SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
PROFIL ORGANISASI PEMBELAJARAN
DI SMK NEGERI 1 BINTAN, KAB. BINTAN,
     PROVINSI KEPULAUAN RIAU

            Disusun Sebagai Tugas Individu
Mata Kuliah “Organizational Development and Learning”
  yang diasuh Oleh: 1. Prof. Dr. Anik Gufron, M.Pd.
       2. Prof. Djamaludin Ancok, MA., Ph.D.




                             Oleh :

                JOKO PRASETIYO
              NIM. 11/327329/PEK/16768



         FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
              MAGISTER MANAJEMEN
       MANAJEMEN KEPENGAWASAN PENDIDIKAN
            UNIVERSITAS GADJAH MADA

Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning   1
PROFIL ORGANISASI PEMBELAJARAN
               DI SMK NEGERI 1 BINTAN, KABUPATEN BINTAN,
                            PROVINSI KEPULAUAN RIAU


A. Pendahuluan
         Sekolah sebagai Learning Organization (organisasi pembelajaran) adalah
  gambaran ideal sebuah sekolah. Sekolah sebagai organisasi pembelajaran merupakan inti
  dari pembelajaran itu sendiri, dalam organisasi pembelajaran sekolah adalah lingkungan
  pembelajaran yang terus belajar dalam menyesuaikan diri dengan keadaan atau beradaptasi
  dengan tantangan kemajuan jaman yang selalu dinamis, kunci dari sekolah sebagai
  organisasi pembelajaran adalah belajar yang tiada henti dan melakukan perbaikan yang
  berkesinambungan (continuous improvement).
         Organisasi belajar atau organisasi pembelajaran adalah suatu konsep dimana
  organisasi dianggap mampu untuk terus menerus melakukan proses pembelajaran mandiri
  (self leraning) sehingga organisasi tersebut memiliki ‘kecepatan berpikir dan bertindak’
  dalam merespon beragam perubahan yang muncul.             Peter Senge (1990) mengatakan
  sebuah organisasi pembelajar adalah organisasi “yang terus menerus memperbesar
  kemampuannya untuk menciptakan masa depannya” dan berpendapat mereka dibedakan
  oleh lima disiplin, yaitu: penguasaan pribadi, model mental, visi bersama, pembelajaran
  tim, dan pemikiran sistem.
         Agar sekolah mampu menjadi Learning Organization (LO) ada beberapa hal yang
  harus kita perhatikan agar sekolah mampu menjadi organisasi pembelajaran antara lain:
     1. Individu
         Individu yang dimaksud agar sekolah dapat menjadi organisasi pembelajaran
  adalah semua warga sekolah, bukan hanya siswa yang belajar tetapi guru, tenaga
  kependidikan, wakil kepala sekolah, kepala sekolah bahkan wali murid yang merupakan
  bagian dari sekolah juga harus terus belajar dan belajar yang tiada henti.
     2. Community of Learners (COL)
         Adalah komunitas pembelajar yang bertemu secara insidental yang belajar bersama
  dan sharing pengetahuan. Dalam COL ini dicontohkan adalah guru yang bertemu dengan
  guru yang lain dan melakukan diskusi untuk membahas strategi pembelajaran yang paling
  baik untuk siswa agar mampu menguasai materi.
     3. Learning Community (LC)


             Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning            2
Learning Community (LC) dalam organisasi sekolah adalah komunitas-komunitas
pakar yang membentuk organisasi yang akan membahas kesulitan-kesulitan yang dialami
oleh guru, misalnya MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran).
    4. Learning Organization (LO)
        Merupakan bagian yang paling tinggi kedudukannya, organisasi pembelajaran ini
hanya dapat tercapai jika unsur-unsur pembentuk di atas sudah tercapai. Jadi membangun
organisasi sekolah untuk menjadi organisasi pembelajaran adalah melalui tahap-tahap di
atas.
        Menurut Marquardt (2002:24) ada lima sub sistem yang harus dipahami dan harus
dikembangkan dalam organisasi pembelajaran yaitu : (1) Learning (pembelajaran), (2)
Organization (keorganisasian), (3) People (manusia), (4) Knowledge (pengetahuan), (5)
Technology (teknologi).




                          Gambar. System Learning Organization Model
                                (Sumber: Marquardt, 2002: 24)

        Kelima hal ini sangat penting untuk mempertahankan keberadaan organisasi
pembelajaran yang tengah berlangsung dan meyakinkan kesuksesan sekolah. Kelima
subsistem ini akan saling berinteraksi dan saling melengkapi satu sama lainnya. Jika ada
salah satu saja yang melemah atau tidak ada maka yang lainnya akan melemah pula.
Learning (pembelajaran) merupakan subsistem inti dari sebuah organisasi pembelajaran.
        Bagaimanakah cara kita mengukur sekolah sebagai organisasi pembelajaran ?
Angket yang di adopsi dari buku Building the Learning Organization yang ditulis oleh
Marquardt (2002:237-241) di bawah ini akan mencoba menjawab apakah sekolah anda
sudah menjadi organisasi pembelajaran. Dalam paparan data yang akan disajikan adalah
data yang diambil pada sebuah organisasi di SMK Negeri 1 Bintan, Kab. Bintan, Provinsi
Kepulauan Riau, sebagai berikut:

           Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning            3
B. Profil Organisasi Pembelajaran di SMK Negeri 1 Bintan


          PROFIL ORGANISASI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

Di bawah ini merupakan daftar berbagai pernyataan tentang organisasi sekolah Bapak/Ibu.
Bacalah tiap pernyataan dengan hati-hati dan putuskan pada tingkatan apa yang
merepresentasikan terhadap organisasi sekolah Bapak/Ibu. Gunakan skala berikut ini :

   (4) = apabila dilaksanakan secara total (Besar =75%-100% )
   (3) = apabila dilaksanakan pada tingkatan cukup besar (Cukup Besar =50%-75%)
   (2) = apabila dilaksanakan pada tingkatan moderat (Sedang =25%-50%)
   (1) = apabila dilaksanakan pada tingkatan kecil atau tidak ada tingkatan(Kurang=0-25%)


                          I. Dinamika Pembelajaran
                  Individu, Kelompok atau Tim, dan Organisasi
        dalam Organisasi di SMK Negeri 1 Bintan, Kab. Bintan, Prov. Kepri

Petunjuk : Berilah pilihan skor 1,2,3 atau 4 berdasarkan kondisi organisasi sekolah
          bapak/ ibu pada kolom yang telah disediakan

 NO                          DAFTAR PERNYATAAN                                   SKOR
 1.  Kami melihat pembelajaran berkelanjutan oleh semua guru dan karyawan
                                                                                   3
     sebagaimana tingginya prioritas Satuan pendidikan.
 2.  Kami terdorong dan diharap untuk mengelola pembelajaran dan
                                                                                   4
     pengembangan kami sendiri.
 3.  Warga sekolah menghindari membelokkan informasi dan menghalangi
     saluran komunikasi dengan secara aktif mendengarkan orang lain dan            4
     mempersilakan mereka memberikan timbal balik yang efektif.
 4.  Tiap individu dilatih dan dibina dalam belajar bagaimana untuk belajar yang
                                                                                   4
     baik.
 5.  Kami menggunakan berbagai metodologi percepatan pembelajaran (peta
                                                                                   4
     fikiran, mnemonics, gambar, musik).
 6.  Warga sekolah (guru, karyawan, siswa) memperluas pengetahuan melalui
                                                                                   4
     pendekatan pembelajaran adaptif, anticipatory, dan kreatif.
 7.  Semua rumpun mata pelajaran dan individu menggunakan proses
     pembelajaran aksi – yaitu, mereka belajar dari refleksi yang sangat baik
                                                                                   4
     pada permasalahan atau situasi dan menerapkan pengetahuan baru untuk
     aksi mendatang.
 8.  Semua rumpun mata pelajaran didorong untuk belajar dari satu sama lain
     dan berbagi tentang apa yang mereka pelajari dalam berbagai cara (melalui     3
     buletin elektronik, newsletter cetak, atau pertemuan antar grup).
 9.  Warga sekolah mampu berfikir dan bertindak dengan pendekatan
                                                                                   3
     komprehensif dan sistem.
 10. Semua rumpun mata pelajaran menerima pelatihan dalam hal bagaimana
                                                                                   3
     bekerja dan belajar dalam kelompok.
                                 SKOR TOTAL                                       36
                Dinamika Pembelajaran (Skor Maksimal = 40)

          Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning              4
II. Transformasi Organisasi : Visi, Budaya, Strategi, dan Struktur
           dalam Organisasi di SMK Negeri 1 Bintan, Kab. Bintan, Prov. Kepri

Petunjuk : Berilah pilihan skor 1,2,3 atau 4 berdasarkan kondisi organisasi sekolah
          bapak/ ibu pada kolom yang telah disediakan

      (4) = apabila dilaksanakan secara total (Besar =75%-100% )
      (3) = apabila dilaksanakan pada tingkatan cukup besar (Cukup Besar =50%-75%)
      (2) = apabila dilaksanakan pada tingkatan moderat (Sedang =25%-50%)
      (1) = apabila dilaksanakan pada tingkatan kecil atau tidak ada tingkatan(Kurang=0-25%)

 NO                              DAFTAR PERNYATAAN                                       SKOR
 1.      Pentingnya untuk menjadi organisasi pembelajaran difahami oleh semua
                                                                                          4
         warga di sekolah tersebut.
 2.      Manajemen level atas mendukung visi organisasi pembelajaran                      4
 3.      Terdapat iklim yang mendukung dan menghargai pentingnya pembelajaran.            4
 4.      Kami berkomitmen terhadap pembelajaran berkelanjutan dalam pengejaran
                                                                                          4
         peningkatan
 5.      Kami belajar dari kesalahan sebagaimana juga belajar dari kesuksesan,
                                                                                          3
         dalam hal itu bahwa kesalahan masih ditoleransi.
 6. K     Kami memberikan penghargaan kepada orang dan rumpun mata pelajaran
                                                                                          3
         untuk pembelajaran dan bantuan kepada orang lain untuk belajar
 7.      Kesempatan pembelajaran digabungkan ke dalam program dan pelaksanaan             3
 8.      Kami merancang cara-cara untuk berbagi pengetahuan dan meningkatkan
         pembelajaran melalui organisasi (rotasi pekerjaan yang sistematik lintas         3
         urusan sekolah, sistem on the job learning yang terstruktur).
 9.      Organisasi itu efisien dengan sedikit level fungsi organisasi, untuk
                                                                                          3
         memaksimalkan komunikasi dan pembelajaran lintas urusan sekolah.
 10.     Kami mengkoordinasikan usaha kami melalui lintas urusan dalam basis
         tujuan bersama dan pembelajaran, daripada pemeliharaan batasan urusan            3
         yang sudah tetap.
                                      SKOR TOTAL                                          34
                  Transformasi Organisasi (Skor Maksimal = 40)




             Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning              5
III. PEMBERDAYAAN ORANG/WARGA SEKOLAH :
 Manajer, Guru dan Karyawan, Pelanggan, Rekan, Supplier, dan Komunitas
           dalam Organisasi di SMK Negeri 1 Bintan, Kab. Bintan, Prov. Kepri


Petunjuk : Berilah pilihan skor 1,2,3 atau 4 berdasarkan kondisi organisasi sekolah
          bapak/ ibu pada kolom yang telah disediakan

      (4) = apabila dilaksanakan secara total (Besar =75%-100% )
      (3) = apabila dilaksanakan pada tingkatan cukup besar (Cukup Besar =50%-75%)
      (2) = apabila dilaksanakan pada tingkatan moderat (Sedang =25%-50%)
      (1) = apabila dilaksanakan pada tingkatan kecil atau tidak ada tingkatan(Kurang=0-25%)

 NO                              DAFTAR PERNYATAAN                                        SKOR
 1.      Kami berjuang untuk mengembangkan suatu kekuatan kerja yang
                                                                                           4
         terberdayakan yang mampu untuk belajar dan berkinerja.
 2.      Kewenangan didesentralisasikan dan didelegasikan dalam proporsi untuk
                                                                                           4
         tanggung jawab dan kemampuan pembelajaran.
 3.      Kepala Sekolah dan bawahannya bekerja dalam rekanan kerja untuk belajar
                                                                                           4
         dan memecahkan masalah bersama-sama.
 4.      Kepala Sekolah mengambil peran sebagai pelatih, mentor, dan fasilitator
                                                                                           4
         pembelajaran.
 5.      Kepala Sekolah menghasilkan dan meningkatkan kesempatan pembelajaran
         sebagaimana dorongan eksperimentasi dan refleksi pada pengetahuan baru            4
         sehingga hal itu dapat digunakan.
 6.      Warga sekolah secara aktif berbagi pengetahuan dengan siswa dan pada
         waktu yang sama meraih ide-ide dan masukan mereka dalam rangka belajar            3
         dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
 7.      Kami memberikan kesempatan kepada siswa dan orang tua untuk                       3
         berpartisipasi dalam pembelajaran dan pelatihan.
 8.      Belajar dari rekan (rumpun/non rumpun mata pelajaran) dimaksimalkan
         melalui perencanaan terdepan sumberdaya dan strategi yang dikhususkan             4
         untuk pemerolehan pengetahuan dan keterampilan.
 9.      Kami berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dengan para orang tua
                                                                                           4
         siswa, kelompok komunitas, asosiasi profesional, dan institusi akademik.
 10.     Kami secara aktif terus mencari rekan pembelajaran diantara warga sekolah,
                                                                                           4
         pemerhati pendidikan, dan orang tua siswa.
                                    SKOR TOTAL                                             38
               PEMBERDAYAAN ORANG (Skor Maksimal = 40)

             Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning               6
IV. MANAJEMEN PENGETAHUAN :

  Pemerolehan, Kreasi, Penyimpanan, Pemulihan, Transfer, dan Penggunaan
           dalam Organisasi di SMK Negeri 1 Bintan, Kab. Bintan, Prov. Kepri


Petunjuk : Berilah pilihan skor 1,2,3 atau 4 berdasarkan kondisi organisasi sekolah
          bapak/ ibu pada kolom yang telah disediakan

      (4) = apabila dilaksanakan secara total (Besar =75%-100% )
      (3) = apabila dilaksanakan pada tingkatan cukup besar (Cukup Besar =50%-75%)
      (2) = apabila dilaksanakan pada tingkatan moderat (Sedang =25%-50%)
      (1) = apabila dilaksanakan pada tingkatan kecil atau tidak ada tingkatan(Kurang=0-25%)

 NO                                DAFTAR PERNYATAAN                                         SKOR
 1.      Secara aktif kami mencari informasi yang meningkatkan kerja organisasi
         sekolah dengan penggabungan hasil lulusan dan/atau proses yang ada di luar           4
         fungsi organisasi sekolah.
 2.      Kami mempunyai sistem yang dapat diakses untuk pengumpulan informasi
                                                                                              3
         internal dan eksternal.
 3.      Kami memonitor trend yang terjadi di luar organisasi sekolah dengan melihat
         pada apa yang dilakukan orang lain; hal ini termasuk praktek terbaik oleh
                                                                                              3
         sekolah   lain, menghadiri konferensi, dan pengujian penelitian yang
         dipublikasikan.
 4.      Warga sekolah dilatih dalam hal keterampilan berfikir kreatif, inovasi, dan          4
         eksperimentasi.
 5.      Kami sering menciptakan media pembelajaran sebagai alat tes sebagai cara
                                                                                              3
         baru mengembangkan prestasi siswa dan/atau layanan pendidikan di sekolah
 6.      Kami telah mengembangkan sistem dan struktur untuk meyakinkan bahwa
         pengetahuan penting diberikan kode, disimpan, dan dibuat tersedia bagi mereka        3
         yang memerlukan dan dapat menggunakannya.
 7.      Warga sekolah sadar akan perlunya mempertahankan pembelajaran organisasi             3
         yang penting dan berbagi pengetahuan dengan yang lain.
 8.      Tim lintas urusan sekolah digunakan untuk mentransfer pembelajaran penting
                                                                                              3
         pada lintas mata pelajaran dan fungsi pengembangan kegiatan ekstrakurikuler.
 9.      Kami melanjutkan untuk mengembangkan strategi dan mekanisme baru untuk
                                                                                              3
         berbagi pembelajaran melalui organisasi sekolah.
 10.     Kami mendukung lokasi sekolah, unit kegiatan, dan program tertentu yang
         menghasilkan pengetahuan dengan menyediakan orang dengan kesempatan                  4
         belajar.
                                     SKOR TOTAL                                               33
            MANAJEMEN PENGETAHUAN (Skor Maksimal = 40)



             Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning                  7
V. APLIKASI TEKNOLOGI:
       Sistem Informasi Pengetahuan, Pembelajaran Berbasis Teknologi,
                    Sistem Elektronik Pendukung Kinerja
        dalam Organisasi di SMK Negeri 1 Bintan, Kab. Bintan, Prov. Kepri


Petunjuk : Berilah pilihan skor 1,2,3 atau 4 berdasarkan kondisi organisasi sekolah
          bapak/ ibu pada kolom yang telah disediakan

 (4) = apabila dilaksanakan secara total (Besar =75%-100% )
 (3) = apabila dilaksanakan pada tingkatan cukup besar (Cukup Besar =50%-75%)
 (2) = apabila dilaksanakan pada tingkatan moderat (Sedang =25%-50%)
 (1) = apabila dilaksanakan pada tingkatan kecil atau tidak ada tingkatan(Kurang=0-25%)


 NO                            DAFTAR PERNYATAAN                                          SKOR
 1.    Pembelajaran difasilitasi oleh sistem informasi berbasis komputer yang
                                                                                           4
       efektif dan efisien.
 2.    Warga sekolah telah siap mengakses jalur informasi melalui, misalnya LAN
                                                                                           4
       (Local Area Network), internet, dan intranet.
 3.    Fasilitas pembelajaran menggabungkan dukungan multimedia elektronik
       dan suatu lingkungan berbasis pada integrasi seni, warna, musik, dan visual         3
       yang kuat.
 4.    Program pembelajaran yang dibantu komputer dan bantuan pekerjaan
                                                                                           3
       dengan alat elektronik (tepat waktu dan software flowchart) sudah tersedia.
 5.    Kami menggunakan teknologi groupware untuk mengelola proses kelompok
                                                                                           2
       seperti kegiatan sekolah, urusan, dan manajemen organisasi sekolah.
 6.    Kami    mendukung      pembelajaran    tepat    waktu,   suatu   sistem yang
       mengintegrasikan sistem pembelajaran teknologi tinggi, pelatihan, dan kerja         3
       aktual pada pekerjaan ke dalam proses tunggal.
 7.    Sistem pendukung kinerja elektronik memampukan warga sekolah untuk                  4
       belajar dan berkinerja lebih baik.
 8.    Kami merancang dan menata sistem pendukung kinerja elektronik agar                  4
       sesuai dengan persyaratan pembelajaran di sekolah.
 9.    Warga sekolah mempunyai akses penuh terhadap data yang diperlukan                   3
       dalam rangka melakukan pekerjaan secara efektif.
 10.   Kami dapat mengadaptasikan sistem software untuk mengumpulkan,
       memberi kode, menyimpan, membuat, dan mentransfer informasi agar                    4
       benar-benar sesuai dengan kebutuhan di sekolah.
                                   SKOR TOTAL                                              34
               APLIKASI TEKNOLOGI (Skor Maksimal = 40)

           Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning                 8
Skor Total Semuanya dari lima sub sistem adalah:

            175         5 Subsistem (skor maksimum 200)

        Tingkat pencapaian profil sekolah sebagai organisasi pembelajaran adalah 87.5 %,
  kalau dihitung skor rata-ratanya adalah 3.5, berarti pelaksanaan Learning Organization
  (Organisasi Pembelajaran) dari kelima subsistem di SMKN 1 Bintan berada pada
  tingkatan yang cukup besar.



C. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

         Dari hasil pengisian angket yang telah dilakukan di SMKN 1 Bintan, dengan
  metode evaluasi diri (pihak sekolah menilai diri sendiri) tingkat pencapaian dan
  implementasi profil organisasi pembelajaran, maka dapat dianalisis sebagai berikut :


     1. Dinamika Pembelajaran, Individu, grup atau tim, dan organisasi
        Pada bagian dinamika pembelajaran tersebut, jumlah skor adalah 36 dari 40 skor
  total, artinya 90% dinamika pembelajaran yang dilakukan oleh individu, grup maupun
  organisasi. kalau dihitung skor rata-ratanya adalah 3.6, berarti pelaksanaan subsistem
  Learning (pembelajaran) di SMKN 1 Bintan berada pada tingkatan yang cukup besar.
         Learning (pembelajaran) merupakan subsistem inti dari sebuah organisasi
  pembelajaran. Jika kita lihat dari pengertiannya, bahwa belajar adalah suatu proses dimana
  individu memperoleh pengetahuan dan insight yang menghasilkan perubahan tingkah laku
  dan tindakan, baik itu pembelajaran afektif, kognitif maupun psikomotorik. Menurut
  Redding (1994), individuall learning adalah hal yang sangat mendasar untuk melanjutkan
  transformasi organisasi, memperluas kemampuan inti organisasi dan mempersiapkan
  semua orang untuk menghadapi masa depan yang belum menentu.

        Kelebihan SMKN 1 Bintan dalam menerapkan subsistem Learning adalah: (1)
  Sudah mengelola dan mengembangkan pembelajaran secara mandiri, (2) pelatihan dan
  pembinaan individu dalam pembelajaran sudah dilaksanakan secara total, (3) berbagai
  metodologi pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik, (4) pendekatan pembelajaran
  adaptif, anticipatory, pembelajaran kreatif, dan proses pembelajaran aksi sudah
  dilaksanakan secara total.
        Kekurangan SMKN 1 Bintan dalam menerapkan subsistem Learning adalah: (1)
  perlu peningkatan pembelajaran berkelanjutan (continuous learning) oleh semua guru,
             Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning              9
karyawan dan siswa, (2) pembelajaran antar team di sekolah melalui berbagai media
(buletin elektronik, surat kabar, atau pertemuan antar grup) perlu ditingkatkan, (3)
pendekatan komprehensif dan pendekatan sistem dalam pembelajaran perlu ditingkatkan.
      Subsistem Learning (pembelajaran) dapat digambarkan sebagai berikut:




              (Sumber: Marquardt, 2002: 36)

   2. Transformasi Organisasi : Visi, Budaya, Strategi dan Struktur
              Pada bagian transformasi organisasi tersebut, jumlah skor yang diperoleh
       adalah 34 dari skor total 40, artinya transformasi organisasi yang ada di SMKN 1
       Bintan adalah 85%, kalau dihitung skor rata-ratanya adalah 3.4, berarti
       pelaksanaan subsistem Organization di SMKN 1 Bintan berada pada tingkatan
       yang cukup besar, baik itu transformasi visi, budaya, strategi maupun struktur
       yang ada.
              Dari hasil pengisian angket tersebut terdapat nilai yang cukup tinggi yaitu
       bagaimana para guru belajar dari kegagalan masa lalu, dan berkomitmen terhadap
       pembelajaran yang berkelanjutan. Hal ini selaras dengan apa yang dikemukakan
       oleh Marquardt (2002) menyatakan bahwa bahwa untuk berkembang sebagai
       suatu entitas yang baru, organisasi harus mengkonfigurasi ulang dirinya dengan
       berfokus pada empat dimensi dari subsistem organisasi yaitu : visi, budaya,
       strategi, dan struktur. Masing-masing dimensi tersebut harus berubah dalam tujuan
       dan bentuk, dari fokus pada kerja dan produktivitas menjadi fokus pada
       pembelajaran dan pengembangan. Di sekolah tersebut dapat disimpulkan hanya
       sebagian guru dan karyawan saja yang menyadari pentingnya pembaharuan visi,
       kultur, strategi dan struktur organisasi sekolah tersebut, artinya sangat
          Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning              10
diperlukannya tambahan dukungan dari top level yang dalam hal ini adalah Kepala
   Sekolah, penghargaan bagi individu yang melaksanakan pembelajaran, tugas
   belajar/ijin belajar, serta merekayasa ulang kebijakan dan struktur pembelajaran.
          Kelebihan SMKN 1 Bintan dalam menerapkan subsistem organisasi
   adalah: (1) Semua warga sekolah memahami pentingnya untuk menjadi organisasi
   pembelajaran, (2) Kepala sekolah mendukung visi organisasi pembelajaran, (3)
   Iklim sekolah yang mendukung dan menghargai pentingnya pembelajaran, dan
   komitmen terhadap peningkatan pembelajaran berkelanjutan (continuous learning)
   yang tinggi.
          Kekurangan SMKN 1 Bintan dalam menerapkan subsistem organisasi
   adalah: (1) perlu peningkatan pemberian penghargaan kepada guru, karyawan dan
   warga sekolah yang berkomitmen terhadap peningkatan kualitas pembelajaran, (2)
   perlu peningkatan koordinasi antar stakeholder sekolah dalam peningkatan kualitas
   pembelajaran di sekolah, (3) perlu peningkatan sistem on the job learning bagi
   semua warga sekolah.
          Sub sistem Organisasi dapat digambarkan sebagai berikut:




          (Sumber: Marquardt, 2002: 74)

3. Pemberdayaan Warga Sekolah: Manager, Karyawan/Guru, Pelanggan/ Siswa,
   Rekanan, Suplier dan Komunitas

          Pada bagian pemberdayaan warga sekolah tersebut, jumlah skor yang
   diperoleh adalah 38 dari skor total 40, artinya pemberdayaan warga sekolah di
   SMKN 1 Bintan adalah 95%, kalau dihitung skor rata-ratanya adalah 3.8, berarti
   pelaksanaan subsistem pemberdayaan warga di SMKN 1 Bintan berada pada
       Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning               11
tingkatan yang cukup besar dan mendekati pelaksanaan secara total pada subsistem
pemberdayaan warga sekolah.
       Pemberdayaan tersebut      meliputi Kepala Sekolah, guru dan karyawan,
siswa, mitra sekolah, dalam hal ini dunia industri dan dunia usaha, supplier atau
sekolah asal siswa atau pemasok bahan-bahan sarana dan prasarana bagi sekolah
dan komunitas atau Komite sekolah, forum alumni dan lain-lainnya.
       Dari hasil pengisian angket tersebut, delapan dari sepuluh komponen
mendapatkan skor 4. Hal ini karena pada kenyataannya Kepala Sekolah mampu
mendorong stafnya, dalam hal ini guru, untuk melanjutkan pendidikan lanjut,
melanjutkan kuliah S 2, atau pendidikan dan pelatihan bagi guru-guru bidang studi
produktif, normatif dan adaptif yang diselenggarakan oleh P4TK Malang, P4TK
Medan dan P4TK Bandung dan P4TK Yogyakarta, maupun pelatihan-pelatihan
guru dan karyawan di tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi.           Hal ini sangat
disadari benar oleh Kepala Sekolah bahwa warga sekolah adalah aspek penting
bagi organisasi pembelajaran karena hanya orang yang mempunyai kapasitas untuk
balajar untuk mengambil informasi dan memindahkannya menjadi pengetahuan
yang berharga bagi orang lain secara personal dan organisasi.
       Menyeimbangkan kebutuhan individu dan organisasi adalah hal penting
agar produktivitas dan kualitas hidup kerja guru dan karyawan bisa baik. Selain itu
hubungan dengan pihak eksternal sangat diperlukan untuk mengetahui keinginan
dan tuntutan pasar akan output kita. Pemberdayaan komite sebagai pemberi
pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan sangat diperlukan, agar
kebijakan atau hasil keputusan dapat diterima oleh semua pihak dengan penuh rasa
tanggung jawab.
       Kelebihan SMKN 1 Bintan dalam menerapkan subsistem people atau
pemberdayaan warga sekolah adalah sudah mengimplementasikan dengan baik
subsistem pemberdayaan warga sekolah, karena 8 dari 10 komponen subsistem
mendapatkan skor 4. Kepala Sekolah mampu mendorong stafnya, dalam hal ini
guru, untuk melanjutkan pendidikan lanjut, melanjutkan kuliah S 2, atau
pendidikan dan pelatihan.
       Kekurangan SMKN 1 Bintan dalam menerapkan subsistem people atau
pemberdayaan warga sekolah adalah: Perlu peningkatan kesadaran warga sekolah
untuk secara aktif berbagi pengetahuan (knowledge sharing) antar guru, siswa, dan


   Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning               12
warga sekolah, dan pada waktu yang sama meraih ide-ide dan masukan mereka
   dalam rangka belajar dan meningkatkan prestasi belajar siswa dan prestasi sekolah.
          Sub sistem People dapat digambarkan sebagai berikut:




          (Sumber: Marquardt, 2002: 112)

4. Manajemen Pengetahuan: Akuisisi, kreasi, penyimpanan, pemulihan dan
   transfer.

          Pada bagian Manajemen Pengetahuan tersebut, skor yang diperolah adalah
   33 dari skor total 40, artinya penerapan manajemen pengetahuan di sekolah
   tersebut adalah   82.5%, kalau dihitung skor rata-ratanya adalah 3.3, berarti
   pelaksanaan subsistem knowledge (pengetahuan) di SMKN 1 Bintan berada pada
   tingkatan yang cukup besar.
          Hal ini menunjukkan lebih dari sebagian warga sekolah sudah menerapkan
   manajemen pengetahuan, baik pada tingkat individu, kelompok maupun organisasi.
   Dalam hal ini perlu disadari bersama bahwa manajemen pengetahuan             telah
   menjadi unsur penting bagi organisasi dibanding sumber daya lain seperti posisi
   pasar, teknologi serta asset organisasi lainnya (Steward, 1997). Dalam kasus
   manajemen pengetahuan yang ada di SMKN 1 Bintan tersebut masih berada pada
   level storage (penyimpanan), dimana penyimpanan pengetahuan menggunakan
   sistem teknis seperti rekaman, data base, dan proses manusiawi, sehingga sangat
   riskan terhadap ancaman kehilangan pengetahuan karena penyimpanan tersebut
   menjadi terpisah secara fisik dan terdesentralisi. Pada level inilah perlu sekali
   pembenahan, agar pengetahuan yang sudah tersimpan di organisasi bisa dianalisis

      Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning              13
dan ditransfer agar pengetahuan tersebut tetap ada dan bisa diakses oleh siapa saja
   walaupun organisasi tersebut senantiasa berganti sumber daya.
          Kelebihan SMKN 1 Bintan dalam menerapkan sub sistem knowledge atau
   manajemen pengetahuan adalah: (1) Warga sekolah secara aktif mencari informasi
   yang meningkatkan kerja organisasi sekolah, (2) adanya kesempatan warga sekolah
   untuk dilatih dalam hal keterampilan berfikir kreatif, inovasi, dan eksperimentasi.
          Kekurangan SMKN 1 Bintan dalam menerapkan sub sistem knowledge
   atau manajemen pengetahuan adalah: kurangnya kesadaran para warga sekolah
   untuk melakukan knowledge sharing (berbagi pengetahuan) kepada warga sekolah
   yang lain.
          Sub sistem Knowledge (pengetahuan) dapat digambarkan sebagai berikut:




          (Sumber: Marquardt, 2002:143)

5. Aplikasi Teknologi: Sistem Pengetahuan Informasi, Pembelajaran Berbasis
   Teknologi dan Sistem Pendukung Kinerja Elektronik.

          Pada bagian Aplikasi Teknologi tersebut, skor yang diperoleh adalah 34
   dari skor total 40, atau sekitar 85% pemanfaatan teknologi yang diaplikasikan
   sekolah tersebut dalam proses pembelajaran maupun administrasi, kalau dihitung
   skor rata-ratanya adalah 3.6, berarti pelaksanaan subsistem teknologi di SMKN 1
   Bintan berada pada tingkatan yang cukup besar.
          Teknologi Informasi (TI) dapat meningkatkan komunikasi, melebur batas-
   batas dalam organisasi dan meningkatkan berbagai kemungkinan hubungan diluar
   hirarki, bahkan menciptakan lingkungan belajar elektronis dimana semua warga
   sekolah memiliki akses data yang sama, hal ini masih kurang disadari warga

       Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning                14
SMKN 1 Bintan, terlihat dari media pembelajaran yang belum semuanya berbasis
       TI, masih ada sebagian guru yang belum menggunakan pembelajaran berbasis TI,
       kurang optimalnya penggunaan website yang dimiliki sekolah untuk kegiatan
       pembelajaran seperti meng upload soal-soal atau materi-materi pembelajaran.
       Masih enggannya guru untuk membuat blog dan website sebagai sarana berbagi
       pengetahuan antar guru baik dalam satu sekolah maupun lintas sekolah.
              Kelebihan SMKN 1 Bintan dalam menerapkan subsistem teknologi adalah:
       (1) Pembelajaran sudah difasilitasi oleh sistem teknologi informasi berbasis
       komputer, (2) sebagian besar warga sekolah telah mengakses jalur informasi
       melalui, misalnya LAN (Local Area Network), internet, dan intranet, (3) pihak
       sekolah sudah merancang dan menata sistem pendukung kinerja elektronik agar
       sesuai dengan persyaratan pembelajaran di sekolah.
              Kekurangan SMKN 1 Bintan dalam menerapkan subsistem teknologi
       adalah: (1) masih ada sebagian guru yang belum menggunakan pembelajaran
       berbasis TI, kurang optimalnya penggunaan website yang dimiliki sekolah untuk
       kegiatan pembelajaran seperti meng upload soal-soal atau materi-materi
       pembelajaran, (2) Masih enggannya guru untuk membuat blog dan website sebagai
       sarana berbagi pengetahuan antar guru baik dalam satu sekolah maupun lintas
       sekolah.


Sub sistem Teknologi dapat digambarkan sebagai berikut:




              (Sumber: Marquardt, 2002:178)


          Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning           15
D. Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran
        Alasan mengapa Learning Organization (Organisasi Pembelajaran) perlu
diterapkan dalam organisasi sekolah adalah: (1) Organisasi tangguh adalah organisasi yang
tak lapuk dimakan usia dan bersifat “survival of the fittest”, (2) Konsep “survival of the
fittest” menuju “the survival of the fittest to learn”, (3) Organisasi pembelajaran sebagai
alternatifnya, yang diharapkan mampu beradaptasi dan merespons tuntutan kebutuhan, (4)
Organisasi pembelajaran memiliki tuntutan setiap warga belajar terus menerus untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat (Schlechty, 2009).
       Peter Senge (1990) mengemukakan bahwa di dalam learning organization yang
efektif diperlukan 5 dimensi yang akan memungkinkan organisasi untuk belajar,
berkembang, dan berinovasi yakni :
1. Personal Mastery. Kemampuan untuk secara terus menerus dan sabar memperbaiki
    wawasan agar objektif dalam melihat realitas dengan pemusatan energi pada hal-hal
    yang strategis. Organisasi pembelajaran memerlukan karyawan yang memiliki
    kompetensi yang tinggi, agar bisa beradaptasi dengan tuntutan perubahan, khususnya
    perubahan teknologi dan perubahan paradigma bisnis dari paradigma yang berbasis
    kekuatan fisik ke paradigma yang berbasis pengetahuan.
2. Mental Model. Suatu proses menilai diri sendiri untuk memahami, asumsi, keyakinan,
    dan prasangka atas rangsangan yang muncul. Mental model memungkinkan manusia
    bekerja dengan lebih cepat. Namun, dalam organisasi yang terus berubah, mental
    model ini kadang-kadang tidak berfungsi dengan baik dan menghambat adaptasi yang
    dibutuhkan. Dalam organisasi pembelajar, mental model ini didiskusikan, dicermati,
    dan direvisi pada level individual, kelompok, dan organisasi.
3. Shared Vision. Komitmen untuk menggali visi bersama tentang masa depan secara
    murni tanpa paksaan. Oleh karena organisasi terdiri atas berbagai orang yang berbeda
    latar belakang pendidikan, kesukuan, pengalaman serta budayanya, maka akan sangat
    sulit bagi organisasi untuk bekerja secara terpadu kalau tidak memiliki visi yang sama.
    Selain perbedaan latar belakang karyawan, organisasi juga memiliki berbagai unit
    yang pekerjaannya berbeda antara satu unit dengan unit lainnya. Untuk menggerakkan
    organisasi pada tujuan yang sama dengan aktivitas yang terfokus pada pencapaian
    tujuan bersama diperlukan adanya visi yang dimiliki oleh semua orang dan semua unit
    yang ada dalam organisasi.
4. Team Learning. Kemampuan dan motivasi untuk belajar secara adaptif, generatif,
    dan berkesinambungan. Kini makin banyak organisasi berbasis tim, karena rancangan
           Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning               16
organisasi dibuat dalam lintas fungsi yang biasanya berbasis team. Kemampuan
    organisasi untuk mensinergikan kegiatan tim ini ditentukan oleh adanya visi bersama
    dan kemampuan berfikir sistemik seperti yang telah diuraikan di atas. Namun
    demikian tanpa adanya kebiasaan berbagi wawasan sukses dan gagal yang terjadi
    dalam suatu tim, maka pembelajaran organisasi akan sangat lambat, dan bahkan
    berhenti. Pembelajaran dalam organisasi akan semakin cepat kalau orang mau berbagi
    wawasan dan belajar bersama-sama. Berbagi wawasan pengetahuan dalam tim
    menjadi sangat penting untuk peningkatan kapasitas organisasi dalam menambah
    modal intelektualnya.
5. Sistem Thinking. Organisasi pada dasarnya terdiri atas unit yang harus bekerja sama
    untuk menghasilkan kinerja yang optimal. Unit-unit itu antara lain ada yang disebut
    divisi, direktorat, bagian, atau cabang. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan
    oleh kemampuan organisasi untuk melakukan pekerjaan secara sinergis. Kemampuan
    untuk membangun hubungan yang sinergis ini hanya akan dimiliki kalau semua
    anggota unit saling memahami pekerjaan unit lain dan memahami juga dampak dari
    kinerja unit tempat dia bekerja pada unit lainnya. Kelima dimensi dari Peter Senge
    tersebut perlu dipadukan secara utuh, dikembangkan dan dihayati oleh setiap anggota
    organisasi, dan diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Kelima dimensi organisasi
    pembelajaran ini harus hadir bersama-sama dalam sebuah organisasi untuk
    meningkatkan    kualitas   pengembangan      SDM,     karena   mempercepat     proses
    pembelajaran organisasi dan meningkatkan kemampuannya untuk beradaptasi pada
    perubahan dan mengantisipasi perubahan di masa depan. Kelima dimensi dari Peter
    Senge tersebut perlu dipadukan secara utuh, dikembangkan dan dihayati oleh setiap
    anggota organisasi, dan diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Kelima dimensi
    organisasi pembelajaran ini harus hadir bersama-sama dalam sebuah organisasi untuk
    meningkatkan    kualitas   pengembangan      SDM,     karena   mempercepat     proses
    pembelajaran organisasi dan meningkatkan kemampuannya untuk beradaptasi pada
    perubahan dan mengantisipasi perubahan di masa depan.


       Adapun kondisi sekolah dalam learning organization dan peran masing-masing
komponen dapat dijabarkan sebagai berikut:
   1. Kegiatan inti sekolah
       Sekolah dalam organisasi pembelajaran adalah mendesain kegiatan yang
menantang siswa untuk belajar. Artinya tujuan sekolah adalah memberikan fasilitas agar
           Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning              17
desain-desain kegiatan pembelajaran siswa yang dapat menantang daya kreatifitas siswa,
sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuannya secara optimal. Tujuan utama
sekolah bukan lagi semata-mata bisa meluluskan siswanya 100% dan              Nilai Ujian
Nasionalnya tinggi, tetapi lebih menekankan pada prosesnya, dan sekolah juga harus
lebih menekankan pada outcome yaitu seberapa banyak lulusan sekolah yang mendapatkan
pekerjaan sesuai dengan kompetensinya atau melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi,
bukan semata-mata hanya mengejar output saja.
   2. Siswa
       Dalam lingkungan sekolah sebagai organisasi pembelajaran kegiatan siswa adalah
sebagai knowledge worker atau pencari pengetahuan dengan menggunakan sudut pandang
siswa maka siswa dalam mencari pengetahuan dengan bekerja dalam tim, memecahkan
masalah bersama, dan yang paling penting siswa tahu bagaimana cara belajar yang baik.
   3. Guru
       Dalam organisasi pembelajaran guru berperan sabagai pemimpin dan desainer serta
pemandu pembelajaran dengan memberikan motivasi kepada siswa, merancang tugas-
tugas yang menantang bagi siswa, memberikan alternatif berbagai sumber belajar yang
relevan, serta bersama siswa dan orang tua membuat jaringan belajar.
   4. Peran Kepala Sekolah
       Dalam organisasi pembelajaran adalah manjadi pemimpinnya pemimpin artinya
kepala sekolah yang dapat memberdayakan guru untuk menjadi bertanggung jawab atas
apa yang di lakukannya di kelas, sehingga guru menjadi pemimpin yang dapat langsung
dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab atas permasalahan di kelas tanpa
harus menunggu kepala sekolah, sehingga peran kepala sekolah dalam Learning
Organization adalah menjadi pemimpinnya pemimpin (leader of leaders).
   5. Orang tua
       Dalam organisasi pembelajaran orang tua adalah school partner, artinya orang tua
berpartisipasi penuh, aktif, pembelajar, dan membentuk jaringan belajar untuk optimalisasi
pembelajaran siswa.
   6. Pengawas Sekolah
       Berperan sebagai pemimpin moral dan intelektual yang berperan sebagai orang
yang memecahkan masalah dengan pemberdayaan guru dan kepala sekolah, jadi inti dari
peran pengawas adalah pemberdayaan bukan datang ke sekolah untuk mengatasi masalah
sendiri, tanpa melibatkan guru dan kepala sekolah.


           Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning              18
7. Dinas Pendidikan
        Berperan sebagai capacity builder artinya dinas adalah lembaga yang mensuport
sekolah dengan mengadakan pelatihan-pelatihan kepada guru, kepala sekolah dan tenaga
kependidikan agar mampu dan menguasai bagaimana belajar cara belajar yang baik dan
yang paling penting adalah guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan terus belajar dan
belajar lagi.
    8. Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI)
        Dunia Usaha dan Dunia Industri berperan sebagai partner and customer dari
sekolah. DUDI perlu bekerjasama dengan pihak sekolah untuk meningkatkan kualitas
sekolah dan menuju organisasi pembelajaran, karena pihak DUDI juga berkepentingan
untuk mendapatkan input tenaga kerja yang terampil dan kompeten sesuai dengan yang
dipersyaratkan oleh DUDI.
        Kompetensi manajerial kepala sekolah sesuai dengan Permendiknas No 13 tahun
2007    salah satunya antara lain: “Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/
madrasah menuju organisasi pembelajaran yang efektif”. Hal ini berarti peran kepala
sekolah sangat penting dan sentral dalam menjadikan sekolah menjadi organisasi
pembelajaran yang efektif dan efisien. Kepala sekolah yang memiliki kompetensi yang
handal akan mampu memimpin dan membawa organisasi sekolah menjadi organisasi
pembelajaran.
        Untuk menjawab tantangan di masa yang akan datang memang tidaklah mudah,
karena sifat dari perubahan yang tidak pernah berhenti, sehingga adaptasi yang tepat agar
sekolah mampu bertahan pada masa yang akan datang. Salah satu bentuk perubahan yang
akan di hadapi dunia pendidikan adalah bagaimana menjadikan sekolah kita menjadi
sekolah yang bersifat learning organization. Adapun langkah yang dapat menjadikan
sekolah menjadi organisasi pembelajaran menurut Marquardt (2002:211) antara lain:
    1. Semua pihak berkomitmen menjadikan sekolah mejadi model organisasi
        pembelajaran.
    2. Membentuk koalisi yang kokoh untuk berubah ke arah yang lebih baik.
    3. Menghubungkan pembelajaran dengan semua steakholder yang ada di sekolah.
    4. Mengukur semua sub sistem sekolah dengan penilaian kinerja.
    5. Mengkomunikasikan visi sekolah yang menjadi model organisasi pembelajaran.
    6. Mengenali pentingnya berfikir dan bertindak secara sistem artinya tindakan semua.
        stakeholder akan dapat mempengaruhi organisasi sekolah.


            Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning            19
7. Pemimpin pendidikan mulai dari guru, kepala sekolah, pengawas dan kepala dinas
       menunjukkan komitmen dan keteladanan pembelajaran.
   8. Mentransformasi kultur sekolah menjadi kultur belajar.
   9. Membangun strategi dan jaringan yang pembelajaran yang luas dengan semua
       sumber-sumber belajar yang ada di sekolah.
   10. Mereduksi model birokratif dengan cara mengefisiensikan struktur organisasi
       menjadi lebih ramping dan ringkas.
   11. Memperoleh pengetahuan dan budaya berbagi pengetahuan yang menjadi budaya
       dalam organisasi sekolah.
   12. Memperluas budaya belajar ke seluruh rantai organisasi sekolah.
   13. Menerapkan teknologi yang terbaik untuk mendukung proses pembelajaran.
   14. Menciptakan kultur prestasi sekolah yang dapat dicapai.
   15. Mengukur keberhasilan pembelajaran dengan alat ukur kesuksesan.
   16. Selalu beradaptasi, memperbaiki, dan belajar tiada henti.
       Terakhir mau dibawa ke mana organisasi sekolah kita apakah di masa yang akan
datang akan menjadi organisasi pembelajaran ataukah menjadi sekolah yang biasa?. Bisa
dan tidaknya organisasi pendidikan menjadi organisasi pembelajaran bukan semata-mata
tergantung pada pemerintah, masyarakat, atau kepala sekolah, tetapi hal tersebut
bergantung pada kemauan dan itikat baik dari semua stakeholder sekolah agar mau belajar
dan belajar lagi dan menciptakan budaya organisasi pembelajaran secara berkelanjutan.


E. Kesimpulan dan Saran
      Kesimpulan yang bisa kita ambil dari hasil analisis pengisian angket mengenai
Profil Organisasi Pembelajaran di SMKN 1 Bintan tingkat pencapaian profil sekolah
sebagai organisasi pembelajaran adalah 87.5 %, kalau dihitung skor rata-ratanya adalah
3.5, ini berarti pelaksanaan Learning Organization (Organisasi Pembelajaran) di SMKN 1
Bintan berada pada tingkatan yang cukup besar, dan menuju ke implementasi secara total.
      Saran-saran yang bisa diberikan kepada SMKN 1 Bintan untuk menuju Organisasi
Pembelajaran yang efektif dan efisien adalah :
   1. SMKN 1 Bintan perlu melakukan peningkatan perubahan paradigma pembelajaran
       dari teacher centre ke student centre, perubahan dari organisasi birokrat ke
       organisasi pembelajaran, serta perubahan dari wajib belajar ke hak belajar.



           Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning                20
2. Meningkatkan komitmen untuk perbaikan output dan outcame serta pelayanan
   yang berkelanjutan, agar tidak mengalami demarketing dalam dunia pendidikan,
   sehingga bisa tetap bersaing di dunia global.
3. Meningkatkan level manajemen pengetahuan dari storage menjadi analisis dan
   transfer pengetahuan.
4. Mengembangkan sistem pendukung kinerja secara terintegrasi dan aplikatif untuk
   penemuan pengetahuan dan data mining, sehingga sekolah dapat membentuk
   organisasi pembelajaran yang menjadi pusat keahlian yang bertanggung jawab
   untuk   mengumpulkan,         menyimpan,   menganalisis,   dan   mendistribusikan
   pengetahuan.
5. Penggunaan Teknologi Informasi (TI) dalam pembelajaran dan untuk mengelola
   proses kelompok seperti kegiatan sekolah, urusan, dan manajemen organisasi
   sekolah perlu ditingkatkan.
6. Mengoptimalkan peran seluruh stakeholder sekolah untuk bersinergi dalam
   mewujudkan sekolah sebagai organisasi pembelajaran.




       Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning            21
Daftar Pustaka



Marquardt, M. J. 2002. Building the Learning Organization: Mastering 5 Element for
    Corporate Learning. California: Davies-Black Publishing.

Nonaka, I., and Takeuchi, H. 1995. The Knowledge-Creating Company. New York:
    Oxford University Press.

Redding, J. 1994. Strategic Readiness: The Making of the Learning Organization. San
     Fransisco: Jossey-Bass.

Schlechty, P.C. 2009. Leading for Learning How to Transform Schools into Learning
     Organizations. San Francisco, CA: John Wiley & Sons Inc.

Senge, Peter. 1990. The Fith Discipline: The Art and Practice of the Learning
     Organization. New York: Doubleday.

Stewart, T. 1997. Intelectual Capital: The New Wealth of Organization. New York:
     Doubleday.




           Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning           22

More Related Content

What's hot

Paradigma Pengembangan Sumber Daya Manusia (Paradigms of HRD)
Paradigma Pengembangan Sumber Daya Manusia (Paradigms of HRD)Paradigma Pengembangan Sumber Daya Manusia (Paradigms of HRD)
Paradigma Pengembangan Sumber Daya Manusia (Paradigms of HRD)ombaga sakerebau
 
Tugas modul media pembelajaran
Tugas modul media pembelajaranTugas modul media pembelajaran
Tugas modul media pembelajarankamaria kamaruddin
 
makalah model pembelajaran JIGSAW
makalah model pembelajaran JIGSAWmakalah model pembelajaran JIGSAW
makalah model pembelajaran JIGSAWCharis Al Asad
 
Skripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirSkripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirAmrizal Ahmad
 
Makalah metode pembelajaran jigsaw
Makalah metode pembelajaran jigsawMakalah metode pembelajaran jigsaw
Makalah metode pembelajaran jigsawNor Hidayati
 
Makalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Makalah pembelajaran kooperatif tipe jigsawMakalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Makalah pembelajaran kooperatif tipe jigsawZein Fikri Rohmah
 
Organisasi & kepimpinan
Organisasi & kepimpinanOrganisasi & kepimpinan
Organisasi & kepimpinanNuha Jr
 
Ppt model pembelajaran
Ppt model pembelajaranPpt model pembelajaran
Ppt model pembelajaranMochmujibMujib
 
Model pembelajaran penjas
Model pembelajaran penjasModel pembelajaran penjas
Model pembelajaran penjasdhimasbd
 

What's hot (20)

Paradigma Pengembangan Sumber Daya Manusia (Paradigms of HRD)
Paradigma Pengembangan Sumber Daya Manusia (Paradigms of HRD)Paradigma Pengembangan Sumber Daya Manusia (Paradigms of HRD)
Paradigma Pengembangan Sumber Daya Manusia (Paradigms of HRD)
 
Tugas modul media pembelajaran
Tugas modul media pembelajaranTugas modul media pembelajaran
Tugas modul media pembelajaran
 
Karya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut rahaKarya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut raha
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
makalah model pembelajaran JIGSAW
makalah model pembelajaran JIGSAWmakalah model pembelajaran JIGSAW
makalah model pembelajaran JIGSAW
 
Kepimpinan Kurikulum Bilik Darjah
Kepimpinan Kurikulum Bilik DarjahKepimpinan Kurikulum Bilik Darjah
Kepimpinan Kurikulum Bilik Darjah
 
Bab ii blm
Bab ii blmBab ii blm
Bab ii blm
 
Skripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirSkripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhir
 
Artikel pengelolaan-kelas
Artikel pengelolaan-kelasArtikel pengelolaan-kelas
Artikel pengelolaan-kelas
 
Makalah metode pembelajaran jigsaw
Makalah metode pembelajaran jigsawMakalah metode pembelajaran jigsaw
Makalah metode pembelajaran jigsaw
 
Makalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Makalah pembelajaran kooperatif tipe jigsawMakalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Makalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
Jigsaw
JigsawJigsaw
Jigsaw
 
Definisi komuniti pembelajaran
Definisi komuniti pembelajaranDefinisi komuniti pembelajaran
Definisi komuniti pembelajaran
 
Organisasi & kepimpinan
Organisasi & kepimpinanOrganisasi & kepimpinan
Organisasi & kepimpinan
 
Ppt model pembelajaran
Ppt model pembelajaranPpt model pembelajaran
Ppt model pembelajaran
 
Makalah daspen
Makalah daspenMakalah daspen
Makalah daspen
 
Bagian ii
Bagian ii Bagian ii
Bagian ii
 
Model pembelajaran penjas
Model pembelajaran penjasModel pembelajaran penjas
Model pembelajaran penjas
 
Laporan kti bahadiman
Laporan kti bahadimanLaporan kti bahadiman
Laporan kti bahadiman
 

Similar to SMK Bintan Profil

Strategi pembelajaran kooperatif pak agus copy
Strategi pembelajaran kooperatif pak agus   copyStrategi pembelajaran kooperatif pak agus   copy
Strategi pembelajaran kooperatif pak agus copyanida juita
 
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFSTRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFMuhamad Yogi
 
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFSTRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFMuhamad Yogi
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iiaTugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iiaSusanti Susanti
 
Sri inarti dian pamungkas (administrasi pendidikan)
Sri inarti dian pamungkas (administrasi pendidikan)Sri inarti dian pamungkas (administrasi pendidikan)
Sri inarti dian pamungkas (administrasi pendidikan)dian_pamungkas
 
Strategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatifStrategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatifrokhim16
 
Strategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatifStrategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatifmyrifa25
 
Belajar dan pembelajaran
Belajar dan pembelajaran Belajar dan pembelajaran
Belajar dan pembelajaran Dedi Yulianto
 
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)elissugiharti1
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1nina
 
Topik 2 Demonstrasi Kontekstual Kelompok 4.pdf
Topik 2 Demonstrasi Kontekstual Kelompok 4.pdfTopik 2 Demonstrasi Kontekstual Kelompok 4.pdf
Topik 2 Demonstrasi Kontekstual Kelompok 4.pdfDamarjatiSufajar1
 
Topik 2 Demonstrasi Kontekstual.pdf
Topik 2 Demonstrasi Kontekstual.pdfTopik 2 Demonstrasi Kontekstual.pdf
Topik 2 Demonstrasi Kontekstual.pdfDamarjatiSufajar1
 
Ppt najma admin
Ppt najma adminPpt najma admin
Ppt najma adminnajma_qiqi
 
model model pembelajaran yang bisa dicontoh
model model pembelajaran yang bisa dicontohmodel model pembelajaran yang bisa dicontoh
model model pembelajaran yang bisa dicontohmustamin17
 
Diferesiasi pembeldjaran.pptx
Diferesiasi pembeldjaran.pptxDiferesiasi pembeldjaran.pptx
Diferesiasi pembeldjaran.pptxssuser535474
 
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen KelasPemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen KelasHariyatunnisa Ahmad
 
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen KelasPemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen KelasHariyatunnisa Ahmad
 
Politik Islam dan Masyarakat Madani.pptx
Politik Islam dan Masyarakat Madani.pptxPolitik Islam dan Masyarakat Madani.pptx
Politik Islam dan Masyarakat Madani.pptxfadhilmuhammad57
 
KEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdf
KEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdfKEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdf
KEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdfDianaUlfah4
 

Similar to SMK Bintan Profil (20)

Strategi pembelajaran kooperatif pak agus copy
Strategi pembelajaran kooperatif pak agus   copyStrategi pembelajaran kooperatif pak agus   copy
Strategi pembelajaran kooperatif pak agus copy
 
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFSTRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
 
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFSTRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iiaTugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
 
Sri inarti dian pamungkas (administrasi pendidikan)
Sri inarti dian pamungkas (administrasi pendidikan)Sri inarti dian pamungkas (administrasi pendidikan)
Sri inarti dian pamungkas (administrasi pendidikan)
 
Strategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatifStrategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatif
 
Strategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatifStrategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatif
 
Belajar dan pembelajaran
Belajar dan pembelajaran Belajar dan pembelajaran
Belajar dan pembelajaran
 
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Topik 2 Demonstrasi Kontekstual Kelompok 4.pdf
Topik 2 Demonstrasi Kontekstual Kelompok 4.pdfTopik 2 Demonstrasi Kontekstual Kelompok 4.pdf
Topik 2 Demonstrasi Kontekstual Kelompok 4.pdf
 
Topik 2 Demonstrasi Kontekstual.pdf
Topik 2 Demonstrasi Kontekstual.pdfTopik 2 Demonstrasi Kontekstual.pdf
Topik 2 Demonstrasi Kontekstual.pdf
 
Ppt najma admin
Ppt najma adminPpt najma admin
Ppt najma admin
 
model model pembelajaran yang bisa dicontoh
model model pembelajaran yang bisa dicontohmodel model pembelajaran yang bisa dicontoh
model model pembelajaran yang bisa dicontoh
 
Diferesiasi pembeldjaran.pptx
Diferesiasi pembeldjaran.pptxDiferesiasi pembeldjaran.pptx
Diferesiasi pembeldjaran.pptx
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen KelasPemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
 
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen KelasPemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
 
Politik Islam dan Masyarakat Madani.pptx
Politik Islam dan Masyarakat Madani.pptxPolitik Islam dan Masyarakat Madani.pptx
Politik Islam dan Masyarakat Madani.pptx
 
KEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdf
KEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdfKEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdf
KEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdf
 

More from Joko Prasetiyo

MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI KELAS MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF DI SMK NEGERI 2 ...
MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI KELAS MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF DI SMK NEGERI 2 ...MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI KELAS MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF DI SMK NEGERI 2 ...
MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI KELAS MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF DI SMK NEGERI 2 ...Joko Prasetiyo
 
Guru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenGuru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenJoko Prasetiyo
 
Pendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi Kepri
Pendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi KepriPendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi Kepri
Pendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi KepriJoko Prasetiyo
 
Tuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau Jawa
Tuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau JawaTuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau Jawa
Tuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau JawaJoko Prasetiyo
 
Manajemen Berbasis Sekolah
Manajemen Berbasis SekolahManajemen Berbasis Sekolah
Manajemen Berbasis SekolahJoko Prasetiyo
 
Guru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenGuru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenJoko Prasetiyo
 
Pendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap Kerja
Pendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap KerjaPendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap Kerja
Pendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap KerjaJoko Prasetiyo
 
Presentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko Prasetiyo
Presentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko PrasetiyoPresentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko Prasetiyo
Presentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko PrasetiyoJoko Prasetiyo
 
Best Practice Guru Berprestasi SMK tahun 2014 Joko Prasetiyo
Best Practice Guru Berprestasi  SMK  tahun 2014  Joko PrasetiyoBest Practice Guru Berprestasi  SMK  tahun 2014  Joko Prasetiyo
Best Practice Guru Berprestasi SMK tahun 2014 Joko PrasetiyoJoko Prasetiyo
 
Summary Tesis Six Sigma by Joko Prasetiyo
Summary Tesis Six Sigma by Joko PrasetiyoSummary Tesis Six Sigma by Joko Prasetiyo
Summary Tesis Six Sigma by Joko PrasetiyoJoko Prasetiyo
 
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...Joko Prasetiyo
 
Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bin...
Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bin...Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bin...
Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bin...Joko Prasetiyo
 
Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...
Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...
Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...Joko Prasetiyo
 
Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif
Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif
Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif Joko Prasetiyo
 
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...Joko Prasetiyo
 
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...Joko Prasetiyo
 
Membayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian Kinerja
Membayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian KinerjaMembayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian Kinerja
Membayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian KinerjaJoko Prasetiyo
 
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...Joko Prasetiyo
 
Transparansi Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah Dasar
Transparansi  Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah DasarTransparansi  Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah Dasar
Transparansi Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah DasarJoko Prasetiyo
 
Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012
Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012
Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012Joko Prasetiyo
 

More from Joko Prasetiyo (20)

MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI KELAS MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF DI SMK NEGERI 2 ...
MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI KELAS MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF DI SMK NEGERI 2 ...MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI KELAS MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF DI SMK NEGERI 2 ...
MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI KELAS MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF DI SMK NEGERI 2 ...
 
Guru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenGuru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan Kompeten
 
Pendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi Kepri
Pendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi KepriPendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi Kepri
Pendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi Kepri
 
Tuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau Jawa
Tuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau JawaTuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau Jawa
Tuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau Jawa
 
Manajemen Berbasis Sekolah
Manajemen Berbasis SekolahManajemen Berbasis Sekolah
Manajemen Berbasis Sekolah
 
Guru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenGuru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan Kompeten
 
Pendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap Kerja
Pendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap KerjaPendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap Kerja
Pendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap Kerja
 
Presentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko Prasetiyo
Presentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko PrasetiyoPresentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko Prasetiyo
Presentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko Prasetiyo
 
Best Practice Guru Berprestasi SMK tahun 2014 Joko Prasetiyo
Best Practice Guru Berprestasi  SMK  tahun 2014  Joko PrasetiyoBest Practice Guru Berprestasi  SMK  tahun 2014  Joko Prasetiyo
Best Practice Guru Berprestasi SMK tahun 2014 Joko Prasetiyo
 
Summary Tesis Six Sigma by Joko Prasetiyo
Summary Tesis Six Sigma by Joko PrasetiyoSummary Tesis Six Sigma by Joko Prasetiyo
Summary Tesis Six Sigma by Joko Prasetiyo
 
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...
 
Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bin...
Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bin...Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bin...
Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bin...
 
Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...
Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...
Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...
 
Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif
Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif
Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif
 
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
 
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
 
Membayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian Kinerja
Membayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian KinerjaMembayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian Kinerja
Membayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian Kinerja
 
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...
 
Transparansi Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah Dasar
Transparansi  Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah DasarTransparansi  Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah Dasar
Transparansi Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah Dasar
 
Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012
Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012
Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012
 

Recently uploaded

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 

Recently uploaded (20)

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 

SMK Bintan Profil

  • 1. PROFIL ORGANISASI PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 1 BINTAN, KAB. BINTAN, PROVINSI KEPULAUAN RIAU Disusun Sebagai Tugas Individu Mata Kuliah “Organizational Development and Learning” yang diasuh Oleh: 1. Prof. Dr. Anik Gufron, M.Pd. 2. Prof. Djamaludin Ancok, MA., Ph.D. Oleh : JOKO PRASETIYO NIM. 11/327329/PEK/16768 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS MAGISTER MANAJEMEN MANAJEMEN KEPENGAWASAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS GADJAH MADA Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning 1
  • 2. PROFIL ORGANISASI PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 1 BINTAN, KABUPATEN BINTAN, PROVINSI KEPULAUAN RIAU A. Pendahuluan Sekolah sebagai Learning Organization (organisasi pembelajaran) adalah gambaran ideal sebuah sekolah. Sekolah sebagai organisasi pembelajaran merupakan inti dari pembelajaran itu sendiri, dalam organisasi pembelajaran sekolah adalah lingkungan pembelajaran yang terus belajar dalam menyesuaikan diri dengan keadaan atau beradaptasi dengan tantangan kemajuan jaman yang selalu dinamis, kunci dari sekolah sebagai organisasi pembelajaran adalah belajar yang tiada henti dan melakukan perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement). Organisasi belajar atau organisasi pembelajaran adalah suatu konsep dimana organisasi dianggap mampu untuk terus menerus melakukan proses pembelajaran mandiri (self leraning) sehingga organisasi tersebut memiliki ‘kecepatan berpikir dan bertindak’ dalam merespon beragam perubahan yang muncul. Peter Senge (1990) mengatakan sebuah organisasi pembelajar adalah organisasi “yang terus menerus memperbesar kemampuannya untuk menciptakan masa depannya” dan berpendapat mereka dibedakan oleh lima disiplin, yaitu: penguasaan pribadi, model mental, visi bersama, pembelajaran tim, dan pemikiran sistem. Agar sekolah mampu menjadi Learning Organization (LO) ada beberapa hal yang harus kita perhatikan agar sekolah mampu menjadi organisasi pembelajaran antara lain: 1. Individu Individu yang dimaksud agar sekolah dapat menjadi organisasi pembelajaran adalah semua warga sekolah, bukan hanya siswa yang belajar tetapi guru, tenaga kependidikan, wakil kepala sekolah, kepala sekolah bahkan wali murid yang merupakan bagian dari sekolah juga harus terus belajar dan belajar yang tiada henti. 2. Community of Learners (COL) Adalah komunitas pembelajar yang bertemu secara insidental yang belajar bersama dan sharing pengetahuan. Dalam COL ini dicontohkan adalah guru yang bertemu dengan guru yang lain dan melakukan diskusi untuk membahas strategi pembelajaran yang paling baik untuk siswa agar mampu menguasai materi. 3. Learning Community (LC) Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning 2
  • 3. Learning Community (LC) dalam organisasi sekolah adalah komunitas-komunitas pakar yang membentuk organisasi yang akan membahas kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guru, misalnya MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). 4. Learning Organization (LO) Merupakan bagian yang paling tinggi kedudukannya, organisasi pembelajaran ini hanya dapat tercapai jika unsur-unsur pembentuk di atas sudah tercapai. Jadi membangun organisasi sekolah untuk menjadi organisasi pembelajaran adalah melalui tahap-tahap di atas. Menurut Marquardt (2002:24) ada lima sub sistem yang harus dipahami dan harus dikembangkan dalam organisasi pembelajaran yaitu : (1) Learning (pembelajaran), (2) Organization (keorganisasian), (3) People (manusia), (4) Knowledge (pengetahuan), (5) Technology (teknologi). Gambar. System Learning Organization Model (Sumber: Marquardt, 2002: 24) Kelima hal ini sangat penting untuk mempertahankan keberadaan organisasi pembelajaran yang tengah berlangsung dan meyakinkan kesuksesan sekolah. Kelima subsistem ini akan saling berinteraksi dan saling melengkapi satu sama lainnya. Jika ada salah satu saja yang melemah atau tidak ada maka yang lainnya akan melemah pula. Learning (pembelajaran) merupakan subsistem inti dari sebuah organisasi pembelajaran. Bagaimanakah cara kita mengukur sekolah sebagai organisasi pembelajaran ? Angket yang di adopsi dari buku Building the Learning Organization yang ditulis oleh Marquardt (2002:237-241) di bawah ini akan mencoba menjawab apakah sekolah anda sudah menjadi organisasi pembelajaran. Dalam paparan data yang akan disajikan adalah data yang diambil pada sebuah organisasi di SMK Negeri 1 Bintan, Kab. Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, sebagai berikut: Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning 3
  • 4. B. Profil Organisasi Pembelajaran di SMK Negeri 1 Bintan PROFIL ORGANISASI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH Di bawah ini merupakan daftar berbagai pernyataan tentang organisasi sekolah Bapak/Ibu. Bacalah tiap pernyataan dengan hati-hati dan putuskan pada tingkatan apa yang merepresentasikan terhadap organisasi sekolah Bapak/Ibu. Gunakan skala berikut ini : (4) = apabila dilaksanakan secara total (Besar =75%-100% ) (3) = apabila dilaksanakan pada tingkatan cukup besar (Cukup Besar =50%-75%) (2) = apabila dilaksanakan pada tingkatan moderat (Sedang =25%-50%) (1) = apabila dilaksanakan pada tingkatan kecil atau tidak ada tingkatan(Kurang=0-25%) I. Dinamika Pembelajaran Individu, Kelompok atau Tim, dan Organisasi dalam Organisasi di SMK Negeri 1 Bintan, Kab. Bintan, Prov. Kepri Petunjuk : Berilah pilihan skor 1,2,3 atau 4 berdasarkan kondisi organisasi sekolah bapak/ ibu pada kolom yang telah disediakan NO DAFTAR PERNYATAAN SKOR 1. Kami melihat pembelajaran berkelanjutan oleh semua guru dan karyawan 3 sebagaimana tingginya prioritas Satuan pendidikan. 2. Kami terdorong dan diharap untuk mengelola pembelajaran dan 4 pengembangan kami sendiri. 3. Warga sekolah menghindari membelokkan informasi dan menghalangi saluran komunikasi dengan secara aktif mendengarkan orang lain dan 4 mempersilakan mereka memberikan timbal balik yang efektif. 4. Tiap individu dilatih dan dibina dalam belajar bagaimana untuk belajar yang 4 baik. 5. Kami menggunakan berbagai metodologi percepatan pembelajaran (peta 4 fikiran, mnemonics, gambar, musik). 6. Warga sekolah (guru, karyawan, siswa) memperluas pengetahuan melalui 4 pendekatan pembelajaran adaptif, anticipatory, dan kreatif. 7. Semua rumpun mata pelajaran dan individu menggunakan proses pembelajaran aksi – yaitu, mereka belajar dari refleksi yang sangat baik 4 pada permasalahan atau situasi dan menerapkan pengetahuan baru untuk aksi mendatang. 8. Semua rumpun mata pelajaran didorong untuk belajar dari satu sama lain dan berbagi tentang apa yang mereka pelajari dalam berbagai cara (melalui 3 buletin elektronik, newsletter cetak, atau pertemuan antar grup). 9. Warga sekolah mampu berfikir dan bertindak dengan pendekatan 3 komprehensif dan sistem. 10. Semua rumpun mata pelajaran menerima pelatihan dalam hal bagaimana 3 bekerja dan belajar dalam kelompok. SKOR TOTAL 36 Dinamika Pembelajaran (Skor Maksimal = 40) Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning 4
  • 5. II. Transformasi Organisasi : Visi, Budaya, Strategi, dan Struktur dalam Organisasi di SMK Negeri 1 Bintan, Kab. Bintan, Prov. Kepri Petunjuk : Berilah pilihan skor 1,2,3 atau 4 berdasarkan kondisi organisasi sekolah bapak/ ibu pada kolom yang telah disediakan (4) = apabila dilaksanakan secara total (Besar =75%-100% ) (3) = apabila dilaksanakan pada tingkatan cukup besar (Cukup Besar =50%-75%) (2) = apabila dilaksanakan pada tingkatan moderat (Sedang =25%-50%) (1) = apabila dilaksanakan pada tingkatan kecil atau tidak ada tingkatan(Kurang=0-25%) NO DAFTAR PERNYATAAN SKOR 1. Pentingnya untuk menjadi organisasi pembelajaran difahami oleh semua 4 warga di sekolah tersebut. 2. Manajemen level atas mendukung visi organisasi pembelajaran 4 3. Terdapat iklim yang mendukung dan menghargai pentingnya pembelajaran. 4 4. Kami berkomitmen terhadap pembelajaran berkelanjutan dalam pengejaran 4 peningkatan 5. Kami belajar dari kesalahan sebagaimana juga belajar dari kesuksesan, 3 dalam hal itu bahwa kesalahan masih ditoleransi. 6. K Kami memberikan penghargaan kepada orang dan rumpun mata pelajaran 3 untuk pembelajaran dan bantuan kepada orang lain untuk belajar 7. Kesempatan pembelajaran digabungkan ke dalam program dan pelaksanaan 3 8. Kami merancang cara-cara untuk berbagi pengetahuan dan meningkatkan pembelajaran melalui organisasi (rotasi pekerjaan yang sistematik lintas 3 urusan sekolah, sistem on the job learning yang terstruktur). 9. Organisasi itu efisien dengan sedikit level fungsi organisasi, untuk 3 memaksimalkan komunikasi dan pembelajaran lintas urusan sekolah. 10. Kami mengkoordinasikan usaha kami melalui lintas urusan dalam basis tujuan bersama dan pembelajaran, daripada pemeliharaan batasan urusan 3 yang sudah tetap. SKOR TOTAL 34 Transformasi Organisasi (Skor Maksimal = 40) Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning 5
  • 6. III. PEMBERDAYAAN ORANG/WARGA SEKOLAH : Manajer, Guru dan Karyawan, Pelanggan, Rekan, Supplier, dan Komunitas dalam Organisasi di SMK Negeri 1 Bintan, Kab. Bintan, Prov. Kepri Petunjuk : Berilah pilihan skor 1,2,3 atau 4 berdasarkan kondisi organisasi sekolah bapak/ ibu pada kolom yang telah disediakan (4) = apabila dilaksanakan secara total (Besar =75%-100% ) (3) = apabila dilaksanakan pada tingkatan cukup besar (Cukup Besar =50%-75%) (2) = apabila dilaksanakan pada tingkatan moderat (Sedang =25%-50%) (1) = apabila dilaksanakan pada tingkatan kecil atau tidak ada tingkatan(Kurang=0-25%) NO DAFTAR PERNYATAAN SKOR 1. Kami berjuang untuk mengembangkan suatu kekuatan kerja yang 4 terberdayakan yang mampu untuk belajar dan berkinerja. 2. Kewenangan didesentralisasikan dan didelegasikan dalam proporsi untuk 4 tanggung jawab dan kemampuan pembelajaran. 3. Kepala Sekolah dan bawahannya bekerja dalam rekanan kerja untuk belajar 4 dan memecahkan masalah bersama-sama. 4. Kepala Sekolah mengambil peran sebagai pelatih, mentor, dan fasilitator 4 pembelajaran. 5. Kepala Sekolah menghasilkan dan meningkatkan kesempatan pembelajaran sebagaimana dorongan eksperimentasi dan refleksi pada pengetahuan baru 4 sehingga hal itu dapat digunakan. 6. Warga sekolah secara aktif berbagi pengetahuan dengan siswa dan pada waktu yang sama meraih ide-ide dan masukan mereka dalam rangka belajar 3 dan meningkatkan prestasi belajar siswa. 7. Kami memberikan kesempatan kepada siswa dan orang tua untuk 3 berpartisipasi dalam pembelajaran dan pelatihan. 8. Belajar dari rekan (rumpun/non rumpun mata pelajaran) dimaksimalkan melalui perencanaan terdepan sumberdaya dan strategi yang dikhususkan 4 untuk pemerolehan pengetahuan dan keterampilan. 9. Kami berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dengan para orang tua 4 siswa, kelompok komunitas, asosiasi profesional, dan institusi akademik. 10. Kami secara aktif terus mencari rekan pembelajaran diantara warga sekolah, 4 pemerhati pendidikan, dan orang tua siswa. SKOR TOTAL 38 PEMBERDAYAAN ORANG (Skor Maksimal = 40) Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning 6
  • 7. IV. MANAJEMEN PENGETAHUAN : Pemerolehan, Kreasi, Penyimpanan, Pemulihan, Transfer, dan Penggunaan dalam Organisasi di SMK Negeri 1 Bintan, Kab. Bintan, Prov. Kepri Petunjuk : Berilah pilihan skor 1,2,3 atau 4 berdasarkan kondisi organisasi sekolah bapak/ ibu pada kolom yang telah disediakan (4) = apabila dilaksanakan secara total (Besar =75%-100% ) (3) = apabila dilaksanakan pada tingkatan cukup besar (Cukup Besar =50%-75%) (2) = apabila dilaksanakan pada tingkatan moderat (Sedang =25%-50%) (1) = apabila dilaksanakan pada tingkatan kecil atau tidak ada tingkatan(Kurang=0-25%) NO DAFTAR PERNYATAAN SKOR 1. Secara aktif kami mencari informasi yang meningkatkan kerja organisasi sekolah dengan penggabungan hasil lulusan dan/atau proses yang ada di luar 4 fungsi organisasi sekolah. 2. Kami mempunyai sistem yang dapat diakses untuk pengumpulan informasi 3 internal dan eksternal. 3. Kami memonitor trend yang terjadi di luar organisasi sekolah dengan melihat pada apa yang dilakukan orang lain; hal ini termasuk praktek terbaik oleh 3 sekolah lain, menghadiri konferensi, dan pengujian penelitian yang dipublikasikan. 4. Warga sekolah dilatih dalam hal keterampilan berfikir kreatif, inovasi, dan 4 eksperimentasi. 5. Kami sering menciptakan media pembelajaran sebagai alat tes sebagai cara 3 baru mengembangkan prestasi siswa dan/atau layanan pendidikan di sekolah 6. Kami telah mengembangkan sistem dan struktur untuk meyakinkan bahwa pengetahuan penting diberikan kode, disimpan, dan dibuat tersedia bagi mereka 3 yang memerlukan dan dapat menggunakannya. 7. Warga sekolah sadar akan perlunya mempertahankan pembelajaran organisasi 3 yang penting dan berbagi pengetahuan dengan yang lain. 8. Tim lintas urusan sekolah digunakan untuk mentransfer pembelajaran penting 3 pada lintas mata pelajaran dan fungsi pengembangan kegiatan ekstrakurikuler. 9. Kami melanjutkan untuk mengembangkan strategi dan mekanisme baru untuk 3 berbagi pembelajaran melalui organisasi sekolah. 10. Kami mendukung lokasi sekolah, unit kegiatan, dan program tertentu yang menghasilkan pengetahuan dengan menyediakan orang dengan kesempatan 4 belajar. SKOR TOTAL 33 MANAJEMEN PENGETAHUAN (Skor Maksimal = 40) Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning 7
  • 8. V. APLIKASI TEKNOLOGI: Sistem Informasi Pengetahuan, Pembelajaran Berbasis Teknologi, Sistem Elektronik Pendukung Kinerja dalam Organisasi di SMK Negeri 1 Bintan, Kab. Bintan, Prov. Kepri Petunjuk : Berilah pilihan skor 1,2,3 atau 4 berdasarkan kondisi organisasi sekolah bapak/ ibu pada kolom yang telah disediakan (4) = apabila dilaksanakan secara total (Besar =75%-100% ) (3) = apabila dilaksanakan pada tingkatan cukup besar (Cukup Besar =50%-75%) (2) = apabila dilaksanakan pada tingkatan moderat (Sedang =25%-50%) (1) = apabila dilaksanakan pada tingkatan kecil atau tidak ada tingkatan(Kurang=0-25%) NO DAFTAR PERNYATAAN SKOR 1. Pembelajaran difasilitasi oleh sistem informasi berbasis komputer yang 4 efektif dan efisien. 2. Warga sekolah telah siap mengakses jalur informasi melalui, misalnya LAN 4 (Local Area Network), internet, dan intranet. 3. Fasilitas pembelajaran menggabungkan dukungan multimedia elektronik dan suatu lingkungan berbasis pada integrasi seni, warna, musik, dan visual 3 yang kuat. 4. Program pembelajaran yang dibantu komputer dan bantuan pekerjaan 3 dengan alat elektronik (tepat waktu dan software flowchart) sudah tersedia. 5. Kami menggunakan teknologi groupware untuk mengelola proses kelompok 2 seperti kegiatan sekolah, urusan, dan manajemen organisasi sekolah. 6. Kami mendukung pembelajaran tepat waktu, suatu sistem yang mengintegrasikan sistem pembelajaran teknologi tinggi, pelatihan, dan kerja 3 aktual pada pekerjaan ke dalam proses tunggal. 7. Sistem pendukung kinerja elektronik memampukan warga sekolah untuk 4 belajar dan berkinerja lebih baik. 8. Kami merancang dan menata sistem pendukung kinerja elektronik agar 4 sesuai dengan persyaratan pembelajaran di sekolah. 9. Warga sekolah mempunyai akses penuh terhadap data yang diperlukan 3 dalam rangka melakukan pekerjaan secara efektif. 10. Kami dapat mengadaptasikan sistem software untuk mengumpulkan, memberi kode, menyimpan, membuat, dan mentransfer informasi agar 4 benar-benar sesuai dengan kebutuhan di sekolah. SKOR TOTAL 34 APLIKASI TEKNOLOGI (Skor Maksimal = 40) Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning 8
  • 9. Skor Total Semuanya dari lima sub sistem adalah: 175 5 Subsistem (skor maksimum 200) Tingkat pencapaian profil sekolah sebagai organisasi pembelajaran adalah 87.5 %, kalau dihitung skor rata-ratanya adalah 3.5, berarti pelaksanaan Learning Organization (Organisasi Pembelajaran) dari kelima subsistem di SMKN 1 Bintan berada pada tingkatan yang cukup besar. C. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengisian angket yang telah dilakukan di SMKN 1 Bintan, dengan metode evaluasi diri (pihak sekolah menilai diri sendiri) tingkat pencapaian dan implementasi profil organisasi pembelajaran, maka dapat dianalisis sebagai berikut : 1. Dinamika Pembelajaran, Individu, grup atau tim, dan organisasi Pada bagian dinamika pembelajaran tersebut, jumlah skor adalah 36 dari 40 skor total, artinya 90% dinamika pembelajaran yang dilakukan oleh individu, grup maupun organisasi. kalau dihitung skor rata-ratanya adalah 3.6, berarti pelaksanaan subsistem Learning (pembelajaran) di SMKN 1 Bintan berada pada tingkatan yang cukup besar. Learning (pembelajaran) merupakan subsistem inti dari sebuah organisasi pembelajaran. Jika kita lihat dari pengertiannya, bahwa belajar adalah suatu proses dimana individu memperoleh pengetahuan dan insight yang menghasilkan perubahan tingkah laku dan tindakan, baik itu pembelajaran afektif, kognitif maupun psikomotorik. Menurut Redding (1994), individuall learning adalah hal yang sangat mendasar untuk melanjutkan transformasi organisasi, memperluas kemampuan inti organisasi dan mempersiapkan semua orang untuk menghadapi masa depan yang belum menentu. Kelebihan SMKN 1 Bintan dalam menerapkan subsistem Learning adalah: (1) Sudah mengelola dan mengembangkan pembelajaran secara mandiri, (2) pelatihan dan pembinaan individu dalam pembelajaran sudah dilaksanakan secara total, (3) berbagai metodologi pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik, (4) pendekatan pembelajaran adaptif, anticipatory, pembelajaran kreatif, dan proses pembelajaran aksi sudah dilaksanakan secara total. Kekurangan SMKN 1 Bintan dalam menerapkan subsistem Learning adalah: (1) perlu peningkatan pembelajaran berkelanjutan (continuous learning) oleh semua guru, Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning 9
  • 10. karyawan dan siswa, (2) pembelajaran antar team di sekolah melalui berbagai media (buletin elektronik, surat kabar, atau pertemuan antar grup) perlu ditingkatkan, (3) pendekatan komprehensif dan pendekatan sistem dalam pembelajaran perlu ditingkatkan. Subsistem Learning (pembelajaran) dapat digambarkan sebagai berikut: (Sumber: Marquardt, 2002: 36) 2. Transformasi Organisasi : Visi, Budaya, Strategi dan Struktur Pada bagian transformasi organisasi tersebut, jumlah skor yang diperoleh adalah 34 dari skor total 40, artinya transformasi organisasi yang ada di SMKN 1 Bintan adalah 85%, kalau dihitung skor rata-ratanya adalah 3.4, berarti pelaksanaan subsistem Organization di SMKN 1 Bintan berada pada tingkatan yang cukup besar, baik itu transformasi visi, budaya, strategi maupun struktur yang ada. Dari hasil pengisian angket tersebut terdapat nilai yang cukup tinggi yaitu bagaimana para guru belajar dari kegagalan masa lalu, dan berkomitmen terhadap pembelajaran yang berkelanjutan. Hal ini selaras dengan apa yang dikemukakan oleh Marquardt (2002) menyatakan bahwa bahwa untuk berkembang sebagai suatu entitas yang baru, organisasi harus mengkonfigurasi ulang dirinya dengan berfokus pada empat dimensi dari subsistem organisasi yaitu : visi, budaya, strategi, dan struktur. Masing-masing dimensi tersebut harus berubah dalam tujuan dan bentuk, dari fokus pada kerja dan produktivitas menjadi fokus pada pembelajaran dan pengembangan. Di sekolah tersebut dapat disimpulkan hanya sebagian guru dan karyawan saja yang menyadari pentingnya pembaharuan visi, kultur, strategi dan struktur organisasi sekolah tersebut, artinya sangat Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning 10
  • 11. diperlukannya tambahan dukungan dari top level yang dalam hal ini adalah Kepala Sekolah, penghargaan bagi individu yang melaksanakan pembelajaran, tugas belajar/ijin belajar, serta merekayasa ulang kebijakan dan struktur pembelajaran. Kelebihan SMKN 1 Bintan dalam menerapkan subsistem organisasi adalah: (1) Semua warga sekolah memahami pentingnya untuk menjadi organisasi pembelajaran, (2) Kepala sekolah mendukung visi organisasi pembelajaran, (3) Iklim sekolah yang mendukung dan menghargai pentingnya pembelajaran, dan komitmen terhadap peningkatan pembelajaran berkelanjutan (continuous learning) yang tinggi. Kekurangan SMKN 1 Bintan dalam menerapkan subsistem organisasi adalah: (1) perlu peningkatan pemberian penghargaan kepada guru, karyawan dan warga sekolah yang berkomitmen terhadap peningkatan kualitas pembelajaran, (2) perlu peningkatan koordinasi antar stakeholder sekolah dalam peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah, (3) perlu peningkatan sistem on the job learning bagi semua warga sekolah. Sub sistem Organisasi dapat digambarkan sebagai berikut: (Sumber: Marquardt, 2002: 74) 3. Pemberdayaan Warga Sekolah: Manager, Karyawan/Guru, Pelanggan/ Siswa, Rekanan, Suplier dan Komunitas Pada bagian pemberdayaan warga sekolah tersebut, jumlah skor yang diperoleh adalah 38 dari skor total 40, artinya pemberdayaan warga sekolah di SMKN 1 Bintan adalah 95%, kalau dihitung skor rata-ratanya adalah 3.8, berarti pelaksanaan subsistem pemberdayaan warga di SMKN 1 Bintan berada pada Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning 11
  • 12. tingkatan yang cukup besar dan mendekati pelaksanaan secara total pada subsistem pemberdayaan warga sekolah. Pemberdayaan tersebut meliputi Kepala Sekolah, guru dan karyawan, siswa, mitra sekolah, dalam hal ini dunia industri dan dunia usaha, supplier atau sekolah asal siswa atau pemasok bahan-bahan sarana dan prasarana bagi sekolah dan komunitas atau Komite sekolah, forum alumni dan lain-lainnya. Dari hasil pengisian angket tersebut, delapan dari sepuluh komponen mendapatkan skor 4. Hal ini karena pada kenyataannya Kepala Sekolah mampu mendorong stafnya, dalam hal ini guru, untuk melanjutkan pendidikan lanjut, melanjutkan kuliah S 2, atau pendidikan dan pelatihan bagi guru-guru bidang studi produktif, normatif dan adaptif yang diselenggarakan oleh P4TK Malang, P4TK Medan dan P4TK Bandung dan P4TK Yogyakarta, maupun pelatihan-pelatihan guru dan karyawan di tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi. Hal ini sangat disadari benar oleh Kepala Sekolah bahwa warga sekolah adalah aspek penting bagi organisasi pembelajaran karena hanya orang yang mempunyai kapasitas untuk balajar untuk mengambil informasi dan memindahkannya menjadi pengetahuan yang berharga bagi orang lain secara personal dan organisasi. Menyeimbangkan kebutuhan individu dan organisasi adalah hal penting agar produktivitas dan kualitas hidup kerja guru dan karyawan bisa baik. Selain itu hubungan dengan pihak eksternal sangat diperlukan untuk mengetahui keinginan dan tuntutan pasar akan output kita. Pemberdayaan komite sebagai pemberi pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan sangat diperlukan, agar kebijakan atau hasil keputusan dapat diterima oleh semua pihak dengan penuh rasa tanggung jawab. Kelebihan SMKN 1 Bintan dalam menerapkan subsistem people atau pemberdayaan warga sekolah adalah sudah mengimplementasikan dengan baik subsistem pemberdayaan warga sekolah, karena 8 dari 10 komponen subsistem mendapatkan skor 4. Kepala Sekolah mampu mendorong stafnya, dalam hal ini guru, untuk melanjutkan pendidikan lanjut, melanjutkan kuliah S 2, atau pendidikan dan pelatihan. Kekurangan SMKN 1 Bintan dalam menerapkan subsistem people atau pemberdayaan warga sekolah adalah: Perlu peningkatan kesadaran warga sekolah untuk secara aktif berbagi pengetahuan (knowledge sharing) antar guru, siswa, dan Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning 12
  • 13. warga sekolah, dan pada waktu yang sama meraih ide-ide dan masukan mereka dalam rangka belajar dan meningkatkan prestasi belajar siswa dan prestasi sekolah. Sub sistem People dapat digambarkan sebagai berikut: (Sumber: Marquardt, 2002: 112) 4. Manajemen Pengetahuan: Akuisisi, kreasi, penyimpanan, pemulihan dan transfer. Pada bagian Manajemen Pengetahuan tersebut, skor yang diperolah adalah 33 dari skor total 40, artinya penerapan manajemen pengetahuan di sekolah tersebut adalah 82.5%, kalau dihitung skor rata-ratanya adalah 3.3, berarti pelaksanaan subsistem knowledge (pengetahuan) di SMKN 1 Bintan berada pada tingkatan yang cukup besar. Hal ini menunjukkan lebih dari sebagian warga sekolah sudah menerapkan manajemen pengetahuan, baik pada tingkat individu, kelompok maupun organisasi. Dalam hal ini perlu disadari bersama bahwa manajemen pengetahuan telah menjadi unsur penting bagi organisasi dibanding sumber daya lain seperti posisi pasar, teknologi serta asset organisasi lainnya (Steward, 1997). Dalam kasus manajemen pengetahuan yang ada di SMKN 1 Bintan tersebut masih berada pada level storage (penyimpanan), dimana penyimpanan pengetahuan menggunakan sistem teknis seperti rekaman, data base, dan proses manusiawi, sehingga sangat riskan terhadap ancaman kehilangan pengetahuan karena penyimpanan tersebut menjadi terpisah secara fisik dan terdesentralisi. Pada level inilah perlu sekali pembenahan, agar pengetahuan yang sudah tersimpan di organisasi bisa dianalisis Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning 13
  • 14. dan ditransfer agar pengetahuan tersebut tetap ada dan bisa diakses oleh siapa saja walaupun organisasi tersebut senantiasa berganti sumber daya. Kelebihan SMKN 1 Bintan dalam menerapkan sub sistem knowledge atau manajemen pengetahuan adalah: (1) Warga sekolah secara aktif mencari informasi yang meningkatkan kerja organisasi sekolah, (2) adanya kesempatan warga sekolah untuk dilatih dalam hal keterampilan berfikir kreatif, inovasi, dan eksperimentasi. Kekurangan SMKN 1 Bintan dalam menerapkan sub sistem knowledge atau manajemen pengetahuan adalah: kurangnya kesadaran para warga sekolah untuk melakukan knowledge sharing (berbagi pengetahuan) kepada warga sekolah yang lain. Sub sistem Knowledge (pengetahuan) dapat digambarkan sebagai berikut: (Sumber: Marquardt, 2002:143) 5. Aplikasi Teknologi: Sistem Pengetahuan Informasi, Pembelajaran Berbasis Teknologi dan Sistem Pendukung Kinerja Elektronik. Pada bagian Aplikasi Teknologi tersebut, skor yang diperoleh adalah 34 dari skor total 40, atau sekitar 85% pemanfaatan teknologi yang diaplikasikan sekolah tersebut dalam proses pembelajaran maupun administrasi, kalau dihitung skor rata-ratanya adalah 3.6, berarti pelaksanaan subsistem teknologi di SMKN 1 Bintan berada pada tingkatan yang cukup besar. Teknologi Informasi (TI) dapat meningkatkan komunikasi, melebur batas- batas dalam organisasi dan meningkatkan berbagai kemungkinan hubungan diluar hirarki, bahkan menciptakan lingkungan belajar elektronis dimana semua warga sekolah memiliki akses data yang sama, hal ini masih kurang disadari warga Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning 14
  • 15. SMKN 1 Bintan, terlihat dari media pembelajaran yang belum semuanya berbasis TI, masih ada sebagian guru yang belum menggunakan pembelajaran berbasis TI, kurang optimalnya penggunaan website yang dimiliki sekolah untuk kegiatan pembelajaran seperti meng upload soal-soal atau materi-materi pembelajaran. Masih enggannya guru untuk membuat blog dan website sebagai sarana berbagi pengetahuan antar guru baik dalam satu sekolah maupun lintas sekolah. Kelebihan SMKN 1 Bintan dalam menerapkan subsistem teknologi adalah: (1) Pembelajaran sudah difasilitasi oleh sistem teknologi informasi berbasis komputer, (2) sebagian besar warga sekolah telah mengakses jalur informasi melalui, misalnya LAN (Local Area Network), internet, dan intranet, (3) pihak sekolah sudah merancang dan menata sistem pendukung kinerja elektronik agar sesuai dengan persyaratan pembelajaran di sekolah. Kekurangan SMKN 1 Bintan dalam menerapkan subsistem teknologi adalah: (1) masih ada sebagian guru yang belum menggunakan pembelajaran berbasis TI, kurang optimalnya penggunaan website yang dimiliki sekolah untuk kegiatan pembelajaran seperti meng upload soal-soal atau materi-materi pembelajaran, (2) Masih enggannya guru untuk membuat blog dan website sebagai sarana berbagi pengetahuan antar guru baik dalam satu sekolah maupun lintas sekolah. Sub sistem Teknologi dapat digambarkan sebagai berikut: (Sumber: Marquardt, 2002:178) Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning 15
  • 16. D. Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran Alasan mengapa Learning Organization (Organisasi Pembelajaran) perlu diterapkan dalam organisasi sekolah adalah: (1) Organisasi tangguh adalah organisasi yang tak lapuk dimakan usia dan bersifat “survival of the fittest”, (2) Konsep “survival of the fittest” menuju “the survival of the fittest to learn”, (3) Organisasi pembelajaran sebagai alternatifnya, yang diharapkan mampu beradaptasi dan merespons tuntutan kebutuhan, (4) Organisasi pembelajaran memiliki tuntutan setiap warga belajar terus menerus untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat (Schlechty, 2009). Peter Senge (1990) mengemukakan bahwa di dalam learning organization yang efektif diperlukan 5 dimensi yang akan memungkinkan organisasi untuk belajar, berkembang, dan berinovasi yakni : 1. Personal Mastery. Kemampuan untuk secara terus menerus dan sabar memperbaiki wawasan agar objektif dalam melihat realitas dengan pemusatan energi pada hal-hal yang strategis. Organisasi pembelajaran memerlukan karyawan yang memiliki kompetensi yang tinggi, agar bisa beradaptasi dengan tuntutan perubahan, khususnya perubahan teknologi dan perubahan paradigma bisnis dari paradigma yang berbasis kekuatan fisik ke paradigma yang berbasis pengetahuan. 2. Mental Model. Suatu proses menilai diri sendiri untuk memahami, asumsi, keyakinan, dan prasangka atas rangsangan yang muncul. Mental model memungkinkan manusia bekerja dengan lebih cepat. Namun, dalam organisasi yang terus berubah, mental model ini kadang-kadang tidak berfungsi dengan baik dan menghambat adaptasi yang dibutuhkan. Dalam organisasi pembelajar, mental model ini didiskusikan, dicermati, dan direvisi pada level individual, kelompok, dan organisasi. 3. Shared Vision. Komitmen untuk menggali visi bersama tentang masa depan secara murni tanpa paksaan. Oleh karena organisasi terdiri atas berbagai orang yang berbeda latar belakang pendidikan, kesukuan, pengalaman serta budayanya, maka akan sangat sulit bagi organisasi untuk bekerja secara terpadu kalau tidak memiliki visi yang sama. Selain perbedaan latar belakang karyawan, organisasi juga memiliki berbagai unit yang pekerjaannya berbeda antara satu unit dengan unit lainnya. Untuk menggerakkan organisasi pada tujuan yang sama dengan aktivitas yang terfokus pada pencapaian tujuan bersama diperlukan adanya visi yang dimiliki oleh semua orang dan semua unit yang ada dalam organisasi. 4. Team Learning. Kemampuan dan motivasi untuk belajar secara adaptif, generatif, dan berkesinambungan. Kini makin banyak organisasi berbasis tim, karena rancangan Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning 16
  • 17. organisasi dibuat dalam lintas fungsi yang biasanya berbasis team. Kemampuan organisasi untuk mensinergikan kegiatan tim ini ditentukan oleh adanya visi bersama dan kemampuan berfikir sistemik seperti yang telah diuraikan di atas. Namun demikian tanpa adanya kebiasaan berbagi wawasan sukses dan gagal yang terjadi dalam suatu tim, maka pembelajaran organisasi akan sangat lambat, dan bahkan berhenti. Pembelajaran dalam organisasi akan semakin cepat kalau orang mau berbagi wawasan dan belajar bersama-sama. Berbagi wawasan pengetahuan dalam tim menjadi sangat penting untuk peningkatan kapasitas organisasi dalam menambah modal intelektualnya. 5. Sistem Thinking. Organisasi pada dasarnya terdiri atas unit yang harus bekerja sama untuk menghasilkan kinerja yang optimal. Unit-unit itu antara lain ada yang disebut divisi, direktorat, bagian, atau cabang. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh kemampuan organisasi untuk melakukan pekerjaan secara sinergis. Kemampuan untuk membangun hubungan yang sinergis ini hanya akan dimiliki kalau semua anggota unit saling memahami pekerjaan unit lain dan memahami juga dampak dari kinerja unit tempat dia bekerja pada unit lainnya. Kelima dimensi dari Peter Senge tersebut perlu dipadukan secara utuh, dikembangkan dan dihayati oleh setiap anggota organisasi, dan diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Kelima dimensi organisasi pembelajaran ini harus hadir bersama-sama dalam sebuah organisasi untuk meningkatkan kualitas pengembangan SDM, karena mempercepat proses pembelajaran organisasi dan meningkatkan kemampuannya untuk beradaptasi pada perubahan dan mengantisipasi perubahan di masa depan. Kelima dimensi dari Peter Senge tersebut perlu dipadukan secara utuh, dikembangkan dan dihayati oleh setiap anggota organisasi, dan diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Kelima dimensi organisasi pembelajaran ini harus hadir bersama-sama dalam sebuah organisasi untuk meningkatkan kualitas pengembangan SDM, karena mempercepat proses pembelajaran organisasi dan meningkatkan kemampuannya untuk beradaptasi pada perubahan dan mengantisipasi perubahan di masa depan. Adapun kondisi sekolah dalam learning organization dan peran masing-masing komponen dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Kegiatan inti sekolah Sekolah dalam organisasi pembelajaran adalah mendesain kegiatan yang menantang siswa untuk belajar. Artinya tujuan sekolah adalah memberikan fasilitas agar Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning 17
  • 18. desain-desain kegiatan pembelajaran siswa yang dapat menantang daya kreatifitas siswa, sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuannya secara optimal. Tujuan utama sekolah bukan lagi semata-mata bisa meluluskan siswanya 100% dan Nilai Ujian Nasionalnya tinggi, tetapi lebih menekankan pada prosesnya, dan sekolah juga harus lebih menekankan pada outcome yaitu seberapa banyak lulusan sekolah yang mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kompetensinya atau melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, bukan semata-mata hanya mengejar output saja. 2. Siswa Dalam lingkungan sekolah sebagai organisasi pembelajaran kegiatan siswa adalah sebagai knowledge worker atau pencari pengetahuan dengan menggunakan sudut pandang siswa maka siswa dalam mencari pengetahuan dengan bekerja dalam tim, memecahkan masalah bersama, dan yang paling penting siswa tahu bagaimana cara belajar yang baik. 3. Guru Dalam organisasi pembelajaran guru berperan sabagai pemimpin dan desainer serta pemandu pembelajaran dengan memberikan motivasi kepada siswa, merancang tugas- tugas yang menantang bagi siswa, memberikan alternatif berbagai sumber belajar yang relevan, serta bersama siswa dan orang tua membuat jaringan belajar. 4. Peran Kepala Sekolah Dalam organisasi pembelajaran adalah manjadi pemimpinnya pemimpin artinya kepala sekolah yang dapat memberdayakan guru untuk menjadi bertanggung jawab atas apa yang di lakukannya di kelas, sehingga guru menjadi pemimpin yang dapat langsung dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab atas permasalahan di kelas tanpa harus menunggu kepala sekolah, sehingga peran kepala sekolah dalam Learning Organization adalah menjadi pemimpinnya pemimpin (leader of leaders). 5. Orang tua Dalam organisasi pembelajaran orang tua adalah school partner, artinya orang tua berpartisipasi penuh, aktif, pembelajar, dan membentuk jaringan belajar untuk optimalisasi pembelajaran siswa. 6. Pengawas Sekolah Berperan sebagai pemimpin moral dan intelektual yang berperan sebagai orang yang memecahkan masalah dengan pemberdayaan guru dan kepala sekolah, jadi inti dari peran pengawas adalah pemberdayaan bukan datang ke sekolah untuk mengatasi masalah sendiri, tanpa melibatkan guru dan kepala sekolah. Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning 18
  • 19. 7. Dinas Pendidikan Berperan sebagai capacity builder artinya dinas adalah lembaga yang mensuport sekolah dengan mengadakan pelatihan-pelatihan kepada guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan agar mampu dan menguasai bagaimana belajar cara belajar yang baik dan yang paling penting adalah guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan terus belajar dan belajar lagi. 8. Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) Dunia Usaha dan Dunia Industri berperan sebagai partner and customer dari sekolah. DUDI perlu bekerjasama dengan pihak sekolah untuk meningkatkan kualitas sekolah dan menuju organisasi pembelajaran, karena pihak DUDI juga berkepentingan untuk mendapatkan input tenaga kerja yang terampil dan kompeten sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh DUDI. Kompetensi manajerial kepala sekolah sesuai dengan Permendiknas No 13 tahun 2007 salah satunya antara lain: “Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/ madrasah menuju organisasi pembelajaran yang efektif”. Hal ini berarti peran kepala sekolah sangat penting dan sentral dalam menjadikan sekolah menjadi organisasi pembelajaran yang efektif dan efisien. Kepala sekolah yang memiliki kompetensi yang handal akan mampu memimpin dan membawa organisasi sekolah menjadi organisasi pembelajaran. Untuk menjawab tantangan di masa yang akan datang memang tidaklah mudah, karena sifat dari perubahan yang tidak pernah berhenti, sehingga adaptasi yang tepat agar sekolah mampu bertahan pada masa yang akan datang. Salah satu bentuk perubahan yang akan di hadapi dunia pendidikan adalah bagaimana menjadikan sekolah kita menjadi sekolah yang bersifat learning organization. Adapun langkah yang dapat menjadikan sekolah menjadi organisasi pembelajaran menurut Marquardt (2002:211) antara lain: 1. Semua pihak berkomitmen menjadikan sekolah mejadi model organisasi pembelajaran. 2. Membentuk koalisi yang kokoh untuk berubah ke arah yang lebih baik. 3. Menghubungkan pembelajaran dengan semua steakholder yang ada di sekolah. 4. Mengukur semua sub sistem sekolah dengan penilaian kinerja. 5. Mengkomunikasikan visi sekolah yang menjadi model organisasi pembelajaran. 6. Mengenali pentingnya berfikir dan bertindak secara sistem artinya tindakan semua. stakeholder akan dapat mempengaruhi organisasi sekolah. Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning 19
  • 20. 7. Pemimpin pendidikan mulai dari guru, kepala sekolah, pengawas dan kepala dinas menunjukkan komitmen dan keteladanan pembelajaran. 8. Mentransformasi kultur sekolah menjadi kultur belajar. 9. Membangun strategi dan jaringan yang pembelajaran yang luas dengan semua sumber-sumber belajar yang ada di sekolah. 10. Mereduksi model birokratif dengan cara mengefisiensikan struktur organisasi menjadi lebih ramping dan ringkas. 11. Memperoleh pengetahuan dan budaya berbagi pengetahuan yang menjadi budaya dalam organisasi sekolah. 12. Memperluas budaya belajar ke seluruh rantai organisasi sekolah. 13. Menerapkan teknologi yang terbaik untuk mendukung proses pembelajaran. 14. Menciptakan kultur prestasi sekolah yang dapat dicapai. 15. Mengukur keberhasilan pembelajaran dengan alat ukur kesuksesan. 16. Selalu beradaptasi, memperbaiki, dan belajar tiada henti. Terakhir mau dibawa ke mana organisasi sekolah kita apakah di masa yang akan datang akan menjadi organisasi pembelajaran ataukah menjadi sekolah yang biasa?. Bisa dan tidaknya organisasi pendidikan menjadi organisasi pembelajaran bukan semata-mata tergantung pada pemerintah, masyarakat, atau kepala sekolah, tetapi hal tersebut bergantung pada kemauan dan itikat baik dari semua stakeholder sekolah agar mau belajar dan belajar lagi dan menciptakan budaya organisasi pembelajaran secara berkelanjutan. E. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan yang bisa kita ambil dari hasil analisis pengisian angket mengenai Profil Organisasi Pembelajaran di SMKN 1 Bintan tingkat pencapaian profil sekolah sebagai organisasi pembelajaran adalah 87.5 %, kalau dihitung skor rata-ratanya adalah 3.5, ini berarti pelaksanaan Learning Organization (Organisasi Pembelajaran) di SMKN 1 Bintan berada pada tingkatan yang cukup besar, dan menuju ke implementasi secara total. Saran-saran yang bisa diberikan kepada SMKN 1 Bintan untuk menuju Organisasi Pembelajaran yang efektif dan efisien adalah : 1. SMKN 1 Bintan perlu melakukan peningkatan perubahan paradigma pembelajaran dari teacher centre ke student centre, perubahan dari organisasi birokrat ke organisasi pembelajaran, serta perubahan dari wajib belajar ke hak belajar. Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning 20
  • 21. 2. Meningkatkan komitmen untuk perbaikan output dan outcame serta pelayanan yang berkelanjutan, agar tidak mengalami demarketing dalam dunia pendidikan, sehingga bisa tetap bersaing di dunia global. 3. Meningkatkan level manajemen pengetahuan dari storage menjadi analisis dan transfer pengetahuan. 4. Mengembangkan sistem pendukung kinerja secara terintegrasi dan aplikatif untuk penemuan pengetahuan dan data mining, sehingga sekolah dapat membentuk organisasi pembelajaran yang menjadi pusat keahlian yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan mendistribusikan pengetahuan. 5. Penggunaan Teknologi Informasi (TI) dalam pembelajaran dan untuk mengelola proses kelompok seperti kegiatan sekolah, urusan, dan manajemen organisasi sekolah perlu ditingkatkan. 6. Mengoptimalkan peran seluruh stakeholder sekolah untuk bersinergi dalam mewujudkan sekolah sebagai organisasi pembelajaran. Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning 21
  • 22. Daftar Pustaka Marquardt, M. J. 2002. Building the Learning Organization: Mastering 5 Element for Corporate Learning. California: Davies-Black Publishing. Nonaka, I., and Takeuchi, H. 1995. The Knowledge-Creating Company. New York: Oxford University Press. Redding, J. 1994. Strategic Readiness: The Making of the Learning Organization. San Fransisco: Jossey-Bass. Schlechty, P.C. 2009. Leading for Learning How to Transform Schools into Learning Organizations. San Francisco, CA: John Wiley & Sons Inc. Senge, Peter. 1990. The Fith Discipline: The Art and Practice of the Learning Organization. New York: Doubleday. Stewart, T. 1997. Intelectual Capital: The New Wealth of Organization. New York: Doubleday. Tugas Matakuliah | Organizational Development and Learning 22