Pesantren memiliki peran penting dalam membangkitkan ekonomi umat melalui beberapa langkah seperti pemetaan potensi ekonomi santri, membangun koperasi dan UMKM, serta merekatkan aspek sosial. Dengan strategi tersebut diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan mengurangi kemiskinan. Pesantren dituntut tidak hanya mendidik agama tetapi juga ekonomi agar santri menjadi pelopor pembangun
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
SANTRI KEBANGKITAN EKONOMI UMAT.pdf
1. SANTRI DAN KEBANGKITAN
EKONOMI UMAT
Sosialisasi Wawasan Kebangsaan
“Peranan Pondok Pesantren Dalam Membangun dan Memberdayakan
Ekonomi Umat”
Gresik 24 Juli 2022
ABDUL RASYID, S.Ag.
2. PERAN SERTA PESANTREN
DALAM MEMBANGUN DAN
MEMBERDAYAKAN EKONOMI UMAT
“Wahai Pemuda Putra Bangsa Yang Cerdik Pandai dan Para Ustadz Yang
Mulia , Mengapa Kalian Tidak Mendirikan Saja Suatu Badan Usaha Ekonomi
Yang Beroperasi, Dimana Setiap Kota Terdapat Satu Badan Usaha Yang
Otonom” - KH. Hasyim Asy’ari (Deklarasi Nahdlatut Tujjar 1918)
Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahab Chasbullah sebelum
mendirikan NU sudah mendirikan Nahdlatut Tujjar (NT) pada 1918. Lembaga
ini berfokus pada pengembangan ekonomi umat, dengan maksud dan tujuan
untuk membantu dakwah para kiai dan ustadz.
Menurut penelitian Jarkom Fatwa (Jaringan Komisi Fatwa ) - (2004), di antara
maksud pendirian NT :
1. Masyarakat Muslim cenderung tajarrud (sikap mengisolasi) dan enggan
mencari nafkah. Padahal, mereka sendiri masih kekurangan secara ekonomi.
2. Masyarakat cenderung kurang peduli pada urusan sosial ekonomi. Kedua
hal ini mesti diatasi oleh kiai dan ustadz. Namun, agar nasihat dan ajaran
mereka didengar masyarakat, mereka mesti berkecukupan secara ekonomi.
#CakRasyid @220722
2
3. Dengan ekonomi yang kuat, mereka bisa melakukan dakwah dengan tenang
karena tidak perlu diributkan dengan persoalan dapur. Dari sinilah kemudian
Nahdlatut Tujjar mendirikan Syirkatul Inan (badan usaha) dalam bidang
ekonomi.
Nahdlatut Tujjar lahir sebagai ekspresi para ulama di tiga jalur strategis Jawa
Timur saat itu, yaitu Surabaya, Kediri, dan Jombang yang didorong oleh
semangat para ulama yang belum banyak terlibat dalam upaya pemberdayaan
rakyat. Sementara, kemiskinan dan kemaksiatan sudah memprihatinkan kala itu
dan kolonialisme Belanda sudah begitu parah dampaknya terhadap sendi-sendi
kehidupan masyarakat, khususnya dalam aktivitas perekonomian dan
perdagangan masyarakat. Akar sejarah ini menunjukkan Pesantran / NU sangat
memperhatikan aspek ekonomi keumatan.
Sampai saat ini Kemiskinan, ketimpangan, dan kesenjangan serta
ketertinggalan masih menjadi tantangan dan persoalan perekonomian umat.
Persoalan tersebut dapat menjadi bom waktu apabila tidak ditangani dengan
baik.
#CakRasyid @220722
3
4. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat kemiskinan penduduk Indonesia
pada Maret 2022 sebesar 9,54 persen atau setara dengan 26,16 juta orang,
jumlah tersebut bisa lebih besar apabila melihat dampak pandemi Covid-19.
Gini index yang semakin lebar, penguasaan lahan yang semakin timpang, dan
berbagai persoalan ekonomi lainnya.
Peran dan Transformasi Pesantren dalam kebangkitan ekonomi umat sangat
perlu ditingkatkan dan diperkuat ke depan, sebagai ikhtiar dan ijtihad dalam
mewujudkan kebangkitan dan kemandirian ekonomi umat atas pesatnya
globalisasi dan liberalisasi perekonomian. Dengan demikian, hal itu berdampak
pada perekonomian masyarakat kecil di perdesaan yang merupakan basis
santri. Dengan ekonomi umat yang kokoh, Pesantren bersama Santri dapat
berperan sebagai elemen bangsa yang mampu berfungsi dan berkolaborasi
dengan pemerintah secara maksimal.
#CakRasyid @220722
4
5. Dalam implementasinya, menjawab semua pekerjaan dalam bidang
pemberdayaan ekonomi umat tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah
ataupun Pesantren dan Santri. Butuh kolaborasi dan sinergi keduanya untuk
membenahi pembangunan ekonomi umat, Pesantren bersama Santri harus
memulainya dari hulu permasalahan dalam ekonomi yaitu pembenahan dalam
faktor SDM dan Produktifitas. Langkah kolaborasi dalam pembenahan faktor
SDM dan Produktifitas dapat dilakukan dengan memanfaatkan program-
program pemerintah untuk menata ulang dan pembenahan faktor SDM dan
Produktifitas untuk mencapai cita-cita Pesantren dan Santri sebagai
episentrum pembangunan ekonomi umat.
#CakRasyid @220722
5
6. DASAR MEMBANGKITKAN
EKONOMI UMAT
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 Pasal 33;
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-
undang.
#CakRasyid @220722
6
7. 2.Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren
tanggal 16 Oktober 2019
3.PERPRES No. 80 Tahun 2019 tentang Percepatan
Pembangunan Ekonomi Kawasan Gresik - Bangkalan -
Mojokerto - Surabaya - Sidoarjo - Lamongan, Kawasan
Bromo - Tengger - Semeru, Serta Kawasan Selingkar
Wilis dan Lintas Selatan tanggal 25 November 2019.
4.PERPRES No. 82 Tahun 2021 tentang Pendanaan
Penyelenggaraan Pesantren Tanggal 2 September 2021
5.PERGUB JAWA TIMUR No. 62 Tahun 2020 Tentang One
Pesantran One Product tanggal 13 Oktober 2020
#CakRasyid @220722
7
8. 7 PROGRAM STRATEGIS PRIORITAS
NASIONAL TAHUN 2022
UU NO.6 TAHUN 2021 TENTANG APBN 2022 DAN PERPRES NO.85 TAHUN 2021
TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2022
1. Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan
Berkualitas dan Berkeadilan
2. Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan
3. Meningkatkan Sumberdaya Manusia Berkualitas dan
Berdaya Saing
4. Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan
5. Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan
Ekonomi dan Pelayanan Dasar
6. Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan
Bencana dan Perubahan Iklim
7. Memperkuat Stabilitas Polhukam dan Transformasi
Pelayanan Publik
#CakRasyid @220722
8
9. REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DAN GERAKAN
SOCIETY 5.0
ERA DIGITAL / ERA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Gerakan Revolusi Industri 4.0 berawal dari konsep industri di Jerman,
didasarkan pada 6 pilar yang berdampak positif terhadap Perekonomian :
1.Masyarakat Digital
2.Energi Berkelanjutan
3.Mobilitas Cerdas
4.Hidup Sehat
5.Keamanan Sipil
6.Penggunaan Teknologi ditempat kerja
Gerakan Society 5.0 di Promosikan oleh Pemerintahan Jepang,
KonsepGerakan Society 5.0 berpusat pada orang-orang / masyarakat,
dengan memanfaatkan teknologi sebagai penggerak, pemerintah Jepang
menginisiasi gerakan society untuk menciptakan manusia yang super
pintar dengan menggunakan : Internet Things, Artificial Intelligence, Big
Data, dan Robotic.
#CakRasyid @220722
9
10. MEWUJUDKAN KEBANGKITAN DAN
KEMANDIRIAN EKONOMI BERSAMA UMAT
1. Pemetaan Potensi Ekonomi Pesantren dan Santri.
Aspek ini menjadi penting dan utama untuk menjadi bahan keputusan akan
merambah bidang ekonomi yang mana untuk dijadikan gerakan bersama.
Pada awal-awal pendirian NT, Hadratussyaikh dan KH Wahab memilih pertanian
dibanding perdagangan. Pilihan ini tentu karena melihat sebagian besar Santri
saat itu adalah petani. Ini contoh pemetaan paling sederhana, mendasar, dan
tepat.
Saat ini, profesi Santri beragam. Bukan hanya menjadi petani atau pedagang,
melainkan juga banyak yang berkiprah di dunia profesional. Untuk mendapatkan
pemetaan akurat mengenai potensi ekonomi jamaah Santri, menggerakkan
anak-anak muda Santri yang berkecimpung dalam dunia teknologi dan informasi
(IT) adalah suatu keharusan. era Revolusi Industri 4.0, era di mana data
menjadi panglima. Data is the new oil. Untuk mendapatkan pemetaan yang
akurat, itu berdasarkan data yang juga akurat. Untuk lebih memudahkan
koordinasi, ada baiknya dibuat satu data yang bisa diakses bersama (Pesantren
dan Santri).
#CakRasyid @220722
10
11. 2. Membangun dan Meningkatkan Potensi Koperasi/UMKM Pesantren dan
Santri.
Sistem ini paling tepat untuk digunakan untuk kebangkitan ekonomi Santri karena jalan
ini digunakan pula oleh Hadratussyaikh dan KH Wahab untuk menjadi wahana saling
tolong antaranggota NT. Hal ini pula sesuai dengan gagasan Mohammad Hatta, Bapak
Koperasi Indonesia.
Menurut Hatta, rahasia daripada koperasi terletak pada kemauan bekerja sama untuk
memperbaiki keadaan ekonomi bersama. Dasar kerja sama ini ialah self-help dan setia
kawan (Hatta, 1983).
Pembangunan koperasi/UMKM ini bisa diinisiasi di tingkat pengurus pesantren atau
bahkan di tingkat daerah dimana santri dari pesantren tersebut berasal. Dengan memiliki
data, semua koperasi/UMKM yang berdiri bisa saling terhubung. Bila ada
koperasi/UMKM yang dinilai sukses, bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman
teknisnya pada koperasi/UMKM lainnya.
#CakRasyid @220722
11
12. 3. Merekatkan Aspek Sosial Pesantren dan Santri.
Dengan keberhasilan aspek ekonomi dan peningkatan kerekatan sosial Pesantren
bersama Santri secara tidak langsung berarti juga meningkatkan ekonomi bangsa dan
melahirkan harmoni di tingkat nasional.
4. Moralitas serta akhlak Yang Penuh Integritas Yang mencerminkan Empat
Sifat Nabi dalam Setiap Aktivitas Jaringan, yaitu siddiq (berlaku jujur), tabligh
(menyampaikan), amanah (dapat dipercaya) dan fathonah (profesional).
Dengan berpegang pada empat sifat itu dan dibarengi dengan strategi-strategi tersebut,
kemiskinan, ketimpangan berkurang, bahkan hilang seiring dengan peningkatan
ekonomi dan kesejahteraan umat sehingga dapat kembali mengangkat derajat umat
Islam pada posisi yang mandiri dan kuat.
#CakRasyid @220722
12
13. Pesantren tidak hanya mendidik santri dalam bidang keagamaan akan tetapi
pesantren juga mendidik para santri untuk terus berkembang dalam ilmu
pengetahuan umum lain, salah satunya dalam bidang ekonomi.
Sekarang santri tidak hanya ditekan memahami pendidikan keagamaan tetapi
santri juga diajari ilmu ekonomi serta kewirausahaan agar menjadi santri
preneur yang memahami regulasi, mampu menguasai teknologi, informasi,
kreatif dan inovatif diera globalisasi, liberalisasi perekonomian, dan digitalisasi.
Pesantren dan Santri sangat berpotensi dan memiliki peran yang sangat
penting dan nilai yang cukup strategis dan signifikan dalam memberikan
sumbangsih bagi keswadayaan, kemandirian, dan partisipasi masyarakat,
dalam konteks pengembangan ekonomi umat.
Pesantren dan Santri sekarang tidak hanya sebagai agent
of social change, tapi juga harus menjadi Pelopor
Kebangkitan Ekonomi Umat.
PENUTUP
PESANTREN DAN SANTRI PELOPOR
KEBANGKITAN EKONOMI UMAT
#CakRasyid @220722
13