SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
MAKALAH
ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI
“PENGUAT KELAS A“
Disusun oleh:
ACHMAD FAHMI A (1231130084)
IRMA RAHMAWATI (1231130091)
JEREMY GABRIEL (1231130012)
TEKNIK TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Voice atau suara manusia output frekuensinya berkisar antara 300
sampai 3.4 KHz. Agar dapat didengar di manusia maka voice tersebut
harus dimasukkan ke dalam mikrofon, di dalam mikrofon tersebut
terdapat sebuah alat yang dinamakan tranduser yang mampu
merubah getaran suara menjadi sinyal listrik. Namun, dalam
mikrofon hanya mampu membangkitkan sinyal AC sebesar 100 mV.
Sinyal tersebut sangat rendah sehingga tidak dapat di modulasi. Agar
dapat di modulasi maka di perlukan penguatan yang mampu
membangkitkan sinyal tersebut.
Penguat kelas A cocok untuk menguatkan frekuensi kecil,
karena tidak membutuhkan daya yang besar, karena itu penguat
kelas A sering dipasang pada bagian awal untuk menguatkan
frekuensi kecil yang kemudian dikuatkan lagi oleh penguat yang lain
baik kelas B maupun kelas C. Power Amplifier yang digunakan berupa
penguat kelas A karena bersifat linier, yang mana output dan
inputnya sama berupa 1 gelombang penuh, serta sudut konduksinya
360 derajat karena dibias secara terus – menerus.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana menentukan komponen nilai penunjang
penguat kelas A?
1.2.2 Bagaimana merancang penguatan pada penguat kelas A
dengan penguatan sebesar 2x?
BAB II
TEORI DASAR
2.1Definisi Penguat Daya Kelas A
Penguat kelas A didefinisikan sebagaisuatu penguat yang
mempunyaikemampuan terbesar dalammereproduksi masukan
dengan distorsi yang terkecil, denganatautanpa rangkaian umpan
balik negatif. Namun demikian,efisiensi penguat kelas A
adalahpaling kecil dibandingkandengan penguat daya kelas
lainnya. Rangkaian penguat kelasAdengan umpan balik emitor
ditunjukan dengan gambarberikut:
Gambar 2.1.1 Penguat kelas A
Persamaanyang digunakan adalah sebagai berikut :
o ICsat=VCC/RC+RE
o IB=VB/RB
o VCEcutoff=VCC
o VB=VCC.R2/R1+R2
o RB=R1.R2/R1+R2
2.2Klasifikasi Penguat Daya Kelas A
Berdasarkan titik kerjanya penguat daya kelas A
diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Penguat dengan letak titik Q di tengah-tengah garis beban
2) Mempunyai sinyal keluaran yang paling bagus diantara
penguat jenis yang lain.
3) Efisiensinya paling rendah, karena banyaknya daya yang
terbuang di transistor.
Berdasarkan tipe pembiasannya yang dilakukan oleh
penguat, penguat daya kelas A diklasifikasikan sebagai berikut:
Penguat Daya kelas A : Titik kerja diatur agar seluruh fasa
sinyal input diatursedemikian rupa sehingga seluruh fasa arus
output selalumengalir. Penguat ini beroperasi pada daerah linear.
2.3Sifat – Sifat Penguat Daya Kelas A
1. Dirangakai Secara common emiter.
Contoh dari penguat kelas A adalah adalah rangkaian
dasar common emiter (CE) transistor. Penguat tipe kelas A
dibuat dengan mengatur arus bias yang sesuai di titik tertentu
yang ada pada garis bebannya. Sedemikian rupa sehingga titik
Q ini berada tepat di tengah garis beban kurva VCE-IC dari
rangkaian penguat tersebut dan sebut saja titik ini titik A.
Apabila sebuah transistor mempunyai titik kerja Q di
dekat tengah-tengah garis beban DC, suatu sinyal AC yang kecil
mengakibatkan transistor bekerja didaerah yang aktif dalam
seluruh siklusnya. Apabila sinyal membesar, transistor terus
bekerja didaerah aktif selama waktu mencapai puncak-
puncaknya sepanjang garis beban titik jenuh dan titik pancung
(cut off) tidak terpotong. Untuk membedakan cara operasi ini
dari jenis-jenis lainnya, operasi tersebut disebut dari kelas A.
Pada gambar 2.1.1, titik Q diambil ditengah atau dipusat garis
beban AC, dari sini kita mendapatkan sinus output yang tak
tergunting dengan kemungkinan yang terbesar.
Gambar 2.2.1 Garis beban CE kelas A
Dalam merancang penguat daya kelas A, titik kerja Q
harus berada ditengah-tengah garis beban, maka dapat
diperoleh dengan langkah-langakh berikut. Untuk garis beban
DC
Untuk menggambar garis beban AC dapat dilakukan
dengan cara berikut:
Gambar 2.2.2 Garis beban AC
Dengan :
Ciri khas dari penguat kelas A, seluruh sinyal keluarannya
bekerja pada daerah aktif. Penguat tipe class A disebut sebagai
penguat yang memiliki tingkat fidelitas yang tinggi. Asalkan
sinyal masih bekerja di daerah aktif, bentuk sinyal keluarannya
akan sama persis dengan sinyal input. Namun penguat kelas A
ini memiliki efisiensi yang rendah kira-kira hanya 25% - 50%. Ini
tidak lain karena titik Q yang ada pada titik A, sehingga
walaupun tidak ada sinyal input (atau ketika sinyal input = 0
Vac) transistor tetap bekerja pada daerah aktif dengan arus
bias konstan. Transistor selalu aktif (ON) sehingga sebagian
besar dari sumber catu daya terbuang menjadi panas. Karena
ini juga transistor penguat kelas A perlu ditambah dengan
pendingin ekstra seperti heatsink yang lebih besar.
1) Digunakan Untuk Daya Yang Sedang < 10 Watt.
2) Input dan output berbeda 180
Selain ketiga sifat penguat pada kelas A tersebut, ada beberapa
sifat-sifat penguat kelas A yang dijelas oleh Albert Paul Malvino,
Ph. D. dalam bukunya yang berjudul Prinsip-Prinsip Elektronika
Jilid Iantara lain sebagai berikut :
1) Bati Tegangan dengan Beban
Di dalam penguat CE pada gambar 2.2.3, tegangan ac Vin
menggerakkan basis, menghasilkan tegangan keluar ac
Vout. Bati tegangan tanpa beban adalah
Gambar 2.2.3Penguat CE
Karena resistansi yag dilihat oleh kolektor adalah
rC = RC // RL
Sehingga dapat dihitung bati tegangan terhadap beban
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
c
c
V
r
r
A
'
Dimana :
r’c = Resistansi emiter ac
rc = Resistansi kolektor ac
RC= Resistansi kolektor dc
A = Bati Tegangan tanpa beban
RL = Resistansi beban
AV = Bati tegangan dengan beban
2) Bati Arus
Pada gambar 2.2.3, bati arus sebuah transistor adalah
perbandingan arus kolektor ac terhadap arus basis ac.
Persamaannya adalah sebagai berikut:
Dimana :
Ai = Bati arus
ic = Arus kolektor ac
ib = Arus basis ac
3) Bati Daya
Pada gambar 2.2.3, daya masuk ac pada basis adalah
Pin=Vin Ib
Daya keluar ac dari kolektor adalah
Pout=-Vout Ic
Tanda minus (-) diperlukan karena adanya pembalikan fasa.
Perbandingan Pout/Pin disebut sebagai bati daya dan
ditulis dengan Ap. dengan mengambil perbandingan
tersebut, didapatkan:
Karena dan Ai = ic/ib , maka : Ap = - AvAi
Dimana :
Pin = Daya input ac
vin = Tegangan melintas pada resistansi emiter
ib = Arus basis ac
ic = Arus kolektor ac
vout = Tegangan keluar
Pout = Daya output ac
Ap = Bati daya
Av = Bati tegangan
Ai = Bati arus
2.4 Menentuka Nilai Komponen
Untuk menentukan nilai suatu komponen pada penguat kelas
kita harus menggunakan rumus yang ditentukan. Pertama
menentukan nilai Vcc, β, dan Ic tetapi untuk menentukan nilai
tersebut kita bisa melihat di data sheet. Lalu yang kedua kita
menentuka nilai Ib, Ie, Id, Ve, Re, Rc, R2, R1, Av, dan RL. Untuk
mencarinya kita menggunakan rumus sebagai berikut :
β =
Ie = Ic + Ib
Id = Vcc x Ib
Ve = 0,1 x Vcc
Re =
Rc = 4 x Re
Rtotal =
R2=
R1 = Rtotal – R2
Av =
RL = Av x re
BAB III
PERENCANAAN
3.1 Menentukan nilai komponen penunjang penguat kelas A
Gambar 3.1.1 Penguat Kelas A sebelum diberi nilai komponen
penunjang penguat kelas A
Berdasarkan data yang ada pada teori dasar 2.4 ,untuk
menentukan nilai komponen penunjang penguat kelas A kita
harus melihat data sheet transistor yang kita gunakan pada
penguat kelas A. Dan kami mengambil data sheet transistor NPN
2N2222 dan diperoleh data:
Ic = 10 mA
β = 75
Hfe= 75
Vce= 10 V
Vcc= 9V
Vbe= 0,7 V
C1
10µF
C2
1µF
C3
10µF
R1
0Ω
Rl
1kΩ
Rc
0Ω
Re
0Ω
R2
0Ω
VCC
9V
Q1
2N2222
XMM1
XSC1
A B
Ext Trig
+
+
_
_ + _
XFG1
XMM2
XMM3XMM4
XMM5
Dan berdasarkan rumus 2.4 diperoleh nilai:
Ie = Ib + Ic
= (β + 1) Ib
= (75 + 1) 0.13
= 9.75 + 0.13 = 9.88 = 10
Ve= 0.1 Vcc
= 0.1 x 9
= 0.9 V
RC= 4 x Re
= 4 x 0.09
= 0.36 kΩ
Vb = Vbe + Ve
= 0.7 + 0.9
= 1.6
Vc = Vcc – Ic x Rc
= 9 – 10 x 0.36
= 9 – 3.6
= 5.4
Arus yang melalui tegangan
Id = 10 x 0.13 = 1.3 mA
R1 = 6.92 – 1.23
= 5.69 KΩ
Setelah di hitung maka diperoleh nilai komponen penunjang
penguat kelas A
Dimana R1 = 5.69 kΩ, R2 = 1.23kΩ, RC = 0.36 kΩ, Re= 0.09 kΩ
Gambar 3.1.2 Penguat Kelas A setelah diketahui nilai komponen
penunjang penguat kelas A
3.2 Merancang penguatan penguat kelas A dengan penguatan
sebesar 2x
Berdasarkan rumus 2.8 untuk merancang sebuah penguatan kelas
A digunakan rumus:
AV = =
=
=
=
=
= 1.9 = 2x
Jadi, penguatan yang terjadi sebesar 2x
Gambar 3.2.1 Hasil simulasi penguatan 2x pada penguat kelas A

More Related Content

What's hot

Job 6 osilator colpitts dan hartley
Job 6 osilator colpitts dan hartleyJob 6 osilator colpitts dan hartley
Job 6 osilator colpitts dan hartleyNovita Lestari
 
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrolPenyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrolUniv of Jember
 
Modul 7-elektronika-daya11 unp
Modul 7-elektronika-daya11 unpModul 7-elektronika-daya11 unp
Modul 7-elektronika-daya11 unpclosed closed
 
Converter Ac Ac_Rezon
Converter Ac Ac_RezonConverter Ac Ac_Rezon
Converter Ac Ac_Rezonrezon arif
 
Analisa Dari Konverter Tiga Fasa Terkendali Jembatan Penuh
Analisa Dari Konverter Tiga Fasa Terkendali Jembatan PenuhAnalisa Dari Konverter Tiga Fasa Terkendali Jembatan Penuh
Analisa Dari Konverter Tiga Fasa Terkendali Jembatan PenuhUniv of Jember
 
Penyearah Satu Fasa Terkendali Penuh
Penyearah Satu Fasa Terkendali PenuhPenyearah Satu Fasa Terkendali Penuh
Penyearah Satu Fasa Terkendali PenuhUniv of Jember
 
Ac electricity
Ac electricityAc electricity
Ac electricitylilysar
 
Bab 10 elektronika daya
Bab 10   elektronika dayaBab 10   elektronika daya
Bab 10 elektronika dayaEko Supriyadi
 
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filter
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filterRangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filter
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filterAhmad Mukholik
 
Laporan 4 gelombang filter lc dan c
Laporan 4 gelombang filter lc dan cLaporan 4 gelombang filter lc dan c
Laporan 4 gelombang filter lc dan cRidwan Satria
 

What's hot (20)

Job 6 osilator colpitts dan hartley
Job 6 osilator colpitts dan hartleyJob 6 osilator colpitts dan hartley
Job 6 osilator colpitts dan hartley
 
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrolPenyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
 
Ppt modul 12
Ppt modul 12Ppt modul 12
Ppt modul 12
 
Transistor
TransistorTransistor
Transistor
 
Modul 7-elektronika-daya11 unp
Modul 7-elektronika-daya11 unpModul 7-elektronika-daya11 unp
Modul 7-elektronika-daya11 unp
 
bab 4
bab 4bab 4
bab 4
 
Dioda tunel
Dioda tunelDioda tunel
Dioda tunel
 
Converter Ac Ac_Rezon
Converter Ac Ac_RezonConverter Ac Ac_Rezon
Converter Ac Ac_Rezon
 
Materi bab 3 hpf
Materi bab 3 hpfMateri bab 3 hpf
Materi bab 3 hpf
 
Analisa Dari Konverter Tiga Fasa Terkendali Jembatan Penuh
Analisa Dari Konverter Tiga Fasa Terkendali Jembatan PenuhAnalisa Dari Konverter Tiga Fasa Terkendali Jembatan Penuh
Analisa Dari Konverter Tiga Fasa Terkendali Jembatan Penuh
 
2 op amp
2 op amp2 op amp
2 op amp
 
Unit8[1]
Unit8[1]Unit8[1]
Unit8[1]
 
Penyearah Satu Fasa Terkendali Penuh
Penyearah Satu Fasa Terkendali PenuhPenyearah Satu Fasa Terkendali Penuh
Penyearah Satu Fasa Terkendali Penuh
 
Bjt
BjtBjt
Bjt
 
Ac electricity
Ac electricityAc electricity
Ac electricity
 
Bab 10 elektronika daya
Bab 10   elektronika dayaBab 10   elektronika daya
Bab 10 elektronika daya
 
Pengayun
PengayunPengayun
Pengayun
 
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filter
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filterRangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filter
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filter
 
Gambar less
Gambar lessGambar less
Gambar less
 
Laporan 4 gelombang filter lc dan c
Laporan 4 gelombang filter lc dan cLaporan 4 gelombang filter lc dan c
Laporan 4 gelombang filter lc dan c
 

Viewers also liked

Penguat gandengan dc
Penguat gandengan dcPenguat gandengan dc
Penguat gandengan dcSri Rahayu
 
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)Moh Ali Fauzi
 
Modul Elektronika Dasar
Modul Elektronika DasarModul Elektronika Dasar
Modul Elektronika Dasarfairuz059
 
Laporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibratorLaporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibratorkukuhruyuk15
 
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1Annisa Icha
 

Viewers also liked (6)

Penguat gandengan dc
Penguat gandengan dcPenguat gandengan dc
Penguat gandengan dc
 
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
 
Modul Elektronika Dasar
Modul Elektronika DasarModul Elektronika Dasar
Modul Elektronika Dasar
 
Laporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibratorLaporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibrator
 
Eldas
EldasEldas
Eldas
 
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
 

Similar to Makalah fix

PENGUAT DAYA KELAS C.pptx
PENGUAT DAYA KELAS C.pptxPENGUAT DAYA KELAS C.pptx
PENGUAT DAYA KELAS C.pptxssuser2be6d6
 
RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER)_FIX.ppt
RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER)_FIX.pptRANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER)_FIX.ppt
RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER)_FIX.pptRizky211141
 
PPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptx
PPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptxPPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptx
PPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptxMagda519030
 
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 a
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 aBab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 a
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 asarahadhitia
 
192970736 lapres-common-base
192970736 lapres-common-base192970736 lapres-common-base
192970736 lapres-common-baseNessya Mila Putri
 
8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor dayaSimon Patabang
 
Laporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op ampLaporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op ampoktavianoki
 
T-3 M4 Rangkaian Penyearah.pptx
T-3 M4 Rangkaian Penyearah.pptxT-3 M4 Rangkaian Penyearah.pptx
T-3 M4 Rangkaian Penyearah.pptxArifinSyahrial
 
Analisis sinyal syarifudin
Analisis sinyal syarifudinAnalisis sinyal syarifudin
Analisis sinyal syarifudinSyarifudin86
 
Power Factor Improvement Harmonic Reduction Filter
Power Factor Improvement Harmonic Reduction FilterPower Factor Improvement Harmonic Reduction Filter
Power Factor Improvement Harmonic Reduction FilterUniv of Jember
 
Rangkaian elektronika 1
Rangkaian elektronika 1Rangkaian elektronika 1
Rangkaian elektronika 1Afif Ba-bel
 

Similar to Makalah fix (20)

PENGUAT DAYA KELAS C.pptx
PENGUAT DAYA KELAS C.pptxPENGUAT DAYA KELAS C.pptx
PENGUAT DAYA KELAS C.pptx
 
Pengikut emiter
Pengikut emiterPengikut emiter
Pengikut emiter
 
RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER)_FIX.ppt
RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER)_FIX.pptRANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER)_FIX.ppt
RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER)_FIX.ppt
 
Catu daya
Catu dayaCatu daya
Catu daya
 
Dasar Elektronika analog 1
Dasar Elektronika analog 1Dasar Elektronika analog 1
Dasar Elektronika analog 1
 
PPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptx
PPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptxPPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptx
PPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptx
 
Bab 10 elda tiwi
Bab 10 elda tiwiBab 10 elda tiwi
Bab 10 elda tiwi
 
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 a
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 aBab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 a
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 a
 
192970736 lapres-common-base
192970736 lapres-common-base192970736 lapres-common-base
192970736 lapres-common-base
 
8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya
 
Laporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op ampLaporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op amp
 
T-3 M4 Rangkaian Penyearah.pptx
T-3 M4 Rangkaian Penyearah.pptxT-3 M4 Rangkaian Penyearah.pptx
T-3 M4 Rangkaian Penyearah.pptx
 
Analisis sinyal kecil
Analisis sinyal kecilAnalisis sinyal kecil
Analisis sinyal kecil
 
Ppt modul 9
Ppt modul 9Ppt modul 9
Ppt modul 9
 
Analisis sinyal syarifudin
Analisis sinyal syarifudinAnalisis sinyal syarifudin
Analisis sinyal syarifudin
 
Power Factor Improvement Harmonic Reduction Filter
Power Factor Improvement Harmonic Reduction FilterPower Factor Improvement Harmonic Reduction Filter
Power Factor Improvement Harmonic Reduction Filter
 
Rangkaian elektronika 1
Rangkaian elektronika 1Rangkaian elektronika 1
Rangkaian elektronika 1
 
sak.pptx
sak.pptxsak.pptx
sak.pptx
 
Ppt modul 23
Ppt modul 23Ppt modul 23
Ppt modul 23
 
electronics
electronicselectronics
electronics
 

Recently uploaded

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 

Recently uploaded (20)

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 

Makalah fix

  • 1. MAKALAH ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI “PENGUAT KELAS A“ Disusun oleh: ACHMAD FAHMI A (1231130084) IRMA RAHMAWATI (1231130091) JEREMY GABRIEL (1231130012) TEKNIK TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK NEGERI MALANG 2012/2013
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Voice atau suara manusia output frekuensinya berkisar antara 300 sampai 3.4 KHz. Agar dapat didengar di manusia maka voice tersebut harus dimasukkan ke dalam mikrofon, di dalam mikrofon tersebut terdapat sebuah alat yang dinamakan tranduser yang mampu merubah getaran suara menjadi sinyal listrik. Namun, dalam mikrofon hanya mampu membangkitkan sinyal AC sebesar 100 mV. Sinyal tersebut sangat rendah sehingga tidak dapat di modulasi. Agar dapat di modulasi maka di perlukan penguatan yang mampu membangkitkan sinyal tersebut. Penguat kelas A cocok untuk menguatkan frekuensi kecil, karena tidak membutuhkan daya yang besar, karena itu penguat kelas A sering dipasang pada bagian awal untuk menguatkan frekuensi kecil yang kemudian dikuatkan lagi oleh penguat yang lain baik kelas B maupun kelas C. Power Amplifier yang digunakan berupa penguat kelas A karena bersifat linier, yang mana output dan inputnya sama berupa 1 gelombang penuh, serta sudut konduksinya 360 derajat karena dibias secara terus – menerus.
  • 3. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana menentukan komponen nilai penunjang penguat kelas A? 1.2.2 Bagaimana merancang penguatan pada penguat kelas A dengan penguatan sebesar 2x?
  • 4. BAB II TEORI DASAR 2.1Definisi Penguat Daya Kelas A Penguat kelas A didefinisikan sebagaisuatu penguat yang mempunyaikemampuan terbesar dalammereproduksi masukan dengan distorsi yang terkecil, denganatautanpa rangkaian umpan balik negatif. Namun demikian,efisiensi penguat kelas A adalahpaling kecil dibandingkandengan penguat daya kelas lainnya. Rangkaian penguat kelasAdengan umpan balik emitor ditunjukan dengan gambarberikut: Gambar 2.1.1 Penguat kelas A Persamaanyang digunakan adalah sebagai berikut : o ICsat=VCC/RC+RE o IB=VB/RB o VCEcutoff=VCC o VB=VCC.R2/R1+R2 o RB=R1.R2/R1+R2
  • 5. 2.2Klasifikasi Penguat Daya Kelas A Berdasarkan titik kerjanya penguat daya kelas A diklasifikasikan sebagai berikut : 1) Penguat dengan letak titik Q di tengah-tengah garis beban 2) Mempunyai sinyal keluaran yang paling bagus diantara penguat jenis yang lain. 3) Efisiensinya paling rendah, karena banyaknya daya yang terbuang di transistor. Berdasarkan tipe pembiasannya yang dilakukan oleh penguat, penguat daya kelas A diklasifikasikan sebagai berikut: Penguat Daya kelas A : Titik kerja diatur agar seluruh fasa sinyal input diatursedemikian rupa sehingga seluruh fasa arus output selalumengalir. Penguat ini beroperasi pada daerah linear. 2.3Sifat – Sifat Penguat Daya Kelas A 1. Dirangakai Secara common emiter. Contoh dari penguat kelas A adalah adalah rangkaian dasar common emiter (CE) transistor. Penguat tipe kelas A dibuat dengan mengatur arus bias yang sesuai di titik tertentu yang ada pada garis bebannya. Sedemikian rupa sehingga titik Q ini berada tepat di tengah garis beban kurva VCE-IC dari rangkaian penguat tersebut dan sebut saja titik ini titik A. Apabila sebuah transistor mempunyai titik kerja Q di dekat tengah-tengah garis beban DC, suatu sinyal AC yang kecil mengakibatkan transistor bekerja didaerah yang aktif dalam seluruh siklusnya. Apabila sinyal membesar, transistor terus
  • 6. bekerja didaerah aktif selama waktu mencapai puncak- puncaknya sepanjang garis beban titik jenuh dan titik pancung (cut off) tidak terpotong. Untuk membedakan cara operasi ini dari jenis-jenis lainnya, operasi tersebut disebut dari kelas A. Pada gambar 2.1.1, titik Q diambil ditengah atau dipusat garis beban AC, dari sini kita mendapatkan sinus output yang tak tergunting dengan kemungkinan yang terbesar. Gambar 2.2.1 Garis beban CE kelas A Dalam merancang penguat daya kelas A, titik kerja Q harus berada ditengah-tengah garis beban, maka dapat diperoleh dengan langkah-langakh berikut. Untuk garis beban DC
  • 7. Untuk menggambar garis beban AC dapat dilakukan dengan cara berikut: Gambar 2.2.2 Garis beban AC Dengan : Ciri khas dari penguat kelas A, seluruh sinyal keluarannya bekerja pada daerah aktif. Penguat tipe class A disebut sebagai penguat yang memiliki tingkat fidelitas yang tinggi. Asalkan sinyal masih bekerja di daerah aktif, bentuk sinyal keluarannya akan sama persis dengan sinyal input. Namun penguat kelas A ini memiliki efisiensi yang rendah kira-kira hanya 25% - 50%. Ini tidak lain karena titik Q yang ada pada titik A, sehingga walaupun tidak ada sinyal input (atau ketika sinyal input = 0 Vac) transistor tetap bekerja pada daerah aktif dengan arus
  • 8. bias konstan. Transistor selalu aktif (ON) sehingga sebagian besar dari sumber catu daya terbuang menjadi panas. Karena ini juga transistor penguat kelas A perlu ditambah dengan pendingin ekstra seperti heatsink yang lebih besar. 1) Digunakan Untuk Daya Yang Sedang < 10 Watt. 2) Input dan output berbeda 180 Selain ketiga sifat penguat pada kelas A tersebut, ada beberapa sifat-sifat penguat kelas A yang dijelas oleh Albert Paul Malvino, Ph. D. dalam bukunya yang berjudul Prinsip-Prinsip Elektronika Jilid Iantara lain sebagai berikut : 1) Bati Tegangan dengan Beban Di dalam penguat CE pada gambar 2.2.3, tegangan ac Vin menggerakkan basis, menghasilkan tegangan keluar ac Vout. Bati tegangan tanpa beban adalah Gambar 2.2.3Penguat CE Karena resistansi yag dilihat oleh kolektor adalah rC = RC // RL
  • 9. Sehingga dapat dihitung bati tegangan terhadap beban dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: c c V r r A ' Dimana : r’c = Resistansi emiter ac rc = Resistansi kolektor ac RC= Resistansi kolektor dc A = Bati Tegangan tanpa beban RL = Resistansi beban AV = Bati tegangan dengan beban 2) Bati Arus Pada gambar 2.2.3, bati arus sebuah transistor adalah perbandingan arus kolektor ac terhadap arus basis ac. Persamaannya adalah sebagai berikut: Dimana : Ai = Bati arus ic = Arus kolektor ac ib = Arus basis ac
  • 10. 3) Bati Daya Pada gambar 2.2.3, daya masuk ac pada basis adalah Pin=Vin Ib Daya keluar ac dari kolektor adalah Pout=-Vout Ic Tanda minus (-) diperlukan karena adanya pembalikan fasa. Perbandingan Pout/Pin disebut sebagai bati daya dan ditulis dengan Ap. dengan mengambil perbandingan tersebut, didapatkan: Karena dan Ai = ic/ib , maka : Ap = - AvAi Dimana : Pin = Daya input ac vin = Tegangan melintas pada resistansi emiter ib = Arus basis ac ic = Arus kolektor ac vout = Tegangan keluar Pout = Daya output ac Ap = Bati daya Av = Bati tegangan Ai = Bati arus
  • 11. 2.4 Menentuka Nilai Komponen Untuk menentukan nilai suatu komponen pada penguat kelas kita harus menggunakan rumus yang ditentukan. Pertama menentukan nilai Vcc, β, dan Ic tetapi untuk menentukan nilai tersebut kita bisa melihat di data sheet. Lalu yang kedua kita menentuka nilai Ib, Ie, Id, Ve, Re, Rc, R2, R1, Av, dan RL. Untuk mencarinya kita menggunakan rumus sebagai berikut : β = Ie = Ic + Ib Id = Vcc x Ib Ve = 0,1 x Vcc Re = Rc = 4 x Re Rtotal = R2= R1 = Rtotal – R2 Av = RL = Av x re
  • 12. BAB III PERENCANAAN 3.1 Menentukan nilai komponen penunjang penguat kelas A Gambar 3.1.1 Penguat Kelas A sebelum diberi nilai komponen penunjang penguat kelas A Berdasarkan data yang ada pada teori dasar 2.4 ,untuk menentukan nilai komponen penunjang penguat kelas A kita harus melihat data sheet transistor yang kita gunakan pada penguat kelas A. Dan kami mengambil data sheet transistor NPN 2N2222 dan diperoleh data: Ic = 10 mA β = 75 Hfe= 75 Vce= 10 V Vcc= 9V Vbe= 0,7 V C1 10µF C2 1µF C3 10µF R1 0Ω Rl 1kΩ Rc 0Ω Re 0Ω R2 0Ω VCC 9V Q1 2N2222 XMM1 XSC1 A B Ext Trig + + _ _ + _ XFG1 XMM2 XMM3XMM4 XMM5
  • 13. Dan berdasarkan rumus 2.4 diperoleh nilai: Ie = Ib + Ic = (β + 1) Ib = (75 + 1) 0.13 = 9.75 + 0.13 = 9.88 = 10 Ve= 0.1 Vcc = 0.1 x 9 = 0.9 V RC= 4 x Re = 4 x 0.09 = 0.36 kΩ Vb = Vbe + Ve = 0.7 + 0.9 = 1.6 Vc = Vcc – Ic x Rc = 9 – 10 x 0.36 = 9 – 3.6 = 5.4 Arus yang melalui tegangan Id = 10 x 0.13 = 1.3 mA
  • 14. R1 = 6.92 – 1.23 = 5.69 KΩ Setelah di hitung maka diperoleh nilai komponen penunjang penguat kelas A Dimana R1 = 5.69 kΩ, R2 = 1.23kΩ, RC = 0.36 kΩ, Re= 0.09 kΩ Gambar 3.1.2 Penguat Kelas A setelah diketahui nilai komponen penunjang penguat kelas A
  • 15. 3.2 Merancang penguatan penguat kelas A dengan penguatan sebesar 2x Berdasarkan rumus 2.8 untuk merancang sebuah penguatan kelas A digunakan rumus: AV = = = = = = = 1.9 = 2x Jadi, penguatan yang terjadi sebesar 2x Gambar 3.2.1 Hasil simulasi penguatan 2x pada penguat kelas A