SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
RINGKASAN EKSEKUTIF
       STUDI PELAYANAN PRIMA DI KECAMATAN DAN KELURAHAN
                            DI KOTA BANDUNG
       (Kantor Litbang dengan Pusat Kajian dan Diklat paratur I LAN-RI )
                                Tahun 2002

A.   Latar belakang
         Paradigma baru penyelenggaraan pemerintahan telah membawa konsekwensi
     yang luas bagi lembaga pemerintah di tingkat pusat hingga daerah. Hal ini tercermin
     dalam tekad penyelenggaraan pemerintah daerah yang lebih otonom dan
     terdesentralisasi, ketimbang dengan paradigma lama yang semuanya serba
     terpusat dan dibawah kendali langsung dari Jakarta. Konsep desentralisasi secara
     popular diartikan sebagai pemberian / mendelegasikan wewenang dari atasan
     (pemilik wewenang) kepada bawahan (pelaksana). Sementara itu otonomi
     mengandung makna kemandirian. Mandiri dalam konteks ini adalah kebebasan
     untuk memilih yang disertai dengan kemampuan.
         Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
     mengamanatkan untuk untuk memberikan otonomi yang luas, nyata,
     bertanggungjawab dan dinamis. Dalam hal ini daerah diberikan kemandirian untuk
     menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup kewenangan semua bidang
     pemerintahan.
         Berangkat dari perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintah dan indikasi
     pelayanan umum diatas, kiranya pemerintah desa dan Kecamatan sebagai ujung
     tombak pelayanan pemerintah kepada masyarakat perlu menciptakan model
     pelayanan prima. Dengan model yang diadopsi dari kebutuhan masyarakat dan
     kemampuan pemerintah akan ditemukan keadilan (equity) yang ideal dalam
     pengelolaan pelayanan. Setidaknya          ada tiga azaz umum penyelenggaraan
     pemerintahan yang menekankan pada pelayanan umum yaitu :
     1. Azas kepentingan umum, yang mengutamakan kesejahteraan umum dengan
          cara akomodatif, aspiratif dan selektif;
     2. Azas keterbukaan, yaitu kemauan membuka diri terhadap hak masyarakat
          untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang
          penyelenggaraan negara;
     3. Azas profesionalisme yaitu mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode
          etik dan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
         Guna memenuhi tuntutan pelayanan umum yang prima sebagaimana
     dipersyaratkan diatas, maka aparat ditingkat kecamatan dan kelurahan dituntut
     untuk : profesional, memiliki sistem dan prosedur pelayanan yang transparan dan
     terpadu, partisipasi masyarakat yang responsif dan adaptif terhadap setiap
     perubahan yang terjadi.

B.   Maksud dan Tujuan

     Maksud

          Penelitian ini dimaksudkan untuk merumuskan / menyusun model pelayanan
     umum yang prima ditingkat kecamatan dan kelurahan, yang mampu memenuhi
     kriteria umum pelayanan prima serta sesuai dengan keinginan pelelangan klien /
     masyarakat)




                                                                                      1
Tujuan

     1. Mengetahui efektifitas sistem pelayanan eksisting yang sedang berlangsung;
     2. Mengidentifikasi jenis-jenis pelayanan masyarakat ditingkat kecamatan dan
        kelurahan;
     3. Menyusun sistem, prosedur dan mekanisme pelayanan prima ditingkat
        kecamatan dan kelurahan.

     Sasaran
     1. Tersusunnya sistem, prosedur dan mekanisme pelayanan prima ditingkat
        Kecamatan dan Kelurahan;
     2. Teridentifikasinya jenis-jenis pelayanan masyarakat ditingkat Kecamatan dan
        Kelurahan;
     3. Tergambarkannya tingkat kinerja aparat di Kecamatan dan Kelurahan.


C.   Ruang Lingkup Penelitian

        Untuk mencapai tujuan dan sasaran diatas, maka ruang lingkup kegaiatan
     penelitian ini meliputi :
     1. Inventarisasi peraturan daerah yang mengatur tentang pelayanan masyarakat;
     2. Penilaian dan evaluasi terhadap manajemen pelayanan masyarakat;
     3. Inventarisasi jenis-jenis pelayanan yang diperlukan;
     4. Survey ekspektasi harapan dan kepuasan pelanggan dalam sistem pelayanan;
     5. Menyusun manajemen pelayanan prima ditingkat kecamatan dan kelurahan;
     6. Menyusun kerangka kelembagaan pelayanan prima ditingkat kecamatan dan
        kelurahan.

D.   Metodologi

     Jenis penelitian
         Berdasarkan tujuan dan ruang lingkup penelitian, maka metode penelitian ini
     termasuk dalam kategori metode deskripsi dengan pendekatn analisis kualitatif dan
     kuantitatif.

     Populasi dan Sampel
         Unit analisis penelitian ini secara umum adalah institusi pemerintah yang
     menyelenggarakan berdasarkan kewenangan, tugas pokok dan fungsinya sesuai
     dengan peraturan daerah yang menjadi dasar pembentukannya menyelenggarakan
     pelayanan umum kepada masyarakat, khususnya birokrasi pelayanan ditingkat
     kecamatan dan kelurahan.

     Teknik Pengumpulan Data
         Pengumpulan data bagi analisis dan penyususnan laporan penelitian ini akan
     dilakukan dalam beberapa cara sebagai berikut :
     a. Studi literatur
     b. Penyebaran angket
     c. Wawancara




                                                                                    2
E.   ANALISIS MODEL PELAYANAN PRIMA DI KECAMATAN DAN KELURAHAN DI
     KOTA BANDUNG

         Abad 21 sekarang ini merupakan abad yang penuh tantangan yang tidak dapat
     dielakan. Dalam memasuki abad 21, dinamika perekonomian dunia ditandai oleh
     perubahan yang sangat cepat dalam bidang transportasi, telekomunikasi dan travel
     yang terkenal dengan “tripel T revolution”. Dampak revolusi ketiga aspek tersebut
     akan terasa dimanapun di berbagai belahan bumi sehingga hanya bangsa yang
     bersiap sajalah yang dapat mengantisipasi kebutuhan dunia dan mulai memberikan
     pelayanan terbaiknyaterhadap masyarakat sesuai dengan keinginan mereka
     (customization). Dalam hubungan ini manajemen pemerintahan harus dapat terus
     menerus memantapkan diri dalam meningkatkan daya guna dan hasil guna
     pelayanan terhadap masyarakat pengguna jasanya.
        Dengan memperhatikan hal-hal semua itu, maka moderenisasi manajemen
     pelayanan akan menyentuh tiga komponen pokok, yaitu, melakukan reformasi
     dalam aspek keorganisasian (lembaga), memperbaiki tata laksana pelayanan umum
     serta mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia-nya.
        Dari sisi kelembagaan, cenderung akan tercipta struktur organisasi yang flat,
     miskin struktur namun kaya fungsi. Dari sisi ketatalaksanaan, kebujakan deregulasi
     dan debirokratisasi makin diperkuat melalui upaya penyederhanaan prosedur at5au
     mekanisme pelayanan, dan berubahnya sifat organisasi mekanistis menjadi
     organistis. Adapun pada sisi sumber daya manusia, tuntutan abad 21 akan lebih
     mengandalkan jajaran pejabat fungsional yang memiliki keahlian dan keterampilan
     khusus.

     Reformasi dalam bidang kelambagaan
        Upaya memperkuat kelembagaan harus difokuskan pada unit-unit atau satuan
     organisasi yang langsung memberikan pelayanan umum, dengan menyerahkan
     kewenangan yang jelas disertai peningkatan kemampuan profesionalnya.
     Mengingat abad 21 akan banyak ditandai dengan lebih berperannya masyarakat
     (swasta) sedangkan pemerintah lebih banyak pada pergerakan peran serta
     masyarakat, maka birokrasi pemerintahan dalam kurun waktu tersebut harus makin
     mengembangkan kemampuan masyarakat dalam meningkatkan kreativitasnya.
        Keuntungan yang diperoleh dari pemerintahan atau organisasi yang
     terdesentralisasi adalah :
     1. lembaga yang terdesentralisasi jauh lebih fleksibel dari pada yang tersentralisasi
     2. lembaga yang terdesentralisasi jauh lebih efektif dari pada yang tersentralisasi
     3. lembaga yang terdesentralisasi jauh lebih inovatif dari pada yang tersentralisasi
     4. lembaga yang terdesentralisasi menghasilkan semangat kerja jauh lebih tinggi,
         lebih banyak komitmen, dan lebih besar produktifitasnya


     Pemerintahan yang antisipatif
         Pemerintahan tradisionil yang birokratis memusatkan pada penyediaan jasa
     untuk memerangi masalah bukan sebaliknya lebih memusatkan pada pencegahan
     masalah. Pemerintahan yang antisipatif akan lebih efektif dalam memecahkan
     masalah dibandingkan pemerintahahn yang memusatkan pada penyediaan jasa
     untuk memerangi masalah. Pemerintah yang antisipatif ini mempunyai pandangan
     jauh kedepan dan akan lebih efisien karena pada gilirannya akan memperkecil
     intensif kepada para pegawai.



                                                                                        3
Reformasi ketatalaksanaan
    Seiring dengan pembenahan dan atau penggeseran paradigma kelembagaan
pelayanan, dalam aspek ketatalaksanaan pun mengalami pergeseran yang
signifikan. Dalam hal ini, kecenderungan permintaan masyarakat untuk dilayani oleh
pemerintah dalam penyediaan barang dan jasa yang semakin besar, menuntut tidak
saja penyediaan sumber daya makin besar tetapi juga melahirkan konsekwensi
inefisiensi pemerintah. Sementara peran fundamental pemerintah adalah sebagai
power of economic regulator, yaitu menjadi wasit untuk ‘permainan perekonomian’
yang dilakukan sektor swasta sebagai pemain. Oleh sebab itu, perlu dilakukan
usaha untuk memisahkan peran pemerintah sebagai negara dan peran sebagai
produsen beberapa barang dan jjasa untuk kepentingan masyarakat, atau dengan
kata lain memisahkan peran pemerintah dan peran swasta. Hal itu berarti perlu
dilakukan usaha pemberdayaan masyarakat untuk memproduksi barang dan jasa
yang diperlukan oleh masyarakat itu sendiri atau dengan kata lain diperlukan
privatisasi baik untuk penghasil serta pengatur penyediaan barang dan jasa.
    Memasuki era globalisasi dan era teknologi informasi, pemerintah dituntut untuk
melakukan penataan kembali fungsi kelembagaan dan ketatalaksanaannya dengan
mengimplementasikan sistem manajemen mutu terpadu. (Total Quality
Management). Organisasi yang melaksanakan program TQM mempunyai ciri : (1)
memusatkan perhatian pada upaya untuk memuaskan pelanggan, (2) melakukan
perbaikan berkelanjutan dalam seluruh proses dan output organisasi dan (3)
mengambil langkah-langkah untuk melibatkan seluruh karyawan dalam upaya
memperbaiki mutu.
    Beberapa paradigma yang membedakan organisasi tradisional dengan
organisasi TQM adalah :
a. Struktur organisasi:
    (1) Organisasi tradisional: lebih bersifat hirarkis berdasarkan fungsi-fungsi
          yang tidak mempunyai garis kewenangan serta tanggung jawab yang ketat
    (2) Organisasi TQM: disusun berdasarkan produk dan tidak terlalu banyak
          memiliki tingkat (eselon), lebih fleksibel dan kurang bersifat hirarkis
          struktural
b. Fokus organisasi
    (1) Organisasi tradisional: fokus lebih banyak memelihara “status kuo”
          organisasi, selama semuanya berjalan baik
    (2) Organisasi TQM: fokus beralih keperbaikan berkelanjutan terhadap sistem
          dan proses organisasi
c. Hubungan karyawan dan supervisor
    (1) Organisasi tradisional: karyawan memandang supervisor sebagai kepala
          dan pengawas
    (2) Organisasi TQM: karyawan memandang supervisor sebagai pembimbing
          dan fasilitator sedangkan manajer dipandang sebagai pemimpin
d.   Hubungan supervisor dan bawahan
   (1) Organisasi tradisional: mempunyai ciri adanya rasa takut
   (2) Organisasi TQM: adanya saling ketergntungan, saling kepercayaan dan
        komitmen bersama
e.   Fokus perhatian karyawan
   (1) Organisasi tradisional: tiap karyawan terarah pada upaya perorangan dan
        pola sikap serta pola pikir pekerjaan


                                                                                 4
(2)   Organisasi TQM: terarah pada upaya tim dan pola sikap serta pola pikir
             mutu dan produktivitas
    f. Program pelatihan dan pendidikan
       (1) Organisasi tradisional: program pelatihan dan pendidikan dipandang
             sebagai beban tambahan biaya
       (2) Organisasi TQM: program pelatihan dan pendidikan merupakan asset dan
             investasi
    g.   Penentuan mutu
         (1) Organisasi tradisional: manajemen menentukan mutu produk sesuai
             standar yang ditentukan oleh organisasi
         (2) Organisasi TQM: manajemen menetukan mutu produk sesuai kebutuhan
             dan kemauan pelanggan, dan atas dasar itu diupayakan mengembangkan
             ukurn untuk memenuhi tuntutan pelanggan

       oleh karena itu, untuk menerapkan TQM di instansi pemerintah, diperlukan
  sosok birokrasi yang :
  a. Sensitif dan responsif
  b. Tidak terpaku pada kegiatan-kegiatan rutin, mampu melakukan terobosan melalui
     pemikiran yang inovatif dan kreatif.
  c. Mempunyai wawasan yang futuristik dan sistemik
  d. Mampu memperhitungkan resiko
  e. Jeli akan sumber-sumber baru yang potensial
  f. Mampu mengkombinasikan sumber daya potensial
  g. Mampu mengoptimalkan sumber daya yang tersedia


Reformasi Sumber Daya Manusia

       Dalam era globalisasi, perubahan ekonomi dunia, dan persaingan yang semakin
    tinggi dimana perkembangan teknologi yang begitu cepat, mengakibatkan peram
    temaga kerja kasar semakin berkurang. Dengan demikian melimpahnya tenaga
    kerja yang tidak disertai dengan kualitas yang tinggi bukan lagi merupakan suatu
    keunggulan komparatif melainkan hanya merupakan suatu beban negara yang berat
    yang harus diatasi.
    Figur atau sosok sumber daya manusia Indonesia adalah manusia-manusia yang
    harus memiliki kualifikasi sebagai berikut :
    1. Memiliki wawasan pengetahuan, keterampilan dan sikap atau perilaku yang
        relevan dan mampu menunjang pencapaian sasaran dan bidang tugas dalam
        suatu organisasi
    2. Memiliki disiplin kerja, dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaan dan
        terhadap organisasi
    3. memiliki rasa tanggungjawab dan pengertian / pemahaman yang mendalam
        terhadap tugas dan kewajibannya sebagai karyawan dan atau unsur manajemen
        organisasi.
    4. memiliki jiwa dan kemauan atau hasrat yang kuat untuk berprestasi, produktif
        dan bersikap profesional
    5. memilki kemauan dan kemampuan untuk selalu mengembangkan potensi dan
        kemampuan diri pribadi demi kelancaran pelaksanaan tugas organisasi
    6. memiliki kemampuan yang tinggi dalam bidang teknik maupun amnajemen dan
        kepemimpinan



                                                                                       5
7. memiliki keahlian dan keterampilan yang tinggi dalam bidang tugas dan memiliki
        kemampuan alih teknologi
     8. memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi dan konsisten
     9. memiliki pola pikir dan pola tindak yang sesuai dengan visi, misi dan budaya
        kerja organisasi

Inovasi dan Efisiensi Birokrasi

       Pembentukan kelembagaan pelayanan satu atap sebagai institusi yang khusus
     bertugas memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat, pada dasarnya
     dapat dikatakan sebagai terobosan batu atau inovasi manajemen pemerintah di
     daeah, artinya pembentukan organisasi ini secara empirik telah memberikan hasil
     berupa peningkatan poduktifitas pelayanan umum, minimal secara kuantitatif. Dalam
     konteks teori “Reinventing Government” , bisa dikatakan bahwa pembentukan
     lembaga tersebut telah diilhami oleh makna community owned, mission driven,
     result oriented, costumer oriented, anticipatory government.
       Permasalahan yang sering dihadapi lembaga tadi selalu berimplikasi pada
     penambahan dan atau pengembangan organisasi yang sedikit banyak akan
     membebani pemerintah daerah, terutama dari segi anggaran. Sebab biaya
     operasional yang dikeluarkan sepenuhnya diambilkan dari anggaran rutin,
     sementara secara “wirausaha” sepenuhnya mampu menghasilkan pemasukan yang
     paling tidak dapat menutup biaya operasional lembaga yang bersangkutan.
       Oleh karena itu, inovasi pembentukan lembaga pelayanan ini perlu dikembangkan
     lagi dengan penemuan-penemuan baru dalam praktek manajemen pemerintah di
     daerah.

     Visi, Misi dan Tujuan Pelayanan serta Manajemen Kinerja Pelayanan di
     Kecamatan dan Kelurahan

         Dalam konteks pencapaian cita-citaa masyarakat madani melalui tiga prasarat
     tersebut, maka fungsi pelayana publik ditujukan kepada upaya mendorong
     tumbuhnya kreativitas, prakarsa, dan peran serta masyarakat dalam pembangunan
     serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini berarti pua bahwa tujuan kita
     menuju masyarakat madani, semakin mandiri masyarakat tersebut dalam
     penyelenggaraan berbagai kebutuhan dan jenis-jenis pelayanannya.
        Akuntabilitas aparatur dalam fungsi pelayanan publik, pada hakekatnya akan
     muncul dengan sendirinya jika kinerja aparatur dinilai baik dimata masyarakat.
     Untuk itu langkah pertama yang harus dilakukan untuk menuju kepada akuntabilitas
     yang tinggi adalah perlunya peningkatan kinerja. Dalam hubungan ini, berbagai hal
     yang berkaitan dengan peningkatan kinerja perlu diperjelas, misalnya mengenai
     alasan dan tujuan pengukuran kinerja, objek yang diukur, teknik atau cara
     pengukuran, institusi atau unit pengukuran dan sebagainya.


F.   KESIMPULAN DAN SARAN
     Kesimpulan
     Dari paparan dan kajian pelayanan ditingkat kecamatan dan kelurahan, maka dapat
     disimpulkan bahwa :
     1. Pemerintah kota telah menjalankan fungsinya sebagaimana diamanatkan oleh
         rakyat seperti yang tertuang dalam peraturan daerah nomor 7 dan 8 tahun 2001.



                                                                                     6
2. Upaya pemerintah kota, dalam hal ini Walikota Bandung untuk dapat
   meningkatkan pelayanan kepada masyarakat telah optimum, melalui penerbitan
   SK-Walikota Nomor 329 dan 335 tahun 2001.
3. Untuk meningkatkan pelayanan lebih dekat dengan masyarakat, maka ditempuh
   pelimpahan wewenang oleh pemerintah kota dari Walikota kepada Camat,
   sebagaimana tertuang dalam SK-Walikota 1342 Tahun 2001.
4. Pelimpahan wewenang Walikota kepada Camat tidak otomatis dapat
   meningkatkan pelayanan prima di Kecamatan maupun Kelurahan, justru
   menimbulkan kesenjangan operasional dikarenakan kapasitas dan kompetensi
   inti Camat tidak sepadan dengan wewenang yang diterima.

Saran
Untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, agar ditempuh :
1. Penataan kelembagaan kecamatan sesuai dengan kompetensi yang baru
2. Menata ulang prosedur ketatalaksanaan agar lebih efektif, efisiensi dan
   ekonomis dalam pelayanan publik
3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di kecamatan dan kelurahan,
   sesuai dengan tuntutan pelayanan masyarakat
4. Melakukan inovasi dan efisiensi birokrasi pelayanan
5. Menata ulang visi, misi dan tujuan pelayanan prima di kecamatan dan
   kelurahan.




                                                                           7

More Related Content

What's hot

Umi arifah, zamly tugas transparansi&akuntabilitas
Umi arifah, zamly tugas transparansi&akuntabilitasUmi arifah, zamly tugas transparansi&akuntabilitas
Umi arifah, zamly tugas transparansi&akuntabilitasYunioLatief1
 
Manajemen publik
Manajemen publikManajemen publik
Manajemen publikAlfajar A
 
Be & gg, basrizal, hapzi ali, the corporate culture infact and implicatio...
Be & gg, basrizal, hapzi ali, the corporate culture infact and implicatio...Be & gg, basrizal, hapzi ali, the corporate culture infact and implicatio...
Be & gg, basrizal, hapzi ali, the corporate culture infact and implicatio...basrizal82
 
ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...
ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...
ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...Ahmad Irfansyah
 
Etika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikEtika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikDian Herdiana
 
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Merc...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Merc...BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Merc...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Merc...Bobby Sirait
 
Aktualitas Birokrasi Dalam Menjawab Tantangan Reformasi Birokarasi ( MUSKAMAL...
Aktualitas Birokrasi Dalam Menjawab Tantangan Reformasi Birokarasi ( MUSKAMAL...Aktualitas Birokrasi Dalam Menjawab Tantangan Reformasi Birokarasi ( MUSKAMAL...
Aktualitas Birokrasi Dalam Menjawab Tantangan Reformasi Birokarasi ( MUSKAMAL...Mus kamal
 
Reformasi administrasi publik
Reformasi administrasi publikReformasi administrasi publik
Reformasi administrasi publikDalias D' Copsis
 
Madekarapesinunpadbab1
Madekarapesinunpadbab1Madekarapesinunpadbab1
Madekarapesinunpadbab1Dewi Abiz
 
Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi Kebij...
Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi Kebij...Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi Kebij...
Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi Kebij...Yogyakarta State University
 
Bahan Tayang Analisis SANRI 8 dan 9
Bahan Tayang Analisis SANRI 8 dan 9Bahan Tayang Analisis SANRI 8 dan 9
Bahan Tayang Analisis SANRI 8 dan 9Heru Syah Putra
 
Prospek Restrukturisasi Pemerintah dalam rangka Pengembangan Kemitrausahaan d...
Prospek Restrukturisasi Pemerintah dalam rangka Pengembangan Kemitrausahaan d...Prospek Restrukturisasi Pemerintah dalam rangka Pengembangan Kemitrausahaan d...
Prospek Restrukturisasi Pemerintah dalam rangka Pengembangan Kemitrausahaan d...Tri Widodo W. UTOMO
 
Pelayanan publik partisipatif
Pelayanan publik partisipatifPelayanan publik partisipatif
Pelayanan publik partisipatifMuslimin B. Putra
 

What's hot (19)

Good governance
Good governanceGood governance
Good governance
 
Umi arifah, zamly tugas transparansi&akuntabilitas
Umi arifah, zamly tugas transparansi&akuntabilitasUmi arifah, zamly tugas transparansi&akuntabilitas
Umi arifah, zamly tugas transparansi&akuntabilitas
 
Manajemen publik
Manajemen publikManajemen publik
Manajemen publik
 
Be & gg, basrizal, hapzi ali, the corporate culture infact and implicatio...
Be & gg, basrizal, hapzi ali, the corporate culture infact and implicatio...Be & gg, basrizal, hapzi ali, the corporate culture infact and implicatio...
Be & gg, basrizal, hapzi ali, the corporate culture infact and implicatio...
 
ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...
ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...
ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...
 
Etika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikEtika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan Publik
 
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Merc...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Merc...BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Merc...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Merc...
 
Aktualitas Birokrasi Dalam Menjawab Tantangan Reformasi Birokarasi ( MUSKAMAL...
Aktualitas Birokrasi Dalam Menjawab Tantangan Reformasi Birokarasi ( MUSKAMAL...Aktualitas Birokrasi Dalam Menjawab Tantangan Reformasi Birokarasi ( MUSKAMAL...
Aktualitas Birokrasi Dalam Menjawab Tantangan Reformasi Birokarasi ( MUSKAMAL...
 
Reformasi administrasi publik
Reformasi administrasi publikReformasi administrasi publik
Reformasi administrasi publik
 
Madekarapesinunpadbab1
Madekarapesinunpadbab1Madekarapesinunpadbab1
Madekarapesinunpadbab1
 
Model Reformasi Birokrasi di Kabupaten Tanah Bumbu
Model Reformasi Birokrasi di Kabupaten Tanah BumbuModel Reformasi Birokrasi di Kabupaten Tanah Bumbu
Model Reformasi Birokrasi di Kabupaten Tanah Bumbu
 
Jurnal tesis
Jurnal tesisJurnal tesis
Jurnal tesis
 
Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi Kebij...
Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi Kebij...Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi Kebij...
Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi Kebij...
 
Bahan Tayang Analisis SANRI 8 dan 9
Bahan Tayang Analisis SANRI 8 dan 9Bahan Tayang Analisis SANRI 8 dan 9
Bahan Tayang Analisis SANRI 8 dan 9
 
Prospek Restrukturisasi Pemerintah dalam rangka Pengembangan Kemitrausahaan d...
Prospek Restrukturisasi Pemerintah dalam rangka Pengembangan Kemitrausahaan d...Prospek Restrukturisasi Pemerintah dalam rangka Pengembangan Kemitrausahaan d...
Prospek Restrukturisasi Pemerintah dalam rangka Pengembangan Kemitrausahaan d...
 
Pelayanan publik partisipatif
Pelayanan publik partisipatifPelayanan publik partisipatif
Pelayanan publik partisipatif
 
Komitmen Mutu
Komitmen MutuKomitmen Mutu
Komitmen Mutu
 
623 9044-1-pb
623 9044-1-pb623 9044-1-pb
623 9044-1-pb
 
Government dan Manajemen
Government dan Manajemen Government dan Manajemen
Government dan Manajemen
 

Similar to Pelayanan Prima Kecamatan

Hasil ikm kab_kp_2013
Hasil ikm kab_kp_2013Hasil ikm kab_kp_2013
Hasil ikm kab_kp_2013Ista Istanti
 
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)JanuarRobiansyah
 
Reformasi administrasi dan birokrasi pemerintahan daerah
Reformasi administrasi dan birokrasi pemerintahan daerahReformasi administrasi dan birokrasi pemerintahan daerah
Reformasi administrasi dan birokrasi pemerintahan daerahsyahrimeza
 
Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...
Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...
Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...Excruciate Limited
 
Reformasi administrasi
Reformasi administrasiReformasi administrasi
Reformasi administrasiLutfianah Lail
 
MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK.pptx
MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK.pptxMANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK.pptx
MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK.pptxBinaMarga13
 
PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT KOTA BEKASI
PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT KOTA BEKASI PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT KOTA BEKASI
PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT KOTA BEKASI Witra Apdhi Almash
 
etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptx
etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptxetikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptx
etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptxLauraGreen887065
 
Pembangunan Masyarakat Kota
Pembangunan Masyarakat KotaPembangunan Masyarakat Kota
Pembangunan Masyarakat KotaDadang Solihin
 
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelangganPelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelangganZulFikri45
 
Pelayanan Kebijakan Publik.ppt
Pelayanan Kebijakan Publik.pptPelayanan Kebijakan Publik.ppt
Pelayanan Kebijakan Publik.pptTaufiqurokhman1
 
Manajemen publik
Manajemen publikManajemen publik
Manajemen publikAlfajar A
 
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIAHUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIASanawiyah29
 
reformasiadministrasipublik-140412035003-phpapp02.pptx
reformasiadministrasipublik-140412035003-phpapp02.pptxreformasiadministrasipublik-140412035003-phpapp02.pptx
reformasiadministrasipublik-140412035003-phpapp02.pptxpikipardede1
 

Similar to Pelayanan Prima Kecamatan (20)

Hasil ikm kab_kp_2013
Hasil ikm kab_kp_2013Hasil ikm kab_kp_2013
Hasil ikm kab_kp_2013
 
Hukum PEMDA
Hukum PEMDAHukum PEMDA
Hukum PEMDA
 
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
 
Reformasi administrasi dan birokrasi pemerintahan daerah
Reformasi administrasi dan birokrasi pemerintahan daerahReformasi administrasi dan birokrasi pemerintahan daerah
Reformasi administrasi dan birokrasi pemerintahan daerah
 
Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...
Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...
Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...
 
Etika profesi PNS
Etika profesi PNSEtika profesi PNS
Etika profesi PNS
 
Reformasi administrasi
Reformasi administrasiReformasi administrasi
Reformasi administrasi
 
MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK.pptx
MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK.pptxMANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK.pptx
MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK.pptx
 
PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT KOTA BEKASI
PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT KOTA BEKASI PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT KOTA BEKASI
PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT KOTA BEKASI
 
etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptx
etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptxetikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptx
etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptx
 
Pembangunan Masyarakat Kota
Pembangunan Masyarakat KotaPembangunan Masyarakat Kota
Pembangunan Masyarakat Kota
 
Presentasi pkn
Presentasi pknPresentasi pkn
Presentasi pkn
 
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelangganPelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
 
Rangkuman asp
Rangkuman aspRangkuman asp
Rangkuman asp
 
Pelayanan Kebijakan Publik.ppt
Pelayanan Kebijakan Publik.pptPelayanan Kebijakan Publik.ppt
Pelayanan Kebijakan Publik.ppt
 
Manajemen publik
Manajemen publikManajemen publik
Manajemen publik
 
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIAHUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
 
reformasiadministrasipublik-140412035003-phpapp02.pptx
reformasiadministrasipublik-140412035003-phpapp02.pptxreformasiadministrasipublik-140412035003-phpapp02.pptx
reformasiadministrasipublik-140412035003-phpapp02.pptx
 
SANKRI PPT.pptx
SANKRI PPT.pptxSANKRI PPT.pptx
SANKRI PPT.pptx
 

Recently uploaded

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 

Recently uploaded (20)

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 

Pelayanan Prima Kecamatan

  • 1. RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI PELAYANAN PRIMA DI KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA BANDUNG (Kantor Litbang dengan Pusat Kajian dan Diklat paratur I LAN-RI ) Tahun 2002 A. Latar belakang Paradigma baru penyelenggaraan pemerintahan telah membawa konsekwensi yang luas bagi lembaga pemerintah di tingkat pusat hingga daerah. Hal ini tercermin dalam tekad penyelenggaraan pemerintah daerah yang lebih otonom dan terdesentralisasi, ketimbang dengan paradigma lama yang semuanya serba terpusat dan dibawah kendali langsung dari Jakarta. Konsep desentralisasi secara popular diartikan sebagai pemberian / mendelegasikan wewenang dari atasan (pemilik wewenang) kepada bawahan (pelaksana). Sementara itu otonomi mengandung makna kemandirian. Mandiri dalam konteks ini adalah kebebasan untuk memilih yang disertai dengan kemampuan. Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah mengamanatkan untuk untuk memberikan otonomi yang luas, nyata, bertanggungjawab dan dinamis. Dalam hal ini daerah diberikan kemandirian untuk menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup kewenangan semua bidang pemerintahan. Berangkat dari perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintah dan indikasi pelayanan umum diatas, kiranya pemerintah desa dan Kecamatan sebagai ujung tombak pelayanan pemerintah kepada masyarakat perlu menciptakan model pelayanan prima. Dengan model yang diadopsi dari kebutuhan masyarakat dan kemampuan pemerintah akan ditemukan keadilan (equity) yang ideal dalam pengelolaan pelayanan. Setidaknya ada tiga azaz umum penyelenggaraan pemerintahan yang menekankan pada pelayanan umum yaitu : 1. Azas kepentingan umum, yang mengutamakan kesejahteraan umum dengan cara akomodatif, aspiratif dan selektif; 2. Azas keterbukaan, yaitu kemauan membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara; 3. Azas profesionalisme yaitu mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Guna memenuhi tuntutan pelayanan umum yang prima sebagaimana dipersyaratkan diatas, maka aparat ditingkat kecamatan dan kelurahan dituntut untuk : profesional, memiliki sistem dan prosedur pelayanan yang transparan dan terpadu, partisipasi masyarakat yang responsif dan adaptif terhadap setiap perubahan yang terjadi. B. Maksud dan Tujuan Maksud Penelitian ini dimaksudkan untuk merumuskan / menyusun model pelayanan umum yang prima ditingkat kecamatan dan kelurahan, yang mampu memenuhi kriteria umum pelayanan prima serta sesuai dengan keinginan pelelangan klien / masyarakat) 1
  • 2. Tujuan 1. Mengetahui efektifitas sistem pelayanan eksisting yang sedang berlangsung; 2. Mengidentifikasi jenis-jenis pelayanan masyarakat ditingkat kecamatan dan kelurahan; 3. Menyusun sistem, prosedur dan mekanisme pelayanan prima ditingkat kecamatan dan kelurahan. Sasaran 1. Tersusunnya sistem, prosedur dan mekanisme pelayanan prima ditingkat Kecamatan dan Kelurahan; 2. Teridentifikasinya jenis-jenis pelayanan masyarakat ditingkat Kecamatan dan Kelurahan; 3. Tergambarkannya tingkat kinerja aparat di Kecamatan dan Kelurahan. C. Ruang Lingkup Penelitian Untuk mencapai tujuan dan sasaran diatas, maka ruang lingkup kegaiatan penelitian ini meliputi : 1. Inventarisasi peraturan daerah yang mengatur tentang pelayanan masyarakat; 2. Penilaian dan evaluasi terhadap manajemen pelayanan masyarakat; 3. Inventarisasi jenis-jenis pelayanan yang diperlukan; 4. Survey ekspektasi harapan dan kepuasan pelanggan dalam sistem pelayanan; 5. Menyusun manajemen pelayanan prima ditingkat kecamatan dan kelurahan; 6. Menyusun kerangka kelembagaan pelayanan prima ditingkat kecamatan dan kelurahan. D. Metodologi Jenis penelitian Berdasarkan tujuan dan ruang lingkup penelitian, maka metode penelitian ini termasuk dalam kategori metode deskripsi dengan pendekatn analisis kualitatif dan kuantitatif. Populasi dan Sampel Unit analisis penelitian ini secara umum adalah institusi pemerintah yang menyelenggarakan berdasarkan kewenangan, tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan peraturan daerah yang menjadi dasar pembentukannya menyelenggarakan pelayanan umum kepada masyarakat, khususnya birokrasi pelayanan ditingkat kecamatan dan kelurahan. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data bagi analisis dan penyususnan laporan penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa cara sebagai berikut : a. Studi literatur b. Penyebaran angket c. Wawancara 2
  • 3. E. ANALISIS MODEL PELAYANAN PRIMA DI KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA BANDUNG Abad 21 sekarang ini merupakan abad yang penuh tantangan yang tidak dapat dielakan. Dalam memasuki abad 21, dinamika perekonomian dunia ditandai oleh perubahan yang sangat cepat dalam bidang transportasi, telekomunikasi dan travel yang terkenal dengan “tripel T revolution”. Dampak revolusi ketiga aspek tersebut akan terasa dimanapun di berbagai belahan bumi sehingga hanya bangsa yang bersiap sajalah yang dapat mengantisipasi kebutuhan dunia dan mulai memberikan pelayanan terbaiknyaterhadap masyarakat sesuai dengan keinginan mereka (customization). Dalam hubungan ini manajemen pemerintahan harus dapat terus menerus memantapkan diri dalam meningkatkan daya guna dan hasil guna pelayanan terhadap masyarakat pengguna jasanya. Dengan memperhatikan hal-hal semua itu, maka moderenisasi manajemen pelayanan akan menyentuh tiga komponen pokok, yaitu, melakukan reformasi dalam aspek keorganisasian (lembaga), memperbaiki tata laksana pelayanan umum serta mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia-nya. Dari sisi kelembagaan, cenderung akan tercipta struktur organisasi yang flat, miskin struktur namun kaya fungsi. Dari sisi ketatalaksanaan, kebujakan deregulasi dan debirokratisasi makin diperkuat melalui upaya penyederhanaan prosedur at5au mekanisme pelayanan, dan berubahnya sifat organisasi mekanistis menjadi organistis. Adapun pada sisi sumber daya manusia, tuntutan abad 21 akan lebih mengandalkan jajaran pejabat fungsional yang memiliki keahlian dan keterampilan khusus. Reformasi dalam bidang kelambagaan Upaya memperkuat kelembagaan harus difokuskan pada unit-unit atau satuan organisasi yang langsung memberikan pelayanan umum, dengan menyerahkan kewenangan yang jelas disertai peningkatan kemampuan profesionalnya. Mengingat abad 21 akan banyak ditandai dengan lebih berperannya masyarakat (swasta) sedangkan pemerintah lebih banyak pada pergerakan peran serta masyarakat, maka birokrasi pemerintahan dalam kurun waktu tersebut harus makin mengembangkan kemampuan masyarakat dalam meningkatkan kreativitasnya. Keuntungan yang diperoleh dari pemerintahan atau organisasi yang terdesentralisasi adalah : 1. lembaga yang terdesentralisasi jauh lebih fleksibel dari pada yang tersentralisasi 2. lembaga yang terdesentralisasi jauh lebih efektif dari pada yang tersentralisasi 3. lembaga yang terdesentralisasi jauh lebih inovatif dari pada yang tersentralisasi 4. lembaga yang terdesentralisasi menghasilkan semangat kerja jauh lebih tinggi, lebih banyak komitmen, dan lebih besar produktifitasnya Pemerintahan yang antisipatif Pemerintahan tradisionil yang birokratis memusatkan pada penyediaan jasa untuk memerangi masalah bukan sebaliknya lebih memusatkan pada pencegahan masalah. Pemerintahan yang antisipatif akan lebih efektif dalam memecahkan masalah dibandingkan pemerintahahn yang memusatkan pada penyediaan jasa untuk memerangi masalah. Pemerintah yang antisipatif ini mempunyai pandangan jauh kedepan dan akan lebih efisien karena pada gilirannya akan memperkecil intensif kepada para pegawai. 3
  • 4. Reformasi ketatalaksanaan Seiring dengan pembenahan dan atau penggeseran paradigma kelembagaan pelayanan, dalam aspek ketatalaksanaan pun mengalami pergeseran yang signifikan. Dalam hal ini, kecenderungan permintaan masyarakat untuk dilayani oleh pemerintah dalam penyediaan barang dan jasa yang semakin besar, menuntut tidak saja penyediaan sumber daya makin besar tetapi juga melahirkan konsekwensi inefisiensi pemerintah. Sementara peran fundamental pemerintah adalah sebagai power of economic regulator, yaitu menjadi wasit untuk ‘permainan perekonomian’ yang dilakukan sektor swasta sebagai pemain. Oleh sebab itu, perlu dilakukan usaha untuk memisahkan peran pemerintah sebagai negara dan peran sebagai produsen beberapa barang dan jjasa untuk kepentingan masyarakat, atau dengan kata lain memisahkan peran pemerintah dan peran swasta. Hal itu berarti perlu dilakukan usaha pemberdayaan masyarakat untuk memproduksi barang dan jasa yang diperlukan oleh masyarakat itu sendiri atau dengan kata lain diperlukan privatisasi baik untuk penghasil serta pengatur penyediaan barang dan jasa. Memasuki era globalisasi dan era teknologi informasi, pemerintah dituntut untuk melakukan penataan kembali fungsi kelembagaan dan ketatalaksanaannya dengan mengimplementasikan sistem manajemen mutu terpadu. (Total Quality Management). Organisasi yang melaksanakan program TQM mempunyai ciri : (1) memusatkan perhatian pada upaya untuk memuaskan pelanggan, (2) melakukan perbaikan berkelanjutan dalam seluruh proses dan output organisasi dan (3) mengambil langkah-langkah untuk melibatkan seluruh karyawan dalam upaya memperbaiki mutu. Beberapa paradigma yang membedakan organisasi tradisional dengan organisasi TQM adalah : a. Struktur organisasi: (1) Organisasi tradisional: lebih bersifat hirarkis berdasarkan fungsi-fungsi yang tidak mempunyai garis kewenangan serta tanggung jawab yang ketat (2) Organisasi TQM: disusun berdasarkan produk dan tidak terlalu banyak memiliki tingkat (eselon), lebih fleksibel dan kurang bersifat hirarkis struktural b. Fokus organisasi (1) Organisasi tradisional: fokus lebih banyak memelihara “status kuo” organisasi, selama semuanya berjalan baik (2) Organisasi TQM: fokus beralih keperbaikan berkelanjutan terhadap sistem dan proses organisasi c. Hubungan karyawan dan supervisor (1) Organisasi tradisional: karyawan memandang supervisor sebagai kepala dan pengawas (2) Organisasi TQM: karyawan memandang supervisor sebagai pembimbing dan fasilitator sedangkan manajer dipandang sebagai pemimpin d. Hubungan supervisor dan bawahan (1) Organisasi tradisional: mempunyai ciri adanya rasa takut (2) Organisasi TQM: adanya saling ketergntungan, saling kepercayaan dan komitmen bersama e. Fokus perhatian karyawan (1) Organisasi tradisional: tiap karyawan terarah pada upaya perorangan dan pola sikap serta pola pikir pekerjaan 4
  • 5. (2) Organisasi TQM: terarah pada upaya tim dan pola sikap serta pola pikir mutu dan produktivitas f. Program pelatihan dan pendidikan (1) Organisasi tradisional: program pelatihan dan pendidikan dipandang sebagai beban tambahan biaya (2) Organisasi TQM: program pelatihan dan pendidikan merupakan asset dan investasi g. Penentuan mutu (1) Organisasi tradisional: manajemen menentukan mutu produk sesuai standar yang ditentukan oleh organisasi (2) Organisasi TQM: manajemen menetukan mutu produk sesuai kebutuhan dan kemauan pelanggan, dan atas dasar itu diupayakan mengembangkan ukurn untuk memenuhi tuntutan pelanggan oleh karena itu, untuk menerapkan TQM di instansi pemerintah, diperlukan sosok birokrasi yang : a. Sensitif dan responsif b. Tidak terpaku pada kegiatan-kegiatan rutin, mampu melakukan terobosan melalui pemikiran yang inovatif dan kreatif. c. Mempunyai wawasan yang futuristik dan sistemik d. Mampu memperhitungkan resiko e. Jeli akan sumber-sumber baru yang potensial f. Mampu mengkombinasikan sumber daya potensial g. Mampu mengoptimalkan sumber daya yang tersedia Reformasi Sumber Daya Manusia Dalam era globalisasi, perubahan ekonomi dunia, dan persaingan yang semakin tinggi dimana perkembangan teknologi yang begitu cepat, mengakibatkan peram temaga kerja kasar semakin berkurang. Dengan demikian melimpahnya tenaga kerja yang tidak disertai dengan kualitas yang tinggi bukan lagi merupakan suatu keunggulan komparatif melainkan hanya merupakan suatu beban negara yang berat yang harus diatasi. Figur atau sosok sumber daya manusia Indonesia adalah manusia-manusia yang harus memiliki kualifikasi sebagai berikut : 1. Memiliki wawasan pengetahuan, keterampilan dan sikap atau perilaku yang relevan dan mampu menunjang pencapaian sasaran dan bidang tugas dalam suatu organisasi 2. Memiliki disiplin kerja, dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaan dan terhadap organisasi 3. memiliki rasa tanggungjawab dan pengertian / pemahaman yang mendalam terhadap tugas dan kewajibannya sebagai karyawan dan atau unsur manajemen organisasi. 4. memiliki jiwa dan kemauan atau hasrat yang kuat untuk berprestasi, produktif dan bersikap profesional 5. memilki kemauan dan kemampuan untuk selalu mengembangkan potensi dan kemampuan diri pribadi demi kelancaran pelaksanaan tugas organisasi 6. memiliki kemampuan yang tinggi dalam bidang teknik maupun amnajemen dan kepemimpinan 5
  • 6. 7. memiliki keahlian dan keterampilan yang tinggi dalam bidang tugas dan memiliki kemampuan alih teknologi 8. memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi dan konsisten 9. memiliki pola pikir dan pola tindak yang sesuai dengan visi, misi dan budaya kerja organisasi Inovasi dan Efisiensi Birokrasi Pembentukan kelembagaan pelayanan satu atap sebagai institusi yang khusus bertugas memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat, pada dasarnya dapat dikatakan sebagai terobosan batu atau inovasi manajemen pemerintah di daeah, artinya pembentukan organisasi ini secara empirik telah memberikan hasil berupa peningkatan poduktifitas pelayanan umum, minimal secara kuantitatif. Dalam konteks teori “Reinventing Government” , bisa dikatakan bahwa pembentukan lembaga tersebut telah diilhami oleh makna community owned, mission driven, result oriented, costumer oriented, anticipatory government. Permasalahan yang sering dihadapi lembaga tadi selalu berimplikasi pada penambahan dan atau pengembangan organisasi yang sedikit banyak akan membebani pemerintah daerah, terutama dari segi anggaran. Sebab biaya operasional yang dikeluarkan sepenuhnya diambilkan dari anggaran rutin, sementara secara “wirausaha” sepenuhnya mampu menghasilkan pemasukan yang paling tidak dapat menutup biaya operasional lembaga yang bersangkutan. Oleh karena itu, inovasi pembentukan lembaga pelayanan ini perlu dikembangkan lagi dengan penemuan-penemuan baru dalam praktek manajemen pemerintah di daerah. Visi, Misi dan Tujuan Pelayanan serta Manajemen Kinerja Pelayanan di Kecamatan dan Kelurahan Dalam konteks pencapaian cita-citaa masyarakat madani melalui tiga prasarat tersebut, maka fungsi pelayana publik ditujukan kepada upaya mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa, dan peran serta masyarakat dalam pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini berarti pua bahwa tujuan kita menuju masyarakat madani, semakin mandiri masyarakat tersebut dalam penyelenggaraan berbagai kebutuhan dan jenis-jenis pelayanannya. Akuntabilitas aparatur dalam fungsi pelayanan publik, pada hakekatnya akan muncul dengan sendirinya jika kinerja aparatur dinilai baik dimata masyarakat. Untuk itu langkah pertama yang harus dilakukan untuk menuju kepada akuntabilitas yang tinggi adalah perlunya peningkatan kinerja. Dalam hubungan ini, berbagai hal yang berkaitan dengan peningkatan kinerja perlu diperjelas, misalnya mengenai alasan dan tujuan pengukuran kinerja, objek yang diukur, teknik atau cara pengukuran, institusi atau unit pengukuran dan sebagainya. F. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari paparan dan kajian pelayanan ditingkat kecamatan dan kelurahan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Pemerintah kota telah menjalankan fungsinya sebagaimana diamanatkan oleh rakyat seperti yang tertuang dalam peraturan daerah nomor 7 dan 8 tahun 2001. 6
  • 7. 2. Upaya pemerintah kota, dalam hal ini Walikota Bandung untuk dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat telah optimum, melalui penerbitan SK-Walikota Nomor 329 dan 335 tahun 2001. 3. Untuk meningkatkan pelayanan lebih dekat dengan masyarakat, maka ditempuh pelimpahan wewenang oleh pemerintah kota dari Walikota kepada Camat, sebagaimana tertuang dalam SK-Walikota 1342 Tahun 2001. 4. Pelimpahan wewenang Walikota kepada Camat tidak otomatis dapat meningkatkan pelayanan prima di Kecamatan maupun Kelurahan, justru menimbulkan kesenjangan operasional dikarenakan kapasitas dan kompetensi inti Camat tidak sepadan dengan wewenang yang diterima. Saran Untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, agar ditempuh : 1. Penataan kelembagaan kecamatan sesuai dengan kompetensi yang baru 2. Menata ulang prosedur ketatalaksanaan agar lebih efektif, efisiensi dan ekonomis dalam pelayanan publik 3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di kecamatan dan kelurahan, sesuai dengan tuntutan pelayanan masyarakat 4. Melakukan inovasi dan efisiensi birokrasi pelayanan 5. Menata ulang visi, misi dan tujuan pelayanan prima di kecamatan dan kelurahan. 7