secara mendalam atas berbagai konsep pembiayaan yang disediakan oleh investor
asing.
2. Mengenal dan memahami perbedaan konsep pembiayaan yang dijalankan dengan system Riba
dan Non-Riba.
4. 3. Mengenal visi, misi, dan obyektif investor pada saat investasi modal asing dilakukan di
Kabupaten Lombok Timur.
4. Mempercepat pengembalian investasi (ROI – Return ogf Investment) atas bisnis yang dibiayai
dari modal asing.
Hari Ketiga
1. Menyusun dan menuliskan rencana bisnis (business plan).
2. Mempersiapkan eksekutif summary untuk bisnis yang dijalankan.
3. Membangun kepercayaan investor pada bisnis yang akan mendapatkan pembiayaan.
4. Mendapatkan pembiayaan dari investor dengan menggunakan konsep yang diajukan oleh calon
Debitur.
Permasalahan
1. ____________________________________________________________________________.
2. ____________________________________________________________________________.
3. ____________________________________________________________________________.
Solusi
1. ___________________________________________________________________________.
2. ___________________________________________________________________________.
3. ___________________________________________________________________________.
Model Implementasi Program
Seminar
Seminar pada umumnya merupakan sebuah bentuk pengajaran secara akademis, baik di sebuah
universitas maupun diberikan oleh suatu organisasi komersial atau profesional.
Seminar memiliki fokus pada suatu topik yang khusus, di mana mereka yang hadir akan terlibat
secara aktif dan berperan dalam implementasi program yang direncanakan, diselenggarakan melalui
sebuah dialog dipandu dengan seorang moderator/fasiltator seminar, atau bisa juga melalui sebuah
presentasi hasil penelitian dalam bentuk yang lebih formal.
Biasanya, para peserta bukanlah seorang pemula (fresh graduate) dalam topik yang didiskusikan,
karena seminar memiliki gagasan untuk lebih mendekatkan peserta kepada topik yang dibicarakan.
Pendampingan
1. Mendampingi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan terhadap pembangunan suatu
wilayah dan pemberdayaan masyarakat wilayah tersebut;
2. Mendampingi dalam melaksanakan pengelolaan pelayanan sosial dasar, pengembangan usaha
ekonomi wilayah, pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna, pembangunan
sarana prasarana wilayah, dan pemberdayaan masyarakat wilayah;
5. 3. Melakukan peningkatan kapasitas bagi Pemerintahan Daerah, lembaga kemasyarakatan wilayah
dalam hal pembangunan dan pemberdayaan masyarakat wilayah;
4. Melakukan pengorganisasian di dalam kelompok-kelompok masyarakat wilayah;
5. Melakukan peningkatan kapasitas bagi Kader Pemberdayaan Masyarakat wilayah dan
mendorong terciptanya kader-kader pembangunan wilayah yang baru;
6. Mendampingi Wilayah dalam pembangunan kawasan perwilayahan secara partisipatif; dan
7. Melakukan koordinasi pendampingan di tingkat kecamatan dan memfasilitasi laporan
pelaksanaan pendampingan pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Pelatihan
Tujuan umum
1. Meningkatkan pengetahuan para peserta pelatihan atas budaya dari para pesaing yang ada diluar.
2. Membantu para peserta untuk mempunyai keahlian dalam bekerja dengan teknologi baru.
3. Membantu para peserta untuk memahami bagaimana bekerja secara efektif dalam tim untuk
menghasilkan jasa dan produk yang berkualitas.
4. Memastikan bahwa budaya yang diberlakukan menekankan pada inovasi, kreativitas dan
pembelajaran,
5. Menjamin keselamatan dengan memberikan cara-cara baru bagi para peserta untuk memberikan
kontribusi bagi lingkungan pada saat pekerjaan dan kepentingan mereka berubah atau pada saat
keahlian mereka menjadi absolut,
6. Mempersiapkan para peserta untuk dapat menerima dan bekerja secara lebih efektif satu sama
lainnya, terutama dengan kaum minoritas dan para wanita.
Metode
Focus Group Discussion
Focus Group Discussion (FGD) atau juga diskusi kelompok terarah adalah diskusi yang bertujuan
untuk memecahkan masalah yang sangat spesifik. FGD biasa juga disebut sebagai metode dan teknik
pengumpulan data kualitatif dengan mewawancara kelompok.
FGD sendiri tentunya memiliki aturan baku untuk menjalankannya. Biasanya, FGD terdiri dari 6
sampai 8 individu dalam sebuah ruangan dan duduk melingkar. Jalannya diskusi akan dipandu oleh
moderator yang telah dipilih sebelumnya, sehingga membedakan dengan Leaderless Group
Discussion.
Seperti yang telah disinggung di atas, FGD bisa berfungsi sebagai metode dalam penelitian dan
melamar kerja. Alasan yang dapat diterima yaitu ketika menggunakan FGD seseorang akan mampu
menggambarkan karakterisitik individu yang terlibat. Dalam waktu yang relatif singkat biasanya
akan mendapatkan informasi mengenai persepsi, pendapat, sikap, motivasi, pengetahuan, masalah
dan harapan terkait masalah yang didiskusikan.
Informasi yang didapat tersebut sangatlah penting dan bermanfaat bagi peneliti atau penyeleksi kerja.
Reaksi atau respon terhadap masalah yang diberikan merupakan jawaban spontan dari individu.
Respon tersebut juga merupakan apa yang ada dalam kognisi atau otak individu. Sehingga gambaran
individu akan terukur jelas sesuai yang diharapkan.
6. Dalam kontek seleksi kerja, FGD digunakan untuk mensimulasi masalah dalam dunia kerja. Karena
dalam dunia kerja nanti, banyak sekali masalah yang akan dihadapi oleh calon pekerja, tidak jarang
akan membuat stress. Nah, dengan simulasi tersebut diharapkan semua peserta bisa aktif dalam
diskusi untuk melihat sikap dalam menghadapi masalah.
Karakteristik Focus Group Discussion
Seperti halnya dengan FGD atau metode diskusi lainnya, FGD memiliki karakteristik tersendiri, di
antaranya yaitu:
1. FGD biasanya diikuti oleh para peserta yang terdiri dari 7 – 11 orang. Namun lebih kecil lebih
baik karena keterlibatan aktif para peserta akan lebih terlihat.
2. Dalam konteks penelitian, FGD merupakan proses pengumpulan data yang menekankan pada
proses. Karena ketika berlangsungnya FGD akan tercapainya konsensus dan tergalinya informasi
yang dalam dan unik.
3. Informasi lainnya yang bisa didapat ketika bertujuan untuk mengukur individu yaitu akan
tergambarnya struktur jiwa individu.
4. FGD dipimpin oleh fasilitator yang berfungsi sebagai moderator diskusi. Tujuannya yaitu
memandu dan memimpin jalannya diskusi supaya semua peserta terlibat aktif.
5. Sebaiknya dilaksanakan di tempat yang netral supaya individu tidak akan merasa takut dalam
mengemukakan pendapatnya.
6. Waktu berlangsungnya FGD sangatlah beragam mulai dari 20 menit, 60 menit sampai 90 menit.
Moderator dalam Focus Group Discussion
Sesuai dalam uraian karakteristik FGD di atas, moderator memiliki peranan penting dalam memandu
jalannya diskusi, mirip dengan wasit dalam permainan sepak bola yang memandu jalannya
permainan. Karena tujuan dari FGD adalah sebuah proses keterlibatan aktif setiap peserta,
kepiawaian moderator sangat diperlukan di sini. Jika hal itu tidak dimiliki moderator, mungkin akan
ada beberapa peserta yang akan terlalu aktif dan ada beberapa yang pasif.
Tugas utama moderator di antaranya yaitu:
1. Menjamin terbentuknya suasana hangat dalam diskusi supaya tidak takut dalam berargumen.
2. Bisa menjelaskan tata cara berdiskusi, yaitu tidak ada jawaban benar atau salah.
3. Bisa mengenal atau memahami topik atau masalah yang dimuat sehingga bisa mengajukan
pertanyaan yang memancing untuk berpikir kritis dan kreatif.
4. Moderator harus santai, antusias, terbuka, sabar, netral dan adil.
5. Moderator tidak boleh memihak pada salah satu anggota sehingga bersifat mendominasi jalannya
diskusi.
6. Harus memahami respon bahasa tubuh dari peserta.
7. Hendaknya moderator bisa mengendalikan waktu diskusi sehingga berjalan sesuai dengan
rencana.
Penugasan
Pengertian Metode Penugasan atau metode pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar
mengajar dengan jalan memberi tugas kepada peserta. Tugas-tugas itu dapat berupa mengikhtisarkan
pekerjaan.
7. Metode Penugasan Dalam Pembelajaran
Metode pemberian tugas
Dianjurkan antara lain untuk mendukung metode ceramah, inquiri, VCT. Penggunaan metode ini
memerlukan pemberian tugas dengan baik, dalam ruang lingkup maupun bahannya. Pelaksanaannya
dapat diberikan secara individual maupun kelompok.
Dalam proses pembelajaran, peserta hendaknya didorong untuk melakukan kegiatan yang dapat
menumbuhkan proses kegiatan kreatif. Oleh karena itu metode pemberian tugas dapat dipergunakan
untuk mendukung metode pembelajaran yang lain.
Penggunaan metode pemberian tugas bertujuan:
1. Menumbuhkan proses pembelajaran yang eksploratif
2. Mendorong perilaku kreatif
3. Membiasakan berpikir komprehensif
4. Memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran
Metode pemberian tugas yang digunakan secara tepat dan terencana dapat bermanfaat untuk:
1. Menumbuhkan kebiasaan belajar secara mandiri dalam lingkungan bersama (kolektif) maupun
sendiri.
2. Melatih cara mencari informasi secara langsung dari sumber belajar yang terdapat di lingkungan
sekolah, rumah dan masyarakat.
3. Menumbuhkan suasana pembelajaran yang menggairahkan (rekreatif)
Manfaat Metode Penugasan:
1. Hasil pelajaran lebih tahan lama dan membekas dalam ingatan peserta.
2. Peserta belajar dan mengembangkan inisiatif dan sikap mandiri.
3. Memberikan kebiasaan untuk disiplin dan giat belajar.
4. Dapat mempraktekkan hasil-hasil teori dalam kehidupan yang nyata.
5. Dapat memperdalam pengetahuan siswa dalam spesialisasi tertentu.
Peserta Yang Hadir Maksimal 30 orang
1. Kelompok UMKM/UKM.
2. Koperasi.
3. Badan Usaha Milik Daerah/Desa.
4. Pejabat Pemerintah Kabupaten/Kota
5. Masyarakat umum.
Bahan Referensi Program
1. Burgleman, James. Strategy is Destiny (2002): Strategy Is Destiny: How Strategy-Making
Shapes a Company's Future Kvint, Vladimir. Strategy for the Global Market: Theory and
Practical Applications (2016): Excerpt from Google Books Freedman, Lawrence (2013)
2. Mintzberg, Henry and, Quinn, James Brian (1996). The Strategy Process: Concepts, Contexts,
Cases. Prentice Hall. ISBN 978-0-132-340304.
3. Henrik von Scheel and Prof Mark von Rosing. Importance of a Business Model (pp. 23–54).
Applying real-world BPM in an SAP environment. ISBN 978-1-59229-877-8
8. 4. Kvint, Vladimir (2009). The Global Emerging Market: Strategic Management and Economics.
Routeledge. ISBN 9780203882917.
5. Stacey, R. D. (1995). "The science of complexity an alter-native perspective for strategic
change processes". Strategic Management Journal. 16 (6): 477–95.
6. Terra, L. A. A.; Passador, J. L. (2016). "Symbiotic Dynamic: The Strategic Problem from the
Perspective of Complexity". Systems Research and Behavioral Science. 33 (2): 235–48.
doi:10.1002/sres.2379.
7. Rumelt, Richard P. (2011). Good Strategy/Bad Strategy. Crown Business. ISBN 978-0-307-
88623-1.
8. Henderson, Bruce (1 January 1981). "The Concept of Strategy". Boston Consulting Group.
Retrieved 18 April 2014.
9. Porter, Michael E. (1980). Competitive Strategy. Free Press. ISBN 978-0-684-84148-9.
10. Kiechel, Walter (2010). The Lords of Strategy. Harvard Business Press. ISBN 978-1-59139-
782-3.
11. Ghemawat, Pankaj (Spring 2002). "Competition and Business Strategy in Historical
Perspective". Business History Review. SSRN 264528.
12. Chandler, Alfred Strategy and Structure: Chapters in the history of industrial enterprise,
Doubleday, New York, 1962.
13. Mintzberg, H. Ahlstrand, B. and Lampel, J. Strategy Safari : A Guided Tour Through the Wilds
of Strategic Management, The Free Press, New York, 1998.
14. Bjork, Gordon J. (1999). The Way It Worked and Why It Won't: Structural Change and the
Slowdown of U.S. Economic Growth. Westport, CT; London: Praeger. pp. 2, 67. ISBN 978-0-
275-96532-7.
15. Gordon, Robert J. (2016). The Rise and Fall of American Growth. Princeton, NJ USA:
Princeton University Press. p. 38. ISBN 978-0-691-14772-7.In the U.S. about 60% of
consumer spending in 2103 was for goods that did not exist in 1869.
16. Mankiw, Gregory (2011). Principles of Macroeconomics 6th ed. p. 236. ISBN 978-
0538453066.
17. Barro, Robert; Sala-i-Martin, Xavier (2004). Economic Growth 2nd ed. p. 6. ASIN
B003Q7WARA.
18. Roubini, Nouriel; Backus, David (1998). "Productivity and Growth". Lectures in
Macroeconomics.
19. Krugman, Paul (1994). "The Myth of Asia's Miracle". Foreign Affairs. 73 (6): 62–78.
doi:10.2307/20046929. JSTOR 20046929.
20. Rosenberg, Nathan (1982). Inside the Black Box: Technology and Economics. Cambridge,
New York: Cambridge University Press. p. 258. ISBN 978-0-521-27367-1.
21. Lucas, R. E. (1988). "On the Mechanics of Economic Development". Journal of Monetary
Economics. 22 (1): 3–42. doi:10.1016/0304-3932(88)90168-7.
22. Reisman, George (1998). Capitalism: A complete understanding of the nature and value of
human economic life. Jameson Books. ISBN 0-915463- 73-3.
23. Galor, Oded (2005). "From Stagnation to Growth: Unified Growth Theory". Handbook of
Economic Growth. 1. Elsevier. pp. 171–293.
24. Landes, David. S. (1969). The Unbound Prometheus: Technological Change and
Industrial Development in Western Europe from 1750 to the Present. Cambridge, New York:
Press Syndicate of the University of Cambridge. ISBN 978-0-521-09418-4.
25. Hounshell, David A. (1984), From the American System to Mass Production, 1800-1932:
TheDevelopment of Manufacturing Technology in the United States, Baltimore, Maryland:
Johns Hopkins University Press, ISBN 978-0-8018-2975-8, LCCN 83016269
26. Taylor, George Rogers (1951). The Transportation Revolution, 1815–1860. ISBN 978-
0873321013.