Makalah ini membahas tentang perkembangan gereja Kristen dan konsep pendidikan agama Kristen pada zaman Yunani-Romawi, mulai dari awal mula gereja Kristen, perkembangannya pada abad pertengahan hingga reformasi Protestan, serta konsep-konsep pendidikan agama Yahudi dan perkembangannya selama pembuangan bangsa Israel."
1. MAKALAH
PEMBIMBING PAK
Tentang:
PERKEMBANGAN GEREJA DAN KONSEP PAK PADA ZAMAN YUNANI-
ROMAWI
Di Susun Oleh
Nama: Israel.Roi.Samadara
Nim: 1520200101031
Kelas: A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN KRISTEN
INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI AMBON
23-Januari-2021
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat
rahmat dan bimbingan-Nya. Saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini
merupakan tugas mata kuliah Pembimbing Pak, sebagai syarat untuk nilai akhir semester.
Dalam makalah yang berjudul “Perkembangan Gereja dan Konsep Pak Pada Zaman
Yunani-Romawi”. Penulis berusaha menguraikan tentang perkembangan gereja dan konsep-
konsep pak pada zaman yunani-romawi. Penulis ingin menyampaikan secara terperinci dan
mendetail tetapi penulis masih memiliki banyak kekurangan.
Penulis juga menyampaikan banyak terima kasih kepada Ibu dosen yang telah
memberikan materi selama satu semester dan telah membimbing kami dengan mata kuliah
ini, meskipun mata kuliah ini di berikan secara daring tetapi, penulis masih bisa menerima
materi dengan segala baik.
Dengan makalah ini penulis, penulis berharap dapat menambah wawasan dari para
pembaca mengenai, Perkembangan Gereja dan Konsep PAK pada Zaman Yunani-Romawi.
Penulis juga ingin makalah ini dapat bermanafaat bagi kami seluruh mahasiswa Pendidikan
Agama Kristen. Jika ada yang membacanya dan ingin memberikan saran dan kritik
mengenai apa yang di bahasa dalam makalah ini, penulis terbuka untuk menerimanya.
Ambon 23-Januari-2021
Israel.Roi.Samadara
Penulis
3. DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................................................i
Kata Pengantar................................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
a.Latar belakang.................................................................................................................1
b.Rumusan Masalah..........................................................................................................1
c.Tujuan............................................................................................................................1
BAB II TEORI..................................................................................................................2
BAB III PEMBAHASAN.....................................................................................................3
a.Awal Gereja Mula-Mula.....................................................................................................3
b.Gereja Pada Abad Pertengahan..........................................................................................4
c.Reformasi Protestan.......................................................................................................5
d.Konsep PAK Pada Zaman Yunani-Romawi........................................................................6
-.Pendidikan Agama Yahudi....................................................................................7
-.Pembuangan Bangsa Israel-Pembuangan Ke Babel...................................................7
-.Pembuangan ke Babel sampai Permulaan Zaman Masehi..........................................8
BAB IV PENUTUP................................................................................................................9
a.Kesimpulan.....................................................................................................................9
b.Saran..............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................10
4. BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Menbicarakan sejarah terbentuknya Agama Kristen tidak bisa masuk dari sejarah
berdirinya Gereja Kristen, sebagai gereja ini telah membawa ajaran agamanya, membibing
para penganutnya dan menyaksikan perjalanan selama dua ribu tahun sejak abat pertama
masehi, dari tana Israel sampai ke Eropa, Amerika, Indonesia dan seluruh dunia. Pada abat
pertengahan konsep kekristenan menjadi umum apa bila melihat dari sejarah Agama Kristen.
Perkembangannya mencapai seluru dunia selama masa eksplorasi negara-negara eropa pada
zaman renaissance hinga menjadi agama terbesar di dunia. Hingga sekarang lebih dari dua
miliar umat Kristen atau seperti jumlah manusia di dunia.
Pengajaran merupakan serangkaian kegiatan yang di usahakan bersama oleh guru dan
murid. Pengajaran adalah proses pembelajaran yang membuat orang melakukan proses
mengajar. Sebagai calon guru PAK juga harus mempunyai spiritualitas yang baik sehingga
dapat mendidik anak dengan efektif. Seorang calon guru PAK harus mempelajari asal mula
sejarah perkebangan PAK dari masa kuno hingga reformasi agar benar-benar mengajarkan
sesuai dengan materi yang termuat dalam ajaran PAK.
Sejarah Pedidikan Agama Kristen adadah uraian sestematis atas segala yang telah
dipikirkan dan diperbuat Gereja pada masa lampau dalam upaya mendidik warga Gereja.
Dalam mempelajari sejarah Pedidikan Agama Kresten. Dengan mempelajari Pendidikan
Agama Kristen kita pun, akan melihat banyaknya nilai teologis dan filosofis tentang
pendidikan yang di yakini oleh umat Allah pada masa lalu yang kini telah kita abaikan.
Banyak pandangan tentang perkembangan perkembangan pikir praktek PAK.
B.Rumusan Masalah
a. Awal mula gereja Kristen
b. Gereja pada abad pertengahan
c. Refermosi Protestan
d. Konsep PAK pada zaman Yunani-Romawi
C.Tujuan
1. Agar kami mengetahui Perkembangan Gereja Kristen dari Abad Pertengahan sampai ke
Reformasi Protestan
2. Agar saya dapat mengetahui perkembangan pendidikan pada masa lalu tepatnya di Yunani-
Romawi dari pandangan Plato,Aristoteles dan Quintilianes.
3. Agar saya dapat mengetahui lebih tentang Perkembangan Pendidikan Agama Kristen di
Yunani-Romawi
5. BAB II
TEORI-TEORI
a. Gereja ada sejak jaman Rasul-rasul mendapatkan perintah dari Tuhan untuk
menyebarkan kabar sukacita dan menjadikan semua bangsa sebagai murid-Nya.
(Matius 28:19-20 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa,Anak,dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”. Ayat
ini adalah Amanat Agung dari Yesus Kristus.
b. Gereja dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Portugis
merupakan serapan dari bahasa Latin yang di serap pula dari bahasa Yunani “Eklesia”
yang bererti di panggil keluar (ek=keluar, klesia, dari kata Kaleo= memanggil). Jadi
Eklesia bererti. Kumpulan orang-orang yang di panggil keluar dari gelap menuju
terang untuk memuliakan nama Allah).
c. Pendidikan Agama Kristen adalah, suatu pengajaran yang harus berakar,bersumber
dari Alkitab. Yang di dalamnya terdapat proses yang bernuansa dan berorientasi
teologis, dan harus berporos pada pribadi Tuhan Yesus Kristus dan Alkitab sebagai
dasar atau sumber acuannya.
Teori PAK
1. E.G. Homrighausen
Pendidikan berpusat pada keluarga Kristen, pemberian Allah yang tidak
ternilai harganya dan keluarga Kristen yang memegang peranan penting, dari
segala jalan lain yang di pakai gereja untuk pendidkan.
2. Hopes Antone
Pendidikan kristen adalah, kebutuhan untuk mengembangkan potensi-potensi
dirinya, secara penuh untuk memperoleh/mencapai kehidupan yang lebih
bererti dan lebih kaya, untuk seorang yang terbaik bgi dirinya.
3. Bushell
Pendidikan Kristen adalah, pendidikan kepada anak-anak yang di mana anak-
anak di tanamkan iman Kristen dalam diri anak dari keluarga kristen, yng di
mana supaya anak memeluk nilai-nilai kristiani dari jemaat tanpa harus
mengharuskan kaum muda lebih dahulu mengalami pertobatan umum tertentu.
6. BAB III
PEMBAHASAN
a.Awal Mula Gereja Kristen
50 hari setelah kebangkitan Yesus Kristus atau sekitar 30-34 Masehi Gereja di mulai,
berdasarkan janji Yesus bahwa dia akan menyiapkan Gereja-Nya. Dengan kedatangan Roh
Kudus pada hari Pentakosta, Gereja (Kumpulan orang-orang yang di panggil keluar dari
gelap menuju terang yang ajaib) di mulai secara resmi. Pada hari itu sebanyak 3000 orang
yang mengikuti Khotbah Simon Petrus memilih untuk mengikuti Kristus dan di baptis.
Orang-orang pertama yang tobat dan mengikuti ajaran kekristenan adalah orang Yahudi
penganut Yudaisme.Yudaisme adalah agama asli bangsa Yahudi, yang merangkum seluruh
tradisi dan peradaban religi,budaya, maupun hukum bangsa Yahudi. Dan Gereja itu berpusat
di Yerusalem. Itu, pada awalnya dalam sejarah terbentuknya agama Kristen, bahwa
Kekristenan sebagai sekte Yahudi. Tetapi, isi khotbah para rasul berbeda dengan apa yang
ada pada kelompok-kelompok Yahudi lainnya.
Periode pada Gereja berikutnya dalam sejarah agama Kristen di mulai sejak
pertobatan Kaisar Konstantinus I dan Kristen di jadikan sebagai agama resmi Romawi hingga
mulainya Abad Pertengahan ketika Kaisar Romawi terakhir, Romulus Agustus di lepas.
Periode ini berlangsung sekitar tahun 313-476M. Di mana kepausan berkembang, tidak ada
pembiayaan sekejam masa lalu pada orang-orang Kristen. Percampuran agama dan poltik
menjadi satu, dan proses kanonisasi alkitab bahasa Latin yang membuat Sejarah Perjanjian
lama dan Sejarah Perjanjian baru.
Kanon Alkitab adalah suatu daftar kitab yang di anggap sebagai kitab suci yang
berwibawa atau otritatif oleh komunitas keagamaan tertentu. Kata “Kanon” berasal dari
bahasa Ynani kavwv, yang artinya mistar atau tongkat pengukur. Istilah tersebut pertama kali
di cetuskan oleh umat Kristen untuk merujuk pada kitab suci, tetapi gagasan tersebut di
katakan berasal dari umat Yahudi. Kanon Alkitab dapat juga di pahami sebagai sebuah daftar
kitab yang menjadi “standar” atau “aturan” yang bersifat normatif bagi umat. Semua kanon
tersebut telah di kembangkan selama berabad-abad dan melalui proses diskusi yang rumit, lau
kesepakatan di buat oleh otoritas-otoritas keagamaan dari keyakinan mereka masing-masing.
Umat menganggap kitab-kitab kanonik di inspirasikan oleh Allah atau mengungkapkan
sejarah yang berwibawa tentang hubungan antara Allah dengan umat-Nya. Kitab-kitab seperti
“Injil Kristen-Yahudi” telah di keluarkan seluruhnya dari kanon; namun banyak kitab yang di
perdebatkan, yang di anggap non-kanonik atau bahkan apokrif oleh beberapa kalangan, di
pandang sebagai apokrifa Alkitab atau Deuterokanonika atau sepenuhnya kanonik oleh
kalangan lainnya. Deuterokanonika adalah suatu istilah yang di gunakan sejak abad ke-16
dalam Gereja Katolik Roma dan kekaisaran Timur untuk mendeskripsikan berbagai kitab dan
bagian tertentu Perjanian Lama Kristen yang bukan merupakan bagian dari Alkitab Ibrani
saat ini.
7. b.Gereja pada Abad Pertengahan
Kemudian Gereja memasuki abad pertengahan yang di mulai sejak akhir kekuasan
kaisar Romawi Barat, sampai ketika Charlemagne dimahkotai menjadi Kaisar Eropa
Barat,yaitu tahun 476 natal tahun 800 M. Gereja terutama kepausan pada periode mengalami
kemunduran moral karena pada Paus dipaksa untuk terlibat pada politik semakin dalam.
Poletik kotor dan harus mengikuti Romawi Timur dan pemerentahan bangsa Barbar di Barat.
Walaupun kebanyakan orang Kristen pada masa ini bermukim di Asia Kecil tetapi
penyebaran injil terus di lakukan ke berbagi pelosok Eropa yang mempengaruhi sajarah
Abad Pertengahan. Gereja Katolik Roma memegang kekuasaan dengan Paus yang berkuasa
dan hidup seperti Raja. Korupsi dalam lingkungan Gereja menjadi hal yang umum. Sejak
tahun 1095 hingga 1204 para Paus mendukung peristiwa perang Salib yang mahal dan
berdara-dara untuk mengusir kaum Muslim dan membebaskan Yerusalem. Perang Salib
terjadi antara abad ke-11 sampai abad ke-17, yang di sokong dan ada kalanya di arahkan oleh
Gereja Katolik. Perang salib berbeda dari konflik-konflik keagmaan lainnya karena orang-
orang yang ikut serta dalam perang ini meyakini perjuangan mereka sebagai laku silih demi
beroleh ampuanan atas dosa-dosa yang sudah mereka akui. Rung lingkup istilah perang pun
masih menjadi pokok perdebatan.
Perang Salib pertama kali di cetuskan oleh Paus Urbanus II pada tahun 1095 dalam
sidang Konsili Clermont. Ia menghimbau hadirin untuk angkat senjata membantu Kaisar
Romawi Timur melawan Orang Turki Seljuk, dan untuk melakukan ziarah bersenjata ke
Yerusalem. Imbauannya di tanggapi dengan penuh semangat oleh seluruh lapisan masyarakat
Eropa Barat. Para sukarelawan di kukuhkan menjadi anggota laskar Salib melalui
pengikraran kaul di muka umum. Orang mengajuk diri lantaran di dorong oleh niat yang
berbeda-beda. Ada yang sekedar ingin pergi ke Yerusalem agar ikut terangkat beramai-ramai
ke surga, ada yang melakukannya demi bakti kepada majikan, ada yang hendak mencari
ketenaran dan nama baik, dan ada pula yang bernafsu meraup keuntungan ekonomi maupun
politik melalui keikutsertaannya. Laskar Salib mengasaskan empat negara baru, yang lazim di
sebut outremer (tanah sabrang), yakni Negara kabupaten Edessa, Negara Kepangeranan
Antiokhia, Negara Kerajaan Yerusalem, dan Negara kabupaten Tripoli. Laskar Salib pada
akhirnya terdesak mundur sesudah hampir 2 abad bercokol di tanah suci, di rebut kaum
muslim pada tahun 1291.
Reconquista (Penaklukan Balik), perang Kristen-Muslim di semenanjung Lberia, di
nyatakan sebagai perang Salib pada tahun 1123, dan berakhir dengan tumbangnya Emirat
Granada pada tahun 1492. Perang Salib Utara yang menundukan suku-suku pagan di
kawasan Timur Laut Eropa ke bawah kekuasaan Jerman,Dermak,Swedia, di anggap sebagai
perang Salib sejak tahun 1147. Pada tahun 1199, Paus Inosensius III menjadi Paus pertama
yang memaklumkan perang Salib politik untuk menundukan penguasa-penguasa Kristen
yang membandel. Perang salib di jadikan sarana memerangi kaum bidah, berlanjut di Savoia
serta Bohemia pada abad ke-15, dan di lancarkan terhadap kaum Protestan pada abad ke-16.
Perang Salib juga di lancarkan untuk membendung laju ekspansi Kekaisaran Turki
Utsmaniyah pada pertengahan abad-ke 14 dan baru berakhir dengan perang Liga Suci pada
tahun 1699
8. Periode berikutnya terjadi sejak pantahbisan Karel Agung sebagai Sebagai kaisar
Eropa Barat sampai kejatuhan Romawi Timur , ketika konstantinopel direbur oleh Turki pada
1453 dan kejadian Refomasi Protestan sekitar tahun 800-1500. Awalnya hampir hampir
semua wilaya Eropa Barat berada di bawa kekuasaan Kaisar Kristen,Karel Agung,dan para
Misionaris mulai dikirim ke Eropa Timur dan Rusia. Para Biarawan mulai mengubah dasar-
dasar Agama setelah melihat kondisi Gereja yang menurun, dan dimulainya perang Salib
dengan bangsa Asia. Universitas mulai dibuka sehingga rakyat bisa juga dapat membaca dan
menulis. Setelah itu, Gereja Katolik Barat di Eropa Barat dan Gereja Ortodoks Timur di Asia
Kecil berpisah.
c.Reformasi Protestan
Periode dalam sejarah terbentuknya Agama Kristen ini pada banyaknya tokoh yang
membawa pembaruan dalam Gereja Katolik Roma 1517 sampai 1600, yaitu Marten Luther,
Yohanes Calvin dan John Knox yang pada akhirnya berakhir dominasi para Uskup dan
biarawan dalam bidang pengetahuan Alkitab. Reformasi ini menyebabkan kontra Reformasi
dan Reformasi lainnya di Eropa Barat, sementara penemuan Benua Amerika membuat kaum
Protestan yang dianiaya di Eropa memiliki kesempatan untuk melayani diri dan mengatur
negara baru berdasarkan kekristenan. Selama seratus tahun banyak peristiwa-peristiwa
penting dan seluru wilayah Eropa Barat terancam perang saudara antara penguasa Kristen,
dan Katolik. Sejarah terbentuknya Agama Kristen saat ini memasuki masa modern dimana,
Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur. Gereja Ortodoks Timur termasuk salah
satu lembaga keagamaan tertua di dunia, yang mengajarkan bahwa gereja yang
satu,kudus,katolik dan opostolik. Di dirikan oleh Yesus Kristus dalam Amanat Agung-Nya,
kepada para rasul, dan mempraktikan apa yang di pahami sebagai iman asli yang di wariskan
dari para Rasul. Gereja Ortodoks Timur berada dalam persekutuan dengan Gereja Latin
sebelum Skisma Timur-Barat tahun 1054, dan dengan Gereja-gereja Oriental selama kuartal
pertama sejarahnya. Ortodoksi meyebarkan di seluruh kekaisaran Romawi dan Kemudian
Bizantium serta daerah sekitrnya. Memainkan suatu peran penting dalam budaya Eropa,
timur dekat, Slavia, dan berapa budaya Afrika. Tahta Episkopalnya yang paling utama adalah
Konstantinopel. Ortodoksi tidak memiliki kepausan ataupun keuskupan dengan otoritas
serupa. Sebutan “Timur” biasa di gunakan, walaupuntidak resmi, di ambil dari kaitannya
secara geografis dengan Gereja-gereja Barat. Yang sekarang di kenal dengan Gereja Katolik
Roma, dan karena, Konstantinopel merupakan ibu kota Kekaisaran Romawi Timur.
telah mengambil beberapa langkah untuk memperbaiki hubungan yang sempat rusak,
yang juga di lakukaan oleh Katolik dan Lutheran. Gereja menjadi saksi bangkitnya
Pentakostalisme, gerakan Karismatik, Oikumenisme dan berbagi ajaran sesat. Pada masa ini
telah ada banyak jenis Gereja namun, hanya ada satu injil.
9. d.Konsep PAK pada zaman Yunani-Romawi
PAK pada zaman Yunani dan Romawi memiliki beberapa pandangan dari para ahli
yaitu:
1. PLATO kira-kira 428-348 s.M
Plato berasal dari keluarga bangsawan dan Plato seorang olahragawan, seumur
hidupnya di kota Korintus. Plato mendirirkian sekolah yang di namakan Akademia.
Penemu PAK bukanlah Gereja Purba. Orang-orang Kristen pertama di besarkan
dalam negeri yang telah di pengaruhi kebudayaan Yunani kurang lebih 200 tahun
lamanya. Ada tiga macam arus mengalir menjadi sungai iman Kristen yaitu:
a.Yahudi membawa dasar agamawi
b.Yahudi membawa bahasanya
c.Romawi yang menetukan struktur ketertiban umum dan hak sipil.
Kekuatan gagasan, dalam pemikiran Plato di kaitkan dengan kata Yunani LOGOS
(Firman). Plato menekankan sebuah rasionalitas, orang didik secara berimbang dan
tujuan Aner Kalos K’agathos ( Manusia Yang Indah Dan Berkebajikan). Plato
menekankan kesetaraan gender dalam menerima pendidikan namun, subjeknya kaum
atasan.
Sementara lainnya adalah latihan (bukan pendidikan), sebab menurutnya
pendidikan mencakup perkembangan manusia sebagai keutuhan ruang lingkup
pendidikan Plato. Pendidikan menurut Plato yaitu membimbing orang-orang
meninggalakan semua bayang-bayang yang tidak berakar dalam kenyataan, agar
melihat serta menganut kebenaran. Kenyataan, agar melihat dan menganut kebenaran.
Kenyataan, agar melihat serta menganut kebenaran. Dalam proses pendidikan
menurut Plato kita di bimbing “mengingat” inti abadi dari benda-benda dalam dunia
ini. Pria dan wanita berhak menerima pendidikan. Yang termasuk dalam subyek
pendidikan anak-anak dan muda-mudi dari kaum atasan.
Menurut Plato pendidikan adalah menjadi tanggung jawab negara
Manusia condong lebih menghargai keamanan pribadi meskipun dasarnya, salah
ketimbang membuka diri terhadap pendekatan baru, pengetahuan baru, pengertian
baru, dan sebagainya.
2. Aristoteles 385-322 s.M
Aristoteles lahir di desa Stagira, negeri Tharakia, yaitu bagian uatama Yunani
medern sekarang. Yang mempengaruhi nya adalah ayahnya yang seorang dokter yang
caranya meninjau dunia sekitarnya. Ia memasuki akademi Plato 367 Sm ia belajar di
sana dan bekerja selama 20 tahun. Setelah Plato gurunya meninggal ia menjadi guru
dari putra Filipus, raja Mekadoni selama tiga tahun, ia menanamkan kehausan dan
pengetahuan dan cara meneliti apa saja yang di temuinya dengan seksama ia
mendirikan sekolah yaitu PERIPATETIC yang artinya berjalan-jalan. Ia mengajarjan
logika, ilmu alam,ilmu hayat,ilmu bintang,ilnu jiwa dan etika.
Pandangan Aristoteles terhadap dunia pendidikan yaitu ada dalam dua isi
karya utamanya, Etika Nikomakia dan Politik. Pendidikan mencakup kegiatan inisiasi
yang mempunyai maksud utama, yaitu mendorong orang mencapai kebahagiaan.
Poros utama pada diri pribadi saja dalam arti kebutuhan dan keinginan, sedang
10. kepentingan masyarakat tidak begitu di hiraukan. Arti kebahagiaan baginya dapat di
selesaikan dengan kebajikan bukan di simpan dalam bank, melainkan suatu mutu
yyang perlu di amalkan terus menerus, sepanjang hidup. Kebahagiaan adalah tujuan
hidup karena, itu tujuan pendidikan dapat di capai.
Sebagian besar pendidikan Aristoteles menitik beratkan pentingnya panca
indera manusia. Guru mengembangkan tugas belajar yang sesuai dengan minat
bawaan itu. Tugas guru juga menolong murid-muridnya meningkatkan diri menjadi
sama dengan orang-orang yang berbudi tinggi. Dala hal mengambil keputusan etis
dan bagaimana caranya orang dapat menemukan ukuran yang dapat di percaya,
menurut Aristoteles menggunakan kunci “Jalan Tengah Kencana” (Golden Mean)
atau Merasakan diri atau Menserasikan diri dengan irama alam dunia misalnya
memilih jalan tengah antara kepengecutan dengan kenekatan secara membabi
buta,yaitu keberanian antara kemalasan dan nafsu ialah ambisi. Antara
kerendahan hati dan kesombongan adalah kesederhanaan. Orang yang dapat
menyerasikan dirinya dengan alam,dunia, dan mengalami kebajikan moral baru
dapa beroleh gelar “terpelajar”
3. Quntilianes 35-95M
Quntilianes di kenal dengan dunia dan pemikiran praktis yang lazimnya di
kaitkan dengan orang Romawi. Keunggulan dalam administrasi gereja, membangun
gedung besar, memabngun palayanan agar sesuatu negara berfungsi, seperti sistem
pos, perlautan darat dan laut.
Quntilianes berasal dari Spanyol memperbaiki pendidikan dalam bidang
praktis, guru Romawi yang pertama yang di angkat sebagai guru Rhetorika (seni
bicara di depan umum) yang di bayar dari kas negara. Kelemahan Quintilianes lebih
menekan kefasiakan berpidato, menjadi satu nilai mutlak.
Pengajaran Quintilianes yaitu tentang asa ilmu pidato (Institutia Oratoria),
baginya ketrampilan ini yang penting di kembangkan dalam sejumlag fungsi
kenegaraan dala kerajaan Romawi. Barang siapa yang pandai berpidato dapat
menolong orang lain memperoleh keadilan melalui lebaga-lembaga negara. Efek ini
juga dapat mempengaruhi rakyat.
Memperlakukan setiap anak didik sebagai pribadi yang pelu di hormati,karena
pada zaman itu pada pendidik tidak merencanakan tugas belajar yang sesuai dengan
kemampuan khusus setiap golongan umur. Quintilianes menolak hukum kepada
siswa, menghina diri si pelajar. Kekeresan menunjukkan kegagalan guru. Guru
hendaknya mempunyai sifat keibu bapaan terhadap murid dan memandang diri
sebagai wakil orang tua. Mengembangkan keinginan setiap diri murid untuk bertindak
dengan budi yang tinggi, sadar akan pentingnya senggang waktu bagi pelajar (para
pelajar boleh santai).
Walaupun tidak 100% yang merupakan dasar Pendididkan Agama Kristen. Agama Yahudi,
adalah pemikiran pedagogis yang di kembangkan dalam kebudayaan Yunani-Romawi.
Seperti yang di wakili oleh: Plato,Aristoteles,dan Quintilianes.
11. -. Pendidikan Agama Yahudi
Hubungan erat antara paguyuban Yahuid dan Kristen dapat di lambangkan dengan
penemuan para ahli purba kala di kota Jaresy,Palestina Kuno, pada dasawarsa ke-3 abad ke-
20. Di bawah gudang gereja Byzatium dari abad ke 6M, telah di temukan reruntuhan suatu
rumah ibadat agama Yahudi yang jauh lebih tua lagi. Sebagaimana gedung gereja di bangun
atas gedung ibadat Yahudi, demikian pula gereja, termasuk pendidikan nya, di kembangkan
atas warisan Yahudi.perkembangan agama Yahudi dapat di bagi dalam dua zaman pokok,
zaman pertama itu mulai dari terbentuknya bangsa Israel dan berjalan terus tahun 586 sM,
yaitu kejatuhan kerajaan Yehuda dan pembuangan kaum elite ke Babel. Zaman ke dua mulai
dengan pembuangan dan di teruskan sampai permulaan gerakan Kristen.
-. Permulaan bangsa Israel sampai pembuangan ke Babel
Berdasarkan sejarah, bangsa Israel berasal dari suku Semit yang terlibat perpindahan
umum 4000 tahun yang lalu di daerah Barat Daya Asia. Perpindahan itu terjadi ribuan kali
dalam sejarah perjalanan umat dari segi iman suku yang di pimpim oleh Abraham.
Merupakan pemanggilan Allah untuk meninggalkan tanah air nya. Beberepa keyakinan
teologis yang menyoroti pendidikan agama Yahudi, baik isi maupun pola pelaksanaan nya.
a. Dasar Teologi Pendidikan Agama Yahudi. Berdasarkan bahwa keyakinan bahwa
Allah memanggil Abraham dan ia menjawab melalui imannya, keturunannya di
namakan bangsa yang terpilih.
b. Tujuan Pendidikan Agama Yahudi. Melibatkan angkatan muda dan dewasa dalam
sejumlah pengalaman belajyang menolong mereka mengingat perbuatan ajaib yang di
lakukan Allah pada masa lampau, serta membimbing serta mengharapkan terjadinya
perbuatan sama dengan pernyataan di tengah-tengah kehidupan mereka, guna
memenuhi syarat-syarat perjanjian, baik yang berkaitan dengan kebaktian keluarga
dan seluruh persekutuan maupun mencakup perilaku yang seseuai dengan kehendak
Tuhan, sebagaimana ia tugaskan dalam urursan sosial dan pemeliharaan ciptaan yang
di namakan baik oleh Tuhan.
c. Pengajar-pengajar empat golongan pemimpin (kaum imam yang melayani Allah dan
jemaatnya, Nabi sebagai mengumumkan firman teguran, hukuman dan perdamaian
serta mendorong pemikiran orang dewasa, kaum bijaksana yang kita dapat dalam
Kitab Amsal,Ayub,Pengkhotbah, golongan ke empat yaitu penyihir yang mengajar
jalan mendobrak hati umat manusia melalui irama dan perkataan simbolis) dan di
tambah orang tua sebagai pengajar di rumah yang menganggap dirinya penengah.
Yang memuarkan pengalaman nenek moyang mereka dengan Tuhan kepada setiap
angkatan baru.
12. -. Pembuangan ke Babel dan Permulaan Zaman Masehi
Sesudah kaum atasan bangsa Israel di buang ke Babel, teologi mereka yang dulu di
anggap cukup teguh, tercatat perlu di pikirkan ulang. Akibatnya peninjauan itu
mempengaruhi teori dan praktek pendidikan agama Yahudi.
a. Dasar teologi baru untuk pendidikan AgamaYahudi, berangsur-angsur para pemimpin
rohani Yahudi di Babel mulai mengembangkan teologi baru dari abu bencana yang
sedang menimpa mereka bersama. Titik berat Pendidikan AgamaYahudi melihat umst
Tuhan yang mendapat penghukuman dari Allah yang melanggar Taurat sehingga di
tanah airnya menitik pentingnya menaati semua peraturan yang berhubungan dengan
kebaktian di Bait Allah dan gaya hidup Lahiriah.
b. Lembaga-lembaga pendididkan agama Yahudi, di antaranya: Lembaga rumah ibadat
(Sinagoge) (lukas 2:46, Kis 13:15). Dahulunya pertemuan beberapa keluarga bersama
ahli taurat berkumpul dan berdoa membicarakan keadaan mereka dalam terang Taurat
Tuhan. Untuk mengobarkan api Iman situasional mereka dalam pembuangan (Maz
137:4). Sinagoge merupakan tempat pengajaran tahun 20sM-50M.
c. Gaya mengajar di sekolah Yahudi, menitikberatkan menghafal 22 huruf abjad Ibrani
dan menulis dan Membaca. Para guru mensiasati untuk mempercepata proses belajar,
seperti menempatkan seorang murid tidak begitu tertarik tugas itu dekat dengan
seorang anak yang rajin dan pintar.
d. Para pelajar, anak didik terlatih untuk berpikir secara agamawi, dalam menghadapi
urusan sehari-hari, dan pada dasarnya kehidupan masalah hidup bersifat teologis.
Ruang lingkup terhadap kurikulum terbatas, tetapi apa yang dapat di pelajari dengan
serius.
13. BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gereja di mulai sekitar 30-34 Masehi yaitu kira-kira sekitar 50 hari kebangkitan
Yesus Kristus Gereja di mulai secara resmi. Dan pada hari itu sebanyak 3000 orang
mengikuti khotbah Simon Petrus dan orang-orang yang pertama bertobat adalah orang
Yahudi penganut Yudaisme. Dan masuk pada Gereja Di Abad Pertengehan di selimuti
Perang Salib, yang terjadi antara abad ke-11 sampai 17M yang di arahka oleh Gereja
Katolik.
Perang Salib di cetuskan Oleh Paus Urbanus II dalam sidang Konstitusi Clerment.
Membantu Kaisar Romawi Timur melawan Orang Turki Saljuk. Perang salib berbeda
konflik. Keagamaan lainnya karena orang-orang yang ikut serta dalam perang ini
meyakini perjuangan mereka sebagai laku silih demi beroleh ampun atas dosa-dosa
yang mereka lakukan. Perang Salib di lancarkan untuk membendung laju ekspansi
kekaisaran Turki Utsmaniyah pada pertengahan abad ke-14, dan berakhir dengan
perang Liga Suci pada Tahun 1699. Setelah itu reformasi Protestan membawa
pembaruan dalam gereja Katolik Roma 1517-1600 yaitu tokoh-tokoh Reformasi
seperti Marthen Luther dan Yohanes Calvin yang membawa Reformasi Tersebut.
Pendidikan di mulai sejak agama muncul dalam kehidupan manusia. Anak-anak
adalah anugerah yang harus di didik oleh orang tua dan guru agar dapat bertumbuh
dalam iman Yesus Kristus. Dalam pendidikan kita kadang mendapatkan masalah dan
kendala sehingga dalam dunia pendidikan khusunya Pendidikan Agama Kristen
memerlukan metode, metode merupakan cara belajar dalam pengajaran PAK yang
efektif dan efisien.
B. Saran
Kita sebagai calon guru apa lagi guru PAK, kita harus bagaimana memperlakukan
setiap anak didik sebagai pribadi yang harus di hormati dan kita juga, jangan
menghina diri si pelajar. Dan jangan melakukan kekerasan karena, jika kita
melakukan kekerasan kita menjadi seorang guru yang gagal.
Kita sebagai calon guru PAK juga harus menguasai asal usul perkembangan PAK dari
masa Kuno hingga Reformasi dari perkembangan Gereja-gereja juga. Agar supaya
jika kita telah benar-benar menjadi guru dan kita mengajar, kita memberikan materi
yang pas yang tidak hilang arah agar murid yang menerimanya juga benar-benar
memahami tentang PAK.
14. DAFTAR PUSTAKA
Robert R. Bohlke, P.H.D, Sejarah Perkembangan Pikir dan Praktek PAK BPK Gunung
Mulia,Jakarta,2018
Fredrik Warmer, Model Pergumulan Pembelajaran PAK, 2011
Thomas H. Groome, Christian Religious Education,PAK, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2018.
mangihot.blogspot.com Artikel teori gereja dan Iman Kristen
berbagiilmuteologia.blogspot.com Sudut Pandang Teologia
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas