SlideShare a Scribd company logo
1 of 102
Download to read offline
DIKTAT
MATA KULIAH STANDARISASI HASPER
POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA
The Hazard Analysis
and
Critical Control Point
System
ELY JOHN KARIMELA
1.UU No. 4 tahun 1984 ttg Wabah Penyakit
Menular.
2.UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3.UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan.
4.UU No. 32 tahun 2004 ttg Pemerintah
Daerah.
5.PP No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah kepada Propinsi sebagai Daerah
Otonom
6.PP No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan
Mutu dan Gizi Pangan
7.Permenkes No. 180 / 1985 ttg Makanan
Kedaluwarsa
8.Permenkes No. 826 / 1987 ttg Makanan
Iradiasi.
9. Permenkes No. 722 / 1988 ttg Bahan Tambahan
Makanan
10.Permenkes No. 1168/Menkes/Per/X/1999 tentang
Perubahan atas Permenkes No. Permenkes No. 722
tahun 1988
11.Kepmenkes No. 715/2003 ttg Persyaratan HS
Jasaboga
12.Kepmenkes No. 942/2003 ttg Pedoman Persyaratan HS
Makanan Jajanan
13.Kepmenkes No. 1098/2003 ttg Persyaratan HS Rumah
Makan dan Restoran
13.
14. Peraturan Daerah Propinsi, Kabupaten/Kota.
15. SK Gubernur, Bupati/Walikota.
HACCP, PENERAPAN DAN REGULASI DI INDONESIA
 US Regulation 1974-LACF-HACCP  Indonesian Canned
Fish, exported to USA
 1978- DEPKES mengadopsi GMP  CPMB
 QMP-HACCP, Canada 1991  PMMT (IQMP)-HACCP bagi
eksportir hasil perikanan.
 MODUL V, 1994: HACCP dan pedoman pemnerapannya.
 DG Fisheries-Approved Country by EU Council 1994 
PMMT (HACCP).
 CAC/RCP1-1969-Rev 3-1998  SNI 01-4852-1998:
HACCP dan Penerapannya.
 PP 28/2003  GMP: wajib
 CAC/RCP1-1969-Rev 4-2003  SNI ?
INTERNATIONAL EXPANSION OF HACCP
ISO 22000Effective and efficient Food Safety Management System
In harmony with
ISO 9001
Sustainability
Effortability
Safety
Security
Logistic
Quantiity
Quality
PANGAN SEBAGAI KEBUTUHAN
DASAR/HIDUP MANUSIA
Resources
management
Processing/
marketing
Stock/supply
management
Production
management
Qualisafe
management
Food
for
a Life
4/22/2020
Could occur
•Combination of
control
& Traceability
Food-born hazards
Agriculture inputs production
Handling and distribution
Primary production
Food additives
Distribution
Food Industries
Food storages
Retail
Restaurant
Catering
Food safety: from farm to table
Keuntungan HACCP bagi industri pangan
• Meningkatkan volume penjualan:
 Konsumen yakin bahwa tingkat keamanan yang diingini telah
tercapai
• Efisiensi biaya
 Mengurangi pemborosan sumber daya dengan memusatkan
faktor-faktor yang relevan (Cost effectiveness and efficiency)
 Penolakan lebih sedikit
• Meningkatkan kepuasan pelanggan
• Marketing:
 Selling point
• Sumberdaya manusia:
 Memberikan kepercayaan diri yang tinggi pada bisnis dan
dan karyawan
 Memperbaiki pengertian dan motivasi kerja tim
• Otoritas berwenang yakin bahwa tingkat keamanan sesuai standar
Mendorong Industri Pangan
Mencapai Kondisi Terbaik
Secara Bertahap
Pelatihan dan Penerapan Prinsip Keamanan Pangan
Penerapan Cara Produksi Pangan yang
Baik (CPPB), dsb
Penerapan manajemen
keamanan pangan
berdasarkan prinsip
HACCP
QualitySystem
Sertifikasi Manajeman
Mutu Internasional (ISO,
dsb.)
8 Kunci Persyaratan Sanitasi:
1. Keamanan Air
2. Kondisi & kebersihan permukaan yg kontak dgn bahan
pangan
3. Pencegahan kontaminasi silang
4. Menjaga fasilitas pencuci tangan, sanitasi & toilet
5. Proteksi dari bahan-bahan kontaminan
6. Pelabelan, penyimpanan & penggunaan bahan toksin yg benar
7. Pengawasan kondisi kesehatan personil
8. Menghilangkan pest dari unit pengolahan
Hierarki Keamanan Pangan
HACCP
ISO
22000
Persyaratan
Undang2
(Wajib)
Standar
SMKP
(Sukarela)
PIRAMIDA HACCP
Food
Temperature
Control
Cleaning
And
Sanitizing
Personal
Hygiene
Pest
Control
Total
Manage
ment
Commit
ment
Education
and
Training
Biological
Chemical
Physical
Hazards
HACCP
HACCP merupakan metode yang
rasional & alamiah untuk penjaminan
mutu makanan.
Sistem ini terdiri atas identifikasi serta
pengkajian yang sistematis terhadap
bahaya (hazard) & penentuan upaya
pengendalian yang efektif. Sistem
HACCP yang lengkap didasarkan pada
tujuh prinsip.
Prinsip HACCP & Definisi
1. Melakukan identifikasi
bahaya, mengevaluasi
risiko, & menentukan
tindakan pengontrolan
risiko)
Bahaya (hazard): agens biologi, kimia,
fisik, atau faktor yangg berpotensi untuk
menimbulkan efek yang merugikan bagi
kesehatan.
2. Menentukan critical
control point (CCP)
CCP: tahapan, dimana kontrol dapat
dilakukan, yang penting untuk mencegah
atau menghilangkan bahaya keamanan
makanan atau untuk menguranginya
sampai ke tingkat yang dapat diterima.
3. Menetapkan batas-batas
kritis pad a setiap CCP.
Batas-batas kritis (critical limit):
kriteria untuk memisahkan keadaan yang
bisa diterima (akseptabilitas) & yang
tidak bisa diterima (unakseptabilitas).
4. Menetapkan prosedur
pemantauan
Pemantauan: Tindakan terencana untuk
melakukan serangkaian observasi atau
pengukuran parameter guna mengkaji
apakah CCP masih terkontrol.
Prinsip HACCP & Definisi
5. Menetapkan tindakan
korektif.
Tindakan korektif: Tindakan yang akan
diambil jika hasil pemantauan CCP
menunjukkan hilangnya kontrol.
6. Menetapkan prosedur
verifikasi.
Verifikasi: Penerapan metode, prosedur
atau tes disamping penerapannya dalam
pemantauan untuk menentukan kepatuhan
terhadap rencana HACCP & atau apakah
rencana HACCP itu perlu diubah.
7. Menetapkan prosedur
dokumentasi.
7 (TUJUH) PRINSIP HACCP
Rabu,22
April2020
17
Penyusunan dan penggunaan
dokumentasi dan sistem
PENYIMPANAN DATA
VERIFIKASI
sistem
Pelaksanaan
TINDAKAN
KOREKSI /
PERBAIKAN
bila batas kritis
tidak tercapai
Pembentukan
dan penerapan
prosedur
PEMANTAUAN
Spesifikasi
BATAS
KRITIS yang
menunjukkan
efektifitas
pengendalian
Menentukan
critical control
point (CCP) untuk
mengendalikan
bahaya yang
teridentifikasi
Identifikasi
BAHAYA,
penilaian
TINGKAT
BAHAYA
dan
RISIKO
1
5
3
6
2
4
7
JENIS BAHAYA, MELIPUTI:
Bahaya BIOLOGI (MIKROBIOLOGI),
KIMIA, dan FISIK
PRINSIP – 1
IDENTIFIKASI BAHAYA
Bahaya/Risiko
19
BAHAYA / RISIKO
1. Kelompok Bahaya (A –F)
2. Karakteristik Bahaya
(0,+,++,+++,++++,+++++, A+)
3. Kategori Risiko (0-VI)
Bila Jumlah
(Zat Biologis, Kimia ,Fisik)
Melampaui Batas Yang
Dapat Diterima
Menyebabkan
Kerusakan MAKANAN
Sehingga Berpotensi
Menyebabkan
GANGGUAN KESEHATAN
/ PENYAKIT
Kimia
Fisik
Biologis
Bahan
mentah
Produk
setengah jadi
Produk
jadi
kontaminasi pd
Urutan Risiko Bahan Makanan
1. Unggas & produk unggas
2. Daging sapi & produk daging sapi
3. Daging babi & produk daging babi
4. Ikan & produk ikan
5. Salad campuran (telur, tuna) &
sayuran lalapan
6. Lauk pauk lainnya
7. Susu & produk susu (kcl. Es cream)
8. Puding & krim
9. Es cream & permen
10. Bahan kering
21
4. SPESIFIC FOOD
ANALISIS UNTUK SETIAP PRODUK MAKANAN
2. PERISHABLE FOOD
MAKANAN YANG MUDAH RUSAK KARENA:
- KADAR PROTEIN TINGGI
- KANDUNGAN AIR BEBAS YANG TINGGI
3. HIGH RISK POTENTIAL FOOD
MAKANAN YG BERPOTENSI RISIKO TINGGI
- SECARAALAMI TERCEMAR
- TERCEMAR BUATAN
1. MAKANAN RAWAN TERCEMAR
MAKANAN YANG MUDAH TERCEMAR OLEH:
FISIK, KIMIA, ATAU MIKROBA
BAHAYA MIKROBIOLOGIS
Bahan Pangan Organisme Patogen
Daging dan produk
daging
Salmonella
S. aureus
Y. enterocolitica
C. perfringens
C. botulinum
E. coli patogenik
L. monocytogenes
Virus enteric
Parasit
Susu dan produk susu Mycobacterium
Brucella
Salmonella
L. monocytogenes
E. coli
S. aureus
Bacillus sp.
Clostridium sp.
Virus
Unggas dan produk
unggas
Salmonella
Campylobacter
C. perfringens
S. aureus
Y. Enterocolitica
L. monocytogenes
Produk hasil laut (ikan,
kerang, udang)
V. cholerae
V. parahaemolyticus
C. botulinum
L. monocytogenes
Parasit
Virus (utama Hepatitis A)
Sayur-sayuran Salmonella
Shigella
V. cholerae
L. monocytogenes
Virus Hepatitis A&
enteric
Parasit
Mikotoksin Mikroba penghasil Makanan yang
tercemar
Aflatoksin Aspergillus flavus Jagung, kacang tanah, biji
kapas, kopra, beras, susu,
kacang-kacangan lain.
Patulin Penicillium claviforme Apel, anggur, buah-buahan
Okratoksin A Aspergillus ochraceus Gandum, jagung, barlei,
kacang tanah, biji-bijian
Zearalenon Fusarium sp. Jagung, barlei, sorghum,
wijen, minyak jagung, pati
Fumonisin Fusarium moniliforme Jagung, barlei, sorghum,
wijen, minyak jagung, pati
Botulinin Clostridium botulinum Makanan kaleng, daging,
ikan & sea food, telur,
sayuran
Asam bongkrek Pseudomonas cocovenenans Bungkil ampas kelapa,
tempe bongkrek
O’CLOCK BACTERIA
12.00 1
12.20 2
12.40 4
1.00 8
2.00 64
3.00 512
4.00 4096
5.00 32,768
6.00 262,144
7.00 2,097,152
E. coli 0157:H7
Salmonella
Listeria
Bakteri Berbahaya
BAHAYA KIMIA
Kelompok Jenis Bahan Kimia Contoh
Terbentuk
secara alami
Mikotoksin,Skrombotoksin,
Toksin jamur & kerang,
Alkaloid pirolizidin,
Fitohemaglutinin, PCB
(polychlorinated biphenyl)
Aflatoksin, okratoksin,
zearalenon
Histamin
Amatoksin, palotoksin
Toksin paralitik, toksin
diare, neurotoksin,
toksin amnestik
Ditambahkan
secara
sengaja atau
tidak sengaja
Bahan kimia pertanian
Logam/benda berbahaya
Bahan tambahan (terlarang
atau melebihi batas)
Bahan bangunan & sanitasi,
Pengawet
Pestisida, fungisida,
pupuk, insektisida,
aldrin, antibiotik,
hormon pertumbuhan,
fertilizer
Pb, Zn, As, Hg, Sianida
Pewarna (amarant,
methanil yellow,
rhodamin B)
Lubrikan, sanitizer,
pelapis
Nitrit, formalin, boraks
Toksikan Sumber Makanan yang
tercemar
Ciguatera Dinoflagelat Berbagai ikan
tropis
Toksin kerang :
paralitik, neirutoksin,
diareik, amnesik
Berbagai
dinoflagelat
Kerang
Alkaloid pirolizidin Berbagai
tanaman beracun
Serealia, madu
Histamin Bakteri
pembusuk
Ikan, keju
HCN Singkong, gadung
Asam jengkolat Jengkol
Mimosin Petai china/lamtoro
Solanin Kentang
Eteris Cabe
Bahan Tambahan Pangan
anti-caking agents
antimicrobial agents
antioxidants
colours
curing and pickling agents
emulsifiers
enzymes
firming agents
flavour enhancers
flavouring agents
humectants
leavening agents
release agents
non-nutritive sweeteners
nutrient supplements
nutritive sweeteners
oxidising and reducing agents
pH control agents
propellants and gases
sequestrants
solvents and vehicles
stabilisers and thickeners
surface-active agents
texturizers
Penggunaan BTP yang dilarang
 borax
 boric acid
 formaldehyde
 unapproved colouring agents
 polynuclear aromatic hydrocarbons
 heterocyclic amines, nitropyrenes
 nitrosamines
 ethyl carbamate (urethane)
 chloropropanols
Kontaminan selama produksi
Potensial bahan lain
processing Aids
food Contact Materials
packaging Materials
cleaning Agents
ion-exchange resins, filter aids
enzyme preparations
microorganisms
solvents, lubricants, release agents
specific function additives
utensils
working surfaces
equipment
metal, plastic, paper, wood, etc.
detergents
sanitisers
BAHAYA FISIK
Cemaran fisik yang potensial
 glass
 slime or scum
 metal
 bone
 plastic
 stones and rocks
 capsules or crystals
 pits or shell
 wood
 paper
 human and animal hair
FORMULIR 1. IDENTIFIKASI BAHAYA DAN CARA
PENCEGAHANNYA
NAMA MASAKAN : …
Ket. B (M) = Biologis (Mikrob) ; K = Kimia ; F = Fisik
NO. BAHAN MENTAH /
INGRIDIEN /
BAHAN TAMBAHAN
BAHAYA
B (M)/K/F
JENIS
BAHAYA
CARA
PENCEGAHAN
FORMULIR 2. ANALISA RESIKO BAHAYA
NAMA MASAKAN : …
A = Makanan untuk konsumen beresiko tinggi (a.l. pasien & gol. Resti)
B = Mengandung bahan yang sensitif thd bahaya biologis/kimia/fisik
C = Tidak ada tahap untuk mencegah/menghilangkan bahaya
D = Kemungkinan mengalami kontaminasi kembali setelah pengolahan
E = Kemungkinan penanganan yang salah selama distribusi /konsumsi
F = Tidak ada cara mencegah/menghilangkan bahaya oleh konsumen
NO BAHAN /
INGRIDIEN
KEL. BAHAYA(“v”) KATEGORI
RESIKOA B C D E F
Tuna Loin
Bahan mentah
1.
2.
3.
Kategori Resiko Makanan Form 2. HACCP
Kategori
resiko
Karakteristik
bahaya
Keterangan
0 0 (tidak ada bahaya) TIDAK mengandung bahaya A s.d. F
I (+) Mengandung SATU bahaya B s.d. F
II (++) Mengandung DUA bahaya B s.d. F
III (+++) Mengandung TIGA bahaya B s.d. F
IV (++++) Mengandung EMPAT bahaya B s.d.
F
V (+++++) Mengandung LIMA bahaya B s.d. F
VI A+
(kategori khusus)
Kategori resiko paling tinggi (semua
makanan yang mengandung
BAHAYA A, baik DENGAN/TANPA
bahaya B - F
PRINSIP – 2
PENETAPAN CRITICAL CONTROL POINT
(CCP)
TITIK KENDALI KRITIS/ CRITICAL CONTROL
POINT (CCP)
Titik, tahapan atau prosedur dimana
pengendalian dapat dilakukan dan bahaya
keamanan makanan dapat dicegah,
dieliminir atau dikurangi hingga mencapai
tingkat yang dapat diterima
PRINSIP – 3
PENETAPAN BATAS /LIMIT KRITIS
Kriteria yang memisahkan antara keberterimaan
dengan ketidakberterimaan (Codex FAO-WHO)
1. Suhu
2. Waktu
3. Kelembaban (RH)
4. Nilai Aw
5. Nilai pH
6. Kuali & Kuant mikrob
7. Konsent. Pengawet
8. Konsent. Garam
9. Klorin bebas
10. Viskositas
11. Nilai kimia
12. Cemaran (jenis & jml)
13. Kondisi fisik terdeteksi (warna,
bau, tekstur)
KRITERIA BATAS / LIMIT KRITIS
 Temperatur Sterilisasi : 118 - 122 oC
 Waktu Cooking : 20 - 25 Menit
 pH : 6.0 - 6.5
 Moisture atau Aw : 0.8 - 0.85
 Kadar gula : 20 - 24 %
 Temperatur penyimpanan : 0 - 4 oC
BEBERAPA CONTOH BATAS KRITIS
PRINSIP – 4
PEMANTAUAN BATAS KRITIS
Memeriksa efektivitas
pengendalian pada sebuah CCP,
dengan :
Pengamatan
Pengukuran
Pencatatan
yang sistematis
Kondisi/konsekuensi Contoh
Terjadi bahaya bagi kesehatan Ditemukannya pecahan kaca atau tulang
pd makanan & Ditemukan mikroba
patogen pada makanan
Kemungkinan bahaya dapat meningkat /
berkembang
•Pemanasan yang kurang
•Suhu pendinginan yang kurang
•Sarana penyajian-Disrtb-Konsm <<<
Produk diolah pada kondisi yang tidak
menjamin kesehatan
•Pencatat suhu rusak
•Pencatat waktu rusak
•H-S alat, ruang, tenaga <<<
Mutu bahan mentah tidak memenuhi
syarat
Residu pestisida pada sayuran/
buah, Logam berat pada ikan, Formalin 
ayam/mie basah/tahu basah, Boraks 
bakso / mie,  angka kuman, Adanya
mikroba patogen, Angka asam  pd minyak
& produknya, Gas NH3 & H2S pada hewani,
Mikotoksin (a.l. bm kering) & racun alami
• What (Apa) : Merupakan objek pengukuran atau pengawasan
untuk memastikan apakah titik kendali kritis beroperasi didalam
kisaran batas kritis. Contoh : Temperatur strerilisasi
• How (Bagaimana) : Merupakan cara/metoda pengukuran (batas
kritis kuantitatif) secara fisika atau kimia. Memerlukan waktu
dan akurasi yang benar/nyata. Contoh : Menggunakan
thermometer
• When/Frequency (Kapan) : Rentang waktu atau frekuensi
(berkelanjutan atau berjeda). Contoh : frekuensi/ durasi tiap
15 menit
• Who (Siapa) : Orang kompeten dan terlatih untuk melakukan
pekerjaan tersebut. Contoh: operator
MONITORING (Pemantauan)
PRINSIP – 5
TINDAKAN KOREKSI
Bila Nilai Target yaitu suatu nilai atau karakteristik
dari zat fisik, kimia atau biologis yg digunakan
kecenderungannya kurang pengendalian
Maka Dilakukan
Perbaikan Proses dan Memperketat
Pengawasan sebelum ada Penyimpangan
Tingkat risiko Tindakan koreksi / perbaikan
Makanan berisiko
tinggi
Mkn tdk boleh diproses/diolah sebelum semua
penyimpangan dikoreksi / diperbaiki.
Mkn ditahan / tdk didistribusikan dan diuji
keamanannya
•Jika keamanan makanan tidak memenuhi syarat,
perlu dilakukan tindakan koreksi yang tepat.
Makanan berisiko
sedang
•Makanan dapat diproses/diolah, tetapi
penyimpangan harus dikoreksi dalam waktu
singkat
Pemantauan khusus diperlukan sampai semua
penyimpangan dikoreksi
Makanan berisiko
rendah
•Makanan dapat diolah (diteruskan), penyimpangan
harus dikoreksi / diperbaiki jika waktu
memungkinkan.
•Pengawasan rutin harus dilakukan untuk
menjamin status resiko tidak berubah menjadi
resiko sedang atau tinggi.
Rabu, 22 April 2020 48
Memeriksa efektivitas dari
Sistem HACCP
PRINSIP – 6
VERIFIKASI
1. Penetapan jadwal verifikasi
2. Pemeriksaan kembali rencana HACCP
3. Pemeriksaan catatan HACCP
4. Pemeriksaan penyimpangan CCP & prosedur
perbaikannya
5. Pengamatan visual selama produksi  mengendalikan
CCP
6. Pengambilan contoh / sampel dan analisa secara acak
7. Membuat kesesuaian rencana HACCP
PRINSIP – 7
DOKUMENTASI HACCP
1. Judul dan tanggal pencatatan
2. Keterangan makanan (keterangan khusus)
3. Bahan dan peralatan yang digunakan
4. Proses pengolahan yang dilakukan
5. CCP yang ditemukan
6. Batas kritis yang ditetapkan
7. Penyimpangan dari batas kritis yang terjadi
8. Tindakan koreksi / perbaikan
9. Identifikasi tenaga operator peralatan khusus
Pencatatan semua tahapan HACCP atau
Penyusunan Data dan Laporan
TAHAPAN PENERAPAN
HACCP
PENENTUAN CCP
PENENTUAN BATAS KRITIS TIAP
CCP
PENYUSUNAN SISTEM
PEMANTAUAN SETIAP CCP
PENETAPAN TINDAKAN
KOREKSI SETIAP
PENYIMPANGAN
PENETAPAN PROSEDUR
VERIFIKASI
PENETAPAN DOKUMENTASI DAN
PEMBENTUKAN TIM HACCP
DESKRIPSI PRODUK
IDENTIFIKASI RENCANA
PENGGUNAAN
PENYUSUNAN BAGAN ALIR
KONFIRMASI BAGAN ALIR DI
LAPANG
PENETAPAN
BAHAYA DAN
PENGENDALIAN
PERSYARATAN
DASAR/PRE REQUISITE
HACCP
DI UNIT PENGOLAHAN
IKAN (UPI)
GMP & SSOP
REGULASI
 Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan No
KEP 052A/KEPMEN-KP/2013 Tentang
Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan
dan Distribusi
 KEPMENKES RI Nomor : 23/MEN.KES/SK/1978
tentang Pedoman Cara Produksi yang baik untuk
Makakanan
 CAC-RCP1-1969-REV4: General Principles of
Food Hygiene
 Regulasi UE 852/2004 on Hygiene of Foodstuffs
 Regulasi UE 853/2004 Specific Hygiene Rules
For Food of Animal Origin.
4/22/202053
 Istilah ini digunakan pertama kali pada
Pedoman HACCP Amerika (NACMCF)
 Sebagai alternatif ditunjukkan sebagai GHP
dan/atau GMP
 Ketentuan mengenai kondisi dasar
lingkungan dan aktivitas operasi
 Fokus terhadap:
 Bangunan
 Personil
 Produk/bahan baku
PROGRAM KELAYAKAN DASAR (1)
• Diperlukan untuk menghasilkan produk yang
aman dan bermutu (safe and wholesome)
• Harus diterapkan (“in place”) dan operasional
penuh sebelum mengembangkan HACCP
• Sebagai fondasi HACCP dan memudahkan
HACCP berfungsi secara efektif
• Mencakup bahaya keamanan pangan “low risk”,
hukum, issue2 mutu atau ekonomis
• Memastikan rencana HACCP lebih fokus dan
“kompak”
PROGRAM KELAYAKAN DASAR (2)
4/22/2020
56
SISTEM JAMINAN MUTU DAN
KEAMANANAN HASIL PERIKANAN
HACCP ???
 Problem
 Penyakit akibat pangan (Foodborne diseases)
 Market access – pentingnya keamanan pangan
di seluruh rantai pangan
 Solusi
 Sistem keamanan pangan yang fokus pada pencegahan masalah sebelum terjadi
 Program untuk memperbaiki dan memverifikasi keamanan pangan pada industri
pangan
JAWABAN:
H ard to
A pply,
Complicated, and
C onfusing
P ractice
 Hazard Bahaya thd kesehatan
 Analysis Investigasi bahaya
 Critical Krusial untuk pengendalian
 Control Penanganan kondisi
 Points Posisi pada proses
APA ITU HACCP ???
Alat Manajemen : untuk
memproteksi (melindungi) bahan
pangan / makanan dari bahaya
(hazard) yang bersifat biologis,
kimiawi maupun fisik
Bukan “Zero Risk
System”, tetapi didesain
untuk meminimalisasi
resiko bahaya keamanan
makanan
Sistem Jaminan Mutu Keamanan Pangan/Produk
Mendasarkan pada kesadaran bahwa Bahaya/Hazard dapat
timbul pada setiap titik atau Tahap Produksi
Namun dapat dilakukan pencegahan melalui Pengendalian Titik-
Titik Kritis
(Hazard Analysis Critical Control Point)
( HACCP )
HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT Proses pengendalian pro-aktif , preventif bukan reaktif
 Mampu menghilangkan/ mencegah/ meminimalkan tingkat risiko
kontaminasi pangan.
 Sistematik
 Berdasarkan kajian ilmiah
Operasionalisasi
GMP & SSOP
Good Manufacturing Practices
Sanitation Standard Operation Prosedures
GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP)
Adalah : Cara/teknik berproduksi yang BAIK dan BENAR
untuk menghasilkan produk yang MEMENUHI PERSYARATAN
mutu dan keamanan
SANITATION STANDARD OPERATING
PROCEDURES (SSOP)
Adalah : Prosedur untuk memelihara kondisi sanitasi/kebersihan
UPI yang berhubungan dengan seluruh fasilitas produksi untuk
menjamin produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu dan
keamanan
1. SELEKSI BAHAN BAKU
2. PENANGANAN DAN PENGOLAHAN
3. BAHAN PEMBANTU
4. BAHAN KIMIA
5. PENGEMASAN
6. PENYIMPANAN
7. DISTRIBUSI
FAKTOR YANG PERLU
DIPERHATIKAN DALAM GMP
 Asal-usul bahan baku
 TRACEABILITY INTERNAL
 TRACEABILITY EKSTERNAL
1. SELEKSI BAHAN BAKU
1. MAMPU LACAK SECARA ADMINISTRATIF
2. MAMPU LACAK SECARA TEKNIS
 Sanitasi Higiene
 Good Handling Practices
 Good Aquaculture Practices
 Cold Chain System
 Cemaran Kimia/cemaran residu
3. JENIS DAN UKURAN
4. MUTU SESUAI STANDAR
5. JENIS OLAHAN (PRODUK AKHIR)
 Tidak ada bahan baku yang diterima
jika diketahui mengandung parasit,
bakteri, pestisida, obat ikan atau
racun, dekompose
 Harus diinspeksi dan disortasi
sebelum diolah
 Bila perlu, diuji lab
 Sistem FIFO
Lanjutan…
 WAKTU/KECEPATAN
 TEMPERATUR
 TEKNOLOGI (SEGAR, BEKU, KALENG,
KERING, DLL)
 PERALATAN
 PERSONIL
2. PENANGANAN DAN
PENGOLAHAN
 Penerimaan dilakukan dengan cepat, higienis, terlindung dan
mencegah kontaminasi
 Sesuai dengan sistem FIFO
 Bahan baku yang menunggu proses lebih lanjut harus ditempatkan
pada tempat/wadah yang saniter dan higienis, diberi es atau
dimasukan kedalam pendingin.
 Peralatan yang digunakan untuk penyimpanan harus dapat
menjaga kondisi suhu produk tersebut
 Wadah untuk penanganan produk segar dan es, terbuat dari bahan
kedap air, halus dan tahan karat serta mudah dibersihkan
 Penanganan dan pengolahan produk mampu menjamin
penerapan rantai dingin (mulai penerimaan, pengolahan hingga
produk akhir)
 Air lelehan harus dapat mengalir keluar dari produk
 Penanganan dan pengolahan mampu menjamin upaya
pencegahan kontaminasi silang (antara tahap bersih dan kotor)
 Penanganan dan pengolahan produk dilakukan secara higienis
 JENIS
 TUJUAN
 KUALITAS
 METODE PENGGUNAAN
 PENGAWASAN
3. BAHAN TAMBAHAN MAKANAN
 PERSYARATAN BAHAN TAMBAHAN
MAKANAN
 Persyaratan bahan sesuai dengan standar
sehingga tidak membahayakan kesehatan
manusia
 Pemakaian bahan sesuai dengan
persyaratan
 Bahan yang diterima didokumentasikan dan
dimonitor
 JENIS
 TUJUAN
 METODE PENGGUNAAN
 KUALITAS
 PENGAWASAN
4. BAHAN KIMIA
 DISAIN DAN MATERIAL HARUS MEMBERIKAN
PERLINDUNGAN YANG CUKUP UNTUK MEMINIMALISASI
KONTAMINASI DAN KERUSAKAN
 DAPAT MENGAKOMODASI PELABELAN YANG BENAR
 TIDAK TOKSIK DAN AMAN
 SESUAI DENGAN KONDISI PENYIMPANAN DAN
PENGGUNAAN
 KUAT, MUDAH DIBERSIHKAN DAN DISUCIHAMA
5. PENGEMASAN
PENGEPAKAN DAN
PELABELAN
 Mampu melindungi dan mempertahankan mutu produk
 Bahan yang digunakan terjamin kebersihan dan
integritasnya
 Bahan pengemas disimpan di gudang tersendiri dan
terlindung dari debu dan kontaminasi
 Pengemasan dilakukan pada kondisi yang higienis untuk
menghindarkan kontaminasi
 Bahan tidak boleh digunakan ulang
 Kemasan produk diberi label atau dokumen-dokumen yang
menunjukkan ringkasan atau deskripsi produk, jenis
produk, tahun, bulan dan tanggal produksi, negara asal
 JENIS PRODUK
 TEKNIK PENYIMPANAN
 LAMA PENYIMPANAN
 KONDISI PENYIMPANAN (SUHU,
KELEMBABAN, CAHAYA, DLL)
6. PENYIMPANAN
PENYIMPANAN BEKU
 Gudang beku mampu menjaga suhu pusat produk -180C atau lebih
dingin
 Dilengkapi dengan alat pencatat suhu yang mudah dibaca
 Sensor suhu pada alat pencatat suhu diletakkan di lokasi yang
mempunyai suhu paling tinggi
 Penyimpanan produk dengan metoda FIFO
 Penyimpanan produk menggunakan pallet untuk mencegah
kontaminasi dan menjamin sirkulasi udara dingin yang merata
 Dilengkapi tirai udara pada pintu masuk antara anteroom dan gudang
beku
 Mempunyai fasilitas anteroom
 JENIS PRODUK
 JENIS ALAT ANGKUT
 KONDISI PENYIMPANAN
7. DISTRIBUSI
PENGANGKUTAN DAN
DISTRIBUSI
 Sarana pengangkutan produk dapat
mempertahankan suhu produk , kelembaban,
dan kondisi lainnya sesuai karakteristiknya
 Suhu alat pengangkutan ikan hidup dapat
mempertahankan kelangsungan hidup ikan dan
keamanan pangan
 Seluruh truk hrs tertutup
 Setelah pembongkaran, truk dibersihkan dan
disinfeksi scr efektif
4/22/202077
 Tidak mengkontaminasi produk atau kemasan
 Dapat dibersihkan secara efektif dan bila perlu
didesinfeksi
 Memungkinkan pemisahan yang efektif antara
produk yang berbeda atau pangan dengan non
pangan
 Memberikan perlindungan yang efektif dari
kontaminasi, termasuk debu dan asap
Acuan yang digunakan utk mengembangkan GMP
1. Regulasi dan persyaratan terbaru,
2. Standar, spesifikasi teknis,
3. Persyaratan negara importir.
4. Persyaratan teknis konsumen,
5. Informasi teknologi terbaru
7. Praktek sebenarnya.
8. Pengalaman.
MANUFACTURING PRACTICE - GMP
80
GMP – INFORMASI UMUM
1) Tahapan Proses
2) Tujuan
3) Prosedur yg ditetapkan
4) Monitoring dan verifikasi
5) Tindakan koreksi
6) Dokumen dan rekaman utk
dipelihara
7) Tanggungjawab
81
METODE MENGEMBANGKAN GMP
1. Setiap tahap (atau bagian dari tahap), melakukan:
Identifikasi semua faktor yang mungkin atau akan
mempengaruhi mutu produk dan tetapkan praktek yang
diterapkan utk menjamin mutu produk
+ air utk produksi  hanya menggunakan air murni
+ alat proses  hanya mengguanakan alat yang bersih
+ suhu es yg cukup dan tetapkan waktu
2. Prosedur yg disebutkan dlm GMP harus ditujukan utk
mencapai desain kriteria yg ditetapkan
3. Prosedur dalam GMP harus didaftar sesuai urutan
proses produksi
SANITATION STANDARD OPERATING
PROCEDURES (SSOP)
1. Keamanan Air dan Es
2. Kondisi dan kebersihan Sarana / Prasarana yang kontak
langsung dengan produk
3. Pencegahan Kontaminasi Silang
4. Pemeliharaan Fasilitas Sanitasi/Pencucian Tangan/Toilet
5. Perlindungan Produk / pengemas / Alat
dari Bahan-bahan Kimia/kontaminan
6. Syarat Label dan Penyimpanan dan penggunaan bahan
toksin yang benar
7. Pengendalian Kesehatan Karyawan
8. Pest Control
 UPI harus mempunyai SSOP tertulis dan menerapkannya
 UPI harus memonitor kondisi dan penerapan SSOP
 UPI harus melakukan tindakan koreksi segera bila ada
penyimpangan kondisi dan penerapan SSOP
 UPI harus memelihara rekaman pengendalian sanitasi
1. KEAMANAN AIR DAN ES
 Pasokan cukup untuk kegiatan pencucian, proses,
pembuatan es atau produksi uap
 Air laut bersih hanya digunakan untuk kegiatan
yang tidak kontak dengan produk
 Air dijaga dan dicegah dari terjadinya
kontaminasi
 Monitoring mutu dan keamanan air pada titik
pasokan dan penggunaan
 Tidak ada hubungan silang antara instalasi air
bersih dan air kotor
2. KONDISI DAN KEBERSIHAN SARANA / PRASARANA YANG
KONTAK LANGSUNG DENGAN PRODUK
 Permukaan peralatan yang kontak langsung dengan
produk terbuat dari bahan yang tidak mudah berkarat dan
tidak bereaksi dengan produk
 Pakaian kerja dan peralatan harus dijamin kebersihannya
 Wadah yang digunakan (keranjang, plastik, blong, pisau)
dicuci dengan air bersih dan disinfektan menggunakan
bahan yang diperbolehkan
 Pakaian kerja dicuci setiap hari oleh perusahaan
 Semua peralatan disimpan di tempat yang bersih
3. PENCEGAHAN KONTAMINASI SILANG
 Mencegah kontaminasi produk atau bahan lain dari
pabrik (Konstruksi, desain dan lay out unit pengolahan)
dan karyawan
 Higiene karyawan (termasuk pakaian kerja, aktivitas dan
perilaku)
 Mencegah kontaminasi produk akhir oleh bahan baku
(Pemisahan antara produk masak dan mentah)
 Kondisi sanitasi unit pengolahan dan peralatannya
 Penyimpanan dan perawatan bahan pengemas
 Cara dan kondisi penyimpanan produk
PENCEGAHAN KONTAMINASI
SILANG
 Ada pemisahan yang efektif antara raw material atau
bahan lain dari produk masak atau siap makan
selama penanganan, pengolahan dan penyimpanan
 Pemisahan area kotor dan area bersih
 Prosedur higiene dan kesehatan karyawan yang
tepat
 Pengendalian/ pembatasan pergerakan produk dan
karyawan dalam pabrik
4. PEMELIHARAAN FASILITAS SANITASI/ PENCUCIAN
TANGAN/TOILET
A. TOILET
 Jumlah : 0-15 orang tiap toilet (flushing sistem)
 Sabun, tissue/pengering sekali pakai
 Ventilasi
 Pintu tidak menyerap air
 Dijaga kebersihannya
B. TEMPAT CUCI TANGAN
 Tersedia bahan pembersih dan pengering
 Lokasi strategis, mudah dijangkau, jumlah cukup
C. BAK KAKI (FOOT BATH)
 Konstruksi memadai
 Kedalaman cukup/air memadai
 Konsentrasi desinfektan
Produk, bahan pengemas, dan peralatan yang
kontak langsung dengan produk harus benar-
benar terlindungi dari cemaran mikrobiologi,
kimia, dan fisik seperti pelumas/oli, bahan
bakar, pestisida, cairan pembersih, sanitizer
untuk peralatan-peralatan dan lantai.
PERLINDUNGAN PRODUK/PENGEMAS/ ALAT DARI
BAHAN-BAHAN KIMIA/KONTAMINAN
 Bahan baku, bahan tambahan dan bahan pengemas yang dipasok oleh
pemasok/suplier sesuai persyaratan
 Bahan baku dan bahan tambahan yang dipersyaratkan bebas dari bahan
kontaminan (pestisida, bakteri, formalin, dll)
 Bahan pengemas yang dipasok ke gudang bebas dari kontaminan
(bakteri, dll)
 Gudang harus tetap dijaga kondisi kebersihannya
 Penempatan mesin yang posisinya di langit-langit harus bebas dari bahan
baku/produk dibawahnya.
 Semua bahan kimia, pembersih dan
sanitizer diberi label dengan jelas
 Penggunaan bahan kimia, pembersih dan
lainnya (lubricant/oli, minyak dan bahan
pembersih) harus sesuai persyaratan
 Disimpan di tempat khusus dan terpisah
PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN BAHAN BERACUN
√ Semua bahan kimia disimpan jauh dari area pengolahan dalam
ruangan terpisah dan dikunci
√ Akses ke ruangan tersebut dibatasi (dikunci)
√ Wadah terbuat dari bahan yang sesuai dan diberi label tentang isi,
konsentrasi, detail pabrik dan petunjuk penggunaan, tanggal
kadaluarsa, dan simbol peringatan
√ Penyimpanan bahan yang dapat bereaksi dipisah
√ Penggunaan dicatat dan ditangani orang tertentu
√ Petunjuk penggunaan dari pabriknya harus tersedia
√ Bila bahan kimia harus ditimbang, diukur atau
dilarutkan, harus dilakukan jauh dari ruang pengolahan
dan alat yg digunakan harus diidentifikasi dengan jelas.
√ Bahan kimia yang tidak teridentifikasi tidak boleh
digunakan dan disingkirkan
√ Dibuat daftar bahan kimia yang disetujui dan
penggunaannya serta rekaman monitoring harian
penggunaannya
PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN BAHAN BERACUN
 Mencegah kontaminasi produk atau bahan lain oleh
karyawan (jenis penyakit yang mungkin
mengkontaminasi seperti : batuk/pilek, flu, diare,
penyakit kulit, dll)
 Menjamin higiene karyawan dan tidak ada karyawan
yang sakit di ruang proses (karyawan yang sakit dan
diduga dapat mencemari produk dilarang bekerja di
unit proses)
 Kondisi kesehatan karyawan dimonitor oleh pihak
perusahaan
1. Higiene karyawan
 Pakaian kerja: bersih, warna terang dan menutupi pakaian yang
dipakai diluar ruang proses; sepatu; penutup kepala, sarung tangan
(pengecekan setiap hari)
 Tersedia prosedur pencucian pakaian karyawan dan program
penggantian
 Fasilitas ruang ganti pakaian yang sesuai dengan jumlah karyawan;
ruang ganti yang terpisah untuk karyawan di area high risk
 Toilet yang sesuai dengan jumlah karyawan dan keadaan bersih dan
lokasinya diluar ruang pengolahan sehingga karyawan harus melewati
ruang ganti sebelumnya (kadang fasilitas shower)
 Tempat cuci tangan di fasilitas toilet, dan seluruh titik masuk ke ruang
proses: tidak dioperasikan dengan tangan, air hangat mengalir (40 –
43C) dan perlengkapannya
2. KESEHATAN KARYAWAN
Sumber utama kontaminasi bakteri
pathogen adalah manusia sehingga
perlu pengendalian akses masuk
ke ruang pengolahan:
 Pengisian questioner kesehatan untuk karyawan baru
dan diikuti dengan pengecekan kesehatan
 Pengecekan harian terhadap kondisi kesehatan
karyawan
 Pengisian questioner bagi semua pengunjung pabrik
 Prosedur pelaporan bagi karyawan yang sakit atau luka
3. TRAINING
 Karyawan yang menangani produk
disupervisi, diinstruksikan dan atau dilatih ttg
higiene pangan sesuai dengan tugasnya
 Karyawan yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan memelihara prosedur
operasi pengolahan telah cukup dilatih dalam
penerapan prinsip-prinsip HACCP
4/22/202098
 Pencegahan pest di lingkungan UPI
 Pencegahan agar pest (rodentia, burung dan
insect) tidak masuk ke unit proses
 Mempersiapkan program pemusnahan/
pembasmian pest
 Bahaya Pest :
Lalat dan kecoa : sumber salmonella,
staphylococcus, shigella, dll
Rodentia : sumber salmonella, parasit
Burung : salmonella, listeria
PEST CONTROL
 Tersedia sistem pest control yang efektif dan
diterapkan
 Pengelolaan gedung harus mencakup tindakan
pencegahan pest
 Rekaman pest control harus dipelihara
 Karyawan dilatih dan diberi tanggung jawab untuk
mengidentifikasi pest dan aktifitasnya
 Bila digunakan,bahan kimia maka staf harus dilatih
untuk menangani dan menggunakannya
101
SSOP – INFORMASI UMUM
1) Persyaratan legal
2) Persyaratan yg ditetapkan
3) Prosedur yg ditetapkan
4) Monitoring dan verifikasi
5) Tindakan koreksi
6) Dokumen dan rekaman utk dipelihara
7) Tanggungjawab
102
SSOP - WATER
4) Uraikan prosedur utk
- monitoring harian
- verifikasi berkala
(who, where, when, what how, if..)
+ formulir utk dokumentasi
5) Uraikan tindakan koreksi jika tidak
memenuhi.
6) Dokumen dan rekaman utk diisi
- peta sistem pasokan air
- Rencana uji lab ut air dan es
- laporan uji lab
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Hazard analysis critical control point (haccp)
Hazard analysis critical control point (haccp)Hazard analysis critical control point (haccp)
Hazard analysis critical control point (haccp)Septi Dwisidi Hapsari
 
Presentasi solo, 25 februari 2014
Presentasi solo, 25 februari 2014Presentasi solo, 25 februari 2014
Presentasi solo, 25 februari 2014agus_ibnu_hasan
 
Regulasi di farmasi industri (cGMP)
Regulasi di farmasi industri (cGMP)Regulasi di farmasi industri (cGMP)
Regulasi di farmasi industri (cGMP)M.A.W.Khairurrijal
 
Prinsip 2 HACCP
Prinsip 2 HACCPPrinsip 2 HACCP
Prinsip 2 HACCPAini Alwee
 
Haccp presentation
Haccp presentationHaccp presentation
Haccp presentationHady Chandra
 
Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan
Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan
Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan Sawarni H
 
Perbedaan persamaan cpob 2006-2012
Perbedaan persamaan cpob 2006-2012Perbedaan persamaan cpob 2006-2012
Perbedaan persamaan cpob 2006-2012Anna Lisstya
 
Definisi dalam CPOB 2006
Definisi dalam CPOB 2006Definisi dalam CPOB 2006
Definisi dalam CPOB 2006Ivan Isroni
 
Matakuliah kesehatan masyarakat
Matakuliah kesehatan masyarakatMatakuliah kesehatan masyarakat
Matakuliah kesehatan masyarakatKhoirul Anam
 
Registrasi Obat dan Produk Biologi
Registrasi Obat dan Produk BiologiRegistrasi Obat dan Produk Biologi
Registrasi Obat dan Produk Biologikhoiril anwar
 
Penerapan konsep HACCP untuk produk perikanan
Penerapan konsep HACCP untuk produk perikananPenerapan konsep HACCP untuk produk perikanan
Penerapan konsep HACCP untuk produk perikananAdi Wibowo
 
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 1
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 1Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 1
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 1Amirotul Khusna
 
Bimtek Karantina Mitigasi Risiko Karkas, Daging dan Jeroan - BUTTMKP, Bekasi,...
Bimtek Karantina Mitigasi Risiko Karkas, Daging dan Jeroan - BUTTMKP, Bekasi,...Bimtek Karantina Mitigasi Risiko Karkas, Daging dan Jeroan - BUTTMKP, Bekasi,...
Bimtek Karantina Mitigasi Risiko Karkas, Daging dan Jeroan - BUTTMKP, Bekasi,...Tata Naipospos
 

What's hot (20)

Hazard analysis critical control point (haccp)
Hazard analysis critical control point (haccp)Hazard analysis critical control point (haccp)
Hazard analysis critical control point (haccp)
 
Presentasi solo, 25 februari 2014
Presentasi solo, 25 februari 2014Presentasi solo, 25 februari 2014
Presentasi solo, 25 februari 2014
 
Regulasi di farmasi industri (cGMP)
Regulasi di farmasi industri (cGMP)Regulasi di farmasi industri (cGMP)
Regulasi di farmasi industri (cGMP)
 
Prinsip 2 HACCP
Prinsip 2 HACCPPrinsip 2 HACCP
Prinsip 2 HACCP
 
Model rencana-haccp-industri-chicken-nugget
Model rencana-haccp-industri-chicken-nuggetModel rencana-haccp-industri-chicken-nugget
Model rencana-haccp-industri-chicken-nugget
 
Haccp baru
Haccp baruHaccp baru
Haccp baru
 
Pmm teori haccp
Pmm teori haccpPmm teori haccp
Pmm teori haccp
 
Haccp presentation
Haccp presentationHaccp presentation
Haccp presentation
 
Pengantar mfi
Pengantar mfiPengantar mfi
Pengantar mfi
 
Cpob 2012
Cpob 2012Cpob 2012
Cpob 2012
 
CPOB 2012
CPOB 2012CPOB 2012
CPOB 2012
 
Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan
Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan
Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan
 
Perbedaan persamaan cpob 2006-2012
Perbedaan persamaan cpob 2006-2012Perbedaan persamaan cpob 2006-2012
Perbedaan persamaan cpob 2006-2012
 
Definisi dalam CPOB 2006
Definisi dalam CPOB 2006Definisi dalam CPOB 2006
Definisi dalam CPOB 2006
 
Matakuliah kesehatan masyarakat
Matakuliah kesehatan masyarakatMatakuliah kesehatan masyarakat
Matakuliah kesehatan masyarakat
 
Registrasi Obat dan Produk Biologi
Registrasi Obat dan Produk BiologiRegistrasi Obat dan Produk Biologi
Registrasi Obat dan Produk Biologi
 
Tkdn farmasi 2020n
Tkdn farmasi 2020nTkdn farmasi 2020n
Tkdn farmasi 2020n
 
Penerapan konsep HACCP untuk produk perikanan
Penerapan konsep HACCP untuk produk perikananPenerapan konsep HACCP untuk produk perikanan
Penerapan konsep HACCP untuk produk perikanan
 
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 1
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 1Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 1
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 1
 
Bimtek Karantina Mitigasi Risiko Karkas, Daging dan Jeroan - BUTTMKP, Bekasi,...
Bimtek Karantina Mitigasi Risiko Karkas, Daging dan Jeroan - BUTTMKP, Bekasi,...Bimtek Karantina Mitigasi Risiko Karkas, Daging dan Jeroan - BUTTMKP, Bekasi,...
Bimtek Karantina Mitigasi Risiko Karkas, Daging dan Jeroan - BUTTMKP, Bekasi,...
 

Similar to HACCP-PANGAN

2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptxPujoyuwonoMartosuyon
 
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOMCara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOMindah784916
 
1718 gasal_CPMB.pptx
1718 gasal_CPMB.pptx1718 gasal_CPMB.pptx
1718 gasal_CPMB.pptxRetnoAdriyani
 
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhxPPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhxHerlindamn
 
Standart operating procedures sop warung makan
Standart operating procedures sop warung makanStandart operating procedures sop warung makan
Standart operating procedures sop warung makanDanang suryo Wardhono
 
Standart operating procedures sop warung makan
Standart operating procedures sop warung makanStandart operating procedures sop warung makan
Standart operating procedures sop warung makanDanang suryo Wardhono
 
Teknologi Pangan.pdf
Teknologi Pangan.pdfTeknologi Pangan.pdf
Teknologi Pangan.pdfAlFajri60
 
Pemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing ProcessPemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing ProcessAli Fuad R
 
Kebijakan Pengawasan Keamanan Pangan - BPOM
Kebijakan Pengawasan Keamanan Pangan - BPOMKebijakan Pengawasan Keamanan Pangan - BPOM
Kebijakan Pengawasan Keamanan Pangan - BPOMStenly Mandagi
 
2 of 2 BAMBANG ARIF NUGRAHA _ Materi pelatihan keamanan pangan_sesi 5.pdf
2 of 2 BAMBANG ARIF NUGRAHA _ Materi pelatihan keamanan pangan_sesi 5.pdf2 of 2 BAMBANG ARIF NUGRAHA _ Materi pelatihan keamanan pangan_sesi 5.pdf
2 of 2 BAMBANG ARIF NUGRAHA _ Materi pelatihan keamanan pangan_sesi 5.pdfardi245796
 
KEBIJAKAN HSP Dinkes Prov DKI Jakarta (1).pptx
KEBIJAKAN HSP Dinkes Prov DKI Jakarta (1).pptxKEBIJAKAN HSP Dinkes Prov DKI Jakarta (1).pptx
KEBIJAKAN HSP Dinkes Prov DKI Jakarta (1).pptxNurulBaeti6
 
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2ISD
 
Kebijakan Mutu di Laboratorium-dr Kalsum Komaryani, MPPM-Direktur Mutu dan Ak...
Kebijakan Mutu di Laboratorium-dr Kalsum Komaryani, MPPM-Direktur Mutu dan Ak...Kebijakan Mutu di Laboratorium-dr Kalsum Komaryani, MPPM-Direktur Mutu dan Ak...
Kebijakan Mutu di Laboratorium-dr Kalsum Komaryani, MPPM-Direktur Mutu dan Ak...miftahwaode
 

Similar to HACCP-PANGAN (20)

HACCP
HACCPHACCP
HACCP
 
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx
 
HACCP (2).pptx
HACCP (2).pptxHACCP (2).pptx
HACCP (2).pptx
 
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOMCara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
 
1718 gasal_CPMB.pptx
1718 gasal_CPMB.pptx1718 gasal_CPMB.pptx
1718 gasal_CPMB.pptx
 
HACCP
HACCPHACCP
HACCP
 
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhxPPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
 
Standart operating procedures sop warung makan
Standart operating procedures sop warung makanStandart operating procedures sop warung makan
Standart operating procedures sop warung makan
 
Standart operating procedures sop warung makan
Standart operating procedures sop warung makanStandart operating procedures sop warung makan
Standart operating procedures sop warung makan
 
Teknologi Pangan.pdf
Teknologi Pangan.pdfTeknologi Pangan.pdf
Teknologi Pangan.pdf
 
Pemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing ProcessPemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing Process
 
Kebijakan Pengawasan Keamanan Pangan - BPOM
Kebijakan Pengawasan Keamanan Pangan - BPOMKebijakan Pengawasan Keamanan Pangan - BPOM
Kebijakan Pengawasan Keamanan Pangan - BPOM
 
GMP.ppt
GMP.pptGMP.ppt
GMP.ppt
 
q.pptx
q.pptxq.pptx
q.pptx
 
2 of 2 BAMBANG ARIF NUGRAHA _ Materi pelatihan keamanan pangan_sesi 5.pdf
2 of 2 BAMBANG ARIF NUGRAHA _ Materi pelatihan keamanan pangan_sesi 5.pdf2 of 2 BAMBANG ARIF NUGRAHA _ Materi pelatihan keamanan pangan_sesi 5.pdf
2 of 2 BAMBANG ARIF NUGRAHA _ Materi pelatihan keamanan pangan_sesi 5.pdf
 
penerapan HACCP
penerapan HACCPpenerapan HACCP
penerapan HACCP
 
TP2-Penerapan CPPOB.pptx
TP2-Penerapan CPPOB.pptxTP2-Penerapan CPPOB.pptx
TP2-Penerapan CPPOB.pptx
 
KEBIJAKAN HSP Dinkes Prov DKI Jakarta (1).pptx
KEBIJAKAN HSP Dinkes Prov DKI Jakarta (1).pptxKEBIJAKAN HSP Dinkes Prov DKI Jakarta (1).pptx
KEBIJAKAN HSP Dinkes Prov DKI Jakarta (1).pptx
 
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2
 
Kebijakan Mutu di Laboratorium-dr Kalsum Komaryani, MPPM-Direktur Mutu dan Ak...
Kebijakan Mutu di Laboratorium-dr Kalsum Komaryani, MPPM-Direktur Mutu dan Ak...Kebijakan Mutu di Laboratorium-dr Kalsum Komaryani, MPPM-Direktur Mutu dan Ak...
Kebijakan Mutu di Laboratorium-dr Kalsum Komaryani, MPPM-Direktur Mutu dan Ak...
 

More from Ely John Karimela

PENGELOLAAN PENCEMARAN LINKUNGAN (new) (1).ppt
PENGELOLAAN PENCEMARAN LINKUNGAN (new) (1).pptPENGELOLAAN PENCEMARAN LINKUNGAN (new) (1).ppt
PENGELOLAAN PENCEMARAN LINKUNGAN (new) (1).pptEly John Karimela
 
21. Penyusunan Prioritas Kegiatan.docx
21. Penyusunan Prioritas Kegiatan.docx21. Penyusunan Prioritas Kegiatan.docx
21. Penyusunan Prioritas Kegiatan.docxEly John Karimela
 
Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negara Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negara Ely John Karimela
 
Teknik Menarik Kesimpulan Penelitian
Teknik Menarik Kesimpulan PenelitianTeknik Menarik Kesimpulan Penelitian
Teknik Menarik Kesimpulan PenelitianEly John Karimela
 
Surat Keputusan Direktur Tentang Tim Kerja Peningkatan Prodi
Surat Keputusan Direktur Tentang Tim Kerja Peningkatan ProdiSurat Keputusan Direktur Tentang Tim Kerja Peningkatan Prodi
Surat Keputusan Direktur Tentang Tim Kerja Peningkatan ProdiEly John Karimela
 
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi HasperMikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi HasperEly John Karimela
 
Unit kegiatan kemahasiwaan Menwa Polnustar
Unit kegiatan kemahasiwaan Menwa PolnustarUnit kegiatan kemahasiwaan Menwa Polnustar
Unit kegiatan kemahasiwaan Menwa PolnustarEly John Karimela
 
Unit kegiatan kemahasiswaan Politeknik Negeri Nusa Utara
Unit kegiatan kemahasiswaan Politeknik Negeri Nusa UtaraUnit kegiatan kemahasiswaan Politeknik Negeri Nusa Utara
Unit kegiatan kemahasiswaan Politeknik Negeri Nusa UtaraEly John Karimela
 
Diktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologi
Diktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologiDiktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologi
Diktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologiEly John Karimela
 
Sk. Panitia Praktek Kerja Lapangan 1
Sk. Panitia Praktek  Kerja Lapangan 1 Sk. Panitia Praktek  Kerja Lapangan 1
Sk. Panitia Praktek Kerja Lapangan 1 Ely John Karimela
 
Sk relawan covid 19 Kampung Kuma Induk
Sk relawan covid 19 Kampung Kuma IndukSk relawan covid 19 Kampung Kuma Induk
Sk relawan covid 19 Kampung Kuma IndukEly John Karimela
 
Penulisan daftar pustaka (HARVARD & APA)
Penulisan daftar pustaka (HARVARD & APA)Penulisan daftar pustaka (HARVARD & APA)
Penulisan daftar pustaka (HARVARD & APA)Ely John Karimela
 
Materi Penyuluhan dan Pelatihan Gemar dan manfaat makan ikan kuma
Materi Penyuluhan dan Pelatihan Gemar dan manfaat makan ikan kumaMateri Penyuluhan dan Pelatihan Gemar dan manfaat makan ikan kuma
Materi Penyuluhan dan Pelatihan Gemar dan manfaat makan ikan kumaEly John Karimela
 
Diktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologi
Diktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologiDiktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologi
Diktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologiEly John Karimela
 
Isolasi dan identifikasi bakteri staphylococcus epidermis pada ikan
Isolasi dan identifikasi bakteri staphylococcus epidermis pada ikanIsolasi dan identifikasi bakteri staphylococcus epidermis pada ikan
Isolasi dan identifikasi bakteri staphylococcus epidermis pada ikanEly John Karimela
 

More from Ely John Karimela (20)

PENGELOLAAN PENCEMARAN LINKUNGAN (new) (1).ppt
PENGELOLAAN PENCEMARAN LINKUNGAN (new) (1).pptPENGELOLAAN PENCEMARAN LINKUNGAN (new) (1).ppt
PENGELOLAAN PENCEMARAN LINKUNGAN (new) (1).ppt
 
21. Penyusunan Prioritas Kegiatan.docx
21. Penyusunan Prioritas Kegiatan.docx21. Penyusunan Prioritas Kegiatan.docx
21. Penyusunan Prioritas Kegiatan.docx
 
Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negara Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negara
 
Tugas mahasiswa
Tugas mahasiswa Tugas mahasiswa
Tugas mahasiswa
 
ALGA
ALGAALGA
ALGA
 
Teknik Menarik Kesimpulan Penelitian
Teknik Menarik Kesimpulan PenelitianTeknik Menarik Kesimpulan Penelitian
Teknik Menarik Kesimpulan Penelitian
 
Surat Keputusan Direktur Tentang Tim Kerja Peningkatan Prodi
Surat Keputusan Direktur Tentang Tim Kerja Peningkatan ProdiSurat Keputusan Direktur Tentang Tim Kerja Peningkatan Prodi
Surat Keputusan Direktur Tentang Tim Kerja Peningkatan Prodi
 
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi HasperMikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
 
Unit kegiatan kemahasiwaan Menwa Polnustar
Unit kegiatan kemahasiwaan Menwa PolnustarUnit kegiatan kemahasiwaan Menwa Polnustar
Unit kegiatan kemahasiwaan Menwa Polnustar
 
Unit kegiatan kemahasiswaan Politeknik Negeri Nusa Utara
Unit kegiatan kemahasiswaan Politeknik Negeri Nusa UtaraUnit kegiatan kemahasiswaan Politeknik Negeri Nusa Utara
Unit kegiatan kemahasiswaan Politeknik Negeri Nusa Utara
 
Diktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologi
Diktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologiDiktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologi
Diktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologi
 
Sk. Panitia Praktek Kerja Lapangan 1
Sk. Panitia Praktek  Kerja Lapangan 1 Sk. Panitia Praktek  Kerja Lapangan 1
Sk. Panitia Praktek Kerja Lapangan 1
 
Sk relawan covid 19 Kampung Kuma Induk
Sk relawan covid 19 Kampung Kuma IndukSk relawan covid 19 Kampung Kuma Induk
Sk relawan covid 19 Kampung Kuma Induk
 
Penulisan daftar pustaka (HARVARD & APA)
Penulisan daftar pustaka (HARVARD & APA)Penulisan daftar pustaka (HARVARD & APA)
Penulisan daftar pustaka (HARVARD & APA)
 
Diktat Matkul Gizi Ikan
Diktat Matkul Gizi IkanDiktat Matkul Gizi Ikan
Diktat Matkul Gizi Ikan
 
Materi Penyuluhan dan Pelatihan Gemar dan manfaat makan ikan kuma
Materi Penyuluhan dan Pelatihan Gemar dan manfaat makan ikan kumaMateri Penyuluhan dan Pelatihan Gemar dan manfaat makan ikan kuma
Materi Penyuluhan dan Pelatihan Gemar dan manfaat makan ikan kuma
 
Diktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologi
Diktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologiDiktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologi
Diktat mata kuliah mikrobiologi dan toksikologi
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Isolasi dan identifikasi bakteri staphylococcus epidermis pada ikan
Isolasi dan identifikasi bakteri staphylococcus epidermis pada ikanIsolasi dan identifikasi bakteri staphylococcus epidermis pada ikan
Isolasi dan identifikasi bakteri staphylococcus epidermis pada ikan
 
Teknologi pembekuanpangan -
Teknologi pembekuanpangan -Teknologi pembekuanpangan -
Teknologi pembekuanpangan -
 

HACCP-PANGAN

  • 1. DIKTAT MATA KULIAH STANDARISASI HASPER POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA
  • 2. The Hazard Analysis and Critical Control Point System ELY JOHN KARIMELA
  • 3. 1.UU No. 4 tahun 1984 ttg Wabah Penyakit Menular. 2.UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 3.UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan. 4.UU No. 32 tahun 2004 ttg Pemerintah Daerah. 5.PP No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah kepada Propinsi sebagai Daerah Otonom 6.PP No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan Mutu dan Gizi Pangan 7.Permenkes No. 180 / 1985 ttg Makanan Kedaluwarsa 8.Permenkes No. 826 / 1987 ttg Makanan Iradiasi.
  • 4. 9. Permenkes No. 722 / 1988 ttg Bahan Tambahan Makanan 10.Permenkes No. 1168/Menkes/Per/X/1999 tentang Perubahan atas Permenkes No. Permenkes No. 722 tahun 1988 11.Kepmenkes No. 715/2003 ttg Persyaratan HS Jasaboga 12.Kepmenkes No. 942/2003 ttg Pedoman Persyaratan HS Makanan Jajanan 13.Kepmenkes No. 1098/2003 ttg Persyaratan HS Rumah Makan dan Restoran 13. 14. Peraturan Daerah Propinsi, Kabupaten/Kota. 15. SK Gubernur, Bupati/Walikota.
  • 5. HACCP, PENERAPAN DAN REGULASI DI INDONESIA  US Regulation 1974-LACF-HACCP  Indonesian Canned Fish, exported to USA  1978- DEPKES mengadopsi GMP  CPMB  QMP-HACCP, Canada 1991  PMMT (IQMP)-HACCP bagi eksportir hasil perikanan.  MODUL V, 1994: HACCP dan pedoman pemnerapannya.  DG Fisheries-Approved Country by EU Council 1994  PMMT (HACCP).  CAC/RCP1-1969-Rev 3-1998  SNI 01-4852-1998: HACCP dan Penerapannya.  PP 28/2003  GMP: wajib  CAC/RCP1-1969-Rev 4-2003  SNI ?
  • 6. INTERNATIONAL EXPANSION OF HACCP ISO 22000Effective and efficient Food Safety Management System In harmony with ISO 9001
  • 7. Sustainability Effortability Safety Security Logistic Quantiity Quality PANGAN SEBAGAI KEBUTUHAN DASAR/HIDUP MANUSIA Resources management Processing/ marketing Stock/supply management Production management Qualisafe management Food for a Life 4/22/2020
  • 8. Could occur •Combination of control & Traceability Food-born hazards Agriculture inputs production Handling and distribution Primary production Food additives Distribution Food Industries Food storages Retail Restaurant Catering Food safety: from farm to table
  • 9. Keuntungan HACCP bagi industri pangan • Meningkatkan volume penjualan:  Konsumen yakin bahwa tingkat keamanan yang diingini telah tercapai • Efisiensi biaya  Mengurangi pemborosan sumber daya dengan memusatkan faktor-faktor yang relevan (Cost effectiveness and efficiency)  Penolakan lebih sedikit • Meningkatkan kepuasan pelanggan • Marketing:  Selling point • Sumberdaya manusia:  Memberikan kepercayaan diri yang tinggi pada bisnis dan dan karyawan  Memperbaiki pengertian dan motivasi kerja tim • Otoritas berwenang yakin bahwa tingkat keamanan sesuai standar
  • 10. Mendorong Industri Pangan Mencapai Kondisi Terbaik Secara Bertahap Pelatihan dan Penerapan Prinsip Keamanan Pangan Penerapan Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB), dsb Penerapan manajemen keamanan pangan berdasarkan prinsip HACCP QualitySystem Sertifikasi Manajeman Mutu Internasional (ISO, dsb.)
  • 11. 8 Kunci Persyaratan Sanitasi: 1. Keamanan Air 2. Kondisi & kebersihan permukaan yg kontak dgn bahan pangan 3. Pencegahan kontaminasi silang 4. Menjaga fasilitas pencuci tangan, sanitasi & toilet 5. Proteksi dari bahan-bahan kontaminan 6. Pelabelan, penyimpanan & penggunaan bahan toksin yg benar 7. Pengawasan kondisi kesehatan personil 8. Menghilangkan pest dari unit pengolahan
  • 14. HACCP merupakan metode yang rasional & alamiah untuk penjaminan mutu makanan. Sistem ini terdiri atas identifikasi serta pengkajian yang sistematis terhadap bahaya (hazard) & penentuan upaya pengendalian yang efektif. Sistem HACCP yang lengkap didasarkan pada tujuh prinsip.
  • 15. Prinsip HACCP & Definisi 1. Melakukan identifikasi bahaya, mengevaluasi risiko, & menentukan tindakan pengontrolan risiko) Bahaya (hazard): agens biologi, kimia, fisik, atau faktor yangg berpotensi untuk menimbulkan efek yang merugikan bagi kesehatan. 2. Menentukan critical control point (CCP) CCP: tahapan, dimana kontrol dapat dilakukan, yang penting untuk mencegah atau menghilangkan bahaya keamanan makanan atau untuk menguranginya sampai ke tingkat yang dapat diterima. 3. Menetapkan batas-batas kritis pad a setiap CCP. Batas-batas kritis (critical limit): kriteria untuk memisahkan keadaan yang bisa diterima (akseptabilitas) & yang tidak bisa diterima (unakseptabilitas). 4. Menetapkan prosedur pemantauan Pemantauan: Tindakan terencana untuk melakukan serangkaian observasi atau pengukuran parameter guna mengkaji apakah CCP masih terkontrol.
  • 16. Prinsip HACCP & Definisi 5. Menetapkan tindakan korektif. Tindakan korektif: Tindakan yang akan diambil jika hasil pemantauan CCP menunjukkan hilangnya kontrol. 6. Menetapkan prosedur verifikasi. Verifikasi: Penerapan metode, prosedur atau tes disamping penerapannya dalam pemantauan untuk menentukan kepatuhan terhadap rencana HACCP & atau apakah rencana HACCP itu perlu diubah. 7. Menetapkan prosedur dokumentasi.
  • 17. 7 (TUJUH) PRINSIP HACCP Rabu,22 April2020 17 Penyusunan dan penggunaan dokumentasi dan sistem PENYIMPANAN DATA VERIFIKASI sistem Pelaksanaan TINDAKAN KOREKSI / PERBAIKAN bila batas kritis tidak tercapai Pembentukan dan penerapan prosedur PEMANTAUAN Spesifikasi BATAS KRITIS yang menunjukkan efektifitas pengendalian Menentukan critical control point (CCP) untuk mengendalikan bahaya yang teridentifikasi Identifikasi BAHAYA, penilaian TINGKAT BAHAYA dan RISIKO 1 5 3 6 2 4 7
  • 18. JENIS BAHAYA, MELIPUTI: Bahaya BIOLOGI (MIKROBIOLOGI), KIMIA, dan FISIK PRINSIP – 1 IDENTIFIKASI BAHAYA
  • 19. Bahaya/Risiko 19 BAHAYA / RISIKO 1. Kelompok Bahaya (A –F) 2. Karakteristik Bahaya (0,+,++,+++,++++,+++++, A+) 3. Kategori Risiko (0-VI) Bila Jumlah (Zat Biologis, Kimia ,Fisik) Melampaui Batas Yang Dapat Diterima Menyebabkan Kerusakan MAKANAN Sehingga Berpotensi Menyebabkan GANGGUAN KESEHATAN / PENYAKIT Kimia Fisik Biologis Bahan mentah Produk setengah jadi Produk jadi kontaminasi pd
  • 20. Urutan Risiko Bahan Makanan 1. Unggas & produk unggas 2. Daging sapi & produk daging sapi 3. Daging babi & produk daging babi 4. Ikan & produk ikan 5. Salad campuran (telur, tuna) & sayuran lalapan 6. Lauk pauk lainnya 7. Susu & produk susu (kcl. Es cream) 8. Puding & krim 9. Es cream & permen 10. Bahan kering
  • 21. 21 4. SPESIFIC FOOD ANALISIS UNTUK SETIAP PRODUK MAKANAN 2. PERISHABLE FOOD MAKANAN YANG MUDAH RUSAK KARENA: - KADAR PROTEIN TINGGI - KANDUNGAN AIR BEBAS YANG TINGGI 3. HIGH RISK POTENTIAL FOOD MAKANAN YG BERPOTENSI RISIKO TINGGI - SECARAALAMI TERCEMAR - TERCEMAR BUATAN 1. MAKANAN RAWAN TERCEMAR MAKANAN YANG MUDAH TERCEMAR OLEH: FISIK, KIMIA, ATAU MIKROBA
  • 23. Bahan Pangan Organisme Patogen Daging dan produk daging Salmonella S. aureus Y. enterocolitica C. perfringens C. botulinum E. coli patogenik L. monocytogenes Virus enteric Parasit Susu dan produk susu Mycobacterium Brucella Salmonella L. monocytogenes E. coli S. aureus Bacillus sp. Clostridium sp. Virus Unggas dan produk unggas Salmonella Campylobacter C. perfringens S. aureus Y. Enterocolitica L. monocytogenes Produk hasil laut (ikan, kerang, udang) V. cholerae V. parahaemolyticus C. botulinum L. monocytogenes Parasit Virus (utama Hepatitis A) Sayur-sayuran Salmonella Shigella V. cholerae L. monocytogenes Virus Hepatitis A& enteric Parasit
  • 24. Mikotoksin Mikroba penghasil Makanan yang tercemar Aflatoksin Aspergillus flavus Jagung, kacang tanah, biji kapas, kopra, beras, susu, kacang-kacangan lain. Patulin Penicillium claviforme Apel, anggur, buah-buahan Okratoksin A Aspergillus ochraceus Gandum, jagung, barlei, kacang tanah, biji-bijian Zearalenon Fusarium sp. Jagung, barlei, sorghum, wijen, minyak jagung, pati Fumonisin Fusarium moniliforme Jagung, barlei, sorghum, wijen, minyak jagung, pati Botulinin Clostridium botulinum Makanan kaleng, daging, ikan & sea food, telur, sayuran Asam bongkrek Pseudomonas cocovenenans Bungkil ampas kelapa, tempe bongkrek
  • 25. O’CLOCK BACTERIA 12.00 1 12.20 2 12.40 4 1.00 8 2.00 64 3.00 512 4.00 4096 5.00 32,768 6.00 262,144 7.00 2,097,152
  • 28.
  • 29. Kelompok Jenis Bahan Kimia Contoh Terbentuk secara alami Mikotoksin,Skrombotoksin, Toksin jamur & kerang, Alkaloid pirolizidin, Fitohemaglutinin, PCB (polychlorinated biphenyl) Aflatoksin, okratoksin, zearalenon Histamin Amatoksin, palotoksin Toksin paralitik, toksin diare, neurotoksin, toksin amnestik Ditambahkan secara sengaja atau tidak sengaja Bahan kimia pertanian Logam/benda berbahaya Bahan tambahan (terlarang atau melebihi batas) Bahan bangunan & sanitasi, Pengawet Pestisida, fungisida, pupuk, insektisida, aldrin, antibiotik, hormon pertumbuhan, fertilizer Pb, Zn, As, Hg, Sianida Pewarna (amarant, methanil yellow, rhodamin B) Lubrikan, sanitizer, pelapis Nitrit, formalin, boraks
  • 30. Toksikan Sumber Makanan yang tercemar Ciguatera Dinoflagelat Berbagai ikan tropis Toksin kerang : paralitik, neirutoksin, diareik, amnesik Berbagai dinoflagelat Kerang Alkaloid pirolizidin Berbagai tanaman beracun Serealia, madu Histamin Bakteri pembusuk Ikan, keju HCN Singkong, gadung Asam jengkolat Jengkol Mimosin Petai china/lamtoro Solanin Kentang Eteris Cabe
  • 31. Bahan Tambahan Pangan anti-caking agents antimicrobial agents antioxidants colours curing and pickling agents emulsifiers enzymes firming agents flavour enhancers flavouring agents humectants leavening agents release agents non-nutritive sweeteners nutrient supplements nutritive sweeteners oxidising and reducing agents pH control agents propellants and gases sequestrants solvents and vehicles stabilisers and thickeners surface-active agents texturizers
  • 32. Penggunaan BTP yang dilarang  borax  boric acid  formaldehyde  unapproved colouring agents
  • 33.  polynuclear aromatic hydrocarbons  heterocyclic amines, nitropyrenes  nitrosamines  ethyl carbamate (urethane)  chloropropanols Kontaminan selama produksi
  • 34. Potensial bahan lain processing Aids food Contact Materials packaging Materials cleaning Agents ion-exchange resins, filter aids enzyme preparations microorganisms solvents, lubricants, release agents specific function additives utensils working surfaces equipment metal, plastic, paper, wood, etc. detergents sanitisers
  • 36. Cemaran fisik yang potensial  glass  slime or scum  metal  bone  plastic  stones and rocks  capsules or crystals  pits or shell  wood  paper  human and animal hair
  • 37. FORMULIR 1. IDENTIFIKASI BAHAYA DAN CARA PENCEGAHANNYA NAMA MASAKAN : … Ket. B (M) = Biologis (Mikrob) ; K = Kimia ; F = Fisik NO. BAHAN MENTAH / INGRIDIEN / BAHAN TAMBAHAN BAHAYA B (M)/K/F JENIS BAHAYA CARA PENCEGAHAN
  • 38. FORMULIR 2. ANALISA RESIKO BAHAYA NAMA MASAKAN : … A = Makanan untuk konsumen beresiko tinggi (a.l. pasien & gol. Resti) B = Mengandung bahan yang sensitif thd bahaya biologis/kimia/fisik C = Tidak ada tahap untuk mencegah/menghilangkan bahaya D = Kemungkinan mengalami kontaminasi kembali setelah pengolahan E = Kemungkinan penanganan yang salah selama distribusi /konsumsi F = Tidak ada cara mencegah/menghilangkan bahaya oleh konsumen NO BAHAN / INGRIDIEN KEL. BAHAYA(“v”) KATEGORI RESIKOA B C D E F Tuna Loin Bahan mentah 1. 2. 3.
  • 39. Kategori Resiko Makanan Form 2. HACCP Kategori resiko Karakteristik bahaya Keterangan 0 0 (tidak ada bahaya) TIDAK mengandung bahaya A s.d. F I (+) Mengandung SATU bahaya B s.d. F II (++) Mengandung DUA bahaya B s.d. F III (+++) Mengandung TIGA bahaya B s.d. F IV (++++) Mengandung EMPAT bahaya B s.d. F V (+++++) Mengandung LIMA bahaya B s.d. F VI A+ (kategori khusus) Kategori resiko paling tinggi (semua makanan yang mengandung BAHAYA A, baik DENGAN/TANPA bahaya B - F
  • 40. PRINSIP – 2 PENETAPAN CRITICAL CONTROL POINT (CCP) TITIK KENDALI KRITIS/ CRITICAL CONTROL POINT (CCP) Titik, tahapan atau prosedur dimana pengendalian dapat dilakukan dan bahaya keamanan makanan dapat dicegah, dieliminir atau dikurangi hingga mencapai tingkat yang dapat diterima
  • 41. PRINSIP – 3 PENETAPAN BATAS /LIMIT KRITIS Kriteria yang memisahkan antara keberterimaan dengan ketidakberterimaan (Codex FAO-WHO) 1. Suhu 2. Waktu 3. Kelembaban (RH) 4. Nilai Aw 5. Nilai pH 6. Kuali & Kuant mikrob 7. Konsent. Pengawet 8. Konsent. Garam 9. Klorin bebas 10. Viskositas 11. Nilai kimia 12. Cemaran (jenis & jml) 13. Kondisi fisik terdeteksi (warna, bau, tekstur) KRITERIA BATAS / LIMIT KRITIS
  • 42.  Temperatur Sterilisasi : 118 - 122 oC  Waktu Cooking : 20 - 25 Menit  pH : 6.0 - 6.5  Moisture atau Aw : 0.8 - 0.85  Kadar gula : 20 - 24 %  Temperatur penyimpanan : 0 - 4 oC BEBERAPA CONTOH BATAS KRITIS
  • 43. PRINSIP – 4 PEMANTAUAN BATAS KRITIS Memeriksa efektivitas pengendalian pada sebuah CCP, dengan : Pengamatan Pengukuran Pencatatan yang sistematis
  • 44. Kondisi/konsekuensi Contoh Terjadi bahaya bagi kesehatan Ditemukannya pecahan kaca atau tulang pd makanan & Ditemukan mikroba patogen pada makanan Kemungkinan bahaya dapat meningkat / berkembang •Pemanasan yang kurang •Suhu pendinginan yang kurang •Sarana penyajian-Disrtb-Konsm <<< Produk diolah pada kondisi yang tidak menjamin kesehatan •Pencatat suhu rusak •Pencatat waktu rusak •H-S alat, ruang, tenaga <<< Mutu bahan mentah tidak memenuhi syarat Residu pestisida pada sayuran/ buah, Logam berat pada ikan, Formalin  ayam/mie basah/tahu basah, Boraks  bakso / mie,  angka kuman, Adanya mikroba patogen, Angka asam  pd minyak & produknya, Gas NH3 & H2S pada hewani, Mikotoksin (a.l. bm kering) & racun alami
  • 45. • What (Apa) : Merupakan objek pengukuran atau pengawasan untuk memastikan apakah titik kendali kritis beroperasi didalam kisaran batas kritis. Contoh : Temperatur strerilisasi • How (Bagaimana) : Merupakan cara/metoda pengukuran (batas kritis kuantitatif) secara fisika atau kimia. Memerlukan waktu dan akurasi yang benar/nyata. Contoh : Menggunakan thermometer • When/Frequency (Kapan) : Rentang waktu atau frekuensi (berkelanjutan atau berjeda). Contoh : frekuensi/ durasi tiap 15 menit • Who (Siapa) : Orang kompeten dan terlatih untuk melakukan pekerjaan tersebut. Contoh: operator MONITORING (Pemantauan)
  • 46. PRINSIP – 5 TINDAKAN KOREKSI Bila Nilai Target yaitu suatu nilai atau karakteristik dari zat fisik, kimia atau biologis yg digunakan kecenderungannya kurang pengendalian Maka Dilakukan Perbaikan Proses dan Memperketat Pengawasan sebelum ada Penyimpangan
  • 47. Tingkat risiko Tindakan koreksi / perbaikan Makanan berisiko tinggi Mkn tdk boleh diproses/diolah sebelum semua penyimpangan dikoreksi / diperbaiki. Mkn ditahan / tdk didistribusikan dan diuji keamanannya •Jika keamanan makanan tidak memenuhi syarat, perlu dilakukan tindakan koreksi yang tepat. Makanan berisiko sedang •Makanan dapat diproses/diolah, tetapi penyimpangan harus dikoreksi dalam waktu singkat Pemantauan khusus diperlukan sampai semua penyimpangan dikoreksi Makanan berisiko rendah •Makanan dapat diolah (diteruskan), penyimpangan harus dikoreksi / diperbaiki jika waktu memungkinkan. •Pengawasan rutin harus dilakukan untuk menjamin status resiko tidak berubah menjadi resiko sedang atau tinggi.
  • 48. Rabu, 22 April 2020 48 Memeriksa efektivitas dari Sistem HACCP PRINSIP – 6 VERIFIKASI 1. Penetapan jadwal verifikasi 2. Pemeriksaan kembali rencana HACCP 3. Pemeriksaan catatan HACCP 4. Pemeriksaan penyimpangan CCP & prosedur perbaikannya 5. Pengamatan visual selama produksi  mengendalikan CCP 6. Pengambilan contoh / sampel dan analisa secara acak 7. Membuat kesesuaian rencana HACCP
  • 49. PRINSIP – 7 DOKUMENTASI HACCP 1. Judul dan tanggal pencatatan 2. Keterangan makanan (keterangan khusus) 3. Bahan dan peralatan yang digunakan 4. Proses pengolahan yang dilakukan 5. CCP yang ditemukan 6. Batas kritis yang ditetapkan 7. Penyimpangan dari batas kritis yang terjadi 8. Tindakan koreksi / perbaikan 9. Identifikasi tenaga operator peralatan khusus Pencatatan semua tahapan HACCP atau Penyusunan Data dan Laporan
  • 50. TAHAPAN PENERAPAN HACCP PENENTUAN CCP PENENTUAN BATAS KRITIS TIAP CCP PENYUSUNAN SISTEM PEMANTAUAN SETIAP CCP PENETAPAN TINDAKAN KOREKSI SETIAP PENYIMPANGAN PENETAPAN PROSEDUR VERIFIKASI PENETAPAN DOKUMENTASI DAN PEMBENTUKAN TIM HACCP DESKRIPSI PRODUK IDENTIFIKASI RENCANA PENGGUNAAN PENYUSUNAN BAGAN ALIR KONFIRMASI BAGAN ALIR DI LAPANG PENETAPAN BAHAYA DAN PENGENDALIAN
  • 51.
  • 52. PERSYARATAN DASAR/PRE REQUISITE HACCP DI UNIT PENGOLAHAN IKAN (UPI) GMP & SSOP
  • 53. REGULASI  Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan No KEP 052A/KEPMEN-KP/2013 Tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi  KEPMENKES RI Nomor : 23/MEN.KES/SK/1978 tentang Pedoman Cara Produksi yang baik untuk Makakanan  CAC-RCP1-1969-REV4: General Principles of Food Hygiene  Regulasi UE 852/2004 on Hygiene of Foodstuffs  Regulasi UE 853/2004 Specific Hygiene Rules For Food of Animal Origin. 4/22/202053
  • 54.  Istilah ini digunakan pertama kali pada Pedoman HACCP Amerika (NACMCF)  Sebagai alternatif ditunjukkan sebagai GHP dan/atau GMP  Ketentuan mengenai kondisi dasar lingkungan dan aktivitas operasi  Fokus terhadap:  Bangunan  Personil  Produk/bahan baku PROGRAM KELAYAKAN DASAR (1)
  • 55. • Diperlukan untuk menghasilkan produk yang aman dan bermutu (safe and wholesome) • Harus diterapkan (“in place”) dan operasional penuh sebelum mengembangkan HACCP • Sebagai fondasi HACCP dan memudahkan HACCP berfungsi secara efektif • Mencakup bahaya keamanan pangan “low risk”, hukum, issue2 mutu atau ekonomis • Memastikan rencana HACCP lebih fokus dan “kompak” PROGRAM KELAYAKAN DASAR (2)
  • 56. 4/22/2020 56 SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANANAN HASIL PERIKANAN
  • 57. HACCP ???  Problem  Penyakit akibat pangan (Foodborne diseases)  Market access – pentingnya keamanan pangan di seluruh rantai pangan  Solusi  Sistem keamanan pangan yang fokus pada pencegahan masalah sebelum terjadi  Program untuk memperbaiki dan memverifikasi keamanan pangan pada industri pangan
  • 58. JAWABAN: H ard to A pply, Complicated, and C onfusing P ractice  Hazard Bahaya thd kesehatan  Analysis Investigasi bahaya  Critical Krusial untuk pengendalian  Control Penanganan kondisi  Points Posisi pada proses
  • 59. APA ITU HACCP ??? Alat Manajemen : untuk memproteksi (melindungi) bahan pangan / makanan dari bahaya (hazard) yang bersifat biologis, kimiawi maupun fisik Bukan “Zero Risk System”, tetapi didesain untuk meminimalisasi resiko bahaya keamanan makanan Sistem Jaminan Mutu Keamanan Pangan/Produk Mendasarkan pada kesadaran bahwa Bahaya/Hazard dapat timbul pada setiap titik atau Tahap Produksi Namun dapat dilakukan pencegahan melalui Pengendalian Titik- Titik Kritis (Hazard Analysis Critical Control Point)
  • 60. ( HACCP ) HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT Proses pengendalian pro-aktif , preventif bukan reaktif  Mampu menghilangkan/ mencegah/ meminimalkan tingkat risiko kontaminasi pangan.  Sistematik  Berdasarkan kajian ilmiah
  • 61. Operasionalisasi GMP & SSOP Good Manufacturing Practices Sanitation Standard Operation Prosedures
  • 62. GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) Adalah : Cara/teknik berproduksi yang BAIK dan BENAR untuk menghasilkan produk yang MEMENUHI PERSYARATAN mutu dan keamanan SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP) Adalah : Prosedur untuk memelihara kondisi sanitasi/kebersihan UPI yang berhubungan dengan seluruh fasilitas produksi untuk menjamin produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu dan keamanan
  • 63. 1. SELEKSI BAHAN BAKU 2. PENANGANAN DAN PENGOLAHAN 3. BAHAN PEMBANTU 4. BAHAN KIMIA 5. PENGEMASAN 6. PENYIMPANAN 7. DISTRIBUSI FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM GMP
  • 64.  Asal-usul bahan baku  TRACEABILITY INTERNAL  TRACEABILITY EKSTERNAL 1. SELEKSI BAHAN BAKU 1. MAMPU LACAK SECARA ADMINISTRATIF 2. MAMPU LACAK SECARA TEKNIS  Sanitasi Higiene  Good Handling Practices  Good Aquaculture Practices  Cold Chain System  Cemaran Kimia/cemaran residu 3. JENIS DAN UKURAN 4. MUTU SESUAI STANDAR 5. JENIS OLAHAN (PRODUK AKHIR)
  • 65.  Tidak ada bahan baku yang diterima jika diketahui mengandung parasit, bakteri, pestisida, obat ikan atau racun, dekompose  Harus diinspeksi dan disortasi sebelum diolah  Bila perlu, diuji lab  Sistem FIFO Lanjutan…
  • 66.  WAKTU/KECEPATAN  TEMPERATUR  TEKNOLOGI (SEGAR, BEKU, KALENG, KERING, DLL)  PERALATAN  PERSONIL 2. PENANGANAN DAN PENGOLAHAN
  • 67.  Penerimaan dilakukan dengan cepat, higienis, terlindung dan mencegah kontaminasi  Sesuai dengan sistem FIFO  Bahan baku yang menunggu proses lebih lanjut harus ditempatkan pada tempat/wadah yang saniter dan higienis, diberi es atau dimasukan kedalam pendingin.  Peralatan yang digunakan untuk penyimpanan harus dapat menjaga kondisi suhu produk tersebut  Wadah untuk penanganan produk segar dan es, terbuat dari bahan kedap air, halus dan tahan karat serta mudah dibersihkan
  • 68.  Penanganan dan pengolahan produk mampu menjamin penerapan rantai dingin (mulai penerimaan, pengolahan hingga produk akhir)  Air lelehan harus dapat mengalir keluar dari produk  Penanganan dan pengolahan mampu menjamin upaya pencegahan kontaminasi silang (antara tahap bersih dan kotor)  Penanganan dan pengolahan produk dilakukan secara higienis
  • 69.  JENIS  TUJUAN  KUALITAS  METODE PENGGUNAAN  PENGAWASAN 3. BAHAN TAMBAHAN MAKANAN
  • 70.  PERSYARATAN BAHAN TAMBAHAN MAKANAN  Persyaratan bahan sesuai dengan standar sehingga tidak membahayakan kesehatan manusia  Pemakaian bahan sesuai dengan persyaratan  Bahan yang diterima didokumentasikan dan dimonitor
  • 71.  JENIS  TUJUAN  METODE PENGGUNAAN  KUALITAS  PENGAWASAN 4. BAHAN KIMIA
  • 72.  DISAIN DAN MATERIAL HARUS MEMBERIKAN PERLINDUNGAN YANG CUKUP UNTUK MEMINIMALISASI KONTAMINASI DAN KERUSAKAN  DAPAT MENGAKOMODASI PELABELAN YANG BENAR  TIDAK TOKSIK DAN AMAN  SESUAI DENGAN KONDISI PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN  KUAT, MUDAH DIBERSIHKAN DAN DISUCIHAMA 5. PENGEMASAN
  • 73. PENGEPAKAN DAN PELABELAN  Mampu melindungi dan mempertahankan mutu produk  Bahan yang digunakan terjamin kebersihan dan integritasnya  Bahan pengemas disimpan di gudang tersendiri dan terlindung dari debu dan kontaminasi  Pengemasan dilakukan pada kondisi yang higienis untuk menghindarkan kontaminasi  Bahan tidak boleh digunakan ulang  Kemasan produk diberi label atau dokumen-dokumen yang menunjukkan ringkasan atau deskripsi produk, jenis produk, tahun, bulan dan tanggal produksi, negara asal
  • 74.  JENIS PRODUK  TEKNIK PENYIMPANAN  LAMA PENYIMPANAN  KONDISI PENYIMPANAN (SUHU, KELEMBABAN, CAHAYA, DLL) 6. PENYIMPANAN
  • 75. PENYIMPANAN BEKU  Gudang beku mampu menjaga suhu pusat produk -180C atau lebih dingin  Dilengkapi dengan alat pencatat suhu yang mudah dibaca  Sensor suhu pada alat pencatat suhu diletakkan di lokasi yang mempunyai suhu paling tinggi  Penyimpanan produk dengan metoda FIFO  Penyimpanan produk menggunakan pallet untuk mencegah kontaminasi dan menjamin sirkulasi udara dingin yang merata  Dilengkapi tirai udara pada pintu masuk antara anteroom dan gudang beku  Mempunyai fasilitas anteroom
  • 76.  JENIS PRODUK  JENIS ALAT ANGKUT  KONDISI PENYIMPANAN 7. DISTRIBUSI
  • 77. PENGANGKUTAN DAN DISTRIBUSI  Sarana pengangkutan produk dapat mempertahankan suhu produk , kelembaban, dan kondisi lainnya sesuai karakteristiknya  Suhu alat pengangkutan ikan hidup dapat mempertahankan kelangsungan hidup ikan dan keamanan pangan  Seluruh truk hrs tertutup  Setelah pembongkaran, truk dibersihkan dan disinfeksi scr efektif 4/22/202077
  • 78.  Tidak mengkontaminasi produk atau kemasan  Dapat dibersihkan secara efektif dan bila perlu didesinfeksi  Memungkinkan pemisahan yang efektif antara produk yang berbeda atau pangan dengan non pangan  Memberikan perlindungan yang efektif dari kontaminasi, termasuk debu dan asap
  • 79. Acuan yang digunakan utk mengembangkan GMP 1. Regulasi dan persyaratan terbaru, 2. Standar, spesifikasi teknis, 3. Persyaratan negara importir. 4. Persyaratan teknis konsumen, 5. Informasi teknologi terbaru 7. Praktek sebenarnya. 8. Pengalaman. MANUFACTURING PRACTICE - GMP
  • 80. 80 GMP – INFORMASI UMUM 1) Tahapan Proses 2) Tujuan 3) Prosedur yg ditetapkan 4) Monitoring dan verifikasi 5) Tindakan koreksi 6) Dokumen dan rekaman utk dipelihara 7) Tanggungjawab
  • 81. 81 METODE MENGEMBANGKAN GMP 1. Setiap tahap (atau bagian dari tahap), melakukan: Identifikasi semua faktor yang mungkin atau akan mempengaruhi mutu produk dan tetapkan praktek yang diterapkan utk menjamin mutu produk + air utk produksi  hanya menggunakan air murni + alat proses  hanya mengguanakan alat yang bersih + suhu es yg cukup dan tetapkan waktu 2. Prosedur yg disebutkan dlm GMP harus ditujukan utk mencapai desain kriteria yg ditetapkan 3. Prosedur dalam GMP harus didaftar sesuai urutan proses produksi
  • 82. SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP) 1. Keamanan Air dan Es 2. Kondisi dan kebersihan Sarana / Prasarana yang kontak langsung dengan produk 3. Pencegahan Kontaminasi Silang 4. Pemeliharaan Fasilitas Sanitasi/Pencucian Tangan/Toilet 5. Perlindungan Produk / pengemas / Alat dari Bahan-bahan Kimia/kontaminan 6. Syarat Label dan Penyimpanan dan penggunaan bahan toksin yang benar 7. Pengendalian Kesehatan Karyawan 8. Pest Control
  • 83.  UPI harus mempunyai SSOP tertulis dan menerapkannya  UPI harus memonitor kondisi dan penerapan SSOP  UPI harus melakukan tindakan koreksi segera bila ada penyimpangan kondisi dan penerapan SSOP  UPI harus memelihara rekaman pengendalian sanitasi
  • 84. 1. KEAMANAN AIR DAN ES  Pasokan cukup untuk kegiatan pencucian, proses, pembuatan es atau produksi uap  Air laut bersih hanya digunakan untuk kegiatan yang tidak kontak dengan produk  Air dijaga dan dicegah dari terjadinya kontaminasi  Monitoring mutu dan keamanan air pada titik pasokan dan penggunaan  Tidak ada hubungan silang antara instalasi air bersih dan air kotor
  • 85. 2. KONDISI DAN KEBERSIHAN SARANA / PRASARANA YANG KONTAK LANGSUNG DENGAN PRODUK  Permukaan peralatan yang kontak langsung dengan produk terbuat dari bahan yang tidak mudah berkarat dan tidak bereaksi dengan produk  Pakaian kerja dan peralatan harus dijamin kebersihannya  Wadah yang digunakan (keranjang, plastik, blong, pisau) dicuci dengan air bersih dan disinfektan menggunakan bahan yang diperbolehkan  Pakaian kerja dicuci setiap hari oleh perusahaan  Semua peralatan disimpan di tempat yang bersih
  • 86. 3. PENCEGAHAN KONTAMINASI SILANG  Mencegah kontaminasi produk atau bahan lain dari pabrik (Konstruksi, desain dan lay out unit pengolahan) dan karyawan  Higiene karyawan (termasuk pakaian kerja, aktivitas dan perilaku)  Mencegah kontaminasi produk akhir oleh bahan baku (Pemisahan antara produk masak dan mentah)  Kondisi sanitasi unit pengolahan dan peralatannya  Penyimpanan dan perawatan bahan pengemas  Cara dan kondisi penyimpanan produk
  • 87. PENCEGAHAN KONTAMINASI SILANG  Ada pemisahan yang efektif antara raw material atau bahan lain dari produk masak atau siap makan selama penanganan, pengolahan dan penyimpanan  Pemisahan area kotor dan area bersih  Prosedur higiene dan kesehatan karyawan yang tepat  Pengendalian/ pembatasan pergerakan produk dan karyawan dalam pabrik
  • 88. 4. PEMELIHARAAN FASILITAS SANITASI/ PENCUCIAN TANGAN/TOILET A. TOILET  Jumlah : 0-15 orang tiap toilet (flushing sistem)  Sabun, tissue/pengering sekali pakai  Ventilasi  Pintu tidak menyerap air  Dijaga kebersihannya B. TEMPAT CUCI TANGAN  Tersedia bahan pembersih dan pengering  Lokasi strategis, mudah dijangkau, jumlah cukup C. BAK KAKI (FOOT BATH)  Konstruksi memadai  Kedalaman cukup/air memadai  Konsentrasi desinfektan
  • 89. Produk, bahan pengemas, dan peralatan yang kontak langsung dengan produk harus benar- benar terlindungi dari cemaran mikrobiologi, kimia, dan fisik seperti pelumas/oli, bahan bakar, pestisida, cairan pembersih, sanitizer untuk peralatan-peralatan dan lantai.
  • 90. PERLINDUNGAN PRODUK/PENGEMAS/ ALAT DARI BAHAN-BAHAN KIMIA/KONTAMINAN  Bahan baku, bahan tambahan dan bahan pengemas yang dipasok oleh pemasok/suplier sesuai persyaratan  Bahan baku dan bahan tambahan yang dipersyaratkan bebas dari bahan kontaminan (pestisida, bakteri, formalin, dll)  Bahan pengemas yang dipasok ke gudang bebas dari kontaminan (bakteri, dll)  Gudang harus tetap dijaga kondisi kebersihannya  Penempatan mesin yang posisinya di langit-langit harus bebas dari bahan baku/produk dibawahnya.
  • 91.  Semua bahan kimia, pembersih dan sanitizer diberi label dengan jelas  Penggunaan bahan kimia, pembersih dan lainnya (lubricant/oli, minyak dan bahan pembersih) harus sesuai persyaratan  Disimpan di tempat khusus dan terpisah
  • 92. PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN BAHAN BERACUN √ Semua bahan kimia disimpan jauh dari area pengolahan dalam ruangan terpisah dan dikunci √ Akses ke ruangan tersebut dibatasi (dikunci) √ Wadah terbuat dari bahan yang sesuai dan diberi label tentang isi, konsentrasi, detail pabrik dan petunjuk penggunaan, tanggal kadaluarsa, dan simbol peringatan √ Penyimpanan bahan yang dapat bereaksi dipisah
  • 93. √ Penggunaan dicatat dan ditangani orang tertentu √ Petunjuk penggunaan dari pabriknya harus tersedia √ Bila bahan kimia harus ditimbang, diukur atau dilarutkan, harus dilakukan jauh dari ruang pengolahan dan alat yg digunakan harus diidentifikasi dengan jelas. √ Bahan kimia yang tidak teridentifikasi tidak boleh digunakan dan disingkirkan √ Dibuat daftar bahan kimia yang disetujui dan penggunaannya serta rekaman monitoring harian penggunaannya PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN BAHAN BERACUN
  • 94.  Mencegah kontaminasi produk atau bahan lain oleh karyawan (jenis penyakit yang mungkin mengkontaminasi seperti : batuk/pilek, flu, diare, penyakit kulit, dll)  Menjamin higiene karyawan dan tidak ada karyawan yang sakit di ruang proses (karyawan yang sakit dan diduga dapat mencemari produk dilarang bekerja di unit proses)  Kondisi kesehatan karyawan dimonitor oleh pihak perusahaan
  • 95. 1. Higiene karyawan  Pakaian kerja: bersih, warna terang dan menutupi pakaian yang dipakai diluar ruang proses; sepatu; penutup kepala, sarung tangan (pengecekan setiap hari)  Tersedia prosedur pencucian pakaian karyawan dan program penggantian  Fasilitas ruang ganti pakaian yang sesuai dengan jumlah karyawan; ruang ganti yang terpisah untuk karyawan di area high risk  Toilet yang sesuai dengan jumlah karyawan dan keadaan bersih dan lokasinya diluar ruang pengolahan sehingga karyawan harus melewati ruang ganti sebelumnya (kadang fasilitas shower)  Tempat cuci tangan di fasilitas toilet, dan seluruh titik masuk ke ruang proses: tidak dioperasikan dengan tangan, air hangat mengalir (40 – 43C) dan perlengkapannya
  • 96. 2. KESEHATAN KARYAWAN Sumber utama kontaminasi bakteri pathogen adalah manusia sehingga perlu pengendalian akses masuk ke ruang pengolahan:  Pengisian questioner kesehatan untuk karyawan baru dan diikuti dengan pengecekan kesehatan  Pengecekan harian terhadap kondisi kesehatan karyawan  Pengisian questioner bagi semua pengunjung pabrik  Prosedur pelaporan bagi karyawan yang sakit atau luka
  • 97. 3. TRAINING  Karyawan yang menangani produk disupervisi, diinstruksikan dan atau dilatih ttg higiene pangan sesuai dengan tugasnya  Karyawan yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memelihara prosedur operasi pengolahan telah cukup dilatih dalam penerapan prinsip-prinsip HACCP 4/22/202098
  • 98.  Pencegahan pest di lingkungan UPI  Pencegahan agar pest (rodentia, burung dan insect) tidak masuk ke unit proses  Mempersiapkan program pemusnahan/ pembasmian pest  Bahaya Pest : Lalat dan kecoa : sumber salmonella, staphylococcus, shigella, dll Rodentia : sumber salmonella, parasit Burung : salmonella, listeria
  • 99. PEST CONTROL  Tersedia sistem pest control yang efektif dan diterapkan  Pengelolaan gedung harus mencakup tindakan pencegahan pest  Rekaman pest control harus dipelihara  Karyawan dilatih dan diberi tanggung jawab untuk mengidentifikasi pest dan aktifitasnya  Bila digunakan,bahan kimia maka staf harus dilatih untuk menangani dan menggunakannya
  • 100. 101 SSOP – INFORMASI UMUM 1) Persyaratan legal 2) Persyaratan yg ditetapkan 3) Prosedur yg ditetapkan 4) Monitoring dan verifikasi 5) Tindakan koreksi 6) Dokumen dan rekaman utk dipelihara 7) Tanggungjawab
  • 101. 102 SSOP - WATER 4) Uraikan prosedur utk - monitoring harian - verifikasi berkala (who, where, when, what how, if..) + formulir utk dokumentasi 5) Uraikan tindakan koreksi jika tidak memenuhi. 6) Dokumen dan rekaman utk diisi - peta sistem pasokan air - Rencana uji lab ut air dan es - laporan uji lab