DKI Jakarta adalah ibukota negara Republik Indonesia, pusat pemerintahan dan pusat pertarungan politik, ekonomi, sosial dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, memiliki tingkat kerawanan sosial yang tinggi.
Ikuti presentasi Musni Umar di Kesbangpol Jaksel 5 Desember 2011 di Resort Ever Green Cisarua, Bogor
Musni Umar: Kerawanan Sosial di DKI Jakarta dan Pentingnya Menjaga Stabilitas Nasional
1. Kerawanan Sosial di DKI Jakarta dan
Pentingnya Menjaga Stabilitas Nasional
Oleh Musni Umar, Ph.D
Sociologist and Researcher
2. Pengantar
DKI Jakarta merupakan ibukota negara. Semua suku bangsa
di Indonesia, ada di Jakarta. Begitu pula hampir semua suku
bangsa di dunia dari berbagai negara, ada di Jakarta.
Sebagai ibu kota negara, Jakarta merupakan pusat
pertarungan politik, ekonomi, sosial dan lain sebagainya.
Yang mempunyai kepentingan, tidak hanya seluruh bangsa
Indonesia, tetapi juga semua negara yang memiliki hubungan
diplomatik dan ekonomi dengan Indonesia.
Selain itu, tidak ada suku bangsa yang dominan di Jakarta,
sehingga
dinamika kerawanan sosial di Jakarta sangat tinggi.
4. Menurut Ballesteros (2008) bahwa kerawanan
sosial adalah ketidak-mampuan seseorang,
kelompok, organisasi, dan masyarakat dalam
menghadapi dampak negatif dari resiko berbagai
tekanan (ekonomi, politik, lingkungan, dan
sebagainya).
Sementara Enviromental Vulnerability Index (Evi,
2003) menjelaskan bahwa kerawanan sosial adalah
struktur sosial dari suatu komunitas atau
masyarakat yang terkena shock atau stres yang
biasanya disebabkan oleh perselisihan ekonomi,
perubahan lingkungan, kebijakan pemerintah atau
bahkan disebabkan oleh kejadian internal dan
kekuatan yang dihasilkan dari kombinasi beberapa
faktor.
9. Kementerian Pertahana RI mengemukakan bahwa
kerawanan sosial adalah suatu keresahan soaial
yang berkepanjangan, yang diakibatkan oleh proses
konflik yang ditimbulkan oleh perbedaan pendapat
suatu masyarakat/kelompok golongan tertentu,
dengan pemecahan dan penyelesaian masalah yang
tidak memuaskan masyarakat/kelompok golongan
tertentu.
Dari penjelasan di atas dapat dikemukakan bahwa
diperlukan kesadaran, kewaspadaan dan tanggung
jawab semua warga DKI Jakarta agar kerawanan
sosial tidak berubah menjadi konflik sosial yang
menjadi kecenderungan di era Orde Reformasi.
12. Sadar dan Waspada
Kerawanan sosial, akibat kesenjangan ekonomi, tingginya
pertarungan politik menghadapi pemilu 2014, dan berbagai
persoalan yang dihadapi bangsa dan negara, mau tidak mau harus
memberi kesadaran, kewaspadaan dan tanggung jawab kepada
warga DKI Jakarta.
Kesadaran terhadap tantangan yang dihadapi, saya pikir inilah
yang menjadi alasan Kesbangpol mengundang kita untuk bertemu
dan berdialog di dalam forum ini untuk saling berbagi ilmu dan
pengalaman, untuk meningkatkan kesadaran, kewaspadaan dan
tanggung jawab tentang pentingnya stabilitas nasional.
Kesadaran, kewaspadaan dan tanggung jawab terhadap stabilitas
nasional selalu mengalami pasang surut. Pada saat kita
mendengar ceramah, dialog dan mendapat pencerahan, maka
kesadaran, kewaqspadaan dan tanggung jawab akan meningkat.
Setelah itu akan redup lagi bersamaan dengan banyaknya
persoalan yang dihadapi.
13.
14. Oleh karena itu, Kesbangpol dalam rangka
pembinaan, mempunyai berbagai program dalam
upaya menyegarkan semangat, tekad dan tanggung
jawab warga DKI Jakarta untuk berpartispasi
membangun bangsa dalam berbagai bidang
khususnya dalam menjaga stabilitas nasional
sebagai prasyarat untuk membangun DKI Jakarta
dan Indonesia.
Dengan sadar dan waspada, akan meningkatkan
tanggungjawab. Dengan kesadaran sebagai warga
akan mendorong untuk menjaga negeri ini dari
kehancuran akibat perbagai sebab yang dilakukan
oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
16. Menjaga dan Merasa Memiliki
DKI Jakarta adalah tempat kita tinggal dan hidup. Oleh
karena itu, mau tidak mau kita harus menjaga agar
tetap bersih, damai dan tenteram.
Untuk bisa menjaga DKI Jakarta sebagai kampung
halaman sendiri, diperlukan beberapa prasyarat.
Pertama, harus ada kesadaran.
Kedua, harus melatih diri sendiri dan masyarakat.
Ketiga, harus membiasakan.
Keempat, harus memberi manfaat ekonomi, sosial dan
sebagainya
Kelima, harus ada kemudahan dan fasilitas yang
menyenangkan.
18. Menumbuhkan kesadaran pada diri sendiri dan
masyarakat untuk menjaga, merawat dan
melindungi Jakarta sangat penting, karena tidak
mungkin Jakarta bisa dibangun tanpa ada
kesadaran dan partisipasi masyarakat.
Untuk bisa menjaga, merawat dan melindungi
Jakarta sebagai kampung halaman sendiri, harus
ada latihan dan pembiasaan. Hanya dengan latihan
dan membiasakan diri, kita bisa melakukan sesuatu
yang baik untuk kepentingan bersama di DKI
Jakarta.
20. Oleh karena kita manusia biasa, maka dedikasi yang dilakukan
untuk menjaga, merawat, dan melindungi DKI Jakarta, harus
memberi manfaat ekonomi dan sosial sebagai konsekuensi dari
pengabdian yang diberikan.
Selain itu, dalam hidup di DKI Jakarta harus semakin memberi
kemudahan, kenyamanan dan ketenangan.
Kalau hal-hal yang dikemukakan bisa terwujud, maka akan
tumbuh rasa memiliki DKI Jakarta. Sebagai sosiolog, saya
mendambakan DKI Jakarta sebagai milik bersama.
Untuk bisa mewujudkan hal itu, maka keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Jakarta harus diwujudkan. Inilah tantangan
berat yang dihadapi Gubernur Joko Widodo dan Wakil
Gubernur Basuki Tjahaja Purnama.
21. Penting Stabilitas
Pada masa Orde Baru, yang menegakkan stabilitas adalah tentara
dan polisi. Dengan menggunakan tangan besi, masyarakat dipaksa
untuk stabil.
Di era Orde Reformasi, dengan demokrasi dan HAM, tentara dan
Polisi, tidak bisa lagi melakukan tangan besi untuk memaksa
masyarakat supaya tidak macam-macam.
Oleh karena itu, stabilitas harus menjadi kesadaran bersama
sebagai wujud dari rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap
DKI Jakarta pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Hal itu harus ditumbuhkan dikalangan masyarakat luas, yang harus
dimulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan.
Pentingnya stabilitas karena apapun program yang mau dilakukan,
kalau tidak ada stabilitas sulit diwujudkan.
23. Kesimpulan
Hampir setiap kawasan di DKI Jakarta terdapat
kerawanan sosial, yang setiap saat bisa meledak
menjadi konflik sosial.
Oleh karena, sangat penting ditumbuhkembangkan
kesadaran dan kewaspadaan untuk bersama-sama
menjaga DKI Jakarta jangan sampai meledak konflik
sosial.
Untuk dapat mewujudkan hal itu, maka rasa memiliki
dan tanggungjawab harus ditanamkan mulai dari diri
kita, keluarga dan lingkungan kita masing-masing.
24. Tumbuhnya kesadaran, kewaspadaan, rasa memiliki
dan tanggungjawab dari seluruh masyarakat
terhadap DKI Jakarta, akan mencegah kerawanan
sosial berubah menjadi konflik sosial.
Musni Umar adalah sociologist and researcher,
Direktur Institute for Social Empowerment and
Democracy (INSED)
Makalah ini untuk dipresentasikan dalam program
sosialisasi Kesbangpol Jakarta Selatan, 5 Desember
2012, Puncak, Bogor-Jawa Barat.