SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
KELOMPOK 3
Nama Anggota Kelompok pembagian BAB 2 :
Dwi saputri
 Joseva Amelia
Tasya Bella
 Avischa
BAB 2
MENGAPA KITA PEDULI PADA RESIKO?
Bab 2 ini membahas the duality of risk, utilitas dan kekayaan, sumbangan
bernoulli, matematika dan ekonomi, the gambling exception, small versus
large gambles, measuring risk aversion, risk aversion coefficients, other
view on risk aversion, prospect theory, konsekuensi pandangan pada
resiko, pilihan investasi, keuangan korporasi, penilaian / evaluasi.
Bagaimana resiko itu memengaruhi perilaku dan apa konsekuensinya atau
akibatnya untuk keputusan dalam bisnis dan investasi? Kenyataan
menunjukkan bahwa individu mungkin menghindari resiko tetapi bisa juga
tertarik pada resiko. Sebenarnya orang bisa dibedakan/dikelompokkan
menjadi tiga yaitu:
pencari/pengambil resiko (risk seeker/taker)
Netral terhadap resiko (risk neutral)
Penghindar resiko (risk averter/avoider)
Kekembaran resiko (the duality of risk)
beberapa orang berani mengambil resiko untuk taruhan kecil,
akan tetapi menjadi penghindar resiko untuk taruhan yang besar,
sebab resiko ekonominya seperti kerugian yang akan diderita besar.
Seperti contoh orang yang terjun payung dari ketinggian tertentu
mungkin menolak untuk naik mobil tanpa menggunakan sabuk
pengaman, tidak berani memnbeli saham di BEI karena
menganggapnya beresiko (tanpa ssabuk pengaman bisa terlempar
keluar saat kecelakaan dan membeli saham bisa rugi kalau harga
saham mengalami penurunan) Perilaku resiko juga bisa berubah
kalau orang semakin tua. Pada umumnya, memahami apa itu resiko
dan bagaimana berurusan dengannya merupakan langkah pertama
menuju pengelolaan resiko yang efektif.
Saya kaya, apakah saya bahagia, utilitas dan
kekayaan (utilitas and wealth)
Para ahli ekonomi telah menggunakan fungsi utilitas untuk
menangkap bagaimana kita bereaksi paling tidak terhadap teori ekonomi.
Individu membuat pilihan bukan untuk memaksimumkan kekayaan akan
tetapi memaksimumkan harapan utilitas (excpected utility). Berikut
keaslian teori harapan utilitas dalam suatu eksperimen yang terkenal:
• Perhatikan suatu eksperimen atau judi mata uang logam Rp100.
B=gambar burung Ɓ= B bar bukan B
Saya akan membayar 1 juta kalau yang muncul B. Eksperimen akan
dihentikan kalau yang muncul Ɓ. Anda akan mendapat 1 juta kalau yang
muncul B lagi. Akan tetapi, anda akan kalah begitu ke luar Ɓ artinya anda
harus membayar sejumlah uang, yang anda telah terima. Selama keluar B
judi ini akan terus berlanjut, anda akan selalu menerima 1 juta jika keluar
B. Anda akan kalah jika keluar Ɓ. Secara rata-rata berapa jumlah
kemenangan anda diterima dalam permainan ini?
Ini judi atau eksperimen yang diusulkan oleh nicholas bernoulli
hampir 300 tahun yang lalu. Judi ini terkenal dengan nama st petersburg
paradox mempunyai nilai harapan rata-rata atau tak terhingga. Kita hanya
membayar beberapa juta saja dalam memainkan permainan ini. Ini yang
disebut paradox sebab menurut teori nilai harapan bisa mencapai tak
terhingga.
Di dalam memecahkan masalah ini, kemenakannya bernama Daniel
bernoulli mengusulkan adanya perbedaan antara harga dan utilitas.
(Nilai suatu barang seharusnya tidak didasarkan pada harganya akan tetapi
pada utilitas yang dihasilkannya. Harga suatu barang hanya tergantung
pada barang itu saja dan sama bagi semua orang; akan tetapi utilitas
tergantung pada keadaan orang yang membuat perkiraaan)
Bernoulli mempunayi 2 wawasan yang berlanjut menjiwai
bagaimana kita berpikir tentang resiko pada saat sekarang ini:
Nilai yang melekat pada judi ini akan bervariasi lintas individu.
Orang tertentu bersedia untuk membayar lebih banyak dibandingkan
dengan orang lainnya, karena berbeda tingkatan penghindaran
terhadap resiko.
Utilitas tambahan dari uang yang diperoleh akan menurun kalau
orang bertambah kaya. (utilitas kekayaan marginal akan menurun
ketika kekayaan mengalami kenaikan). Pandangan ini merupakan
intisari dari kebanyakan teori ekonomi konvensional sekarang ini.
Diminishing constant and increasing marginal
utility
Kalau kita menerima pemahaman tentang menurunnya utilitas kekayaan
marginal maka akibatnyta utilitas seseorang akan mengalami penurunan
lebih dengan kerugian 1 juta dalam kekayaan daripada kenaikan utilitas
dari hasil penerimaan 1 juta. Dasar untuk penghindaran resiko, sebab
seorang yang rasional dengan ciri seperti ini akan menolak suatu taruhan
(50% peluang untuk memperoleh kemenangan 100 juta dan 50% peluang
untuk menderita kerugian juga sebesar 100 juta) sebab seorang tersebut
akan menderita kerugian kalau diukur dengan utilitas.
Kesimpulan bernoulli, beerdasarkan pandangan yang khusus ininpada
hubungan antara utilitas dan kekayaan ialah bahwa seseorang hanya akan
membayar 2 juta untuk mengambil bagian dalam usulan judi dalam st
petersbug paradox.
Matematika dan ekonomi: Von Neumann dan
Morgenstern
Kalau pandangan bernoulli yang kritis berlaku untuk hubungan
antara utilitas dan kekayaan. Van neumann dan Mogenstern mengalihkan
pembahasan utilitas dari hasil ke probabilitas. Mereka beragumentasi
bahwa harapan utilitas untuk individu dapat ditegaskan dalam hasil dan
sekaligus besarnya nilai probabilitas untuk mencapai hasil tersebut. Jadi
seseorang akan memilih satu jenis judi dari sekian banyaknya berdasarkan
pada pemaksimuman harapan utilitas.
Argumentasi Von neumann – Morgenstern untuk utilitas berdasarkan apa
yang mereka sebut ‘aksioma pilihan dasar’:
1. Aksioma pertama ini berjudul “comparability or completeness”
mensyaratkan bahwa judi alternatif atau pilihan harus mengkhususkan
preferensi mereka untuk setiap judi.
2. Aksioma kedua berlaku transitivity mensyaratkan bahwa seseorang
kalau memilih berjudi A daripada B dan akan memilih B daripada C
maka disimpulkan orang tersebut akan memilih A daripada C.
3. Aksioma ketiga mengacu kepada independence axiom menegaskan
bahwa hasil dari setiap judi bebas satu sama lain, artinya pemilihan
judi tidak bergantung pada yang lain. Sebetulnya ini aksioma yang
paling penting sekaligus kontroversial. Intinya kita berasumsi bahwa
preferensi antara dua lotre tidak akan berpengaruh kalau keduanya
dikombinasikan dengan cara yang sama dengan lotere yang ketiga.
4. Aksioma keempat harus measurability mensyaratkan bahwan
probabilitas hasil berbeda untuk setiap judi dengan menggunakan
probabilitas. Kalau ada 3 judi x1 = hasil judi pertama dengan p (x1), x2
dengan p (x2) dan x3 aksioma ("ranking axiom"), mengargumentasikan
sebelumnya ("pre supposes") bahwa kalaudengan p (x3) nilai-nilai
probabilitas bisa diukur.
5. Aksioma kelima, urutan seseorang meranking hasil B dan (antara A dan
D. probabilitas bahwahasil judi pada mana dia tak akan membedakan
(indifferent) antara B dan A & D dan antara C dan A & D), harus konsisten
dengan rankingasumsi-asumsi ini memungkinkan Von Neumann dan
Morgenstermmelakukan penurunan (derivarive) harapan fungsi utilitas
untuk judi-judi tersebut yang merupakan fungsi linier probabilitas dari
harapan utilitas dari hasil perorangan (individu).
Pendek kata, harapan utilitas suatu jadi dengan hasil Rp 10 juta danRp 100
juta dengan probabilitas yang sama sebesar = 0,5, bisa ditulis sebagai
berikut
E (u) - 0,5 (10) + 0,5 a(100), Eu)= expected utility
Rata-rata utilitas = 0,5(10) + 0,5 (100) 5+ 50 = 55
Memperluas pendekatan ini, kita dapat memperkirakan harapan uilitas
setiap lotere/judi, selama kita dapat menegaskan hasil potensialdan
besarnya nilai probabilitas untuk setiap lotere. Dalam kaitannya dengan
manajemen risiko Proporsi harapan utilitas telah memperbolehkan kita,
tidak hanya mengembangkan suatu teori bagaimana perorangan dan bisnis
harus bertaruh dengan risiko, akan tetapi juga menindaklanjutinya dengan
mengukur hasil(pay off) manajemen risiko
Penjelasan pertama: Sebagian kecil orang yang aneh yang berjudi dan tidak bisa
dikatakan rasional. Kelompok kecil yang mencintai risiko menurut penjelasan,
hanya akan menjadi kecil lintas waktu, karena keanggotaannya merupakan bagian
dari uang mereka. Meskipun cerita ini membolehkan kita untuk memisahkan diri
kita dari perilaku yang tidak bisa dijela skan, jelas akan kehilangan gemanya
ketika sebagianbesar individu terlibat dalam judi, seperti
Penjelasan kedua Seseorang/individu mungkin penghindar risiko untuk beberapa
segmen kekayaan, menjadi pencinta risiko pada segmen lainnya dan kembali lagi
menjadi penghindar risiko. Perilakunya tidak konsisten (ajeg), selalu berubah.
Friedman dan Savage sebagai contoh, menjelaskan bahwa seseorang bisa
mencintai resiko pada saat yang sama lintas pilihan yang berbeda dan untuk
segmen kekayaan yang berbeda
Penjelasan ketiga: Kita tidak bisa membandingkan judi dengan perilaku pencari
kekayaan lainnya sebab seseorang menikmati judi berdasarkan alasanya sendiri
dan mereka akan menerima kerugian dalam kekayaan untuk kegembiraan yang
berasal dari pelemparan dadu.
Kekecualian Judi (The Gambling Exception)
Judi Kecil Lawan Judi Besar
Misalnya anda ditawari suatu pilihan antara mendapatkan Rp 10juta
dengan pasti atau suatu judi di mana anda akan menerima Rp 21juta
dengan probabilitas 0,5 dan tidak mendapatkan apa-apa dari sisa waktu
yang ada. Nilai harapan yang anda peroleh Rp 21 juta kali 0,5 =Rp10,50
juta. Mana yang akan anda pilih? Sekarang perhatikan lagi. Anda mendapat
tawaran Rp 10.000 juta dengan pasti atau suatu judi dimana anda akan
menerima 21.000 juta dengan probabilitas 0.5 dan tidak mendapatkan
apapun.
Nilai harapan yang anda terima 21000 juta dikalikan 0.5=10500 juta.
Berdasarkan teori harapan utilitas yang konvensional dimana investor
penghindar resiko fungsi utilitas yang berperilaku baik jawabannya jelas,
yaitu kalau anda menolak judi yang pertama anda juga harus menolak judi
yang kedua.
Kesimpulan yang bisa diambil ialah bahwa individu harus dekat dengan
netral terhadap risiko dengan judi kecil untuk penghindaran risiko yang
kita lihat dengan judi yang lebih besar fisibel, yang akan berarti bahwa
ada perbedaan harapan fungsi utilitas untuk semua tingkat kekayaan yang
berbeda daripada satu fungsi utilitas untuk semua tingkat kekayaan. Ada
implikasi penting untuk manajemen risiko.
Kalau sescorangkurang dari penghindar risiko dengan risiko yang
dipertentangkan kerisiko yang besar, apakah miereka memberi rambu-
rambu pada risiko atau tidak dan alat mana yang dia pergunakan untuk
mengelola risiko-risikoitu harus tergantung pada konsekuensinya.
Perusahaan besar mungkin memilih untuk tidak memasang rambu-rambu,
padahal perusahaan kecilmemasangkan dan bisnis yang sama mungkin
memasang rambu-rambudengan dampak potensial yang besar sementara
membiarkan risiko-risiko kecil dibiarkan dibeli para investor.
MENGUKUR PENGHINDARAN RISIKO (RISK
AVERSION)
Kalau kita menerima proposisi Bernoulli bahwa yang penting
itu utilitas bukan kekayaan per se dan kita menambah kenyataan
bahwa tidak ada dua orang manusia yang sama, maka penghindaran
risiko akan bervariasi (berbeda) lintas individu.
Mengukur penghindaran risiko dalam terminologi yang khusus/
spesifik menjadi langkah pertama di dalam menganalisis dan
berurusan dengan risiko dalam kaitannya dengan portofolio
(portfolio) dan bisnis.
Kesetaraan Kepastian (Certainty Equivalents)
Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa individu yang netral terhadap
risiko akan bersedia menerima taruhan yang jujur. Dengan
perkataanlain, dia akan bersedia membayar Rp 20 juta untuk 20
persen peluang memenangkan Rp 100 juta dan 80 persen tidak
menerima apa-apa. Dibalik pernyataan ini ialah bahwa kalau kita
melihat apa sescorang bersedia membayar untuk taruhan ini (atau
apa saja asallkan nilai harapanbisa dihitung), kita bisa menarik
kesimpulan tentang pandangan orang pada risiko. Sescorang yang
penghindar risiko, misalnya akan membayarlebih kecil dari Rp 20
juta untuk taruhan ini dan jumiah yang dibayar akan bervariasi
secara terbalik dengan penghindaran risiko.
Anggap saja anda sebagai individu Mendapatkan tawaran suatu pilihan
antara dua hasil yang beresiko yaitu A dan B dan memperkirakan nilai
harapan lintas dua hasil tersebut.probabilitas sebesar p untuk A dan (1-p)
untuk B sebesar V sbb;
• V = Pa + (1-p) B
Untuk individu yang netral terhadap resiko:
• u(V) = p u (A) + (1-p)u(B)
Individu penghindar resiko:
• u(V) > p u(A)+(1-p)u(B)
Kenyataanya akan ada beberapa sejumlah kecil yang terjamin lebih kecil,
yang akan diberi simbol the certainly equivalent yang akan menyediakan
utilitas yang sama seperti judi yang tak pasti
• u(V)=p u (A) + (1-p)u(B)
• Risk premium: V- V
Selisih antara harapan nilai judi dan the certainly equivalent disebut premi
resiko (risk premium)
Ketika penghindaran resiko seseorang meningkat risk premium untuk
setiap judi yang beresiko juga meningkat. Dengan individu yang netral
terhadap resiko risk premium akan nol sebab utilitas yang mereka
turunkan dari harapan nilai suatu judi yang tak pasti akan sama dengan
utilitas dari penerimaan jumlah yang sama dengan kepastian
Sumber
Pengambilan Risiko Secara Strategisr
Prof. Johannes Supranto,M.A., APU
Dr. Luqman Hakim, S.E., M.M

More Related Content

Recently uploaded

MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptxMODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
bubblegaming431
 
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
indahningsih541
 
7._MODUL_8_MATEMATIKA sdisudssasasa 1.pptx
7._MODUL_8_MATEMATIKA sdisudssasasa 1.pptx7._MODUL_8_MATEMATIKA sdisudssasasa 1.pptx
7._MODUL_8_MATEMATIKA sdisudssasasa 1.pptx
ahmadirhamni
 
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaModul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Novi Cherly
 
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaanSoal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
ressyefrina15
 

Recently uploaded (20)

perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
 
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptxMODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TUGAS MANDIRI 1.4.a.3.pdf Ninik Widarsih CGP A.10
TUGAS MANDIRI 1.4.a.3.pdf Ninik Widarsih CGP A.10TUGAS MANDIRI 1.4.a.3.pdf Ninik Widarsih CGP A.10
TUGAS MANDIRI 1.4.a.3.pdf Ninik Widarsih CGP A.10
 
7._MODUL_8_MATEMATIKA sdisudssasasa 1.pptx
7._MODUL_8_MATEMATIKA sdisudssasasa 1.pptx7._MODUL_8_MATEMATIKA sdisudssasasa 1.pptx
7._MODUL_8_MATEMATIKA sdisudssasasa 1.pptx
 
Master 2_Modul 4_Percakapan Coaching.pdf
Master 2_Modul 4_Percakapan Coaching.pdfMaster 2_Modul 4_Percakapan Coaching.pdf
Master 2_Modul 4_Percakapan Coaching.pdf
 
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN.docx
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN.docxALUR TUJUAN PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN.docx
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN.docx
 
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdfModul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaModul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
 
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaanSoal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
 
GEOPOLITIK INDONESIA (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
GEOPOLITIK INDONESIA (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)GEOPOLITIK INDONESIA (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
GEOPOLITIK INDONESIA (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKNTugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
 
statistika matematika kelas 8 semester 2
statistika matematika kelas 8 semester 2statistika matematika kelas 8 semester 2
statistika matematika kelas 8 semester 2
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 

Featured

How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
ThinkNow
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Kurio // The Social Media Age(ncy)
 

Featured (20)

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPT
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 

Kelompok 3 bab 2.

  • 2. Nama Anggota Kelompok pembagian BAB 2 : Dwi saputri  Joseva Amelia Tasya Bella  Avischa
  • 3. BAB 2 MENGAPA KITA PEDULI PADA RESIKO?
  • 4. Bab 2 ini membahas the duality of risk, utilitas dan kekayaan, sumbangan bernoulli, matematika dan ekonomi, the gambling exception, small versus large gambles, measuring risk aversion, risk aversion coefficients, other view on risk aversion, prospect theory, konsekuensi pandangan pada resiko, pilihan investasi, keuangan korporasi, penilaian / evaluasi. Bagaimana resiko itu memengaruhi perilaku dan apa konsekuensinya atau akibatnya untuk keputusan dalam bisnis dan investasi? Kenyataan menunjukkan bahwa individu mungkin menghindari resiko tetapi bisa juga tertarik pada resiko. Sebenarnya orang bisa dibedakan/dikelompokkan menjadi tiga yaitu: pencari/pengambil resiko (risk seeker/taker) Netral terhadap resiko (risk neutral) Penghindar resiko (risk averter/avoider)
  • 5. Kekembaran resiko (the duality of risk) beberapa orang berani mengambil resiko untuk taruhan kecil, akan tetapi menjadi penghindar resiko untuk taruhan yang besar, sebab resiko ekonominya seperti kerugian yang akan diderita besar. Seperti contoh orang yang terjun payung dari ketinggian tertentu mungkin menolak untuk naik mobil tanpa menggunakan sabuk pengaman, tidak berani memnbeli saham di BEI karena menganggapnya beresiko (tanpa ssabuk pengaman bisa terlempar keluar saat kecelakaan dan membeli saham bisa rugi kalau harga saham mengalami penurunan) Perilaku resiko juga bisa berubah kalau orang semakin tua. Pada umumnya, memahami apa itu resiko dan bagaimana berurusan dengannya merupakan langkah pertama menuju pengelolaan resiko yang efektif.
  • 6. Saya kaya, apakah saya bahagia, utilitas dan kekayaan (utilitas and wealth) Para ahli ekonomi telah menggunakan fungsi utilitas untuk menangkap bagaimana kita bereaksi paling tidak terhadap teori ekonomi. Individu membuat pilihan bukan untuk memaksimumkan kekayaan akan tetapi memaksimumkan harapan utilitas (excpected utility). Berikut keaslian teori harapan utilitas dalam suatu eksperimen yang terkenal: • Perhatikan suatu eksperimen atau judi mata uang logam Rp100. B=gambar burung Ɓ= B bar bukan B Saya akan membayar 1 juta kalau yang muncul B. Eksperimen akan dihentikan kalau yang muncul Ɓ. Anda akan mendapat 1 juta kalau yang muncul B lagi. Akan tetapi, anda akan kalah begitu ke luar Ɓ artinya anda harus membayar sejumlah uang, yang anda telah terima. Selama keluar B judi ini akan terus berlanjut, anda akan selalu menerima 1 juta jika keluar B. Anda akan kalah jika keluar Ɓ. Secara rata-rata berapa jumlah kemenangan anda diterima dalam permainan ini?
  • 7. Ini judi atau eksperimen yang diusulkan oleh nicholas bernoulli hampir 300 tahun yang lalu. Judi ini terkenal dengan nama st petersburg paradox mempunyai nilai harapan rata-rata atau tak terhingga. Kita hanya membayar beberapa juta saja dalam memainkan permainan ini. Ini yang disebut paradox sebab menurut teori nilai harapan bisa mencapai tak terhingga. Di dalam memecahkan masalah ini, kemenakannya bernama Daniel bernoulli mengusulkan adanya perbedaan antara harga dan utilitas. (Nilai suatu barang seharusnya tidak didasarkan pada harganya akan tetapi pada utilitas yang dihasilkannya. Harga suatu barang hanya tergantung pada barang itu saja dan sama bagi semua orang; akan tetapi utilitas tergantung pada keadaan orang yang membuat perkiraaan)
  • 8. Bernoulli mempunayi 2 wawasan yang berlanjut menjiwai bagaimana kita berpikir tentang resiko pada saat sekarang ini: Nilai yang melekat pada judi ini akan bervariasi lintas individu. Orang tertentu bersedia untuk membayar lebih banyak dibandingkan dengan orang lainnya, karena berbeda tingkatan penghindaran terhadap resiko. Utilitas tambahan dari uang yang diperoleh akan menurun kalau orang bertambah kaya. (utilitas kekayaan marginal akan menurun ketika kekayaan mengalami kenaikan). Pandangan ini merupakan intisari dari kebanyakan teori ekonomi konvensional sekarang ini.
  • 9. Diminishing constant and increasing marginal utility Kalau kita menerima pemahaman tentang menurunnya utilitas kekayaan marginal maka akibatnyta utilitas seseorang akan mengalami penurunan lebih dengan kerugian 1 juta dalam kekayaan daripada kenaikan utilitas dari hasil penerimaan 1 juta. Dasar untuk penghindaran resiko, sebab seorang yang rasional dengan ciri seperti ini akan menolak suatu taruhan (50% peluang untuk memperoleh kemenangan 100 juta dan 50% peluang untuk menderita kerugian juga sebesar 100 juta) sebab seorang tersebut akan menderita kerugian kalau diukur dengan utilitas. Kesimpulan bernoulli, beerdasarkan pandangan yang khusus ininpada hubungan antara utilitas dan kekayaan ialah bahwa seseorang hanya akan membayar 2 juta untuk mengambil bagian dalam usulan judi dalam st petersbug paradox.
  • 10. Matematika dan ekonomi: Von Neumann dan Morgenstern Kalau pandangan bernoulli yang kritis berlaku untuk hubungan antara utilitas dan kekayaan. Van neumann dan Mogenstern mengalihkan pembahasan utilitas dari hasil ke probabilitas. Mereka beragumentasi bahwa harapan utilitas untuk individu dapat ditegaskan dalam hasil dan sekaligus besarnya nilai probabilitas untuk mencapai hasil tersebut. Jadi seseorang akan memilih satu jenis judi dari sekian banyaknya berdasarkan pada pemaksimuman harapan utilitas. Argumentasi Von neumann – Morgenstern untuk utilitas berdasarkan apa yang mereka sebut ‘aksioma pilihan dasar’:
  • 11. 1. Aksioma pertama ini berjudul “comparability or completeness” mensyaratkan bahwa judi alternatif atau pilihan harus mengkhususkan preferensi mereka untuk setiap judi. 2. Aksioma kedua berlaku transitivity mensyaratkan bahwa seseorang kalau memilih berjudi A daripada B dan akan memilih B daripada C maka disimpulkan orang tersebut akan memilih A daripada C. 3. Aksioma ketiga mengacu kepada independence axiom menegaskan bahwa hasil dari setiap judi bebas satu sama lain, artinya pemilihan judi tidak bergantung pada yang lain. Sebetulnya ini aksioma yang paling penting sekaligus kontroversial. Intinya kita berasumsi bahwa preferensi antara dua lotre tidak akan berpengaruh kalau keduanya dikombinasikan dengan cara yang sama dengan lotere yang ketiga.
  • 12. 4. Aksioma keempat harus measurability mensyaratkan bahwan probabilitas hasil berbeda untuk setiap judi dengan menggunakan probabilitas. Kalau ada 3 judi x1 = hasil judi pertama dengan p (x1), x2 dengan p (x2) dan x3 aksioma ("ranking axiom"), mengargumentasikan sebelumnya ("pre supposes") bahwa kalaudengan p (x3) nilai-nilai probabilitas bisa diukur. 5. Aksioma kelima, urutan seseorang meranking hasil B dan (antara A dan D. probabilitas bahwahasil judi pada mana dia tak akan membedakan (indifferent) antara B dan A & D dan antara C dan A & D), harus konsisten dengan rankingasumsi-asumsi ini memungkinkan Von Neumann dan Morgenstermmelakukan penurunan (derivarive) harapan fungsi utilitas untuk judi-judi tersebut yang merupakan fungsi linier probabilitas dari harapan utilitas dari hasil perorangan (individu).
  • 13. Pendek kata, harapan utilitas suatu jadi dengan hasil Rp 10 juta danRp 100 juta dengan probabilitas yang sama sebesar = 0,5, bisa ditulis sebagai berikut E (u) - 0,5 (10) + 0,5 a(100), Eu)= expected utility Rata-rata utilitas = 0,5(10) + 0,5 (100) 5+ 50 = 55 Memperluas pendekatan ini, kita dapat memperkirakan harapan uilitas setiap lotere/judi, selama kita dapat menegaskan hasil potensialdan besarnya nilai probabilitas untuk setiap lotere. Dalam kaitannya dengan manajemen risiko Proporsi harapan utilitas telah memperbolehkan kita, tidak hanya mengembangkan suatu teori bagaimana perorangan dan bisnis harus bertaruh dengan risiko, akan tetapi juga menindaklanjutinya dengan mengukur hasil(pay off) manajemen risiko
  • 14. Penjelasan pertama: Sebagian kecil orang yang aneh yang berjudi dan tidak bisa dikatakan rasional. Kelompok kecil yang mencintai risiko menurut penjelasan, hanya akan menjadi kecil lintas waktu, karena keanggotaannya merupakan bagian dari uang mereka. Meskipun cerita ini membolehkan kita untuk memisahkan diri kita dari perilaku yang tidak bisa dijela skan, jelas akan kehilangan gemanya ketika sebagianbesar individu terlibat dalam judi, seperti Penjelasan kedua Seseorang/individu mungkin penghindar risiko untuk beberapa segmen kekayaan, menjadi pencinta risiko pada segmen lainnya dan kembali lagi menjadi penghindar risiko. Perilakunya tidak konsisten (ajeg), selalu berubah. Friedman dan Savage sebagai contoh, menjelaskan bahwa seseorang bisa mencintai resiko pada saat yang sama lintas pilihan yang berbeda dan untuk segmen kekayaan yang berbeda Penjelasan ketiga: Kita tidak bisa membandingkan judi dengan perilaku pencari kekayaan lainnya sebab seseorang menikmati judi berdasarkan alasanya sendiri dan mereka akan menerima kerugian dalam kekayaan untuk kegembiraan yang berasal dari pelemparan dadu. Kekecualian Judi (The Gambling Exception)
  • 15. Judi Kecil Lawan Judi Besar Misalnya anda ditawari suatu pilihan antara mendapatkan Rp 10juta dengan pasti atau suatu judi di mana anda akan menerima Rp 21juta dengan probabilitas 0,5 dan tidak mendapatkan apa-apa dari sisa waktu yang ada. Nilai harapan yang anda peroleh Rp 21 juta kali 0,5 =Rp10,50 juta. Mana yang akan anda pilih? Sekarang perhatikan lagi. Anda mendapat tawaran Rp 10.000 juta dengan pasti atau suatu judi dimana anda akan menerima 21.000 juta dengan probabilitas 0.5 dan tidak mendapatkan apapun. Nilai harapan yang anda terima 21000 juta dikalikan 0.5=10500 juta. Berdasarkan teori harapan utilitas yang konvensional dimana investor penghindar resiko fungsi utilitas yang berperilaku baik jawabannya jelas, yaitu kalau anda menolak judi yang pertama anda juga harus menolak judi yang kedua.
  • 16. Kesimpulan yang bisa diambil ialah bahwa individu harus dekat dengan netral terhadap risiko dengan judi kecil untuk penghindaran risiko yang kita lihat dengan judi yang lebih besar fisibel, yang akan berarti bahwa ada perbedaan harapan fungsi utilitas untuk semua tingkat kekayaan yang berbeda daripada satu fungsi utilitas untuk semua tingkat kekayaan. Ada implikasi penting untuk manajemen risiko. Kalau sescorangkurang dari penghindar risiko dengan risiko yang dipertentangkan kerisiko yang besar, apakah miereka memberi rambu- rambu pada risiko atau tidak dan alat mana yang dia pergunakan untuk mengelola risiko-risikoitu harus tergantung pada konsekuensinya. Perusahaan besar mungkin memilih untuk tidak memasang rambu-rambu, padahal perusahaan kecilmemasangkan dan bisnis yang sama mungkin memasang rambu-rambudengan dampak potensial yang besar sementara membiarkan risiko-risiko kecil dibiarkan dibeli para investor.
  • 17. MENGUKUR PENGHINDARAN RISIKO (RISK AVERSION) Kalau kita menerima proposisi Bernoulli bahwa yang penting itu utilitas bukan kekayaan per se dan kita menambah kenyataan bahwa tidak ada dua orang manusia yang sama, maka penghindaran risiko akan bervariasi (berbeda) lintas individu. Mengukur penghindaran risiko dalam terminologi yang khusus/ spesifik menjadi langkah pertama di dalam menganalisis dan berurusan dengan risiko dalam kaitannya dengan portofolio (portfolio) dan bisnis.
  • 18. Kesetaraan Kepastian (Certainty Equivalents) Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa individu yang netral terhadap risiko akan bersedia menerima taruhan yang jujur. Dengan perkataanlain, dia akan bersedia membayar Rp 20 juta untuk 20 persen peluang memenangkan Rp 100 juta dan 80 persen tidak menerima apa-apa. Dibalik pernyataan ini ialah bahwa kalau kita melihat apa sescorang bersedia membayar untuk taruhan ini (atau apa saja asallkan nilai harapanbisa dihitung), kita bisa menarik kesimpulan tentang pandangan orang pada risiko. Sescorang yang penghindar risiko, misalnya akan membayarlebih kecil dari Rp 20 juta untuk taruhan ini dan jumiah yang dibayar akan bervariasi secara terbalik dengan penghindaran risiko.
  • 19. Anggap saja anda sebagai individu Mendapatkan tawaran suatu pilihan antara dua hasil yang beresiko yaitu A dan B dan memperkirakan nilai harapan lintas dua hasil tersebut.probabilitas sebesar p untuk A dan (1-p) untuk B sebesar V sbb; • V = Pa + (1-p) B Untuk individu yang netral terhadap resiko: • u(V) = p u (A) + (1-p)u(B) Individu penghindar resiko: • u(V) > p u(A)+(1-p)u(B)
  • 20. Kenyataanya akan ada beberapa sejumlah kecil yang terjamin lebih kecil, yang akan diberi simbol the certainly equivalent yang akan menyediakan utilitas yang sama seperti judi yang tak pasti • u(V)=p u (A) + (1-p)u(B) • Risk premium: V- V Selisih antara harapan nilai judi dan the certainly equivalent disebut premi resiko (risk premium) Ketika penghindaran resiko seseorang meningkat risk premium untuk setiap judi yang beresiko juga meningkat. Dengan individu yang netral terhadap resiko risk premium akan nol sebab utilitas yang mereka turunkan dari harapan nilai suatu judi yang tak pasti akan sama dengan utilitas dari penerimaan jumlah yang sama dengan kepastian
  • 21. Sumber Pengambilan Risiko Secara Strategisr Prof. Johannes Supranto,M.A., APU Dr. Luqman Hakim, S.E., M.M