1. PENGARUH KEPEMIMPINAN, IKLIM ORGANISASI DAN FASILITAS
TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI NON PERAWAT RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG
Disusun oleh :
CHOIRUL ANAM
NPM 16. 61. 1874
PROGRAM STUDI S2 MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PARIWISATA INDONESIA (STIEPARI)
SEMARANG
2. BAB I PENDAHULAN
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan maka ada beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi, diantaranya adalah :
1. Tanggungjawab pegawai terhadap tugasnya baik secara pribadi, kelompok, maupun secara organisatoris masih
kurang.
2. Adanya perbedaan yang cukup besar antara efektifitas kerja pegawai non perawat dibagian yang satu dengan
bagian yang lainnya.
3. Perintah pimpinan selalu dilaksanakan oleh pegawai.
4. Keberhasilan pemimpin disebabkan mempunyai integritas yang baik.
5. Kepemimpinan yang baik bukan satu-satunya pendorong terciptanya hubungan kerja yang baik, perlu kesadaran
pegawai non perawat dalam meciptakan iklim organisasi yang kondusif.
6. Iklim organisasi yang kurang kondusif.
7. Menurunnya efektifitas kerja pegawai non perawat yang didorong oleh kurangnya kelengkapan fasilitas.
8. Adanya pembagian kerja yang kurang sesuai.
9. Imbalan dan sanksi yang diterapkan kurang tegas sehingga tidak memberikan efek jera pada pegawai yang
melakukan pelanggaran aturan.
10. Fasilitas penunjang yang tidak dioptimalkan penggunaannya.
3. BATASAN dan RUMUSAN MASALAH
BATASAN MASALAH
Hal-hal yang berkaitan dengan variabel kepemimpinan, iklim organisasi
dan fasilitas terhadap efektifitas kerja pegawai non perawat RSUD
Ambarawa Kabupaten Semarang.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pengaruh kepemimpinan, iklim organisasi dan fasilitas secara
bersama- sama terhadap efektifitas kerja pegawai non perawat RSUD
Ambarawa Kabupaten Semarang.
4. TUJUAN PENELITIAN
UMUM
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan, iklim organisasi dan
fasilitas secara bersama-sama terhadap efektifitas kerja pegawai non perawat RSUD
Ambarawa Kabupaten Semarang.
KHUSUS
1. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh kepemimpinan terhadap
efektifitas kerja pegawai non perawat RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang.
2. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh iklim organisasi terhadap
efektifitas kerja pegawai non perawat RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang.
3. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh fasilitas terhadap efektifitas kerja
pegawai non perawat RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang.
5. BAB II – KERANGKA PENELITIAN
H1
Fasilitas (X3)
1. Mempunyai bentuk fisik
2. Mempunyai jangka waktu
tertentu
3. Memberikan manfaat dimasa
datang
4. Digunakan secara aktif
Kepemimpinan (X1)
1. Kemudahan Interaksi
2. Bantuan (support)
3. Kemudahan Bekerja
4. Pengutamaan Tujuan
Iklim Organisasi (X2)
1. Support
2. Structure
3. Warmth
4. Risk
5. Responsibility
6. Reward
7. Organizational Identity &
Loyality
Efektifitas Kerja (Y)
1. Kemampuan
menyesuaikan diri
2. Produktifitas kerja
3. Kepuasan kerja
4. Pencapaian sumber
daya
5. Kemampuan berlaba
H2
H3
H4
6. BAB III – METODOLOGI PENELITIAN
JENIS PENELITIAN
Pendekatan dengan model kuantitatif menguji teori dan menguji
hipotesis. Penggunaan alat uji statistik digunakan angka-angka dengan
pengolahan data statistik mulai dari pengumpulan data, penafsiran data
serta penyajiannya dilakukan dalam bentuk dan model angka berdasar-
kan hasil olahan statistik.
DESAIN PENELITIAN
7. TEMPAT dan WAKTU PENELITAN
TEMPAT PENELITIAN
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa , Kabupaten Semarang
WAKTU PENELITIAN
Januari – April 2018 No Kegiatan
Bulan
Jan Peb Mar Apr
1 Pembuatan proposal
2 Penelitian objek
3 Analisa data
4 Laporan
8. POPULASI dan SAMPEL
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian 118 orang non perawat
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti.
Rumus Slovin
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = batas toleransi kesalahan (error tolerance)
9. DEFINISI KONSEPTUAL
Variabel Definisi Konsep
Definisi Operasional
Pengukuran
Dimensi Indikator
Kepemimpinan
(X1)
Kepemimpinan merupakan
kemampuan untuk
mempengaruhi kelompok
menuju tercapainya sasaran
(Robbins,2005)
1. Kemudahan interaksi
2. Bantuan (support)
3. Kemudahan Bekerja
4. Pengutamaan Tujuan
1. Pemimpin membuka interaksi
2. Pemimpin menjaga komunikasi
3. Pemimpin memberikan petunjuk tugas
4. Pemimpin tidak segan memberikan dukungan.
5. Pemimpin memberikan fasilitas
6. Pemimpin membentuk tim kerja
7. Pemimpin memahami tujuan organisasi
8. Pemimpin demokratis
Likert dengan
skala
(SS) = 5
(S) = 4
(CS) = 3
(TS) = 2
(STS) = 1
Iklim
Organisasi
(X2)
Iklim organisasi adalah
persepsi anggota organisasi
(secara individual dan
kelompok) dan mereka yang
secara tetap berhubungan
dengan organisasi mengenai
apa yang ada atau terjadi di
lingkungan internal organisasi
secara rutin yang
mempengaruhi sikap dan
perilaku organisasi dan kinerja
anggota organisasi yang
kemudian menentukan
kinerja organisasi
(Wirawan,2008)
1. Support
2. Structure
3. Warmth
4. Risk
5. Responsibility
6. Reward
7. Organizational Identity &
loyality
1. Saling dukung
2. Kerjasama tim
3. Ketaatan pada peraturan organisasi
4. Pemahaman tujuan organisasi
5. Kekeluargaan dalam organisasi
6. Lingkungan kerja yang nyaman
7. Memberikan tantangan pada anggota organisasi
8. Memberikan ruang inovasi yang luas
9. Adanya pengawasan dari atasan
10. Adanya pelaporan dari bawahan
11. Memberikan pujian
12. Memberikan hadiah atas pencapaian target
13. Perasaan memiliki organisasi
14. Perasaan bangga pada organisasi
Likert dengan
skala
(SS) = 5
(S) = 4
(CS) = 3
(TS) = 2
(STS) = 1
10. DEFINISI KONSEPTUAL
Variabel Definisi Konsep
Definisi Operasional
Pengukuran
Dimensi Indikator
Fasilitas
(X3)
Fasilitas adalah suatu
sarana fisik yang dapat
memproses suatu
masukan (input) menjadi
keluaran (output)
(Hamizar,2003)
1. Mempunyai bentuk fisik
2. Mempunyai jangka waktu tertentu
3. Memberi manfaat dimasa datang
4. Digunakan secara aktif
1. Berwujud
2. Mempunyai manfaat
3. Permanen
4. Memiliki masa pakai yang relatif lama
5. Memberikan kemudahan
6. Mempercepat penyelesaian tugas
7. Dapat berfungsi dengan baik
8. Membantu tugas anggota organisasi
Likert dengan
skala
(SS) = 5
(S) = 4
(CS) = 3
(TS) = 2
(STS) = 1
Efektivitas Kerja
(Y)
Efektivitas adalah
pemanfaatan sumber
daya, sarana dan
prasarana dalam jumlah
tertentu yang secara
sadar ditetapkan
sebelumnya untuk
menghasilkan sejumlah
barang atas jasa kegiatan
yang dijalankan.
(Siagian,2007)
1. Kemampuan menyesuaikan diri
2. Produktivitas kerja
3. Kepuasan kerja
4. Pencapaian sumber daya
5. Kemampuan berlaba
1. Mampu menyesuaikan dengan lingkungan
2. Dapat bekerja sama dengan orang lain
3. Penyelesaian tugas yang dibebankan
4. Mencapai target yang diberikan
5. Merasa senang akan peranan dalam organisasi
6. Merasa mencintai pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya
7. Mengimplemetasikan pedoman2 kebijakan
8. Menekan pemborosan atau fungsi ganda dalam
beberapa bagian semaksimal mungkin.
9. Memberikan sumbangan pada organisasi
10. Berdedikasi pada organisasi
Likert dengan
skala
(SS) = 5
(S) = 4
(CS) = 3
(TS) = 2
(STS) = 1
11. UJI KELAYAKAN INSTRUMEN
a. Uji Validitas (Korelasi Product Moment)
Untuk menguji tingkat validitas dari kuesioner dengan taraf signifikan (α = 5%) digunakan rumus
koefesien korelasi Product Moment
b. Uji Reliabilitas (Korelasi Alpha Cronbach)
Semakin tinggi relabilitas alat pengukur maka semakin stabil pula alat pengukur tersebut dalam
mengukur suatu gejala dan sebaliknya, semakin rendah relabilitas suatu alat pengukur, maka
semakin tidak stabil alat pengukur tersebut dalam mengukur suatu gejala (Saifudin Azwar,1998)
UJI MODEL
1. Uji F (Anova test)
Untuk menguji secara bersama-sama antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan melihat
tingkat signifikasi (F) pada 5% rumus yang dugunakan (Gujarati,1999).
2. Koefisien Determinasi (R2)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui perubahan variabel terikat yang disebabkan adanya
koefesien perubahan variabel bebas dan digunakan dalam presentase
12. UJI HIPOTESIS
1. Uji t (Pengujian signifikasi secara parsial)
untuk mengetahui apakah secara individu ada pengaruh antara variabel-variabel bebas dengan
variabel terikat
2. Uji F ( Pengujian signifikasi secara simultan)
Untuk menguji secara bersama-sama antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan
melihat tingkat signifikasi (F) pada 5% rumus yang diginakan (Gujarati, 1999).