SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat karunianya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat waktunya. Dalam makalah ini
kami membahas mengenai pro terhadap di sahkannya RUU Keperawatan bagi perawat.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas kuliah yaitu mata kuliah Legal Ethic In
Nursing yang diberikan oleh dosen pengajar kami. Makalah yang kami buat memang masih jauh
dari kesempuranaan. Kami menyadari banyak keterbatasan ide dan gagasan, serta sistematika
penulisan dalam makalah ini. Dan juga kami menyadari banyak kesalahan-kesalahan dalam
penulisan makalah ini.
Harapan kami, mudah-mudahan makalah ini dapat memenuhi tugas yang diberikan dan
bermanfaat bagi pembaca. Saran dan kritik dari pembaca kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Malang, Mei 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................................................ i
Kata Pengantar ............................................................................................................................ ii
Daftar Isi ...................................................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 3
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Konsep Keperawatan ............................................................................................... 4
2.2 Keperawaatn Profesional .......................................................................................... 5
2.3 Tindakan Keperawatan dalam Praktek Keperawatan .......................................... 6
2.4 Peran Fungsi dan Tanggung Jawab Perawat ........................................................ 7
BAB III Pembahasan
3.1 Masalah-masalah dalam Praktek Keperawatan ................................................... 9
3.2 Pokok-pokok Materi RUU Keperawaatan ........................................................... 10
3.3 Tantangan Pengesahan RUU Keperawatan ......................................................... 11
3.4 Pentingnya RUU Keperawatan ............................................................................. 12
BAB IV Penutup
IV.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 15
IV.2 Saran ...................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 17
Lampiran ................................................................................................................................... 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Jaminan hak asasi manusia di Indonesia semakin kuat pasca amandemen UUD
1945. Khusus dibidang kesehatan, dalam Pasal 28H ayat (1) UUD 1945 ditentukan
bahwa “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan”. Sebagai salah satu hak asasi manusia, maka perlu diwujudkan dalam bentuk
pemberian upaya kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui penyeleggaraan
pembangunan kesehatan.
Bentu upaya dalam pembangunan kesehatan dimaksud adalah salah satunya
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, baik pelayanan tenaga kesehatan maupun
administrasi kesehatan di tempat penyelenggara pelayanan kesehatan tersebut. Seperti
yang diketahui, ada beberapa jenis yang termasuk dalam kategori tenaga kesehatan, yaitu
dokter, dokter gigi, perawat, bidan dan lain-lain.
Tenaga kesehatan tersebut merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi
dalam bekerjanya sebuah sistem pelayanan kesehatan. Dengan demikan, tenaga perawat
sebagai salah satu komponen utama pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat juga
memiliki peran penting karena terkait langsung dengan mutu pelayanan kesehatan sesuai
dengan kompetensi dan pendidikan yang dimilikinya.
Undang – undang praktik keperawatan sudah lama menjadi bahan diskusi para
perawat. PPNI pada kongres Nasional kedua di Surabaya tahun 1980 mulai
merekomendasikan perlunya bahan-bahan perundang-undangan untuk perlindungan
hukum bagi profesi tenaga keperawatan. Undang – undang keperawatan.
Terbengkalainya pengesahan undang-undang perlindungan bagi perawat
menyebabkan perawat secara penuh belum dapat bertanggung jawab terhadap pelayanan
yang mereka lakukan dan mereka sering dikriminalisasi oleh oknum polisi. Tumpang
tindih antara tugas dokter dan perawat masih sering terjadi dan beberapa perawat lulusan
pendidikan tinggi merasa frustasi karena tidak adanya kejelasan tentang peran, fungsi dan
kewenangannya.
1
Hal ini juga menyebabkan semua perawat dianggap sama pengetahuan dan
ketrampilannya, tanpa memperhatikan latar belakang ilmiah yang mereka miliki.
Tanggal 12 Mei 2008 adalah Hari Keperawatan Sedunia. Di Indonesia,
momentum tersebut akan digunakan untuk mendorong berbagai pihak mengesahkan
Rancangan Undang-Undang Praktik keperawatan. PPNI menganggap bahwa keberadaan
Undang-Undang akan memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat terhadap
pelayanan keperawatan dan profesi perawat.
Indonesia, Laos, Kamboja dan Vietnam adalah empat Negara Association of
South East Asian Nations (ASEAN) yang belum memiliki Undang-Undang Praktik
Keperawatan. Padahal, Indonesia memproduksi tenaga perawat dalam jumlah besar. Hal
ini mengakibatkan kita tertinggal dari negara-negara Asia, terutama lemahnya regulasi
praktik keperawatan, yang berdampak pada sulitnya menembus globalisasi. Perawat kita
sulit memasuki dan mendapat pengakuan dari negara lain, sementara mereka akan mudah
masuk ke negara kita. Oleh karena itu kami membuat makalah terkait dengan pengesahan
RUU Keperawatan dengan judul “ Pro RUU Keperawaatan, Sah kan RUU Keperawatan”
I.2 Rumusan Masalah
 Apakah konsep Keperawatan ?
 Apakah yang dimaksud dengan keperawatan profesional ?
 Apakah tindakan Keperawatan dalam Praktek Keperawatan ?
 Apa peran, fungsi dan tanggung jawab perawat ?
 Apa saja masalah-masalah yang terjadi dalam praktek keperawatan ?
 Bagaimana pokok-pokok Materi dalam RUU Keperawaatan ?
 Apa saja tantangan dalam Pengesahan RUU Keperawatan ?
 Bagaimana pentingnya RUU Keperawatan ?
2
I.3 Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut, tujuan dari makalah ini adalah untuk :
 Mengetahui konsep keperawatan
 Mengetahui yang dimaksud dengan keperawatan profesional
 Mengetahui tindakan Keperawatan dalam Praktek Keperawatan
 Mengetahui peran, fungsi dan tanggung jawab perawat
 Mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam praktek keperawatan
 Mengetahui pokok-pokok Materi dalam RUU Keperawaatan
 Mengetahui tantangan dalam Pengesahan RUU Keperawatan
 Mengetahui pentingnya RUU Keperawatan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Keperawatan
Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan profesional yang
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang berlandasan ilmu dan kiat
keperawatan berbentuk layanan bio, psiko, sosia dan spiritual yang komprehensif yang
ditujukan bagi individu, keluarga dan masyarakat baik dalam keadaan sehat maupun sakit,
serta mencangkup seluruh proses kehidupan. (Lokakarya Keperawatan Nasional, 1983).
Berdasarkan konsep keperawatan diatas, terdapat beberapa hal yang merupakan hakikat
atau prinsip dari keperawatan antara lain :
 Keperawatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari profesi kesehatan
lain di dalam memberikan layanan kesehatan kepada klien. Profesi kesehatan
yang terbanyak jumlahnya dan terdepan dalam memberikan layanan kesehatan
adalah perawat. Sebagai bagian integral dari layanan kesehatan kedudukan
perawat dengan profesi kesehatan lainnya adalah sebagai mitra.
 Keperawatan mempunyai beberapa tujuan, antara lain memberi bantuan yang
paripurna dan efektif kepada klien serta memenuhi kebutuhan dasar manusia
(KDM) klien.
 Fungsi utama perawat adalah membantu klien (dari level individu hingga
masyarakat) baik dalam kondisi sakit maupun sehat, guna mencapai derajat
kesehatan yang optimal melalui pelayann kesehatan. Layanan keperawatan
diberikan karena adanya kelemahan fisik, mental, dan keterbasan pengetahuan
serta kurangmya kemauan untuk dapat melaksanakan kegiatan kehidupan sehari-
hari secara mandiri.
 Intervensi keperawatan dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit, menyembuhkan, serta memelihara kesehatan melalui upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilatif sesuai wewenang, tanggung jawab,
etika profesi keperawatan yang memungkinkan setiap orang mencapai
kemampuan hidup sehat dan produkktif.
Prinsip-prinsip keperawatan tersebut menunjukkan bahwa profesi keperawatan
memegang peranan yang penting dalam sistem kesehatan nasional.
4
Lalu siapa saja yang disebut perawat? Masyarakat awam menganggap perawat adalah
orang yang bekerja di rumah sakit dengan mengenakan seragam putih-putih. Ada pula
yang mengatakan bahwa perawat adalah orang yang bekerja sebagai pembantu dokter.
Penilaian tersebut terjadi karena ketidakpahaman mereka tentang hakikat perawat. Tidak
sembarang orang bisa disebut perawat. Berdasarkan Kepuusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 647/Menkes/SK/XI/2000 tentang Registrasi dan Praktik
Keperawatan , yang kemudian diperbarui dengan Kepmenkes RI No.
1239/Menkes/SK/XI/2001, dijelaskan bahwa perawat adalah orang yang telah lulus dari
pendidikan perawat, baik dalam maupun luar negeri, sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Definisi perawat ini masih belum mempunyai batasan
tegas karena hanya didasarkan pada telah lulusnya seseorang dari pendidikan keperawatan
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.2 Keperawaatn Profesional
Pendidikan keperawatan di Indonesia masih bervariasi, mulai dari setingkat
SLTA, DIII, sarjana, bahkan sampai pascasrjana. Beragamnya pendidikan keperawatan
menyebabkan beragam pula sebutan untuk perawat, kemampuan personel perawat, dan
bahkan penilaian terhadap prfesi perawat oleh profesi lain. Karenanya, perlu ada suatu
aturan tentang pengakuan jenjang profesionalisme keperawatan. Saat ini, seseorang
disebut sebagai perawat jika memiliki kualifikasi pendidikan minial DIII Keperawatan
dengan sebutan Ahli Madya Keperawatan.
Keperawatan sebagai profesi mempunyai hak untuk memberikan pelayanan
keperawatan mandiri, baik kelompok maupun perorangan. Tentunya pelaksanaan praktik
keperawatan mandiri tersebut harus ditopang oleh kebijakan pemerintah terkait dengan
perlindungan hukum agar praktik keperawatan mandiri mendapatkan legalitas.
Pemerintah akhirnya membuat dan mengesahkan peraturan yang mengatur registrasi dan
praktik perawat dalam bentuk keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
647/Menkes/SK/XI/2000 tentang registrasi dan praktik perawat. Kemudian, dalam
rangka pelaksanaan otonomi daerah, keputusan menteri kesehatan tersebut
disempurnakan dengan keputusan Menetri Kesehatan No. 1239/Menkes/SK/XI/2001
yang mengalihkan kewenangan rekomendasi, perizinan, pembinaan,
5
dan pengawasan tenaga keperawatan kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Dengan adanya legalitas bagi profesi keperawatan dengan
profesi kesehatan lainnya.
Penerapan keperawatan dalam asuhann keperawatan untuk klien merupakan salah
satu wujud tanggung jawab dan tanggung gugat perawat terhadap klien. Pada akhirnya
penerapan proses keperawatan ini akan meningkatkan kualitas layanan keperawatan pada
klien.
Standar peranan profesional menggambarkan tingkat kompeten dari tingkah laku
dalam peran profesional mencangkup aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan
kualitas asuhan, penampilan peranan, pendidikan, kolega etik, kolaborasi, penelitian dan
penggunaan sumber-sumber.
2.3 Tindakan Keperawatan dalam Praktek Keperawatan
Proses keperawatan merupakan suatu metode yang sistematis dan ilmiah yang
digunakan perawat dalam mencapai atau mempertahankan keadaan bio, psiko, sosio, dan
spiritual yang optimal melalui tahap pengkajian, indentifikasi diagnosis keperawatan,
penentuan rencana keperawatan, implementasi, tindakan keperawatan, serta evaluasi. (
Yura dan Weals, 1983). Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis untuk
mengkaji respon manusia terhadap masa;ah kesehatan dan membuat rencana
keprerawatan yang bertujuan mengatasi maslaah tersebut. (Carol V.A 1991).
Tindakan keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanaya kelemahan
fisik dan atau mental keterbatasan pengetahuan serta kurangnya pengetahuan serta kurang
kemauan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Bantuan juga ditujuan
kepada penyediaan pelayanan kesehatan utama dalam usaha mengadakan perbaikan
sistem pelayanan kesehatan sehingga memungkinkan seseorang mencapai kemampuan
hidup sehat dan produktiv tanpa bantuan orang lain.
Dalam menjalankan praktek keperawatan harus senantiasa meningkatkan mutu
pelayanan, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui
pendidikan dan pelatiahan sesuai dengan bidang tugasnya.
6
Pelaksanaannya perawatan juga dituntut melukukan peran dan fungsi sebagaimana yang
diharapkan oleh profesi dan masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan keperawatan.
2.4 Peran Fungsi dan Tanggung Jawab Perawat.
Terkait dengan registrasi dan praktek perawat, perawat adalah seseorang yang telah
lulus pendidikan perawat, baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Kepmenkes RI No.1239 tahun 2001).
Perawat yang melaksanakan praktik mandiri, baik kelompok maupun perorangan,
harus bertindak sesuai dengan kewenangannya. Jangan sampai karena praktik mandiri,
perawat lantas melaksanakan tugasnya melebihi kewenangan yang ada dan tidak sesuai
dengan standar praktik keperawatan. Jika ini terjadi, perawat dapat diajukan ke Majelis
Disiplin Tenaga Kesehatan (MDTK) untuk di proses sesuai peraturan perundangan yang
berlaku.
Secara umum, keperawatan mempunyai beberapa tujuan :
Pertama, memberi bantuan yang paripurna den efektif kepada klien. Adapun
prinsip bantuan yang diberikan antara lain bantuan diberikan sesuai dengan tingkat
kemandirian klien dan jangan sampai bantuan yang diberikan itu menimbulkan
ketergantungan yang dominan bagi klien.
Kedua, memnuhi kebutuhan dasar manusia (KDM) klien. Kebutuhan dasar
manusia dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dibutuhkan manusia agar dapat
memelihara homeostatis, baik fisiologis maupun psikologis. Pengelompokkan kebutuhan
dasar manusia bervariasi di antara para ahli. Dalam keperawatan, hierarki
pengelompokkan kebutuhan dasar manusia yang sering digunakan adalah hierarki
Abraham Maslow yang terdiri atas lima tingkat kebutuhan. Pembahsan ini akan diuraikan
lebih lanjut nanti.
Ketiga, memberi kesempatan kepada semua perawat ntuk mengembangkan
tingkat kemampuan profesionalnya. Maju/mundurnya profesi keperawatan bergantung
pada masing-masing pribadi perawat. Oleh karena itu, perlu ditanamkan rasa persatuan
dan kebersamaan di antara perawat sejak dini, bahu-mambahu memajukan dan
mengembangkan profesi keperawatan.
7
Keempat, mengembangkan standar keperawatn yang ada.
Kelima, memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota tim
kesehatan. Penangan kesehatan klien tidak bisa hanya mengandalkan salah satu profesi
saja, melainkan memerlukan kerja sama interdisipliner dari profesi kesehatan lain sebagai
satu kesatuan tim kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan, perawat merupakan tenaga
kesehatan terdepan dan paling lama berinteraksi dengan klien. Karenanya, perawat harus
mampu memelihara kerjasama yang efektif dengan semua anggota tim kesehatan,
begitupun sebaliknya.
Keenam, menciptakan iklim yang menunjang kegiatan pendidikan bagi
perkembangan tenaga keperawatan. Pendidikan keperawatan harus berimbang antara
teori dan praktik, sebab keperawatan adalah ilmu yang langsung berkaitan dengan “hidup
dan matinya” manusia.
8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Masalah-masalah dalam Praktek Keperawatan
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan,
Tenaga Keperawatan terdiri dari perawat dan bidan. Namun dalam hal ini yang ditulis hanya
tentang perawat atau ners. Dibandingkan dengan awal tahun 1970-an, maka jenis dan
jenjang tenaga keperawatan sudah lebih tertata, terutama setelah disepakati secara nasional
pada Januari 1983, bahwa keperawatan sebagai profesi dan struktur dan sistem pendidikan
tinggi keperawatan merupakan pendidikan profesi.
Menurut jenjang pendidikan perawat dikategorikan:
1. Lulusan SPK (SMP + 3 tahun) yang sudah dinyatakan phasing out sejak 1982 dan
dikonversikan pendidikan mereka ke jenjang DIII keperawatan
2. Lulusan DIII keperawatan (SMA + 3 tahun) dengan berbagai kekhasan sesuai dengan
muatan lokal kurikulum masing-masing institusi pendidikan.
3. Lulusan program pendidikan Ners (SMA + 5 tahun) dengan jenjang S1 dan gelar profesi
Ners )
4. Lulusan program Pasca Sarjana dan atau Spesialis Keperawatan (Ners + 3 tahun) untuk
mendapatkan gelar magister dan ners spesialis dalam berbagai bidang ilmu keperawatan.
Lulusan dari berbagai jenjang pendidikan keperawatan ini perlu diatur
pendayagunaannya secara benar dan baik berdasarkan azas keadilan dan pemerataan
keterjangkauan dengan memperhatikan aspek efisiensi dan mutu pelayanan dan lingkungan
kehidupan kerja yang baik bagi tenaga kesehatan, dalam hal ini bagi perawat.
Ketidakserasian antara UU Keperawaatn yang telah ada dan UU Kedokteran sehingga
terjadi tumpang tindih antara tugas dokter dan perawat. Kenyataan ini masih sering terjadi
dan beberapa perawat lulusan pendidikan tinggi merasa frustasi karena tidak adanya
kejelasan tentang peran, fungsi dan kewenangannya. Hal ini juga menyebabkan semua
perawat dianggap sama pengetahuan dan ketrampilannya, tanpa memperhatikan latar
belakang ilmiah yang mereka miliki.
Bagaimana penting dan besarnya kontribusi perawat dalam mengemban tugas
pelayanan kesehatan jelas tidak diragukan lagi.
9
Bahkan sejak masa kolonial sampai Indonesia merdeka sejak 17 Agustus 1945 hingga saat
ini, perawat telah berperan penting dalam menopang sistem pelayanan kesehatan. Sebab,
sebagaimana diketahui bahwa baik di rumah sakit pemerintah maupun swasta, baik di
perkotaan maupun di pelosok desa terpencil sekalipun, peranan perawat senantiasa memberi
andil yang signifikan dalam menunjang pelayanan kesehatan masyarakat.
3.2 Pokok-pokok Materi RUU Keperawaatan
Berkaitan dengan penyusunan RUU dimaksud, Badan Legislasi telah menerima
masukan dari PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) yakni berupa konsep draf awal
RUU tentang Praktik Keperawatan. Dalam konsep yang yang disampaikan oleh PPNI, hal-
hal pokok yang ingin diatur dalam RUU tentang Keperwatan adalah sebagai berikut:
 Lingkup Praktik Keperawatan, meliputi:
 Memberikan asuhan keperawatan dalam menyelesaikan masalah kesehatan
sederhana dan kompleks;
 Memberikan tindakan keperawatan langsung, pendidikan, nasehat, konseling;
 Memberikan pelayanan keperawatan di sarana kesehatan dan tatanan lainnya;
 Memberikan pengobatan dan tindakan medik terbatas, pelayanan KB, imunisasi,
pertolongan persalinan normal, dan menulis permintaan obat atau resep; dan
 Melaksanakan program pengobatan secara tertulis dari dokter.
 Konsil Keperawatan Indonesia
Konsil Keperawatan Indonesia adalah sebuah wadah/badan yang berfungsi
melakukan pengaturan, pengesahan serta penetapan kompetensi perawat yang
menjalankan praktik keperawatan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan. Badan ini berkedudukan di Ibukota dan dapat mempunyai perwakilan di
daerah jika diperlukan serta bertanggung jawab kepada Presiden.
 Standard Pendidikan Profesi Keperawatan
Standard pendidikan profesi keperawatan disusun oleh organisasi profesi keperawatan
dan disahkan oleh Konsil Keperawatan Indonesia.
10
 Pendidikan dan Pelatihan Keperawatan Berkelanjutan
Pendidikan dan pelatihan keperawatan berkelanjutan bertujuan untuk memberikan
kompetensi kepada perawat dan dilaksanakan sesuai dengan standard pendidikan
keperawatan berkelanjutan.
 Registrasi Keperawatan
Setiap perawat yang akan melakukan praktik keperawatan di Indonesia harus
memiliki Surat Tanda Registrasi Perawat (STRP), yang terdiri dari dua kategori:
 Licensed Practical Nurse (LPN) untuk perawat vokasional; dan
 Registered Nurse (RN) untuk perawat profesional.
 Penyelenggaraan Praktik Keperawatan
Praktik keperawatan dilakukan berdasarkan kesepakatan antara perawat dengan klien
dan atau pasien dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemeliharaan kesehatan, kuratif, dan pemulihan kesehatan.
 Pembinaan, Pengembangan, dan Pengawasan
Pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang praktik keperawatan
diarahkan untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, yang
meliputi perihal karir dan profesi, jabatan fungsional perawat, kenaikan pangkat dan
promosi, kualifikasi akademik perawat pada institusi baik pemerintah dan swasta,
kebijakan angggaran untuk meningkatkan profesionalitas perawat pada institusi
pemerintah dan swasta.
 Ketentuan Pidana
Perawat yang melanggar ketentuan dalam aturan RUU ini, akan dikenakan sanksi
baik sanksi administratif maupun sanksi pidana, sesuai jenis aturan yang
dilanggarnya.
3.3 Tantangan Pengesahan RUU Keperawatan
Tantangan dalam pengesahan RUU Keperawatan ada dalam keperawatan profesi itu
sendiri. Sebagai contoh, beberapa inisiatif yang terjadi mendorong interaksi antara
pemerintah dan pengamat. Demikian juga, mentor dalam pembuatan peraturan dasar masih
kurang.
11
Menurut Ridenour (2009), tantangan peraturan yang signifikan adalah sulitnya
melampirkan nilai uang untuk perlindungan publik. Direktur eksekutif BONs melayani
pelamar keperawatan kepada anggota DPRD, selalu dengan misi perlindungan publik.
Bandingkan dengan situasi di dunia bisnis, di mana kenyataan atas investasi atau
loyalitas pelanggan biasanya dapat diukur. Untuk pemerintah, pasar umum adalah sesuatu
yang tidak mudah untuk diukur. Selain itu, sumber untuk melakukan pengamatan atau
pengumpulan data keperawatan jarang dianggap sebagai prioritas.
Dalam diskusi manajemen pengetahuan, Sin ( 2008) menguraikan
beberapa tantangan yang berkaitan dengan struktur dan budaya dari lembaga-lembaga
publik, yang juga bisa menjadi hambatan untuk mengembangkan peraturan dasar. Yaitu
termasuk di bawah ini :
●Ketahanan terhadap pelaksanaan RUU Keperawatan
●Budaya terhadap aturan yang mendorong kepatuhan.
●Struktur birokrasi yang memperlambat komunikasi dan pengambilan keputusan.
●Pergantian staf atau perpindahan staf pemerintahan.
● Sifat politik pemerintah.
● Sifat kerahasiaan informasi dan pengetahuan , yang menghambat berbagi informasi dan
akses yang terbatas.
Sehingga munculnya aksi-aksi perawat dalam memperjuangkan perlindungan hukum
terhadap profesi di berbagai kota besar. (Lampiran)
3.4 Pentingnya RUU Keperawatan
Ada beberapa alasan mengapa Undang-Undang Praktik Keperawatan dibutuhkan.
Pertama, alasan filosofi. Perawat telah memberikan konstribusi besar dalam
peningkatan derajat kesehatan. Perawat berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan
mulai dari pelayanan pemerintah dan swasta, dari perkotaan hingga pelosok desa terpencil
dan perbatasan. Tetapi pengabdian tersebut pada kenyataannya belum diimbangi dengan
pemberian perlindungan hukum, bahkan cenderung menjadi objek hukum.
12
Perawat juga memiliki kompetensi keilmuan, sikap rasional, etis dan profesional,
semangat pengabdian yang tinggi, berdisiplin, kreatif, terampil, berbudi luhur dan dapat
memegang teguh etika profesi. Disamping itu, Undang-Undang ini memiliki tujuan, lingkup
profesi yang jelas, kemutlakan profesi, kepentingan bersama berbagai pihak (masyarakat,
profesi, pemerintah dan pihak terkait lainnya), keterwakilan yang seimbang, optimalisasi
profesi, fleksibilitas, efisiensi dan keselarasan, universal, keadilan, serta kesetaraan dan
kesesuaian interprofesional (WHO, 2002).
Kedua, alasan yuridis. UUD 1945, pasal 5, menyebutkan bahwa Presiden memegang
kekuasaan membentuk Undang-Undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
Demikian Juga UU Nomor 23 tahun 1992, Pasal 32, secara eksplisit menyebutkan bahwa
pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan atau ilmu
keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian
dan kewenangan untuk itu. Sedang pasal 53, menyebutkan bahwa tenaga kesehatan berhak
memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
Ditambah lagi, pasal 53 bahwa tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban
untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien. Disisi lain secara teknis telah
berlaku Keputusan Menteri Kesehatan Nomor1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi
dan Praktik Perawat.
Ketiga, alasan sosiologis. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
khususnya pelayanan keperawatan semakin meningkat. Hal ini karena adanya pergeseran
paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan, dari model medikal yang menitikberatkan
pelayanan pada diagnosis penyakit dan pengobatan, ke paradigma sehat yang lebih holistik
yang melihat penyakit dan gejala sebagai informasi dan bukan sebagai fokus pelayanan
(Cohen, 1996). Disamping itu, masyarakat membutuhkan pelayanan keperawatan yang
mudah dijangkau, pelayanan keperawatan yang bermutu sebagai bagian integral dari
pelayanan kesehatan, dan memperoleh kepastian hukum kepada pemberian dan
penyelenggaraan pelayanan keperawatan.
13
Seperti yang pernah dikatakan Pak Wawan Arif Sawana Ketua PPNI bahwa ada
beberapa alasan, pentingnya RUU Keperawatan segera disahkan :
 Memberikan kepastian dan jaminan hukum bagi masyarakat yang akan
memanfaatkan pelayanan keperawatan
 Memberikan kepastian dan jaminan hukum bagi tenaga perawat yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan keperawatan
 Meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan dan mutu pelayanan keperawatan
 Mempercepat keberhasilan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Hakekad setiap UU adalah mengatur perilaku anggota masyarakat yang akan
menjamin berlangsungnya interaksi antar anggota masyarakat secara harmonis dan lancar
. Untuk warga profesi keperawatan, pengaturan perilaku dalam bentuk UU Keperawatan,
terutama pada dua interaksi pokok
 Interaksi antara sesama warga keperawatan.
 Interaksi antara warga keperawatan dengan pihak-pihak lain diluar keperawata
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas kami menyimpulkan bahwa memang sangat diperlukan
suatu landasan bagi pekerja profesional dalam hal ini adalah profesi keperawatan.
Lulusan dari berbagai jenjang pendidikan keperawatan ini perlu diatur
pendayagunaannya secara benar dan baik berdasarkan azas keadilan dan pemerataan
keterjangkauan dengan memperhatikan aspek efisiensi dan mutu pelayanan dan
lingkungan kehidupan kerja yang baik bagi tenaga kesehatan, dalam hal ini bagi perawat.
Oleh karena itu, pendidikan keperawatan harus terus ditingkatkan dan disesuaikan
dengan perkembangan zaman.
Hak ini diharapkan ada kejelasan tanggung jawab profesi dari keperawatan yang
bekerja secara holistik, bukan menggantikan peran atau tanggung jawab dokter.
Oleh karena itu hukum dalam bentuk undang-undang yang mengatur profesi atau
praktik keperawatan sangat penting, dengan adanya undang-undang ini, diharapkan dapat
mengatur paling tidak dua hal pokok, yaitu :
 Perlindungan hukum atas bekerja/berpraktiknya profesi keperawatan,
 Mendorong profesionalitas perawat.
Demikianlah beberapa hal yang dapat kami sampaikan, berkaitan dengan
penyusunan RUU tentang Praktik Keperawatan. Sekiranya dapat memberi manfaat
dalam rangka penyempurnaan dan segera disahkanya RUU tentang Praktik
Keperawatan.
4.2 Saran
Dari semua yang kami bahas terkait dengan Pengesahan RUU Keperawatan
bahwa profesi keperawatan telah lama memperjuangkan payung hukum yang bertujuan
melindungi profesi Keperawatan berhubungan dengan kejelasan tanggung jawab yang
diemban oleh perawat. Tidak masuk akal jika pengesahan RUU Keperawatan yang
selalu ditunda-tunda akan merontokkan semangat juang perawat dalam memperoleh
perlindungan hukum.
15
Tujuan utamanya hanya mensejahterakan masyarakat dalam benntuk pemberian
pelayanan kesehatan yang optimal. Sehingga marilah para perawat meneruskan
perjuangan menuntut perlindungan hukum dalam memberi pelayanan kesehatan yang
optimal.
16
DAFTAR PUSTAKA
Nancy Spector, PhD, RN. (2013). Evidence-Based Nursing Regulation:
A Challenge for Regulators. Chicago. www.journalofnurssingregulation.com. Diakses 20 Mei
2014.
Asmadi, (2008). Konsep Dasar Keperawatan, editor : Eka Anisa Mardella. Jakarta : EGC.
Kusnanto, (2003). Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Editor: Monica Ester.
Jakarta : EGC.
Materi Seminar Gabungan FSP FARKES dan PPNI tentang RUU tentang Keperawatan, di
Cisarua, Bogor, 23 Agustus 2009.
https://www.google.com/search/demo+perawat+menuntut+pengesahan+RUU+Keperawatan+di+
kota-kota+besar.
17
LAMPIRAN
Gambar 1. Aksi demo perawat menuntut pengesahan RUU Keperawatan
Aksi mahasiswa UIN Jakarta
Desakan Pengesahan RUU Keperawatan oleh perawat kota Makasar.
Aksi perawat menuntut Pengesahan UU Keperawatan di kota Medan.
Perawat RSUD Pare Kabupaten Kediri mendesak Pengesahan RUU Keperawatan
18
Sahkan RUU Keperawatan

More Related Content

What's hot

Kb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sd
Kb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sdKb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sd
Kb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sdpjj_kemenkes
 
dede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatan
dede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatandede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatan
dede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatandedesahrullah22
 
Makalah teori sistem pelayanan kesehatan
Makalah teori sistem pelayanan kesehatanMakalah teori sistem pelayanan kesehatan
Makalah teori sistem pelayanan kesehatanSeptian Muna Barakati
 
Regulasi Keperawatan
Regulasi KeperawatanRegulasi Keperawatan
Regulasi Keperawatanpjj_kemenkes
 
prinsip prinsip legal praktik keperawatan
prinsip prinsip legal praktik keperawatanprinsip prinsip legal praktik keperawatan
prinsip prinsip legal praktik keperawatanzzikok pratama
 
Aspek legal praktek perawat
Aspek legal praktek perawatAspek legal praktek perawat
Aspek legal praktek perawatJoni Iswanto
 
Sistem Pelayanan Kesehatan
Sistem Pelayanan KesehatanSistem Pelayanan Kesehatan
Sistem Pelayanan Kesehatanpjj_kemenkes
 
Etik dan Hukum Perawat
Etik dan Hukum PerawatEtik dan Hukum Perawat
Etik dan Hukum PerawatLintang Diah Y
 
Problema etika dan disiplin provesi perawat di eraglobalisasi
Problema etika dan disiplin provesi perawat di eraglobalisasiProblema etika dan disiplin provesi perawat di eraglobalisasi
Problema etika dan disiplin provesi perawat di eraglobalisasiOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah Etik Keperawatan
Makalah Etik KeperawatanMakalah Etik Keperawatan
Makalah Etik KeperawatanAmee Hidayat
 
Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan Hell Rohmika
 
Sistem Pelayanan Kesehatan
Sistem Pelayanan KesehatanSistem Pelayanan Kesehatan
Sistem Pelayanan Kesehatanpjj_kemenkes
 
Cermin politik perawat indonesia
Cermin politik perawat indonesiaCermin politik perawat indonesia
Cermin politik perawat indonesiaRc Suntown
 

What's hot (20)

Kb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sd
Kb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sdKb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sd
Kb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sd
 
dede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatan
dede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatandede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatan
dede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatan
 
Menjadi Perawat Yang baik
Menjadi Perawat Yang baikMenjadi Perawat Yang baik
Menjadi Perawat Yang baik
 
aspek legal
aspek legalaspek legal
aspek legal
 
Sistem yankes
Sistem yankesSistem yankes
Sistem yankes
 
Makalah teori sistem pelayanan kesehatan
Makalah teori sistem pelayanan kesehatanMakalah teori sistem pelayanan kesehatan
Makalah teori sistem pelayanan kesehatan
 
Regulasi Keperawatan
Regulasi KeperawatanRegulasi Keperawatan
Regulasi Keperawatan
 
prinsip prinsip legal praktik keperawatan
prinsip prinsip legal praktik keperawatanprinsip prinsip legal praktik keperawatan
prinsip prinsip legal praktik keperawatan
 
Aspek legal praktek perawat
Aspek legal praktek perawatAspek legal praktek perawat
Aspek legal praktek perawat
 
Sistem Pelayanan Kesehatan
Sistem Pelayanan KesehatanSistem Pelayanan Kesehatan
Sistem Pelayanan Kesehatan
 
Etik dan Hukum Perawat
Etik dan Hukum PerawatEtik dan Hukum Perawat
Etik dan Hukum Perawat
 
Problema etika dan disiplin provesi perawat di eraglobalisasi
Problema etika dan disiplin provesi perawat di eraglobalisasiProblema etika dan disiplin provesi perawat di eraglobalisasi
Problema etika dan disiplin provesi perawat di eraglobalisasi
 
Makalah Etik Keperawatan
Makalah Etik KeperawatanMakalah Etik Keperawatan
Makalah Etik Keperawatan
 
Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan
 
Sistem Pelayanan Kesehatan
Sistem Pelayanan KesehatanSistem Pelayanan Kesehatan
Sistem Pelayanan Kesehatan
 
KODE ETIK PERAWAT
KODE ETIK PERAWATKODE ETIK PERAWAT
KODE ETIK PERAWAT
 
Mineral
MineralMineral
Mineral
 
Tugas hungan perawat gigi dng profesi lain
Tugas hungan perawat gigi dng profesi lainTugas hungan perawat gigi dng profesi lain
Tugas hungan perawat gigi dng profesi lain
 
Cermin politik perawat indonesia
Cermin politik perawat indonesiaCermin politik perawat indonesia
Cermin politik perawat indonesia
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
 

Similar to Sahkan RUU Keperawatan

Makalah praktik keperawatan profesional.
Makalah praktik keperawatan profesional.Makalah praktik keperawatan profesional.
Makalah praktik keperawatan profesional.Viliansyah Viliansyah
 
Bahasa indonesia uu perawat
Bahasa indonesia uu perawatBahasa indonesia uu perawat
Bahasa indonesia uu perawatOkta-Shi Sama
 
Makalah 2011 wasis eko kurniawan
Makalah 2011 wasis eko kurniawanMakalah 2011 wasis eko kurniawan
Makalah 2011 wasis eko kurniawanYabniel Lit Jingga
 
Penerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
Penerapan Pancasila dalam Profesi KeperawatanPenerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
Penerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatanpjj_kemenkes
 
Penerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
Penerapan Pancasila dalam Profesi KeperawatanPenerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
Penerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatanpjj_kemenkes
 
ETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATANETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATANpjj_kemenkes
 
ETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATANETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATANpjj_kemenkes
 
Makalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakat
Makalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakatMakalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakat
Makalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakatSeptian Muna Barakati
 
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Operator Warnet Vast Raha
 
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Operator Warnet Vast Raha
 
prinsip etik keperawatan komunitas.pptx
prinsip etik keperawatan komunitas.pptxprinsip etik keperawatan komunitas.pptx
prinsip etik keperawatan komunitas.pptxrsiaganeshamedika
 
Konsep keperawatan kesehatan lanjut usia
Konsep keperawatan kesehatan lanjut usiaKonsep keperawatan kesehatan lanjut usia
Konsep keperawatan kesehatan lanjut usiaWarung Bidan
 
Konsep dasar etika profesi keperawatan
Konsep dasar etika  profesi keperawatanKonsep dasar etika  profesi keperawatan
Konsep dasar etika profesi keperawatanAde Rahman
 

Similar to Sahkan RUU Keperawatan (20)

Makalah praktik keperawatan profesional.
Makalah praktik keperawatan profesional.Makalah praktik keperawatan profesional.
Makalah praktik keperawatan profesional.
 
Bahasa indonesia uu perawat
Bahasa indonesia uu perawatBahasa indonesia uu perawat
Bahasa indonesia uu perawat
 
Peran perawat dalam mensukseskan muna sehat
Peran perawat dalam mensukseskan muna sehatPeran perawat dalam mensukseskan muna sehat
Peran perawat dalam mensukseskan muna sehat
 
Makalah 2011 wasis eko kurniawan
Makalah 2011 wasis eko kurniawanMakalah 2011 wasis eko kurniawan
Makalah 2011 wasis eko kurniawan
 
Om swastyastu
Om swastyastuOm swastyastu
Om swastyastu
 
93981535 keperawatan-maternitas
93981535 keperawatan-maternitas93981535 keperawatan-maternitas
93981535 keperawatan-maternitas
 
Pkn modul 2 kb 4
Pkn modul 2 kb 4Pkn modul 2 kb 4
Pkn modul 2 kb 4
 
Penerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
Penerapan Pancasila dalam Profesi KeperawatanPenerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
Penerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
 
Penerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
Penerapan Pancasila dalam Profesi KeperawatanPenerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
Penerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
 
ETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATANETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATAN
 
Pengertian keperawatan
Pengertian keperawatanPengertian keperawatan
Pengertian keperawatan
 
Makalah juli
Makalah juliMakalah juli
Makalah juli
 
ETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATANETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATAN
 
Konsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmbKonsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmb
 
Makalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakat
Makalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakatMakalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakat
Makalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakat
 
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
 
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
 
prinsip etik keperawatan komunitas.pptx
prinsip etik keperawatan komunitas.pptxprinsip etik keperawatan komunitas.pptx
prinsip etik keperawatan komunitas.pptx
 
Konsep keperawatan kesehatan lanjut usia
Konsep keperawatan kesehatan lanjut usiaKonsep keperawatan kesehatan lanjut usia
Konsep keperawatan kesehatan lanjut usia
 
Konsep dasar etika profesi keperawatan
Konsep dasar etika  profesi keperawatanKonsep dasar etika  profesi keperawatan
Konsep dasar etika profesi keperawatan
 

Recently uploaded

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 

Recently uploaded (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

Sahkan RUU Keperawatan

  • 1. Kata Pengantar Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat karunianya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai pro terhadap di sahkannya RUU Keperawatan bagi perawat. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas kuliah yaitu mata kuliah Legal Ethic In Nursing yang diberikan oleh dosen pengajar kami. Makalah yang kami buat memang masih jauh dari kesempuranaan. Kami menyadari banyak keterbatasan ide dan gagasan, serta sistematika penulisan dalam makalah ini. Dan juga kami menyadari banyak kesalahan-kesalahan dalam penulisan makalah ini. Harapan kami, mudah-mudahan makalah ini dapat memenuhi tugas yang diberikan dan bermanfaat bagi pembaca. Saran dan kritik dari pembaca kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian. Malang, Mei 2014 Penulis ii
  • 2. DAFTAR ISI Halaman Judul ............................................................................................................................ i Kata Pengantar ............................................................................................................................ ii Daftar Isi ...................................................................................................................................... iii BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................... 2 1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 3 BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Keperawatan ............................................................................................... 4 2.2 Keperawaatn Profesional .......................................................................................... 5 2.3 Tindakan Keperawatan dalam Praktek Keperawatan .......................................... 6 2.4 Peran Fungsi dan Tanggung Jawab Perawat ........................................................ 7 BAB III Pembahasan 3.1 Masalah-masalah dalam Praktek Keperawatan ................................................... 9 3.2 Pokok-pokok Materi RUU Keperawaatan ........................................................... 10 3.3 Tantangan Pengesahan RUU Keperawatan ......................................................... 11 3.4 Pentingnya RUU Keperawatan ............................................................................. 12 BAB IV Penutup IV.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 15 IV.2 Saran ...................................................................................................................... 15 Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 17 Lampiran ................................................................................................................................... 18 iii
  • 3. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jaminan hak asasi manusia di Indonesia semakin kuat pasca amandemen UUD 1945. Khusus dibidang kesehatan, dalam Pasal 28H ayat (1) UUD 1945 ditentukan bahwa “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Sebagai salah satu hak asasi manusia, maka perlu diwujudkan dalam bentuk pemberian upaya kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui penyeleggaraan pembangunan kesehatan. Bentu upaya dalam pembangunan kesehatan dimaksud adalah salah satunya pelayanan kesehatan kepada masyarakat, baik pelayanan tenaga kesehatan maupun administrasi kesehatan di tempat penyelenggara pelayanan kesehatan tersebut. Seperti yang diketahui, ada beberapa jenis yang termasuk dalam kategori tenaga kesehatan, yaitu dokter, dokter gigi, perawat, bidan dan lain-lain. Tenaga kesehatan tersebut merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi dalam bekerjanya sebuah sistem pelayanan kesehatan. Dengan demikan, tenaga perawat sebagai salah satu komponen utama pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat juga memiliki peran penting karena terkait langsung dengan mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan kompetensi dan pendidikan yang dimilikinya. Undang – undang praktik keperawatan sudah lama menjadi bahan diskusi para perawat. PPNI pada kongres Nasional kedua di Surabaya tahun 1980 mulai merekomendasikan perlunya bahan-bahan perundang-undangan untuk perlindungan hukum bagi profesi tenaga keperawatan. Undang – undang keperawatan. Terbengkalainya pengesahan undang-undang perlindungan bagi perawat menyebabkan perawat secara penuh belum dapat bertanggung jawab terhadap pelayanan yang mereka lakukan dan mereka sering dikriminalisasi oleh oknum polisi. Tumpang tindih antara tugas dokter dan perawat masih sering terjadi dan beberapa perawat lulusan pendidikan tinggi merasa frustasi karena tidak adanya kejelasan tentang peran, fungsi dan kewenangannya. 1
  • 4. Hal ini juga menyebabkan semua perawat dianggap sama pengetahuan dan ketrampilannya, tanpa memperhatikan latar belakang ilmiah yang mereka miliki. Tanggal 12 Mei 2008 adalah Hari Keperawatan Sedunia. Di Indonesia, momentum tersebut akan digunakan untuk mendorong berbagai pihak mengesahkan Rancangan Undang-Undang Praktik keperawatan. PPNI menganggap bahwa keberadaan Undang-Undang akan memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat terhadap pelayanan keperawatan dan profesi perawat. Indonesia, Laos, Kamboja dan Vietnam adalah empat Negara Association of South East Asian Nations (ASEAN) yang belum memiliki Undang-Undang Praktik Keperawatan. Padahal, Indonesia memproduksi tenaga perawat dalam jumlah besar. Hal ini mengakibatkan kita tertinggal dari negara-negara Asia, terutama lemahnya regulasi praktik keperawatan, yang berdampak pada sulitnya menembus globalisasi. Perawat kita sulit memasuki dan mendapat pengakuan dari negara lain, sementara mereka akan mudah masuk ke negara kita. Oleh karena itu kami membuat makalah terkait dengan pengesahan RUU Keperawatan dengan judul “ Pro RUU Keperawaatan, Sah kan RUU Keperawatan” I.2 Rumusan Masalah  Apakah konsep Keperawatan ?  Apakah yang dimaksud dengan keperawatan profesional ?  Apakah tindakan Keperawatan dalam Praktek Keperawatan ?  Apa peran, fungsi dan tanggung jawab perawat ?  Apa saja masalah-masalah yang terjadi dalam praktek keperawatan ?  Bagaimana pokok-pokok Materi dalam RUU Keperawaatan ?  Apa saja tantangan dalam Pengesahan RUU Keperawatan ?  Bagaimana pentingnya RUU Keperawatan ? 2
  • 5. I.3 Tujuan Dari rumusan masalah tersebut, tujuan dari makalah ini adalah untuk :  Mengetahui konsep keperawatan  Mengetahui yang dimaksud dengan keperawatan profesional  Mengetahui tindakan Keperawatan dalam Praktek Keperawatan  Mengetahui peran, fungsi dan tanggung jawab perawat  Mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam praktek keperawatan  Mengetahui pokok-pokok Materi dalam RUU Keperawaatan  Mengetahui tantangan dalam Pengesahan RUU Keperawatan  Mengetahui pentingnya RUU Keperawatan 3
  • 6. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan profesional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang berlandasan ilmu dan kiat keperawatan berbentuk layanan bio, psiko, sosia dan spiritual yang komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga dan masyarakat baik dalam keadaan sehat maupun sakit, serta mencangkup seluruh proses kehidupan. (Lokakarya Keperawatan Nasional, 1983). Berdasarkan konsep keperawatan diatas, terdapat beberapa hal yang merupakan hakikat atau prinsip dari keperawatan antara lain :  Keperawatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari profesi kesehatan lain di dalam memberikan layanan kesehatan kepada klien. Profesi kesehatan yang terbanyak jumlahnya dan terdepan dalam memberikan layanan kesehatan adalah perawat. Sebagai bagian integral dari layanan kesehatan kedudukan perawat dengan profesi kesehatan lainnya adalah sebagai mitra.  Keperawatan mempunyai beberapa tujuan, antara lain memberi bantuan yang paripurna dan efektif kepada klien serta memenuhi kebutuhan dasar manusia (KDM) klien.  Fungsi utama perawat adalah membantu klien (dari level individu hingga masyarakat) baik dalam kondisi sakit maupun sehat, guna mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pelayann kesehatan. Layanan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik, mental, dan keterbasan pengetahuan serta kurangmya kemauan untuk dapat melaksanakan kegiatan kehidupan sehari- hari secara mandiri.  Intervensi keperawatan dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, menyembuhkan, serta memelihara kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilatif sesuai wewenang, tanggung jawab, etika profesi keperawatan yang memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produkktif. Prinsip-prinsip keperawatan tersebut menunjukkan bahwa profesi keperawatan memegang peranan yang penting dalam sistem kesehatan nasional. 4
  • 7. Lalu siapa saja yang disebut perawat? Masyarakat awam menganggap perawat adalah orang yang bekerja di rumah sakit dengan mengenakan seragam putih-putih. Ada pula yang mengatakan bahwa perawat adalah orang yang bekerja sebagai pembantu dokter. Penilaian tersebut terjadi karena ketidakpahaman mereka tentang hakikat perawat. Tidak sembarang orang bisa disebut perawat. Berdasarkan Kepuusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 647/Menkes/SK/XI/2000 tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan , yang kemudian diperbarui dengan Kepmenkes RI No. 1239/Menkes/SK/XI/2001, dijelaskan bahwa perawat adalah orang yang telah lulus dari pendidikan perawat, baik dalam maupun luar negeri, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Definisi perawat ini masih belum mempunyai batasan tegas karena hanya didasarkan pada telah lulusnya seseorang dari pendidikan keperawatan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2.2 Keperawaatn Profesional Pendidikan keperawatan di Indonesia masih bervariasi, mulai dari setingkat SLTA, DIII, sarjana, bahkan sampai pascasrjana. Beragamnya pendidikan keperawatan menyebabkan beragam pula sebutan untuk perawat, kemampuan personel perawat, dan bahkan penilaian terhadap prfesi perawat oleh profesi lain. Karenanya, perlu ada suatu aturan tentang pengakuan jenjang profesionalisme keperawatan. Saat ini, seseorang disebut sebagai perawat jika memiliki kualifikasi pendidikan minial DIII Keperawatan dengan sebutan Ahli Madya Keperawatan. Keperawatan sebagai profesi mempunyai hak untuk memberikan pelayanan keperawatan mandiri, baik kelompok maupun perorangan. Tentunya pelaksanaan praktik keperawatan mandiri tersebut harus ditopang oleh kebijakan pemerintah terkait dengan perlindungan hukum agar praktik keperawatan mandiri mendapatkan legalitas. Pemerintah akhirnya membuat dan mengesahkan peraturan yang mengatur registrasi dan praktik perawat dalam bentuk keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 647/Menkes/SK/XI/2000 tentang registrasi dan praktik perawat. Kemudian, dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, keputusan menteri kesehatan tersebut disempurnakan dengan keputusan Menetri Kesehatan No. 1239/Menkes/SK/XI/2001 yang mengalihkan kewenangan rekomendasi, perizinan, pembinaan, 5
  • 8. dan pengawasan tenaga keperawatan kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dengan adanya legalitas bagi profesi keperawatan dengan profesi kesehatan lainnya. Penerapan keperawatan dalam asuhann keperawatan untuk klien merupakan salah satu wujud tanggung jawab dan tanggung gugat perawat terhadap klien. Pada akhirnya penerapan proses keperawatan ini akan meningkatkan kualitas layanan keperawatan pada klien. Standar peranan profesional menggambarkan tingkat kompeten dari tingkah laku dalam peran profesional mencangkup aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kualitas asuhan, penampilan peranan, pendidikan, kolega etik, kolaborasi, penelitian dan penggunaan sumber-sumber. 2.3 Tindakan Keperawatan dalam Praktek Keperawatan Proses keperawatan merupakan suatu metode yang sistematis dan ilmiah yang digunakan perawat dalam mencapai atau mempertahankan keadaan bio, psiko, sosio, dan spiritual yang optimal melalui tahap pengkajian, indentifikasi diagnosis keperawatan, penentuan rencana keperawatan, implementasi, tindakan keperawatan, serta evaluasi. ( Yura dan Weals, 1983). Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis untuk mengkaji respon manusia terhadap masa;ah kesehatan dan membuat rencana keprerawatan yang bertujuan mengatasi maslaah tersebut. (Carol V.A 1991). Tindakan keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanaya kelemahan fisik dan atau mental keterbatasan pengetahuan serta kurangnya pengetahuan serta kurang kemauan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Bantuan juga ditujuan kepada penyediaan pelayanan kesehatan utama dalam usaha mengadakan perbaikan sistem pelayanan kesehatan sehingga memungkinkan seseorang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktiv tanpa bantuan orang lain. Dalam menjalankan praktek keperawatan harus senantiasa meningkatkan mutu pelayanan, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatiahan sesuai dengan bidang tugasnya. 6
  • 9. Pelaksanaannya perawatan juga dituntut melukukan peran dan fungsi sebagaimana yang diharapkan oleh profesi dan masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan keperawatan. 2.4 Peran Fungsi dan Tanggung Jawab Perawat. Terkait dengan registrasi dan praktek perawat, perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat, baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Kepmenkes RI No.1239 tahun 2001). Perawat yang melaksanakan praktik mandiri, baik kelompok maupun perorangan, harus bertindak sesuai dengan kewenangannya. Jangan sampai karena praktik mandiri, perawat lantas melaksanakan tugasnya melebihi kewenangan yang ada dan tidak sesuai dengan standar praktik keperawatan. Jika ini terjadi, perawat dapat diajukan ke Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan (MDTK) untuk di proses sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Secara umum, keperawatan mempunyai beberapa tujuan : Pertama, memberi bantuan yang paripurna den efektif kepada klien. Adapun prinsip bantuan yang diberikan antara lain bantuan diberikan sesuai dengan tingkat kemandirian klien dan jangan sampai bantuan yang diberikan itu menimbulkan ketergantungan yang dominan bagi klien. Kedua, memnuhi kebutuhan dasar manusia (KDM) klien. Kebutuhan dasar manusia dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dibutuhkan manusia agar dapat memelihara homeostatis, baik fisiologis maupun psikologis. Pengelompokkan kebutuhan dasar manusia bervariasi di antara para ahli. Dalam keperawatan, hierarki pengelompokkan kebutuhan dasar manusia yang sering digunakan adalah hierarki Abraham Maslow yang terdiri atas lima tingkat kebutuhan. Pembahsan ini akan diuraikan lebih lanjut nanti. Ketiga, memberi kesempatan kepada semua perawat ntuk mengembangkan tingkat kemampuan profesionalnya. Maju/mundurnya profesi keperawatan bergantung pada masing-masing pribadi perawat. Oleh karena itu, perlu ditanamkan rasa persatuan dan kebersamaan di antara perawat sejak dini, bahu-mambahu memajukan dan mengembangkan profesi keperawatan. 7
  • 10. Keempat, mengembangkan standar keperawatn yang ada. Kelima, memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota tim kesehatan. Penangan kesehatan klien tidak bisa hanya mengandalkan salah satu profesi saja, melainkan memerlukan kerja sama interdisipliner dari profesi kesehatan lain sebagai satu kesatuan tim kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan, perawat merupakan tenaga kesehatan terdepan dan paling lama berinteraksi dengan klien. Karenanya, perawat harus mampu memelihara kerjasama yang efektif dengan semua anggota tim kesehatan, begitupun sebaliknya. Keenam, menciptakan iklim yang menunjang kegiatan pendidikan bagi perkembangan tenaga keperawatan. Pendidikan keperawatan harus berimbang antara teori dan praktik, sebab keperawatan adalah ilmu yang langsung berkaitan dengan “hidup dan matinya” manusia. 8
  • 11. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Masalah-masalah dalam Praktek Keperawatan Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, Tenaga Keperawatan terdiri dari perawat dan bidan. Namun dalam hal ini yang ditulis hanya tentang perawat atau ners. Dibandingkan dengan awal tahun 1970-an, maka jenis dan jenjang tenaga keperawatan sudah lebih tertata, terutama setelah disepakati secara nasional pada Januari 1983, bahwa keperawatan sebagai profesi dan struktur dan sistem pendidikan tinggi keperawatan merupakan pendidikan profesi. Menurut jenjang pendidikan perawat dikategorikan: 1. Lulusan SPK (SMP + 3 tahun) yang sudah dinyatakan phasing out sejak 1982 dan dikonversikan pendidikan mereka ke jenjang DIII keperawatan 2. Lulusan DIII keperawatan (SMA + 3 tahun) dengan berbagai kekhasan sesuai dengan muatan lokal kurikulum masing-masing institusi pendidikan. 3. Lulusan program pendidikan Ners (SMA + 5 tahun) dengan jenjang S1 dan gelar profesi Ners ) 4. Lulusan program Pasca Sarjana dan atau Spesialis Keperawatan (Ners + 3 tahun) untuk mendapatkan gelar magister dan ners spesialis dalam berbagai bidang ilmu keperawatan. Lulusan dari berbagai jenjang pendidikan keperawatan ini perlu diatur pendayagunaannya secara benar dan baik berdasarkan azas keadilan dan pemerataan keterjangkauan dengan memperhatikan aspek efisiensi dan mutu pelayanan dan lingkungan kehidupan kerja yang baik bagi tenaga kesehatan, dalam hal ini bagi perawat. Ketidakserasian antara UU Keperawaatn yang telah ada dan UU Kedokteran sehingga terjadi tumpang tindih antara tugas dokter dan perawat. Kenyataan ini masih sering terjadi dan beberapa perawat lulusan pendidikan tinggi merasa frustasi karena tidak adanya kejelasan tentang peran, fungsi dan kewenangannya. Hal ini juga menyebabkan semua perawat dianggap sama pengetahuan dan ketrampilannya, tanpa memperhatikan latar belakang ilmiah yang mereka miliki. Bagaimana penting dan besarnya kontribusi perawat dalam mengemban tugas pelayanan kesehatan jelas tidak diragukan lagi. 9
  • 12. Bahkan sejak masa kolonial sampai Indonesia merdeka sejak 17 Agustus 1945 hingga saat ini, perawat telah berperan penting dalam menopang sistem pelayanan kesehatan. Sebab, sebagaimana diketahui bahwa baik di rumah sakit pemerintah maupun swasta, baik di perkotaan maupun di pelosok desa terpencil sekalipun, peranan perawat senantiasa memberi andil yang signifikan dalam menunjang pelayanan kesehatan masyarakat. 3.2 Pokok-pokok Materi RUU Keperawaatan Berkaitan dengan penyusunan RUU dimaksud, Badan Legislasi telah menerima masukan dari PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) yakni berupa konsep draf awal RUU tentang Praktik Keperawatan. Dalam konsep yang yang disampaikan oleh PPNI, hal- hal pokok yang ingin diatur dalam RUU tentang Keperwatan adalah sebagai berikut:  Lingkup Praktik Keperawatan, meliputi:  Memberikan asuhan keperawatan dalam menyelesaikan masalah kesehatan sederhana dan kompleks;  Memberikan tindakan keperawatan langsung, pendidikan, nasehat, konseling;  Memberikan pelayanan keperawatan di sarana kesehatan dan tatanan lainnya;  Memberikan pengobatan dan tindakan medik terbatas, pelayanan KB, imunisasi, pertolongan persalinan normal, dan menulis permintaan obat atau resep; dan  Melaksanakan program pengobatan secara tertulis dari dokter.  Konsil Keperawatan Indonesia Konsil Keperawatan Indonesia adalah sebuah wadah/badan yang berfungsi melakukan pengaturan, pengesahan serta penetapan kompetensi perawat yang menjalankan praktik keperawatan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Badan ini berkedudukan di Ibukota dan dapat mempunyai perwakilan di daerah jika diperlukan serta bertanggung jawab kepada Presiden.  Standard Pendidikan Profesi Keperawatan Standard pendidikan profesi keperawatan disusun oleh organisasi profesi keperawatan dan disahkan oleh Konsil Keperawatan Indonesia. 10
  • 13.  Pendidikan dan Pelatihan Keperawatan Berkelanjutan Pendidikan dan pelatihan keperawatan berkelanjutan bertujuan untuk memberikan kompetensi kepada perawat dan dilaksanakan sesuai dengan standard pendidikan keperawatan berkelanjutan.  Registrasi Keperawatan Setiap perawat yang akan melakukan praktik keperawatan di Indonesia harus memiliki Surat Tanda Registrasi Perawat (STRP), yang terdiri dari dua kategori:  Licensed Practical Nurse (LPN) untuk perawat vokasional; dan  Registered Nurse (RN) untuk perawat profesional.  Penyelenggaraan Praktik Keperawatan Praktik keperawatan dilakukan berdasarkan kesepakatan antara perawat dengan klien dan atau pasien dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan, kuratif, dan pemulihan kesehatan.  Pembinaan, Pengembangan, dan Pengawasan Pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang praktik keperawatan diarahkan untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, yang meliputi perihal karir dan profesi, jabatan fungsional perawat, kenaikan pangkat dan promosi, kualifikasi akademik perawat pada institusi baik pemerintah dan swasta, kebijakan angggaran untuk meningkatkan profesionalitas perawat pada institusi pemerintah dan swasta.  Ketentuan Pidana Perawat yang melanggar ketentuan dalam aturan RUU ini, akan dikenakan sanksi baik sanksi administratif maupun sanksi pidana, sesuai jenis aturan yang dilanggarnya. 3.3 Tantangan Pengesahan RUU Keperawatan Tantangan dalam pengesahan RUU Keperawatan ada dalam keperawatan profesi itu sendiri. Sebagai contoh, beberapa inisiatif yang terjadi mendorong interaksi antara pemerintah dan pengamat. Demikian juga, mentor dalam pembuatan peraturan dasar masih kurang. 11
  • 14. Menurut Ridenour (2009), tantangan peraturan yang signifikan adalah sulitnya melampirkan nilai uang untuk perlindungan publik. Direktur eksekutif BONs melayani pelamar keperawatan kepada anggota DPRD, selalu dengan misi perlindungan publik. Bandingkan dengan situasi di dunia bisnis, di mana kenyataan atas investasi atau loyalitas pelanggan biasanya dapat diukur. Untuk pemerintah, pasar umum adalah sesuatu yang tidak mudah untuk diukur. Selain itu, sumber untuk melakukan pengamatan atau pengumpulan data keperawatan jarang dianggap sebagai prioritas. Dalam diskusi manajemen pengetahuan, Sin ( 2008) menguraikan beberapa tantangan yang berkaitan dengan struktur dan budaya dari lembaga-lembaga publik, yang juga bisa menjadi hambatan untuk mengembangkan peraturan dasar. Yaitu termasuk di bawah ini : ●Ketahanan terhadap pelaksanaan RUU Keperawatan ●Budaya terhadap aturan yang mendorong kepatuhan. ●Struktur birokrasi yang memperlambat komunikasi dan pengambilan keputusan. ●Pergantian staf atau perpindahan staf pemerintahan. ● Sifat politik pemerintah. ● Sifat kerahasiaan informasi dan pengetahuan , yang menghambat berbagi informasi dan akses yang terbatas. Sehingga munculnya aksi-aksi perawat dalam memperjuangkan perlindungan hukum terhadap profesi di berbagai kota besar. (Lampiran) 3.4 Pentingnya RUU Keperawatan Ada beberapa alasan mengapa Undang-Undang Praktik Keperawatan dibutuhkan. Pertama, alasan filosofi. Perawat telah memberikan konstribusi besar dalam peningkatan derajat kesehatan. Perawat berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan mulai dari pelayanan pemerintah dan swasta, dari perkotaan hingga pelosok desa terpencil dan perbatasan. Tetapi pengabdian tersebut pada kenyataannya belum diimbangi dengan pemberian perlindungan hukum, bahkan cenderung menjadi objek hukum. 12
  • 15. Perawat juga memiliki kompetensi keilmuan, sikap rasional, etis dan profesional, semangat pengabdian yang tinggi, berdisiplin, kreatif, terampil, berbudi luhur dan dapat memegang teguh etika profesi. Disamping itu, Undang-Undang ini memiliki tujuan, lingkup profesi yang jelas, kemutlakan profesi, kepentingan bersama berbagai pihak (masyarakat, profesi, pemerintah dan pihak terkait lainnya), keterwakilan yang seimbang, optimalisasi profesi, fleksibilitas, efisiensi dan keselarasan, universal, keadilan, serta kesetaraan dan kesesuaian interprofesional (WHO, 2002). Kedua, alasan yuridis. UUD 1945, pasal 5, menyebutkan bahwa Presiden memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Demikian Juga UU Nomor 23 tahun 1992, Pasal 32, secara eksplisit menyebutkan bahwa pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Sedang pasal 53, menyebutkan bahwa tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya. Ditambah lagi, pasal 53 bahwa tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien. Disisi lain secara teknis telah berlaku Keputusan Menteri Kesehatan Nomor1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat. Ketiga, alasan sosiologis. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan semakin meningkat. Hal ini karena adanya pergeseran paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan, dari model medikal yang menitikberatkan pelayanan pada diagnosis penyakit dan pengobatan, ke paradigma sehat yang lebih holistik yang melihat penyakit dan gejala sebagai informasi dan bukan sebagai fokus pelayanan (Cohen, 1996). Disamping itu, masyarakat membutuhkan pelayanan keperawatan yang mudah dijangkau, pelayanan keperawatan yang bermutu sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dan memperoleh kepastian hukum kepada pemberian dan penyelenggaraan pelayanan keperawatan. 13
  • 16. Seperti yang pernah dikatakan Pak Wawan Arif Sawana Ketua PPNI bahwa ada beberapa alasan, pentingnya RUU Keperawatan segera disahkan :  Memberikan kepastian dan jaminan hukum bagi masyarakat yang akan memanfaatkan pelayanan keperawatan  Memberikan kepastian dan jaminan hukum bagi tenaga perawat yang bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan keperawatan  Meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan dan mutu pelayanan keperawatan  Mempercepat keberhasilan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Hakekad setiap UU adalah mengatur perilaku anggota masyarakat yang akan menjamin berlangsungnya interaksi antar anggota masyarakat secara harmonis dan lancar . Untuk warga profesi keperawatan, pengaturan perilaku dalam bentuk UU Keperawatan, terutama pada dua interaksi pokok  Interaksi antara sesama warga keperawatan.  Interaksi antara warga keperawatan dengan pihak-pihak lain diluar keperawata 14
  • 17. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari pembahasan diatas kami menyimpulkan bahwa memang sangat diperlukan suatu landasan bagi pekerja profesional dalam hal ini adalah profesi keperawatan. Lulusan dari berbagai jenjang pendidikan keperawatan ini perlu diatur pendayagunaannya secara benar dan baik berdasarkan azas keadilan dan pemerataan keterjangkauan dengan memperhatikan aspek efisiensi dan mutu pelayanan dan lingkungan kehidupan kerja yang baik bagi tenaga kesehatan, dalam hal ini bagi perawat. Oleh karena itu, pendidikan keperawatan harus terus ditingkatkan dan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Hak ini diharapkan ada kejelasan tanggung jawab profesi dari keperawatan yang bekerja secara holistik, bukan menggantikan peran atau tanggung jawab dokter. Oleh karena itu hukum dalam bentuk undang-undang yang mengatur profesi atau praktik keperawatan sangat penting, dengan adanya undang-undang ini, diharapkan dapat mengatur paling tidak dua hal pokok, yaitu :  Perlindungan hukum atas bekerja/berpraktiknya profesi keperawatan,  Mendorong profesionalitas perawat. Demikianlah beberapa hal yang dapat kami sampaikan, berkaitan dengan penyusunan RUU tentang Praktik Keperawatan. Sekiranya dapat memberi manfaat dalam rangka penyempurnaan dan segera disahkanya RUU tentang Praktik Keperawatan. 4.2 Saran Dari semua yang kami bahas terkait dengan Pengesahan RUU Keperawatan bahwa profesi keperawatan telah lama memperjuangkan payung hukum yang bertujuan melindungi profesi Keperawatan berhubungan dengan kejelasan tanggung jawab yang diemban oleh perawat. Tidak masuk akal jika pengesahan RUU Keperawatan yang selalu ditunda-tunda akan merontokkan semangat juang perawat dalam memperoleh perlindungan hukum. 15
  • 18. Tujuan utamanya hanya mensejahterakan masyarakat dalam benntuk pemberian pelayanan kesehatan yang optimal. Sehingga marilah para perawat meneruskan perjuangan menuntut perlindungan hukum dalam memberi pelayanan kesehatan yang optimal. 16
  • 19. DAFTAR PUSTAKA Nancy Spector, PhD, RN. (2013). Evidence-Based Nursing Regulation: A Challenge for Regulators. Chicago. www.journalofnurssingregulation.com. Diakses 20 Mei 2014. Asmadi, (2008). Konsep Dasar Keperawatan, editor : Eka Anisa Mardella. Jakarta : EGC. Kusnanto, (2003). Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Editor: Monica Ester. Jakarta : EGC. Materi Seminar Gabungan FSP FARKES dan PPNI tentang RUU tentang Keperawatan, di Cisarua, Bogor, 23 Agustus 2009. https://www.google.com/search/demo+perawat+menuntut+pengesahan+RUU+Keperawatan+di+ kota-kota+besar. 17
  • 20. LAMPIRAN Gambar 1. Aksi demo perawat menuntut pengesahan RUU Keperawatan Aksi mahasiswa UIN Jakarta Desakan Pengesahan RUU Keperawatan oleh perawat kota Makasar. Aksi perawat menuntut Pengesahan UU Keperawatan di kota Medan. Perawat RSUD Pare Kabupaten Kediri mendesak Pengesahan RUU Keperawatan 18