3. Secara etimologis, istilah kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu
curir yang artinya “pelari” dan curere yang artinya “tempat berpacu”.
Istilah kurikulum tersebut berasal dari dunia olahraga cabang atletik pada
saat zaman bangsa Romawi Kuno di Yunani. Sehingga dapat diartikan
bahwa kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang
pelari dari garis start sampai garis finish untuk menadaptkan
penghargaan.
4. S.Nasution juga mengemukakan pengertian kurikulum dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Kurikulum dapat dipandang sebagai program
2. Kurikulum dapat dipandang sebagai hal-hal yang diharapkan akan
dipelajari oleh siswa yaitu seperti pengetahuan, sikap keterampilan
tertentu.
3. Kurikulum sebagai pengalaman siswa
5. Pendidikan pada hakikatnya memiliki peran sentral dalam kehidupan
manusia. Interaksi dalam lingkungan pendidikan dapat berlangsung dalam
lingkungan keluarga sehingga lingkungan keluarga termasuk dalam
pendidikan non-formal. Sedangkan dalam lingkungan masyarakat, juga
banyak terdapat pendidikan selain pendidikan disekolah seperti kursus,
bimbingan belajar yang juga mempunyai kurikulum yang beragam, tetapi
para ahli menamai pendidikan tersebut dengan pendidikan luar sekolah.
6. Dalam lingkungan sekolah tentunya memiliki kurikulum pembelajaran
yang direncanakan dan terstruktur. Guru sebagai tenaga pendidik di
sekolah telah dipersiapkan secara formal dalam lembaga pendidikan guru,
sehingga peran guru sangat penting dalam pengembangan kurikulum.
7. Berhubungan dengan itu, kedudukan kurikulum dalam pendidikan adalah:
1. Kurikulum mempunyai kedudukan central atau terpusat dalam seluruh
proses pendidikan.
2. Kurikulum merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman
dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses
pendidikan.
3. Kurikulum merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau
spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep konsep atau memberikan
landasan landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi
pendidikan.
8. Kurikulum baik sebagai dokumen atau sebagai implementasi memiliki
peran dan fungsi strategis dalam proses penyelenggara pendidikan yang
bermutu dan berkualitas. Kurikulum dapat di analogikan sebagai kompas
yang akan menunjukkan arah pelaksanaan proses pendidikan.
Fungsi kurikulum berdasarkan penggunaannya :
1. Preventif
2. Kuratif
3. Konstruktif
9. Fungsi kurikulum berdasarkan individu yang terlibat dengannya.
1. Fungsi kurikulum dalam rangka pencapaian tujuan Pendidikan
2. Fungsi kurikulum bagi anak didik
3. Fungsi Kurikulum bagi Pendidik/Guru
4. Fungsi Kurikulum bagi Kepala Sekolah/Pembina Sekolah
5. Fungsi kurikulum bagi orang tua
6. Fungsi Kurikulum bagi Masyarakat dan Pemakai Lulusan Sekolah
10. • Komponen Tujuan
a) Tujuan Nasional
b) Tujuan Institusi
c) Tujuan Kurikuler
d) Tujuan Khusus
Hamid Syarief menguraikan kurikulum secara struktural terbagi menjadi
beberapa komponen diantaranya adalah:
• Komponen Isi
• Komponen Strategi Belajar
• Komponen Proses
• Komponen Evaluasi
11. Konsep terpenting yang perlu mendapatkan
penjelasan dalam teori kurikulum adalah konsep
kurikulum. Terdapat tiga konsep kurikulum yaitu
kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan
sebagai bidang studi.
12. Kurikulum sebagai suatu substansi, suatu kurikulum dipandang sebagai
suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu
alat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada
suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan
belajar mengajar, jadwal, dan evaluasi.
Kurikulum sebagai suatu sistem, yaitu system kurikulum. Sistem
kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem
pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum
mencakup struktur personal, dan prosedur kerja bagaimana cara
menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan
menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah
tersusun nya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah
bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis.
13. Kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang studi kurikulum. Ini
merupakan bidang kajian para ahli kurikulum, ahli pendidikan dan
pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah
mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka
yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar
tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan
penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal baru yang dapat
memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.
14. Sejarah kurikulum pendidikan Indonesia sampai saat ini dimulai dari
Kurikulum Rencana Pelajaran, yakni kurikulum lanjutan yang
sebelumnya digunakan semasa penjajahan Belanda, atau disebut juga
dengan leer plan yang berarti rencana pelajaran. Kurikulum ini
memiliki tujuan yang berfokus pada pendidikan pikiran dan
pendidikan karakter sebagai warga negara Indonesia. Kurikulum
Rencana Pelajaran 1947 mulai diterapkan di sekolah-sekolah sejak
tahun 1950.
Kurikulum Rencana Pelajaran (1947)
15. Kurikulum ini dapat dikatakan sebagai cikal bakal sistem pendidikan
Indonesia. Dalam Kurikulum Rencana Pelajaran Terurai sudah terdapat
rincian mata pelajaran dan menggunakan silabus sebagai pokok-pokok atau
isi materi pelajarannya. Di kurikulum ini juga seorang guru memiliki
tanggung jawab untuk mengajar satu mata pelajaran.
Kurikulum Rencana Pelajaran Terurai (1952)
Kurikulum Tahun 1964
Pada Kurikulum 1964 pemerintah menerapkan program Pancawardhana
sebagai pembekalan di jenjang Sekolah Dasar (SD), yakni pendidikan
yang meliputi pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral.
Kemudian, untuk mata pelajaran diklasifikasikan menjadi 5 kelompok
bidang studi yaitu, moral, kecerdasan, emosional atau artistik,
keterampilan, dan jasmani.
16. Kurikulum 1968 adalah penyempurnaan dari Kurikulum
Pelajaran Terurai (1952) hingga Kurikulum 1964.
Terjadi perubahan dari program Pancawardhana menjadi
pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus. Kurikulum 1968 bertujuan untuk
membentuk manusia Pancasila sejati, kuat secara
jasmani, menjunjung kecerdasan dan keterampilan
jasmani, moral, budi pekerti, dan beragama.
Kurikulum Tahun 1968
17. Kurikulum Tahun 1975
Pada Kurikulum 1975 sistem pendidikan memiliki orientasi
pada tujuan dengan harapan dapat lebih efektif dan efisien.
Di Kurikulum 1975 inilah mulai dikenal istilah satuan
pelajaran atau rencana pelajaran setiap satuan bahasan.
Setiap satuan pelajaran diperinci lagi menjadi petunjuk
umum, tujuan instruksional khusus, materi pelajaran, alat
pelajaran, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi. Banyak
yang mengkritik Kurikulum 1975 tidak ideal dikarenakan
beban tugas guru yang terlalu banyak dalam melakukan
rincian tersebut.
18. Kurikulum Tahun 1984
Kurikulum ini sering disebut juga sebagai Kurikulum 1975 yang disempurnakan.
Melalui Kurikulum 1984 siswa mulai ditempatkan sebagai subjek belajar yang
diharapkan dapat mengamati sesuatu, mengelompokan, mendiskusikan, hingga
melaporkan. Kurikulum ini menggunakan metode CSBA (Cara Belajar Siswa Aktif)
atau Student Active Learning (SAL).
Kurikulum Tahun 1994 dan Suplemen Kurikulum Tahun 1999
Kurikulum ini merupakan revisi terhadap kurikulum selanjutnya dan dinilai
tidak memiliki dasar perbedaan yang prinsipil. Pada kurikulum ini ada
perubahan sistem pembagian waktu pelajaran dari semester ke caturwulan.
Dengan pembagian waktu tersebut, diharapkan siswa dapat menerima materi
pembelajaran lebih banyak dalam pembagian tiga kali caturwulan dalam
setahun. Tujuan pengajaran menekankan pada pemahaman konsep dan
keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
19. Kurikulum 2004 atau lebih dikenal dengan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yakni,
perpaduan antara pengetahuan, keterampilan, nilai serta sikap yang ditunjukkan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak. Kurikulum 2004 mendapatkan kritik perihal kaitan alat
ukur kompetensi siswa dengan ujian yang masih dengan format pilihan ganda. Setelah
dilakukan uji coba di Pulau Jawa dan kota-kota besar di luar Pulau Jawa, KBK dianggap
kurang memuaskan bagi guru atau tenaga pengajar yang menerapkannya.
Kurikulum Tahun 2004
Kurikulum Tahun 2006
Berbagai kekurangan dalam KBK berakhir di awal tahun 2006 yang kemudian
digantikan dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Dari segi isi dan
proses pencapaian target kompetensi siswa dan teknik evaluasi pelajaran tidak banyak
yang berubah dengan KBK. Akan tetapi, terdapat perbedaan yang cukup signifikan untuk
guru yang diberikan kebebasan dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan
lingkungan dan kondisi siswa di sekolah tersebut.
20. Kurikulum Tahun 2013
Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh,
menjelaskan bahwa kurikulum terbaru (Kurikulum 2013) akan lebih
menekankan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan,
dan pengetahuan. Di kurikulum ini guru diharapkan dapat
mendorong siswa untuk melakukan observasi, bertanya, bernalar,
dan mengomunikasikan apa yang telah siswa pahami setelah
menerima materi pembelajaran. Kemudian untuk siswa itu sendiri,
diharapkan dapat memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan
sekitar, kemampuan interpersonal, antar-personal, dan memiliki
kemampuan berpikir kritis.
21. Kurikulum Darurat Tahun 2020-2021
Kurikulum Darurat merupakan kurikulum yang dapat dilaksanakan
oleh satuan pendidikan dalam kondisi khusus yang memberikan
fleksibilitas bagi satuan pendidikan untuk menentukan kurikulum
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik.
22. Kurikulum Merdeka Tahun 2022
Kurikulum Merdeka fokus pada pengembangan karakter dan moral
siswa, sedangkan K13 fokus pada kemampuan akademik siswa
secara umum. Pelaksanaan: Kurikulum Merdeka lebih fleksibel dan
memberikan kebebasan kepada guru untuk mengembangkan
pembelajaran, sedangkan K13 lebih terstruktur dan memiliki
pedoman yang jelas