SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
LIMBAH B3 (BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang

Akhir-akhir ini makin banyak limbah-limbah dari pabrik, rumah tangga, perusahaan, kantorkantor, sekolah dan sebagainya yang berupa cair, padat bahkan berupa zat gas dan semuanya
itu berbahaya bagi kehidupan kita. Tetapi ada limbah yang lebih berbahaya lagi yang disebut
dengan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Hal tersebut sebenarnya bukan merupakan
masalah kecil dan sepele, karena apabila limbah Bahan Berbahaya dan Beracun(B3) tersebut
dibiarkan ataupun dianggap sepele penanganannya, atau bahkan melakukan penanganan yang
salah dalam menanganani limbah B3 tersebut, maka dampak dari Limbah Bahan Berbahaya
dan beracun tersebut akan semakin meluas, bahkan dampaknya pun akan sangat dirasakan
bagi lingkungan sekitar kita, dan tentu saja dampak tersebut akan menjurus pada kehidupan
makhluk hidup baik dampak yang akan dirasakan dalam jangka pendek ataupun dampak yang
akan dirasakan dalam jangka panjang dimasa yang akan datang.
Secara garis besar,hal tersebut menjadi salah satu patokan bagi kita,bahwa segala sesuatu
yang terjadi merupakan tanggung jawab kita bersama untuk menanggulanginya,khususnya
pada masalah limbah Bahan Berbahaya dan(B3) Beracun tersebut. Maka dari itu penulis
mengangkat topic ini untuk diketahui lebih lanjut tentang masalah B3 tersebut.
1.2.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Apa Definisi dari Limbah B3 ?
2) Apa akibat Limbah B3 terhadap manusia
3) Bagaimana teknologi pengolahan Limbah B3 ?

1.3.

Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui Definisi dari Limbah B3
2) Mengetahui dan memahami akibat Limbah B3 terhadap manusia.
3) Dapat menjelaskan teknologi dalam pengolahan Limbah B3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.

Mengenal Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Limbah B-3 mungkin kata-kata ini tidak asing ditelinga kita, ketika melihat begitu banyak
kasus pencemaran lingkungan yang terjadi di Indonesia, dimulai dari kasus PT Lapindo
Brantas di Porong Sidoarjo,ini merupakan salah satu contoh pencemaran lingkungan akibat
limbah pabrik .Melihat dan mendengar itu semua tentu timbul suatu pertanyaan seperti
apakah limbah B-3 tersebut sehingga begitu berbahaya serta diawasi dengan ketat sekali.
2.1.1. Pengertian Limbah B3
Pengertian limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu
kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat
(toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau
membahayakan kesehatan manusia.
2.1.2. Sumber Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
1. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik. Berasal bukan dari proses utamanya, tetapi
berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi, pelarut kerak,
pengemasan, dll.
2. Limbah B3 dari sumber spesifik. Limbah B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan
yang secara spesifik dapat ditentukan berdasarkan kajian ilmiah.
Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi:
Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan awal
dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah menguap.
Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi
Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengan lumpur
aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari hasil proses
tersebut.
Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested
aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan
banyak mengandung padatan organik.

2.1.3. Karakteristik B3
Secara konvensional terdapat tujuh kelas bahan berbahaya, yaitu:
1. Flammable (mudah terbakar), yaitu bahan padat, cair, uap, atau gas yang menyala
dengan mudah dan terbakar secara cepat bila dipaparkan pada sumber nyala,
misalnya: jenis pelarut ethanol, gas hidrogen, methane.
2. Materi yang spontan terbakar, yaitu bahan padat atau cair yang dapat menyala secara
spontan tanpa sumber nyala, mislanya karena perubahan panas, tekanan atau kegiatan
oksidasi.
3. Explosive (mudah meledak), yaitu materi yang dapat meledak karena adanya kejutan,
panas atau mekanisme lain, misalnya dinamit.
4. Oxidizer (pengoksidasi), yaitu materi yang menghasilkan oksigen, baik dalam kondisi
biasa atau bila terpapar dengan panas, misalnya amonium nitrat dan benzoyl
perioksida.
5. Corrosive, bahan padat atau cair yang dapat membakar atau merusak jaringan kulit
bila berkontak dengannya.
6. Toxic, yaitu bahan beracun yang dalam dosis kecil dapat membunuh atau
mengganggu kesehatan, seperti hidrogen sianida.
7. Radioactive yaitu jenis limbah yang mengandung atau terkontaminasi radionuklida
pada konsentrasi atau aktivitas yang melebihi batas yang diijinkan (Clearance level)
yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir.
2.2.

Akibat Limbah B3 Terhadap Manusia

Limbah B-3 ternyata menimbulkan berbagai penyakit yang membahayakan. Hal ini
dikarenakan penyakit itu timbul dari lingkungan di mana kita tinggal, sehingga tanpa disadari
kita terkena penyakit tersebut. Penulis dalam kesempatan ini mendapatkan sumber dari
sebuah buku dimana memberikan uraian yang cukup menarik di dalam mengenai akibat
langsung dari limbah B-3 tersebut.

2.2.1. Keracunan Air Raksa
Keracunan Air Raksa yang menyebabkan cacat bawaan pada bayi dikenal sebagai penyakit
Minamata. Penderita adalah masyarakat nelayan yang tinggal di kota pesisir Minamata di
Pulau Kyushu (Minamata Bay). Keracunan itu berlangsung15 tahun, yaitu dari 1953- 1968,
disebabkan pabrik plastic membuang air raksa ke dalam perairan ikan di Minamata
mengandung merkuri antara 27-102 ppm berat kering. Berbagai penelitian di Indonesia sudah
pula mendapatkan berbagai hewan laut dan air yang mengandung merkuri seperti yang terjadi
di Teluk Jakarta dan Medan. Gejala keracunan secara umum timbul sebagai sakit kepala,
mudah lelah dan teriritasi lengan dan kaki terasa kebal, sulit menelan, penglihatan kabur, luas
penglihatan menciut, ketajaman pendengaran berkurang dan koordinasi otot-otot lenyap.
Beberapa orang secara konstan merasa seperti ada logam di mulut, gusi membengkak, dan
diare terdapat secara meluas. Kematian terjadi infeksi sekunder maupun kelemahan yang
semakin parah.
Melalui peristiwa ini, gambaran limbah B-3 begitu berbahayanya seandainya kita memakan
ataupun mengkonsumsi ikan ataupun makanan yang mengandung merkuri. Walaupun
seharusnya merkuri digunakan di dalam Industri plastik dan industri pertambangan, tetapi
seharusnya hal tersebut tidak dibuang ke laut ataupun ke sungai dikarenakan membahayakan
jiwa penduduk sekitar, begitu juga membahayakan diri kita sendiri seandai suatu saat nanti
tanpa sadar anda memakan ikan yang berasal dari wilayah yang telah tercemari oleh
pembuangan merkuri itu sendiri. Oleh karena itu kesadaran kepada para pihak yang selalu
berurusan dengan Limbah B-3 untuk lebih memperhatikan kepentingan orang yang lebih
banyak daripada mementingkan kepentingan perusahaan yang sedang anda jalankan sehingga
para pihak di dunia industri juga memperhatikan tentang usaha-usaha untuk melanggengkan
bisnis anda di suatu tempat.

2.2.2. Keracunan Cadmium
Limbah ini biasanya digunakan untuk proses stabilizer dalam pembuatan Polyvynil Khlorida.
Di masa silam Cadmium digunakan dalam pengobatan Sypilis dan Malaria. Hasil Otopsi di
Amerika Serikat menunjukkan akumulasi Cadmium dalam tubuh masyarakat umum secara
rata-rata di dapat 30 mgCd di dalam tubuh; 33% di dalam ginjal, 14% di dalam hati, 2% di
dalam paru-paru dan 0,3% di dalam pakreas. Cadmium dapat mempengaruhi otot polos
pembuluh darah secara langsung maupun titik langsung lewat ginjal sebagai akibatnya terjadi
kenaikan tekanan darah. Percobaan hewan menunjukkan bahwa kematian dapat terjadi karena
gagal jantung, kasus keracunan Cadmium secara epidemis terjadi di kota Toyama Jepang.
Sekelompok masyarakat mengeluh tentang sakit pinggang selama beberapa tahun. Penyakit
tersebut kemudian menjadi parah tulang-tulang punggung terasa sangat nyeri yang diikuti
oleh osteomalacia (pelunakan tulang) dan fraktur tulang punggung yang multiple kematian
dapat diakibatkan oleh gagal ginjal.
Jika kita lihat dari uraian tentang Cadmium ternyata juga sangat membahayakan walaupun
cadmium tersebut digunakan untuk pengobatan malaria dan penyakt syphilis atau raja singa.
Oleh karena itu melalui uraian yang mungkin kebanyakan mengutip dari uraian buku yang
penulis dapat tetapi setidaknya dengan adanya uraian tersebut dapat memberikan uraian yang
cukup mengenai akibat dari Limbah B-3 yang dapat membahayakan kehidupan manusia dan
mahkluk hidup lainnya. Harapan tentang tidak terjadi pencemaran yang selalu diidamidamkan masyarakat selama ini dapat tercapai dan bukan hanya untuk kepentingan uang
semata, dimana masyarakat merasa tidak peduli dengan kesehatan mereka dikarenakan
mungkin menurut mereka sudah bisa makan sehari saja merupakan berkah tak ternilai. Hal itu
dikarenakan edukasi yang kurang yang diberikan oleh pihak yang seharusnya memberikan
informasi bahwa dalam bekerja kesehatan itu penting.
2.3.

Teknologi Pengolahan

Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode yang paling populer
di antaranya ialah chemical conditioning, solidification/Stabilization, dan incineration.
2.3.1. Chemical Conditioning
Salah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialah chemical conditioning. Tujuan utama
dari chemical conditioning ialah:
Menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam lumpur
Mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur
Mendestruksi organisme pathogen
Memanfaatkan hasil samping proses chemical conditioning yang masih memiliki nilai
ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan pada proses digestion
Mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan aman dan dapat
diterima lingkungan
Chemical conditioning terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:
Concentratiothickening
Tahapan ini bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang akan diolah dengan cara
meningkatkan kandungan padatan. Alat yang umumnya digunakan pada tahapan ini
ialah gravity thickener dan solid bowl centrifuge. Tahapan ini pada dasarnya merupakan
tahapan awal sebelum limbah dikurangi kadar airnya pada tahapan de-watering selanjutnya.
Walaupun tidak sepopuler gravity thickener dan centrifuge, beberapa unit pengolahan limbah
menggunakan proses flotation pada tahapan awal ini.
Treatment, stabilization, and conditioning
Tahapan kedua ini bertujuan untuk menstabilkan senyawa organik dan menghancurkan
patogen. Proses stabilisasi dapat dilakukan melalui proses pengkondisian secara kimia, fisika,
dan biologi. Pengkondisian secara kimia berlangsung dengan adanya proses pembentukan
ikatan bahan-bahan kimia dengan partikel koloid. Pengkondisian secara fisika berlangsung
dengan jalan memisahkan bahan-bahan kimia dan koloid dengan cara pencucian dan
destruksi. Pengkondisian secara biologi berlangsung dengan adanya proses destruksi dengan
bantuan enzim dan reaksi oksidasi. Proses-proses yang terlibat pada tahapan ini
ialah lagooning,anaerobic digestion, aerobic digestion, heat treatment, poly electrolite
flocculation, chemical conditioning, dan elutriation.
De-watering and drying
De-watering and drying bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kandungan air
dan sekaligus mengurangi volume lumpur. Proses yang terlibat pada tahapan ini umumnya
ialah pengeringan dan filtrasi. Alat yang biasa digunakan adalah drying bed,filter
press, centrifuge, vacuum filter, dan belt press.
Disposal
Disposal ialah proses pembuangan akhir limbah B3. Beberapa proses yang terjadi
sebelum limbah B3 dibuang ialah pyrolysis, wet air oxidation, dan composting. Tempat
pembuangan akhir limbah B3 umumnya ialah sanitary landfill, crop land, atau injection well.

2.3.2. Solidification/Stabilization
Di samping chemical condition, teknologi solidification/ stabilization juga dapat
diterapkan untuk mengolah limbah B3. Secara umum stabilisasi dapat didefinisikan sebagai
proses pencapuran limbah dengan bahan tambahan (aditif) dengan tujuan menurunkan laju
migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut.
Sedangkan solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya
dengan penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkait sehingga sering dianggap
mempunyai arti yang sama. Proses solidifikasi/stabilisasi berdasarkan mekanismenya dapat
dibagi menjadi enam golongan, yaitu:
1. Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam limbah dibungkus
dalam matriks struktur yang besar
2. Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation tetapi bahan
pencemar terbungkus secara fisik dalam struktur kristal pada tingkat mikroskopik
3. Precipitation
4. Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia pada bahan
pemadat melalui mekanisme adsorpsi.
5. Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan menyerapkannya ke bahan
padat
6. Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi senyawa lain
yang tingkat toksisitasnya lebih rendah atau bahkan hilang sama sekali
Teknologi solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur (CaOH2), dan
bahan termoplastik. Metoda yang diterapkan di lapangan ialah metoda in-drum mixing, in-
situ mixing, dan plant mixing. Peraturan mengenai solidifikasi/stabilitasi diatur oleh
BAPEDAL berdasarkanKep-03/BAPEDAL/09/1995 dan Kep-04/BAPEDAL/09/1995.
2.3.3. Incineration
Teknologi pembakaran (incineration ) adalah alternatif yang menarik dalam teknologi
pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga sekitar 90%
(volume) dan 75% (berat). Teknologi ini sebenarnya bukan solusi final dari sistem
pengolahan limbah padat karena pada dasarnya hanya memindahkan limbah dari bentuk
padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan
energi dalam bentuk panas. Namun, insinerasi memiliki beberapa kelebihan di mana sebagian
besar dari komponen limbah B3 dapat dihancurkan dan limbah berkurang dengan cepat.
Selain itu, insinerasi memerlukan lahan yang relatif kecil.
Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan energi (heating value) limbah.
Selain menentukan kemampuan dalam mempertahankan berlangsungnya proses pembakaran,
heating value juga menentukan banyaknya energi yang dapat diperoleh dari sistem insinerasi.
Jenis insinerator yang paling umum diterapkan untuk membakar limbah padat B3 ialah rotary
kiln, multiple hearth, fluidized bed, open pit, single chamber, multiple chamber, aqueous
waste injection, dan starved air unit. Dari semua jenis insinerator tersebut, rotary
kiln mempunyai kelebihan karena alat tersebut dapat mengolah limbah padat, cair, dan gas
secara simultan
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulan sebagai berikut :
Dalam pengelolaan limbah B3, identifikasi dan karakteristik limbah B3 adalah hal yang
penting dan mendasar. Banyak hal yang yang sebelumnya perlu diketahui agar dalam
penanggulangan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut menjadi tepat dan
bukannya malah menambahkan masalah pada limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
tersebut
Pengaruh limbah B3 terhadap mahluk hidup, khususnya manusia terdiri atas 2 kategori
yaitu: (1) efek akut, dan (2) efek kronis. Efek akut dapat menimbulkan akibat berupa
kerusakan susunan syaraf, kerusakan sistem pencernaan, kerusakan sistem kardio
vasculer, kerusakan system pernafasan, kerusakan pada kulit, dan kematian. Sementara
itu, efek kronis dapat menimbulkan efek karsinogenik (pendorong terjadinya kanker), efek
mutagenik (pendorong mutasi sel tubuh), efek teratogenik (pendorong terjadinya cacat
bawaan), dan kerusakan sistem reproduksi.
Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode yang paling
populer di antaranya ialah chemical conditioning, solidification/Stabilization,
danincineration.

3.2. Saran
Mengingat penjelasan-penjelasan dalam makalah diatas sangat jauh dari kesempurnaan,
karena masih banyaknya kekurangan dan kurang merinci dan lengkapnya materi yang dikutip
atau disampaikan. Maka untuk masa-masa yang akan datang semoga makalah ini dapat lebih
disempurnakan, dan lebih mendalami serta memperinci materi-materinya lagi,sehingga
makalah ini dapat disajikan dengan lebih baik lagi.
Dan dari segi materi, berhubung penulis mengambil tema yaitu B3 atau Bahan Berbahaya dan
Beracun,maka selaku penulis berharap agar penanganan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun tersebut jangan dijadikan masalah yang sepele, namun hal tersebut tentunya dapat
menjadi perhatian kita bersama,bukan hanya pemerintah ,tetapi kita semua, karena apabila
dampak dari limbah B3 tersebut telah menyebar luas, maka bukan hanya satu ataupun dua
orang yang akan menerima akibatnya, tetapi juga akan berpengaruh terhadap orang banyak
termasuk mungkin diri kita sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Doni. 2010. Dampak Limbah B3. http://donymei.blogspot.com/2010/09/dampak-limbahb3.html. Diakses pada tanggal 5 Juni 2012

Muallif, Fachrozi. 2010. Mengenal Limbah Radioaktif. http://mualliffachrozi.
blogspot.com/2010/02/mengen-al-limbah-radioaktif-dalam.html. Diakses pada tanggal 5 Juni
2012
Siahaan, N.H.T., Ekologi Pembangunan dan Hukum Tata Lingkungan, Jakarta:
ErlanggaSoemartono, R.M. 2009. Sistem PengelolaanLimbah B3 di
Indonesia.http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuB3/B3.html. Diakses pada tanggal 4
Juni 2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah_radioaktif
Bahan berbahaya dan beracun

More Related Content

What's hot

bioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkunganbioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkunganJessy Damayanti
 
3. ekotoksikologi lingkungan : faktor biotik yang memengaruhi toksisitas racu...
3. ekotoksikologi lingkungan : faktor biotik yang memengaruhi toksisitas racu...3. ekotoksikologi lingkungan : faktor biotik yang memengaruhi toksisitas racu...
3. ekotoksikologi lingkungan : faktor biotik yang memengaruhi toksisitas racu...University of Nahdlatul Ulama Sidoarjo
 
pencemaran suara
pencemaran suarapencemaran suara
pencemaran suararijna9a
 
Power point pencemaran udara
Power point pencemaran udaraPower point pencemaran udara
Power point pencemaran udarapanjinugroho
 
Pengaruh pencemaran udara terhadap kesehatan
Pengaruh pencemaran udara terhadap kesehatanPengaruh pencemaran udara terhadap kesehatan
Pengaruh pencemaran udara terhadap kesehatanSherly ShEra
 
Simbol-Simbol Laboratorium
Simbol-Simbol LaboratoriumSimbol-Simbol Laboratorium
Simbol-Simbol Laboratoriumnadsca
 
PPT Pencemaran lingkungan.pdf
PPT Pencemaran lingkungan.pdfPPT Pencemaran lingkungan.pdf
PPT Pencemaran lingkungan.pdffadhilatul huryah
 
Pengolahan Limbah Laundry dengan metode Biosand Filter dan Karbon Aktif
Pengolahan Limbah Laundry dengan metode Biosand Filter dan Karbon AktifPengolahan Limbah Laundry dengan metode Biosand Filter dan Karbon Aktif
Pengolahan Limbah Laundry dengan metode Biosand Filter dan Karbon AktifHasib Habibie
 
Powerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang EkosistemPowerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang EkosistemTitoSelaluEnjoy
 
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya da...
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya da...Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya da...
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya da...Penataan Ruang
 
Efek rumah kaca
Efek rumah kacaEfek rumah kaca
Efek rumah kacaElan Salfa
 
Kelompok 5 lapisan bumi
Kelompok 5 lapisan bumiKelompok 5 lapisan bumi
Kelompok 5 lapisan bumiNanda Reda
 

What's hot (20)

bioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkunganbioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkungan
 
3. ekotoksikologi lingkungan : faktor biotik yang memengaruhi toksisitas racu...
3. ekotoksikologi lingkungan : faktor biotik yang memengaruhi toksisitas racu...3. ekotoksikologi lingkungan : faktor biotik yang memengaruhi toksisitas racu...
3. ekotoksikologi lingkungan : faktor biotik yang memengaruhi toksisitas racu...
 
pencemaran suara
pencemaran suarapencemaran suara
pencemaran suara
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Makalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udaraMakalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udara
 
Power point pencemaran udara
Power point pencemaran udaraPower point pencemaran udara
Power point pencemaran udara
 
Pengaruh pencemaran udara terhadap kesehatan
Pengaruh pencemaran udara terhadap kesehatanPengaruh pencemaran udara terhadap kesehatan
Pengaruh pencemaran udara terhadap kesehatan
 
Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkunganPencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan
 
polusi suara
polusi suarapolusi suara
polusi suara
 
Simbol-Simbol Laboratorium
Simbol-Simbol LaboratoriumSimbol-Simbol Laboratorium
Simbol-Simbol Laboratorium
 
Makalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udaraMakalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udara
 
Suksesi
SuksesiSuksesi
Suksesi
 
PPT Pencemaran lingkungan.pdf
PPT Pencemaran lingkungan.pdfPPT Pencemaran lingkungan.pdf
PPT Pencemaran lingkungan.pdf
 
Pengolahan Limbah Laundry dengan metode Biosand Filter dan Karbon Aktif
Pengolahan Limbah Laundry dengan metode Biosand Filter dan Karbon AktifPengolahan Limbah Laundry dengan metode Biosand Filter dan Karbon Aktif
Pengolahan Limbah Laundry dengan metode Biosand Filter dan Karbon Aktif
 
Powerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang EkosistemPowerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang Ekosistem
 
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya da...
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya da...Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya da...
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya da...
 
Konsep ekologi
Konsep ekologiKonsep ekologi
Konsep ekologi
 
Efek rumah kaca
Efek rumah kacaEfek rumah kaca
Efek rumah kaca
 
Pencemaran udara
Pencemaran udaraPencemaran udara
Pencemaran udara
 
Kelompok 5 lapisan bumi
Kelompok 5 lapisan bumiKelompok 5 lapisan bumi
Kelompok 5 lapisan bumi
 

Similar to Bahan berbahaya dan beracun

Makalah limbah b3
Makalah limbah b3Makalah limbah b3
Makalah limbah b3DewanPutra1
 
320118343 makalah-limbah-dan-polusi
320118343 makalah-limbah-dan-polusi320118343 makalah-limbah-dan-polusi
320118343 makalah-limbah-dan-polusiSiti Adiya
 
Isu mengenai masalah kesehatan kadang bisa memicu kontroversi yang membuat ma...
Isu mengenai masalah kesehatan kadang bisa memicu kontroversi yang membuat ma...Isu mengenai masalah kesehatan kadang bisa memicu kontroversi yang membuat ma...
Isu mengenai masalah kesehatan kadang bisa memicu kontroversi yang membuat ma...Yabniel Lit Jingga
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alam99zulkarnain
 
12.PENANGANAN B3.pptx
12.PENANGANAN B3.pptx12.PENANGANAN B3.pptx
12.PENANGANAN B3.pptxnishikawahse
 
limbahb3-170123125232 (1).pdf
limbahb3-170123125232 (1).pdflimbahb3-170123125232 (1).pdf
limbahb3-170123125232 (1).pdfKhoirudinZuhri3
 
Makalah minimalisasi limbah industri
Makalah minimalisasi limbah industriMakalah minimalisasi limbah industri
Makalah minimalisasi limbah industriarrikhalu rosiyda
 
Identifikasi polutan padat
Identifikasi polutan padatIdentifikasi polutan padat
Identifikasi polutan padatAgus Aktawan
 
Presentasi Makalah Pencemaran Lingkungan
Presentasi Makalah Pencemaran LingkunganPresentasi Makalah Pencemaran Lingkungan
Presentasi Makalah Pencemaran LingkunganAal Katanya
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamDavid Rosidi
 
Pencemaran lingkungan kelas 10
Pencemaran lingkungan kelas 10Pencemaran lingkungan kelas 10
Pencemaran lingkungan kelas 10Yudistira Ydstr
 
Makalah limbah-padatgapra
Makalah limbah-padatgapraMakalah limbah-padatgapra
Makalah limbah-padatgapraBudinta Lubizz
 
PRESENTASI MATERI SIMULASI - Copy.pptx
PRESENTASI MATERI SIMULASI - Copy.pptxPRESENTASI MATERI SIMULASI - Copy.pptx
PRESENTASI MATERI SIMULASI - Copy.pptxSarahEvelyn15
 

Similar to Bahan berbahaya dan beracun (20)

Makalah limbah b3
Makalah limbah b3Makalah limbah b3
Makalah limbah b3
 
320118343 makalah-limbah-dan-polusi
320118343 makalah-limbah-dan-polusi320118343 makalah-limbah-dan-polusi
320118343 makalah-limbah-dan-polusi
 
Tugas geografi lingkungan
Tugas geografi lingkunganTugas geografi lingkungan
Tugas geografi lingkungan
 
Isu mengenai masalah kesehatan kadang bisa memicu kontroversi yang membuat ma...
Isu mengenai masalah kesehatan kadang bisa memicu kontroversi yang membuat ma...Isu mengenai masalah kesehatan kadang bisa memicu kontroversi yang membuat ma...
Isu mengenai masalah kesehatan kadang bisa memicu kontroversi yang membuat ma...
 
Polusi
PolusiPolusi
Polusi
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alam
 
Polusi
PolusiPolusi
Polusi
 
12.PENANGANAN B3.pptx
12.PENANGANAN B3.pptx12.PENANGANAN B3.pptx
12.PENANGANAN B3.pptx
 
limbahb3-170123125232 (1).pdf
limbahb3-170123125232 (1).pdflimbahb3-170123125232 (1).pdf
limbahb3-170123125232 (1).pdf
 
Ppt Limbah B3
Ppt Limbah B3Ppt Limbah B3
Ppt Limbah B3
 
Ipa7 kd8-pdf
Ipa7 kd8-pdfIpa7 kd8-pdf
Ipa7 kd8-pdf
 
Makalah minimalisasi limbah industri
Makalah minimalisasi limbah industriMakalah minimalisasi limbah industri
Makalah minimalisasi limbah industri
 
Identifikasi polutan padat
Identifikasi polutan padatIdentifikasi polutan padat
Identifikasi polutan padat
 
Presentasi Makalah Pencemaran Lingkungan
Presentasi Makalah Pencemaran LingkunganPresentasi Makalah Pencemaran Lingkungan
Presentasi Makalah Pencemaran Lingkungan
 
Makalah_59 Makalah i toksikologi pertanian
Makalah_59 Makalah i toksikologi pertanian Makalah_59 Makalah i toksikologi pertanian
Makalah_59 Makalah i toksikologi pertanian
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alam
 
Pencemaran lingkungan kelas 10
Pencemaran lingkungan kelas 10Pencemaran lingkungan kelas 10
Pencemaran lingkungan kelas 10
 
Sampah di indonesia
Sampah di indonesiaSampah di indonesia
Sampah di indonesia
 
Makalah limbah-padatgapra
Makalah limbah-padatgapraMakalah limbah-padatgapra
Makalah limbah-padatgapra
 
PRESENTASI MATERI SIMULASI - Copy.pptx
PRESENTASI MATERI SIMULASI - Copy.pptxPRESENTASI MATERI SIMULASI - Copy.pptx
PRESENTASI MATERI SIMULASI - Copy.pptx
 

Recently uploaded

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 

Recently uploaded (20)

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 

Bahan berbahaya dan beracun

  • 1. LIMBAH B3 (BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akhir-akhir ini makin banyak limbah-limbah dari pabrik, rumah tangga, perusahaan, kantorkantor, sekolah dan sebagainya yang berupa cair, padat bahkan berupa zat gas dan semuanya itu berbahaya bagi kehidupan kita. Tetapi ada limbah yang lebih berbahaya lagi yang disebut dengan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Hal tersebut sebenarnya bukan merupakan masalah kecil dan sepele, karena apabila limbah Bahan Berbahaya dan Beracun(B3) tersebut dibiarkan ataupun dianggap sepele penanganannya, atau bahkan melakukan penanganan yang salah dalam menanganani limbah B3 tersebut, maka dampak dari Limbah Bahan Berbahaya dan beracun tersebut akan semakin meluas, bahkan dampaknya pun akan sangat dirasakan bagi lingkungan sekitar kita, dan tentu saja dampak tersebut akan menjurus pada kehidupan makhluk hidup baik dampak yang akan dirasakan dalam jangka pendek ataupun dampak yang akan dirasakan dalam jangka panjang dimasa yang akan datang. Secara garis besar,hal tersebut menjadi salah satu patokan bagi kita,bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan tanggung jawab kita bersama untuk menanggulanginya,khususnya pada masalah limbah Bahan Berbahaya dan(B3) Beracun tersebut. Maka dari itu penulis mengangkat topic ini untuk diketahui lebih lanjut tentang masalah B3 tersebut.
  • 2. 1.2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1) Apa Definisi dari Limbah B3 ? 2) Apa akibat Limbah B3 terhadap manusia 3) Bagaimana teknologi pengolahan Limbah B3 ? 1.3. Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui Definisi dari Limbah B3 2) Mengetahui dan memahami akibat Limbah B3 terhadap manusia. 3) Dapat menjelaskan teknologi dalam pengolahan Limbah B3
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Mengenal Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Limbah B-3 mungkin kata-kata ini tidak asing ditelinga kita, ketika melihat begitu banyak kasus pencemaran lingkungan yang terjadi di Indonesia, dimulai dari kasus PT Lapindo Brantas di Porong Sidoarjo,ini merupakan salah satu contoh pencemaran lingkungan akibat limbah pabrik .Melihat dan mendengar itu semua tentu timbul suatu pertanyaan seperti apakah limbah B-3 tersebut sehingga begitu berbahaya serta diawasi dengan ketat sekali. 2.1.1. Pengertian Limbah B3 Pengertian limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia. 2.1.2. Sumber Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 1. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik. Berasal bukan dari proses utamanya, tetapi berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi, pelarut kerak, pengemasan, dll. 2. Limbah B3 dari sumber spesifik. Limbah B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan yang secara spesifik dapat ditentukan berdasarkan kajian ilmiah.
  • 4. Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi: Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah menguap. Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengan lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari hasil proses tersebut. Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan banyak mengandung padatan organik. 2.1.3. Karakteristik B3 Secara konvensional terdapat tujuh kelas bahan berbahaya, yaitu: 1. Flammable (mudah terbakar), yaitu bahan padat, cair, uap, atau gas yang menyala dengan mudah dan terbakar secara cepat bila dipaparkan pada sumber nyala, misalnya: jenis pelarut ethanol, gas hidrogen, methane. 2. Materi yang spontan terbakar, yaitu bahan padat atau cair yang dapat menyala secara spontan tanpa sumber nyala, mislanya karena perubahan panas, tekanan atau kegiatan oksidasi. 3. Explosive (mudah meledak), yaitu materi yang dapat meledak karena adanya kejutan, panas atau mekanisme lain, misalnya dinamit. 4. Oxidizer (pengoksidasi), yaitu materi yang menghasilkan oksigen, baik dalam kondisi biasa atau bila terpapar dengan panas, misalnya amonium nitrat dan benzoyl perioksida. 5. Corrosive, bahan padat atau cair yang dapat membakar atau merusak jaringan kulit bila berkontak dengannya. 6. Toxic, yaitu bahan beracun yang dalam dosis kecil dapat membunuh atau mengganggu kesehatan, seperti hidrogen sianida. 7. Radioactive yaitu jenis limbah yang mengandung atau terkontaminasi radionuklida pada konsentrasi atau aktivitas yang melebihi batas yang diijinkan (Clearance level) yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir.
  • 5. 2.2. Akibat Limbah B3 Terhadap Manusia Limbah B-3 ternyata menimbulkan berbagai penyakit yang membahayakan. Hal ini dikarenakan penyakit itu timbul dari lingkungan di mana kita tinggal, sehingga tanpa disadari kita terkena penyakit tersebut. Penulis dalam kesempatan ini mendapatkan sumber dari sebuah buku dimana memberikan uraian yang cukup menarik di dalam mengenai akibat langsung dari limbah B-3 tersebut. 2.2.1. Keracunan Air Raksa Keracunan Air Raksa yang menyebabkan cacat bawaan pada bayi dikenal sebagai penyakit Minamata. Penderita adalah masyarakat nelayan yang tinggal di kota pesisir Minamata di Pulau Kyushu (Minamata Bay). Keracunan itu berlangsung15 tahun, yaitu dari 1953- 1968, disebabkan pabrik plastic membuang air raksa ke dalam perairan ikan di Minamata mengandung merkuri antara 27-102 ppm berat kering. Berbagai penelitian di Indonesia sudah pula mendapatkan berbagai hewan laut dan air yang mengandung merkuri seperti yang terjadi di Teluk Jakarta dan Medan. Gejala keracunan secara umum timbul sebagai sakit kepala, mudah lelah dan teriritasi lengan dan kaki terasa kebal, sulit menelan, penglihatan kabur, luas penglihatan menciut, ketajaman pendengaran berkurang dan koordinasi otot-otot lenyap. Beberapa orang secara konstan merasa seperti ada logam di mulut, gusi membengkak, dan diare terdapat secara meluas. Kematian terjadi infeksi sekunder maupun kelemahan yang semakin parah. Melalui peristiwa ini, gambaran limbah B-3 begitu berbahayanya seandainya kita memakan ataupun mengkonsumsi ikan ataupun makanan yang mengandung merkuri. Walaupun seharusnya merkuri digunakan di dalam Industri plastik dan industri pertambangan, tetapi seharusnya hal tersebut tidak dibuang ke laut ataupun ke sungai dikarenakan membahayakan jiwa penduduk sekitar, begitu juga membahayakan diri kita sendiri seandai suatu saat nanti tanpa sadar anda memakan ikan yang berasal dari wilayah yang telah tercemari oleh pembuangan merkuri itu sendiri. Oleh karena itu kesadaran kepada para pihak yang selalu berurusan dengan Limbah B-3 untuk lebih memperhatikan kepentingan orang yang lebih
  • 6. banyak daripada mementingkan kepentingan perusahaan yang sedang anda jalankan sehingga para pihak di dunia industri juga memperhatikan tentang usaha-usaha untuk melanggengkan bisnis anda di suatu tempat. 2.2.2. Keracunan Cadmium Limbah ini biasanya digunakan untuk proses stabilizer dalam pembuatan Polyvynil Khlorida. Di masa silam Cadmium digunakan dalam pengobatan Sypilis dan Malaria. Hasil Otopsi di Amerika Serikat menunjukkan akumulasi Cadmium dalam tubuh masyarakat umum secara rata-rata di dapat 30 mgCd di dalam tubuh; 33% di dalam ginjal, 14% di dalam hati, 2% di dalam paru-paru dan 0,3% di dalam pakreas. Cadmium dapat mempengaruhi otot polos pembuluh darah secara langsung maupun titik langsung lewat ginjal sebagai akibatnya terjadi kenaikan tekanan darah. Percobaan hewan menunjukkan bahwa kematian dapat terjadi karena gagal jantung, kasus keracunan Cadmium secara epidemis terjadi di kota Toyama Jepang. Sekelompok masyarakat mengeluh tentang sakit pinggang selama beberapa tahun. Penyakit tersebut kemudian menjadi parah tulang-tulang punggung terasa sangat nyeri yang diikuti oleh osteomalacia (pelunakan tulang) dan fraktur tulang punggung yang multiple kematian dapat diakibatkan oleh gagal ginjal. Jika kita lihat dari uraian tentang Cadmium ternyata juga sangat membahayakan walaupun cadmium tersebut digunakan untuk pengobatan malaria dan penyakt syphilis atau raja singa. Oleh karena itu melalui uraian yang mungkin kebanyakan mengutip dari uraian buku yang penulis dapat tetapi setidaknya dengan adanya uraian tersebut dapat memberikan uraian yang cukup mengenai akibat dari Limbah B-3 yang dapat membahayakan kehidupan manusia dan mahkluk hidup lainnya. Harapan tentang tidak terjadi pencemaran yang selalu diidamidamkan masyarakat selama ini dapat tercapai dan bukan hanya untuk kepentingan uang semata, dimana masyarakat merasa tidak peduli dengan kesehatan mereka dikarenakan mungkin menurut mereka sudah bisa makan sehari saja merupakan berkah tak ternilai. Hal itu dikarenakan edukasi yang kurang yang diberikan oleh pihak yang seharusnya memberikan informasi bahwa dalam bekerja kesehatan itu penting.
  • 7. 2.3. Teknologi Pengolahan Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode yang paling populer di antaranya ialah chemical conditioning, solidification/Stabilization, dan incineration. 2.3.1. Chemical Conditioning Salah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialah chemical conditioning. Tujuan utama dari chemical conditioning ialah: Menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam lumpur Mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur Mendestruksi organisme pathogen Memanfaatkan hasil samping proses chemical conditioning yang masih memiliki nilai ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan pada proses digestion Mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan aman dan dapat diterima lingkungan Chemical conditioning terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut: Concentratiothickening Tahapan ini bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang akan diolah dengan cara meningkatkan kandungan padatan. Alat yang umumnya digunakan pada tahapan ini ialah gravity thickener dan solid bowl centrifuge. Tahapan ini pada dasarnya merupakan tahapan awal sebelum limbah dikurangi kadar airnya pada tahapan de-watering selanjutnya. Walaupun tidak sepopuler gravity thickener dan centrifuge, beberapa unit pengolahan limbah menggunakan proses flotation pada tahapan awal ini. Treatment, stabilization, and conditioning Tahapan kedua ini bertujuan untuk menstabilkan senyawa organik dan menghancurkan patogen. Proses stabilisasi dapat dilakukan melalui proses pengkondisian secara kimia, fisika, dan biologi. Pengkondisian secara kimia berlangsung dengan adanya proses pembentukan ikatan bahan-bahan kimia dengan partikel koloid. Pengkondisian secara fisika berlangsung dengan jalan memisahkan bahan-bahan kimia dan koloid dengan cara pencucian dan destruksi. Pengkondisian secara biologi berlangsung dengan adanya proses destruksi dengan bantuan enzim dan reaksi oksidasi. Proses-proses yang terlibat pada tahapan ini ialah lagooning,anaerobic digestion, aerobic digestion, heat treatment, poly electrolite flocculation, chemical conditioning, dan elutriation.
  • 8. De-watering and drying De-watering and drying bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kandungan air dan sekaligus mengurangi volume lumpur. Proses yang terlibat pada tahapan ini umumnya ialah pengeringan dan filtrasi. Alat yang biasa digunakan adalah drying bed,filter press, centrifuge, vacuum filter, dan belt press. Disposal Disposal ialah proses pembuangan akhir limbah B3. Beberapa proses yang terjadi sebelum limbah B3 dibuang ialah pyrolysis, wet air oxidation, dan composting. Tempat pembuangan akhir limbah B3 umumnya ialah sanitary landfill, crop land, atau injection well. 2.3.2. Solidification/Stabilization Di samping chemical condition, teknologi solidification/ stabilization juga dapat diterapkan untuk mengolah limbah B3. Secara umum stabilisasi dapat didefinisikan sebagai proses pencapuran limbah dengan bahan tambahan (aditif) dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkait sehingga sering dianggap mempunyai arti yang sama. Proses solidifikasi/stabilisasi berdasarkan mekanismenya dapat dibagi menjadi enam golongan, yaitu: 1. Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam limbah dibungkus dalam matriks struktur yang besar 2. Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation tetapi bahan pencemar terbungkus secara fisik dalam struktur kristal pada tingkat mikroskopik 3. Precipitation 4. Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia pada bahan pemadat melalui mekanisme adsorpsi. 5. Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan menyerapkannya ke bahan padat 6. Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi senyawa lain yang tingkat toksisitasnya lebih rendah atau bahkan hilang sama sekali Teknologi solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur (CaOH2), dan bahan termoplastik. Metoda yang diterapkan di lapangan ialah metoda in-drum mixing, in-
  • 9. situ mixing, dan plant mixing. Peraturan mengenai solidifikasi/stabilitasi diatur oleh BAPEDAL berdasarkanKep-03/BAPEDAL/09/1995 dan Kep-04/BAPEDAL/09/1995. 2.3.3. Incineration Teknologi pembakaran (incineration ) adalah alternatif yang menarik dalam teknologi pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat). Teknologi ini sebenarnya bukan solusi final dari sistem pengolahan limbah padat karena pada dasarnya hanya memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan energi dalam bentuk panas. Namun, insinerasi memiliki beberapa kelebihan di mana sebagian besar dari komponen limbah B3 dapat dihancurkan dan limbah berkurang dengan cepat. Selain itu, insinerasi memerlukan lahan yang relatif kecil. Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan energi (heating value) limbah. Selain menentukan kemampuan dalam mempertahankan berlangsungnya proses pembakaran, heating value juga menentukan banyaknya energi yang dapat diperoleh dari sistem insinerasi. Jenis insinerator yang paling umum diterapkan untuk membakar limbah padat B3 ialah rotary kiln, multiple hearth, fluidized bed, open pit, single chamber, multiple chamber, aqueous waste injection, dan starved air unit. Dari semua jenis insinerator tersebut, rotary kiln mempunyai kelebihan karena alat tersebut dapat mengolah limbah padat, cair, dan gas secara simultan
  • 10. BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulan sebagai berikut : Dalam pengelolaan limbah B3, identifikasi dan karakteristik limbah B3 adalah hal yang penting dan mendasar. Banyak hal yang yang sebelumnya perlu diketahui agar dalam penanggulangan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut menjadi tepat dan bukannya malah menambahkan masalah pada limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut Pengaruh limbah B3 terhadap mahluk hidup, khususnya manusia terdiri atas 2 kategori yaitu: (1) efek akut, dan (2) efek kronis. Efek akut dapat menimbulkan akibat berupa kerusakan susunan syaraf, kerusakan sistem pencernaan, kerusakan sistem kardio vasculer, kerusakan system pernafasan, kerusakan pada kulit, dan kematian. Sementara itu, efek kronis dapat menimbulkan efek karsinogenik (pendorong terjadinya kanker), efek mutagenik (pendorong mutasi sel tubuh), efek teratogenik (pendorong terjadinya cacat bawaan), dan kerusakan sistem reproduksi. Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode yang paling populer di antaranya ialah chemical conditioning, solidification/Stabilization, danincineration. 3.2. Saran Mengingat penjelasan-penjelasan dalam makalah diatas sangat jauh dari kesempurnaan, karena masih banyaknya kekurangan dan kurang merinci dan lengkapnya materi yang dikutip atau disampaikan. Maka untuk masa-masa yang akan datang semoga makalah ini dapat lebih disempurnakan, dan lebih mendalami serta memperinci materi-materinya lagi,sehingga makalah ini dapat disajikan dengan lebih baik lagi.
  • 11. Dan dari segi materi, berhubung penulis mengambil tema yaitu B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun,maka selaku penulis berharap agar penanganan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut jangan dijadikan masalah yang sepele, namun hal tersebut tentunya dapat menjadi perhatian kita bersama,bukan hanya pemerintah ,tetapi kita semua, karena apabila dampak dari limbah B3 tersebut telah menyebar luas, maka bukan hanya satu ataupun dua orang yang akan menerima akibatnya, tetapi juga akan berpengaruh terhadap orang banyak termasuk mungkin diri kita sendiri. DAFTAR PUSTAKA Doni. 2010. Dampak Limbah B3. http://donymei.blogspot.com/2010/09/dampak-limbahb3.html. Diakses pada tanggal 5 Juni 2012 Muallif, Fachrozi. 2010. Mengenal Limbah Radioaktif. http://mualliffachrozi. blogspot.com/2010/02/mengen-al-limbah-radioaktif-dalam.html. Diakses pada tanggal 5 Juni 2012 Siahaan, N.H.T., Ekologi Pembangunan dan Hukum Tata Lingkungan, Jakarta: ErlanggaSoemartono, R.M. 2009. Sistem PengelolaanLimbah B3 di Indonesia.http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuB3/B3.html. Diakses pada tanggal 4 Juni 2012 http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah_radioaktif