1. Kurikulum merupakan rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan cara pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu sesuai dengan kondisi daerah dan peserta didik;
2. Kurikulum terdiri atas kurikulum formal yang meliputi tujuan, materi, dan evaluasi pembelajaran, serta kurikulum tak formal seperti kegiatan ekstrakurikuler;
3. Kurikulum 2013 menekankan pendekatan saintifik, pembelajaran berbasis
3. ▪ Kurikulum dalam bahasa latin berarti
lapangan pertandingan (race course)
yaitu arena tempat peserta didik berlari
untuk mencapai finis,
baru pada tahun 1955 istilah
kurikulum dipakai dalam bidang
pendidikan.
▪ Kurikulum mempunyai berbagai arti:
1. Rencana pelajaran
2. Pengalaman belajar yang diperoleh
murid dari sekolah
3. Rencana belajar murid
.
A. Pengertian Kurikulum
4. 1. KURIKULUM SEBAGAI SUATU SUBSTANSI
= RENCANA KEGIATAN BELAJAR
2. KURIKULUM SEBAGAI SUATU SISTEM =
BAGIAN DARI SISTEM PERSEKOLAHAN,
PENDIDIKAN, MASYARAKAT
3. KURIKULUM SEBAGAI SUATU BIDANG STUDI
= BIDANG STUDI
5. A. Kurikulum = program pendidikan yang
disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah)
bagi siswa SEHINGGA siswa melakukan
berbagai kegiatan belajar, UNTUK mendorong
perkembangan dan pertumbuhannya sesuai
dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.
B. Kurikulum bukan hanya berupa sejumlah mata
pelajaran, namun meliputi segala sesuatu yang
dapat mempengaruhi perkembangan siswa,
seperti: bangunan sekolah, alat pelajaran,
perlengkapan sekolah, perpustakaan, karyawan
tata usaha, gambar-gambar, halaman sekolah,
dan lain-lain.
6. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan
nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi
dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta
didik. (BSNP, 2006: 1).
7. 1. Kurikulum merupakan suatu rencana/perencanaan;
2. Kurikulum merupakan pengaturan, berarti mempunyai
sistematika dan struktur tertentu;
3. Kurikulum memuat isi dan bahan pelajaran, menunjuk kepada
perangkat mata ajaran atau bidang pengajaran tertentu;
4. Kurikulum mengandung cara, metode, atau strategi
penyampaian bahan pengajaran;
5. Kurikulum merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran;
6. Kendatipun tidak tertulis, namun telah tersirat di dalam
kurikulum, yakni kurikulum dimaksudkan untuk mencapai
tujuan pendidikan;
7. Berdasarkan butir 6, maka kurikulum sebenarnya merupakan
alat pendidikan.
8. Ada sejumlah ahli teori kurikulum yang
berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya
meliputi semua kegiatan yang direncanakan
melainkan juga peristiwa-peristiwa yang
terjadi di bawah pengawasan sekolah, jadi
selain kegiatan kurikuler yang formal juga
kegiatan yang tak formal atau sering
disebut kegiatan ko-kurikuler atau ekstra-
kulikuler (co-curriculum atau extra-
currikulum)
9. Kurikulum formal meliputi :
1. Tujuan pelajaran, umum dan spesifik
2. Bahan pelajaran yang tersusun sistematis
3. Strategi belajar-mengajar serta kegiatan-
kegiatannya
4. Sistem evaluasi untuk mengetahui hingga
mana tujuan tercapai.
10. Kurikulum tak formal terdiri atas kegiatan-
kegiatan yang juga direncanakan akan tetapi
tidak berkaitan langsung dengan pelajaran
akademis dan kelas tertentu. Kurikulum ini
dipandang sebagai pelengkap kurikulum
formal.
Kurikulum tak formal meliputi :
1. Pertunjukan sandiwara
2. Pertandingan antar kelas antar sekolah
3. Perkumpulan berbagai hobby
4. Pramuka , dll.
11. Ada lagi yang harus diperhitungkan yaitu ada
“kurikulum tersembunyi” (hidden curriculum).
Kurikulum ini antara lain berupa aturan tak
tertulis, di kalangan siswa misalnya “harus
kompak terhadap guru” yang turut
mempengaruhi suasana pengajaran dalam
kelas.
Kurikulum tersembunyi ini dianggap oleh
kalangan tertentu tidak termasuk kurikulum
karena tidak direncanakan.
12. 1. Falsafah bangsa, masyarakat, sekolah, dan
guru-guru => (aspek filosofis)
2. Harapan dan kebutuhan masyarakat (orang tua,
kebudayaan masyarakat, pemerintah, agama,
ekonomi, dan sebagainya) => (aspek
sosiologis)
3. Hakikat anak, antara lain : taraf perkembangan
fisik, mental, psikologis, sosial, serta cara anak
belajar => (aspek psikologis)
4. Hakikat pengetahuan atau disiplin ilmu antara
lain : bentuk penyajian bahan pelajaran =>
(aspek organisatoris).[2]
13. 1. Fungsi kurikulum sebagai alat mencapai tujuan pendidikan
Dalam konteks tujuan pendidikan tersebut, kurikulum
merupakan alat atau jembatan bagi guru dan lembaga
pendidikan untuk mengantarkan para siswa mencapai tujuan.
Kesemua tujuan tersebut harus dicapai secara bertingkat,
tingkat paling bawah harus mendukung untuk tercapainya
tujuan pendidikan diatasnya, begitu seterusnya sampai pada
tujuan pendidikan nasional.
2. Fungsi kurikulum bagi siswa
a. Menjadi pendorong berkembangnya potensi kognitif, afektif,
dan psikomotor siswa.
b. Siswa memiliki kelebihan tingkat IQ nya
3. Fungsi kurikulum bagi guru
a. Membantu guru dalam merancang dan mengorganisasi
kompetensi apa yang akan dilatihkan, strategi dan metode
apa yang akan dipilih, media dan sumber apa yang akan
digunakan, pengalaman dan hasil belajar apa yang akan
dimiliki para siswanya.
b. Membantu para guru dalam mengevaluasi pembelajaran yang
telah dilakukan, baik evaluasi proses atau evaluasi hasil
pembelajaran.
14. 4. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah
a. Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi,
yaitu memperbaiki situasi belajar, memberikan bantuan
kepada guru untuk memperbaiki situasi belajar.
b. Sebagai seorang administrator maka kurikulum dapat
dijadikan pedoman dalam memperkembangkan kurikulum
lebih lanjut.
c. Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan
proses belajar mengajar.
5. Fungsi kurikulum bagi wali murid
a. Agar wali murid terlibat dan ikut serta dalam
mensukseskan pendidikan anak-anaknya.
b. Agar wali murid dapat mengetahui pengalaman belajar
apa yang akan diperoleh anak-anaknya dan kebutuhan
apa yang harus mereka penuhi agar anak-anak dapat
belajar dengan mudah dan efektif.
15. 6. Fungsi kurikulum bagi sekolah tingkat selanjutnya
a. Sebagai pemeliharaan prinsip kesinambungan, artinya sekolah yang
berada pada tingkat diatasnya akan menjaga jagan sampai terjadi
pengulangan dan tumpang tindih pengalaman belajar yang akan
diberikan dengan pengalaman belajar yang sudah dikuasai oleh anak
didik.
b. Sebagai pemeliharaan prinsip relevansi, artinya pengalaman belajar
yang akan diberikan pada tingkat diatasnya akan relevan dengan apa
yang sudah dialami anak didik pada tingkat sebelumnya.
c. Sebagai pedoman penyediaan tenaga guru.
7. Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pengguna lulusan
a. Agar masyarakat dan pengguna lulusan mengetahui deskripsi
pengetahuan dan keterampilan apa yang dimiliki oleh output lembaga
pendidikan tersebut, sehingga mereka dengan mudah mendapatkan
tenaga yang sesuai dengan apa yang mereka butuhkan.
b. Agar masyarakat dan pengguna lulusan bisa memberikan koreksi dan
masukan dalam rangka penyempurnaan program pendidikan di
sekolah, agar lebih serasi dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dan lapangan kerja.[4]’
17. Perkembangan Kurikulum di Indonesia
1947
Rencana Pelajaran →
Dirinci dalam Rencana
Pelajaran Terurai
1964
Rencana
Pendidikan
Sekolah Dasar
1968
Kurikulum
Sekolah Dasar
1973
Kurikulum Proyek
Perintis Sekolah
Pembangunan
(PPSP)
1975
Kurikulum
Sekolah Dasar
1984
Kurikulum 1984
1994
Kurikulum 1994
1997
Revisi Kurikulum 1994
2004
Rintisan
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi
(KBK)
2006
Kurikulum
Tingkat Satuan
Pendidikan
(KTSP)
1945 1965 2015
1955 1975 2005
1985 1995
2013
‘Kurikulum 2013’
17
18. • Konstruski yang holistik
• Didukung oleh Semua
Materi atau Mapel
• Terintegrasi secara Vertikal
maupun Horizontal
• Dikembangkan Berbasis
Kompetensi sehingga
Memenuhi Aspek
Kesesuaian dan Kecukupan
• Mengakomodasi Content
Lokal, Nasional dan
Internasional (antara lain
TIMMS, PISA, PIRLS)
• Berorientasi pada karakteristik
kompetensi:
• Sikap (Krathwohl) : Menerima +
Menjalankan + Menghargai +
Menghayati + Mengamalkan
• Keterampilan (Dyers) :
Mengamati + Menanya +
Mencoba + Menalar + Menyaji +
Mencipta
• Pengetahuan (Bloom &
Anderson): Mengetahui +
Memahami + Menerapkan +
Menganalisa + Mengevaluasi
+Mencipta
• Menggunakan Pendekatan Saintifik,
Karakteristik Kompetensi sesuai Jenjang
(SD: Tematik Terpadu, SMP: Tematik
Terpadu-IPA & IPS- dan Mapel, SMA :
Tematik dan Mapel
• Mengutamakan Discovery Learning dan
Project Based Learning
• Berbasis Tes dan
Non Tes
(porfolio)
• Menilai Proses
dan Output
dengan
menggunakan
authentic
assesment
• Rapor memuat
penilaian
kuantitatif tentang
pengetahuan dan
deskripsi kualitatif
tentang sikap dan
keterampilan
Kecukupan
18
21. ANATOMI MASALAH IMPLEMENTASI:
PELAPORAN
KOMPETENSI
SISWA (RAPOR)
PERANCANGAN
PROSES
PEROLEHAN
KOMPETENSI
(PROSES BELAJAR)
DAN MATERI
ARSITEKTUR
INSTRUMEN
PENILAIAN
KOMPETENSI
RANCANGAN
PROSES PENILAIAN
PENGADMINSTRASI
AN
PELATIHAN GURU, KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS:
• PENETAPAN DESAIN : PERUBAHAN MIND SET KETERAMPILAN MENERAPKAN
KURIKULUM 2013
• PENETAPAN MATERI
• PENETAPAN PESERTA, NS, IN, GI dan GS
• SISTEM EVALUASI dan PENJAMINAN MUTU
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
PERUBAHAN MANAJEMEN SEKOLAH :
JADWAL, KALENDER PENDIDIKAN, POLA SUPERVISI, SISTEM PERENCANAAN, PEMINATAN, KULTUR,
AKTIVITAS PENGENDALIAN, REVITALISASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER, DSB.
22. KOMPETENSI LULUSAN
SIKAP PENGETAHUAN
ISI PROSES PENILAIAN
1. EVALUASI RUANG
LINGKUP
2. EVALUASI KESESUAIAN,
KECUKUPAN,
KEDALAMAN DAN
KELUASAN (STUDI
BANDING
INTERNASIONAL:
REASONING)
1. TEMATIK TERPADU
2. PENDEKATAN SAINTIFIK
3. INQIURY & DISCOVERY
LEARNING
4. PROJECT BASED
LEARNING
5. BAHASA SEBAGAI
PENGHELA
1. AUTHENTIC
2. MENGUKUR TINGKAT
BERPIKIR DARI RENDAH
HINGGA TINGGI
3. MENGUKUR PROSES
KERJA SISWA
4. TES DAN PORTFOLIO
PTK SARPRAS PEMBIAYAAN
1.KOMPETENSI
GURU, KS ,PS.
2.KINERJA GURU,
KS, PS
3.PEMBINAAN
BERKELANJUTAN
4. REKRUT., PPA dan
PPG
1. KECUKUPAN DAN
KESESUAIAN (USB,
REHAB, PERAALATAN,
PERPUST., )
2. PEMANFAATAN
3. RESOURCE SHARING
1. UNIT COST
2. SUMBER
PENDANAAN
3. KECUKUPAN BOS,
BSM, BOPTN
4. EFISIENSI
PEMANFAATAN
PENGELOLAAN
1.MANAJEMEN
PERUBAHAN
2.POLA KEPEMIMPINAN
3.POLA SUPERVISI
LAYANAN
KOMPONEN
UTAMA
PE
LAYANAN
HASIL
KETERAMPILAN
23.
24. 1. Menggunakan metode pembelajaran aktif.
Guru berperan menjadi fasilitator pembelajaran yang membuat siswa menyenangi kegiatan
belajar mengajar. Dengan demikian akan tercipta suatu pembelajaran yang aktif, kreatif,
inovatif, dan menyenangkan.
2. Meningkatkan hubungan Kompetensi Inti (KI)dan Kompetensi Dasar (KD).
3. Penyederhanaan aspek penilaian siswa oleh guru.
Penilaian sosial dan keagamaan siswa cukup dilakukan oleh guru Pendidikan
Kewarganegaraan (PPKn) dan guru pendidikan agama_budi pekerti.
4. Proses berpikir siswa tidak dibatasi.
Tidak hanya siswa jenjang SMA/sederajat, kini anak SD/MI boleh berpikir sampai tahap
penciptaan, sesuai kemampuannya.
5. Teori 5M ( Lima M )
Penerapan teori 5M:
Mengingat
Memahami
Menerapkan
Menganalisis
Mencipta
6. Struktur mata pelajaran dan lama belajar di sekolah tidak diubah.
25. Ada dua model pendekatan kurikulum
1. Pendekatan Administratif (Administrative Approach)
sistem komando (top-down) atau line staff model,
pengembangan kurikulum menetes ke bawah dari
pemegang kebijakan (Mentri, Dirjen Dikdasmen,
Ka.Dinas Pend.)
2. Pendekatan Akar Rumput (Grassroots Approach)
Sistem (bottom - Up) biasanya diawali dari
keresahan guru terhadap kurikulum yang berlaku,
guru memiliki kebutuhan dan keinginan untuk
menyempurnakan kur. (negara-negara berkembang
sudah menerapkan pend.ini karena kebijakan
pendidikan sudah bersifat desentralistik
(daerah/distrik) yaitu guru atau sekolah.
26. Model pengembangan kurikulum ini merupakan model paling lama dan paling banyak dikenal.
Model administratif sering pula disebut sebagai model “garis staf” (line staff) atau “dari atas ke
bawah” (top down), karena inisiatif dan gagasan dari pada administrator pendidikan dan
menggunakan prosedur administrasi.
Dengan wewenang administrasinya, administrator pendidikan (dirjen, direktur atau kakanwil
pendidikan dan kebudayaan) membentuk suatu komisi atau tim pengarah pengembangan
kurikulum, yang anggotanya terdiri atas pejabat di bawahnya, para ahli pendidikan, ahli
kurikulum, ahli disiplin ilmu, tokoh dari dunia kerja dan perusahaan.
Tugasnya komisi atau tim ini adalah merumuskan konsep-konsep dasar, landasan-landasan,
kebijaksanaan dan strategi utama dalam pengembangan kurikulum.
Setelah hal-hal mendasar ini terumuskan dan mendapatkan pengkajian yang seksama,
administrator pendidikan menyisin komisi atau tim kerja pengembangan kurikulum.
Tugas tim kerja ini adalah untuk merumuskan tujuan-tujuan yang lebih operasional dari tujuan
umum, memilih dan menyusun sekuens bahan pelajaran, memilih strategi pengajharan dan
evaluasi serta menyusun pedoman-pedoman pelaksanaan kurikulum tersebut bagi pengajar.
Setelah semua tugas ini dari tim kerja selesai, hasilnya dikaji ulang oleh tim pengarah untuk
mendapatkan penyempurnaan, dan jika dinilai telah cukup baik, administrator menetapkan
berlakunya kurikulum tersebut dan memerintahkan sekolah-sekolah untuk melaksanakan
kurikulum tersebut.
Model kurikulum seperti ini mudah dilaksanakan pada negara yang menganut sistem
sentralisasi dan negara yang kemampuan profesional tenaga pengajarnya masih rendah.
27. Model dari bawah ini merupakan lawan dari model administratif. Inisiatif
dan upaya pengembangan kurikulum berasal dari bawah, yaitu para pengajar yang
merupakan pelaksana kurikulum di sekolah-sekolah. Model ini mendasar pada
anggapan bahwa penerapan suatu kurikulum akan lebih efektif jika para
pelaksananya diikutsertakan pada kegiatan pengembangan kurikulum.
Pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum model ini adalah
pengembangan kurikulum secara demokratis yaitu berasal dari bawah. Guru
adalah perencana, pelaksana dan juga penyempurna dari pengajaran di kelasnya,
guru yang paling tahu kebutuhan kelasnya. Oleh karena itu, dialah yang kompeten
menyusun kurikulum bagi kelasnya.
Keuntungan model ii adalah proses pengambilan keputusan terletak pada
para pelaksana, mengikutsertakan berbagai pihak bawah khususnya para
pengajar.
Pengembangan kurikulum model dari bawah ini menuntut adanya kerjasama antar
guru, antar sekolah-sekolah, serta harus ada kerjasama antar pihak orang tua
murid dan masyarakat. Model grass roots akan berkembang dalam sistem
pendidikan yang bersifat desentralisasi. Pengembangan atau penyempurnaan ini
dapat berkenan dengan suatu komponen kurikulum, satu atau beberapa bidang
studi ataupun seluruh bidang studi dan seluruh komponen kurikulum.
Pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi dengan model ini
memungkinkan terjadinya kompetisi didalam meningkatkan mutu dan sistem
pendidikan sehingga dapat melahirkan manusia yang lebih mandiri dan kreatif.
28. Sesuai dengan namanya, model ini diformulasikan
oleh G.A. Beauchamp’s (1964), ia mengemukakan lima hal
penting dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
1.Menetapkan “arena atau lingkup wilayah” yan akan
dicakup oleh kurikulum tersebut,m yaitu berupa kelas,
sekolah, sistem persekolahan regional atau nasional.
2.Menetapkan personalia, yaitu siapa-siapa yang turut
serta terlibat dalam pengembangan kurikulum. Ada empat
kategori orang yang turut berpartisipasi dalam
pengembangan kurikulum, yaitu : (1) para ahli
pendidikan/kurikulum dan para ahli bidang dari luar, (2)
para ahli pendidikan dari perguruan tinggai atau sekolah
dan guru-guru terpilih, (3) para profesional dalam sistem
pendidikan, (4) profesional lain dan tokoh-tokoh
masyarakat.
29. 3.Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum. Langkah ini untuk
merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus, memilih isi dan
pengalaman belajar, kegiatan evaluasi dan menentukan seluruh desain
kurikulum. Beauchamp membagi kegiatan ini dalam lima langkah, yaitu
(1) membentuk tim pengembang kurikulum, (2) mengadakan penilaian
atau penelitian terhadap kurikulum yang digunakan, (3) studi penjajagan
tentang kemungkinan penyusunan kurikulum baru, (4) merumuskan
kriteria-kriteria bagi penentuan-penentuan kurikulum baru, (5)
penyusunan dan penulisan kurikulum bru.
4.Implementasi kurikulum. Langkah ini merupakan langkah
mengimplementasikan atau melaksanakan kurikulum secara sistematis
di sekolah.
5.Evaluasi kurikulum. Merupakan langkah terakhir yang mencakup
empat hal, yaitu : (1) evaluasi tentang pelaksanaan kurikulum oleh guru-
guru, (2) evaluasi desain kurikulum, (3) evaluasi hasil belajar siswa, (4)
evaluasi dari keseluruhan sistem kurikulum. Data yang diperoleh dari
hasil kegiatan evaluasi ini digunakan bagi penyempurnaan sistem dan
desain kurikulum serta prinsip pelaksanaannya.
30. Model pengembangan kurikulum yang dikemukakan oleh Taba berbeda dengan cara
lazim yang bersifat deduktif karena caranya yang bersifat induktif. Itulah sebabnya model ini
disebut “model terbalik”. Ada lima langkah pengembangan kurikulum model taba ini, yaitu :
1) Mengadakan unit-unit eksperimen kerjasama guru-guru. Didalam unit eksperimen ini
diadakan studi yang seksama tentang hubungan antara teori dan praktek. Ada delapan langkah
kegiatan dalam unit eksperimen ini : (1) mendiagnosis kebutuhan, (2) merumuskan tujuan
khusus, (3) memilih isi, (4) mengorganisasi isi, (5) memilih pengalaman belajar, (6)
mengorganisasi pengalaman belajar, (7) mengevaluasi, (8) melihat sekuens dan keseimbangan.
2) Menguji unit eksperimen. Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan
kepraktisannya untuk kelas-kelas atau tempat lain.
3) Mengdakan revisi dan konsolidasi terhadap hasil unit eksperimen
4) Menyusun kerangka kerja teoritis. Perkembangan yang dipergunakan untuk melakukan
kegiatan yang berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan apa isi unit-unit yang disusun secara
berurutan itu telah berimbang ke dalamnya dan keluasannya, dan apakah pengalaman belajar
telah memungkinkan belajarnya kemampuan intelektual dan emosional.
5) Menyusun kurikulum, yang dikembangkan secara menyeluruh dan mendiseminasikan
(menerapkan kurikulum pada daerah atau sekolah yang lebih luas).
Pengembangan kurikulum realitas dengan pelaksanaannya, yaitu melalui pengujian terlebih
dahulu oleh staf pengajar yang profesional. Dengan demikian, model ini benar-benar
memadukan teori dan praktek.
31. Model kurikulum ini didasarkan pada asumsi ahwa perkembangan kurikulu
merupakan perubahan sosial. Hal ini mencakup suatu proses yang melibatkan
kepribadian orang tua, siswa, guru, struktur sistem sekola, pola hubungan pribadi
dan kelompok dari sekolah dan masyarakat. Sesuai dengan asumsi tersebut,
model ini menekankan pada tiga hal, yaitu : hubungan insani, sekolah dan
organisasi masyarakat serta wibawa dari pengetahuan profesional. Penyusunan
kurikulum dengan memasukkan pandangan dan harapan masyarakat, dan salah
satu cara untuk mencapai hal itu adalah dengan prosedur action-research.
Langkah pertama, mengadakan kajian secara seksama tentang masalah
kurikulum, berupa pengumpulan data yang bersifat menyeluruh, mengidentifikasi
faktor-faktor, kekuatan dan kondisi yang mempengaruhi masalah tersebut. Dari
hasil kajian itu, disusun rencana menyeluruh tentang cara-cara mengatasi masalah
dan tindakan apa yang harus diambil.
Langkah kedua, mengimplementasi dari keputusan yang diambil dengan
kegiatan mengumpulkan data dan fakta. Kegiatan ini mempunyai beberapa fungsi
yaitu : (1) menyiapkan data bagi evaluasi tindakan, (2) sebagai bahan pemahaman
tentang masalah yang dihadapi, (3) sebagai bahan untuk menilai kembali dan
mengadakan modifikasi, (4) sebagai bahan untuk menentukan tindakan lebih
lanjut.
32. Perkembangan bidang teknologi dan ilmu pengetahuan seerta nilai-nilai
efisiensi dan efektivitas dalam bisnis, juga mempengaruhi perkembangan model
kurikulum. Tumbuh kecenderungan baru yang didasarkan atas hal itu, diantaranya
:
1)The Behavioral Analysis Model. Menekankan penguasaan perilaku atau
kemampuan. Suatu perilaku / kemampuan yang kompleks diuraikan menjadi
perilaku yang sederhana yang tersusun secara hirarkis.
2) The System Analysis Model. Berasal dari gerakan efisiensi bisnis. Langkah
pertama model ini adalah menentukan spesifikasi perangkat hasil belajar yang
harus dikuasi siswa. Langkah kedua menyusun instrumen untuk menilai
ketercapaian hasil belajar tersebut. Langkah ketiga mengidentifikasi tahap-tahap
hasil yang dicapai serta perkiraan biaya yang diperlukan. Langkah keempat
membandingkan biaya dan keuntungan dari beberapa program pendidikan.
3)The Computer-Based Model. Suatu pengembangan kurikulum dengan
memanfaatkan komputer. Pengembangannya dimulai dengan mengidentifikasi
seluruh unit kurikulum, tiap unit kurikulum telah memiliki rumusan tentang hasil
yang diharapkan. Kepada para siswa dan guru diminta untuk melengkapi
pertanyaan tentang unit kurikulum tersebut. Stelah diadakan pengolahan
disesuaikan dengan kemampuan dan hasil belajar siswa disimpan dalam
komputer.
33. 1. Pendekatan mata pelajaran
2. Pendekatan interdisipliner
a. Pendekatan struktural
b. Pendekatan fungsional
c. pendekatan daerah (interfild)
3. Pendekatan integratif
4. Pendekatan berdasarkan sistem pengelolaan
5. Pendekatan pengembangan kurikulum
berdasarkan fokus sasaran.
34. (1) Pendekatan mata pelajaran bertolak dari mata
pelajaran oleh masing-masing guru mata pelajaran.
Model ini biasanya hanya berdasarkan kebutuhan
guru mata pelajaran tsb. Pola ini lebih berbentuk
terpisah-pisah karena antara mata pelajaran tidak
saling berkaitan. Guru hanya bertanggung jawab
dengan mata pelajaran yang diampunya.
(2) Bertolak belakang dengan pendekatan (1) bahwa
antara satu mata pelajaran itu seharusnya saling
berhubungan, artinya mata pelajaran yang memiliki
ciri yang sama dipadukan menjadi satu bidang studi,
mis: agama dengan PPKn.
(3) Pendekatan ini beertolak dari suatu keseluruhan
atau suatu kesatuan yang bermakna dan berstruktur.
Pendidikan anak adalah pendidikan yang menyeluruh
dalam rangka pembentukan pribadi siswa yang
terintegrasi, karena itu kurikulum juga disusun untuk
mengembangkan pribadi yang utuh.
35. (4) Pendekatan berdasarkan sistem pengelolaan,
artinya proses pembelajaran merupakan suatu
sistem yang dimulai dari: penetapan tujuan
instruksional, strategi instruksional,
bahan/materi, media, dan evaluasi. Di samping
komponen yang lain yaitu pendidik, subjek didik,
dan fasilitas.
(5) Pendekatan yang berangkat dari apa sasaran
yang mau dicapai dengan pemberian seperangkat
materi pembelajaran. Misalnya, jika fokusnya
adalah bagaimana agar dalam pembelajaran
siswa yang lebih aktif tentu sasarannya adalah
lebih kepada kepentingan siswa.
36. Model dari Ralply W. Tyler. Bagaimana merancang
suatu kurikulum disesuaikan dengan tujuan dan
misi suatu institusi pendidikan. (Ada 4 hal yang
harus diperhatikan: tujuan, pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan, pengorganisasian
pengalaman belajar dan pengembangan evaluasi)
Model Hilda Taba lebih menitikberatkan pada
bagaimana mengembangkan kurikulum sebagai
suatu proses perbaikan dan penyempurnaan kur.
Langkah
1. Pilot unit, meliputi :mendiagnosis kebutuhan,
formulasi tujuan, memilih isi, mengorganisasi isi,
memilih pengalaman belajar, mengorganisasi
pengalaman belajar, menentukan alat evaluasi, dan
menguji keseimbangan kurikulum.
37. 2. Menguji coba unit eksprimen untuk
menentukan validitas dan kelayakan
penggunaannya
3. Merevisi dan mengkonsolidasi unit-unit
eksperimen.
4. Mengembangkan seluruh kerangka
kurikulum.
5. Implementasi dan desiminasi kurikulum
38. Model Pengembangan Kurikulum dari Olivia,
Kurikulum harus bersifat sederhana,
komprehensif, dan sistematik.
1. Menetapkan dasar filsafat
2. Menganalisis kebutuhan masyarakat
3. Merumuskan tujuan umum kurikulum
4. Merumuskan tujuan khusus kurikulum
5. Mengorganisasi rancangan implementasi
kurikulum
6. Menjabarkan kurikulum dalam tujuan
umum pembelajaran
7. Merumuskan tujuan khusus pembelajaran
39. 8. Menetapkan dan menyeleksi strategi
pembelajaaran
9. Menyeleksi dan menyempurnakan teknik
penilaian
10. Mengimplementasikan strategi
pembelajaran
11. Mengevaluasi pembelajaran
12. Mengevaluasi kurikulum
40. Model yang dikembangkan Beauchamp
a. Menetapkan wilayah atau area yang
melakukan perubahan suatu kurikulum.
b. Menetapkan pihak-pihak yang akan terlibat
dalam proses kurikulum.
c. Menetapkan prosedur yang akan ditempuh,
yaitu dalam hal merumuskan tujuan umum
dan tujuan khusus, memilih isi dan
pengalaman belajar serta menetapkan
evaluasi
d. Implementasi kurikulum.
e. Melaksanakan evaluasi kurikulum.
41. Model I. Model yang paling sederhana yang
menggambarkan bahwa kegiatan pendidikan
semata-mata terdiri atas kegiatan memberikan
informasi (isi pelajaran). Hal ini didasarkan pada
asumsi bahwa pendidikan adalah evaluasi dan
evaluasi adalah pendidikan, serta pengetahuan
adalah akumulasi materi dan informasi, model
tersebut merupakan model tradisional yang
masih dipergunakan. Model I ini mengabaikan
cara-cara (metode) dalam proses berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar dan urutan atau
organisasi bahwa pelajaran secara sistematis,
suatu hal yang seharusnya dipertimbangkan
juga.
42. Model II. Model ini dilakukan dengan menyempurnakan model I
dengan menambahkan kedua jawaban pada pertanyaan (3 dan 4)
tersebut, yaitu tentang metode dan organisasi bahan pelajaran.
Dalam pengembangan kurikulum pada Model II di atas,
sudah dipikirkan pemilihan metode yang efektif bagi
berlangsungnya proses pengajaran. Di samping itu, bahan
pelajaran juga sudah disusun secara sistematis, dari yang mudah
ke yang lebih sukar dan juga memperhatikan luas dan dalamnya
suatu bahan pelajaran. Akan tetapi, Model II belum
memperhatikan masalah teknologi pendidikan yang sangat
menunjang keberhasilan kegiatan pengajaran. Teknologi
pendidikan yang dimaksud adalah berkaitan dengan pertanyaan-
pertanyaan :
1) Buku-buku pelajaran apakah yang harus dipegrunakan
dalam suatu mata pelajaran?
2) Alat atau media pengakaran apa yang dapat
dipergunakan dalam mata pelajaran tertentu.
43. Model III. Pengembangan kurikulum ini merupakan
penyempurnaan Model II yang belum dapat
memberikan jawaban terhadap pertanyaan 5 dan 6,
yaitu dengan memasukkan unsur teknologi
pendidikan ke dalamnya. Pengembangan kurikulum
yang berorientasi pada bahan pelajaran hanya akan
sampai pada Model III. Padahal masih ada satu lagi
masalah pokok yang harus diperhatikan, yaitu yang
berkaitan dengan masalah tujuan.
Model IV. Merupakan penyempurnaan Model
III, yaitu dengan memasukkan tujuan ke dalamnya.
Tujuan itulah yang bersifat mengikat semua
komponen yang lain, baik metode, organisasi bahan,
teknologi pengajaran, isi pelajaran maupun kegiatan
penilaian yang dilakukan.
44. a. Analisis dan diagnosis kebutuhan (kebutuhan
siswa, stakeholders, dan harapan pemerintah)
b. Perumusan tujuan yang berhierarki (kompleks-
khusus dan operasional)
c. Pemilihan dan pengorganisasian materi
d. Pemilihan dan pengorganisasian pengalaman
belajar.
e. Evaluasi kurikulum.
45. Pengembangan kurikulum merupakan proses
yang kompleks. Pengembangan kurikulum
berbasis kompetensi memfokuskan pada
kompetensi tertentu, berupa paduan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
dapat didemostrasikan peserta didik sebagai
ujud pemahaman terhadap konsep yang
dipelajari.
46. Pendekatan kompetensi merupakan
pendekatan yang menfokuskan pada
penguasaan kompetensi tertentu berdasarkan
tahapan perkembangan peserta didik. Setiap
tahapan perkembangan memiliki potensi
bawaan yang dapat dikembangkan tetapi
pemekarannya sangat terantung pada
kesempatan yang ada dan kondisi lingkungan.
47. Guru SDLB/SMPLB/SMALB atau bentuk lain yang
sederajat harus memiliki:
(1) kualifikasi akademik pendidikan
minimum diploma empat (D-4) atau sarjana (S-
1),
(2) latar belakang pendidikan tinggi dengan
program pendidikan yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diajarkan, dan
(3) sertifikasi profesi guru
SDLB/SMPLB/SMALB.
Guru SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat
harus memiliki:
(1) kualifikasi akademik pendidikan minimum
diploma empat (D-4) atau sarjana (S-1),
(2) latar belakang pendidikan tinggi dengan
program pendidikan yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diajarkan, dan
(3) sertifikasi profesi guru SMK/MAK.
48. B. Jenis-jenis Tujuan pembelajaran dan Perumusannya
1. Domain Kognitif
1. Pengetahuan: pada akhir pembelajaran Bahasa Indonesia
siswa mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun
tulisan dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar
2. Pemahaman: pada akhir pembelajaran siswa dapat
menjelaskan tujuan berbahasa Indonesia
3. Penerapan: pada akhir pembelajaran siswa dapat
menggunakan bahasa Indonesia dalam bentuk lisan atau
tulisan
4. Analisis: pada akhir pembelajaran siswa dapat menelaah
tulisan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar
5. Sintesis: pada akhir pembelajaran siswa dapat
menyimpulkan penggunaan bahasa Indonesia baik secara
lisan maupun tulisan dengan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar
6. Evaluasi: pada akhir pembelajaran siswa dapat menggunakan
bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari
7. Mencipta: pada akhir pembelajaran siswa dapat
menghasilkan bahasa Indonesia secara lisan maupun
tulisan
50. NO DEMENSI KOMPETENSI GENERIK LULUSAN ( S1 )
1 Bidang ilmu
Penguasaan prinsip dasar keilmuannya dan
kemampuan penerapan serta pengembangannya,
dengan menggunakan perangkat yang handal dan
teknologi informasi.
2 Komunikasi
Kemampuan mengkomunikasikan pemikirannya
dengan baik, dan kemampuan keterlibatan dalam
bidangnya secara pribadi maupun kelompok /
masyarakat yang lebih luas.
3 Sikap
Kemampuan untuk belajar sepanjang hayat, punya
kepekaan dan pemahaman masalah sosial,budaya,
dan global. apresiatif pada etika dan punya
tanggung jawab profesi.
4 Cara berfikir
Kemampuan berkonsep, kreatif, inovatif, dan
metodik, punya wawasan luas.
51. Menyatakan kompetensi secara jelas dari
proses pembelajaran bidang studinya ;
Proses pembelajaran memberi bekal kepada
tercapainya kompetensi dan berfokus pada
mahasiswa;
Lebih mengutamakan kesatuan penguasaan
ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif ,secara
utuh;
Proses penilaian hasil belajar lebih ditekankan
pada kemampuan untuk mendemonstrasikan
kognitif, psikomotorik dan afektif (evaluasi
proses & hasil ).
52. Jenis
Perilaku
Kemampuan internal Kt. Kerja
Operasional
Penerimaan Menunjukkan…….
Mis: kesadaran, kemauan
Menanyakan, memilih,
mengikuti dll
Pemberian
respon
Mengakuai ………….
Perbedaan, kepentingan
Memberi, menyatakan,
menempatkan
penilaian Menerima suatu nilai,
menyukai, menghargai
Melaksanakan,
menyatakan pendapat,
pengorgani
sasian
Membentuk sistem nilai,
bertanggung jawab
Merumuskan,
menghubungkan,
menyusun
Karakteris
tik
Menunjukkan ….
Kepercayaan diri dll.
Bertindak, menyatakan,
melayani, membuktikan
53. .
B. Telaah Kurikulum Bahasa Indonesia
▪ Telaah Komponen Kurikulum Mata
Pelajaran Bahasa dan Satra
Indonesia SD untuk menigkatkan mutu
pendidikan nasional.
▪ Departemen Pendidikan Nasional
menyempurnakan kurikulum yang
diberi nama Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) diberlakukan
tahun 2006.
▪ Kurikulum ini merupakan refleksi
pemikiran terhadap pendidikan
dasar dan menengah sebagai salah
satu wujud reformasi pendidikan.
54. ▪ Materi pembelajaran disederhanakan.
Standar isi minimal. Pengembangan
diserahkan pada sekolah yang
bersangkutan dan disesuaikan dengan
karakteristik sekolah tersebut.
▪ Untuk mencapai tujuan pembelajaran
dengan hasil yang baik, penilaian
dilakukan bedasarkan pencapaian setiap
indikator, mulai dari saat kegiatan belajar
berlangsung sampai dengan akhir
pembelajaran penilaian. Penilain lebih
ditekankan bersifat individual.
Telaah Kurikulum Bahasa
Indonesia
55. .
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
BAHASA INDONESIA
▪ Pada umumnya dalam
mengembangkan
kurikulum dapat berpegang
pada
asas-asas:
1. Asas Filosofis
2. Asas Pisikologis
3. Asas Sosiologis
4. Asas Organisatosis
56. .
1. Asas Filosofis
✓ Landasan filosofis merupakan
pandangan hidup, individu,
masyarakat, dan bangsa.
✓ Filsafat memberikan arah
pendidikan seperti hakikat
pendidikan dan tujuan
Pendidikan.
✓ Oleh karena itu Kurikulum
sebagai sarana untuk
mencapai tujuan
pendidikan.
57. .
2. Asas Psikologis
✓ Landasan psikologis berkenaan
dengan perilaku manusia:
- Cara peserta didik belajar
- Faktor yang dapat menghambat
kemauan belajar.
- Hakikat proses belajarmengajar.
- Tingkat-tingkat perkembangan
peserta didik.
✓ Kurikulum disusun agar peserta
didik dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik.
58. 3. Asas Sosiologis
✓ Penyampaian kebudayaan
yaitu proses sosialisasi
individu dan rekontruksi
masyrakat.
✓ Landasan sosial budaya
mengembangkan kurikulum pada
tingkat nasional, guru
dalam pembinaan kurikulum
tingakat sekolah, dan tingkat
pengajaran.
59. 4. Asas Organisatoris: Berkenaan
dengan organisasi kurikulum.
✓ Ada tiga organisasi kurikulum:
a. Kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang
terpisah-pisah (separated subject curriculum)
b. Kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang sejenis di
hubung-hubungkan (Correlated curriculum)
c. Kurikulum yang terdiri dari peleburan semua/hampir semua
mata pelajaran(integrated curriculum)
60. C. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA
▪ Menurut Tim Sosialisasi KTSP. Bahan ajar
adalah segala bentuk bahan, informasi, alat
dan teks yang digunakan untuk membantu
guru atau instruktor dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan
yang dimaksud bisa berupa tertulis
maupun yang tidak tertulis.
▪ Bahan ajar atau materi kurikulum
(curriculum material) adalah isi atau
muatan kurikulum yang harus dipahami
oleh siswa dalam upaya mencapai tujuan
kurikulum.
61. ▪ Bahan ajar atau materi pembel-
jaran (instructional
materials).
▪Jenis-jenis materi pembelajaran
terdiri atas pengetahuan
(fakta, konsep, prinsip,
prosedur), keterampilan
(menyimak, berbicara,
membaca, menulis), dan sikap
atau nilai yang harus dipelajari
siswa dalam rangka mencapai
standar kompetensi yang telah
ditentukan.
62. ▪ Bahan ajar yang baik dirancang sesuai
dengan prinsip-prinsip
instruksional. Guru dapat menulis sendiri
bahan ajar yang ingin digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar (KBM).
▪ Guru juga dapat memanfaatkan buku
teks atau bahan dan informasi
lainnya yang sudah ada di pasaran
untuk dikemas kembali atau ditata
sedemikian rupa sehingga dapat
menjadi bahan ajar.
▪ Bahan ajar biasanya dilengkapi dengan
pedoman untuk mempermudah
siswa dan guru dalam kegiatan belajar
mengajar.
63. .
▪ Jenis-Jenis Bahan Ajar Bahasa
Indonesia
▪ Bentuk bahan ajar atau materi
pembelajaran antara lain:
1. Bahan cetak seperti; modul,
buku , LKS, brosur, hand
out, leaflet,wallchart,
2. Audio Visual seperti; video/film/VCD
3. Audio seperti; radio, kaset, CD
audio, PH
4. Visual; foto, gambar, model/maket
5. Multi Media; CD
interaktif, computer Based, Internet
64. .
▪ Tugas utama seorang guru adalah
membimbing, mengajar, dan melatih
peserta didik secara professional
sehingga dapat mengantarkan peserta
didik mencapaian tujuan pendidikan
dengan berpedoman kurikulum.
▪ Di Indonesia tujuan kurikulum tertera
pada Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional Tahun 2003 Bab 1
Pasal 1 disebutkan bahwa: Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggara
kegiatan belajar mengajar.
Kesimpulan
65. TELAAH KURIKULUM BAHASA INDONESIA DAN
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR 2013
A. Kurikulum Bahasa Indonesia
B. Landasan Pengembangan
Kurikulum
C. Karakteristik Kurikulum
D. Tujuan Kurikulum
E. Struktur Kurikulum SD
F. Tujuan Negara mencerdaskan
mencerdaskan bangsa
66. A. Kurikulum Bahasa Indonesia
▪ Kurikulum Bahasa Indonesia:
Penekanan pembelajaran
pada keterampilan, kemahiran
atau kemampuan berbahasa.
▪ Keterampilan Berbahasa terdiri
atas: 1. menyimak
2. berbicara
3. membaca dan
4. menulis
67. ▪ Keterkaitan ke empat komponen
keterampilan berbahasa sangat
erat yaitu:
1. Menyimak adalah aktif reseptif atau
menerima pesan (lisan dan
langsung).
2. Membaca adalah aktif produktif atau
menyampaikan pesan (tertulisan
tidak langsung).
3. Berbicara adalah lisan dan langsung.
4. Menulis adalah tertuslis dan tidak
langsung.
68. ▪ Hubungan:
1. Menulis dengan membaca: Sumber
sarana: buku, majalah, surat kabar,
jurnal, dan laporan. Pesan yang
disampaikan penulis diterima oleh
pembaca melalui lambang bahasa yang
dituliskan. Ketika aktivitas menulis
berlangsung si penulis melakukan
aktivitas sebagai pembaca
dan sebaliknya.
2. Menulis dengan menyimak : Sumber
sarana: radio, teievisi, ceramah, pidato,
wawancara, diskusi atau berbincang
merupakan informasi untuk menyimak
dan menginspirasi aktifitas menulis.
69. ▪ Hubungan:
3. Menulis dengan berbicara:
✓ Menggunakan bahasa tulis. Cara
penyampaian satu arah dan disertai
unsur-unsur tidak menggunakan
bahasa (nonverbal).
✓ Selain tidak menggunakan bahasa
(nonverbal), tidak menggunakan:
tinggi rendah, panjang
pendek, lembut kerasnya suara,
dan irama kalimat.
✓ Ragam tulis mengunakan: judul atau
sub judul, rincian paragraf, tanda
baca, dan kalimat transisi
(perpindahan hubungan
70. ▪ Manfaat menulis:
▪ Peningkatan kecerdasan
▪ Pengembangan daya inisiatif
dan kreativitas
▪ Penumbuhan dan keberanian
▪ Pendorong kemauan dan
kemampuan mengumpulkan
informasi
71. Buku Pelajaran Bahasa
Indonesia
▪ Buku-buku yang digunakan
di Sekolah SD di
Indonesia:
▪ Buku bacaan
▪ Buku sumber
▪ Buku Pegangan Guru
▪ Buku Pelajaran atau buku
teks
72. .
▪ Sukmadinata (1997)
mengemukakan empat
landasan utama dalam
pengembangan
kurikulum:
(1) filosofis
(2) psikologis
(3) sosial-budaya
(4) ilmu pengetahuan dan
teknologi.
B. Landasan Pengembangan Kurikulum
73. .
▪ Penyempurnaan Kurikulum
2013 juga memiliki beberapa
landasan sebagai dasar
pengembangannya.
Diantaranya:
(1) landasan yuridis
(2) landasan filosofis
(3) landasan teoritis
(4) landasan empiris.
▪ Hal tersebut di jelaskan secara
rinci di dalam draf kurikulum
2013 yaitu sebagai berikut:
B. Landasan Pengembangan Kurikulum
74. 1. Landasan Yuridis
✓ Kurikulum 2013 adalah
Pancasila dan 2013 Undang-
undang Dasar 1945, Undang-
undang nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem
Pendidikan, Nasional.
✓ Peraturan Pemerintah nomor 19
tahun 2005, dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 23
tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan
Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional nomor 22 tahun 2006
tentang Standar isi.
75. .
2. Landasan Filosofis
✓ Pendidikan berakar pada budaya bangsa.
Melalui pendidikan berbagai nilai dan
keunggulan budaya di masa lampau
diperkenalkan, dikaji, dan
dikembangkan menjadi budaya individu,
masyarakat, dan bangsa yang sesuai
dengan zaman peserta didik tersebut hidup.
✓ Atas dasar pikiran itu maka kontek
pendidikan pada kurikulum 2013
yang dikembangkan dari warisan
budaya dan kehidupan masa kini perlu
diarahkan untuk memberi kemampuan
peserta didik
menggunakan kehidupan masa
depan terutama masa dia telah
menyelesaikan pendidikan formal.
76. ✓ Sikap keterampilan dan pengetahuan
yang menjadi konten pendidikan
harus dapat digunakan untuk
kehidupan satu
sampai dua dekade dari sekarang.
Artinya, konten pendidikan yang
dirumuskan dalam Standar
Kompetensi Lulusan dan dikembangkan
dalam kurikulum harus menjadi
dasar bagi
peserta didik untuk dikembangkan
dan disesuaikan dengan kehidupa
mereka
sebagai pribadi anggota
masyarakat
dan warga negara yang produktif
serta bertanggung jawab di masa
mendatang.
77. 3. Landasan Teoritis
Pada Kurikulum 2013, kurikulum dikembangkan atas
dasar teori pendidikan yang di dasarkan pada standar
dan teori pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan
berda- sarkan standar pendidikan yang menetapkan
standar nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar
yang berlaku untuk setiap kurikulum. Standar kualitas
nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi
Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan tersebut adalah
kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau satuan
pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP nomor 19
tahun 2005).
78. 4. Landasan Empiris
Pada saat ini perekonomian
Indonesia terus tumbuh di tengah
bayang-bayang resesi dunia. Pertumbuhan
ekonomi Indonesia dari 2005 sampai
dengan 2008 berturut-turut 5,7%,
5,5%, 6,3%, 2008: 6, 4%
(www.presidenri.go.id/index.
php/indikator). Pertumbuhan ekonomi
Indonesia tahun 2012 diperkirakan lebih
tinggi dibandingkan pertumbuhan
ekonomi negara-negara ASEAN
sebesar 6,5 – 6,9 % (Agus D.W.
Martowardojo, dalam Rapat Paripurna DPR,
31/05/2012). Momentum
pertumbuhan ekonomi ini harus terus
dijaga dan ditingkatkan.
79. .
4. Landasan Empiris
Pada saat ini perekonomian Indonesia terus
tumbuh di tengah bayang-bayang resesi dunia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 2005
sampai
dengan 2008 berturut-turut 5,7%, 5,5%, 6,3%,
2008 : 6, 4% (www.presidenri.go.id/index.
php/indikator). Pertumbuhan ekonomi
Indonesia tahun 2012 diperkirakan lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan ekonomi negara-
negara
ASEAN sebesar 6,5 – 6,9 % (Agus D.W.
Martowardojo, dalam Rapat Paripurna DPR,31/05/2012).
Momentum
pertumbuhan ekonomi ini harus terus dijaga dan
ditingkatkan.
80. C. Karakteristik Kurikulum 2013
1. Mengembangkan keseimbangan anatara
pengembangan sikap spiritual dan social,
rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan
kemampuan intelektual dan psikomotorik.
2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang
memberikan pengalaman belajar terencana
dimana peserta didik menerapkan apa yang
dipelajari disekolah ke masyarakat dan
memanfaatkan masyarakat sebagi sumber
belajar.
3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan serta menerapkannya dalam
berbagai situasi disekolah dan masyarakat.
4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk
mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
81. 5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk
kompetensi inti kelas yang dirinci
lebih lanjut dalam kompetensi dasar
pelajaran.
6. Kompetensi inti kelas menjadi unsur
pengorganisasi (organizing
elements) kompetensi dasar, dimana
semua kompetensi dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk
mencapai kompetensi yang dinyakan
dalam kompetensi inti.
7. Kompetensi dasar dikembangkan
didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan
memperkaya (enriched) antar mata
pelajaran dan jenjang pendidikan
(organisasi horizontal dan vertical).
82. D. Tujuan Kurikulm 2013
▪ Kurikulum 2013 bertujuan untuk
mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga Negara yang
beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan efektif serta
mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.
LEV VYGOTSKY
(1896-1934)
Jean Piaget
83. Tujuan Negara Mencercaskan Kehidupan Bangsa
dalam Kurikulm 2013
1. Belajar untuk bertagwa kepada
Tuhan
2. Belajar untuk memahami dan
menghayati
3. Belajar untuk melaksanakan dan
berbuat secara efektif
4. Belajar untuk hidup bersama dan
bermanfaat untuk orang lain
5. Belajar untuk membangun dan
menemukan jati diri: yaitu proses
belajar aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (BAKEM)
84. ▪ Beban belajar dinyatakan dalam jam
belajar setiap minggu untuk masa
belajar selama satu semester.
Beban belajar di SD Tahun I, II, dan
III masing-masing 30, 32, 34
sedangkan untuk Tahun IV, V, dan
VI masing- masing 36 jam setiap
minggu. Jam belajar SD adalah 40
menit. Struktur Kurikulum SD adalah
sebagai berikut:
E. Struktur Kurikulum SD
85. MATA PELAJARAN
ALOKASI WAKTU BELAJAR
I II III IV V VI
Kelompok A
1. Pendidikan Agama 4 4 4 4 4 4
2.
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
5 6 6 6 6 6
3. Bahasa Indonesia 8 8 10 10 10 10
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
Kelompok B
1.
Seni Budaya dan Keterampilan
(termasuk muatan lokal)
4 4 4 6 6 6
2.
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan
Kesehatan
4 4 4 4 4 4
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 30 32 34 36 36 36
86. .
Kesimpulan
1. Indonesia sebagai bangsa yang merdeka
telah mengalami berbagai hal perkem-
bangan terutama dalam bidang
pendidikan untuk pelaksanaan kurikulum.
2. Kurikulum 2013 dilaksanakan untuk
meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia.
3. Dalam pelaksanaannya, Kurikulum 2013
mempunyai berbagai landasan,
Landasan Yuridis, Filosofis, dan teoritis.
4. Rasionalitas pengembangan kurikulum
2013 mempunya
87. .
Kesimpulan
5. Kurikulum 2013 dirancang dengan
karakteristik-karakteristik khusus.
6. Tujuan kurikulum 2013 pada intinya
mempersiapkan manusia Indonesia
untuk potensi pembangunan bangsa Negara
dan peradaban dunia.
7. Ditiap jenjang pendidikannya Kurikulum
2013 mempunyai struktur yang
berbeda- beda dan lebih ditekankan
pada peserta didik sebagai objek.
89. Jawab Soal UTS &
UAS
▪ Buku-buku yang digunakan
di Sekolah SD di
Indonesia:
Di Sekolah Bapak dan Ibu
Guru
▪ Buku bacaan
▪ Buku sumber
▪ Buku Pelajaran atau buku
teks
90. Buku Sumber
Nursalim A.R, 2012. Pembelajaran
Bahasa Indonesia untuk
PGMI.Pekanbaru : Zanafa
Publishing
Abdul Gafur , Disain instruksional:
langkah sistematis penyusunan
pola dasar kegiatan belajar
mengajar. (Solo: Tiga Serangkai,
1994), hlm. 17.