Makalah ini membahas mengenai neraca pembayaran, kurs valuta asing, hubungan antara kurs dan neraca pembayaran, serta perekonomian terbuka dan kebijakan pemerintah terkait. Secara ringkas, neraca pembayaran merupakan catatan sistematis transaksi ekonomi antarnegara, yang mencakup neraca berjalan dan modal serta penentuan keseimbangannya.
1. KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Perekonomian Terbuka, Neraca Pembayaran
dan Kurs Valuta Asing.
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun
kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Tangerang, Januari 2016
Penulis
2. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................5
1.3 TUJUAN..................................................................................................................................5
1.4 MANFAAT..............................................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................................................6
2.1 NERACA PEMBAYARAN.......................................................................................................6
2.1.1 Bentuk Dasar Neraca Pembayaran........................................................................................6
2.1.2 Cadangan Valuta Asing .......................................................................................................8
2.1.3 Neraca Pembayaran Selalu Seimbang ...................................................................................9
2.1.4 Defisit dan Surplus Neraca Pembayaran .............................................................................10
2.2 KURS VALUTA ASING ........................................................................................................10
2.2.1 Penentuan Kurs Dalam Pasar Bebas ...................................................................................11
2.2.2 Penentuan Kurs Pertukaran Oleh Pemerintah ......................................................................12
2.2.3 Perubahan-Perubahan Kurs................................................................................................13
2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurs............................................................................15
2.3 KURS PERTUKARAN DAN NERACA PEMBAYARAN........................................................16
2.3.1 Neraca Pembayaran Dalam Sisitem Kurs Tukaran Berubah Bebas........................................16
2.3.2 Neraca Pembayaran Dalamsistem Kurs Pertukaran Tetap ....................................................17
2.4 PEREKONOMIAN TERBUKA...............................................................................................18
2.4.1 Penawaran dan Pengeluaran Agregat dalam Perekonomian Terbuka .....................................20
2.4.2 Suntikan dan Bocoran dalam Perekonomian Terbuka ..........................................................21
2.4.3 Keseimbangan dalam Perekonomian Terbuka .....................................................................21
2.4.4 Perubahan-Perubahan Keseimbangan .................................................................................23
3. 2.5 KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM EKONOMI TERBUKA ..............................................24
2.5.1 Kebijakan memindahkan perbelanjaan................................................................................25
2.5.2 Kebijakan Pengurangan Perbelanjaan.................................................................................26
2.5.3 Devaluasi (Penurunan Nilai Valuta) ...................................................................................27
BAB 3 PENUTUP............................................................................................................................29
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................................................29
3.2 SARAN..................................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................31
4. BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ekonomi Internasional adalah salah satu bagian dari ilmu ekonomi yang sangat menarik
untuk dipelajari dan dianalisis. Karena ekonomi internasional mempelajari dan menganalisis
tentang transaksi dan permasalahan ekonomi internasional (ekspor dan impor) dimana salah satu
permasalahan yang dihadapi dalam ekonomi internasional yaitu mengenai neraca pembayaran
internasional. Neraca pembayaran merupakan suatu catatan sistematis mengenai transaksi
ekonomi antara penduduk suatu negara dan penduduk negara lainnya dalam suatu periode tertentu.
Dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan neraca pembayaran perlu dipegang
dengan teguh seluruh asas nasional, terutama asas kemandirian, yaitu bahwa pembangunan
nasional berlandaskan pada kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri, serta bersendikan
pada kepribadian bangsa. Untuk itu, seluruh sumber kekuatan nasional baik yang efektif maupun
potensial, didayagunakan dan dilaksanakan dengan memperhatikan seluruh faktor dominan yang
dapat mempengaruhi lancarnya pencapaian sasaran pembangunan.
Seiring dengan perkembangan bisnis internasional yang maju ini, serta semakin ketatnya
persaingan di dalam dunia bisnis di era globalisasi ini, didukung dengan kondisi perekonomian
Asia dalam mempersiapkan Asean Free Trade, transaksi-transaksi yang terjadi di setiap negara
terus mengalir berupa in-flow ataupun out-flow. Kondisi tersebut mengakibatkan persaingan
antara penduduk satu negara dengan negara lain untuk menciptakan kelancaran aliran dana masuk
dari negara lain agar lebih tinggi jika dibandingkan dengan aliran dana keluar dari negaranya.
Neraca pembayaran dapat dijadikan ukuran untuk mengukur seberapa besar arus dana
internasional yang masuk dan keluar dari negara tersebut. Hal tersebut menjadikan semakin
pentingnya neraca pembayaran bagi negara, dimana dana yang masuk dan keluar dapat dihitung
dengan seimbang karena sifatnya yang sebagai potret keuangan atau kinerja keuangan yang dapat
menggambarkan transaksi ekonomi penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain pada
satu periode tertentu.
Neraca pembayaran di Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam pengelolaan
ekonomi makro Indonesia, yang selain dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam mengukur
5. kemampuan suatu perekonomian nasional dalam menopang transaksi-transaksi internasional,
terutama yang berhubungan dengan kewajiban pembayaran utang dan transaksi ekspor-impor,
neraca pembayaran juga merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi tindakan para pelaku
pasar, beserta sejumlah besaran yang ada di dalamnya, seperti transaksi ekspor dan impor barang
dan jasa itu sendiri, yang memiliki peranan prnting dalam pembentukan produk domestik bruto.
Oleh karena itu, sektor ini merupakan sektor yang memiliki peranan yang sangat penting dalam
upaya mendorong perbaikan ekonomi di dalam negeri.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan ulasan yang telah disampaikan pada sub bagian latar belakang, rumusan
masalah dapat dituliskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud neraca pembayaran?
2. Apa yang dimaksud kurs valuta asing?
3. Bagaimana hubungan kurs pertukaran dengan neraca pembayaran?
4. Apa yang dimaksud perekonomian terbuka?
5. Bagaimana kebijakan pemerintah dalam perekonomian terbuka?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui mengenai neraca perdagangan.
2. Dapat mengetahui mengenai kurs valuta asing
3. Dapat mengetahui hubungan kurs pertukaran dengan neraca pembayaran
4. Dapat mengetahui mengenai perekonomian terbuka
5. Dapat menjelaskan kebijakan-kebijakan pemerintahdalam perekonomian terbuka
1.4 MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini antaralain:
1. Bahan tambahan pengetahuan mengenai bentuk dasar neraca pembayaran, sistem kurs tetap
dan berubah bebas, dan kebijakan pemerintah dalam ekonomi terbuka.
2. Pengetahuan mengenai masalah-masalah yang dihadapi dalam perekonomian terbuka dan
solusinya.
6. BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 NERACA PEMBAYARAN
Neraca pembayaran, atau balance of payment merupakan ringkasan yang disusun
secara sistematis untuk seluruh transaksi ekonomi dari suatu negara dengan negara lainnya
selama periode tertentu, biasanya dalam kurun waktu satu tahun. Neraca pembayaran disusun
berdasarkan sistem pencatatan ganda, atau double entry-bookkeeping. Setiap transaksi yang
dicatat sebagai kredit diimbangi dengan transaksi yang dicatat sebagai debit atau sebaliknya.
Transaksi yang menghasilkan devisa atau mata uang asing dicatat sebagai kredit dan
diberi tanda positif. Sebaliknya transaksi yang mengeluarkan mata uang asing dicatat sebagai
debit dan diberi tanda negatif. Dengan memakai sistem pencatatan ganda, maka jumlah antara
kredit dan debit akan sama dengan nol. Walaupun pada kenyataannya neraca pembayaran
mungkin tidak sama dengan nol.
Neraca perdagangan dan neraca pembayaran sering menjadi faktor yang dapat
mendorong naik atau turunnya kurs mata uang suatu negara. Kenaikan atau surplus dari neraca
perdagangan dan neraca pembayaran akan diinterpretasikan sebagai indikasi awal
kemungkinan terjadinya apresiasi suatu mata uang. Sebaliknya penurunan atau defisit neraca
perdagangan dan neraca pembayaran akan diterjemahkan sebagai indikasi awalnya terjadi
depresiasi mata uang suatu negara. Dengan adanya neraca pembayaran ini dapat diketahui
kapan suatu negara mengalami surplus maupun defisit.
Laporan neraca pembayaran terdiri dari beberapa komponen utama. Adapun
komponen neraca pembayaran yang banyak menjadi perhatian para pelaku perdagangan mata
uang asing adalah rekening berjalan, rekening modal dan rekening cadangan resmi.
2.1.1 Bentuk Dasar Neraca Pembayaran
Neraca Pembayaran
Neraca berjalan mencatat transaksi – transaksi berikut :
i. Ekspor dan impor barang tampak.
ii. Ekspor dan impor jasa ( atau barang tak tampak ).
iii. Pembayaran pindahan neto ke luar negeri.
Nilai Ekspor dan Impor Barang Tampak
7. Transaksi ini meliputi hasil-hasil sektor pertanian, barang-barang produksi industri,
dan barang-barang yang diproduksikan oleh sektor pertambangan dan berbagai jenis ekspor
dan impor barang tampak lainnya. Neraca ( yaitu perbedaan di antara ekspor dan impor ) dari
perdagangan tampak – yaitu perdagangan dalam barang-barang tampak, dinamakan neraca
perdagangan. Apabila nilai neraca itu positif, ia berarti bahwa ekspor barang-barang tampak
adalah melebihi impornya. Sebaliknya apabila ia negatif, maka ia berarti bahwa impor melebihi
ekspor.
Nilai Ekspor dan Impor Barang-Barang Tak Tampak
Transaksi ini meliputi pembayaran biaya pengangkutan dan asuransi dari barang-
barang tampak yang diekspor atau diimpor, perbelanjaan para pelancong, dan pendapatan
investasi ( yang meliputi keuntungan, bunga ke atas modal yang diinvestasikan, dan dividen ).
Neraca perdagangan tak tampak – yaitu nilai bersih ekspor dan impor jasa-jasa, dinamakan
neraca jasa. Nilai neraca jasa sesuatu negara, yang positif berarti negara tersebut lebih banyak
menjual jasa-jasanya ke luar negeri dari membelinya dari negara-negara lain. Dan apabila
nilainya negatif ( masalah ini juga dihadapi oleh neraca pembayaran Indonesia ), ia berarti
bahwa negara itu lebih banyak membeli jasa pihak-pihak luar dari menjual jasanya ke luar
negeri.
Pembayaran Pindahan
Ini meliputi pembayaran pindahan yang dilakukan oleh pihak pemerintah maupun
pihak swasta. Transaksi ini meliputi pembayaran di mana penerimanya tidak perlu
“membayar” dalam bentuk uang atau jasa. Contoh-contoh dari pembayaran pindahan adalah
bantuan uang suatu negara Arab ke Afghanistan, atau bantuan bahan makanan Amerika Serikat
ke penderita kelaparan di Afrika. Mengirimkan uang untuk membiayai perbelanjaan anak-anak
bersekolah di luar negeri adalah contoh lain.
Neraca Modal
Neraca modal meliputi dua golongan transaksi, yaitu aliran modal jangka panjang dan
aliran modal keuangan swasta.
Aliran Modal Jangka Panjang
Ia meliputi dua jenis aliran modal : aliran modal resmi dan investasi langsung oleh
pihak swasta ke negara-negara lain. Aliran modal resmi adalah pinjaman dan pembayaran di
antara badan-badan pemerintah di sesuatu negara dengan negara-negara lain. Sedangkan
investasi langsung swasta adalah penanaman modal langsung, yaitu investasi berupa
8. mendirikan perusahaan-perusahaan – terutama perindustrian. Modal yang dibelanjakan
diperoleh dari negara asal perusahaan tersebut. Perbedaan di antara modal jangka panjang yang
diterima dari lur negeri dengan modal jangka panjang yang dibayarkan ke luar negeri
dinamakan neraca modal jangka panjang. Apabila nilainya positif, keadaan ini berarti lebih
banyak modal jangka panjang yang diterima dari luar negeri dari yang dibayarkan ke luar
negeri. Aliran seperti itu membantu memperkukuh neraca pembayaran. Di samping itu aliran
modal jangka panjang dapat meningkatkan perbelanjaan pembangunan pemerintah dan
investasi sektor swasta.
Modal Swasta dan Kesilapan-Ketinggalan
Dua akun penting lain dalam neraca pembayaran meliputi akun “modal swasta” dan
”kesilapan dan ketinggalan”. Yang dimaksudkan dengan “modal swasta” adalah aliran-aliran
modal dalam bentuk tabungan atau investasi keuangan yang dapat dengan cepat ditukarkan
kembali kepada valuta yang asal atau valuta lainnya. Aliran keuangan ini selalu dinamakan
juga sebagai “hot money”. Dinamakan demikian karena dana tersebut dapat mengalir dari satu
negara ke negara lain dengna mudah dan dalam waktu yang cepat. Uang tersebut biasanya
meliputi uang yang diinvestasikan di pasaran uang dan pasaran modal untuk memperoleh
keuntungan dari investasi tersebut. Pembelian saham-saham domestik oelh suatu perusahaan
“mutual fund” di New York merupakan salah satu contoh dari aliran masuk modal swasta.
Akun kesilapan dan ketinggalan merupakan akun yang menaksir besarnya aliran uang
yang tidak dicatat. Dalam setiap neraca pembayaran perlu ada akun kesilapan dan ketinggalan
untuk memastikan agar penghitungan aliran ke luar dan aliran masuk adalah seimbang. Anda
membawa uang Rp. 100 ribu. Ketika anda hitung sisa uang setelah dibelanjakan, sisanya adalah
Rp. 40 ribu. Akan tetapi dalam ingatan anda yang dibelanjakan hanyalah Rp. 50 ribu. Berarti
anda tidak mengetahui bagaimana uang sebanyak Rp. 10 ribu lagi digunakan. Dalam neraca
pembayaran kesalahan yang seperti ini dicatat dalam akun “kesilapan dan ketinggalan”.
2.1.2 Cadangan Valuta Asing
Aliran pembayaran dan investasi yang masuk ke dalam suatu negara pada suatu waktu
tertentu biasanya berbeda dengan aliran ke luar untuk pembayaran dan investasi ke luar negeri.
Perbedaan di antara keduanya dinamakan “neraca keseluruhan”. Apabila neraca keseluruhan
bernilai positif, artinya adalah: aliran pembayaran dan investasi ke sesuatu negara melebihi
9. aliran yang sama ke negara-negara lain. Dengan demikian, sebaliknya, nilai negatif
menggambarkan bahwa aliran ke luar melebihi aliran yang masuk.
Dalam keadaan di mana sesuatu negara lebih banyak membuat pembayaran ke luar
negeri kalau dibandingkan dengan penerimaannya, maka bank sentral harus mengurangi
cadangan valuta asingnya untuk melakukan pembayaran tersebut. Sebaliknya, apabila yang
diterima dari negara-negara lain adalah lebih banyak dari yang harus dibayar, maka cadangan
valuta asing akan bertambah. Dalam informasi mengenai “perubahan dalam cadangan bank
sentral”, yang ditunjukkan adalah (i) jumlah perubahan cadangan tersebut dalam satu tahun
tertentu, dan (ii) banyaknya jumlah perubahan dari tiap-tiap jenis harta bank sentral.
2.1.3 Neraca Pembayaran Selalu Seimbang
Apabila diperhatikan uraian di atas dengan cermat, maka akan dapat disimpulkan
bahwa suatu neraca pembayaran akan selalu seimbang, yaitu aliran uang dan modal ke luar
negeri adalah sama dengan aliran uang dan modal yang masuk ke negara tersebut. Ini tidak
berarti bahwa neraca berjalan selalu dalam keadaan seimbang, dan begitu pula neraca modal
selalu dalam keadaan seimbang. Yang menyebabkan neraca pembayaran yang selalu seimbang
adalah: ketidakseimbangan dalam neraca berjalan dan neraca modal akan diseimbangkan
oleh perubahan cadangan valuta asing yang dimiliki oleh bank sentral.
Untuk menjelaskan maksud rumusan di atas, perhatikan contoh berikut ( nilai – nilai
dalam triliunan rupiah ):
i. Neraca berjalan + 40
ii. Nercaca modal jangka panjang + 20
iii. Modal keuangan swasta + 30
NERACA KESELURUHAN + 30
iv. Perubahan cadangan mata
uang asing bank sentral - 30
Contoh di atas menggambarkan bahwa dalam neraca berjalan terdapat surplus
sebanyak Rp 40 triliun dan aliran modal jangka panjang memperoleh surplus sebanyak Rp. 20
triliun. Dalam aliran modal keuangan swasta terdapat defisit sebanyak Rp. 30 triliun, dan ini
menyebabkan neraca keseluruhan hanya memperoleh surplus sebanyak Rp. 30 triliun.
Surplus dalam neraca keseluruhan berarti: negara itu menerima Rp. 30 triliun dari negara-
negara lain. Ini menyebabkan cadangan valuta asing bank sentral bertambah dengan jumlah
yang sama. Akibat dari pertambahan cadangan ini maka neraca pembayaran telah menjadi
10. seimbang, yaitu aliran uang dan modal yang masuk dan keluar adalah telah sama banyaknya.
(Catatan: dalam neraca pembayaran tanda negatif (-) dalam perubahan cadangan valuta asing
menggambarkan pertambahan cadangan, dan tanda positif (+) berarti pengurangan cadangan
valuta asing bank sentral).
2.1.4 Defisit dan Surplus Neraca Pembayaran
Neraca Pembayaran defisit, terjadi apabila jumlah pembayaran lebih besar daripada
jumlah penerimaan (transaksi kredit < transaksi debet). Suatu Negara jika mengalami kelebihan
impor dan kelebihan tersebut ditutup dengan menambah pinjaman akomodatif dan mengurangi
cadangan (stok) nasional maka Negara tersebut sedang mengalami defisit total. Pembayaran
defisit dapat juga dilakukan dengan meminjam dari bank sentral luar negeri,
Neraca pembayaran surplus, adalah apabila jumlah penerimaan lebih besar daripada
jumlah pembayaran/ utang (transaksi kredit> transaksi debet). Jika BOP surplus, bank sentral
dapat membayar utang luar negerinya atau memperoleh aset cadangan tambahan dari luar
negeri. Neraca Pembayaran seimbang, adalah apabila jumlah pembayaran atau utang sama
dengan jumlah penerimaan (transaksi kredit = transaksi debet).
2.2 KURS VALUTA ASING
Kurs valuta asing (kurs mata uang asing) menunjukkan harga atau nilai mata uang
sesuatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Kurs valuta asing juga dapat
didefenisikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit
mata uang asing. Contonhnya yaitu jumlah Rupiah yang dibutuhkan untuk mendapatkan satu
unit mata uang asing, misalnya dolar Amerika. Kurs yang menunjukkan bahwa US$1.00 sama
dengan Rp 14020.00 berarti untuk memperoleh satu dolar Amerika Serikat dibutuhkan 14020
rupiah Indonesia.
Kurs Valuta di antara dua negara kerapkali berbeda dari masa ke masa. Ada beberapa hal
yang menentukan nilai kurs valuta asing. Untuk mengetahuinya kita harus menganalisis dengan
baik beberapa hal, nbagaimana kurs valuta asing itu ditentukan. Ada 2 cara dalam menentukan
kurs valuta asing.
1. Berdasarkan permintaan dan penawaran mata uang asing dalam pasar bebas
2. Ditentukan oleh pemerintah
11. 2.2.1 Penentuan Kurs Dalam Pasar Bebas
Permintaan Mata Uang Asing
Kurs pertukaran valuta asing sangat penting dalam menentukan apakah barang-barang
di negara lain adalah “lebih murah” atau “lebih mahal” dari barang-barang yang diproduksi
dalam negeri. Kita akan melakukan permisalan antara “dolar Amerika Serikat” dengan “yen
Jepang”. Apabila nilai mata uang dolar AS tinggi, yaitu US$1.00 = 250 yen, maka barang dari
Amerika Serikat akan relatif mahal. Barang yang bernilai US$1.00 memerlukan 250 yen,
apabila para penduduk Jepang ingin mengimpor barang-barang dari Amerika Serikat.
Sebaliknya, jika nilai kurs dolar US$1.00 = 100 yen, maka barang-barang dari Amerika
Serikat akan jauh lebih murah dari sebelumnya, karena hanya membutuhkan 100 yen untuk
mendapatkan barang yang bernilai US$1.00. Hal itu akan berdampak dengan meningkatnya
permintaan masyarakat Jepang terhadap Mata uang Amerika Serikat.
Dari kerjadian tadi kita dapat merumuskan bagaimana bentuk permintaan terhadap mata uang
asing berdasarkan kurs valuta domestik
1. Semakin tinggi nilai kurs valuta asing, semakin sedikit permintaan atas kurs valuta
asing tersebut.
2. Semakin rendah nilai kurs valuta asing, maka permintaan atas kurs valuta asing tersebut
akan semakin banyak.
Penawaran Mata Uang Asing
Jika masyarakat Amerika ingin membeli barang dari Jepang, maka mereka akan menukar
dolarnya kepada yen Jepang. Semakin banyak yen yang mereka peroleh dari penukaran setiap
unit mata uang Amerika Serikat, semakin murah harga barang dari Jepang apabila dinyatakn
dalam dolar Amerika Serikat. Berarti Harga dolar yang tinggi menambah permintaan terhadap
barang-barang dari Jepang, dan hala tersebut juga menyebabkan bertambahnya penawaran
dolar Amerika Serikat. Dengan demikian dapat kita buat kesimpulan:
1. Semakin tinggi nilai kurs uang suatu negara, semakin banyak penawaran mata uang
tersebut.
2. Semakin rendah nilai kurs uang suatu negara, semakin sedikit penawaran mata uang
tersebut
Penentuan Harga Mata Uang Asing
12. Kurva permintaan keatas dolar adalah DD . Kurva tersebut yang berbentuk menurun
dari kiri atas ke kanan bawah, berarti (i) Apabila harga dolar tinggi permintaan ke ata dolar
adlah sedikit (pada kurs satu dolar = 250 Yen hanya satu billion dolar yang diminta), dan (ii)
semakin rendah harga dolar semakin banyak kuantitas dolar yang diminta (misalnya, pada kurs
satu dolar = 100 yen sebanyak 4 bilion dolar diminta oleh orang-orang Jepang).
Kurva SS adalah kurva penawaran ke atas mata uang dolar, dan dapat dilihat dalam
gambar dibawah bahwa bentuk kurva tersebut adalah menaik darikiri ke bawah ke kanan atas.
Kurva seperti ini menggambarkan bahwa 9i0 Apabila mata uang dolar rendah, penawaran dolar
oleh orang-orang Amerika juga rendah (misalnya, pada kurs satu dolar =50 yen sebanyak 1
bilion dolar billion saja yang ditawarkan, dan (ii) apabila harga mata uang dolar tinggi, lebih
banyak mata uang dolar akan ditawarkan (oleh orang-orang Amerika). Gambar dibawah
menunjukan kurva DD dan SS berpotongan pada keadaan dimana harga tiap unit mata uang
dolar adalah: satu dolar sama dengan 150 yen. Pada kurs pertukaran ini permintaan olar adalah
sama dengan penawaran dolar, yaitu sebanyak 2,5 bilion dolar. Keadaan ini berarti kurs valuta
asing adalah 1 dolar = 150 yen, dan kuantiti dolar yang diperjualbelikan dalam pasaran mata
uang adalah sebanyak 2,5 bilion.
2.2.2 Penentuan Kurs Pertukaran Oleh Pemerintah
Pemerintah dapat campur tangan dalam menentukan kurs valuta asing. Tujuannya
adalah untuk memastikan kurs yang wujud tidak akan menimbulkan efek buruk terhadap
perekonomian. Kurs pertukaran yang ditetapkan pemerintah adalah berbeda dengan kurs yang
ditentukan oleh pasar bebas. Sejauh mana perbedaan itu, dan apakah itu lebih tinggi atau lebih
rendah dari yang ditetapkan oleh pasar bebas, adalah bergantung kepada kebijakan dan
150
100
50
D
S
D
S
4
200
250
1 2 2,5 30
KursPertukaran
(Hargadollardalamyen)
Kuantitas dolar (billion)
13. keputusanpemerintah mengenai kurs yang paling tepat untuk tujuan-tujuanpemerintah dalam
menstabilkan dan mengembangkan perkonomian.
Mata uang yang dinilai terlalu rendah disebut undervalued currency. Sedangkan mata
uang yang dinilai terlalu tinggi disebut overvalued currency.
2.2.3 Perubahan-Perubahan Kurs
Ada dua bentuk perubahan yaitu perubahan permintaan dan perubahan penawaran:
Efek Kenaikan Permintaan
Dalam gambar ditunjukkan perubahan yang diakibatkan oleh perubahan permintaan
mata uang US dolar. Dimisalkan bahwa pada mulanya permintaan terhadap dolar adalah DD
dan penawaran terhadap dolar adalah SS. Maka kurs pertukaran adalah satu dolar sama dengan
150 yen dan kuantitas dolar yang diperjualbelikan adalah Q1. Sebagai akibat dari suatu
kenaikan dalam permintaan terhadap dolar, kurva permintaan dolar bergerak dari DD ke D1D1.
Efek Perubahan Penawaran
Hargadolar
Kuantitas Dolar
5
Kuantitas
20
15
0
25
10
0
0
D S
S1
D
S
1
S
QBQ
HargaDolar
150
100
50
D1
D
S
D1
DS
Q1 Q2
200
14. Dalam gambar ditunjukkan perubahan penawaran. Awalnya kurva SS dan DD
menggambarkan penawaran dan permintaan uang dolar. Setelah itu penawaran bertambah dari
SS menjadi S1S1. akibatnya, kurs pertukaran untuk setiap dolar turun dari 200 yen menjadi
150 yen dan kuantitas mata uang dolar yang diperjualbelikan bertambah dar QA menjadi QB.
Kurs pertukaran ditentukan oleh mekanisme pasar di mana kurs tersebut akan terus
menerus mengalami perubahan sesuai dengan perubahan dalam permintaan dan penawaran
uang asing, maka kurs pertukaran yang ditentukan oleh mekanisme pasar dinamakan kurs
pertukaran berubah bebas atau kurs pertukaran terapung. Sedangkan kurs pertukaran yang
ditentukan oleh pemerintah dinamakan kurs tetap atau kurs pertukaran resmi.
Keseimbangan Kurs
Berikut ini adalah kurva nilai tukar yang terjadi antara rupiah terhadap dollar. Pada
sistem ini, kurs bebas bergerak naik turun tanpa adanya campur tangan pemerintah. Kurs
bergerak naik turun sesuai dengan kekuatan tarik menarik antara permintaan dan penawaran.
Pada awalnya,tingkat kurs yang terjadi adalah di titik E0 sebagaititik keseimbangan. Bila impor
terhadap barang-barang Amerika meningkat, maka permintaan terhadap dolar Amerika untuk
membayar impor juga meningkat, sehingga kurva permintaan dari D0 akan bergeser ke D1. Hal itu
mengakibatkan kurs keseimbangan bergeser ke E1. Pada titik E1, nilai tukar rupiah adalah Rp 7.000,-
per dolar AS atau US $ 1 = Rp 7.000,-. Maka, dikatakan bahwa nilai dolar Amerika telah mengalami
peningkatan (apresiasi) terhadap rupiah, karena sebelumnya 1 dolar Amerika hanya senilai Rp 6.000,-
(titik E0).
Sebaliknya, bila impor terhadap barang-barang Amerika menurun maka permintaan
terhadap dolar Amerika juga menurun yang pada akhirnya akan menggeser kurva permintaan
dari D0 menjadi D2. Akibatnya, tingkat kurs keseimbangan bergeser ke titik E2 yaitu US $ 1 =
15. Rp 5.000,-. Ini berarti nilai dolar Amerika mengalami penurunan (depresiasi) terhadap rupiah.
Yang perlu diingat dalam sistem kurs bebas adalah bahwa berapa pun harga keseimbangan
(baik pada E0, E1, atau E2), maka jumlah devisa yang diperjualbelikan merupakan
jumlah keseimbangan, yakni jumlah yang diminta = jumlah yang ditawarkan.
2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurs
Perubahan dalam permintaan dan penawaran suatu valuta yang selanjutnya
menyebabkan perubahan dalam kurs valuta disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Perubahan dalam Citarasa Masyarakat
Citarasa masyarakat mempengaruhi corak konsumsi mereka. Maka perubahan citarasa
masyarakat akan mengubah corak konsumsi mereka terhadap barang-barang yang
diproduksi di dalam negeri maupun yang diimpor. Perbaikan kualitas barang-barang dalam
negeri menyebabkan keinginan mengimpor berkurang dan dapat pula menaikkan ekspor.
Sedangkan perbaikan kualitas barang-barang impor menyebabkan keinginan masyarakat
untuk mengimpor bertambah besar.
2. Perubahan Harga Barang Ekspor dan Impor
Harga suatu barang merupakan salah satu faktor penting yang menentukan apakah suatu
barang akan diimpor atau diekspor. Barang-barang dalam negeri yang dapat dijual dengan
harga yang relatif murah akan menaikkan ekspor dan apabila harganya naik maka
ekspornya berkurang. Pengurangan harga barang impor akan menambah jumlah impor dan
sebaliknya, kenaikan harga barang impor akan mengurangi impor.
3. Kenaikan Harga Umum (Inflasi)
Inflasi yang berlaku pada umumnya cenderung untuk menurunkan nilai sesuatu valuta
asing. Kecenderungan seperti ini disebabkan efek inflasi berikut: 1. inflasi menyebabkan
harga-harga di dalam negeri lebih mahal dari harga-harga di luar negeri dan oleh sebab itu
inflasi berkecenderungan menambah impor, 2. inflasi menyebabkan harga-harga barang
ekspor menjadi lebih mahal, oleh karena itu inflasi berkecenderungan mengurangi ekspor.
Keadaan 1 menyebabkan permintaan terhadap valuta asing bertambah, dan keadaan 2
menyebabkan penawaran terhadap valuta asing berkurang, maka harga valuta asing akan
bertambah.
4. Perubahan Suku Bunga dan Tingkat Pengembalian Investasi
Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat penting peranannya dalam
mempengaruhi aliran modal. Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang rendah
16. cenderung akan menebabkan modal dalam negeri mengalir ke luar negeri. Sedangkan suku
bunga tingkat pengembalian invesasi yang tinggi akan menyebabkan modal luar negeri
masuk ke negara itu. Apabila lebih banyak modal mengalir ke suatu negara, permintaan
terhadap mata uangnya bertambah, maka nilai mata uang tersebut bertambah. Nilai mata
uang suatu negara akan merosot apabila lebih banyak modal negara dialirkan ke luar negeri
karena suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang lebih tinggi di negara-negara
lain.
5. Pertumbuhan Ekonomi
Efek yang akan diakibatkan oleh suatu kemajuan ekonomi kepada nilai mata uangnya
tergantung kepada corak pertumbuhan ekonomi yang berlaku. Apabila kemajuan itu
terutama diakibatkan oleh perkembagan ekspor, maka permintaan terhadap mata uang
negara itu bertambah lebih cepat dari penawarannya dan oleh kaarena itu nilai mata uang
negarai itu naik. Akan tetapi, apabila kemajuan tersebut menyebabkan impor berkembang
lebih cepat dari ekspor, penawaran mata uang negara itu lebih cepat bertambah dari
permintaannya dan oleh karenanya nilai mata uang negara tersebut akan merosot.
2.3 KURS PERTUKARAN DAN NERACA PEMBAYARAN
Sistem kurs pertukaran yang ditentukan oleh mekanisme pasar berkecenderungan akan
menyebabkan ketidakseimbangan yang terus menerus dalam neraca pembayaran,
sedangkan kurs pertukaran yang ditetapkan oleh pemerintah berkecenderungan
menimbulkan neraca pembayaran yang tidak seimbang.
2.3.1 Neraca Pembayaran Dalam Sisitem Kurs Tukaran Berubah Bebas
Sistem kurs berubah bebas berkecenderungan untuk menyeimbangkan neraca
pembayaaran. Kurva DD menggambarkan permintaan penduduk Indonesia terhadap mata
uang baht Thailand, kurva SS menggambarkan penawaran penduduk Thailand atas bath
mereka. Dari persilangan kurva DD dan kurva SS maka diperoleh kurs 1baht=200 rupiah.
Dari keadaan ini neraca pembayaran adalah seimbang.
Perubahan citarasa penduduk Thailand menyebabkan mereka ingin mengimpor lebih
banyak baran dari Indonesia, perubahan ini menyebabkan penawaran baht bertambah dari
SS menjadi S1S1. Akan tetapi permintaan Indonesia terhadap baht tetap. Pada waktu yang
sama, nilai baht yang merosot menyebabkan barang Thailand menjadi relatif lebih murah.
Sebagai akibatnya impor Thailand dari Indonesia semakin bertambah diimbangi oleh
17. pertambahan impor Indonesia dari Thailand. Akhirnya neraca pembayaran masih tetap
seimbang.
2.3.2 Neraca Pembayaran Dalamsistem Kurs Pertukaran Tetap
Kurva SS menggambarkan jumlah dolar yang ditawarkan oleh penduduk Amerika
Sserikat kepada penduduk Indonesia. Kurva DD menggambarkan permintaan penduduk
Indonesia terhadap dolar US. Apabila kurs pertukaran ditentukan oleh pasar bebas, setiap
unit dolar US adalah sama dengan Rp 10.000. berdasarkan beberapa pertimbangan,
misalkan pemerintah Indonesia menentukan bahwa kurs pertukaran antara dolar US dan
rupiah adalah satu US sama dengan Rp 12.500. ditinjau dari sudut pandang Indonesia nilai
tukar yang ditetapkan pemerintah lebih rendah dari yang ditentukan oleh pasar bebas,
keadaan ini dinamakan mata uang yang dinilai terlalu rendah atau undervalued. Keadaan
sebaliknya dinamakan mata uang yang dinilai terlalu tinggi atau overvalued.
Apabila kurs perukaran yang ditetaapkan 1USD = Rp 12.500, maka akan terjadi
ketidakseimbangan permintaan dan penawaran dolar. Pada kurs pertukaran tersebut Qb
dolar Us ditawarkan penduduk Amerika segangkan Qa dolar US diminta penduduk
Indonesia. Keadaan seperti ini berarti bahwa Indonesia mengalami surplus dalam neraca
pembayaran karena Amerika menawrkan lebih banyak dolar US. Maka dapat ditarik
kesimpulan, oleh karena kurs pertukaran yang ditetapkan oleh pemerintah selalu berbeda
dengan kurs yang ditetapkan oleh pasar bebas, maka dalam sistem kurs pertukaran tetap
neraca pembayaran akan cenderung dalam keadaan tidak seimbang.
100
Kuantitas Mata Uang
Bath
Hargabath(dalamrupiah)
200
0
D S S1
D
S1S
Q2Q1 Bath
18. 2.4 PEREKONOMIAN TERBUKA
Ekonomian yang meliputi kegiatan ekspor dan impor dinamakan perekonomian empat
sector atau perekonomian terbuka. Dalam model ini akan wujud dua aliran baru di dalam
sirkulasi aliran pendapatan: (i) aliran pendapatan yang diterima dari mengekspor yang
merupakan suntikan kepada aliran pendapatan, dan (ii) aliran pengeluaran untuk membeli
barang yang diimpor dari negera-negara lain yang merupakan bocoran kepada aliran
pendapatan. Kedua aliran ini akan mempengaruhi keseimbangan perekonomian Negara.
Ekspor akan meningkatkan ekonomi. Akan tetapi sebaliknya, impor menurunkan pendapatan
nasional pada keseimbangan dan merumitkan masalah ekonomi yang dihadapi Negara.
Untuk menerangkan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka ada
dua pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan pengeluaran dan penawaran agregat (Y=AE)
2. Pendekatan suntikan-bocoran
Syarat keseimbangan dalam perekonomian terbuka adalah:
1. Penawaran agregat sama dengan pengeluaran agregat. (AS=AE)
2. Suntikan sama dengan bocoran
Sirkulasi Aliran Pendapatan
Dalam perekonomian terbuka, seperti ditunjukkan dalam Gambar sector-sektor
ekonomi dibedakan kepada 4 golongan: perusahaan, rumahtangga, pemerintah dan luar
negeri. Penggunaan faktor-faktor produksi oleh sector perusahaan akan mewujudkan aliran
7500
Kuantitas Dolar US
KursPertukaran
(Rupiah/DolarUS)
10.000
0
D S
D
S
Q0QA QB
12.500
19. pendapatan ke sector rumahtangga, yang berupa gaji dan upah, sewa, bunga dan
keuntungan – yaitu seperti ditunjukkan oleh aliran 1. Aliran pendapatan ini telah dikurangi
oleh pajak keuntungan perusahaan (Aliran 2), tetapi belum dikurangi oleh pajak pendapatan
rumahtangga (Aliran 3). Rumahtangga-rumahtangga dalam perekonomian akan
menggunakan pendapatan mereka untuk transaksi yang berikut:
i. Membeli barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi sector perusahaan dan
pengeluaran konsumsi ini akan dinamakan sebagai konsumsi keatas barang dan
jasa yang diproduksikan di dalam negerai atau Cdn (Aliran 4).
ii. Membayar pajak pendapatan kepada pemerintah, yaitu seperti ditunjukkan oleh
aliran 3.
iii. Mengimpor, yaitu membeli barang-barang yang diproduksikan di Negara lain, yang
ditunjukkan oleh Aliran 5.
iv. Menabung sisa pendapatan yang diperoleh ke dalam lembaga keuangan, dan ini
digambarkan oleh aliran 6.
Di samping oleh adanya aliran uang ke luar untuk membayar impor, perekonomian
terbuka mewujudkan pula aliran pengeluaran ke sector perusahan, yaitu aliran yang
diakibatkan oleh pembayaran ke atas ekspor sector perusahaan. Aliran pengeluaran yang
diperoleh dari Negara-negara luar ditunjukkan oleh Aliran 10.
Aliran 8 adalah perbelanjaan (pengeluaran) penanam modal (investor) untuk
membeli barang modal dan peralatan modal dari sector perusahaan. Sedangkan Aliran 9
adalah pengeluaran pemerintah ke sector perusahaan untuk membeli barang-barang
kebutuhan administrasi pemerintah dan barang modal untuk investasi pemerintah.
Dari aliran-aliran pengeluaran dari berbagai sector ke atas sector perusahaan seperti
yang ditunjukkan dalam gambar dapatlah disimpulkan bahwa dalam perekonomian terbuka
komponen pengeluaran agregat ke atas pendapatan nasional adalah:
i. Pengeluaran konsumsi rumahtangga ke atas barang-barang konsumsi dan jasa-jasa
yang diproduksikan di dalam negeri (Cdn).
ii. Investasi perusahaan, yaitu perbelanjaan penanaman modal ke atas barang-barang
modal yang diproduksikan di dalam negeri.
iii. Pengeluaran pemerintah (pengeluaran konsumsi dan investasi pemerintah).
20. iv. Ekspor, yaitu pengeluaran Negara-negara lain ke atas barang-barang dan jasa-jasa
yang dihasilkan sektor perusahaan.
2.4.1 Penawaran dan Pengeluaran Agregat dalam Perekonomian Terbuka
Penawaran dan pengeluaran agregat dalam perekonomian terbuka, barang dan jasa yang
diperjualbelikan di dalam negeri terdiri atas dua golongan barang yaitu barang yang diproduksi
di dalam negeri dan meliputi pendapatan nasional (Y), dan yang diimpor dari luar negeri.
Dengan demikian, dalam perekonomian terbuka penawaran agregat (AS) terdiri atas
pendapatan nasional (Y) dan impor (M)
Sebelumnya sudah dijelaskan mengenai sirkulasi aliran pendapatan dalam
perekonomian terbuka yang telah menunjukan pengeluaran agregat (AE) meliputi 5 komponen
(barang produksi dalam negeri, pengeluaran pemerintah, ekspor, pengeluaran impor).
Dan pada sirkulasi aliran pendapatan tersebut ditunjukan bahwa pengeluaran rumah
tangga terdiri atas pengeluaran barang dalam negeri dan pengeluaran atas barang impor, maka:
Maka persamaan AE dapat disederhanakan menjadi
Perlu diketahui bahwa pada setiap perekonomian, keseimbangan pendapatan nasional
dicapai bila AS=AE, maka dapat dibuat persamaan baru seperti berikut:
AS = Y + M
AE = Cdn + I + G + X + M
C = Cdn + M
AE = C + I + G + X
Y + M = C + I + G +X
Y = C + I + G + (X – M)
21. 2.4.2 Suntikan dan Bocoran dalam Perekonomian Terbuka
Dalam pendekatan ini, keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian
terbuka dapat dicapai dalam keadaan berikut:
Mengapa persamaan tersebut bisa
terjadi? Perhatikan lagi bagan sirkulasi aliran pendapatan nasional, disana pendapatan nasional
(Y) telah dikurangi oleh pajak pendapatan perusahaan dan dikurangi pula oleh pajak
pendapatan individu. Maka terbentuk variable baru yaitu Yd yang merupakan sisa dari
pengurangan pendapatan tersebut.
Pendapatan sisa tersebut akan digunakan untuk membeli barang buatan dalam negeri
dan barang impor (C) dan juga untuk ditabung (S).
2.4.3 Keseimbangan dalam Perekonomian Terbuka
Apabila dimisalkan perekonomian tersebut terdiri tiga sektor, keseimbangan
pendapatan nasional akan dicapai pada keadaan: Y = C + I + G. Dengan demikian pendapatan
nasional adalah Y. Apabila perekonomian ini berubah menjadi ekonomi terbuka, akan timbul
dua aliran pengeluaran baru, yaitu ekspor dan impor. Ekspor akan menambah pengeluaran
agregat manakala impor akan mengurangi pengeluaran agregat. Dengan demikian, apabila
perekonomian berubah dari ekonomi tertutup ke ekonomi terbuka, pengeluaran agregat akan
bertambah sebanyak ekspor neto, yaitu sebanyak (X – M). Nilai ekspor neto ini perlu
ditambahkan kepada fungsi pengeluaran agregat untuk perekonomian tertutup (AE = C + I +
G) dan akan diperoleh fungsi pengeluaran agregat untuk ekonomi empat sektor, yaitu : AE =
C + I + G + ( X – M ).
I + G + X = S + T + M
Yd = Y - T
Yd = C + S
Yd = Y – T
Y – T = C + S
Y = C + S + T
Y = C + I + G + (X – M)
C + S + T= C + I + G + (X – M)
I + G + X = S + T + M
22. Sebagai akibat dari perubahan ini keseimbangan pendapatan nasional pindah dari Eo
menjadi E1, dan menyebabkan pendapatan nasional meningkat dari Y3 (pendapatan nasional
dalam perekonomian tertutup) menjadi Y4 (pendapatan nasional untuk perekonomian terbuka).
Patut disadari bahwa fungsi AE = C + I +G + (X – M) tidak sejajar dengan AE = C + I + G dan
dengan fungsi konsumsi (C). Keadaan demikian berlaku karena impor (M) nilainya sebanding
(proportional) dengan pendapatan nasional, maka fungsi AE = C + I +G + (X – M) lebih landai.
Keseimbangan pendapatan nasional menurut suntikan-bocoran yaitu apabila
dimisalkan ekonomi terdiri dari tiga sektor, keseimbangan dicapai pada Eo yaitu apabila S + T
= I + G dan pendapatan nasional adalah Y3. Perubahan dari perekonomian tertutup menjadi
perekonomian terbuka, menyebabkan:
(i) Suntikan bertambah sebanyak X, dari I + G menjadi I + G + X. Perubahannya sejajar karena
ekspor adalah pengeluaran otonomi.
(ii) Bocoran bertambah sebanyak M, dari S + T , menjadi S + T + M. Fungsi S + T + M bermula
dari garis asal S + T dan semakin menjauhi S + T karena M adalah pengeluaran terpengaruh (
sebanding dengan pendapatan nasional ).
Dengan demikian, efek dari perubahan dalam (i) dan (ii) dalam perekonomian terbuka
keseimbangan akan dicapai dar E3, yaitu pada persilangan di antara I + G + X dan S + T + M.
Maka pendapatan nasional dari ekonomi empat sektor adalah Y4.
23. 2.4.4 Perubahan-Perubahan Keseimbangan
Perubahan pengeluaran rumah tangga, perubahan komponen-komponen suntikan (I, G
dan X) dan perubahan komponen-komponen bocoran (S, T atau M ) akan menimbulkan
perubahan ke atas keseimbangan pendapatan nasional. Kenaikan dalam pengeluaran rumah
tangga, investasi, pengeluaran pemerintah atau ekspor akan menaikkan pendapatan nasional.
Kenaikan pengeluaran agregat juga akan menimbulkan proses multiplier sehingga pada
akhirnya menyebabkan pertambahan pendapatan nasional adalah lebih besar dari pertambahan
pengeluaran agregat yang berlaku. Dalam ekonomi empat sektor nilai multiplier adalah lebih
kecil dari dalam ekonomi tiga sektor. Sebabnya adalah karena dalam perekonomian terbuka
dimisalkan impor adalah sebanding dengan pendapatan nasional, yaitu persamaan impor adalah
M = m Y. Nilai m menyebabkan tingkat “bocoran” (presentasi dari pertambahan pendapatan
nasional yang tidak dibelanjakan kembali untuk menimbulkan proses multiplier selanjutnya )
menjadi bertambah besar.
Perubahan komponen yang meliputi bocoran ( S, T atau M ) akan menimbulkan akibat
yang sebaliknya dari yang ditimbulkan oleh komponen pengeluaran agregat. Kenaikan
tabungan, atau pajak atau impor akan mengurangi pendapatan nasional. Proses multiplier akan
menyebabkan pendapatan nasional berkurang lebih besar dari kenaikan bocoran.
Dalam kurva tersebut, kenaikan ekspor menyebabkan pengeluaran agregat meningkat dan
mengubah keseimbangan. Maka akibatnya pendapatan nasional meningkat. (pendekatan
pengeluaran dan penawaran agregat). Kenaikan ekspor memindahkan suntikan J (J = I + G +
24. X) dan bocoran ( W= S + T + M) dan memindahkan keseimbangan ke E1 (pendekatan suntikan
bocoran)
Akibat kenaikan impor, pendapatan nasional merosot baik dengan pendekatan
penawaran dan pengeluaran agregat maupun pendekatan suntikan
2.5 KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM EKONOMI TERBUKA
Dalam perekonomian terbuka, masalah yang dihadapi suatu Negara menjadi lebih
rumit, dan kebijakan yang perlu dirumuskan dan dilaksanakan pemerintah perlu difikirkan
dengan lebih baik. Dalam perekonomian tertutup hanya dua masalah yang perlu dipikirkan
pemerintah dalam merumuskan kebijiakan ekonominya. Yaitu masalah pengangguran dan
masalah inflasi. Sedang dalam perekonomian terbuka, disamping memperhatikan masalah
tersebut harus pula diperhatikan efek dari kebijakan pemerintah yang dirumuskan terhadap
neraca pembayaran dan kestabilan kurs pertukaran. Defisit dalam neraca pembayaran akan
menimbulkan efek buruk terhadap kurs pertukaran, dan pada akhirnya kedua masalah tersebut
akan berpengaruh buruk terhadap masalah pengangguran dan kestabilan harga-harga.
Pada dasarnya masalah yang dihadapi oleh suatu perekonomian terbuka akan berbentuk
salah satu dari empat masalah berikut:
1) Perekonomian menghadapi masalah pengangguran, tetapi terdapat surplus dalam neraca
pembayaran.
2) Perekonomian menghadapi masalah inflasi tetapi terdapat surplus dalam neraca
pembayaran.
3) Perekonomian menghadapi masalah pengangguran dan disamping itu menghadapi masalah
defisit dalam neraca pembayaran.
4) Perekonomian menghadapi masalah inflasi dan disamping itu menghadapi masalah defisit
dalam neraca pembayaran.
Dalam kasus 1) dan 2) neraca pembayaran adalah dalam keadaan menguntungkan
(surplus), maka yang perlu difikirkan hanyalah mengatasi pengangguran dan inflasi.
Masalah yang dihadapi menjadi lebih rumit apabila bentuk masalah seperti di kasus 3) dan 4).
Langkah-langkah yang biasa dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah pd kasus 3
adalah:
25. 2.5.1 Kebijakan memindahkan perbelanjaan
Yang dimaksud disini adalah langkah – langkah pemerintah mengatasi masalah defisit
dalam neraca pembayaran, dengan mendorong pertumbuhan eksport dan mengurangi impor
serta mendorong konsumsi barang dalam negeri. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
26. a. Melakukan pembatasan impor.
Ini dapat dilakukan dengan menaikkan pajak impor (tarif). Disamping itu dapat pula
dijalankan dengan menggunakan kuota dan melakukan kampanye cinta produk dalam negeri.
b. Menekan (mengurangi penggunaan valuta asing)
Pemerintah melalui bank sentral mencatat penggunaan mata uang asing. Masyarakat
dan para pengusaha harus menerangkan tujuan mereka membeli valuta asing. Pemerintah lebih
mengutamakan penggunaan valuta asing untuk keperluan impor barang keperluan, bahan
pokok dan bahan mentah sektor industry dan tidak mendorong usaha mengimpor barang-
barang mewah.
c. Menurunkan nilai mata uang (devaluasi)
Langkah ini menyebabkan barang impor lebih mahal sehingga akan mengurangi
frekuensi impor. Sebaliknya barang ekspor menjadi lebih murah di pasar luar negeri dan
mengakibatkan permintaan ekspor meningkat.
Langkah-langkah yang akan dilakukan menambah ekspor untuk menambah penerimaan valuta
asing:
a. Memberikan insentif fiskal dan moneter untuk menambah kegiatan dalam
produksi barang ekspor. Insetif-insentif ini antara lain: membina kawasan perusahaan
dan kawasan bebas pajak (free trade zone), memeberikan kemudahan pinjaman , atau
memberi subsidi ekspor.
b. Mewujudkan kestabilan upah dan harga. Pertambahan ekspor sangat tergantung
kepada kemampuan ekspor Negara untuk bersaing diluar negeri. Salah satu factor yang
menentukan kapasitas bersaing adalah biaya produksi yang rendah. Untuk memastikan
biaya produksi tetap rendah, upah dan harga-harga barang dalam negeri perlu
distabilkan.
c. Menurunkan nilai valuta. Seperti telah diterangkan diatas menurunkan nilai valuta
bukan hanya menurunkan volume impor tetapi juga akan menambah volume ekspor.
2.5.2 Kebijakan Pengurangan Perbelanjaan
Yang dimaksud disini adalah langkah-langkah pemerintah untuk mengatasi masalah
kekurangan dalam neraca pembayaran dengan mengurangi pembelanjaan agregat dan tingkat
kegiatan ekonomi Negara. Hal ini dapat dilakukan apabila :
27. 1. Perekonomian telah mencapai kesempatan kerja penuh dan disamping itu inflasi
sudah terjadi.
2. Dalam perekonomian terdapat defisit yang berkepanjangan dalam neraca
pembayaran
Kebijakan “mengurangi pembelanjaan” akan menurunkan impor , akan tetapi tidak
mempengaruhi ekspor. keadaan seperti ini akan mewujudkan neraca pembayaran yang
menguntungkan atau seimbang.
Hal-hal yang dilakukan dalam mengurangi pembelanjaan:
a. Menaikkan pajak pendapatan. Dengan kenaikan pajak ini akan mengurangi
pendapatan disposibel dan mengurangi konsumsi rumah tangga.
b. Menaikkan suku bunga dan menurunkan penawaran uang. Tujuan ini dapat dicapai
dengan menjalankan kebijakan moneter, misalnya dengan menaikkan tingkat cadangan
minimum dan menaikkan suku bunga bank (suku diskonto). Pengurangan penawaran
uang dan suku bunga yang tinggi akan mempengaruhi invetasi . keadaan ini selanjutnya
akan mengurangi pengeluaran agregat.
c. Mengurangi pengeluaran pemerintah . oleh karena pengeluaran pemerintah adalah
sebagian dari pengeluaran agregat, maka pengurangan pengeluaran pemerintah
otomatis akan mengurangi pengeluaran agregat. Langkah ini dan langkah yang
dinyatakan dalam a) diatas digolongkan sebagai kebijakan fiskal.
2.5.3 Devaluasi (Penurunan Nilai Valuta)
Devaluasi biasanya dilakukan oleh Negara-negara yang menjalankan system kurs
pertukaran tetap. Devaluasi adalah tindakan pemerintah yang menurunkan nilai mata uangnya
terhadap valuta asing. Misalnya pada mulanya 1 dollar US sama dengan Rp 7.500 apabila kurs
itu diubah pemerintah menjadi US $1= Rp 10.000 maka dapat dikatakan bahwa Indonesia telah
mendevaluasi mata uangnya terhadap US. Dengan pertukaran kurs yang baru, dibutuhkan lebih
banyak rupiah untuk memperoleh satu dolar US.
Efek_efek yang mungkin akan ditimbulkan oleh devaluasi adalah:
a. Ekspor akan bertambah karena dipasar luar negeri barang menjadi lebih murah.
b. Impor berkurang karena barang dari luar negeri menjadi lebih mahal.
c. Kenaikan ekspor dan pengurangan impor memperbaiki neraca pembayaran.
28. d. Pendatan nasional akan bertambah oleh karena ekspor naik sehingga meningkatkan
permintaan produksi domestic, serta mendorong investasi dalam negeri.
e. Kemungkinan inflasi berlaku , yaitu apabila kenaikan harga barang-barang impor akan ikut
mendorong kenaikan harga produk domestic. Inflasi juga dapat terjadi apabila devaluasi
dilakukan ketika perekonomian lagi booming. Ini disebabkan oleh kegiatan ekspor dan
perkembangan kegiatan ekonomi lain seperti kenaikan upah buruh dan harga-harga oleh karena
permintaan yang berlebihan.
f. Di luar Negeri, Negara lain mungkin akan melakukan langkah balasan dengan menggunakan
halangan perdagangan impor (yang dikenakan bagi ekspor Negara yang mendevaluasikan
valutanya).
Syarat- syarat yang dibutuhkan untuk menyukseskan Devaluasi adalah:
a. Ekspor Negara itu elastic. Maksudnya dengan menurunnya harga, permintaan ekspor akan
meningkat dan sebaliknya.
b. Permintaan impor Negara itu elastic artinya karena mahalnya barang-barang impor,
menjadikan harganya sulit terjangkau sehingga keputusan untuk mengimpor diurungkan.
c. Didalam negeri tidak terjadi inflasi. Apabila devaluasi mengakibatkan inflasi dalam negeri,
barang buatan dalam negeri yang akan diekspor mengalami kenaikan harga, kenaikan harga
lebih besar dari tingkat devaluasi
d. Negara tujuan ekspor tidak mengadakan reaksi balasan atas devaluasi yang dilakukan.
29. BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar atau susunan sistematis yang meringkas
transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lainnya selama
jangka waktu tertentu, biasanya selama satu tahun. Mencakup pembelian dan penjualan barang
– jasa dan transfer keuangan dari individu dan pemerintah asing, begitu juga dengan transaksi
financial. Dan pencatatan transaksi tersebut menggunakan sistem akuntansi sehingga setiap
transaksi yang terjadi akan dicatat dua kali (double entry bookeping) dengan menggunakan
sistem debet-kredit.
Kurs dengan valuta asing (valas)merupakan suatu nilai pertukaran uang denganyang lain
hanya saja yang membedakan dalamsegi perdagangannya , dimana valasmerupakan alat
pembayaran yang sah diNegara lain . sedangkan kurs merupakanperbedaan nilai matauang
antara negara satudengan negara lain . meskipun demikian valasdan kurs merupakan suatu
kesatuan untukmenambah pendapatan negara di dalamperekonomian internasional.
Dari uraian diatas juga dapat disimpulkan bahwa perekonomian terbuka atau empat
sector adalah suatu system ekonomi yang melakukan kegiatan ekspor dan impor degan Negara
lain. Perekonomian tebuka membuka peluang terjadinya kegiatan perdagangan luar negeri
disamping juga arus modal masuk dan keluar dari suatu Negara.
3.2 SARAN
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang. Negara-negara berkembang
umumnya memiliki defisit neraca perdagangan yang tinggi. Cara yang paling mudah dan
efektif untuk dapat menutup defisit perdagangan yang terjadi adalah dengan pinjaman hutang.
Apalagi jika tak ada lagi sumber pendanaan di dalam negeri yang dapat diandalkan untuk
menutup defisit tersebut. Hutang tersebut dapat berupa pinjaman, bantuan, hibah, maupun
bantuan teknis. Indonesia dewasa ini jarang sekali mengalami surplus transaksi berjalan.
Penyebab utama defisit dalam anggaran pemerintah adalah pengeluran yang lebih besar dari
pemasukan. Maka dari itu Indonesia membutuhkan hutang luar negeri untuk membiayai defisit
tersebut.
Untuk itu hendaknya pemerintah bisa memanfaatkan pinjaman tersebut dengan sebaik-
baiknya yaitu digunakan untuk pembangunan negara dan pemerintah harus bisa mengelola
anggaran pemerintah dengan baik sehingga bisa menekan pengeluaran negara agar tidak terjadi
30. defisit anggaran. Selain itu juga negara harus bisa meningkatkan ekspornya dibandingkan
dengan impornya,
Bagi kita sebagai warga negara Indonesia hendaknya bisa membantu dalam rangka
menambah pemasukan anggaran negara, salah satunya yaitu dengan cara membayar pajak tepat
pada waktunya. Karena pajak merupakan salah satu komponen dalam pemasukan anggaran
negara.
31. DAFTAR PUSTAKA
Eachern. MA. 2000. Ekonomi Makro Pendekatan Kontemporer. Jakarta: PT. Salemba Empat.
Prayitno, Soediyono. 2000. Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE
Sukirno, Sadono, 2003, Pengantar Ekonomi Mikro, Jakarta: Raja Gafindo Persada.
Syahril. 1996. Ekonomi Internasional. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
http://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-internasional/pengertian-definisi-neraca-pembayaran-
balance-of-payment/,diakses 20 Januari 2016, pukul 20.50 WIB.
http://materiakuntansifanda.blogspot.com/2011/04/neraca.html, diakses 20 Januari 2016,
pukul 21.04 WIB.
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/12/sistem-kurs-tetap-mengambang-bebas-dan-
terkendali.html, diakses 20 Januari 2016, pukul 21.08 WIB.
http://www.academia.edu/7319220/KEBIJAKAN_PEMERINTAH_DALAM_PEREKONO
MIAN_TERBUKA, diakses 20 Januari 2016, pukul 21.22 WIB.