SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
TEORI PERHITUNGAN TEODOLITH
KATA PENGANTAR
Puiji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami panjatkan karena
anugerah-anugerahnyalah tugas laporan ilmu ukur tanah ini dapat kami selesaikan
dengan baik.
Praktik ini merupakan suatu kewajiban bagi kami sebagi mahasiswa fakultas
teknik sipil dan perencanaan Universitas Sains dan Teknologi Jayapura, yang
mengambil mata kuliah tersebut. Tugas praktikum ilmu ukur tanah ini kami susun
secara praktis, yang merupaka realisasasi dari praktik ukur tanah yang telah di
lakasanakan di lokasi kampus.
Dalam proses penyusuna tugas praktikum ilmu ukur tanah tentunya kami tahu
banyak terdapat kekurangan untuk itu kritikan dan saran yang bersifat membantu dan
membangun dari rekan-rekan pembaca sekalian sangat kami harapkan. Kami
berharap dengan adanya tugas ini dapat menambah dan meningkatkan pengalaman
maupun penalaran dalam kesalahan ilmu teknik Arsitektur.
Akhir kata kami sebagai penulis penyusunan laporan ini mengicapkan terima
kasih yang sebesr-besarnya kepada Bpk. DidikRiyadi Mabui,ST dan Bpk.Meidi, yang
telahmembantu dalam penyelesain tugas ini serta rekan-rekan yang telah membantu
kami demi untuk tercapai dan selesainya tugas laporan ini.
Jayapura,
Penyusun:
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Ilmu ukur tanah adalah bagian ilmu yang lebih luas yang disebut " Geodesi "
sedangkan geodesi sendiri mempunyai dua tujuan antara lain :
a) Tujuan Ilmiah : Menentukan tinggi permuka
b) Tujuan Praktis : Membuat gambar dari sebagian kecil atau sebagian besar
dan permukaan bumi yang dinamakan peta.
Mata kuliah ilmu ukur tanah jurusan Arsitektur hanya
mempelajari praktisnya saja, yaitu membuat peta bagian keperluan – keperluan
Arsitektur. Tujuan tersebut diatas dapat tercapai dengan melakukan pekerjaan
sebagai berikut :
a) Melaksanakan Praktikum, yaitu mengadakan pengukuran -
pengukuran diatas permukaan bumi biasa disebut pekrjaan lapangan
b) Menghitung hasil pengukuran dan menggambarkannya diatas kertas yang
disebut pekerjaan kantor.
Karena bumi ini tidak berbentuk bulat namun lonjong dan diketahui bahwa
permukaan bumi tidaklah rata yang disebabkan oleh adanya gunung – gunung dan
Patricia.M.A
Nim. 02 122
lembah – lembah, maka untuk dapat melukiskan suatu bagian permukaan bumi
diperlukan suatu bidang persamaan ( bidang refensi ).
Proyeksi berdasarkan bidang dapat diategorikan sebagai berikut:
a) Bidang elipsoide, apabila luas daerah pengukuran lebih besar dari 5.300 km2.
b) Bidang bulatan, apabila luas daerah pengukuran lebih besar dari 100 km2
c) Bidang datar, apabila luas daerah tidak melebihi 55km2.
d) Bidang elipsoide dan bidang bulatan dipelajari dalam geodesi yang bertujuan
ilmiah Dengan demikianreferensi bidang datar dipraktekkan didalam ilmu ukur
tanah ini.
Dalam menjalankan praktikum ilmu ukur tanah ini mahasiswa sebagai calon
engineering civil diharapkan agar mampu mengenal, menggunakan alat sekaligus
dapat melakukan pengukuran dalam menentukan perbedaan leta ketinggian (Elevasi)
tanah dimana dapat nemberikan bentuk konfigurasi tanah (Relief) permukaan tanah
serta menentukan luas dari area pengukuran.
Praktikum ilmu ukur tanah merupakan praktikum wajib bagi jurusan Arsitektur
yanglulus mata kuliah uur tanah yang tujuannya adalah untuk dapat membuat peta
atau kondisi geografis dari suatu daerah atau tempat bagi keperluan Arsitektur.
Tujuan tersebut diatas dapat tercapai dengan melakukan pekerjaan sebagai berikut:
a) Melaksanakan praktikum Yaitu meengadakan pengukuran diatas permukaan
bumi yang biasa disebut pekerjaan.
b) Menghitung dan mengelola data Yaitu menghitung hasil pengukuran
dan menggambarkan diatas kertas yang lazim disebut pekerjaan kantor.
1.2 Permasalahan
 Mahasiswa telah mendapatkan pemahaman materi secara teoritis tentang
pengukuran dan pemetaan, tetapi belum mengetahui lebih lanjut bagaimana
penerapan dilapangan.
 Perlunya aplikasi ilmu tantang pemahaman teori mengenai pengukuran dan
pemetaan
( mata kuliah ilmu ukur tanah ), bagaimana membuat peta / kondisi geografis
dari suatu daerah bagi keperluan Arsitektur.
1.3 Batasan Masalah
Didalam penulisan laporan ini penulis membatasi masalah, yaitu:
 Pengukuran pada penyipat datar ( Waterpass ) dengan pengukuran pergi dan
profil memanjang.
 Pengukuran pada penyipat sudut ( Theodolit ) dengan pengukuran Polygon
tertutup.
1.4 Maksud dan Tujuan
Pratikum ini dimaksudkan untuk melatih mahasiswa sebagai pratikan dalam
melakukan pengukuran, pengambilan data, pengolahan data dan penggambarannya
di atas kertas. Sedangkan tujuan dari diadakannya pratikum Ilmu Ukur Tanah adalah:
Tujuan Umum : 1. Mengenal dan mengetahui cara penggunaan pesawat ukur
tanah waterpas dan teodolith.
Tujuan Khusus : 1. Untuk menentukan beda tingi dari suatu titik yang sudah
diketahui ketinggiannya dengan titik lain yang belum diketahui
ketinggiannya dengan waterpass;
2. Untuk mengetahui pengukuran sudut suatu lokasi serta
curaman- curamannya dengan alat theodolit;
3. Dapat mengolah hasil pengukuran dan penggambarannya.
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
 Waktu data dilapangan adalah dua hari yaitu hari sabtu, 7 Juni dan hari Selasa,
10 Juni 2003.
 Lokasi pengukuran adalah areal Perumahan Dosen Universitas Sains dan
Teknologi Jayapura.

1.6 Metodologi
 Penjelasan teori.
 Penetapan lokasi yang akan diukur.
 Memeriksa semua perlengkapan dari peralatan yang akan dibutuhkan untuk
keperluan pengukuran, mengkonsutasikan dengan asisten dan staf
laboratorium, setelah lengkap dan dengan persetujuan dari asisten maka
selanjutnya diadakan kegiatan pengukuran dilokasi yang ditentukan.
 Kegiatan dilapangan ( pengukuran ).
 Pelaporan kegitan pengukuran yang berupa analisa data yang dilakukan
setelah pengukuran padilangan.

1.7 Sistematika Laporan
BAB I. Memuat tentang Pendahuluan, yang terdiri dari latarbelakang,
Permasalahan, Batasan Masalah, Maksud dan Tujuan, Waktu dan
Tempat Pelaksanaan, Metodologi, Sistematika Laporan.
BAB II Memuat tentang Teori, yang terdiri dari Teori Pengukuran, Teori Penyipat
Datar, Teori Penyipat Sudut.
BAB III Memuat tentang Prosedur Pengukuran dan Langkah- langkah
Perhitungan, yang terdiri dari Penyipat Datar ( Waterpass ), Penyipat
Sudut ( Theodolit ).
BAB IV Memuat tentang Analisa, yang terdiri dari Data, Perhitungan Kesimpulan
dari penyipat datar ( Waterpass ), dan Data, Perhitungan, Kesimpulan
dari Penyipat Sudut.
BAB V Memuat tentang Penutup, yang berupa Kesimpulan dan Saran.
BAB II
T E O R I
2.1 Teori Pengukuran
Pekerjaan Pengukuran dapat dibagi berdasar atas luas serta bentuk dari
daerah yang diukur yaitu:
 Geodesi ( Geodetic Survey )
 Ukur tanah datar ( Surveying )
Didalam bidang bidang ukur tanah datar ( surveying ) daerah yang dicakup
adalah kecil sehingga permukaan bumi dapat dianggap sebagai bidang datar.
Berdasar atas keperluan atau tujuan dari pengukuran, maka dapat digolongkan
menjadi:
 Pengukuran Topografi ( Topographic Survey) : untuk memperoleh
gambaran dari permukaan tanah yang diukur, yaitu keadaan medan (
tinggi / rendahnya ), serta semua benda-benda / yang ada diatasnya.
 Pengukuran Kadaster ( Cadastral Survey ) : Pengukuran yang ada
hubungannya dengan pemilikan tanah, pihak tanah, balas tanah.
 Pengukuran Teknik Sipil ( Construction Survey ) : Pengukuran yang ada
hubunganya dengan pelaksanaan pembuatan bangunan gedung, jalan
raya, bendungan dan bangunan-bangunan lainnya.
 Fotogrammetri : Pengukuran dengan menggunakan foto udara.
 Pengukuran Hidrografi ( Hydrographic Survey ) : Pengukuran untuk
mendapatkan gambaran dari dasar laut, dataran, danau, sungai dan
bentuk-bentuk perairan lainnya.
2.2 Teori Penyipat Datar ( Waterpass )
Penyipat datar adalah menentukan atau mengukur beda tinggi antara dua titik
atau lebih. Ketelitian penentuan ukuran tergantung pada alat-alat yang digunakan
serta ketelitian pengukuran yang dapat dilaksanakan. Pengukuran dengan alat
penyipat datar ini untuk penggambaran Long Section dan Cross Section. Alat yang
digunakan pada penyipat datar ini adalah Waterpass.
Penentuan selisih tinggi antara dua titik dapat dilakukan dengan
tiga carapenempatan alat datar tergantung pada keadaan lapangan.
Warterpass adalah alat untuk mengukur arah horizontal dengan maksud untuk
mencari beda tinggi antara dua titik.
Jenis-jenis pengukuran sipat datar :
1. Menyipat datar memanjang, yang dibedakan menjadi : memanjang terbuka,
memanjang keliling ( tertutup ), memanjang terbuka terikat sempurna,
memanjang pergi pulang, memanjang double stand.
2. Menyipat datar profil, yang dibedakan menjadi : Profil memanjang dan profil
melintang.
3. Menyipat datar resiprokal.
4. Menyipat datar luas.
2.2.1 Rumus-Rumus Yang Dipakai Pada Perhitungan
a. Perhitungan jarak
D= (Ba-Bb ) X 100
Dimana : D = jarak datar
Ba = benang atas
Bb = benang bawah
b. perhitungan beda tinggi
∆h = Tp – Bt
Dimana : ∆h = Beda tinggi
Tp = b. Tinggi pesawat
Bt = Benang tengah
c. Koreksi beda tinggi
∆h Koreksi = ∆h ± ( D / ∑D X ∆H )
Dimana : ∆h Koreksi = koreksi beda tinggi
D / ∑D = jarakdatar / jumlah jarak
∑∆h = jumlah perhitungan beda tinggi
d. Perhitungan tinggi titik
H = Tp + ∆h koreksi
2.3 Teori Penyipat Sudut ( Theodolit )
Penyipat sudut merupakan alat ukur yang dapat menghitung koordinat dan
absisi dari titik yang diukur. Dan juga dapat menentukan luas suatu daerah.
Dengan alat ukur sudut, kita dapat mengukur sudut arah dua titik atau lebih dan
sudut curam terhadap bidang horizontal dan suatu yang
vertical. Ada dua cara pengukuran sudut:
1. Jaringan segitiga ( triangulusi )
2. Rangkai segi banyak ( Poligon ) terbuka dan tertutup
2.3.1 Rumus-Rumus Yang Dipakai Dalam Perhitungan
a. Cara koordinat
Untuk dapat menghitung koordinat titik-titik kerangka dasar dilapangan
diperlukan data-data seperti: azimuth awal, sudut lurus ( baik sudut dalam maupun
luar ), Jarak horizontal dan ketinnggian.
Koordinat suatu titik dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:
Rumus umum: Xn = X( n-1 ) + Dt( n- ).n sin α( n-1 ).n
Yn = Y( n-1 )+ Dt( n-1 ).n cos α( n-1).n
b. Perhitungan polygon tertutup (loop)
Ket :
α 1,2 : Azimuth awal
β: sudut dalam
Dt :jarak datar 1,2… : No. titik
Syarat geometri polygon tertutup ( untuk sudut dalam ) :
a. ∑ β : ( n-1 ).180°
b. ∑( Dt . Sin α ): 0
c. ∑( Dt . cos α ) : 0
Azimuth titik berikutnya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
An ( n+1 ) =[α ( n-1 ) n+180° ]- βn
Jika diketahui koordinat dua titik, maka azimuth suatu titik dapat dihitung
dengan persamaan sebagai berikut :
An ( n + 1 ) = Arc Tan . [ X ( n – 1 ) – Xn ]
Y ( n + ) – Yn
Kesalahan jumlah total sudut dalam untuk polygon tertutup :
f ( β ) = ( n-2 ) . 180° - Σβ
Koreksi sudut dalam ( Kβ ) diberikan secara merata kepada setiap titik
Kβ = fβ
N
Kesalahan linier jarak untuk absis ( fX ) dan ordinat ( fY )
( fX ) : Σ( Dt . sin α )
( fy ) : Σ( Dt . cos α )
Koreksi yang diberikan untuk absis ( KX ):
KX = Dtn ( fX )
ΣDt
Koreksi yang diberikan untuk ordinat ( KY ) :
KY = Dtn ( fy )
ΣDt
Secara sistematis tahapan hitungan / koreksi koordinatuntuk polygon adalah
sebagai berikut :
1. Besarnya kesalahan sudut dalam :
fβ = (n-2) . 180° - ∑β
2. Besarnya koreksi sudut dalam:
Kβ = fβ
n
3. Sudut dalam terkoreksi :
β'η = βη ± Kβ
4. Azimuth setiap titik polygon berikutnya :
( n + 1 ) = [ α ( n – 1 ) n ± 180° ] β'n
5. Kesalahan linier jarak untuk absisdan ordinat
( fX ) : ∑ ( Dt . sin α )
( fY ) : ∑( Dt . cos ∑ )
6. Koreksi absis dan ordinat tiap titik :
Kxn : Dtn ( fx )
∑Dt
Kyn : Dtn ( fy )
ΣDt
7.Absis dan ordinat terkoreksi :
∆yn : ∑(Dt .sin α ) + Kyn
∆xn : ∑( Dt . cos α )
8. koordinat tiap titik polygon :
Xn = X ( n – 1 ) ± ∆yn
Yn = Y ( n – 1 ) ± ∆yn
c. Perhitungan tinggi titik untuk polygon tertutup
Jika pengukuran dan perhitungan tinggi titik dilakukan dengan benar, maka
jumlahbeda tinggi antara titik polygon awal sampai dengan titik polygon akhir = 0,
atau ∑∆h = 0.
Koreksi beda tinggi : Kh = ∑∆h
Tahapan perhitungan / koreksi tinggi titik polygon adalah sebagai berikut :
1. Kesalahan beda tinggi :
Kh = ∆h1 + ∆h2 + ∆h3 + ∆h4…+ ∆hn
2. Beda tinggi terkoreksi :
∆h'n = ∆hn + [(Dtn)Kh]
∑Dt
3. Tinggi tiap titik
Hn =H ( n – 1 ) ± ∆h'n
BAB III
PROSEDUR PENGUKURAN
DAN LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN
3.1 Penyipat datar (waterpass)
3.1.1 Prosedur pengukuran
1.Menyiapkan alat perlengkapan pengukuran berupa :
 Pesawat penyipat datar (waterpass)
 Statip (kaki tiga)
 Unting-unting
 Bak ukur (rambu ukur)
 Roll meter > Patok kayu dan paku
 Kompas
 Payung
2. menentukan lokasi pengukurann
3. Menggambarkan sketsa lokasi pengukuran
4. Menentukantitik lokasi pengukuran pada sketsa yang ada
5. Meletakkan alat pada titik awal yang telah ditentukan, meliputi :
 memasang titik patok awal
 Memansang titik statip
 Memasang pesawat
 Memasang unting-unting
 Menyetel nipo
6. Mengukur tinggi pesawat dengan roll meter
7. Menembak titik pengukuran pertama dengan sudut 0°
8. Menentukan azimuth awal dari yang telah dinolkan
9. Membaca BA,BB dan BT pada bak ukur
10. Mengukur jarak antara pesawat dengan roll meter
11. Memutar alat ke titik selanjutnya dan melakukan hal yang sama pada point
9,10
12. Memindahkan pesawat dan mengulang point 6,7,9,10,11,12
3.1.2 Langkah-langkah perhitungan
1. Membuat tabel pengukuran
2. Mengisi data pengukuran
3. Mengolah data pengukuran berupa :
 Mencari jarak optis : D = (BA-BB)X100
 >Mencari beda tinggi : ∆h – Tpn – Btn
 Mencari tinggi titik koreksi : Hpn = Hp (yang diket) + ∆h pn
 Melakukan koreksi sudut : ∆h koreksi =∆h ±(D/∑DX∑∆h)
3.2 Penyipat Sudut (theodolit)
3.2.1 Prosedur Pengukuran
1. Menyiapkan alat perlengkapan pengukuran berupa :
 Pesawat penyipat datar (waterpass)
 Statip (kaki tiga)
 Unting-unting
 Bak ukur (rambu ukur)
 Roll meter
 Patok kayu dan paku
 Kompas
 Payung
2. Menentukan lokasi pengukuran
3. Menggambarkan sketsa lokasi pengukuran
4. Menentukan titik lokasi Pengukuran pada sketsa yang ada
5. Meletakkan alat pada titik awal yang telah ditentukan, meliputi :
 Memasang titik patok awal
 Memasang titik statip
 Memasang pesawat
 Memasang unting-unting
 Menyetel nipo
6. Mengukur tinggi pesawat dengan roll meter
7. Mencari sudut horizontal 0°, kemudian menekan hold lalu menembak ketitik
pengukuran
8. Menentukan azimuth awal dari yang telah dinolkan
9. Membaca BA, BB dan BT pada bak ukur
10. Mengukur jarak antara pesawat dengan rooll meter
11.Melepas hold pada pesawat lalu memutar alat ketitik selanjutnya dan
melakukan hal yang sama dengan point 9,10
12. Memindahkan pesawat dan mengulang point 6,7,9,10,11.
3.2.2 Lankah-langkah Perhitungan
1. Mencari tabel pengukuran
2. Mengisi data pengukuran
3. Mengolah data pengukuran berupa :
 mencari jarak optis : Do = (BA-BB) X 100
 Mencari beda tinggi : (BA_BB) X 100 X sin² α + Tps-BT
2
 Mencari elavasi : Hpn = Hp (yang diket) + ∆h
BAB IV
A N A L I S A
PERHITUNGAN SUDUT AZIMUTH ( Sudutu terhadap utara)
P0
P0
1730 01' 20''
> Nilai Azimuth, P0-P1 =
> Nilai Azimuth, P1 – P2 = Azimuth awal ± x ( x = 1800 -1790 19' 00")
= 1800 01' 20" - 00 41' 00"
= 1720 20' 20"
> Nilai Azimuth , P2 – P3 = Azimuth awal ± x ( x = 2680 34' 20" - 1800)
= 1720 20' 20" + 880 34' 20"
P1
U
= 2600 54' 40"
> Nilai Azimuth , P3 – P4 = Azimuth awal ± x ( x = 2690 13' 00" - 1800)
= 2600 54' 40" + 890 13' 00"
= 3500 07' 40"
> Nilai Azimuth , P4 – P1 = Azimuth awal ± x ( x = 2750 40' 40" -
1800)
= 350007' 40" + 950 40' 40"
= 350007' 40" + 950 40' 40"
= 850 48' 20"
> Sudut dalam
= 1800-172020'
20" + 85048'
20"
930 28' 00''
P1
= 930 28' 00"
265048' 20''
Nilai Azimuth
= 1720 20' 20" + 930 28' 00"
= 2650 48' 20"
U
1720 20' 20''
850 48' 20''
Kesalahan Sudut Dalam
 Sudut dalam = (n-2)x180-∑β
= (4-2)x180-3600 00' 00"
= 0
∑β dalam
= P1 - P2 = 930 28' 00"
= P2 - P3 = 910 25' 40"
= P3 - P4 = 900 47' 00"
= P4 - P1 = 840 19' 20"
= 3600 00' 00"
Kesalahan Sudut Luar
 Sudut luar = (n+2)x180-∑β
= (4+2)x180-9920 47' 00"
= 6320 47' 00"
4
= 1580 11' 45"
∑β dalam
= P1 - P2 = 1790 19' 00"
= P2 - P3 = 2680 34' 20"
= P3 - P4 = 2690 13' 00"
= P4 - P1 = 840 40' 40"
= 9920 47' 00"
Perhitungan Jarak Horizontal
Rumus = D.Sin. dimana : d = jarak datar
= sudut azimuth
P1 – P2 42.381xsin 1720 20' 20" = 5.649
P2 – P3 69.471xsin 2600 54' 40" = 68.598
P3 – P4 48.598xsin 3500 07' 40" = -8.332
P4 – P1 72.142xsin 850 48' 20" = 71.948
Azimuth 232.814 = 0.667
Perhitungan Jarak Sudut Vertical
Rumus = D.cos. dimana : d = jarak datar
= sudut azimuth
P1 – P2 42.381xcos 1720 20' 20" = -42.002
P2 – P3 69.471xsin 2600 54' 40" = -10.974
P3 – P4 48.598xsin 3500 07' 40" = 47.878
P4 – P1 72.142xsin 850 48' 20" = 5.276
232.814 = 0.178
Perhitungan Koreksi Jarak Patok Utama Sudut Horizontal
Rumus = d x J.Hor., dimana = d = jarak datar
d d = jumlah jarak datar
J. Hor. = jumlah jarak horizontal
P1 – P2 42.381 x 0.667 = 0.1214
232.818
P2 – P3 69.471 x 0.667 = 0.199
232.814
P3 – P4 48.598 x 0.667 = 0.1413
232.814
P4 – P1 72.142 x 0.667 = 0.2066
232.818
Perhitungan Koreksi Jarak Patok Utama Sudut Vertical
Rumus = d x J.Vert,
d
P1 – P2 42.381 x 0.178 = 0.032
232.818
P2 – P3 69.471 x 0.178 = 0.053
232.814
P3 – P4 48.598 x 0.178 = 0.037
232.814
P4 – P1 72.142 x 0.178 = 0.055
232.818
Sudut horizontal
P0 – P1 = d x sin
= 75.979xsin1730 01' 20"
= 9.230
Sudut vertical
P0 – P1 = d xcos
= 75.979xcos1730 01' 20"
= -75.416
Perhitungan koordinat
 1000 sudut horizontal P0 – P1
1000 9.230 = 1009.23
 1000 sudut vertical P0 – P1
1000 – 75.416 = 924.584
Horizontal
P0 – X = 1000
P0 – P1 X = 1000+9.230 = 1009.23
P1 – P2 X = 1009.23 5.649 = 1014.879
P2 – P3 X = 1014.879 (-68.598)= 946.281
P3 – P4 X = 946.281 (-8.332) = 937.949
P4 – P1 X = 937.949 71.948 = 1009.89
Vertical
P0 – Y = 1000
P0 – P1 Y = 1000+(-75.416) = 924.584
P1 – P2 Y = 924.584 (-42.002) = 882.582
P2 – P3 Y = 882.582 (-10.974)= 871.608
P3 – P4 Y = 871.608 47.878 = 919.486
P4 – P1 Y = 919.468 5.276 = 924.762
Perhitungan Luas Areal
Rumus = L=0.5x{(X0xY1+Hn)-(Y0XX1+Hn)}
= (2688612.799)-(2577698.549)x0.5
= 0.5x110914.25
= 55457.125
4.1 Penyipat Datar (Waterpass)
4.1.1 Perhitungan pada waterpass
a. perhitungan jarak masing-masing patok
Rumus : D = (BA-BB) X 100
contoh perhitungan :
D P0-P1 = (1.420-1.380)X100 = 4.0m
D P1-P2 = (1.218-1.182)X100 = 3.6m
(perhitungan titik yang lain dapat dilihat pada table data)
b. Perhitungan beda tinggi
rumus : ∆h = Tp-Bt
Contoh perhitungan :
∆h P0 – P1 = 1.33-1.400= 0.070
∆h P1 –P2 = 1.32-1.200 = 0.143
c. Perhitungan koreksi beda tinggi
Rumus : ∆h koreksi = ∆h ± (D/∑DX∑∆h)
(perhitungan titik yang lain dapat dilihat pada table data)
d. Perhitungan tinggi titik (elevasi)
Rumus : Hpn = Hp yang diket +∆h pn koreksi
Contoh perhitungan :
Dirumuskan tinggi patok di P0 = 1.33m,
PENUTUP
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Kami panjatkan karena hanya
denga pertolongan Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik,
kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Bpk. DidikRiyadi Mabui,ST
dan Bpk.Meidi, yang telah membimbing kami selama ini untuk mengerjakan tugas
yang di bebankan kepada kami, dari waktu pengambilan data di lapangan
(pengukuran) sampai dengan penyusunan laporan hingga selesai, dan kami juga
mengucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman atas bantuan dan
kerjasamanya selama ini karena kami yakin bahwa tugas ini tidak mungkin
terselesaikan tanpa adanya kerjasama kita yang baik, walaupun kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam tugas ini, itu
semua karena masih minimnya pengetahuan kami tentang Ilmu Pengukuran Tanah.
Tetapi kami berharap semoga hasil penulisan kami ini bias bermanfaat bagi teman-
teman pembaca untuk sedikit menambah pengalaman tentang Ilmu Pengukuran
Tanah, dan akhirnya kritik dan saran yan membangun dari teman-teman pemnaca
sangat kami harapkan untuk bahan referensi kami dalam mengerjakan outgas-tugas
selanjutnya.
KESIMPULAN
Setiap proses perhitungan dari satu titik ke titik yang lain ataupun dari perhitunga satu
keperhungan yang lain mempunyai suatu keterkaitan yang erat, jika salah dalam
proses perhitungan pertama(langkah pertama) maka akan berakibat salah pula pada
berhitungan selanjutnya, bahkan semua perhitungan yang kita lakukan bisa salah
hanya karena sedikit kesalahan pada langkah pertama.
Sebaiknya setiap kali melakukan perhitungan harus dilakukan dengan hati-hati dan
pastikan itu benar, saat dilapangan juga begitu kerjasama yang baik sangat
dibutuhkan guna untuk mendapatkan data yang akurat, usahakan setiap kali
melakukan pengukuran dikerjakan dengan teliti,hati-hati dan semaksimal mungkin
agar pada saat perhitungan tidak mendapatkan koreksi kesalahan yang terlalu besar.

More Related Content

What's hot

Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodoliteCara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolitedidiek hermansyah
 
Laporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan ThachymetriLaporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan Thachymetrilia anggraini
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitLaporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitRpbowo
 
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMPengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMRega Surveyor
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatAndi Azizah
 
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)candrosipil
 
Makalah perpetaan & sig
Makalah perpetaan & sigMakalah perpetaan & sig
Makalah perpetaan & sigEko Artanto
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)andribacotid
 
Tugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah ITugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah IZul Anwar
 
Bab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailBab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailHendra Supriyanto
 
Pengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkapPengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkapRetno Pratiwi
 
Pengukuran poligon tertutup
Pengukuran poligon tertutupPengukuran poligon tertutup
Pengukuran poligon tertutupAmilia Tiara
 

What's hot (20)

Garis kontur
Garis konturGaris kontur
Garis kontur
 
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodoliteCara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
 
Laporan Praktikhum IUT
Laporan Praktikhum IUTLaporan Praktikhum IUT
Laporan Praktikhum IUT
 
Laporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan ThachymetriLaporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan Thachymetri
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitLaporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
 
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMPengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
 
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
 
Iuw 3 pengukuran jarak
Iuw   3 pengukuran jarakIuw   3 pengukuran jarak
Iuw 3 pengukuran jarak
 
Makalah perpetaan & sig
Makalah perpetaan & sigMakalah perpetaan & sig
Makalah perpetaan & sig
 
Tugas Manajemen Survei dan Pemetaan
Tugas Manajemen Survei dan PemetaanTugas Manajemen Survei dan Pemetaan
Tugas Manajemen Survei dan Pemetaan
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
 
Tugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah ITugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah I
 
Pengenalan Ilmu Ukur Tanah
Pengenalan Ilmu Ukur TanahPengenalan Ilmu Ukur Tanah
Pengenalan Ilmu Ukur Tanah
 
Iuw 7v beda tinggi
Iuw   7v beda tinggiIuw   7v beda tinggi
Iuw 7v beda tinggi
 
Bab iii hitungan polygon
Bab iii hitungan polygonBab iii hitungan polygon
Bab iii hitungan polygon
 
Bab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailBab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detail
 
Pengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkapPengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkap
 
Mektan bab 3 klasifikasi tanah
Mektan bab 3 klasifikasi tanahMektan bab 3 klasifikasi tanah
Mektan bab 3 klasifikasi tanah
 
Pengukuran poligon tertutup
Pengukuran poligon tertutupPengukuran poligon tertutup
Pengukuran poligon tertutup
 

Viewers also liked

Accuracy of UAV Photogrammetry
Accuracy of UAV PhotogrammetryAccuracy of UAV Photogrammetry
Accuracy of UAV Photogrammetrybaselinesurvey
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Nurul Afdal Haris
 
Laporan vertical photograpy
Laporan vertical photograpyLaporan vertical photograpy
Laporan vertical photograpySyaefudin Volk
 
Pengukuran tinggi 2014_final
Pengukuran tinggi 2014_finalPengukuran tinggi 2014_final
Pengukuran tinggi 2014_finalPlung's Somad
 
DSM Generation Using High Resolution UAV Images
DSM Generation Using High Resolution UAV ImagesDSM Generation Using High Resolution UAV Images
DSM Generation Using High Resolution UAV ImagesBiplov Bhandari
 
Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Edho Wiranata
 
Foto Udara menggunakan Pesawat tanpa awak - UAV
Foto Udara menggunakan Pesawat tanpa awak - UAVFoto Udara menggunakan Pesawat tanpa awak - UAV
Foto Udara menggunakan Pesawat tanpa awak - UAVAnton Suprojo
 
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiKerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiAnindya N. Rafitricia
 
Panduan pemetaan partisipatif - Jenis-jenis peta dan fungsi
Panduan pemetaan partisipatif - Jenis-jenis peta dan fungsiPanduan pemetaan partisipatif - Jenis-jenis peta dan fungsi
Panduan pemetaan partisipatif - Jenis-jenis peta dan fungsiabdulrahim048
 
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)pasbond
 

Viewers also liked (12)

SOP Fotogram
SOP FotogramSOP Fotogram
SOP Fotogram
 
Theodolit topcon
Theodolit topconTheodolit topcon
Theodolit topcon
 
Accuracy of UAV Photogrammetry
Accuracy of UAV PhotogrammetryAccuracy of UAV Photogrammetry
Accuracy of UAV Photogrammetry
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
 
Laporan vertical photograpy
Laporan vertical photograpyLaporan vertical photograpy
Laporan vertical photograpy
 
Pengukuran tinggi 2014_final
Pengukuran tinggi 2014_finalPengukuran tinggi 2014_final
Pengukuran tinggi 2014_final
 
DSM Generation Using High Resolution UAV Images
DSM Generation Using High Resolution UAV ImagesDSM Generation Using High Resolution UAV Images
DSM Generation Using High Resolution UAV Images
 
Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station
 
Foto Udara menggunakan Pesawat tanpa awak - UAV
Foto Udara menggunakan Pesawat tanpa awak - UAVFoto Udara menggunakan Pesawat tanpa awak - UAV
Foto Udara menggunakan Pesawat tanpa awak - UAV
 
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiKerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
 
Panduan pemetaan partisipatif - Jenis-jenis peta dan fungsi
Panduan pemetaan partisipatif - Jenis-jenis peta dan fungsiPanduan pemetaan partisipatif - Jenis-jenis peta dan fungsi
Panduan pemetaan partisipatif - Jenis-jenis peta dan fungsi
 
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)
 

Similar to TEODOLIT

Kelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docx
Kelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docxKelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docx
Kelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docxAltaEiSultan
 
SURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptx
SURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptxSURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptx
SURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptxYudantoEkoPrabowo
 
Laporan technician surveying/surveyor
Laporan technician surveying/surveyorLaporan technician surveying/surveyor
Laporan technician surveying/surveyorWahyuHafid
 
Pengenalan ilmu ukur
Pengenalan ilmu ukurPengenalan ilmu ukur
Pengenalan ilmu ukurNik M Farid
 
survey toponimi daerah jurang belimbing
survey toponimi daerah jurang belimbingsurvey toponimi daerah jurang belimbing
survey toponimi daerah jurang belimbingRizqi Umi Rahmawati
 
62265668 laporan-iu tqqq
62265668 laporan-iu tqqq62265668 laporan-iu tqqq
62265668 laporan-iu tqqqAgus Supriyanto
 
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 Batu
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 BatuLaporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 Batu
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 BatuNational Cheng Kung University
 
Aplikom kelompok 1 (belum fix)
Aplikom kelompok 1 (belum fix)Aplikom kelompok 1 (belum fix)
Aplikom kelompok 1 (belum fix)Ana P. Lestari
 
Laporan praktikum corel draw
Laporan praktikum corel drawLaporan praktikum corel draw
Laporan praktikum corel draw'Oke Aflatun'
 
Pertemuan ke 2.pdf
Pertemuan ke 2.pdfPertemuan ke 2.pdf
Pertemuan ke 2.pdfchandrainka
 
Konsep Dasar Pengukuran Luas.pdf
Konsep Dasar Pengukuran Luas.pdfKonsep Dasar Pengukuran Luas.pdf
Konsep Dasar Pengukuran Luas.pdfZukét Printing
 
Konsep Dasar Pengukuran Luas.docx
Konsep Dasar Pengukuran Luas.docxKonsep Dasar Pengukuran Luas.docx
Konsep Dasar Pengukuran Luas.docxZukét Printing
 
Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1khalid munandar
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Luhur Moekti Prayogo
 

Similar to TEODOLIT (20)

Kelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docx
Kelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docxKelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docx
Kelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docx
 
SURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptx
SURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptxSURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptx
SURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptx
 
Laporan technician surveying/surveyor
Laporan technician surveying/surveyorLaporan technician surveying/surveyor
Laporan technician surveying/surveyor
 
Pengenalan ilmu ukur
Pengenalan ilmu ukurPengenalan ilmu ukur
Pengenalan ilmu ukur
 
survey toponimi daerah jurang belimbing
survey toponimi daerah jurang belimbingsurvey toponimi daerah jurang belimbing
survey toponimi daerah jurang belimbing
 
1. PENDAHULUAN.ppt
1. PENDAHULUAN.ppt1. PENDAHULUAN.ppt
1. PENDAHULUAN.ppt
 
REVISI LAPORAN ASSYFA.docx
REVISI LAPORAN ASSYFA.docxREVISI LAPORAN ASSYFA.docx
REVISI LAPORAN ASSYFA.docx
 
62265668 laporan-iu tqqq
62265668 laporan-iu tqqq62265668 laporan-iu tqqq
62265668 laporan-iu tqqq
 
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 Batu
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 BatuLaporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 Batu
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 Batu
 
Pengukuran mendatar
Pengukuran mendatarPengukuran mendatar
Pengukuran mendatar
 
Aplikom kelompok 1 (belum fix)
Aplikom kelompok 1 (belum fix)Aplikom kelompok 1 (belum fix)
Aplikom kelompok 1 (belum fix)
 
Laporan praktikum corel draw
Laporan praktikum corel drawLaporan praktikum corel draw
Laporan praktikum corel draw
 
Pertemuan ke 2.pdf
Pertemuan ke 2.pdfPertemuan ke 2.pdf
Pertemuan ke 2.pdf
 
Bahan presentasi Ukur Tanah
Bahan presentasi Ukur TanahBahan presentasi Ukur Tanah
Bahan presentasi Ukur Tanah
 
Konsep Dasar Pengukuran Luas.pdf
Konsep Dasar Pengukuran Luas.pdfKonsep Dasar Pengukuran Luas.pdf
Konsep Dasar Pengukuran Luas.pdf
 
Konsep Dasar Pengukuran Luas.docx
Konsep Dasar Pengukuran Luas.docxKonsep Dasar Pengukuran Luas.docx
Konsep Dasar Pengukuran Luas.docx
 
TOPOGRAFI, SURVEY DAN PEMETAAN
TOPOGRAFI, SURVEY DAN PEMETAANTOPOGRAFI, SURVEY DAN PEMETAAN
TOPOGRAFI, SURVEY DAN PEMETAAN
 
Survei tanah
Survei tanahSurvei tanah
Survei tanah
 
Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
 

Recently uploaded

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 

Recently uploaded (6)

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 

TEODOLIT

  • 1. TEORI PERHITUNGAN TEODOLITH KATA PENGANTAR Puiji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami panjatkan karena anugerah-anugerahnyalah tugas laporan ilmu ukur tanah ini dapat kami selesaikan dengan baik. Praktik ini merupakan suatu kewajiban bagi kami sebagi mahasiswa fakultas teknik sipil dan perencanaan Universitas Sains dan Teknologi Jayapura, yang mengambil mata kuliah tersebut. Tugas praktikum ilmu ukur tanah ini kami susun secara praktis, yang merupaka realisasasi dari praktik ukur tanah yang telah di lakasanakan di lokasi kampus. Dalam proses penyusuna tugas praktikum ilmu ukur tanah tentunya kami tahu banyak terdapat kekurangan untuk itu kritikan dan saran yang bersifat membantu dan membangun dari rekan-rekan pembaca sekalian sangat kami harapkan. Kami berharap dengan adanya tugas ini dapat menambah dan meningkatkan pengalaman maupun penalaran dalam kesalahan ilmu teknik Arsitektur. Akhir kata kami sebagai penulis penyusunan laporan ini mengicapkan terima kasih yang sebesr-besarnya kepada Bpk. DidikRiyadi Mabui,ST dan Bpk.Meidi, yang telahmembantu dalam penyelesain tugas ini serta rekan-rekan yang telah membantu kami demi untuk tercapai dan selesainya tugas laporan ini. Jayapura,
  • 2. Penyusun: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Ilmu ukur tanah adalah bagian ilmu yang lebih luas yang disebut " Geodesi " sedangkan geodesi sendiri mempunyai dua tujuan antara lain : a) Tujuan Ilmiah : Menentukan tinggi permuka b) Tujuan Praktis : Membuat gambar dari sebagian kecil atau sebagian besar dan permukaan bumi yang dinamakan peta. Mata kuliah ilmu ukur tanah jurusan Arsitektur hanya mempelajari praktisnya saja, yaitu membuat peta bagian keperluan – keperluan Arsitektur. Tujuan tersebut diatas dapat tercapai dengan melakukan pekerjaan sebagai berikut : a) Melaksanakan Praktikum, yaitu mengadakan pengukuran - pengukuran diatas permukaan bumi biasa disebut pekrjaan lapangan b) Menghitung hasil pengukuran dan menggambarkannya diatas kertas yang disebut pekerjaan kantor. Karena bumi ini tidak berbentuk bulat namun lonjong dan diketahui bahwa permukaan bumi tidaklah rata yang disebabkan oleh adanya gunung – gunung dan Patricia.M.A Nim. 02 122
  • 3. lembah – lembah, maka untuk dapat melukiskan suatu bagian permukaan bumi diperlukan suatu bidang persamaan ( bidang refensi ). Proyeksi berdasarkan bidang dapat diategorikan sebagai berikut: a) Bidang elipsoide, apabila luas daerah pengukuran lebih besar dari 5.300 km2. b) Bidang bulatan, apabila luas daerah pengukuran lebih besar dari 100 km2 c) Bidang datar, apabila luas daerah tidak melebihi 55km2. d) Bidang elipsoide dan bidang bulatan dipelajari dalam geodesi yang bertujuan ilmiah Dengan demikianreferensi bidang datar dipraktekkan didalam ilmu ukur tanah ini. Dalam menjalankan praktikum ilmu ukur tanah ini mahasiswa sebagai calon engineering civil diharapkan agar mampu mengenal, menggunakan alat sekaligus dapat melakukan pengukuran dalam menentukan perbedaan leta ketinggian (Elevasi) tanah dimana dapat nemberikan bentuk konfigurasi tanah (Relief) permukaan tanah serta menentukan luas dari area pengukuran. Praktikum ilmu ukur tanah merupakan praktikum wajib bagi jurusan Arsitektur yanglulus mata kuliah uur tanah yang tujuannya adalah untuk dapat membuat peta atau kondisi geografis dari suatu daerah atau tempat bagi keperluan Arsitektur. Tujuan tersebut diatas dapat tercapai dengan melakukan pekerjaan sebagai berikut: a) Melaksanakan praktikum Yaitu meengadakan pengukuran diatas permukaan bumi yang biasa disebut pekerjaan. b) Menghitung dan mengelola data Yaitu menghitung hasil pengukuran dan menggambarkan diatas kertas yang lazim disebut pekerjaan kantor. 1.2 Permasalahan  Mahasiswa telah mendapatkan pemahaman materi secara teoritis tentang pengukuran dan pemetaan, tetapi belum mengetahui lebih lanjut bagaimana penerapan dilapangan.  Perlunya aplikasi ilmu tantang pemahaman teori mengenai pengukuran dan pemetaan ( mata kuliah ilmu ukur tanah ), bagaimana membuat peta / kondisi geografis dari suatu daerah bagi keperluan Arsitektur.
  • 4. 1.3 Batasan Masalah Didalam penulisan laporan ini penulis membatasi masalah, yaitu:  Pengukuran pada penyipat datar ( Waterpass ) dengan pengukuran pergi dan profil memanjang.  Pengukuran pada penyipat sudut ( Theodolit ) dengan pengukuran Polygon tertutup. 1.4 Maksud dan Tujuan Pratikum ini dimaksudkan untuk melatih mahasiswa sebagai pratikan dalam melakukan pengukuran, pengambilan data, pengolahan data dan penggambarannya di atas kertas. Sedangkan tujuan dari diadakannya pratikum Ilmu Ukur Tanah adalah: Tujuan Umum : 1. Mengenal dan mengetahui cara penggunaan pesawat ukur tanah waterpas dan teodolith. Tujuan Khusus : 1. Untuk menentukan beda tingi dari suatu titik yang sudah diketahui ketinggiannya dengan titik lain yang belum diketahui ketinggiannya dengan waterpass; 2. Untuk mengetahui pengukuran sudut suatu lokasi serta curaman- curamannya dengan alat theodolit; 3. Dapat mengolah hasil pengukuran dan penggambarannya. 1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan  Waktu data dilapangan adalah dua hari yaitu hari sabtu, 7 Juni dan hari Selasa, 10 Juni 2003.  Lokasi pengukuran adalah areal Perumahan Dosen Universitas Sains dan Teknologi Jayapura.  1.6 Metodologi  Penjelasan teori.  Penetapan lokasi yang akan diukur.
  • 5.  Memeriksa semua perlengkapan dari peralatan yang akan dibutuhkan untuk keperluan pengukuran, mengkonsutasikan dengan asisten dan staf laboratorium, setelah lengkap dan dengan persetujuan dari asisten maka selanjutnya diadakan kegiatan pengukuran dilokasi yang ditentukan.  Kegiatan dilapangan ( pengukuran ).  Pelaporan kegitan pengukuran yang berupa analisa data yang dilakukan setelah pengukuran padilangan.  1.7 Sistematika Laporan BAB I. Memuat tentang Pendahuluan, yang terdiri dari latarbelakang, Permasalahan, Batasan Masalah, Maksud dan Tujuan, Waktu dan Tempat Pelaksanaan, Metodologi, Sistematika Laporan. BAB II Memuat tentang Teori, yang terdiri dari Teori Pengukuran, Teori Penyipat Datar, Teori Penyipat Sudut. BAB III Memuat tentang Prosedur Pengukuran dan Langkah- langkah Perhitungan, yang terdiri dari Penyipat Datar ( Waterpass ), Penyipat Sudut ( Theodolit ). BAB IV Memuat tentang Analisa, yang terdiri dari Data, Perhitungan Kesimpulan dari penyipat datar ( Waterpass ), dan Data, Perhitungan, Kesimpulan dari Penyipat Sudut. BAB V Memuat tentang Penutup, yang berupa Kesimpulan dan Saran. BAB II T E O R I 2.1 Teori Pengukuran Pekerjaan Pengukuran dapat dibagi berdasar atas luas serta bentuk dari daerah yang diukur yaitu:  Geodesi ( Geodetic Survey )  Ukur tanah datar ( Surveying )
  • 6. Didalam bidang bidang ukur tanah datar ( surveying ) daerah yang dicakup adalah kecil sehingga permukaan bumi dapat dianggap sebagai bidang datar. Berdasar atas keperluan atau tujuan dari pengukuran, maka dapat digolongkan menjadi:  Pengukuran Topografi ( Topographic Survey) : untuk memperoleh gambaran dari permukaan tanah yang diukur, yaitu keadaan medan ( tinggi / rendahnya ), serta semua benda-benda / yang ada diatasnya.  Pengukuran Kadaster ( Cadastral Survey ) : Pengukuran yang ada hubungannya dengan pemilikan tanah, pihak tanah, balas tanah.  Pengukuran Teknik Sipil ( Construction Survey ) : Pengukuran yang ada hubunganya dengan pelaksanaan pembuatan bangunan gedung, jalan raya, bendungan dan bangunan-bangunan lainnya.  Fotogrammetri : Pengukuran dengan menggunakan foto udara.  Pengukuran Hidrografi ( Hydrographic Survey ) : Pengukuran untuk mendapatkan gambaran dari dasar laut, dataran, danau, sungai dan bentuk-bentuk perairan lainnya. 2.2 Teori Penyipat Datar ( Waterpass ) Penyipat datar adalah menentukan atau mengukur beda tinggi antara dua titik atau lebih. Ketelitian penentuan ukuran tergantung pada alat-alat yang digunakan serta ketelitian pengukuran yang dapat dilaksanakan. Pengukuran dengan alat penyipat datar ini untuk penggambaran Long Section dan Cross Section. Alat yang digunakan pada penyipat datar ini adalah Waterpass. Penentuan selisih tinggi antara dua titik dapat dilakukan dengan tiga carapenempatan alat datar tergantung pada keadaan lapangan. Warterpass adalah alat untuk mengukur arah horizontal dengan maksud untuk mencari beda tinggi antara dua titik. Jenis-jenis pengukuran sipat datar : 1. Menyipat datar memanjang, yang dibedakan menjadi : memanjang terbuka, memanjang keliling ( tertutup ), memanjang terbuka terikat sempurna, memanjang pergi pulang, memanjang double stand. 2. Menyipat datar profil, yang dibedakan menjadi : Profil memanjang dan profil melintang. 3. Menyipat datar resiprokal. 4. Menyipat datar luas.
  • 7. 2.2.1 Rumus-Rumus Yang Dipakai Pada Perhitungan a. Perhitungan jarak D= (Ba-Bb ) X 100 Dimana : D = jarak datar Ba = benang atas Bb = benang bawah b. perhitungan beda tinggi ∆h = Tp – Bt Dimana : ∆h = Beda tinggi Tp = b. Tinggi pesawat Bt = Benang tengah
  • 8. c. Koreksi beda tinggi ∆h Koreksi = ∆h ± ( D / ∑D X ∆H ) Dimana : ∆h Koreksi = koreksi beda tinggi D / ∑D = jarakdatar / jumlah jarak ∑∆h = jumlah perhitungan beda tinggi d. Perhitungan tinggi titik H = Tp + ∆h koreksi 2.3 Teori Penyipat Sudut ( Theodolit ) Penyipat sudut merupakan alat ukur yang dapat menghitung koordinat dan absisi dari titik yang diukur. Dan juga dapat menentukan luas suatu daerah. Dengan alat ukur sudut, kita dapat mengukur sudut arah dua titik atau lebih dan sudut curam terhadap bidang horizontal dan suatu yang vertical. Ada dua cara pengukuran sudut: 1. Jaringan segitiga ( triangulusi ) 2. Rangkai segi banyak ( Poligon ) terbuka dan tertutup 2.3.1 Rumus-Rumus Yang Dipakai Dalam Perhitungan a. Cara koordinat Untuk dapat menghitung koordinat titik-titik kerangka dasar dilapangan diperlukan data-data seperti: azimuth awal, sudut lurus ( baik sudut dalam maupun luar ), Jarak horizontal dan ketinnggian. Koordinat suatu titik dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut: Rumus umum: Xn = X( n-1 ) + Dt( n- ).n sin α( n-1 ).n Yn = Y( n-1 )+ Dt( n-1 ).n cos α( n-1).n b. Perhitungan polygon tertutup (loop)
  • 9. Ket : α 1,2 : Azimuth awal β: sudut dalam Dt :jarak datar 1,2… : No. titik Syarat geometri polygon tertutup ( untuk sudut dalam ) : a. ∑ β : ( n-1 ).180° b. ∑( Dt . Sin α ): 0 c. ∑( Dt . cos α ) : 0 Azimuth titik berikutnya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: An ( n+1 ) =[α ( n-1 ) n+180° ]- βn Jika diketahui koordinat dua titik, maka azimuth suatu titik dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : An ( n + 1 ) = Arc Tan . [ X ( n – 1 ) – Xn ] Y ( n + ) – Yn Kesalahan jumlah total sudut dalam untuk polygon tertutup : f ( β ) = ( n-2 ) . 180° - Σβ
  • 10. Koreksi sudut dalam ( Kβ ) diberikan secara merata kepada setiap titik Kβ = fβ N Kesalahan linier jarak untuk absis ( fX ) dan ordinat ( fY ) ( fX ) : Σ( Dt . sin α ) ( fy ) : Σ( Dt . cos α ) Koreksi yang diberikan untuk absis ( KX ): KX = Dtn ( fX ) ΣDt Koreksi yang diberikan untuk ordinat ( KY ) : KY = Dtn ( fy ) ΣDt Secara sistematis tahapan hitungan / koreksi koordinatuntuk polygon adalah sebagai berikut : 1. Besarnya kesalahan sudut dalam : fβ = (n-2) . 180° - ∑β 2. Besarnya koreksi sudut dalam: Kβ = fβ n 3. Sudut dalam terkoreksi : β'η = βη ± Kβ 4. Azimuth setiap titik polygon berikutnya : ( n + 1 ) = [ α ( n – 1 ) n ± 180° ] β'n 5. Kesalahan linier jarak untuk absisdan ordinat ( fX ) : ∑ ( Dt . sin α ) ( fY ) : ∑( Dt . cos ∑ )
  • 11. 6. Koreksi absis dan ordinat tiap titik : Kxn : Dtn ( fx ) ∑Dt Kyn : Dtn ( fy ) ΣDt 7.Absis dan ordinat terkoreksi : ∆yn : ∑(Dt .sin α ) + Kyn ∆xn : ∑( Dt . cos α ) 8. koordinat tiap titik polygon : Xn = X ( n – 1 ) ± ∆yn Yn = Y ( n – 1 ) ± ∆yn c. Perhitungan tinggi titik untuk polygon tertutup Jika pengukuran dan perhitungan tinggi titik dilakukan dengan benar, maka jumlahbeda tinggi antara titik polygon awal sampai dengan titik polygon akhir = 0, atau ∑∆h = 0. Koreksi beda tinggi : Kh = ∑∆h Tahapan perhitungan / koreksi tinggi titik polygon adalah sebagai berikut : 1. Kesalahan beda tinggi : Kh = ∆h1 + ∆h2 + ∆h3 + ∆h4…+ ∆hn 2. Beda tinggi terkoreksi : ∆h'n = ∆hn + [(Dtn)Kh] ∑Dt 3. Tinggi tiap titik Hn =H ( n – 1 ) ± ∆h'n
  • 12. BAB III PROSEDUR PENGUKURAN DAN LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN 3.1 Penyipat datar (waterpass) 3.1.1 Prosedur pengukuran 1.Menyiapkan alat perlengkapan pengukuran berupa :  Pesawat penyipat datar (waterpass)  Statip (kaki tiga)  Unting-unting  Bak ukur (rambu ukur)  Roll meter > Patok kayu dan paku  Kompas  Payung 2. menentukan lokasi pengukurann 3. Menggambarkan sketsa lokasi pengukuran 4. Menentukantitik lokasi pengukuran pada sketsa yang ada 5. Meletakkan alat pada titik awal yang telah ditentukan, meliputi :  memasang titik patok awal  Memansang titik statip
  • 13.  Memasang pesawat  Memasang unting-unting  Menyetel nipo 6. Mengukur tinggi pesawat dengan roll meter 7. Menembak titik pengukuran pertama dengan sudut 0° 8. Menentukan azimuth awal dari yang telah dinolkan 9. Membaca BA,BB dan BT pada bak ukur 10. Mengukur jarak antara pesawat dengan roll meter 11. Memutar alat ke titik selanjutnya dan melakukan hal yang sama pada point 9,10 12. Memindahkan pesawat dan mengulang point 6,7,9,10,11,12 3.1.2 Langkah-langkah perhitungan 1. Membuat tabel pengukuran 2. Mengisi data pengukuran 3. Mengolah data pengukuran berupa :  Mencari jarak optis : D = (BA-BB)X100  >Mencari beda tinggi : ∆h – Tpn – Btn  Mencari tinggi titik koreksi : Hpn = Hp (yang diket) + ∆h pn  Melakukan koreksi sudut : ∆h koreksi =∆h ±(D/∑DX∑∆h) 3.2 Penyipat Sudut (theodolit) 3.2.1 Prosedur Pengukuran
  • 14. 1. Menyiapkan alat perlengkapan pengukuran berupa :  Pesawat penyipat datar (waterpass)  Statip (kaki tiga)  Unting-unting  Bak ukur (rambu ukur)  Roll meter  Patok kayu dan paku  Kompas  Payung 2. Menentukan lokasi pengukuran 3. Menggambarkan sketsa lokasi pengukuran 4. Menentukan titik lokasi Pengukuran pada sketsa yang ada 5. Meletakkan alat pada titik awal yang telah ditentukan, meliputi :  Memasang titik patok awal  Memasang titik statip  Memasang pesawat  Memasang unting-unting  Menyetel nipo 6. Mengukur tinggi pesawat dengan roll meter 7. Mencari sudut horizontal 0°, kemudian menekan hold lalu menembak ketitik pengukuran 8. Menentukan azimuth awal dari yang telah dinolkan 9. Membaca BA, BB dan BT pada bak ukur 10. Mengukur jarak antara pesawat dengan rooll meter 11.Melepas hold pada pesawat lalu memutar alat ketitik selanjutnya dan melakukan hal yang sama dengan point 9,10
  • 15. 12. Memindahkan pesawat dan mengulang point 6,7,9,10,11. 3.2.2 Lankah-langkah Perhitungan 1. Mencari tabel pengukuran 2. Mengisi data pengukuran 3. Mengolah data pengukuran berupa :  mencari jarak optis : Do = (BA-BB) X 100  Mencari beda tinggi : (BA_BB) X 100 X sin² α + Tps-BT 2  Mencari elavasi : Hpn = Hp (yang diket) + ∆h BAB IV A N A L I S A PERHITUNGAN SUDUT AZIMUTH ( Sudutu terhadap utara) P0
  • 17. > Nilai Azimuth, P0-P1 = > Nilai Azimuth, P1 – P2 = Azimuth awal ± x ( x = 1800 -1790 19' 00") = 1800 01' 20" - 00 41' 00" = 1720 20' 20" > Nilai Azimuth , P2 – P3 = Azimuth awal ± x ( x = 2680 34' 20" - 1800) = 1720 20' 20" + 880 34' 20" P1 U
  • 18. = 2600 54' 40" > Nilai Azimuth , P3 – P4 = Azimuth awal ± x ( x = 2690 13' 00" - 1800) = 2600 54' 40" + 890 13' 00" = 3500 07' 40" > Nilai Azimuth , P4 – P1 = Azimuth awal ± x ( x = 2750 40' 40" - 1800) = 350007' 40" + 950 40' 40" = 350007' 40" + 950 40' 40" = 850 48' 20"
  • 19. > Sudut dalam = 1800-172020' 20" + 85048' 20" 930 28' 00'' P1 = 930 28' 00" 265048' 20'' Nilai Azimuth = 1720 20' 20" + 930 28' 00" = 2650 48' 20" U 1720 20' 20'' 850 48' 20''
  • 20. Kesalahan Sudut Dalam  Sudut dalam = (n-2)x180-∑β = (4-2)x180-3600 00' 00" = 0 ∑β dalam = P1 - P2 = 930 28' 00" = P2 - P3 = 910 25' 40" = P3 - P4 = 900 47' 00" = P4 - P1 = 840 19' 20" = 3600 00' 00" Kesalahan Sudut Luar  Sudut luar = (n+2)x180-∑β = (4+2)x180-9920 47' 00" = 6320 47' 00" 4 = 1580 11' 45" ∑β dalam = P1 - P2 = 1790 19' 00" = P2 - P3 = 2680 34' 20" = P3 - P4 = 2690 13' 00" = P4 - P1 = 840 40' 40" = 9920 47' 00"
  • 21. Perhitungan Jarak Horizontal Rumus = D.Sin. dimana : d = jarak datar = sudut azimuth P1 – P2 42.381xsin 1720 20' 20" = 5.649 P2 – P3 69.471xsin 2600 54' 40" = 68.598 P3 – P4 48.598xsin 3500 07' 40" = -8.332 P4 – P1 72.142xsin 850 48' 20" = 71.948 Azimuth 232.814 = 0.667 Perhitungan Jarak Sudut Vertical Rumus = D.cos. dimana : d = jarak datar = sudut azimuth P1 – P2 42.381xcos 1720 20' 20" = -42.002 P2 – P3 69.471xsin 2600 54' 40" = -10.974 P3 – P4 48.598xsin 3500 07' 40" = 47.878 P4 – P1 72.142xsin 850 48' 20" = 5.276 232.814 = 0.178
  • 22. Perhitungan Koreksi Jarak Patok Utama Sudut Horizontal Rumus = d x J.Hor., dimana = d = jarak datar d d = jumlah jarak datar J. Hor. = jumlah jarak horizontal P1 – P2 42.381 x 0.667 = 0.1214 232.818 P2 – P3 69.471 x 0.667 = 0.199 232.814 P3 – P4 48.598 x 0.667 = 0.1413 232.814 P4 – P1 72.142 x 0.667 = 0.2066 232.818 Perhitungan Koreksi Jarak Patok Utama Sudut Vertical Rumus = d x J.Vert, d P1 – P2 42.381 x 0.178 = 0.032 232.818 P2 – P3 69.471 x 0.178 = 0.053 232.814 P3 – P4 48.598 x 0.178 = 0.037
  • 23. 232.814 P4 – P1 72.142 x 0.178 = 0.055 232.818 Sudut horizontal P0 – P1 = d x sin = 75.979xsin1730 01' 20" = 9.230 Sudut vertical P0 – P1 = d xcos = 75.979xcos1730 01' 20" = -75.416 Perhitungan koordinat  1000 sudut horizontal P0 – P1 1000 9.230 = 1009.23  1000 sudut vertical P0 – P1 1000 – 75.416 = 924.584
  • 24. Horizontal P0 – X = 1000 P0 – P1 X = 1000+9.230 = 1009.23 P1 – P2 X = 1009.23 5.649 = 1014.879 P2 – P3 X = 1014.879 (-68.598)= 946.281 P3 – P4 X = 946.281 (-8.332) = 937.949 P4 – P1 X = 937.949 71.948 = 1009.89 Vertical P0 – Y = 1000 P0 – P1 Y = 1000+(-75.416) = 924.584 P1 – P2 Y = 924.584 (-42.002) = 882.582 P2 – P3 Y = 882.582 (-10.974)= 871.608 P3 – P4 Y = 871.608 47.878 = 919.486 P4 – P1 Y = 919.468 5.276 = 924.762 Perhitungan Luas Areal Rumus = L=0.5x{(X0xY1+Hn)-(Y0XX1+Hn)}
  • 26. 4.1 Penyipat Datar (Waterpass) 4.1.1 Perhitungan pada waterpass a. perhitungan jarak masing-masing patok Rumus : D = (BA-BB) X 100 contoh perhitungan : D P0-P1 = (1.420-1.380)X100 = 4.0m D P1-P2 = (1.218-1.182)X100 = 3.6m (perhitungan titik yang lain dapat dilihat pada table data) b. Perhitungan beda tinggi rumus : ∆h = Tp-Bt Contoh perhitungan : ∆h P0 – P1 = 1.33-1.400= 0.070 ∆h P1 –P2 = 1.32-1.200 = 0.143 c. Perhitungan koreksi beda tinggi Rumus : ∆h koreksi = ∆h ± (D/∑DX∑∆h) (perhitungan titik yang lain dapat dilihat pada table data) d. Perhitungan tinggi titik (elevasi) Rumus : Hpn = Hp yang diket +∆h pn koreksi Contoh perhitungan : Dirumuskan tinggi patok di P0 = 1.33m, PENUTUP
  • 27. Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Kami panjatkan karena hanya denga pertolongan Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik, kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Bpk. DidikRiyadi Mabui,ST dan Bpk.Meidi, yang telah membimbing kami selama ini untuk mengerjakan tugas yang di bebankan kepada kami, dari waktu pengambilan data di lapangan (pengukuran) sampai dengan penyusunan laporan hingga selesai, dan kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman atas bantuan dan kerjasamanya selama ini karena kami yakin bahwa tugas ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya kerjasama kita yang baik, walaupun kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam tugas ini, itu semua karena masih minimnya pengetahuan kami tentang Ilmu Pengukuran Tanah. Tetapi kami berharap semoga hasil penulisan kami ini bias bermanfaat bagi teman- teman pembaca untuk sedikit menambah pengalaman tentang Ilmu Pengukuran Tanah, dan akhirnya kritik dan saran yan membangun dari teman-teman pemnaca sangat kami harapkan untuk bahan referensi kami dalam mengerjakan outgas-tugas selanjutnya. KESIMPULAN Setiap proses perhitungan dari satu titik ke titik yang lain ataupun dari perhitunga satu keperhungan yang lain mempunyai suatu keterkaitan yang erat, jika salah dalam proses perhitungan pertama(langkah pertama) maka akan berakibat salah pula pada berhitungan selanjutnya, bahkan semua perhitungan yang kita lakukan bisa salah hanya karena sedikit kesalahan pada langkah pertama. Sebaiknya setiap kali melakukan perhitungan harus dilakukan dengan hati-hati dan pastikan itu benar, saat dilapangan juga begitu kerjasama yang baik sangat dibutuhkan guna untuk mendapatkan data yang akurat, usahakan setiap kali melakukan pengukuran dikerjakan dengan teliti,hati-hati dan semaksimal mungkin agar pada saat perhitungan tidak mendapatkan koreksi kesalahan yang terlalu besar.