Teori belajar humanistik membahas pentingnya memanusiakan peserta didik dengan memperhatikan kebutuhan kognitif, afektif, dan psikomotorik mereka serta memberikan kebebasan untuk belajar sesuai irama masing-masing. Penerapannya antara lain pembelajaran terbuka, kooperatif, mandiri, dan berpusat pada siswa untuk mengembangkan potensi diri secara optimal.
13. Carl Rogers
The Desire
To Learn
Significant
Learning
Learning
Without
Treat
Self-
Initialized
Learning
Learning
And
Change
14. Penerapan
Pendidikan Terbuka (Open Education)
Tersedia fasilitas yang memudahkan proses belajar
Adanya suasana penuh kasih sayang, hangat, hormat dan terbuka
Adanya kesempatan bagi guru dan murid untuk mendiagnosis peristiwa belajar bersama
Pengejaran bersifat individual
Guru mempersepsi dengan cara mengamati dan membuat catatan
Adanya kesempatan bagi guru untuk pertumbuhan professional
Suasana kelas yang hangat dan ramah
15. Penerapan
Cooperative Learning (Belajar Kooperatif)
Murid bekerja dalam tim-tim belajar kecil (komposisi tetap selama beberapa minggu)
Murid didorong untuk saling membantu
Murid diberi imbalan atas dasar prestasi kelompok
16. Penerapan
Independent Learning (Pembelajaran Mandiri)
Murid merancang, mengatur dan mengontrol kegiatan mereka sendiri
Menuntut kemandirian yang tinggi dari peserta didik
17. Penerapan
Student Centered Learning (Belajar yang Terpusat pada Siswa)
Coopative Learning (Pembelajaran Kooperatif)
Collaborative Learning(Pembelajaran Kolaboratif)
Competitive Learning (Pembelajaran Kompetitif)
Case Based Learning (Pembelajaran Berdasar Kasus)
18. Kelebihan
Siswa merasa senang, berinisiatif dalam belajar.
Guru menerima siswa apa adanya, memahami jalan pikiran siswa.
Siswa pada akhirnya mampu mencapai aktualisasi diri.
Demokratis, partisipatif-dialogis dan humanis.
Saling menghargai, adanya kebebasan berpendapat, kebebasan mengungkapkan gagasan.
Meningkatkan kemampuan hidup bersama (komunal-bermasyarakat) diantara peserta didik.
Perhatian yang murni dalam pengembangan anak-anak (perbedaan dari per individu)
Memperoleh pengetahuan secara meluas tentang sejarah, sastra, pengolahan strategi untuk
berfikir produktif
19. Kekurangan
Peserta didik kesulitan dalam mengenal diri dan potensi-potensi yang ada pada diri
mereka.
Bergantung pada kepribadian guru.
Siswa yang tidak mau memahami potensi dirinya akan ketinggalan dalam proses belajar.
Siswa yang tidak aktif dan malas belajar akan merugikan diri sendiri dalam proses belajar.
Sulit akan berhasil jika berada dalam lingkungan yang tidak mendukung
20. Kesimpulan
Humanistik tidak hanya mementingkan kemampuan kognitif murid
semata, tapi juga kemampuan afektif dan psikomotorik. Murid juga
diajak untuk maju menurut iramanya sendiri. Di sini nampak aplikasi
dari aliran humanistik, yang sangat “memanusiakan” peserta didik.
22. Pertanyaan
Hanny Pradana (K1) : Peserta didik kesulitan dalam mengenal diri dan potensi-potensi yang ada pada diri
mereka, bagaimana solusinya?
Guru harus memahami perannya sebagai fasilitator dan motivator
Menganalisa kemampuan murid
Juni Wahyuningsih (K3) :
Learning without Threat ancaman + kritik dan celaan
Inti teori humanistic, kesimpulannya? Hubungan teori masing2 ahli?
MEMANUSIAWIKAN MANUSIA Guru menganalisis kebutuhan siswa, memberikan fasilitas
Lita Sapriani (K2) : Belajar alam dan sosial apakah mempengaruhi siswa? Contohnya?
Siswa berinteraksi dengan alam, pengetahuan dapat diperoleh dari lingkungan alam sekitarnya
Belajar alam dan sosial kontekstual (pembelajaran yang lebih bermakna), anak diajak ikut serta untuk peduli
terhadap lingkungan.
Terjadi interaksi terhadap lingkungan dan manusia