PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
Salat id
1. PELAJARAN 3
SALAT ID
A. Lafaz niat dan bacaan sholat idul fitri beserta cara pengerjaannya
Assalamualaikum sob…
Gak terasa 2 minggu lagi kita lebaran sob..
Masih lumayan jauh sih :mrgreen: tapi nggak apa dah kita bahas mengenai hari
kemenangan ini :mrgreen:
Mengingat hari lebaran ( idul fitri ) pasti yang menjadi fikiran utama kita adalah
baju baru,oporayam, kumpul bareng keluarga, liburan, dan yang paling penting
adalahsholat id.
Nah dalam postingan kali ini ane mau membahas tentang lafaz niat dan cara
pelaksanaansholatid(sholat idil fitri)
Adapun lafaz niatnya adalah:
ﺗﻌﺎﻟﻲ ﻟﻠﺔ ﻣﺄﻣﻮﻣﺎ ﺭﻛﻌﺘﻴﻦ ﺍﻟﻔﺘﺮ ﻋﻴﺪ ﺳﻨﺔ ﺃﺻﻠﻲ
Usalli sunnatan aidul fitri rok’atainima’muma lillahi ta’ala
Artinya:
Sahajaku sholat idul fitri 2 raka’at sebagai ma’mum karna allah ta’ala
Cara pengerjaannya:
Raka’at pertama
1. Takbiratul ihram sambil membaca niat (sahajaku sholat idul fitri 2 rakaat
sebagai ma’mum karna allah ta’ala)
2. Membaca do’aiftitah
3. Takbir, kemudian membaca
ﺳﻟْﺍﺤ ﺎﻥَْﻠﺍﻟ ْﻪْﺎﻭﺳﺍﻟﺳْﺮﺍﺳﻛْﺃ ﻟﻥَْﻠْﻟﺍْﺤ ﻟﻥَْﻠﺍﻟ َﺎْﻟﺎ ْﻥْﻟﺎ ْﺎﻟْﺤ ﺎﻥَْﻠﺎﻟ ﻟﺪﺳﺒْﻭ
Subhanallah walhamdulillah wala ila haillallah wallahu akbar.
Ini di lakukan sebanyak 7 (tujuh) kali
4. Baca alfatihah
2. 5. Baca surah al_qur’an
6. Ruku’, i’tidal, sujud. dst. Lakukan sperti sholat fardu
Raka’at ke 2
1. Takbir 5 (lima) kali. Bacaanx sama dengan rakaat pertama
2. Baca alfatihah
3. Baca surah al_qur’an
4. Ruku’, dst. Sampai salam
B. Waktu salatIdul fitri dan Idul Ad’ha
"Waktu shalat Idul Fithri dan Idul Adha adalah setelah tingginya matahari
seukuran satu tombak sampai tergelincir. Dan terjadi ijma (kesepatakan)
atas apa yang diambil faedah dari hadits-hadits, sekalipun tidak tegak
hujjah dengan semisalnya. Adapun akhir waktunya adalah saat tergelincir
matahari"
C. Tata Cara SalatIdul Fitri dan Idul Ad’ha
Tata Cara Shalat ‘Ied
Jumlah raka’at shalat Idul Fithri dan Idul Adha adalah dua raka’at. Adapun tata
caranya adalah sebagai berikut.[26]
Pertama:Memulai dengan takbiratul ihrom, sebagaimana shalat-shalat lainnya.
Kedua: Kemudian bertakbir (takbir zawa-id/tambahan) sebanyak tujuh kali
takbir -selain takbiratul ihrom- sebelum memulai membaca Al Fatihah. Boleh
mengangkat tangan ketika takbir-takbir tersebut sebagaimana yang dicontohkan
oleh Ibnu ‘Umar. Ibnul Qayyim mengatakan, “Ibnu ‘Umar yang dikenal sangat
meneladani Nabi shallallahu ‘alaihiwa sallam biasa mengangkat tangannya
dalam setiap takbir.”[27]
Ketiga: Di antara takbir-takbir (takbir zawa-id) yang ada tadi tidak ada bacaan
dzikir tertentu. Namun ada sebuah riwayat dari Ibnu Mas’ud, ia mengatakan,
“Di antara tiap takbir, hendaklah menyanjung dan memuji Allah.”[28] Syaikhul
Islam mengatakan bahwa sebagian salaf di antara tiap takbir membaca bacaan,
يِنْمَح ْار َو يِل ْرِفْغا همُههالل . ُرَبْكَأ ُ هَّللَا َو ُ هاَّلل هإَل َهَلإ ََلَو ِ ه َِّلل ُدْمَحْال َو ِ هاَّلل َانَحْبُس
“Subhanallah walhamdulillahwa laa ilaha illallah wallahu akbar.
Allahummaghfirlii warhamnii (Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya, tidak
ada sesembahan yang benar untuk disembah selain Allah. Ya Allah, ampunilah
aku dan rahmatilah aku).” Namun ingat sekali lagi, bacaannya tidak dibatasi
dengan bacaan ini saja. Boleh juga membaca bacaan lainnya asalkan di
dalamnya berisi pujian pada Allah Ta’ala.
Keempat: Kemudian membaca Al Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surat
lainnya. Surat yang dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihiwa sallam adalah surat
Qaaf pada raka’at pertama dan surat Al Qomar pada raka’at kedua. Ada riwayat
bahwa ‘Umar bin Al Khattab pernah menanyakan pada Waqid Al Laitsiy
3. mengenai surat apa yang dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam ketika shalat ‘Idul Adha dan ‘Idul Fithri. Ia pun menjawab,
)ُرَمَقْال هَقشْنا َو ُةَعاهسال ِتَب َرَتْق(ا َو )ِيد ِجَمْال ِآن ْرُقْال َو (ق ِب اَمِيهِف ُأ َرْقَي َانَك
“Nabi shallallahu ‘alaihiwa sallam biasa membaca “Qaaf, walqur’anil majiid”
(surat Qaaf) dan “Iqtarobatissaa’atu wan syaqqolqomar” (surat Al
Qomar).”[29]
Boleh juga membaca surat Al A’laa pada raka’at pertama dan surat Al Ghosiyah
pada raka’at kedua. Dan jika hari ‘ied jatuh pada hari Jum’at, dianjurkan pula
membaca surat Al A’laa pada raka’at pertama dan surat Al Ghosiyah pada
raka’at kedua, pada shalat ‘ied maupun shalat Jum’at. Dari An Nu’man bin
Basyir, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُلوُس َر َانَكِ هاَّلل-وسلم عليه هللا صلى-َْله( َو )ىَلْعَاأل َكِب َر َمْسا ِحِبَس( ِب ِةَعُمُجْال ىِف َو ِنْيَديِعْال ىِف ُأ َرْقَي
ىِف اًضْيَأ اَمِهِب ُأ َرْقَي ٍد ِاح َو ٍمْوَي ىِف ُةَعُمُجْال َو ُديِعْال َعَمَتْاج اَذِإ َو َالَق )ِةَيَِاشغْال ُيثِدَح َاكَتَأْيَتَالهصال. ِن
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca dalam shalat ‘ied
maupun shalat Jum’at “Sabbihismarobbikal a’la” (surat Al A’laa)dan “Hal
ataka haditsul ghosiyah” (surat Al Ghosiyah).” An Nu’man bin Basyir
mengatakan begitu pula ketika hari ‘ied bertepatan dengan hari Jum’at, beliau
membaca kedua surat tersebut di masing-masing shala.
Kelima: Setelah membaca surat, kemudian melakukan gerakan shalat seperti
biasa (ruku, i’tidal, sujud, dst).
Keenam: Bertakbir ketika bangkit untuk mengerjakan raka’at kedua.
Ketujuh: Kemudian bertakbir (takbir zawa-id/tambahan) sebanyak lima kali
takbir -selain takbir bangkit dari sujud- sebelum memulai membaca Al Fatihah.
Kedelapan: Kemudian membaca surat Al Fatihah dan surat lainnya
sebagaimana yang telah disebutkan di atas.
Kesembilan: Mengerjakan gerakan lainnya hingga salam.
KhutbahSetelah Shalat ‘Ied
Dari Ibnu ‘Umar, ia mengatakan,
ِ هاَّلل ُلوُس َر َانَك–وسلم عليه هللا صلى–ُرَمُع َو ٍرْكَب وُبَأ َو–عنهما هللا رضى–َلْبَق ِنْيَديِعْال َونُّلَصُي
ْطُخْالِةَب
“Nabi shallallahu ‘alaihiwa sallam dan Abu Bakr, begitu pula ‘Umar biasa
melaksanakan shalat ‘ied sebelum khutbah.”
Setelah melaksanakan shalat ‘ied, imam berdiri untuk melaksanakan khutbah
‘ied dengan sekali khutbah (bukan dua kali seperti khutbah Jum’at).
Nabi shallallahu ‘alaihiwa sallam melaksanakan khutbah di atas tanah dan
tanpa memakai mimbar. Beliau pun memulai khutbah dengan “hamdalah”
(ucapan alhamdulillah) sebagaimana khutbah-khutbah beliau yang lainnya.
Ibnul Qayyim mengatakan, “Dan tidak diketahui dalam satu hadits pun yang
menyebutkan bahwa Nabishallallahu ‘alaihiwa sallammembuka khutbah
‘iednya dengan bacaan takbir. … Namun beliau memang sering mengucapkan
takbir di tengah-tengah khutbah. Akan tetapi, hal ini tidak menunjukkan bahwa
beliau selalu memulai khutbah ‘iednya dengan bacaan takbir.”
4. Jama’ah boleh memilih mengikuti khutbah ‘ied ataukah tidak. Dari ‘Abdullah
bin As Sa-ib, ia berkata bahwa ia pernah menghadiri shalat ‘ied bersama
Rasulullah shallallahu ‘alaihiwa sallam, tatkala beliau selesai menunaikan
shalat, beliau bersabda,
َْبهْذَيْلَف ََبهْذَي ْنَأ هبَحَأ ْنَمَو ْسِلْجَيْلَف ِةَبْطُخْلِل َسِلْجَي ْنَأ هبَحَأ ْنَمَف ُبُطَْخن اهنِإ
“Aku saat ini akan berkhutbah. Siapayang mau tetap dudukuntuk
mendengarkankhutbah,silakan ia duduk. Siapayang ingin pergi, silakan ia
pergi.”