Tiga fungsi pendidikan adalah sebagai penegak nilai dalam masyarakat, sarana pengembangan masyarakat, dan upaya pengembangan potensi manusia. Pendidikan menegakkan nilai-nilai politik, ekonomi, sosial, ilmu pengetahuan, etika, dan seni. Pendidikan juga menjadikan masyarakat lebih maju dengan membina masyarakat menjadi aktif dan kreatif. Selain itu, pendidikan mengembangkan potensi manus
2. A. PENGERTIAN PENDIDIKAN
1. Pengertian Pendidikan di tinjau dari arti kata (Etimologis)
A. Bahasa Indonesia =
WYS Purwodarminto (Kamus, 1976),
Pendidikan sebagai perbuatan (hal, cara) mendidik
B. Bahasa Jawa=
Penggulowentah = mengolah, membina kejiwaan dengan mematangkan
perasaan, kemauan, dan watak sang anak
C. Bahasa Belanda=
Opvoeding = pendidikan
Dalam arti luas, opvoeding = tindakan membesarkan anak
D. Bahasa Romawi=
Educare = mengeluarkan atau menuntun. Membangunkan kekuatan
terpendam atau mengaktifkan kekuatan potensial yang dimiliki anak.
E. Bahasa Inggris=
Education berasal dari bahasa Romawi = Educare, yang berarti mendidik
F. Bahasa Jerman
Erziehung = mengeluarkan atau menuntun
3. 2. Definisi Pendidikan
A.Menurut Para Ahli/ Tokoh Pendidikan
a. Prof M.J Langeveld.
Mendidik adalah memberikan pertolongan secara sadar dan sengaja
kepada seorang anak (yang belum dewasa) dalam pertumbuhannya
menuju kearah kedewasaan dalam arti berdiri sendiri dan
bertanggungjawab sesuai atas segala tindakan-tindakannya menurut
pilihannya sendiri.
b. John Dewey (1859-1952)
Etymologically, the word education means just a process of leading of
bringing up. (john dewey, 1964:10).
Pendidikan adalah proses pertumbuhan dan proses sosialisasi dari
anak.
c. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan yaitu menunjtun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mendapat keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya. (Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa (1962)
4. B. Menurut Pandangan Monodisipliner
a. Pandangan Sosiologik
Pendidikan dilihat dari aspek Sosial (pewarisan sosial dari generasi ke
generasi
b. Pandangan Antropologik
Pendidikan dilihat dari segi budaya
c. Pandangan psikologik
Pendidikan dilihat dari aliran ilmu jiwa yang ada misalnya
behaviorisme, individualisme (ilmu jiwa, individual), dll
d. Pandangan dari sudut Ekonomi
Pandangan ini melihat pendidikan sebagai usaha penanaman
modal insani (human investment)
e. Pandangan dari sudut Politik.
Pendidikan diartikan sebagai usaha pembinaan kader bangsa ,
cinta bangsa.
5. f. Pandangan-Pandangan tentang hakikat manusia (antropologi
filsafat):
1. Manusia sebagai homo religius (makhluk beragama),
hakikatnya pendidikan mengembangkan kesadaran beragama
melalui pendidikan agama
2. Manusia sebagai homo sapiens (makhluk rasional/berfikir),
hakikatnya pendidikan mengembangkan kemampuan berfikir
anak/subyek didik melalui pendidikan intelektual / kognitif
3. Manusia sebagai homo economicus (makhluk
ekonomis/kesadaran ekonomi, hakikatnya pendidikan
membimbing hingga dapat bertindak sesuai dengan prinsip-
prinsip ekonomi.
4. Manusia sebagai homo faber (makhluk berpiranti), maka
pendidikan adalah mengembangkan dan melatih bermacam-
macam ketrampilan.
6. 5. Manusia sebagai homo etis (makhluk susila) : hakikat
pendidikan berarti menanamkan norma-norma
kesusilaan dan mampu berbuat susila.
6. Manusia sebagai homo socius (makhluk sosial),
hakikatnya pendidikan adalah proses sosialisasi atau
mempersiapkan hidup dimasyarakat.
7. Manusia sebagai homo dualis (makhluk dwi tunggal),
yaitu jasmani dan rohani. Hakikatnya pendidikan
mengembangkan kedua aspek tsb sebagai satu
kesatuan.
8. Manusia sebagai makhluk homo mono pluralis
(makhluk seutuhnya dari bermacam-macam segi), maka
pada hakikatnya pendidikan berarti mengembangkan
semua kepribadiannya).
7. C. Menurut Pandangan Multidisipliner
Pendidikan dipandang sebagai keseluruhan kerja
seseorang yang terbentuk dari bagian-bagian yang
mempunyai hubungan fungsional dan membantu
terjadinya proses transpormasi atau perubahan
tingkah laku seseorang sehingga mencapai kualitas
hidup yang diharapkan.
8. 3. Konsep Pendidikan di tinjau dari Perundang-
Undangan di Indonesia
a. Ketetapan MPR No. IV/ MPR/1973
“ Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar
untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan
didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur
hidup”
9. b. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003
tentang Pendidikan Nasional
UUSP No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1, “Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara”.
10. B. PROSES PENDIDIKAN
Aspek yang dipelajari:
A. Kapan Pendidikan di
Mulai
B. Kapan Proses
Pendidikan Berakhir
C. Tri Pusat Pendidikan
Sebagai Wadah
proses pendidikan
11. A. Kapan Proses Pendidikan di Mulai
1. M. J. Langeveld = Pendidikan dimulai
sejak anak telah mengenal gezag/
kewibawaan dan berakhir setelah anak
menjadi dewasa. Gezag kurang lebih
umur 3 tahun. Sebelum anak
mengenal gezag harus dibiasakan ke
hal yang baik2/ dressur.
2. Proses pendidikan dimulai sejak anak
masih berada dalam kandungan
ibunya.
12. B. Kapan Proses Pendidikan Berakhir
Ada 2 pendapat proses pendidikan berakhir yaitu:
1. Menurut Langeveld: Pendidikan berakhir sejak
anak mencapai tingkat kedewasaan. Dewasa
dalam segi jasmani (alat-alat tubuh relatif selesai
pertumbuhannya) dan rohani (sudah bisa
bertanggungjawab susila terhadap segala
tindakannya atas pilihannya sendiri)
2. Pendidikan berakhir setelah orang meninggal
dunia.
13. C. Tri pusat pendidikan sebagai wadah
proses pendidikan
Menurut tempat pelaksanaan pendidikan, lingkungan
pendidikan dibedakan atas:
1.Lingkungan
Keluarga
2.Lingkungan
Sekolah
3.Lingkungan
Masyarakat
14. 1.Lingkungan Keluarga
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan dalam ruang
lingkup keluarga yaitu bertanggungjawab tentang
pendidikan budi pekerti, menjadikan anak bermoral
mulia.
a. Ciri-ciri kelompok primer
1. Terdapat interaksi sosial yang lebih erat antara
anggota keluarga
2. Hubungannya irasional dan tidak didasarkan
pamrih
3. Melepaskan kepentingan sendiri demi kepentingan
kelompok
15. b. Ciri Keluarga
1. Sebagai pendidik pertama
Keluarga sebagai pendidik pertama dalam keluarga
dengan memberikan dasar-dasar pendidikan.
2. Sebagai pendidik utama
Keluarga sebagai pendidik utama, karena
sepanjang hidupnya paling banyak waktu
dihabiskan dalam keluarga bila dibandingkan
dengan di lembaga lain.
3. Sebagai lembaga pendidikan informal
Bahwa didalam keluarga tidak terdapat tujuan yang
spesifik tanpa kurikulum, tanpa peraturan yang
ketat, dan hubungan antara anak dan orang tua
adalah hubungan kodrati.
16. 2.Lingkungan Sekolah
1. Kriteria Lembaga Sekolah
a. Formal = terdapat tujuan yang jelas tercantum
dalam kurikulum
b. Tidak bersifat kodrat = bukan hubungann keturunan atau saudara
tetapi karena guru mempunyai profesi sebagai pendidik
2. Fungsi Sekolah
a. Sekolah sebagai pusat, lembaga, lingkungan pendidikan, wiyata
mandala (cara pandang kalangan pendidikan tentang keberadaan
sekolah sebagai pengemban tugas dan fungsi sekolah di lingkungan
masyarakat)
b. Sekolah berfungsi sosialisasi, artinya proses mempelajari cara-
cara hidup bermasyarakat.
c. Sekolah sebagai konservatori dan tranmisi nilai-nilai budaya.
Sekolah mempelajari budaya untuk dipelajari/diwariskan ke generasi
selanjutnya.
d. Sekola sebagai miniatur masyarakat, artinya sekolah
menggambarkan kehidupan masyarakat.
e. Sekolah sebagai masyarakat yang ideal.
17. 3.Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan
ketiga dalam proses pembentukan kepribadian
anak-anak. Bentuk-bentuk pendidikan dalam
lingkungan masyarakat antara lain dilakukan
organisasi pemuda dan kepramukaan atau
organisasi sosial lainnya.
18. C. FUNGSI PENDIDIKAN
3 Fungsi Pendidikan :
A. Pendidikan Sebagai
penegak nilai
B. Pendidikan sebagai
sarana pengembang
masyarakat.
C. Pendidikan sebagai
upaya pengembangan
potensi manusia
19. A. Pendidikan Sebagai penegak nilai
Pendidikan mempunyai peran penting dalam kaitannya
dengan nilai yang ada dalam masyarakat.
Eduard Spranger, mengemukakan jenis-jenis nilai budaya
menjadi 6 macam nilai:
1.Nilai Politik = nilai yang berkaitan dengan kehidupan
kenegaraan.
2.Nilai Ekonomi = nilai yang berkaitan dengan kehidupan
ekonomi masyarakat.
3.Nilai Sosial = nilai yang berkaitan dengan kehidupan sosial
masyarakat
4.Nilai Ilmu Pengetahuan = nilai yang terkait dengan ilmu
pengetahuan
5.Nilai Etika = nilai yang terkait dengan tata susila dalam
masyarakat
6.Nilai Seni (estetika) = nilai yang berhubungan dengan
masalah indah dan tidaknya sesuatu.
20. B. Pendidikan Sebagai Sarana Pengembang
Masyarakat
Dengan adanya pendidikan, masyarakat akan menjadi
lebih maju dan dinamis, sesuai dengan perkembangan
zaman. Masyarakat akan maju jika masyarakat aktif dan
kreatif membina dirinya sendiri selain dapat pengaruh dari
masyarakat lainnya. Pendidik dimasyarakat biasanya para
tokoh masyarakat, para guru, para pendidik yang
merupakan penggerak kemajuan masyarakat yang
bersangkutan
21. C. Pendidikan Sebagai Upaya Pengembangan
Potensi Manusia
Pendidikan mengembangkan nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat dan tentu saja baik secara
langsung maupun tidak langsung pasti terkait dengan
pengembangan kemampuan / potensi manusia.
Pengembangan nilai-nilai kemanusiaan dalam
masyarakat erat hubungannya dengan pembentukan
anggota masyarakat yang potensial, kreatif, aktif dan
kritis yang bisa berperan sebagai masyarakat yang
baik dan mendukung nilai-nilai dan sesuai dengan
aturan yang berlaku di masyarakat.