SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Arsitektur Tradisional Ternate dan Halmahera (Studi Analisa Konstruksi
Tradisional)
Indonesia memiliki banyak sekali arsitektur lokal semacam ini, dengan ragamnya yang
amat kaya tersebar di seantero kepulauan kita. Berjenis arsitektur lokal di pelbagai
daerah di Indonesia ini, jelas merupakan sumber-sumber informasi bagi pengetahuan
khususnya tentang bangunan-bangunan dan lingkungan fisik yang khas dari masyarakat
pribumi daerah yang bersangkutan.
Pendahuluan
Sudah diakui, bahwa dunia kini memiliki satu corak arsitektur. Perwujudannya adalah
"Arsitektur Modern" yang disebut pula sebagai Arsitektur "Gaya Internasional". Corak ini
merupakan hasil dari kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
abad 19 dan 20 yang mengakibatkan sebagian kebutuhan dan persyaratan hidup
menjadi relatif sama pada masyarakat-masyarakat di dunia.
Pemilikan teknik bangunan, teknologi membangun. bahan bangunan produk industri
serta standar pendidikan arsitek/teknisi yang sama, terpakai dan berlaku di mana-
mana, yang kemudian memperkuat kecenderungan wajah arsitektur di kota-kota dan
kota-kota besar di dunia menjadi senada dan sebahasa. Asal usul gaya ini dan sejarah
perkembangannya, sudah lama difikirkan dan ditulis orang, dan kini sudah merupakan
pengetahuan tentang sejarah arsitektur dunia.
Di pihak lain, walaupun belum (atau tidak) dimasukkan dalam bagian pengetahuan
tentang sejarah arsitektur dunia tersebut di atas, sesungguhnya di bagian-bagian lain di
dunia ini masih ada lagi arsitektur dengan corak yang sangat berbeda dengan corak
modern. Banyak orang belum pernah tahu, bahkan memang orang belum memberikan
nama pada arsitektur jenis ini. Kita boleh menamakannya arsitektur diaiek (vernacular),
arsitektur tanpa nama (anonymus), arsitektur pedesaan (rural), arsitektur asli
(indigenous), arsitektur alamiah (spontaneous), atau apa pun, tapi yang jelas ia adalah
arsitektur lokal, setempat, sangat khas, yang dibangun menurut tradisi budaya
masyarakat yang bersangkutan.
Arsitektur-arsitektur lokal ini pada dasarnya berkaitan erat dengan hunian atau tempat
tinggal beserta bangunan-bangunan dan struktur pelengkapnya (lumbung, tempat
pemujaan, bangunan-bangunan tambahan, dll). Bangunan-bangunan hunian itu
didirikan menurut konsep-konsep, nilai-nilai dan norma-norma yang diwariskan nenek
moyang mereka. Perwujudan bentuk sebagai hasilnya seperti terlihat saat ini dapat
dianggap tidak berbeda jauh dari perwujudan bentuk hasil tradisi yang sama pada
masa-masa yang lampau walaupun perubahan-perubahan kecil maupun besar bisa saja
terjadi pada masa yang silam.
Dengan demikian, kalau kita mengamati bangunan-bangunan dalam "enclave"
arsitektur lokal sekarang ini, yang dianggap oleh para anggota masyarakat setempat
sebagai bangunan yang struktur dan bentuknya adalah sesuai dengan tradisi budaya
mereka, paling tidak, ia dapat dianggap sebagai perwujudan tradisi mereka yang sama
di masa lampau.
Atas dasar anggapan ini, arsitektur lokal seperti yang dimaksud di atas dalam tulisan ini
akan disebut sebagai arsitektur tradisional karena pernyataan bentuknya sesuai dengan
kaidah-kaidah yang diakui bersama atau masih dianut oleh sebagian besar anggota
masyarakat sebagai tradisi yang turun temurun. Kini, apa yang sedang terjadi pada
kantong-kantong arsitektur tradisional kita ? Beberapa kasus dapat disebutkan berikut
Ini:
Masyarakat To Lore yang sudah ribuan tahun beranak pinak dan hidup serasi dengan
tanah dan- hutan di dataran tinggi Sulawesi Tengah, mungkin akan segera dipindahkan
dan dimukimkan kembali ke daerah lain. Hutan dan lembah di lereng Gunung Nokilalaki
tempat mereka bermukim ini akan dijadikan cagar alam dan taman nasional "Lore
Kalamanta". Tidakkah pemisahan secara drastis semacam ini, akan menimbulkan
dekadensi kebudayaan dan punahnya suatu tradisi lama sebelum kita mengenalnya
secara mendalam.
Program "pemukiman kembali" yang teratur dan terarah terhadap masyarakat Badui
Luar di Jawa Barat dari daerah asalnya di Kanekes ke Gunung Tunggal merupakan
contoh yang sejenis dengan kasus masyarakat To Lore. Cepat atau lambat
kemungkinan besar masyarakat Badui Dalam akan mengalami pula gilirannya.
Contoh lain adalah program "turun ke tanah" yang dilaksahakan terhadap masyarakat
Dayak di pedalaman Kalimantan Timur, yang selain dimukimkan kembali akibat daerah
pemukiman asalnya termasuk hutan yang di-"konsesikan" mereka juga diajar untuk
tinggal satu keluarga dalam satu rumah, tidak lagi bersama-sama dengan keluarga-
keluarga lain semasyarakat.
Banyak sekali lingkungan dan bangunan tradisional harus dibongkar dan dihancurkan
akibat dilaksanakannya rencana pelebaran jalan, atau pembangunan "fasilitas" baru
bagi lingkungan (shopping center, perkantoran dll.), baik pada tingkat kota, kecamatan
maupun kabupaten.
Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa bangunan-bangunan dan lingkungan
tradisional kini berada dalam masa transisi di mana ia sedang mengalami perubahan-
perubahan besar yang mengandung unsur kecenderungan untuk punah. Keinginan
untuk memperbanyak usaha melakukan pencatatan dan perekaman pengetahuan
tentang arsitektur tradisional adalah dalam rangka menyelamatkan pengetahuan ini
agar tidak musnah bersamaan dengan musnahnya arsitektur itu sendiri.
Penelitian arsitektur tradisional di Ternate, Halmahera dan sekitarnya yang dipaparkan
dalam tulisan ini, merupakan realisasi dari keinginan dan usaha tersebut di atas.
Penelitian ini masih merupakan penelitian awal dari serentetan rencana penelitian
serupa yang akan dilakukan pada sebanyak mungkin arsitektur tradisional daerah-
daerah lain di Indonesia. Penelitian-penelitian awal ini dilaksanakan dalam kerangka
"Pra-Penelitian Sejarah Arsitektur Indonesia" oleh Jurusan llmu-ilmu Sejarah, Fakultas
Sastra Universitas Indonesia.
Penelitian-penelitian Awal Yang Telah Dilaksanakan
1. Ruang Lingkup.
Penelitian awal ini berusaha merekam arsitektur tradisional sebagaimana ia dibangun
dan sebagaimana adanya dari beberapa lokasi di Ternate, Halmahera dan sekitarnya.
Pengertian arsitektur, demikian pula arsitektur tradisional sebenarnya luas sekali. la
mencakup bagian-bagian yang teraga dan juga yang tidak teraga. la mengandung
standar-standar fisik dan simbolik dan ia memiliki pula banyak aspek, baik alamiah
maupun manusiawi. Sebagai tahap paling awal penelitian ini membatasi diri pada
perekaman kenyataan-kenyataan fisik saja dari bangunan-bangunan yang berkaitan
dengan hunian atau tempat hnggal beserta bangunan-bangunan lain sebagai
pelengkapnya.
2. Metode Penelitian.
Menentukan contoh-contoh yang kiranya mewakili bentuk hunian atau lingkungan suatu
wilayah dengan bantuan kepustakaan yang ada serta wawancara di lapangan.
Melakukan pengukuran terhadap bangunan secara keseluruhan dan detail-detail bagian-
bagian yang dianggap penting dalam arti mengandung telaah yang kaya dan majemuk.
Untuk mendapatkan kesan-kesan yang menyeluruh digunakan alat potret sehingga
terekam keterangan visual seperti suasana gelap/terang, warna, tekstur, hubungan-
hubungan konstruksi dan bentuk-bentuk hiasan yang rumit.
Untuk mencatat kemungkinan adanya varian dalam suatu `penyelesaian arsitektural,
adanya bagian-bagian yang pernah diubah atau perubahan-perubahan akibat pengaruh
ikiim dan cuaca, dilakukan wawancara dengan orang-orang terpandang yang tahu
dalam bidang yang bersangkutan dengan menggunakan pita kaset.
Menghubungkan data-data pengukuran dengan keterangan-keterangan hasil
wawancara maupun literatur dan menuangkannya dalam bentuk "penggambaran
kembali". .
Hasil yang diperoleh adalah data-data dalam bentuk gambar-gambar yang terukur dan
terskala sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
3. Hasil-hasil Penelitian Awal
Hasil-hasil penelitian awal ini merupakan arsitektur-arsitektur daerah-daerah Siko dan
Facei di Ternate, Dokiri di Tidore, Taraudu (Sahu), Cempaka (Sahu), Katana (Tobelo)
dan Galela di Halmahera. Gambar-gambar dan keterangan-keterangan yang diberikan di
sini, diambil dan merupakan sebagian kecil dari bahan laporan data.
Kesimpulan-Kesimpulan Sementara
Pra-penelitian yang hanya mengamati kenyataan-kenyataan fisik ini sangat dibatasi oleh
obyek yang ada, sifat-sifatnya dan jumlah yang berhasil diamati.
Sesungguhnya makin beragam dan majemuk serta makin banyak jumlah obyek yang
diamati, akan makin memperhalus hasil yang dapat diperoleh. Pada penelitian awal
yang telah dilakukan ini masih dianggap bahwa obyek yang diamati terlampau sedikit
sehingga dalam menarik hasil daripadanya peneliti banyak melakukan "rampatan"
(generalization). Oleh karena itu hasil-hasil ini perlu dianggap sebagai hasil yang masih
bersifat sementara.
Dari hasil rekaman yang sudah dikumpulkan, dapat diambil kesimpulan-kesimpulan
sementara yang menunjukkan sifat-sifat umum arsitektur tradisional Halmahera dan
sekitarnya, sebagai benkut :
Bangunan-bangunan tempat tinggal umumnya konsentris, terdiri dari bagian inti di
tengah (bilik dalam) dan bagian-bagian luar yang mengelilingi bagian inti (bilik luar).
Bangunan-bangunan ini sebagian berdiri dengan lantai diangkat ±90 -150 cm di atas
tanah (Siko, Pacei, Taraudu) dan sebagian lagi berlantai langsung di atas tanah (Dokiri,
Katana, Galela). (c) Struktur bangunan adalah s`stem rangka (skeleton) dari kayu,
bambu dan kombinasi dari keduanya.
Bentuk bangunan adalah geometris, bentuk tetap segi delapan, dengan bagian yang
tertinggi berbentuk pelana mengindikasikan bilik dalam sebagai bagian yang terpenting
dari rumah.
Bahan bangunan yang dipakai adalah bahan bangunan lokal, yang langsung terdapat di
daerah itu seperti : kayu untuk rangka rumah; bambu untuk tulangan utama dinding,
untuk tulangan dasar dari dinding, untuk bahan dinding/lantai (bambu belah); daun
nipah untuk bahan atap, dan untuk dinding (pelepahnya).
Tiang-tiang utama rangka rumah dan tulangan dasar dinding berdiri di atas umpak
batu.
Penyelesaian-penyelesaian detail sambungan konstruksi dan ke-mampuan membuat
aneka ragam ornamen cukup unik, menun-jukkan adanya potensi pertukangan yang
besar (skilled).
Bangunan-bangunan memberikan asosiasi pada bentuk kapal.
Kemungkinan-kemungkinan Penelitian Lebih Lanjut
Dalam Laporan Pra-penelitian Sejarah Arsitektur Indonesia, telah disebut kemungkinan-
kemungkinan penelitian lebih lanjut, yang jelas berlaku pula bagi kelanjutan penelitian
awal terhadap arsitektur tradisional Ternate dan Halmahera. Kemungkinan-
kemungkinan tersebut adalah sebagai berikut :
Rekaman-rekaman yang telah diperoleh, merupakan rekaman dari keadaannya pada
satu waktu tertentu. Dengan perkataan lain, perekaman ini pada waktu-waktu tertentu
di masa yang akan datang perlu dikerjakan lagi secara berkala tapi terus menerus agar
dapat menghasilkan rekaman-rekaman yang dapat memperlihatkan po/a perubahannya
di kemudian hari. Perekaman terus menerus ini akan dapat memberikan petunjuk akan
arah-arah perubahan yang disukai oleh seseorang atau sekelompok masyarakat yang
bersangkutan. Langkah selanjutnya adalah meneliti perangai seseorang atau
sekelompok masyarakat tersebut, dalam menghadapi setiap bentuk perubahan di
tengah-tengah pembangunan ini.
Rekaman-rekaman yang telah diperoleh, merupakan rekaman petunjuk-petunjuk untuk
menyempurnakan metode penelitian yang dianut sebelumnya. Dengan metode yang
disempurnakan ini penelitian-penelitian serupa dapat segera diterapkan pada daerah-
daerah lain guna memperkaya jumlah obyek yang diamati sehingga dengan demikian
generalisasi yang terpaksa telah di-lakukan pada hasil-hasil penelitian yang sekarang
dapat diperhalus.
Penelitian ini pun dapat membuka mata ke arah kenyataan akan adanya hubungan
timbal balik antara "kepercayaan" (yakni hu-bungan kejiwaan antara manusia dengan
alam lingkungannya) dengan pemanfaatan atau pengolahan benda. Hal ini menunjuk
kepada gejala-gejala semiologik/semiotika, kaidah-kaidah linguis-tik atau penciptaan
simbol-simbol, yang pada gilirannya merupa-kan bagian dari environmental
communication. Hasil dari kegiatan ini akan mencakup berbagai bidang keilmuan.

More Related Content

Similar to Arsitektur Tradisional

Arsitektur Vernakular Klmpk 1.pdf
Arsitektur Vernakular Klmpk 1.pdfArsitektur Vernakular Klmpk 1.pdf
Arsitektur Vernakular Klmpk 1.pdfLuthoo1404
 
pengantar arsitektur
pengantar arsitekturpengantar arsitektur
pengantar arsitekturKhaerul Busur
 
Perancangan Perumahan dan Permukiman - Muara Angke, Jakarta Utara
Perancangan Perumahan dan Permukiman - Muara Angke, Jakarta UtaraPerancangan Perumahan dan Permukiman - Muara Angke, Jakarta Utara
Perancangan Perumahan dan Permukiman - Muara Angke, Jakarta UtaraFebrue Arya
 
PENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RA...
PENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RA...PENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RA...
PENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RA...Vijar Galax Putra Jagat Paryoko
 
Arsitektur brutalisme dan ceo brutalisme
Arsitektur brutalisme dan ceo brutalismeArsitektur brutalisme dan ceo brutalisme
Arsitektur brutalisme dan ceo brutalismeTadulako University
 
Sejarah dan-perkembangan-arsitektur-dunia 2
Sejarah dan-perkembangan-arsitektur-dunia 2Sejarah dan-perkembangan-arsitektur-dunia 2
Sejarah dan-perkembangan-arsitektur-dunia 2Haidar Bashofi
 
Pendekatan senibina revivalisme.metafora.regioal primitif
Pendekatan senibina   revivalisme.metafora.regioal primitifPendekatan senibina   revivalisme.metafora.regioal primitif
Pendekatan senibina revivalisme.metafora.regioal primitifMohd Nizam Mohd Zan
 
Arsitektur kenzo
Arsitektur kenzoArsitektur kenzo
Arsitektur kenzoANDI RIJAL
 
SEMINAR_ARSITEKTUR.pptx
SEMINAR_ARSITEKTUR.pptxSEMINAR_ARSITEKTUR.pptx
SEMINAR_ARSITEKTUR.pptxAfraMaida
 
Topologi façade bangunan kolonial
Topologi façade bangunan kolonialTopologi façade bangunan kolonial
Topologi façade bangunan kolonial132re
 
PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN ARSITEKTUR TRADISIONAL DI FASAD SEKOLAH MENENGAH AT...
PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN ARSITEKTUR TRADISIONAL DI FASAD SEKOLAH MENENGAH AT...PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN ARSITEKTUR TRADISIONAL DI FASAD SEKOLAH MENENGAH AT...
PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN ARSITEKTUR TRADISIONAL DI FASAD SEKOLAH MENENGAH AT...MRUSDIANAN
 
Bab 1 skripsi ujang
Bab 1 skripsi ujang Bab 1 skripsi ujang
Bab 1 skripsi ujang ujang asf
 
tinjauan rumah tradisional
tinjauan rumah tradisionaltinjauan rumah tradisional
tinjauan rumah tradisionalNoVa Anggraeni
 

Similar to Arsitektur Tradisional (20)

Arsitektur Vernakular Klmpk 1.pdf
Arsitektur Vernakular Klmpk 1.pdfArsitektur Vernakular Klmpk 1.pdf
Arsitektur Vernakular Klmpk 1.pdf
 
Rumah kampung urug (1)
Rumah kampung urug (1)Rumah kampung urug (1)
Rumah kampung urug (1)
 
Publikasi1 85012 2286
Publikasi1 85012 2286Publikasi1 85012 2286
Publikasi1 85012 2286
 
pengantar arsitektur
pengantar arsitekturpengantar arsitektur
pengantar arsitektur
 
Perancangan Perumahan dan Permukiman - Muara Angke, Jakarta Utara
Perancangan Perumahan dan Permukiman - Muara Angke, Jakarta UtaraPerancangan Perumahan dan Permukiman - Muara Angke, Jakarta Utara
Perancangan Perumahan dan Permukiman - Muara Angke, Jakarta Utara
 
PENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RA...
PENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RA...PENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RA...
PENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RA...
 
HER-1.pptx
HER-1.pptxHER-1.pptx
HER-1.pptx
 
Arsitektur brutalisme dan ceo brutalisme
Arsitektur brutalisme dan ceo brutalismeArsitektur brutalisme dan ceo brutalisme
Arsitektur brutalisme dan ceo brutalisme
 
Sejarah dan-perkembangan-arsitektur-dunia 2
Sejarah dan-perkembangan-arsitektur-dunia 2Sejarah dan-perkembangan-arsitektur-dunia 2
Sejarah dan-perkembangan-arsitektur-dunia 2
 
Pendekatan senibina revivalisme.metafora.regioal primitif
Pendekatan senibina   revivalisme.metafora.regioal primitifPendekatan senibina   revivalisme.metafora.regioal primitif
Pendekatan senibina revivalisme.metafora.regioal primitif
 
Arsitektur kenzo
Arsitektur kenzoArsitektur kenzo
Arsitektur kenzo
 
SEMINAR_ARSITEKTUR.pptx
SEMINAR_ARSITEKTUR.pptxSEMINAR_ARSITEKTUR.pptx
SEMINAR_ARSITEKTUR.pptx
 
D300050006
D300050006D300050006
D300050006
 
Topologi façade bangunan kolonial
Topologi façade bangunan kolonialTopologi façade bangunan kolonial
Topologi façade bangunan kolonial
 
Teori arsitektur
Teori arsitektur Teori arsitektur
Teori arsitektur
 
PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN ARSITEKTUR TRADISIONAL DI FASAD SEKOLAH MENENGAH AT...
PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN ARSITEKTUR TRADISIONAL DI FASAD SEKOLAH MENENGAH AT...PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN ARSITEKTUR TRADISIONAL DI FASAD SEKOLAH MENENGAH AT...
PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN ARSITEKTUR TRADISIONAL DI FASAD SEKOLAH MENENGAH AT...
 
Arsitektur Dalam Konteks Budaya
Arsitektur Dalam Konteks BudayaArsitektur Dalam Konteks Budaya
Arsitektur Dalam Konteks Budaya
 
Bab 1 skripsi ujang
Bab 1 skripsi ujang Bab 1 skripsi ujang
Bab 1 skripsi ujang
 
tinjauan rumah tradisional
tinjauan rumah tradisionaltinjauan rumah tradisional
tinjauan rumah tradisional
 
Arsitektur 1
Arsitektur 1Arsitektur 1
Arsitektur 1
 

More from josen sembiring

Power point TESIS 2010.ppt
Power point TESIS 2010.pptPower point TESIS 2010.ppt
Power point TESIS 2010.pptjosen sembiring
 
Power point Ketua PWI - tesis na.ppt
Power point Ketua PWI - tesis na.pptPower point Ketua PWI - tesis na.ppt
Power point Ketua PWI - tesis na.pptjosen sembiring
 
Askeb PERSALINAN - alemina.pptx
Askeb PERSALINAN - alemina.pptxAskeb PERSALINAN - alemina.pptx
Askeb PERSALINAN - alemina.pptxjosen sembiring
 
Etnografi SUKU ASMAT.docx
Etnografi SUKU ASMAT.docxEtnografi SUKU ASMAT.docx
Etnografi SUKU ASMAT.docxjosen sembiring
 
rpp-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
rpp-sosiologi-kelas-x-smt-1.docrpp-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
rpp-sosiologi-kelas-x-smt-1.docjosen sembiring
 
RPPSosiologiBerkarakterSMAKlsX-2.doc
RPPSosiologiBerkarakterSMAKlsX-2.docRPPSosiologiBerkarakterSMAKlsX-2.doc
RPPSosiologiBerkarakterSMAKlsX-2.docjosen sembiring
 
SilabusSosiologiSMABerkarakterX-1.doc
SilabusSosiologiSMABerkarakterX-1.docSilabusSosiologiSMABerkarakterX-1.doc
SilabusSosiologiSMABerkarakterX-1.docjosen sembiring
 
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-2.docprogram-semester-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-2.docjosen sembiring
 
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-1.docprogram-semester-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-1.docjosen sembiring
 
silabus-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
silabus-sosiologi-kelas-x-smt-2.docsilabus-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
silabus-sosiologi-kelas-x-smt-2.docjosen sembiring
 
PROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docx
PROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docxPROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docx
PROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docxjosen sembiring
 
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docxGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docxjosen sembiring
 
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HAMIL - Copy.docx
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HAMIL - Copy.docxMANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HAMIL - Copy.docx
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HAMIL - Copy.docxjosen sembiring
 
MANAJEMEN KEBIDANAN FISIOLOGIS.docx
MANAJEMEN KEBIDANAN FISIOLOGIS.docxMANAJEMEN KEBIDANAN FISIOLOGIS.docx
MANAJEMEN KEBIDANAN FISIOLOGIS.docxjosen sembiring
 

More from josen sembiring (20)

KOMUNIKASI BISNIS.ppt
KOMUNIKASI BISNIS.pptKOMUNIKASI BISNIS.ppt
KOMUNIKASI BISNIS.ppt
 
Autisme.ppt
Autisme.pptAutisme.ppt
Autisme.ppt
 
KTSP.ppt
KTSP.pptKTSP.ppt
KTSP.ppt
 
Power point TESIS 2010.ppt
Power point TESIS 2010.pptPower point TESIS 2010.ppt
Power point TESIS 2010.ppt
 
Power point Ketua PWI - tesis na.ppt
Power point Ketua PWI - tesis na.pptPower point Ketua PWI - tesis na.ppt
Power point Ketua PWI - tesis na.ppt
 
aids.ppt
aids.pptaids.ppt
aids.ppt
 
Askeb PERSALINAN - alemina.pptx
Askeb PERSALINAN - alemina.pptxAskeb PERSALINAN - alemina.pptx
Askeb PERSALINAN - alemina.pptx
 
Etnografi SUKU ASMAT.docx
Etnografi SUKU ASMAT.docxEtnografi SUKU ASMAT.docx
Etnografi SUKU ASMAT.docx
 
KONFLIK SOSIAL.docx
KONFLIK SOSIAL.docxKONFLIK SOSIAL.docx
KONFLIK SOSIAL.docx
 
rpp-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
rpp-sosiologi-kelas-x-smt-1.docrpp-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
rpp-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
 
RPPSosiologiBerkarakterSMAKlsX-2.doc
RPPSosiologiBerkarakterSMAKlsX-2.docRPPSosiologiBerkarakterSMAKlsX-2.doc
RPPSosiologiBerkarakterSMAKlsX-2.doc
 
SilabusSosiologiSMABerkarakterX-1.doc
SilabusSosiologiSMABerkarakterX-1.docSilabusSosiologiSMABerkarakterX-1.doc
SilabusSosiologiSMABerkarakterX-1.doc
 
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-2.docprogram-semester-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
 
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-1.docprogram-semester-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
 
silabus-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
silabus-sosiologi-kelas-x-smt-2.docsilabus-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
silabus-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
 
PROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docx
PROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docxPROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docx
PROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docx
 
PLASENTA PREVIA 2.docx
PLASENTA PREVIA 2.docxPLASENTA PREVIA 2.docx
PLASENTA PREVIA 2.docx
 
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docxGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
 
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HAMIL - Copy.docx
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HAMIL - Copy.docxMANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HAMIL - Copy.docx
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HAMIL - Copy.docx
 
MANAJEMEN KEBIDANAN FISIOLOGIS.docx
MANAJEMEN KEBIDANAN FISIOLOGIS.docxMANAJEMEN KEBIDANAN FISIOLOGIS.docx
MANAJEMEN KEBIDANAN FISIOLOGIS.docx
 

Recently uploaded

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 

Recently uploaded (20)

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 

Arsitektur Tradisional

  • 1. Arsitektur Tradisional Ternate dan Halmahera (Studi Analisa Konstruksi Tradisional) Indonesia memiliki banyak sekali arsitektur lokal semacam ini, dengan ragamnya yang amat kaya tersebar di seantero kepulauan kita. Berjenis arsitektur lokal di pelbagai daerah di Indonesia ini, jelas merupakan sumber-sumber informasi bagi pengetahuan khususnya tentang bangunan-bangunan dan lingkungan fisik yang khas dari masyarakat pribumi daerah yang bersangkutan. Pendahuluan Sudah diakui, bahwa dunia kini memiliki satu corak arsitektur. Perwujudannya adalah "Arsitektur Modern" yang disebut pula sebagai Arsitektur "Gaya Internasional". Corak ini merupakan hasil dari kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi abad 19 dan 20 yang mengakibatkan sebagian kebutuhan dan persyaratan hidup menjadi relatif sama pada masyarakat-masyarakat di dunia. Pemilikan teknik bangunan, teknologi membangun. bahan bangunan produk industri serta standar pendidikan arsitek/teknisi yang sama, terpakai dan berlaku di mana- mana, yang kemudian memperkuat kecenderungan wajah arsitektur di kota-kota dan kota-kota besar di dunia menjadi senada dan sebahasa. Asal usul gaya ini dan sejarah perkembangannya, sudah lama difikirkan dan ditulis orang, dan kini sudah merupakan pengetahuan tentang sejarah arsitektur dunia. Di pihak lain, walaupun belum (atau tidak) dimasukkan dalam bagian pengetahuan tentang sejarah arsitektur dunia tersebut di atas, sesungguhnya di bagian-bagian lain di dunia ini masih ada lagi arsitektur dengan corak yang sangat berbeda dengan corak modern. Banyak orang belum pernah tahu, bahkan memang orang belum memberikan nama pada arsitektur jenis ini. Kita boleh menamakannya arsitektur diaiek (vernacular), arsitektur tanpa nama (anonymus), arsitektur pedesaan (rural), arsitektur asli (indigenous), arsitektur alamiah (spontaneous), atau apa pun, tapi yang jelas ia adalah arsitektur lokal, setempat, sangat khas, yang dibangun menurut tradisi budaya masyarakat yang bersangkutan. Arsitektur-arsitektur lokal ini pada dasarnya berkaitan erat dengan hunian atau tempat tinggal beserta bangunan-bangunan dan struktur pelengkapnya (lumbung, tempat
  • 2. pemujaan, bangunan-bangunan tambahan, dll). Bangunan-bangunan hunian itu didirikan menurut konsep-konsep, nilai-nilai dan norma-norma yang diwariskan nenek moyang mereka. Perwujudan bentuk sebagai hasilnya seperti terlihat saat ini dapat dianggap tidak berbeda jauh dari perwujudan bentuk hasil tradisi yang sama pada masa-masa yang lampau walaupun perubahan-perubahan kecil maupun besar bisa saja terjadi pada masa yang silam. Dengan demikian, kalau kita mengamati bangunan-bangunan dalam "enclave" arsitektur lokal sekarang ini, yang dianggap oleh para anggota masyarakat setempat sebagai bangunan yang struktur dan bentuknya adalah sesuai dengan tradisi budaya mereka, paling tidak, ia dapat dianggap sebagai perwujudan tradisi mereka yang sama di masa lampau. Atas dasar anggapan ini, arsitektur lokal seperti yang dimaksud di atas dalam tulisan ini akan disebut sebagai arsitektur tradisional karena pernyataan bentuknya sesuai dengan kaidah-kaidah yang diakui bersama atau masih dianut oleh sebagian besar anggota masyarakat sebagai tradisi yang turun temurun. Kini, apa yang sedang terjadi pada kantong-kantong arsitektur tradisional kita ? Beberapa kasus dapat disebutkan berikut Ini: Masyarakat To Lore yang sudah ribuan tahun beranak pinak dan hidup serasi dengan tanah dan- hutan di dataran tinggi Sulawesi Tengah, mungkin akan segera dipindahkan dan dimukimkan kembali ke daerah lain. Hutan dan lembah di lereng Gunung Nokilalaki tempat mereka bermukim ini akan dijadikan cagar alam dan taman nasional "Lore Kalamanta". Tidakkah pemisahan secara drastis semacam ini, akan menimbulkan dekadensi kebudayaan dan punahnya suatu tradisi lama sebelum kita mengenalnya secara mendalam. Program "pemukiman kembali" yang teratur dan terarah terhadap masyarakat Badui Luar di Jawa Barat dari daerah asalnya di Kanekes ke Gunung Tunggal merupakan contoh yang sejenis dengan kasus masyarakat To Lore. Cepat atau lambat kemungkinan besar masyarakat Badui Dalam akan mengalami pula gilirannya. Contoh lain adalah program "turun ke tanah" yang dilaksahakan terhadap masyarakat Dayak di pedalaman Kalimantan Timur, yang selain dimukimkan kembali akibat daerah pemukiman asalnya termasuk hutan yang di-"konsesikan" mereka juga diajar untuk tinggal satu keluarga dalam satu rumah, tidak lagi bersama-sama dengan keluarga- keluarga lain semasyarakat. Banyak sekali lingkungan dan bangunan tradisional harus dibongkar dan dihancurkan akibat dilaksanakannya rencana pelebaran jalan, atau pembangunan "fasilitas" baru bagi lingkungan (shopping center, perkantoran dll.), baik pada tingkat kota, kecamatan maupun kabupaten. Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa bangunan-bangunan dan lingkungan tradisional kini berada dalam masa transisi di mana ia sedang mengalami perubahan- perubahan besar yang mengandung unsur kecenderungan untuk punah. Keinginan untuk memperbanyak usaha melakukan pencatatan dan perekaman pengetahuan tentang arsitektur tradisional adalah dalam rangka menyelamatkan pengetahuan ini agar tidak musnah bersamaan dengan musnahnya arsitektur itu sendiri. Penelitian arsitektur tradisional di Ternate, Halmahera dan sekitarnya yang dipaparkan dalam tulisan ini, merupakan realisasi dari keinginan dan usaha tersebut di atas. Penelitian ini masih merupakan penelitian awal dari serentetan rencana penelitian serupa yang akan dilakukan pada sebanyak mungkin arsitektur tradisional daerah- daerah lain di Indonesia. Penelitian-penelitian awal ini dilaksanakan dalam kerangka
  • 3. "Pra-Penelitian Sejarah Arsitektur Indonesia" oleh Jurusan llmu-ilmu Sejarah, Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Penelitian-penelitian Awal Yang Telah Dilaksanakan 1. Ruang Lingkup. Penelitian awal ini berusaha merekam arsitektur tradisional sebagaimana ia dibangun dan sebagaimana adanya dari beberapa lokasi di Ternate, Halmahera dan sekitarnya. Pengertian arsitektur, demikian pula arsitektur tradisional sebenarnya luas sekali. la mencakup bagian-bagian yang teraga dan juga yang tidak teraga. la mengandung standar-standar fisik dan simbolik dan ia memiliki pula banyak aspek, baik alamiah maupun manusiawi. Sebagai tahap paling awal penelitian ini membatasi diri pada perekaman kenyataan-kenyataan fisik saja dari bangunan-bangunan yang berkaitan dengan hunian atau tempat hnggal beserta bangunan-bangunan lain sebagai pelengkapnya. 2. Metode Penelitian. Menentukan contoh-contoh yang kiranya mewakili bentuk hunian atau lingkungan suatu wilayah dengan bantuan kepustakaan yang ada serta wawancara di lapangan. Melakukan pengukuran terhadap bangunan secara keseluruhan dan detail-detail bagian- bagian yang dianggap penting dalam arti mengandung telaah yang kaya dan majemuk. Untuk mendapatkan kesan-kesan yang menyeluruh digunakan alat potret sehingga terekam keterangan visual seperti suasana gelap/terang, warna, tekstur, hubungan- hubungan konstruksi dan bentuk-bentuk hiasan yang rumit. Untuk mencatat kemungkinan adanya varian dalam suatu `penyelesaian arsitektural, adanya bagian-bagian yang pernah diubah atau perubahan-perubahan akibat pengaruh ikiim dan cuaca, dilakukan wawancara dengan orang-orang terpandang yang tahu dalam bidang yang bersangkutan dengan menggunakan pita kaset. Menghubungkan data-data pengukuran dengan keterangan-keterangan hasil wawancara maupun literatur dan menuangkannya dalam bentuk "penggambaran kembali". . Hasil yang diperoleh adalah data-data dalam bentuk gambar-gambar yang terukur dan terskala sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 3. Hasil-hasil Penelitian Awal Hasil-hasil penelitian awal ini merupakan arsitektur-arsitektur daerah-daerah Siko dan Facei di Ternate, Dokiri di Tidore, Taraudu (Sahu), Cempaka (Sahu), Katana (Tobelo) dan Galela di Halmahera. Gambar-gambar dan keterangan-keterangan yang diberikan di sini, diambil dan merupakan sebagian kecil dari bahan laporan data. Kesimpulan-Kesimpulan Sementara Pra-penelitian yang hanya mengamati kenyataan-kenyataan fisik ini sangat dibatasi oleh obyek yang ada, sifat-sifatnya dan jumlah yang berhasil diamati. Sesungguhnya makin beragam dan majemuk serta makin banyak jumlah obyek yang diamati, akan makin memperhalus hasil yang dapat diperoleh. Pada penelitian awal yang telah dilakukan ini masih dianggap bahwa obyek yang diamati terlampau sedikit sehingga dalam menarik hasil daripadanya peneliti banyak melakukan "rampatan" (generalization). Oleh karena itu hasil-hasil ini perlu dianggap sebagai hasil yang masih bersifat sementara.
  • 4. Dari hasil rekaman yang sudah dikumpulkan, dapat diambil kesimpulan-kesimpulan sementara yang menunjukkan sifat-sifat umum arsitektur tradisional Halmahera dan sekitarnya, sebagai benkut : Bangunan-bangunan tempat tinggal umumnya konsentris, terdiri dari bagian inti di tengah (bilik dalam) dan bagian-bagian luar yang mengelilingi bagian inti (bilik luar). Bangunan-bangunan ini sebagian berdiri dengan lantai diangkat ±90 -150 cm di atas tanah (Siko, Pacei, Taraudu) dan sebagian lagi berlantai langsung di atas tanah (Dokiri, Katana, Galela). (c) Struktur bangunan adalah s`stem rangka (skeleton) dari kayu, bambu dan kombinasi dari keduanya. Bentuk bangunan adalah geometris, bentuk tetap segi delapan, dengan bagian yang tertinggi berbentuk pelana mengindikasikan bilik dalam sebagai bagian yang terpenting dari rumah. Bahan bangunan yang dipakai adalah bahan bangunan lokal, yang langsung terdapat di daerah itu seperti : kayu untuk rangka rumah; bambu untuk tulangan utama dinding, untuk tulangan dasar dari dinding, untuk bahan dinding/lantai (bambu belah); daun nipah untuk bahan atap, dan untuk dinding (pelepahnya). Tiang-tiang utama rangka rumah dan tulangan dasar dinding berdiri di atas umpak batu. Penyelesaian-penyelesaian detail sambungan konstruksi dan ke-mampuan membuat aneka ragam ornamen cukup unik, menun-jukkan adanya potensi pertukangan yang besar (skilled). Bangunan-bangunan memberikan asosiasi pada bentuk kapal. Kemungkinan-kemungkinan Penelitian Lebih Lanjut Dalam Laporan Pra-penelitian Sejarah Arsitektur Indonesia, telah disebut kemungkinan- kemungkinan penelitian lebih lanjut, yang jelas berlaku pula bagi kelanjutan penelitian awal terhadap arsitektur tradisional Ternate dan Halmahera. Kemungkinan- kemungkinan tersebut adalah sebagai berikut : Rekaman-rekaman yang telah diperoleh, merupakan rekaman dari keadaannya pada satu waktu tertentu. Dengan perkataan lain, perekaman ini pada waktu-waktu tertentu di masa yang akan datang perlu dikerjakan lagi secara berkala tapi terus menerus agar dapat menghasilkan rekaman-rekaman yang dapat memperlihatkan po/a perubahannya di kemudian hari. Perekaman terus menerus ini akan dapat memberikan petunjuk akan arah-arah perubahan yang disukai oleh seseorang atau sekelompok masyarakat yang bersangkutan. Langkah selanjutnya adalah meneliti perangai seseorang atau sekelompok masyarakat tersebut, dalam menghadapi setiap bentuk perubahan di tengah-tengah pembangunan ini. Rekaman-rekaman yang telah diperoleh, merupakan rekaman petunjuk-petunjuk untuk menyempurnakan metode penelitian yang dianut sebelumnya. Dengan metode yang disempurnakan ini penelitian-penelitian serupa dapat segera diterapkan pada daerah- daerah lain guna memperkaya jumlah obyek yang diamati sehingga dengan demikian generalisasi yang terpaksa telah di-lakukan pada hasil-hasil penelitian yang sekarang dapat diperhalus. Penelitian ini pun dapat membuka mata ke arah kenyataan akan adanya hubungan timbal balik antara "kepercayaan" (yakni hu-bungan kejiwaan antara manusia dengan alam lingkungannya) dengan pemanfaatan atau pengolahan benda. Hal ini menunjuk kepada gejala-gejala semiologik/semiotika, kaidah-kaidah linguis-tik atau penciptaan simbol-simbol, yang pada gilirannya merupa-kan bagian dari environmental communication. Hasil dari kegiatan ini akan mencakup berbagai bidang keilmuan.