Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang pengaruh persepsi mahasiswa terhadap mata kuliah kewirausahaan di salah satu perguruan tinggi di Indonesia. Penelitian menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa terhadap mata kuliah kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar mata kuliah tersebut.
1. Persepsi mahasiswa terhadap mata kuliah kewirausahaan
di UNINDRA
(Siti Marti’ah / telp 081287889978/email martia_setiadi@yahoo.co.id)
( Dosen UNINDRA PGRI)
Abstrak
Pengaruh Persepsi pada Matakuliah Kewirausahaan terhadap Prestasi Belajar Matakuliah
Kewirausahaan, penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh persepsi
mahasiswa pada matakuliah kewirausahaan terhadap prestasi belajar matakuliah
Kewirausahaan. Jika memang ada pengaruh yang positif dan signifikan maka seberapa
kuat pengaruh persepsi mahasiswa pada matakuliah kewirausahaan terhadap prestasi
belajar matakuliah Kewirausahaan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah
survey dengan analisis korelasi dan regresi, yaitu menghubungkan antara data yang
menunjukkan persepsi mahasiswa pada matakuliah kewirausahaan dengan data yang
menunjukkan prestasi belajar mahasiswa, khususnya pada matakuliah Kewirausahaan.
Hasil analisa pengaruh persepsi mahasiswa pada matakuliah kewirausahaan terhadap
prestasi belajar matakuliah kewirausahaan menunjukkan thitung 3,965>ttabel 1,67 Hal
tersebut membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan sangat signifikan
persepsi mahasiswa pada matakuliah kewirausahaan dan motivasi berwirausaha terhadap
prestasi belajar matakuliah Kewirausahaan.
Kata kunci : persepsi, kewirausahaan, prestasi belajar
Abstract
Perceptions influence on Entrepreneurship Course on Learning Achievement
Entrepreneurship Course, this study was to determine the extent of influence on student
perceptions of learning achievement entrepreneurship course entrepreneurship course. If
there was a positive and significant effect on how strong the influence of students'
perceptions on the subject of entrepreneurship to the learning achievement
Entrepreneurship course. The research method used was survey by correlation and
regression analysis, which connects the data showing students' perceptions on the subject
of entrepreneurship with the data showing the learning achievements of students,
especially in Entrepreneurship course. Results of analysis of the influence of students
'perceptions on the subject of entrepreneurship on entrepreneurial subjects demonstrated
learning achievement tcount 3.965> 1.67 TTable It is proved that there is a positive
influence on students' perceptions and highly significant in the subjects of
entrepreneurship and entrepreneurial motivation towards learning achievement
Entrepreneurship course.
Key words: perception, entrepreneurship, learning achievement
1
2. A. Pendahuluan
Jumlah pengangguran dari tahun ke tahun terus meningkat, hal ini
disebabkan sedikitnya lapangan pekerjaan sedangkan jumlah lulusan sekolah
menengah dan perguruan tinggi terus bertambah. Akibatnya terjadi
ketidakseimbangan antara jumlah lapangan pekerjaan dengan orang yang akan
bekerja. Apalagi diperparah dengan timbulnya aksi pemutusan hubungan
kerja ( PHK) dari beberapa perusahaan yang mengalami kebangkrutan.
Masalah pengangguran sebenarnya bisa diatasi jikalau negara
mampu menyediakan lapangan pekerjaan sebanyak mungkin. Namun hal ini
sepertinya tidak mungkin bisa secepatnya terealisasi, karena banyaknya
kendala baik dari segi ekonomi maupun sumber daya manusia (SDM) itu
sendiri.
Mengingat betapa banyaknya jumlah pengangguran di Indonesia saat
ini dan diberlakukannya kurikulum baru mata kuliah kewirausahaan, maka
mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta program studi Teknik Informatika
diharapkan tidak hanya mengandalkan bekerja di sektor pemerintahan atau bekerja
untuk mengisi lowongan kerja, tetapi juga diharapkan mampu untuk
memanfaatkan ilmu yang telah dimiliki dan diaplikasikan di masyarakat untuk
berwirausaha sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada sebagai pengusaha
untuk kerja mandiri. Akan tetapi penyebab dari kurangnya minat dalam
wirausaha adalah pandangan negatif dari sebagian masyarakat.
Di dalam masyarakat pola pikir yang masih melekat adalah ketika anaknya
sudah lulus kuliah orang tua tidak menginginkan anak-anaknya menerjuni bidang
ini, dan berusaha mengalihkan perhatian anak untuk menjadi pegawai negeri,
apalagi bila anaknya sudah bergelar lulusan perguruan tinggi. Mereka berucap
“Untuk apa sekolah tinggi, jika hanya mau jadi pedagang”. Pandangan seperti ini
sudah berkesan jauh di lubuk hati sebagian besar rakyat kita, mulai sejak
zaman penjajahan Belanda sampai dekade masa kemerdekaan. Landasan
filosofis inilah yang menyebabkan rakyat Indonesia tidak termotivasi terjun ke
dunia bisnis.
Di era globalisasi dan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat ini,
mahasiswa merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun mutu
lulusan itu sendiri. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor pendorong
pertumbuhan ekonomi yang pesat adalah faktor manusianya.
Pemahaman kewirausahaan harus dimiliki oleh mahasiswa karena
mahasiswa sebagai penerus bangsa diharapkan mampu menjadi tulang
punggung negara. Sehingga dengan hasil pendidikan yang dikuasainya mampu
menciptakan lapangan kerja, bukan menambah jumlah pengangguran setelah ia
lulus dari sebuah perguruan tinggi dan diharapkan mampu bekerja dengan baik,
dilihat dari segi ilmu maupun teknis lapangan. Jadi, sebisa mungkin seorang
mahasiswa dituntut untuk berpikir secara kreatif terhadap peluang bisnis yang
ada di masyarakat dan berani mencoba untuk memulai usaha. Jangan bersikap
apatis, karena sulit mencari pekerjaan setelah melamar ke mana- mana dan
hasilnya selalu nihil. Mereka lupa bahwa sebenarnya bekerja tidak hanya di
perusahaan ataupun menjadi pegawai negeri, salah satunya menjadi seorang
wirausaha.
Terhadap fenomena inilah, penulis merasa perlu melakukan kaji ulang
sebagai upaya “mencari tahu” berapa besar Persepsi mahasiswa jurusan teknik
informatika terhadap mata kuliah kewirausahaan.
2
3. B. Tinjauan Pustaka
a. Persepsi
Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus makhluk individu.
Terdapat perbedaan antara idividu yang satu dengan yang lainnya, sehingga
setiap informasi yang datang akan diberi makna yang berlainan oleh orang
yang berbeda. Adanya perbedaan ini merupakan suatu alasan seseorang
menyenangi suatu obyek, sedangkan orang lain tidak senang bahkan
membenci obyek tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu
menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya
sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh
persepsinya.
Ruch. F.L. (1967 : 300) memberi pengertian : perception is process
where bay sensory and relevant past experience are organized to give us
the most structured, meaningful picture possible under the circumstance.
Disini persepsi merupakan suatu proses tentang petunjuk-petujuk
inderawi/sensori dan pengalaman masa lampau yang relevan
diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang terstruktur
dan bermakna pada situasi tertentu. Dikarenakan persepsi bertautan dengan
cara mendapatkan pengetahuan khusus tentang kejadian pada saat tertentu,
maka persepsi dapat terjadi kapan saja apabila ada stimulus yang
menggerakkan indera. Dalam hal ini persepsi diartikan sebagai proses
mengetahui atau mengenali obyek dan kejadian obyektif dengan bantuan
indera (Chaplin, C.P., 1999 : 358).
Suherman (2005 : 23) mengutip pendapat uttin dan Solso,
mengemukakan, bahwa ”persepsi merupakan tahap awal dari serangkaian
pemrosesan informasi”. Persepsi adalah suatu proses penggunaan
pengetahuan atau memperoleh dan penginterpretasikan stimulus
(rangsangan) yang diterima oleh alat indera manusia. Berdasarkan
pemahaman tersebut persepsi merupakan proses menginterpretasikan atau
menafsirkan informasi yang diperoleh melalui siste alat indera manusia,
yang mencakup dua proses yang berlangsung secara serempak antara
keterlibatan aspek-aspek dunia luar (stimulus-informasi/pengalaman)
dengan dunia di dalam diri seseorang (pengetahuan yang relevan dan telah
disimpan dalam ingatan).
Persepsi pada hakikatnya adalah merupakan aktivitas mengindera,
mengintegrasikan dan memberikan penilaian pada obyek-obyek fisik
maupun obyek sosial, dan penginderaan tersebut tergantung pada stimulus
fisik dan stimulus sosial yang ada di lingkungannya. Sensasi-sensasi dari
lingkungan dari lingkungan akan diolah bersama-sama dengan hal-hal yang
telah dipelajari sebelumnya, baik berupa harapan-harapan, nilai-nilai, sikap,
ingatan dan lain-lain.
Berdasarkan pengertian di atas disimpulkan bahwa persepsi adalah
suatu proses yang kompleks dimana individu menerima dan menyadap
informasi dari lingkungannya, menginderakan atau mengorganisasikan dan
3
4. menginterpretasikan suatu obyek, dengan adanya keterlibatan aspek-aspek
dunia luar (stimulus-informasi/pengalaman) dengan dunia di dalam diri
seseorang (pengetahuan yang relevan dan telah disimpan dalam ingatan)
sehingga mampu memahami dan memberikan penilaian terhadap obyek
yang ada dihadapannya.
b. Kewirausahaan
Kewirausahaan merupakan jiwa dari seseorang yang
diekspresikan melalui sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif
untuk melakukan suatu kegiatan. Dengan demikian, perlu ditegaskan
bahwa tujuan pembelajaran kewirausahaan sebenarnya tidak hanya
diarahkan untuk menghasilkan pebisnis atau business entrepreneur,
tetapi mencakup seluruh profesi yang didasari oleh jiwa wirausaha
atau entrepreneur
Menurut Solomon dan Fernald (1991) serta Hisrich dan
Peters (2002) sebagaimana dikutip Bell (2008), pendidikan
kewirausahaan tradisional memfokuskan pada penyusunan rencana bisnis,
bagaimana mendapatkan pembiayaan, proses pengembangan usaha dan
manajemen usaha kecil.
Pendidikan tersebut juga memberikan pengetahuan mengenai
prinsip-prinsip kewirausahaan dan ketrampilan teknis bagaimana
menjalankan bisnisnya. Namun demikian, mahasiswa yang mengetahui
prinsip-prinsip kewirausahaan dan pengelolaan bisnis tersebut belum
tentu menjadi wirausaha yang sukses (Solomon and Fernald dalam
Bell, 2008).
Dalam konteks ini Ciputra (2007) membagi wirausaha
menjadi 4 kelompok yang dimodifikasi urutannya sehingga dapat
dihimpun dalam akronim BAGS, yaitu:
1. Business Entrepreneur, yang selanjutnya dibagi lagi menjadi 2
kelompok, yakni: owner entrepreneur dan professional
entrepreneur. Owner entrepreneur adalah pencipta dan pemilik
bisnis. Sedangkan professional entrepreneur ialah orang-orang
yang memiliki daya wirausaha namun mempraktekkannya di
perusahaan milik orang lain.
2. Academic Entrepreneur, merupakan menggambarkan
akademisi yang mengajar atau mengelola lembaga pendidikan
dengan pola dan gaya entrepreneur sambil tetap menjaga tujuan
mulya pendidikan.
3. Government entrepreneur, ialah seorang atau kelompok orang
yang memimpin serta mengelola lembaga negara atau instansi
pemerintahan dengan jiwa dan kecakapan wirasaha.
4. Social Entrepreneur, yaitu para pendiri dan pengelola
organisasi-organisasi sosial yang berhasil menghimpun dana
masyarakat untuk melaksanakan tugas-tugas sosial.
Tujuan dari pembelajaran kewirausahaan adalah
4
5. bagaimana mentransformasikan jiwa, sikap dan perilaku wirausaha
dari kelompok busines entrepreneur yang dapat menjadi bahan
dasar guna merambah lingkungan entrepreneur lainnya, yakni
academic, govenrment dan social entrepreneur.
C. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survai dengan teknik
korelasional. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel terikat, yaitu Prestasi
Belajar mata kuliah Kewirausahaan (Y) dan variabel bebas, yaitu Persepsi pada
mata kuliah Kewirausahaan (X1). Dengan populasi 494 mahasiswa. Mengingat
jumlah anggota populasi yang tidak terlalu banyak maka jumlah anggota
sampel yang diambil oleh peneliti berjumlah 60 mahasiswa dengan rincian dari
kelas ekstensi , kelas regular dan kelas sore.
Tehnik Pengambilan sampel uji coba instrument diambil 18 mahasiswa
dari sisa populasi 494 setelah dikurangi 60 mahasiswa (yang diteliti). Hal ini
dilakukan untuk menguji kelayakan instrument. Teknik pengumpulan data
untuk semua variabel di atas adalah dengan menyebarkan angket/kuisener
kepada responden. Angket tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan untuk
mengukur hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah sesuai dengan
variabel yang akan diukur. Sedangkan data tentang prestasi belajar diambil dari
data arsip/dokumen kampus.
D. Hasil dan Pembahasan
Persepsi pada matakuliah Kewirausahaan yang diperoleh dari para responden
mempunyai rata-rata 132,28 dengan simpangan baku 20,38, median sebesar 134, skor
minimum 84 dan skor maksmum 179. Banyaknya butir pertanyaan dalam instrumen
persepsi pada matakuliah Kewirausahaan adalah 38 butir dengan skor maksimum tiap
butir pertanyaan adalah 5, maka skor rata-rata tiap pertanyaan adalah 3,48 atau
69,62%, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata skor persepsi pada matakuliah
Kewirausahaan termasuk sedang. Skor simpangan baku 20,38 atau sama dengan
15,41% dari rata-rata, menunjukkan perbedaan jawaban antar responden termasuk
sedang. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi pada mahasiswa pada matakuliah
Kewirausahaan cukup beragam.
Dari deskripsi tersebut juga dapat dilihat bahwa antara nilai rata-rata dan dan
median hampir sama, yaitu 132,38 dan 134. Hal ini menunjukkan bahwa data skor
persepsi pada matakuliah Kewirausahaan pada penelitian ini cukup representatif.
Sedangkan skor yang berada di atas rata-rata lebih banyak dibanding yang berada di
bawah rata-rata menunjukkan bahwa mahasiwa yang memupunyai persepsi positif
pada matakuliah Kewirausahaan lebih banyak dibanding yang negatif. Deskripsi data
data tersebut bisa dilihat pada Lampiran 7, sedangkan Histogram dari data tersebut
bisa dilihat pada Gambar 4.1.
5
6. Gambar 4.1. Histogram Data Skor Persepsi Pada
Matakuliah Kewirausahaan
Dari tabel distribusi, serta histrogram dan poligon frekwensi dapat disimpulkan
bahwa data skor skala persepsi pada matakuliah Kewirausahaan dalam penelitian
ini memiliki sebaran yang cenderung normal. Pengujian hipotesis ini dilakukan
dengan Tabel 4.7. di atas, yaitu dengan memperhatikan kolom Sig untuk baris
variavel X1 (Persepsi pada Matakuliah Kewirausahaan). Ketentuan
signifikansinya adalah : “jika sig < 0,05 dan thitung 3,965>ttabel 1,67 ( ttabel adalah
nilai table distribusi t pada taraf nyata 5% dan derajat kepercayaan (dk) = n-1,
dimana n adalah banyaknya responden) maka koefisien regresi tersebut
signifikan”
6
7. ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Prestasi_Belajar
_Matakuliah_K
ewirausahaan *
Persepsi_Pada_
Matakuliah_Ke
wirausahaan
Betwee
n
Groups
(Combined) 3649.983 36 101.388 1.775 .075
Linearity 1910.731 1 1910.731 33.460 .000
Deviation from
1739.253 35 49.693 .870 .652
Linearity
Within Groups 1313.417 23 57.105
Total 4963.400 59
Korelasi Partial X1 Y
Correlations
Persepsi_Pada_Matak
uliah_Kewirausahaan
Prestasi_Belajar_Matak
uliah_Kewirausahaan
Persepsi_Pada_Mata
kuliah_Kewirausahaa
n
Pearson
Correlation
1 .620**
Sig. (2-tailed) .000
N 60 60
Prestasi_Belajar_Mat
akuliah_Kewirausaha
an
Pearson
Correlation
.620** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .620a .385 .374 7.25481
a. Predictors: (Constant), Persepsi_Pada_Matakuliah_Kewirausahaan
b. Dependent Variable: Prestasi_Belajar_Matakuliah_Kewirausahaan
Dari Tabel diatas tersebut diperoleh bahwa nilai kolom Sig untuk baris
variavel X1 (Persepsi pada Matakuliah Kewirausahaan) adalah 0,000, kurang dari
0,05, berarti koefisien regresi tersebut signifikan, atau dengan kata lain terdapat
pengaruh yang signifikan variabel bebas X1 (Persepsi pada Matakuliah
Kewirausahaan) terhadap variabel terikat Y (Prestasi Belajar Matakuliah
Kewirausahaan).
E. Kesimpulan
Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan variabel bebas X1 (Persepsi pada Matakuliah Kewirausahaan) terhadap
7
8. variabel terikat Y (Prestasi Belajar Matakuliah Kewirausahaan).Persepsi atas mata
kuliah kewirausahaan adalah pemahaman mahasiswa tentang mata kuliah
kewirausahaan dan mengapa perlu berwirausaha adalah agar mampu menatap masa
depan yang lebih baik.
Sedangkan hasil belajar mata kuliah kewirausahaan adalah tingkat pencapaian
mahasiswa dalam pengetahuan pada materi kuliah kewirausahaan, serta pencapaian
ketrampilan dan sikap yang terkait dengan wawasan tentang ilmu kewirausahaan.
Dengan memiliki persepsi yang positif pada ilmu kewirausahaan maka ada
kecenderungan mahasiswa akan tertarik dan termotivasi untuk mengikuti perkuliahan
dengan seksama, semangat belajar akan tumbuh dengan baik, serta menekuni ilmu
kewirausahaan tersebut. Jika motivasi dan semangat belajar tinggi maka niscaya
prestasi belajar yang tinggi pun bisa diraih.Dari informasi kuantitatif dan teori tersebut
maka peneliti berkesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan persepsi
pada matakuliah Kewirausahaan terhadap prestasi belajar matakuliah
Kewirausahaan .
8
9. DAFTAR PUSTAKA
Buchori Alma, Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum, Bandung,
Alfabeta,2007.
Chaplin, C.P., 1999, Kamus Lengkap Psikology, Edisi Bahasa Indonesia oleh
Kartini kartono, cetakan kelima, Jakarta, Raja Grafindo Perkasa
Ciputra. Kewirausahaan, Jakarta: Salemba Empat, 2007
Ruch, F.L , Psychology and Life, 7th, ed.Glenview, Illinois: Scott, Foresman and
Company,1967
Zimmerer, Thomas W. and Norman Scarborough, Essential of
Entrepreneurship and Small Business Manajement, New Jersey:
Pretice Hall, Inc 1998.
9