SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
LANDASAN ILMIAH DAN TEKNOLOGIS
 Pendidikan serta ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) mempunyai kaitan yang
erat. IPTEK menjadi bagian utama dalam isi
pengajaran, dengan perkataan lain
pendidikan ber-peran sangat penting dalam
pewarisan pengembangan IPTEK
 Dari sisi lain setiap perkembangan IPTEK
harus segera diako-modasi oleh pendidikan
yakni dengan segera memasuk-kan hasil
pengembangan IPTEK ke dalam isi bahan
ajaran
Sebaliknya pendidikan sangat
dipengaruhi oleh sejumlah cabang-
cabang IPTEK, utamanya ilmu-ilmu
perilaku (psikologi, sosiologi,
antropologi)
Pengertian tentang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Pengetahuan (knowledge) adalah
segala sesuatu yang diperoleh melalui
berbagai cara penginderaan terhadap
fakta, penalaran (rasio), intuisi, dan
wahyu.
 Pengetahuan yang memenuhi kriteria dari segi
ontologis, epistemologis dan aksiologis secara
konsekuen dan penuh disiplin biasa disebut ilmu
atau ilmu pengetahuan (science; kata sifatnya
adalah ilmiah atau keilmuan, sedangkan ahlinya
disebut ilmuawan.
 Pengetahuan meliputi berbagai cabang ilmu
(ilmu-ilmu sosial atau social sciences, dan ilmu-
ilmu alam atau natural sciences), humaniora
(seni, filsafat, bahasa, dsb) serta wahyu
keagamaan atau sejenisnya
 Dilihat dari segi tujuan pokok sering
dibedakan ilmu dasar (basic science) dan
ilmu terapan (applied science).
 Ilmu dasar terutama digunakan demi
kemajuan ilmu itu sendiri, Ilmu Terapan
terutama digunakan untuk mengatasi
masalah dan memajukan kesejahteraan
manusia.
Hasil dari ilmu terapan harus
dialihragamkan (ditranformasikan) menjadi
bahan, alat, atau prosedur kerja; kegiatan
ini disebut pengembangan (development).
Tindak lanjut dan hasil kegiatan
pengembangan disebut teknologi
Landasan Ontologis dari ilmu berkaitan
dengan objek yang ditelaah oleh ilmu
adalah : Apakah yang ingin diketahui
oleh ilmu, bagaimana ujud hakiki dari
objek tsb, dan bagaimana
hubungannya dengan daya tangkap
manusia?
Ilmu membatasi objeknya pada
 fakta atau kejadian yang bersifat empiris, yang dapat
ditangkap oleh alat indra, baik secara langsung
maupun dengan bantuan alat lain (mikroskop,
teleskop, dsb
 Objek Ilmu selalu berkaitan dengan pengalaman
manusia yang dapat dikomunikasikan kepada orang
lain
 Pengetahuan Ilmiah pada dasarnya merupakan
abstrak yang disederhanakan dari fakta atau
kejadian alam yang sangat kompleks.
 Untuk itu ilmu mempunyai 3 asumsi tentang
objek empiris yakni :
(1) Objek-objek tertentu mempunyai keserupaan
satu sama lain yang memungkinkan dilakukan
klasifikasi
(2) Objek dalam jangka waktu tertentu tidak
mengalami perubahan (kelestarian yang relatif)
(3) Adanya determinisme, bahwa suatu gejala
bukan merupakan kejadian yang kebetulan
tetapi mempunyai pola tertentu yang bersifat
tetap)
Landasan Epistemologi dari ilmu berkaitan
dengan segenap proses untuk memperoleh
pengetahuan ilmiah yakni : Bagaimana
prosedurnya, apakah yang harus diperhatikan
agar diperoleh kebenaran, cara/teknik/ sarana
apa yang membantu untuk mendapatkannya?
Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh
melalui proses tertentu yang disebut metode
keilmu-an. Seperti IPTEK itu sendiri, metode
keilmuan itu juga meng-alami perkembangan
sebagai akumulasi pendapat manusia yang kini
dikenal sebagai Model Induktif-Hipotetiko-
Deduktif
 Landasan Aksiologis dari ilmu berkaitan
dengan manfaat atau kegunaan pengetahuan
Ilmiah itu, yaitu : Untuk apa pengeta-huan ilmiah
itu digunakan, bagaimana kaitannya dengan
nilai-nilai moral? Ilmu telah berjasa mengubah
wajah dunia dalam berbagai bidang serta
memajukan kesejahteraan manusia. Namun kita
juga menyaksikan bagaimana ilmu digunakan
 untuk mengancam martabat dan kebudayaan
manusia. Oleh karena itu ilmu sering disebut
netral, ilmu bebas dari nilai baik atau buruk,
dan sangat tergantung dari nilai moral si
empunya ilmu (ilmuwan), manusia pemilik
ilmu yang harus menentukan apakah ilmunya
itu bermanfaat bagi manusia atau sebaliknya.
Ilmu atau ilmu pengetahuan dapat bermakna
kumpulan informasi, cara memperoleh
informasi serta manfaat dari informasi itu
 Perkembangan IPTEK sebagai Landasan
Ilmiah
 IPTEK merupakan salah satu hasil dari usaha
manusia untuk mencapai kehidupan yang
lebih baik, yag telah dimulai pada permulaan
kehidupan manusia.
 Bukti historis menunjukkan bahwa usaha mula
bidang keilmuan yang tercata adalah bangsa
Mesir Purba dimana banjir tahunan Sungai Nil
menyebabkan berkembangnya sistem almanak,
geometri, dan kegiatan survei
 Pengembangan Ilmu yang menonjol berturut-
turut oleh bangsa Babylonia, Hindu, Yunani
kuno, Arab di zaman permulaan Islam dan
bangsa-bangsa di Eropa menyebar ke seluruh
penjuru dunia. Perkembangan ilmu tersebut
meliputi aspek ontologis, epistemologis, maupun
aksiologis, serta makin lama perkembangan itu
makin dipercepat.
Pengembangan dan pemanfaatan IPTEK pada
umumnya ditempuh rangkaian kegiatan :
Penelitian dasar, penelitian terapan,
pengembangan teknologi, dan penerapan
teknologi, serta biasanya diikuti pula dengan
evaluasi ethis-politis-religius. Langkah terakhir
diperlukan untuk menentukan apakah hasil IPTEK
dapat diterima masyarakat dan apakah dampaknya
tidak bertentangan dengan nilai-nilai luhur dari
masyarakat
 Lembaga pendidikan utamanya pendidikan jalur
sekolah, haruslah mampu mengakomodasi dan
mengantisipasi perkembangan IPTEK
Bahan ajaran seyogyanya hasil perkembangan
IPTEK mutakhir, baik yang berkaitan dengan hasil
perolehan informasi, maupun
cara memperoleh informasi itu dan manfaatnya bagi
masyarakat
 Relevansi bahan ajaran merupakan satu tuntutan
yang tak dapat ditawar-tawar lagi. Peserta didik
seyogyanya sedini mungkin mengalami sosialisasi
ilmiah meskipun dalam bentuk yang masih
sederhana.
 Pembentukkan ketrampilan dan sikap ilmiah sedini
mungkin tsb secara serentak akan meletakkan dasar
terbentuknya msayarakat yang sadar IPTEK dan
calon-calon pakar IPTEK kelak kemudian hari
AZAS-AZAS POKOK PENDIDIKAN
 Azas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran
yangmenjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik
pada tahapperancangan maupun pelaksanaan
pendidikan
 Khusus untuk pendidikan di Indonesia terdapat
sejumlah azas yang memberi arah dalam
merancang dan melaksanakan pendidikan. Azas
tersebut bersumber baik dari kecenderungan
umum pendidikan di dunia maupun yang
bersumber dari pemikiran dan pengalaman
sepanjang sejarah upaya pendidik-an di
Indonesia.
Ada tiga azas yang dipandang sangat
relevan dengan upaya pendidikan, baik
masa kini maupun masa depan, oleh
karena itu setiap tenaga kependidikan
harus memahami dengan tepat ketiga
azas tersebut agar dapat menerapkannya
dengan se-mestinya dalam
penyelenggaraan pendidikan sehari-hari
1. Azas Tut Wuri Handayani
Azas tsb kini menjadi semboyan
Depdikbud, pada awalnya merupakan
salah satu dari “Azas 1922” yakni
tujuh buah azas dari Perguruan
Nasional Taman Siswa (didirikan 3
Juli 1922).
 Sebagai azas pertama Tut Wuri handayani
merupakan inti dari Sistem Among dari
perguruan itu. Azas atau semboyan tut wuri
handayani yang dikumandangkan oleh Ki
Hadjar Dewantara itu mendapat tanggapan
positip dari Drs. R.M.P. Sostrokartono (filsuf
dan ahli bahasa) dengan menambahkan dua
semboyan untuk melengkapinya, yakni Ing
Ngarso Sung Tulada dan Ing Madya
Mangun Karsa.
 Kini ketiga semboyan tsb telah menyatu menjadi
satu kesatuan azas, yakni :
 Ing ngarsa sung tulada (jika di depan, menjadi
contoh)
 Ing madya mangun karsa (jika ditengah-tengah,
membangkitkan kehendak, hasrat atau motivasi dan
Tut wuri handayani (jika di belakang, mengikuti
dengan awas)
 Latar belakang keberlakuan awal dari azas tut wuri
hadayani perlu dikemukakan ketujuh azas
Perguruan Tinggi taman Siswa
a. Bahwa setiap orang mempunyai hak untuk
mengatur dirinya sendiri dengan mengingat
tertibnya persatuan dalam perikehidupan
umum.
b. Bahwa pengajaran harus memberi
pengetahuan yang berfaedah, yang dalam
arti lahir dan batin dapat memerdekakan
diri
c. Bahwa pengajaran harus berdasar pada
kebudayaan dan kebangsaan sendiri
d. Bahwa pengajaran harus tersebar luas
sampai dapat menjangkau kepada seluruh
rakyat
e. Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang
sepenuh- penuhnya lahir maupun batin hendaklah
diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak
bantuan apapun dari siapa pun yang
mengikat, baik berupa ikatan lahir maupun ikatan
batin.
f. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan
sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri
segala usaha yang dilakukan
Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya
keiklasan lahir dan batin untuk mengorbankan
segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan
kebahagiaan anak-anak.
Azas tut wuri handayani merupakan inti dari azas
pertama (butir a) yang menegaskan bahwa setiap
orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri (zelf-
veschikkingsrecht) dengan mengingat persatuan dalam
perikehidupan umum. Dari azas pertama jelas bahwa
tujuan yang hendak dicapai Taman Siswa adalah
kehidupan yang tertib dan damai (tata dan tentram,
orde on Vrede).
 Dari azas ini lahir “Sistem Among” dimana guru
memperoleh sebutan “pamong”, yaitu sebagai
pemimpin yang berdiri dibelakang dengan
bersemboyan “tut wuri handayani” yaitu tetap
mempengaruhi dengan memberi kesempatan kepada
anak didik untuk berjalan sendiri, dan tidak terus
menerus dicampuri, diperintah atau dipaksa.
2. Azas Belajar Sepanjang Hayat
 Azas belajar sepanjang hayat (life long
learning) merupakan sudut pandang dari sisi
lain terhadap pendidikan seumur hidup (life
long education)
 Pendidikan seumur hidup merupakan a
consept (P. Lengrand, 1970) yang new
significance of on old idea (Dave, 1973) tetapi
universally acceptable definition is difficult
(Cropley, 1979). Oleh karena itu UNESCO
Institute for Education (UIE Hamburg)
menetapkan suatu definisi kerja yakni
pendidikan seumur hidup adalah pendidikan
yang :
(1) Meliputi seluruh hidup setiap individu
(2) Mengarah kepada pembentukkan,
pembaharuan, peningkatan, dan
penyempurnaan secara sitematis
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang
dapat meningkatkan kondisi hidupnya
(3) Tujuan akhirnya adalah mengembangkan
penyadaran diri (self fulfilment) setiap individu
(4) Meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk
belajar mandiri.
(5) Mengakui kontribusi dari semua pengaruh
pendidikan yang mungkin terjadi, termasuk
yang formal, non formal dan informal
Dalam latar belakang pendidikan seumur
hidup, proses belajar-mengajar di
sekolah seyogyanya mengemban
sekurang-kurangnya dua misi yakni
membelajarkan peserta didik dengan
efisien dan kemampuan belajar mandiri
sebagai basis dari belajar sepanjang
hayat.
 kurikulum, yang dapat mendukung
terwujudnya belajar sepanjang hayat
harus dirancang dan di implementasi
dengan memperhatikan dua dimensi :
Dimensi vertikal dari kurikulum
sekolah yang meliputi : disamping
keterkaitan dan kesinambungan antar
tingkatan persekolahan, harus pula
terkait dengan kehidupan peserta didik
di masa depan. Termasuk dlm dimensi
ini adalah :
Keterkaitan antara kurikulum dengan
masa depan peserta didik, termasuk
relevansi bahan ajaran dengan masa
depan dan pengintegrasian masalah
kehidupan nyata dalam kurikulum
1) Kurikulum dan perubahan sosial-kebudayaan:
kurikulum seyo-gyanya memungkinkan antisipasi
terhadap perubahan sosial-kebudayaan itu karena
peserta didik justru akan hidup dalam sosial-
kebudayaan yang telah berubah setelah
menamatkan sekolahnya
2) “The forcasting curriculum” yakni perancangan
kurikulum berdasarkan suatu prognosis, baik
tentang perilaku peserta didik pada saat
menamatkan sekolahnya, pada saat hidup ia
dalam sistem yang sedang berlaku, maupun pada
saat ia hidup dalam sistem yang telah berubah di
masa depan.
3) Keterpaduan bahan ajaran dan
pengorganisasian pengetahuan, terutama
dalam kaitannya dengan struktur pengeta-huan
yang sedang dipelajari dengan penguasaan
kerangka dasar untuk memperoleh keterpaduan
ide bidang studi itu
4) Penyiapan untuk memikul tanggung jawab, baik
tentang dirinya sendiri maupun dalam bidang
sosial/pekerjaan, agar kelak dapat membangun
dirinya sendiri dan bersama-sama membangun
masyarakatnya.
5) Pengintegrasian dengan
pengalaman yang telah dimiliki
peserta didik, yakni pengalaman di
keluarga untuk pendidikan dasar,
dan demikian seterusnya.
6) Untuk mempertahankan motivasi
belajar secara permanen, peserta
didik harus dapat melihat
kemanfaatan yang akan didapatnya
dengan tetap mengikuti pendidikan
itu, seperti kesempatan yang
terbuka baginya, mobilitas
pekerjaan, pengembangan
kepribadiannya dsb.
2. Dimensi horizontal dari kurikulum sekolah yakni
keterkaitan antara pengalaman belajar di sekolah
dengan pengalaman di luar sekolah.
Termasuk dalam dimensi horizontal antara lain :
1) Kurikulum sekolah merefleksi kehidupan di luar
sekolah; kehidupan di luar sekolah menjadi objek
refleksi teoritis di dalam bahan ajaran di sekolah,
sehingga peserta didik lebih memahami persoalan-
persoalan pokok yang terdapat di luar sekolah
2) Memperluas kegiatan belajar ke luar sekolah;
kehidupan di luar sekolah dijadikan tempat kajian
empiris, sehingga kegiatan belajar mengajar terjadi
di dalam dan diluar sekolah
3) Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam
kegiatan belajar-mengajar, baik sebagai
narasumber dalam kegiatan belajar di sekolah
maupun dalam kegiatan belajar di luar sekolah.
3. Azas Kemandirian dalam Belajar
 Kedua azas sebelumnya secara langsung erat
kaitannya dengan azas kemandirian dalam
belajar
 Azas tut wuri handayani pada prinsipnya bertolak
dari asumsi kemampuan siswa untuk mandiri,
termasuk mandiri dalam belajar
Azas sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan apabila dida-sarkan
pada asumsi bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam
belajar, karena adalah tidak mungkin seseorang belajar sepanjang
hayatnya apabila selalu tergantung dari bantuan guru maupun orang
lain
Perwujudan azas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru
dalam peran utama sebagai fasilitator dan motivator, di samping
peran-peran lain : informator, organisator, dsb. Sebagai fasilitator
guru diharapkan menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar
sedemikian sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan
sumber-sumber tsb. Sebagai motivator, guru mengupayakan
timbulnya prakarsa peserta didik untuk memanfaatkan sumber belajar
itu.
 Pengembangan kemandirian dalam belajar
seyogyanya dimulai dalam kegiatan ekstrakurikuler,
yang dikembangkan dan diman-tapkan selanjutnya
dalam kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler
 Latar perguruan tinggi; dimulai dalam kegiatan
tatap muka, dan dikembangkan dan dimantapkan
dalam kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri.
Kegiatan tatap muka atau intrakurikuler terutama
berfungsi membentuk konsep-konsep dasar dan
cara-cara pemanfaatan berbagai sumber belajar,
yang akan menjadi dasar pengembangan
kemandirian dalam belajar di dalam bentuk-bentuk
kegiatan terstruktur dan mandiri, atau kegiatan ko
dan ekstrakurikuler
 Terdapat beberapa strategi belajar-mengajar dan atau
kegiatan belajar-mengajar yang dapat memberi peluang
pengembangan kemandirian dalam belajar yaitu CBSA
(Cara Belajar Siswa Aktif) yang merupakan salah satu
pendekatan yang memberi peluang itu, karena siswa
dituntut mengambil prakarsa dan atau memikul tanggung
jawab tertentu dalam belajar-mengajar di sekolah,
umpamanya melalui lembaga kerja
 Beberapa jnis kegiatan belajar mandiri akan sangat
bermanfaat dalam mengembangkan kemandirian dalam
belajar, seperti belajar melalui modul, paket belajar,
pengajaran berprogram, dsb
 Keseluruhan upaya itu akan terlaksana
dengan semestinya apabila setiap lembaga
penidikan, utamanya sekolah didukung oleh
suatu pusat sumber belajar (PSB) yang
memadai. PSB memberi peluang tersedianya
berbagai jenis sumbe rbelajar, di samping
bahan pustaka di perpustakaan, rekaman
elektronik, ruang-ruang belajar (tutorial)
sebgai mitra kelas dsb.

More Related Content

Similar to peng_pendk_8.ppt

Similar to peng_pendk_8.ppt (20)

Dasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep PendidikanDasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep Pendidikan
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikanFilsafat pendidikan
Filsafat pendidikan
 
Kelolmpok 2 (PENGANTAR PENDIDIKAN.pptx
Kelolmpok 2 (PENGANTAR PENDIDIKAN.pptxKelolmpok 2 (PENGANTAR PENDIDIKAN.pptx
Kelolmpok 2 (PENGANTAR PENDIDIKAN.pptx
 
Makalah filsafat 4 (2)
Makalah filsafat 4 (2)Makalah filsafat 4 (2)
Makalah filsafat 4 (2)
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Pip 4a
Pip 4aPip 4a
Pip 4a
 
Ftlsafat
FtlsafatFtlsafat
Ftlsafat
 
nota SPP Bab 5
nota SPP Bab 5nota SPP Bab 5
nota SPP Bab 5
 
PP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptx
PP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptxPP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptx
PP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptx
 
Filsafat ilmu konservasi pendidikan
Filsafat ilmu   konservasi pendidikanFilsafat ilmu   konservasi pendidikan
Filsafat ilmu konservasi pendidikan
 
Aliran filsafat pendidikan
Aliran filsafat pendidikanAliran filsafat pendidikan
Aliran filsafat pendidikan
 
Pengertian dan sejarah sosiologi pendidikan
Pengertian dan sejarah sosiologi pendidikanPengertian dan sejarah sosiologi pendidikan
Pengertian dan sejarah sosiologi pendidikan
 
Aliran aliran teori_pendidikan
Aliran aliran teori_pendidikanAliran aliran teori_pendidikan
Aliran aliran teori_pendidikan
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 

More from isembel

Materi Sejarah SMA baru untuk kelas XI smt 1.ppt
Materi Sejarah SMA baru untuk kelas XI smt 1.pptMateri Sejarah SMA baru untuk kelas XI smt 1.ppt
Materi Sejarah SMA baru untuk kelas XI smt 1.pptisembel
 
ISRAEL DAN PALESTINA SEJARAH DUA NEGARA ppt
ISRAEL DAN PALESTINA SEJARAH DUA NEGARA pptISRAEL DAN PALESTINA SEJARAH DUA NEGARA ppt
ISRAEL DAN PALESTINA SEJARAH DUA NEGARA pptisembel
 
Perang_Yugoslavia.pptx
Perang_Yugoslavia.pptxPerang_Yugoslavia.pptx
Perang_Yugoslavia.pptxisembel
 
dokumen.tips_amerika-serikat-ppt.pptx
dokumen.tips_amerika-serikat-ppt.pptxdokumen.tips_amerika-serikat-ppt.pptx
dokumen.tips_amerika-serikat-ppt.pptxisembel
 
Sejarah_Revolusi_Amerika (1).pptx
Sejarah_Revolusi_Amerika (1).pptxSejarah_Revolusi_Amerika (1).pptx
Sejarah_Revolusi_Amerika (1).pptxisembel
 
KERAJAAN_DEMAK.pptx
KERAJAAN_DEMAK.pptxKERAJAAN_DEMAK.pptx
KERAJAAN_DEMAK.pptxisembel
 
PPT_PERANAN_PIAGAM_PBB.pptx
PPT_PERANAN_PIAGAM_PBB.pptxPPT_PERANAN_PIAGAM_PBB.pptx
PPT_PERANAN_PIAGAM_PBB.pptxisembel
 
Pendudukan_jepang_di_indonesia.ppt
Pendudukan_jepang_di_indonesia.pptPendudukan_jepang_di_indonesia.ppt
Pendudukan_jepang_di_indonesia.pptisembel
 
AUFKLARUNG_sejarah_peminatan.pptx
AUFKLARUNG_sejarah_peminatan.pptxAUFKLARUNG_sejarah_peminatan.pptx
AUFKLARUNG_sejarah_peminatan.pptxisembel
 
BAB_5_B_Indonesia_Merdeka.pptx
BAB_5_B_Indonesia_Merdeka.pptxBAB_5_B_Indonesia_Merdeka.pptx
BAB_5_B_Indonesia_Merdeka.pptxisembel
 
TEORI_MASUK_DAN_BERKEMBANGNYA_ISLAM_DI_I.pptx
TEORI_MASUK_DAN_BERKEMBANGNYA_ISLAM_DI_I.pptxTEORI_MASUK_DAN_BERKEMBANGNYA_ISLAM_DI_I.pptx
TEORI_MASUK_DAN_BERKEMBANGNYA_ISLAM_DI_I.pptxisembel
 
Perkembangan_IPTEK.pptx
Perkembangan_IPTEK.pptxPerkembangan_IPTEK.pptx
Perkembangan_IPTEK.pptxisembel
 
KERAJAAN_TERNATE_DAN_TIDORE_pptx (1).pptx
KERAJAAN_TERNATE_DAN_TIDORE_pptx (1).pptxKERAJAAN_TERNATE_DAN_TIDORE_pptx (1).pptx
KERAJAAN_TERNATE_DAN_TIDORE_pptx (1).pptxisembel
 
vdocuments.mx_sejarah-kerajaan-demak-dan-pajang.pptx
vdocuments.mx_sejarah-kerajaan-demak-dan-pajang.pptxvdocuments.mx_sejarah-kerajaan-demak-dan-pajang.pptx
vdocuments.mx_sejarah-kerajaan-demak-dan-pajang.pptxisembel
 
dokumen.tips_ppt5488bfe5b47959c30e8b45a7.pptx
dokumen.tips_ppt5488bfe5b47959c30e8b45a7.pptxdokumen.tips_ppt5488bfe5b47959c30e8b45a7.pptx
dokumen.tips_ppt5488bfe5b47959c30e8b45a7.pptxisembel
 
Perang_Dunia_I.pptx
Perang_Dunia_I.pptxPerang_Dunia_I.pptx
Perang_Dunia_I.pptxisembel
 
Revolusi_Industri.pptx
Revolusi_Industri.pptxRevolusi_Industri.pptx
Revolusi_Industri.pptxisembel
 
Merkantilisme.pptx
Merkantilisme.pptxMerkantilisme.pptx
Merkantilisme.pptxisembel
 
Daftar Akun GSuite X IPS 4.pdf
Daftar Akun GSuite X IPS 4.pdfDaftar Akun GSuite X IPS 4.pdf
Daftar Akun GSuite X IPS 4.pdfisembel
 
presentation-ilmu-teknologi-pengetahuan-lingkungan.ppt
presentation-ilmu-teknologi-pengetahuan-lingkungan.pptpresentation-ilmu-teknologi-pengetahuan-lingkungan.ppt
presentation-ilmu-teknologi-pengetahuan-lingkungan.pptisembel
 

More from isembel (20)

Materi Sejarah SMA baru untuk kelas XI smt 1.ppt
Materi Sejarah SMA baru untuk kelas XI smt 1.pptMateri Sejarah SMA baru untuk kelas XI smt 1.ppt
Materi Sejarah SMA baru untuk kelas XI smt 1.ppt
 
ISRAEL DAN PALESTINA SEJARAH DUA NEGARA ppt
ISRAEL DAN PALESTINA SEJARAH DUA NEGARA pptISRAEL DAN PALESTINA SEJARAH DUA NEGARA ppt
ISRAEL DAN PALESTINA SEJARAH DUA NEGARA ppt
 
Perang_Yugoslavia.pptx
Perang_Yugoslavia.pptxPerang_Yugoslavia.pptx
Perang_Yugoslavia.pptx
 
dokumen.tips_amerika-serikat-ppt.pptx
dokumen.tips_amerika-serikat-ppt.pptxdokumen.tips_amerika-serikat-ppt.pptx
dokumen.tips_amerika-serikat-ppt.pptx
 
Sejarah_Revolusi_Amerika (1).pptx
Sejarah_Revolusi_Amerika (1).pptxSejarah_Revolusi_Amerika (1).pptx
Sejarah_Revolusi_Amerika (1).pptx
 
KERAJAAN_DEMAK.pptx
KERAJAAN_DEMAK.pptxKERAJAAN_DEMAK.pptx
KERAJAAN_DEMAK.pptx
 
PPT_PERANAN_PIAGAM_PBB.pptx
PPT_PERANAN_PIAGAM_PBB.pptxPPT_PERANAN_PIAGAM_PBB.pptx
PPT_PERANAN_PIAGAM_PBB.pptx
 
Pendudukan_jepang_di_indonesia.ppt
Pendudukan_jepang_di_indonesia.pptPendudukan_jepang_di_indonesia.ppt
Pendudukan_jepang_di_indonesia.ppt
 
AUFKLARUNG_sejarah_peminatan.pptx
AUFKLARUNG_sejarah_peminatan.pptxAUFKLARUNG_sejarah_peminatan.pptx
AUFKLARUNG_sejarah_peminatan.pptx
 
BAB_5_B_Indonesia_Merdeka.pptx
BAB_5_B_Indonesia_Merdeka.pptxBAB_5_B_Indonesia_Merdeka.pptx
BAB_5_B_Indonesia_Merdeka.pptx
 
TEORI_MASUK_DAN_BERKEMBANGNYA_ISLAM_DI_I.pptx
TEORI_MASUK_DAN_BERKEMBANGNYA_ISLAM_DI_I.pptxTEORI_MASUK_DAN_BERKEMBANGNYA_ISLAM_DI_I.pptx
TEORI_MASUK_DAN_BERKEMBANGNYA_ISLAM_DI_I.pptx
 
Perkembangan_IPTEK.pptx
Perkembangan_IPTEK.pptxPerkembangan_IPTEK.pptx
Perkembangan_IPTEK.pptx
 
KERAJAAN_TERNATE_DAN_TIDORE_pptx (1).pptx
KERAJAAN_TERNATE_DAN_TIDORE_pptx (1).pptxKERAJAAN_TERNATE_DAN_TIDORE_pptx (1).pptx
KERAJAAN_TERNATE_DAN_TIDORE_pptx (1).pptx
 
vdocuments.mx_sejarah-kerajaan-demak-dan-pajang.pptx
vdocuments.mx_sejarah-kerajaan-demak-dan-pajang.pptxvdocuments.mx_sejarah-kerajaan-demak-dan-pajang.pptx
vdocuments.mx_sejarah-kerajaan-demak-dan-pajang.pptx
 
dokumen.tips_ppt5488bfe5b47959c30e8b45a7.pptx
dokumen.tips_ppt5488bfe5b47959c30e8b45a7.pptxdokumen.tips_ppt5488bfe5b47959c30e8b45a7.pptx
dokumen.tips_ppt5488bfe5b47959c30e8b45a7.pptx
 
Perang_Dunia_I.pptx
Perang_Dunia_I.pptxPerang_Dunia_I.pptx
Perang_Dunia_I.pptx
 
Revolusi_Industri.pptx
Revolusi_Industri.pptxRevolusi_Industri.pptx
Revolusi_Industri.pptx
 
Merkantilisme.pptx
Merkantilisme.pptxMerkantilisme.pptx
Merkantilisme.pptx
 
Daftar Akun GSuite X IPS 4.pdf
Daftar Akun GSuite X IPS 4.pdfDaftar Akun GSuite X IPS 4.pdf
Daftar Akun GSuite X IPS 4.pdf
 
presentation-ilmu-teknologi-pengetahuan-lingkungan.ppt
presentation-ilmu-teknologi-pengetahuan-lingkungan.pptpresentation-ilmu-teknologi-pengetahuan-lingkungan.ppt
presentation-ilmu-teknologi-pengetahuan-lingkungan.ppt
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 

peng_pendk_8.ppt

  • 1. LANDASAN ILMIAH DAN TEKNOLOGIS  Pendidikan serta ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mempunyai kaitan yang erat. IPTEK menjadi bagian utama dalam isi pengajaran, dengan perkataan lain pendidikan ber-peran sangat penting dalam pewarisan pengembangan IPTEK  Dari sisi lain setiap perkembangan IPTEK harus segera diako-modasi oleh pendidikan yakni dengan segera memasuk-kan hasil pengembangan IPTEK ke dalam isi bahan ajaran
  • 2. Sebaliknya pendidikan sangat dipengaruhi oleh sejumlah cabang- cabang IPTEK, utamanya ilmu-ilmu perilaku (psikologi, sosiologi, antropologi) Pengertian tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui berbagai cara penginderaan terhadap fakta, penalaran (rasio), intuisi, dan wahyu.
  • 3.  Pengetahuan yang memenuhi kriteria dari segi ontologis, epistemologis dan aksiologis secara konsekuen dan penuh disiplin biasa disebut ilmu atau ilmu pengetahuan (science; kata sifatnya adalah ilmiah atau keilmuan, sedangkan ahlinya disebut ilmuawan.  Pengetahuan meliputi berbagai cabang ilmu (ilmu-ilmu sosial atau social sciences, dan ilmu- ilmu alam atau natural sciences), humaniora (seni, filsafat, bahasa, dsb) serta wahyu keagamaan atau sejenisnya
  • 4.  Dilihat dari segi tujuan pokok sering dibedakan ilmu dasar (basic science) dan ilmu terapan (applied science).  Ilmu dasar terutama digunakan demi kemajuan ilmu itu sendiri, Ilmu Terapan terutama digunakan untuk mengatasi masalah dan memajukan kesejahteraan manusia.
  • 5. Hasil dari ilmu terapan harus dialihragamkan (ditranformasikan) menjadi bahan, alat, atau prosedur kerja; kegiatan ini disebut pengembangan (development). Tindak lanjut dan hasil kegiatan pengembangan disebut teknologi Landasan Ontologis dari ilmu berkaitan dengan objek yang ditelaah oleh ilmu adalah : Apakah yang ingin diketahui oleh ilmu, bagaimana ujud hakiki dari objek tsb, dan bagaimana hubungannya dengan daya tangkap manusia?
  • 6. Ilmu membatasi objeknya pada  fakta atau kejadian yang bersifat empiris, yang dapat ditangkap oleh alat indra, baik secara langsung maupun dengan bantuan alat lain (mikroskop, teleskop, dsb  Objek Ilmu selalu berkaitan dengan pengalaman manusia yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain  Pengetahuan Ilmiah pada dasarnya merupakan abstrak yang disederhanakan dari fakta atau kejadian alam yang sangat kompleks.
  • 7.  Untuk itu ilmu mempunyai 3 asumsi tentang objek empiris yakni : (1) Objek-objek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain yang memungkinkan dilakukan klasifikasi (2) Objek dalam jangka waktu tertentu tidak mengalami perubahan (kelestarian yang relatif) (3) Adanya determinisme, bahwa suatu gejala bukan merupakan kejadian yang kebetulan tetapi mempunyai pola tertentu yang bersifat tetap)
  • 8. Landasan Epistemologi dari ilmu berkaitan dengan segenap proses untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yakni : Bagaimana prosedurnya, apakah yang harus diperhatikan agar diperoleh kebenaran, cara/teknik/ sarana apa yang membantu untuk mendapatkannya? Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui proses tertentu yang disebut metode keilmu-an. Seperti IPTEK itu sendiri, metode keilmuan itu juga meng-alami perkembangan sebagai akumulasi pendapat manusia yang kini dikenal sebagai Model Induktif-Hipotetiko- Deduktif
  • 9.  Landasan Aksiologis dari ilmu berkaitan dengan manfaat atau kegunaan pengetahuan Ilmiah itu, yaitu : Untuk apa pengeta-huan ilmiah itu digunakan, bagaimana kaitannya dengan nilai-nilai moral? Ilmu telah berjasa mengubah wajah dunia dalam berbagai bidang serta memajukan kesejahteraan manusia. Namun kita juga menyaksikan bagaimana ilmu digunakan  untuk mengancam martabat dan kebudayaan manusia. Oleh karena itu ilmu sering disebut netral, ilmu bebas dari nilai baik atau buruk, dan sangat tergantung dari nilai moral si empunya ilmu (ilmuwan), manusia pemilik ilmu yang harus menentukan apakah ilmunya itu bermanfaat bagi manusia atau sebaliknya.
  • 10. Ilmu atau ilmu pengetahuan dapat bermakna kumpulan informasi, cara memperoleh informasi serta manfaat dari informasi itu  Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah  IPTEK merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yag telah dimulai pada permulaan kehidupan manusia.
  • 11.  Bukti historis menunjukkan bahwa usaha mula bidang keilmuan yang tercata adalah bangsa Mesir Purba dimana banjir tahunan Sungai Nil menyebabkan berkembangnya sistem almanak, geometri, dan kegiatan survei  Pengembangan Ilmu yang menonjol berturut- turut oleh bangsa Babylonia, Hindu, Yunani kuno, Arab di zaman permulaan Islam dan bangsa-bangsa di Eropa menyebar ke seluruh penjuru dunia. Perkembangan ilmu tersebut meliputi aspek ontologis, epistemologis, maupun aksiologis, serta makin lama perkembangan itu makin dipercepat.
  • 12. Pengembangan dan pemanfaatan IPTEK pada umumnya ditempuh rangkaian kegiatan : Penelitian dasar, penelitian terapan, pengembangan teknologi, dan penerapan teknologi, serta biasanya diikuti pula dengan evaluasi ethis-politis-religius. Langkah terakhir diperlukan untuk menentukan apakah hasil IPTEK dapat diterima masyarakat dan apakah dampaknya tidak bertentangan dengan nilai-nilai luhur dari masyarakat  Lembaga pendidikan utamanya pendidikan jalur sekolah, haruslah mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan IPTEK
  • 13. Bahan ajaran seyogyanya hasil perkembangan IPTEK mutakhir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi, maupun cara memperoleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat  Relevansi bahan ajaran merupakan satu tuntutan yang tak dapat ditawar-tawar lagi. Peserta didik seyogyanya sedini mungkin mengalami sosialisasi ilmiah meskipun dalam bentuk yang masih sederhana.  Pembentukkan ketrampilan dan sikap ilmiah sedini mungkin tsb secara serentak akan meletakkan dasar terbentuknya msayarakat yang sadar IPTEK dan calon-calon pakar IPTEK kelak kemudian hari
  • 14. AZAS-AZAS POKOK PENDIDIKAN  Azas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yangmenjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahapperancangan maupun pelaksanaan pendidikan  Khusus untuk pendidikan di Indonesia terdapat sejumlah azas yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan. Azas tersebut bersumber baik dari kecenderungan umum pendidikan di dunia maupun yang bersumber dari pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah upaya pendidik-an di Indonesia.
  • 15. Ada tiga azas yang dipandang sangat relevan dengan upaya pendidikan, baik masa kini maupun masa depan, oleh karena itu setiap tenaga kependidikan harus memahami dengan tepat ketiga azas tersebut agar dapat menerapkannya dengan se-mestinya dalam penyelenggaraan pendidikan sehari-hari 1. Azas Tut Wuri Handayani Azas tsb kini menjadi semboyan Depdikbud, pada awalnya merupakan salah satu dari “Azas 1922” yakni tujuh buah azas dari Perguruan Nasional Taman Siswa (didirikan 3 Juli 1922).
  • 16.  Sebagai azas pertama Tut Wuri handayani merupakan inti dari Sistem Among dari perguruan itu. Azas atau semboyan tut wuri handayani yang dikumandangkan oleh Ki Hadjar Dewantara itu mendapat tanggapan positip dari Drs. R.M.P. Sostrokartono (filsuf dan ahli bahasa) dengan menambahkan dua semboyan untuk melengkapinya, yakni Ing Ngarso Sung Tulada dan Ing Madya Mangun Karsa.
  • 17.  Kini ketiga semboyan tsb telah menyatu menjadi satu kesatuan azas, yakni :  Ing ngarsa sung tulada (jika di depan, menjadi contoh)  Ing madya mangun karsa (jika ditengah-tengah, membangkitkan kehendak, hasrat atau motivasi dan Tut wuri handayani (jika di belakang, mengikuti dengan awas)  Latar belakang keberlakuan awal dari azas tut wuri hadayani perlu dikemukakan ketujuh azas Perguruan Tinggi taman Siswa
  • 18. a. Bahwa setiap orang mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri dengan mengingat tertibnya persatuan dalam perikehidupan umum. b. Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah, yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri c. Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri d. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat
  • 19. e. Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuh- penuhnya lahir maupun batin hendaklah diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak bantuan apapun dari siapa pun yang mengikat, baik berupa ikatan lahir maupun ikatan batin. f. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan batin untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.
  • 20. Azas tut wuri handayani merupakan inti dari azas pertama (butir a) yang menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri (zelf- veschikkingsrecht) dengan mengingat persatuan dalam perikehidupan umum. Dari azas pertama jelas bahwa tujuan yang hendak dicapai Taman Siswa adalah kehidupan yang tertib dan damai (tata dan tentram, orde on Vrede).  Dari azas ini lahir “Sistem Among” dimana guru memperoleh sebutan “pamong”, yaitu sebagai pemimpin yang berdiri dibelakang dengan bersemboyan “tut wuri handayani” yaitu tetap mempengaruhi dengan memberi kesempatan kepada anak didik untuk berjalan sendiri, dan tidak terus menerus dicampuri, diperintah atau dipaksa.
  • 21. 2. Azas Belajar Sepanjang Hayat  Azas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education)  Pendidikan seumur hidup merupakan a consept (P. Lengrand, 1970) yang new significance of on old idea (Dave, 1973) tetapi universally acceptable definition is difficult (Cropley, 1979). Oleh karena itu UNESCO Institute for Education (UIE Hamburg) menetapkan suatu definisi kerja yakni pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang :
  • 22. (1) Meliputi seluruh hidup setiap individu (2) Mengarah kepada pembentukkan, pembaharuan, peningkatan, dan penyempurnaan secara sitematis pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya (3) Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri (self fulfilment) setiap individu (4) Meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk belajar mandiri. (5) Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi, termasuk yang formal, non formal dan informal
  • 23. Dalam latar belakang pendidikan seumur hidup, proses belajar-mengajar di sekolah seyogyanya mengemban sekurang-kurangnya dua misi yakni membelajarkan peserta didik dengan efisien dan kemampuan belajar mandiri sebagai basis dari belajar sepanjang hayat.  kurikulum, yang dapat mendukung terwujudnya belajar sepanjang hayat harus dirancang dan di implementasi dengan memperhatikan dua dimensi :
  • 24. Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah yang meliputi : disamping keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan, harus pula terkait dengan kehidupan peserta didik di masa depan. Termasuk dlm dimensi ini adalah : Keterkaitan antara kurikulum dengan masa depan peserta didik, termasuk relevansi bahan ajaran dengan masa depan dan pengintegrasian masalah kehidupan nyata dalam kurikulum
  • 25. 1) Kurikulum dan perubahan sosial-kebudayaan: kurikulum seyo-gyanya memungkinkan antisipasi terhadap perubahan sosial-kebudayaan itu karena peserta didik justru akan hidup dalam sosial- kebudayaan yang telah berubah setelah menamatkan sekolahnya 2) “The forcasting curriculum” yakni perancangan kurikulum berdasarkan suatu prognosis, baik tentang perilaku peserta didik pada saat menamatkan sekolahnya, pada saat hidup ia dalam sistem yang sedang berlaku, maupun pada saat ia hidup dalam sistem yang telah berubah di masa depan.
  • 26. 3) Keterpaduan bahan ajaran dan pengorganisasian pengetahuan, terutama dalam kaitannya dengan struktur pengeta-huan yang sedang dipelajari dengan penguasaan kerangka dasar untuk memperoleh keterpaduan ide bidang studi itu 4) Penyiapan untuk memikul tanggung jawab, baik tentang dirinya sendiri maupun dalam bidang sosial/pekerjaan, agar kelak dapat membangun dirinya sendiri dan bersama-sama membangun masyarakatnya.
  • 27. 5) Pengintegrasian dengan pengalaman yang telah dimiliki peserta didik, yakni pengalaman di keluarga untuk pendidikan dasar, dan demikian seterusnya. 6) Untuk mempertahankan motivasi belajar secara permanen, peserta didik harus dapat melihat kemanfaatan yang akan didapatnya dengan tetap mengikuti pendidikan itu, seperti kesempatan yang terbuka baginya, mobilitas pekerjaan, pengembangan kepribadiannya dsb.
  • 28. 2. Dimensi horizontal dari kurikulum sekolah yakni keterkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah. Termasuk dalam dimensi horizontal antara lain : 1) Kurikulum sekolah merefleksi kehidupan di luar sekolah; kehidupan di luar sekolah menjadi objek refleksi teoritis di dalam bahan ajaran di sekolah, sehingga peserta didik lebih memahami persoalan- persoalan pokok yang terdapat di luar sekolah 2) Memperluas kegiatan belajar ke luar sekolah; kehidupan di luar sekolah dijadikan tempat kajian empiris, sehingga kegiatan belajar mengajar terjadi di dalam dan diluar sekolah
  • 29. 3) Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam kegiatan belajar-mengajar, baik sebagai narasumber dalam kegiatan belajar di sekolah maupun dalam kegiatan belajar di luar sekolah. 3. Azas Kemandirian dalam Belajar  Kedua azas sebelumnya secara langsung erat kaitannya dengan azas kemandirian dalam belajar  Azas tut wuri handayani pada prinsipnya bertolak dari asumsi kemampuan siswa untuk mandiri, termasuk mandiri dalam belajar
  • 30. Azas sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan apabila dida-sarkan pada asumsi bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar, karena adalah tidak mungkin seseorang belajar sepanjang hayatnya apabila selalu tergantung dari bantuan guru maupun orang lain Perwujudan azas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator dan motivator, di samping peran-peran lain : informator, organisator, dsb. Sebagai fasilitator guru diharapkan menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar sedemikian sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber-sumber tsb. Sebagai motivator, guru mengupayakan timbulnya prakarsa peserta didik untuk memanfaatkan sumber belajar itu.
  • 31.  Pengembangan kemandirian dalam belajar seyogyanya dimulai dalam kegiatan ekstrakurikuler, yang dikembangkan dan diman-tapkan selanjutnya dalam kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler  Latar perguruan tinggi; dimulai dalam kegiatan tatap muka, dan dikembangkan dan dimantapkan dalam kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri. Kegiatan tatap muka atau intrakurikuler terutama berfungsi membentuk konsep-konsep dasar dan cara-cara pemanfaatan berbagai sumber belajar, yang akan menjadi dasar pengembangan kemandirian dalam belajar di dalam bentuk-bentuk kegiatan terstruktur dan mandiri, atau kegiatan ko dan ekstrakurikuler
  • 32.  Terdapat beberapa strategi belajar-mengajar dan atau kegiatan belajar-mengajar yang dapat memberi peluang pengembangan kemandirian dalam belajar yaitu CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang merupakan salah satu pendekatan yang memberi peluang itu, karena siswa dituntut mengambil prakarsa dan atau memikul tanggung jawab tertentu dalam belajar-mengajar di sekolah, umpamanya melalui lembaga kerja  Beberapa jnis kegiatan belajar mandiri akan sangat bermanfaat dalam mengembangkan kemandirian dalam belajar, seperti belajar melalui modul, paket belajar, pengajaran berprogram, dsb
  • 33.  Keseluruhan upaya itu akan terlaksana dengan semestinya apabila setiap lembaga penidikan, utamanya sekolah didukung oleh suatu pusat sumber belajar (PSB) yang memadai. PSB memberi peluang tersedianya berbagai jenis sumbe rbelajar, di samping bahan pustaka di perpustakaan, rekaman elektronik, ruang-ruang belajar (tutorial) sebgai mitra kelas dsb.