aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
Pancasila dan UUD'45
1. PANCASILA
DAN
AMANDEMEN UUD’45
KELOMPOK 5:
1. RULI PUTRA BIMANTARA 214310266
2. STEVEN SETIAWAN 214310254
3. STEFANUS ISDA 214310253
4. TEMMY KURNIAWAN 214310257
5. YOGY RACHMAD D 214310260
6. YOHANES ADI N 214310261
7. YUSTINUS RAYMOND 214310264
8. CLIF TJANDRA 214310271
9. SUBANGKIT 214310255
2. UUD 1945
• UUD 1945 adalah hukum dasar tertulis (basic law), konstitusi
pemerintahan negara Republik Indonesia saat ini.
• Sebelum dilakukan Perubahan, UUD 1945 terdiri atas :
• Pembukaan
• Batang Tubuh :
• 16 bab,
• 37 pasal,
• 65 ayat :
• 16 ayat berasal dari 16 pasal yang hanya terdiri dari 1 ayat
• 49 ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau lebih
• 4 pasal Aturan Peralihan
• 2 pasal Aturan Tambahan
• Penjelasan
3. UUD 1945
• Sesudah dilakukan Amandemen sebanyak 4 kali,
UUD 1945 terdiri atas :
• Pembukaan
• Batang Tubuh :
• 20 bab,
• 37 pasal,
• 194 ayat :
• 3 pasal Aturan Peralihan
• 2 pasal Aturan Tambahan
• Penjelasan
4. UUD 1945
• Sesudah dilakukan Amandemen sebanyak 4 kali, UUD
1945 terdiri atas :
• Pembukaan
• Batang Tubuh :
• 20 bab,
• 37 pasal,
• 194 ayat :
• 3 pasal Aturan Peralihan
• 2 pasal Aturan Tambahan
• Penjelasan
• Dalam Risalah Sidang Tahunan MPR Tahun 2002,
diterbitkan UUD 1945 Dalam Satu Naskah, Sebagai
Naskah Perbantuan dan Kompilasi Tanpa Ada Opini.
5. STRUktur kenegaraan sebelum
amandemen uuD’45
• UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar
negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945
• Sejak tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia berlaku
Konstitusi RIS, dan sejak tanggal 17 Agustus 1950 di
Indonesia berlaku UUDS 1950
• Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kembali memberlakukan
UUD 1945, dengan dikukuhkan secara aklamasi oleh
DPR pada tanggal 22 Juli 1959.
• Pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945
mengalami 4 kali perubahan (amandemen), yang
mengubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem
ketatanegaraan Republik Indonesia.
6. STRUktur kenegaraan sebelum
amandemen uuD’45
• UU 1945 sebelum di Amandemen meletakan
supremasi struktur kenegaraan Indonesia di tangan
Lembaga (Institusi) yaitu Institusi MPR.
• Seluruh lembaga-lembaga negara bertanggung
jawab kepada MPR sebagai Lembaga tertinggi
Negara.
• Kedudukan Konstitusi UUD 1945 Dijelmakan oleh
Lembaga MPR yang merupakan penjelmaan
kehendak Rakyat.
7. sebelum amandemen
KONSTRUKSI UUD’45
1. Pembukaan UUD’45
• mengandung norma yang merupakan dasar bagi
pembentukan konstitusi negara (staatsfundamentalnorm)
• Norma tersebut adalah Pancasila
• Pancasila haruslah dilihat sebagai cita-cita hukum
(rechtsidee).
• Posisi ini mengharuskan pembentukan hukum positif sesuai
dengan ide-ide dasar Pancasila.
• pembentukan hukum, penerapannya dan pelaksanaannya
tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai Pancasila.
• jika berlandaskan pada teori Hans Nawiazky, Pancasila
sebagai staatsfundamentalnorm, berarti Pancasila
ditempatkan diatas Konstitusi (UUD 1945) dan
Pancasila tidak termasuk pada pengertian Konstitusi.
8. sebelum amandemen
KONSTRUKSI UUD’45
2. Batang Tubuh
• meliputi seluruh pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945
• ditempatkan sebagai ATURAN DASAR NEGARA
(staatsgrundgesetz) , termasuk didalamnya adalah TAP MPR
dan Konvensi Ketatanegaraan.
• Batang Tubuh ini juga sebagai peletakan dasar sistem
ketatanegaraan Indonesia.
• meletakkan Lembaga MPR sebagai lembaga tertinggi Negara
yang merupakan pencerminan kehendak rakyat Indonesia.
Sehingga seluruh lembaga-lembaga negara yang diatur dalam
batang tubuh UUD 1945 ini pun haruslah bertanggung jawab
kepada MPR.
• Pada akhirnya menempatkan Lembaga MPR sebagai lembaga
Superior dalam sistem Ketatanegaraan Indonesia bahkan
seolah-olah lebih tinggi dari Pancasila yang merupakan Norma
Fundamental Negara (staatsfundamentalnorm).
9. sebelum amandemen
KONSTRUKSI UUD’45
3. Penjelasan
• Penjelasan UUD 1945 menyatakan pokok-pokok pikiran yang meliputi
suasana kebatinan dari UUD 1945.
• Pokok-pokok pikiran ini mewujudkan cita-cita hukum (rechtsidee) yang
menguasai hukum dasar negara, baik hukum yang tertulis maupun hukum
yang tidak tertulis.
• Pada Penjelasan juga diterangkan bahwa pembukaan UUD 1945
merupakan kesatuan dengan pasal-pasal yang ada dalam batang tubuh
UUD 1945.
• Sehingga dalam penjelasannya Pancasila yang terkandung dalam
Pembukaaan UUD 1945 merupakan bagian yang menjadi satu kesatuan
sebagai Konstitusi Negara.
• Kedudukan Pancasila seharusnya tidak lebih tinggi dari Konsitusi Negara.
Pancasila seharusnya tidak menjadi staatsfundamentalnorm atau Norma
Fundamental Negara.
10. sebelum amandemen
KONSTRUKSI UUD’45
• Menempatkan Lembaga (institusi) MPR sebagai lembaga yang
superior.
• Keberadaan Pancasila seharusnya sebagai ideologi terbuka yang
sesungguhnya telah dikembangkan pada masa orde baru.
• Namun dalam pelaksanaannya pada masa orde baru lebih
menunjukkan Pancasila sebagai ideologi tertutup.
• Pancasila menjadi alat hegemoni yang secara apriori ditentukan
oleh elit kekuasaan untuk mengekang kebebasan dan melegitimasi
kekuasaan.
• Demikian juga yang terjadi terhadap Lembaga MPR, pada kondisi
nyata dikendalikan atau direkayasa oleh PRESIDEN. Lembaga ini
hanya digunakan sebagai alat kekuasaan Presiden saja sehingga
seakan-akan menjadi otoriter.
11. STRUKTUR KENEGARAAN
SETELAH AMANDEMEN UUD’45
• Amandemen UUD 1945 bermula dari adanya tuntutan
Reformasi pada tahun 1998.
• Ketika itu kekuasaan Orde Baru yang otoriter jatuh dengan
terjadinya tuntutan rakyat untuk mereformasi segala bentuk
kekuasaannya.
• Adapun tuntutan reformasi itu adalah :
1. Penghapusan Dwi Fungsi ABRI
2. Perubahan Konstitusi yang Demokrasi
3. Penegakan Hukum yang independen dan terlepas dari
pengaruh kekuasaan
12. STRUKTUR KENEGARAAN
SETELAH AMANDEMEN UUD’45
• Salah satu masalah pada masa lalu yang mengakibatkan
Pancasila cenderung digunakan sebagai alat legitimasi kekuasaan
dan lebih menjadi IDEOLOGI TERTUTUP adalah karena adanya
pendapat bahwa Pancasila berada di atas dan diluar konstitusi.
Pancasila disebut sebagai norma fundamental negara
(Staatsfundamentalnorm) dengan menggunakan teori Hans Kelsen
dan Hans Nawiasky.
• Isinya dogmatis dan apriori sehingga tidak dapat dirubah atau
dimodifikasi berdasarkan pengalaman sosial. Karena itu ideologi ini
tidak mentolerir pandangan dunia atau nilai-nilai lain.
• Salah satu poin tuntutan reformasi adalah perubahan konstitusi
yang demokrasi, ini berarti luas adalah tuntutan untuk merubah
sistem keukuasaan ketatanegaraan untuk dengan senyatanya
dikembalikan pada rakyat.
• Pengembalian kedaulatan rakyat ini, dengan mengembalikan
posisi falsafah Negara yaitu Pancasila yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945 pada makna dan fungsi yang sebenarnya.
13. STRUKTUR KENEGARAAN
SETELAH AMANDEMEN UUD’45
• Pancasila sebagai penyangga konstitusionalisme
menunjukkan hakikat Pancasila sebagai IDEOLOGI
TERBUKA.
• Konsekuensi Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah
membuka ruang membentuk kesepakatan masyarakat
bagaimana mencapai cita-cita dan nilai-nilai dasar tersebut.
Ideologi terbuka hanya berisi orientasi dasar, sedangkan
penerjemahannya ke dalam tujuan-tujuan dan norma-norma
sosial-politik selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikan
dengan nilai dan prinsip moral yang berkembang di
masyarakat.
• Dengan prinsip Pancasila sebagai Ideologi yang terbuka,
menempatkan Pancasila sebagai bagian dari Konstitusi
Negara. Menempatkan Pancasila sebagai bagian dari
14. SETELAH AMANDEMEN
PEMBUKAAN UUD’45
Selain Pancasila, telah banyak dikenal adanya empat pokok pikiran
Pembukaan UUD 1945, yaitu;
(1) bahwa Negara Indonesia adalah negara yang melindungi dan
meliputi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, serta mencakupi segala paham golongan dan paham
perseorangan;
(2) bahwa Negara Indonesia hendak mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh warganya;
(3) bahwa Negara Indonesia menganut paham kedaulatan rakyat.
Negara dibentuk dan diselenggarakan berdasarkan kedaulatan
rakyat; dan
(4) bahwa Negara Indonesia adalah negara yang ber-Ketuhanan
15. SETELAH AMANDEMEN
PEMBUKAAN UUD’45
Alinea-alinea dalam Pembukaan UUD’45 mengandung pula cita-cita luhur
dan filosofis yang harus menjiwai keseluruhan sistem berpikir materi
Undang-Undang Dasar :
1. Alenia pertama menegaskan keyakinan bangsa Indonesia bahwa
kemerdekaan adalah hak asasi segala bangsa, dan karena itu segala
bentuk penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.
2. Alenia kedua menggambarkan proses perjuangan bangsa Indonesia
yang panjang dan penuh penderitaan yang akhirnya berhasil
mengantarkan bangsa Indonesia ke depan pintu gerbang negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
3. Alenia ketiga menegaskan pengakuan bangsa Indonesia akan ke-Maha
Kuasaan Tuhan Yang Maha Esa,
4. Alinea keempat menggambarkan visi bangsa Indonesia mengenai
bangunan kenegaraan yang hendak dibentuk dan diselenggarakan
dalam rangka melembagakan keseluruhan cita-cita bangsa untuk
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur dalam wadah Negara
Indonesia. Dalam alenia keempat inilah disebutkan tujuan negara dan
dasar negara.
16. SETELAH AMANDEMEN
PEMBUKAAN UUD’45
• Keseluruhan Pembukaan UUD 1945 berisi latar belakang
kemerdekaan, pandangan hidup, tujuan negara, dan dasar
negara dalam bentuk pokok-pokok pikiran.
• Jelas bahwa Pembukaan UUD 1945 sebagai ideologi bangsa
tidak hanya berisi Pancasila.
• Pembukaan UUD 1945 bukan merupakan
staatsfundamentalnorm di Indonesia, karena Pembukaan
UUD 1945 merupakan kesatuan dengan pasal-pasalnya.
Sehingga kedudukan Pembukaan UUD’45 tidaklah lebih
tinggi dari pasal-pasal yg terkandung dalam Batang Tubuh
17. SETELAH AMANDEMEN UUD’45
staatsfundamental-norms
Jika Pancasila bukan merupakan staatsfundamental-norms,
lalu apa yang menjadi dasar keberlakuan UUD 1945 sebagai
konstitusi?
Apa yang mempresuposisikan validitas UUD 1945?
Proklamasi 17 Agustus 1945
18. SETELAH AMANDEMEN UUD’45
PRoKLAMASI SBG staatsfundamental-norms
• Proklamasi menurut hukum yang berlaku pada saat itu bukan
merupakan tindakan hukum karena dilakukan bukan oleh
organ hukum dan tidak sesuai dengan prosedur hukum.
• Proklamasi 17 Agustus 1945 yang menandai berdirinya
Negara Republik Indonesia, yang berarti terbentuknya suatu
tata hukum baru (New Legal Order).
• Adanya Negara Indonesia setelah diproklamasikan adalah
postulat berpikir yuridis (juristic thinking) sebagai dasar
keberlakuan UUD 1945 menjadi konstitusi Negara Indonesia.
• Keberadaan Negara Indonesia yang merdeka adalah
presuposisi validitas tata hukum Indonesia berdasarkan UUD
1945 sekaligus meniadakan tata hukum lama sebagai
19. PROSES AMANDEMEN UUD’45
Pada era reformasi melalui Sidang Tahunan MPR 1999, seluruh
fraksi di MPR membuat kesepakatan tentang arah perubahan
UUD 1945, yaitu:
1. sepakat untuk tidak mengubah Pembukaan UUD 1945;
2. sepakat untuk mempertahankan bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
3. sepakat untuk mempertahankan sistem presidensiil (dalam
pengertian sekaligus menyempurnakan agar betul-betul
memenuhi ciri-ciri umum sistem presidensiil);
4. sepakat untuk memindahkan hal-hal normatif yang ada
dalam Penjelasan UUD 1945 ke dalam pasal-pasal UUD
1945; dan
5. sepakat untuk menempuh cara adendum dalam melakukan
20. PROSES AMANDEMEN UUD’45
• Perubahan Pertama dilakukan dalam Sidang Tahunan MPR
Tahun 1999 yang arahnya adalah :
• membatasi kekuasaan Presiden dan
• memperkuat kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
sebagai lembaga legislatif.
• Perubahan Kedua dilakukan dalam sidang Tahunan MPR
Tahun 2000 meliputi:
• masalah wilayah negara dan pembagian pemerintahan daerah,
• nyempurnakan perubahan pertama dalam hal memperkuat
kedudukan DPR, dan
• ketentuan-ketentuan yang terperinci tentang HAM.
21. PROSES AMANDEMEN UUD’45
• Perubahan Ketiga yang ditetapkan pada Sidang Tahunan
MPR Tahun 2001 meliputi:
• ketentuan tentang Asas-asas landasan bernegara,
• kelembagaan negara dan hubungan antar lembaga negara, dan
• ketentuan-ketentuan tentang Pemilihan Umum.
• Perubahan keempat dilakukan dalam Sidang Tahunan MPR
Tahun 2002 meliputi:
• ketentuan tentang kelembagaan negara dan hubungan antar
lembaga negara,
• penghapusan Dewan Pertimbangan Agung (DPA),
• ketentuan tentang pendidikan dan kebudayaan,
• ketentuan tentang perekonomian dan kesejahteraan sosial, dan
• aturan peralihan serta aturan tambahan.
22. PROSES AMANDEMEN UUD’45
• Bersamaan dengan terjadinya Perubahan (Amandemen)
UUD 1945 tersebut. Maka prinsip Indonesia sebagai negara
hukum yang demokratis (democratic rule of law) juga
dipertegas dalam rumusan UUD 1945.
• Prinsip “supremasi parlemen” yang dianut sebelumnya, yang
dilambangkan dengan kedudukan MPR (Majelis
Permusyawaratan Rakyat) sebagai lembaga tertinggi negara,
diubah dengan prinsip “supremasi konstitusi” dimana semua
lembaga negara dan semua cabang kekuasaan negara
mempunyai kedudukan yang sama-sama tunduk kepada
konstitusi dalam hubungan “checks and balances” antara
satu dengan yang lain.
23. PROSES AMANDEMEN UUD’45
• Supremasi Konstitusi, juga memungkinkan Hukum dijadikan
landasan untuk membentuk sistem, dengan cara
memisahkan kekuasaan (Pemencaran Kekuasaan).
Mengingat segala bentuk kekuasaan cenderung kearah
KORUP dan OTORITER. Adapun teori Pemencaran
Kekuasaan itu ada 2 macam yaitu :
1. Pemencaran secara VERTIKAL (Teritorial Division of
Power/distribution of power)
2. Pemencaran secara HORISONTAL ( Function Division of
Power/separation of power)
24. PELAKSANAAN AMANDEMEN
UUD’45
• “Amandemen”, secara etimologis
• berasal dari Bahasa Inggris : “ To Amend “ diartikan sebagai To
Make Better, To Remove The Faults (untuk menjadikanya lebih
baik, dan menghapuskan kesalahan-kesalahan)
• sebagai A Change For The Better, A Correction Of Error
(merubahnya agar lebih baik, memeriksa yang salah)
• Menurut Sujatmiko,
• Amandemen yang pokok itu tidak serampangan dan merupakan
hal yang serius.
• Konstitusi dinegara kita belum sepenuhnya sempurna.
• Jika ingin menyempurnakan konstitusi satu–satunya pilihan ialah
amandemen.
25. PELAKSANAAN AMANDEMEN
UUD’45
Alasan dan Kesepakatan Amandemen UUD 1945, lemahnya
checks and balances (koreksi dan menyeimbangkan) pada
institusi-institusi ketatanegaraan, meliputi:
• Executive heavy, yaitu kekuasaan terlalu dominan berada di
tangan presiden (hak prerogatif dan kekuasaan legislatif)
• Pengaturan terlalu fleksibel ( cth: pasal 7 UUD 1945 sebelum
amandemen)
• Terbatasnya pengaturan jaminan akan HAM
• Segi subtansi dan isi UUD 1945, dimana UUD1945 memiliki
keterbatasan dan kelemahan
• Segi sosiologis, yaitu adanya amanat dari rakyat untuk
melakukan amandemen.
26. PELAKSANAAN AMANDEMEN
UUD’45
KESEPAKATAN MENGENAI AMANDEMEN UUD 1945
• Amandemen dilakukan oleh antar fraksi MPR.
• Amandemen terdiri dari pembukaan dan batang tubuh
mempunyai kedudukan berlainan , namun terjalin dalam
hubungan
• bersifat kausal organis.
Kesepakatan antara fraksi MPR dalam amandemen UUD 1945
antara lain sebagai berikut.
• Tidak membuka pembukaan UUD 1945
• Tetap mempertahankan NKRI
• Tetap memperhatikan sistem presidensial
• Bagian penjelasan UUD’45 yang normatif, dimasukan dalam batang
tubuh
27. TUJUAN AMANDEMEN UUD’45
• Menyempurnakan UUD yang sudah ada agar tetap sesuai
dengan perkembangan zaman
• Menerapkan sistem presidensial yang dinyatakan dalam UUD
secara sebenarnya.
• Komponen sistem presidentil-sistem kepartaian dan pemilu
tidak terbangun dalam keserasian satu dengan yang lainya
dan sebenarnya lebih sesuai untuk mendukung sistem
parlementer
28. AKIBAT AMANDEMEN UUD’45
• menyebabkan Indonesia cenderung menganut demokrasi
liberal yang tidak sesuai lagi dengan kepribadian bangsa
Indonesia.
• tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi tidak
teratur, salah satunya adalah MPR tidak lagi menjadi
lembaga tertinggi negara dan Presiden bukan lagi mandataris
MPR
• Indonesia menjadi menganut dua kamar, yakni DPR dan
DPD. Padahal, ini tidak ada dalam UUD 1945
• Terjadi inkonsistensi, kontradiksi, dan ketidakselarasan antar
pasal dan ayat dalam undang-undang tersebut Akibatnya
Negara terjebak pada kekuasaan oligarki, praktik