Dokumen tersebut membahas tentang penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan, mencakup prinsip-prinsip penulisan naskah yang efektif, jenis-jenis produk tulisan humas seperti release, feature, berita, dan teknik-teknik penulisan untuk media tertentu seperti newsletter, website, dan blog.
4. Prinsip Penulisan Naskah Kehumasan
1
• Perbedaan Naskah Kehumasan dengan
Naskah Jurnalistik
2
• Tujuan Penulisan Naskah Kehumasan
3
• Prinsip Penulisan Naskah yang Efektif
4
• Gaya Penulisan
4Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
5. Naskah Kehumasan Naskah Jurnalistik
Diseminasi informasi organisasi,
aktivitas, kebijakan, program ,
personalitas, atau sudut pandang
Pemaparan fakta
Tujuannya bisa menjelaskan tetapi
juga melindungi
Tujuannya pengungkapan
publik
Keberimbangan dipahami dengan
memunculkan sisi positif dan
mereduksi atau mengabaikan sisi
negatif
Prinsip keberimbangan krusial
dalam melaporkan isu pro dan
kontra
Detail informasi sering menjadi
tuntutan dari pihak manajemen
Sederhana dan ringkas menjadi
pertimbangan editor
Fakta ditampilkan secara alami tetapi
dengan pertimbangan matang untuk
memenuhi tujuan tertentu
Fakta mengalir alami dalam
berita atau cerita feature atau
siaran 5
1. Perbedaan Naskah Kehumasan dengan Naskah Jurnalistik
Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
6. 2. TUJUAN PENULISAN NASKAH
KEHUMASAN
1. Komunikasi
2. Menerima pesan
3. Penerimaan kognisi
4. Pembentukan/perubahan sikap
Perilaku terbuka
6Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
7. 3. PRINSIP PENULISAN NASKAH KEHUMASAN
YANG EFEKTIF (TARES)
1. Truthfulness
2. Authenticity
3. Respect
4. Equity
5. Social Responsibility
7Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
9. The Technique of Clear Writing
1. Keep sentences short (gunakan kalimat pendek)
2. Prefer the simple to the complex (gunakan kalimat sederhana)
3. Use the familiar word (pilih kata-kata yang sudah dikenal)
4. Avoid unnecessary words (hindari kata-kata yang tidak perlu)
5. Put action in your verbs (gunakan kata kerja – verbs)
6. Write as you talk (gunakan gaya bertutur, seperti Anda berbicara)
7. Use picturable terms (gunakan istilah yang bisa digambarkan pembaca)
8. Tie in with reader’s experience (hubungkan dengan pengalaman
pembaca)
9. Make full use of variety (gunakan berbagai variasi)
10. Write to express, not to impress (menulislah untuk menyampaikan
informasi, bukan menimbulkan kesan)
9Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
10. 4. Style atau Gaya Penulisan:
a. Apakah faktual, aktual dan informatif.
b. Apakah gaya bahasa tersebut cukup menarik dan mudah
dipahami oleh pembacanya.
c. Termasuk pengelolaan rubrik, judul-judul bahasan, desain
tata muka majalah dan setiap halaman agar memiliki model
penampilan yang menarik.
10Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
11. Penulisan Naskah
1
• Produk-Produk Tulisan
2 • Karakteristik Media Baca dan Media Dengar
3
• Proses Penulisan Naskah
11Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
12. 1. Produk-Produk tulisan
a. Release,
b. Feature,
c. Berita,
d. Advertorial,
e. Newsletter,
f. Website,
g. Blog
12Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
13. Release
• Sebuah berita atau informasi yang disusun oleh sebuah organisasi yang
menggambarkan kegiatannya (a piece of news written by the organization
whose activities it describes).
• Penulisan Release: (1) Menentukan satu tema (key-issue atau news
Values), (2) Buatlah sesuai Pola Piramida Terbalik, (3) Release harus
informatif, (4) Hindari pesan-pesan menjual, (5) Paragraf singkat, (6)
Identifikasi, (7) Tanggal Release, (8) Waktu pengiriman, (9) Pilih media
pengiriman yang tepat, (10) Pilih asesoris yang menarik, (11) Undang
media , (12) Tulis ekslusif, (13)Beri tanda di akhir release, (14) Jangan
salah ketik, (15) Pertimbangkan rumus tujuh unsur, (16) Press release di
web site lebih detail dan panjang.
13Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
14. Feature
• Setiap karya feature harus mengandung semua unsur 5 W dan
1 H. Selain itu feature disajikan dalam bahasa pengisahan yang
sifatnya kreatif informal.
• Jenis-Jenis Feature
a. Feature Human interest
b. Feature Sejarah
c. Feature Biografi
d. Feature Perjalanan
e. Feature Petunjuk praktis
f. Feature Ilmiah
14Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
15. Berita
• adalah segala sesuatu yang hangat, faktual
serta menarik perhatian sejumlah orang.
• Berita adalah sesuatu yang tidak biasa.
• Berita sebagai tulisan yang digabungkan
dengan unsur kejutan. Berita harus menarik.
• Anatomi Berita : (a) Judul, (b) Baris Tanggal,
(c) Teras, (d) Tubuh
15Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
16. Membuat Lead Berita
1. Kalimat sederhana terdiri dari satu pokok dan satu sebutan, termasuk
pelengkap. Hendaknya, pokok berita terpenting ditampilkan.
2. Hindari memulai berita dengan menggunakan anak kalimat atau
keterangan agar kalimat menjadi pendek.
3. Seandainya bahan cukup banyak, pilihlah lead dari lead.
16Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
17. Isi Berita
1. Menggunakan kata kerja
2. Hindari kata dan ungkapan teknis
3. Jangan mengandaikan pembaca sudah
tahu peristiwa yang dilaporkan
4. Memenuhi rasa keadilan masyarakat
17Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
18. Advertorial
• merupakan Gabungan antara
advertising dan editorial. Advertorial
itu mempunyai pengertian bentuk
periklanan yang disajikan dengan
menggunakan gaya penulisan
jurnalistik.
• Dapat juga diartikan Iklan dalam
bentuk pemberitaan atau pemberitaan
yang bernafaskan nilai-nilai iklan.
18Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
19. Teknik Penulisan Advertorial
1. Persiapan Penulisan (Prewriting),
2. Pencarian ide atau Gagasan,
3. Menguji ide,
4. Memilih Topik,
5. Pengumpulan Data
6. Membuat Kerangka.
19Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
20. Anatomi Advertorial
• Intro yang digunakan dalam penulisan advertorial dengan gaya
feature:
a. Naratif, yakni menceritakan suatu keadaan dengan sedemikian rupa yang
membuat pembacanya seolah–olah berada dalam situasi dan suasana yang
digambarkan.
b. Deskriptif, yakni menggambarkan suatu keadaan dengan sedemikian rupa
yang membuat pembacanya dapat membayangkan sesuatu digambarkan.
c. Pertanyaan, yakni mengajukan pertanyaan untuk membuka wawasan pada
pembacanya dan sekaligus memberika jawaban untuk memberi
pengetahuan serta memenuhi rasa ingin tahu pembaca.
20Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
21. Lanjutan Anatomi Advertorial
d. Kutipan, yakni mengutip pernyataan atau
pendapat seseorang yang dinilai mempunyai
daya tarik, kredibilitas atau intergritas.
e. Epigram adalah menggunakan ungkapan, atau
istilah-istilah khas dan terkenal di kehidupan
masyarakat.
f. Sapaan, yakni menggunakan kata sapaan yang
biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Lead ini biasanya membuat pembaca seolah-
olah terlibat dlaam rangkaian cerita.
21Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
22. Newsletter
• Pengertian Newsletter adalah
terbitan berkala yang
diperuntukkan untuk kalangan
sendiri.
• Newsletter berisikan berita-berita
dan artikel-artikel yang menarik
dan sirkuasinya terbatas.
• Ditujukan untuk masing-masing
publik, yaitu internal Newsletter
dan eksternal newsletter.
22Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
23. Teknik Penulisan Newsletter
a. Siapa sasaran newsletter
b. Jenis informasi yang ditampilkan
c. Anggaran
d. Kontinuitas
e. Gaya dan format
23Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
24. Website
• Website adalah sering juga disebut Web, dapat
diartikan suatu kumpulan-kumpulan halaman
yang menampilkan berbagai macam informasi
teks, data, gambar diam ataupun bergerak,
data animasi, suara, video maupun gabungan
dari semuanya.
• Bersifat statis maupun yang dinamis, yang
dimana membentuk satu rangkaian bangunan
yang saling berkaitan dan masing-masing
dihubungkan dengan jaringan halaman atau
hyperlink.
24Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
25. Blog
• Blog singkatan dari "web log" merupakan bentuk aplikasi web
yang berupa aneka macam tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai
posting atau artikel-artikel blog) pada sebuah halaman template
blog.
• Tulisan-tulisan dimuat dalam urut yang terbalik (isi atau
postingan yang terbaru ditempatkan lebih dahulu atau pada
urutan yang pertama kemudian diikuti isi atau postingan yang
lebih lama dibuat), meskipun tidak selamanya demikian. Situs
web seperti ini biasanya dapat diakses semua pengguna
internet sesuai topik yang diperlukan dan tujuan dari si
pengguna blog tersebut, yang biasanya dengan menuliskan
suatu kata tertentu (keyword) pada halaman pencarian Google,
Yahoo, Bing atau search engine yang lainnya.
25Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
26. Panduan penulisan Blog yang Efektif
1. Write a strong post
title
2. Keep the post short
3. Write short paragraph
4. Use pyramid style
5. Use bullets
6. Use standard spelling
7. Use a stylebook
8. Respect copywrite
9. Edit the post
26Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
27. 2. Karakteristik
Media Baca dan Media dengar
Media Baca
1. Pembaca dapat melihat dengan jelas
tulisan yang dibacanya.
2. Dapat melihat susunan lay-out-nya.
3. Dapat melompat dari materi tulisan
yang satu untuk kemudian kembali
lagi.
4. Jika kesulitan memahami, dapat me-
review kembali sampai paham.
5. Dapat mengetahui secara cepat bila
ada penulisan yang salah atau
faktanya salah.
6. Penulis dapat secara detail dan
panjang lebar dalam membahas
materi.
7. Mudah direkam atau didokumentasi
(misalnya diklipping) untuk dibaca
berulang kali.
Media Dengar
1. Tulislah seperti Anda bicara
(write the way you
talk/write the way you
speak).
2. Bahasa sederhana, singkat,
dan to the point
27Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
28. 3. Proses Penulisan Naskah
1. Perencanaan (Planning)
2. Penulisan (Organizing and
composing)
3. Evaluasi (Reading and Rewriting)
28Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
29. Proses Menulis
1. Perencanaan (planning)
a. Merumuskan maksud atau tujuan
menulis
b. Tulisan harus didasari oleh pikiran
(tema/isu sentral)
c. Tulisan untuk mata atau telinga?
d. Menganalisis khalayak atau orang
yang menjadi sasaran pesan
e. Menetapkan media
29Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
30. Teori uses & gratifications
Dalam Penentuan Tema
• Teori ini menekankan bahwa khalayak
dianggap aktif dalam memilih media dan
informasi yang akan dikonsumsi.
• Khalayak memiliki motif tertentu yang
mendorongnya memilih topik/tema
informasi yang dianggap memenuhi
kebutuhannya.
30Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
31. Teori Agenda setting
• Teori ini menekankan bahwa media massa
mempunyai kekuatan dalam menciptakan
agenda publik melalui berita-beritanya.
31Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
32. 2. Penulisan (organizing and composing)
a. Biasakan membuat draft
b. Sederhana, jelas, dan mengarah
c. Mengelola bentuk dan teknik
penyajian pesan
d. Struktur pesan
e. Urutan penyajian pesan
32Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
33. 3. Evaluasi (Reading and
Rewriting)
a. Pertama, evaluasi dilakukan sebelum hasil tulisan disebarluaskan
ke publik. Dilakukan cek terhadap tulisan. Mintalah orang lain
untuk melakukan pengecekan tulisan.
b. Kedua, evaluasi setelah hasil tulisan disebarluaskan ke publik.
Praktisi PR/Humas melakukan riset terhadap hasil tulisannya. Riset
tersebut untuk mengetahui tingkat keterbacaan, motif, dan tingkat
kepuasan pembaca terhadap informasi yang disampaikan.
33Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
34. Penulisan untuk
Publik Pilihan
1
• E-mail
2 • Memo
3 • Notulen Rapat
4
• Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi Pemerintah
34Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
35. A. Email Release
• Email release adalah release yang dibuat dalam bentuk soft
copy File.
• File tersebut dapat dikirim dengan format file attachments.
• Selain itu, Praktisi PR dapat juga menggunakan format file PDF
tetapi format ini tidak disarankan karena tidak bisa diedit.
35Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
36. B. Memo
• Pengertian Memo adalah suatu tulisan singkat, jelas dan padat
tentunya mudah dipahami, yang ditujukan kepada seseorang
bersifat informal biasanya penulisannya tidak lebih dari 10 (sepuluh)
baris, penulisannya diketik atau tulisan tangan.
• Fungsi memo untuk mengingatkan, menegaskan tentang suatu hal.
• Isi dari memo berupa permintaan, instruksi, pemberitahuan, saran,
pesan, dan tugas-tugas tertentu.
36Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
37. Bagian-Bagian Dari Memo
a. Kepala: Nama, Alamat dan Logo Instansi.
b. Badan: Isi/pesan singkat (memberikan
informasi, perintah ataupun laporan).
c. Kaki: Tanda tangan dan nama jelas pembuat
memo
37Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
38. Jenis-Jenis Memo
a. Memo bersifat resmi – dipakai sebagai surat pernyataan dalam hubungan
resmi dari seorang pimpinan kepada bawahannya.
b. Memo bersifat pribadi – digunakan dipakai sebagai nota atau surat
pernyataan tidak resmi antar teman, saudara, atau orang lain yang
memiliki hubungan akrab. Itulah mengenai pengertian memo resmi dan
tidak resmi.
38Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
39. Langkah-langkah menulis memo
a. Siapkan blangko Memo yang akan dipakai.
b. Penulisannya boleh diketik atau dengan tulisan tangan.
c. Menyampaikan pesan atau instruksi dengan bahasa yang
tepat, singkat dan dapat dipahami.
d. Menandatangani serta menyertakan nama jelas pembuat
memo, mengirim memo kepada orang yang di tuju.
39Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
40. C. Notulen Rapat
1. Pengertian Notulen adalah naskah dinas yang membuat catatan jalannya
acara (kegiatan) mulai dari pembukaan, pembahasan masalah, sampai
dengan pengambilan keputusan, serta penutupan.
2. Daftar Hadir
3. Susunan acara
4. Isi Notulen
5. Sistematika Penulisan
6. Bagian akhir Notulen
40Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
41. D. Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi Pemerintah
1. Efektif dan Efisien: Penyelenggaraan tata naskah dinas perlu dilakukan secara efektif
dan efisien dalam penulisan, penggunaan ruang atau lembar naskah dinas, spesifikasi
informasi, serta penggunaan bahasa Indonesia yang baik, benar, dan lugas.
2. Pembakuan: Naskah dinas diproses dan disusun menurut tata cara dan bentuk yang
dibakukan.
3. Pertanggungjawaban: Penyelenggaraan tata naskah dinas dapat
dipertanggungjawabkan dari segi isi, format, prosedur, kewenangan, dan keabsahan.
4. Keterkaitan: Kegiatan penyelenggaraan tata naskah dinas dilakukan dalam satu
kesatuan sistem administrasi umum.
5. Kecepatan dan Ketepatan: Naskah dinas harus dapat diselesaikan secara cepat, tepat
waktu, dan tepat sasaran dalam redaksional, prosedural, dan distribusi.
6. Keamanan: Tata naskah dinas harus aman dalam penyusunan, klasifikasi, penyampaian
kepada yang berhak, pemberkasan, kearsipan, dan distribusi.
41Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
42. Jenis Naskah Dinas
1. Naskah Dinas Arahan
Naskah dinas arahan merupakan naskah dinas yang memuat
kebijakan pokok atau kebijakan pelaksanaan yang harus
dipedomani dan dilaksanakan dalam penyelenggaraan tugas dan
kegiatan setiap instansi pemerintah yang berupa produk hukum
yang bersifat pengaturan, penetapan, dan penugasan.
a. Naskah Dinas Pengaturan
Naskah dinas yang bersifat pengaturan terdiri atas peraturan,
pedoman, petunjuk pelaksanaan, Standar Operasional Prosedur
(SOP), dan surat edaran.
b. Naskah Dinas Penetapan (Keputusan)
• Jenis naskah dinas penetapan hanya ada satu macam, yaitu
Keputusan.
• Keputusan merupakan naskah dinas yang memuat kebijakan
yang bersifat menetapkan, tidak bersifat mengatur.
42Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
43. c. Naskah Dinas Penugasan
a) Instruksi
Instruksi adalah naskah dinas yang memuat perintah atau
arahan untuk melakukan pekerjaan atau melaksanakan tugas
yang bersifat sangat penting.
b) Surat Perintah
Surat peritah adalah naskah dinas dari atasan atau pejabat yang
berwenang yang ditujukan kepada bawahan atau pegawai
lainnya yang berisi perintah untuk melaksanakan pekerjaan
tertentu.
C) Surat Tugas
Surat tugas merupakan naskah dinas dari atasan atau pejabat
yang berwenang yang ditujukan kepada bawahan atau pegawai
lainnya yang berisi penugasan untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan tugas dan fungsi.
43Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
44. Naskah Dinas Korespondensi
44
1
• Naskah Dinas Korespondensi Intern
2
• Naskah Dinas Korespondensi Ekstern
3
• Surat Undangan
Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
45. Naskah Dinas Korespondensi Intern
1. Nota Dinas dibuat oleh pejabat dalam melaksanakan
tugas guna menyampaikan laporan, pemberitahuan,
pernyataan, permintaan, atau penyampaian kepada
pejabat lain.
Nota dinas memuat hal yang bersifat rutin, berupa
catatan ringkas yang tidak memerlukan penjelasan
yang panjang, dapat langsung dijawab dengan
disposisi oleh pejabat yang dituju.
2. Memorandum
Memorandum adalah naskah dinas intern yang
bersifat mengingatkan suatu masalah, menyampaikan
arahan, peringatan, saran, dan pendapat kedinasan.
45Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
46. Naskah Dinas Korespondensi Ekstern
• Naskah dinas korespondensi ekstern hanya ada
satu macam, yaitu surat dinas.
• Surat dinas adalah naskah dinas pelaksanaan
tugas pejabat dalam menyampaikan informasi
kedinasan berupa pemberitahuan, pernyataan,
permintaan, penyampaian naskah dinas atau
barang, atau hal kedinasan lainnya kepada pihak
lain di luar instansi/organisasi yang
bersangkutan.
46Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
47. Surat Undangan
• Merupakan surat dinas yang memuat undangan kepada
pejabat/pegawai yang tersebut pada alamat tujuan untuk
menghadiri suatu acara kedinasan tertentu, seperti rapat, upacara,
dan pertemuan.
• Namun di dalam pelaksanaannya, setiap Instansi Pemerintah
memiliki aturan tata naskah dinas yang mengatur di dalam instansi
dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Nomor 80 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas
Instansi Pemerintah.
47Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
48. Teknik Penyuntingan Naskah
1
• Definisi Penyuntingan Naskah Kehumasan
2
• Tujuan Penyuntingan Naskah Kehumasan
3
• Teknik Penyuntingan Naskah Kehumasan
48Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
49. 1. Definisi
Penyuntingan
• Penyuntingan berasal dari
kata sunting.
• Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia,
penyuntingan adalah proses,
cara, perbuatan menyunting.
49
1.
Definisi
Penyuntingan
Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
50. 2. Tujuan Penyuntingan
a. Memastikan penyebaran ide kepada pembaca yang disampaikan
dalam bahasa yang gramatis, jelas, indah dan menarik.
b. Menggambarkan nilai dan identitas naskah sehingga dapat
menarik minat pembaca.
c. Memastikan alur dan fakta disampaikan dengan jelas, tepat, dan
tidak menyalahi agama, undang-undang, dan norma
masyarakat.
50Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
51. 3. Teknik Penyuntingan Naskah
a. Cara Menyunting Naskah
Secara Teknis
b. Cara Menyunting Naskah non
Teknis
51Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
52. Penyuntingan Naskah Secara Teknis
1. Memperbaiki kesalahan-kesalahan faktual di antaranya
kekeliruan salah tulis tentang nama, jabatan, gelar, tanggal
peristiwa, nama tempat, alamat.
2. Memperbaiki kesalahan dalam penggunaan tanda-tanda
baca.
3. Penggunaan huruf besar dan singkatan, penggunaan gelar,
tanda baca, ejaan, tata bahasa, pemilihan jenis huruf untuk
judul.
4. Menyingkat tulisan sesuai ruang yang tersedia, termasuk
membuang atau memotong paragraf yang tidak penting.
52Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
53. Penyuntingan Naskah Secara Teknis
5. Mengganti kata atau istilah yang tidak memenuhi prinsip ekonomi kata.
6. Menyesuaikan gaya bahasa sesuai dengan kebijakan media yang
bersangkutan.
7. Melengkapi tulisan dengan bahan-bahan tipografi, seperti anak judul
(sub judul), bila diperlukan.
8. Menentukan judul dan teras berita jika dipandang perlu. Memperbaiki
judul supaya menarik.
9. Editing juga termasuk menulis caption (keterangan gambar) foto dan
pekerjaan lain yang berhubungan dengan tulisan.
10. Menghindari kontradiksi dan memperbaiki tulisan sebelumnya.
53Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
54. Penyuntingan Naskah non Teknis
a. Memperhatikan apakah naskah berita sudah memenuhi nilai-nilai jurnalistik dan
kriteria layak muat—aktual, faktual, penting, dan menarik.
b. Meneliti apakah naskah berita sudah menaati doktrin kejujuran (fairness
doctrine) serta asas keberimbangan (cover both side). Jika belum, tugaskan
kembali reporter untuk memenuhinya.
c. Memperhatikan apakah opini, interpretasi, atau penilaian wartawan lebih
menonjol daripada fakta hasil liputan.
d. Menjaga jangan sampai terjadi kontradiksi dalam sebuah naskah.
e. Menjaga jangan sampai terjadi penghinaan, arti ganda, dan tulisan yang
memuakkan (bad taste).
f. Sadar mengenai sifat-sifat umum tentang umur, taraf hidup, dan gaya hidup para
pembaca utama korannya, dan menyunting naskah sesuai dengan sifat umum
tersebut.
g. Memperbaiki tulisan opini (artikel) dengan segala upaya tanpa merusak cara
penulisnya menyatakan pendapatnya. Karenanya, redaktur harus membaca lebih
dahulu seluruh cerita/naskah untuk mendapatkan pengertian penuh tentang apa
yang berusaha dikatakan penulis.
h. Menjaga masuknya iklan terselubung sebagai berita.
54Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
55. Tahapan Penyuntingan Naskah
1. Pra Penyuntingan Naskah, meliputi pengecekan kelengkapan naskah, ragam
naskah, daftar isi, bagian-bagian dalam bab, ilustrasi/tabel/gambar, catatan
kaki, informasi mengenai penulis, dan membaca naskah secara keseluruhan.
2. Penyuntingan Naskah, perlu memperhatikan masalah ejaan, tatabahasa,
kebenaran fakta, legalitas, konsistensi, gaya penulis, konvensi penyuntingan
naskah, dan gaya penerbit/gaya selingkung.
3. Pasca Penyuntingan Naskah, setiap editor memeriksa kembali kelengkapan
naskah, nama penulis, kesesuaian daftar isi dan isi naskah,
ilustrasi/tabel/gambar, prakata/kata pengantar, sistematika tiap bab, catatan
kaki, daftar pustaka, daftar kata/istilah, lampiran, indeks, biografi singkat,
sinopsis, nomor halaman, sampai siap diserahkan kepada penulis atau
penerbit.
55Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
56. Kode Etik Penyunting
Mien A. Rifai (1995).
1. Penyunting naskah wajib mencari informasi mengenai penulis naskah
sebelum mulai menyunting naskah.
2. Penyunting naskah bukanlah penulis naskah.
3. Penyunting naskah wajib menghormati gaya penulis naskah.
4. Penyunting naskah wajib merahasiakan informasi yang terdapat dalam
naskah yang disuntingnya.
5. Penyunting naskah wajib mengonsultasikan hal-hal yang akan diubahnya
dalam naskah.
6. Penyunting naskah tidak boleh menghilangkan naskah yang akan, sedang,
atau telah disuntingnya.
56Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian
57. Referensi
Bivins, Thomas H. (2008). Public Relations Writing. New Delhi: McGraw Hill.
Iriantara, Yosal dan A. Yani Surachman. (2006). PR Writing: Pendekatan Teoritis
dan Praktis. Bandung: Simbosa Rekatama Media.
Kriyantono, Rachmat. (2008). Public Relations Writing. Teknik Produksi Media
Public Relations dan Publisitas Korporat. Jakarta: Kencana.
Pamusuk Eneste. (2005). Buku Pintar Penyuntingan Naskah. Edisi Kedua. Jakarta.
Gramedia.
Rifai, Mien A. (1995). Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan
Karya Ilmiah Indonesia. Yogyakarta: Gadjah mada University Press.
Smith, Ronald D. (2012). Becoming a Public Relations Writer. 4 edition. New York:
Routlege
Sumadiria, Haris AS (2008). Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature.
Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Ishwara, Luwi. (2015). Jurnalisme Dasar. Cetakan ketiga. Jakarta. Kompas.
Peraturan Menteri
Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2012 Tentang Tata Naskah Dinas
Instansi Pemerintah.
57Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian