1. Dokumen ini membahas tentang iman kepada malaikat menurut ajaran Islam. Terdapat dalil naqliy dan aqliy yang mendukung keberadaan malaikat.
2. Malaikat diciptakan oleh Allah untuk taat dan mengerjakan tugas-Nya. Mereka antara lain menyampaikan wahyu, mengatur hujan, mencabut nyawa, menjaga surga dan neraka.
3. Hubungan malaikat dengan manusia meliputi penciptaan
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
BERIMAN KEPADA MALAIKAT
1. 1 | P a g e
PASAL KELIMA: BERIMAN KEPADA PARA MALAIKAT
PEMBAHASAN:
1. Malaikat adalah salah satu jenis makhluk Allah yang Dia ciptakan khusus untuk taat dan
beribadah kepadaNya serta mengerjakan semua tugas-tugasNya. Sebagaimana firman Allah:
“19. dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. dan malaikat-malaikat yang di
sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula)
merasa letih. 20. mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (QS. 21:
19-20) juga firman Allah swt: “26. dan mereka berkata: "Tuhan yang Maha Pemurah telah
mengambil (mempunyai) anak", Maha suci Allah. sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah
hamba-hamba yang dimuliakan, 27. mereka itu tidak mendahului-Nya dengan Perkataan
dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.” (qs. 21: 26-27)
2. Wujud malaikat diakui dan tidak diperselisihkan oleh manusia sejak dahulu, meskipun cara
penetapannya berbeda-beda antara pengikut para nabi dan yang lainnya.
3. Orang musyrik menyangka para malaikat itu anak-anak perempuan Allah, firman Allah swt:
“150. atau Apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka
menyaksikan(nya)?. 151. ketahuilah bahwa Sesungguhnya mereka dengan kebohongannya
benar-benar mengatakan: 152. "Allah beranak". dan Sesungguhnya mereka benar-benar
orang yang berdusta.” (qs. Fushilat (37): 150-152). Juga firman Allah: “19. dan mereka
menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah yang Maha
Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan
malaika-malaikat itu? kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai
pertanggung-jawaban.” (qs. Az zukhruf (43): 19)
4. Iman kepada malaikat artinya menyakini secara pasti bahwa Allah swt mempunyai para
malaikat yang diciptakan dari nur (cahaya), tidak pernah mendurhakai apa yang Allah
perintahkan kepada mereka dan mengerjakan setiap yang Allah perintahkan kepada
mereka.
DALIL NAQLIY:
1. Perintah Allah swt agar beriman kepada para malaikat dan informasi dariNya tentang
mereka. Firman Allah swt:
البقرة
: ........البقرة711
2. 2 | P a g e
:النساء731
2. Berita dari Rasulullah saw tentang mereka berdasarkan hadits nabi saw dalam doanya ketika
shalat malam.
3. Penglihatan sejumlah besar para shahabat kepada malaikat di dalam perang badar, juga
penglihatan mereka secara kolektif tidak hanya satu kali kepada malaikat jibril, dimana
kadang malaikat Jibril datang dalam rupa shahabat Dihyah al Kalbi, maka dari itu mereka
dapat meyaksikannya.
4. Berimannya milyaran manusia pengikut para rasul pada setiap zaman dan tempat kepada
para malaikat. Mereka meyakini dan membenarkan apa yang diberitakan para rasul tentang
malaikat tanpa keraguan sedikitpun.
DALIL AQLIY:
1. Sesungguhnya akal sehat tidak akan mengingkari wujud malaikat dan tidak akan
menafikannya. Sebab akal tidak akan menafikan, kecuali bila ada dua hal yang saling
bertentangan, seperti suatu dikatakan ada dan tidak ada dalam waktu yang bersamaan, atau
ada dua hal yang kontradiksi. Sedangkan beriman kepada malaikat sama sekali tidak
demikian.
2. Apabila sudah diakui bersama oleh segenap orang yang berakal, bahwa adanya jejak sesuatu
menunjukkan adanya sesuatu tersebut, maka malaikat mempunyai banyak jejak yang
memastikan wujud mereka dan menegaskannya. Diantaranya adalah:
a. Sampainya wahyu ilahi kepada para nabi dan para rasul, melalui malaikat jibril. Dan ini
adalah jejak yang jelas tidak mungkin diingkari.
b. Kematian manusia karena ruhnya dicabut.
c. Terjaganya manusia dari gangguan dan kejahatan jin dan setan sepanjang hidupnya,
padahal manusia hidup di sekeliling mereka dan mereka dapat melihatnya,namun
manusia tidak dapat melihatnya. Jin dan setan dapat meyakiti manusia dan mengganggu
manusia, sedangkan manusia tidak dapat menyakiti dan mengganggu mereka atau
menolakkejahatan mereka.
3. Tidak bisa melihat sesuatu karena kelemahan pandangan mata atau karena tidak
mempunyai kesiapan yang sempurna untuk melihat sesuatu itu tidak menafikan wujud
sesuatu tersebut. Sebab banyak sekali sesuatu yang ada dialam nyata ini yang tidak bisa
dilihat dengan kasat mata, namun ini sebisa dilihat jelas dengan mikroskop.
MALAIKAT DAN TUGASNYA:
1. Malaikat yang ditugasi menyampaikan wahyu Allah kepada para RasulNya: JIBRIL (QS. Asy
Syuara (26): 193-194)
2. Malaikat yang diserahi urusan hujan dan pembagiannya menurut kehendak Allah
3. Malaikat yang diserahi terompet, yaitu israfil. Ia meniup sesuai perintah Allah dengan tiga
kali tiupan: saat faza’ (ketakutan), sha’aq (kematian), dan ba’ts (kebangkitan) (qs. 6:73/
18:99)
4. Malaikat yang ditugasi mencabut ruh, yaitu malaikat maut dan teman-temannya (qs. As
sajdah: 11/ 6:61)
3. 3 | P a g e
5. Para malaikat penjaga surge (qs. Az Zumar:73)
6. Para malaikat penjaga neraka jahannam, mereka itu adalah zabaniyah (qs. Al Mudatsir: 27-
30)
7. Para malaikat yang ditugaskan menjaga seorang hamba dalam segala kondisinya. Mereka
adalah mu’aqqibat. (qs. Ar Ra’ad: 10-11)
8. Para malaikat yang ditugaskan Allah mengawasi amal seorang hamba, amal yang baik atau
amal buruk. (qs. Az Zukhruf: 80/ qof: 17-18/ al Infithar: 10-12)
HUBUNGAN MALAIKAT DENGAN MANUSIA:
Allah mewakilkan kepada malaikat urusan semua makhluk termasuk urusan manusia. Ibnu Qoyyim
berkata: “..mereka diserahi urusan penciptaan manusia dari satu fase ke fase yang lain,
pembentukannya, penjagaannya dalam tiga lapis kegelapan (pembungkus janin dalam rahim; dua
khusus janin dan ketiga khusus rahim), penulisan rizki, amal, ajal, nasib celaka dan bahagianya,
menyertainya dalam segala ihwalnya, penghitungan ucapan dan perbuatannya, penjagaannya dalam
hidupnya, pencabutan ruhnya ketika meninggal, pembawa ruhnya ketika meninggal dan ketika
diperlihatkan kepada Penciptanya....” (kitab Ighatsatul Lahfan, II/125-126)