Artikel ini membahas pengaruh model pembelajaran proyek matematika Missouri terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran tersebut terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa berdasarkan hasil uji statistik yang menunjukkan nilai t hitung lebih besar dari t tabel. Model pembelajaran proyek matematika Missouri terbukti dapat meningkatkan kemampuan pemec
Model Pembelajaran Proyek Matematika Missouri Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
1. Jurnal Fisika: Seri Konferensi
PAPER • AKSES BUKA
Pengaruh model pembelajaran proyek matematika Missouri
pada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
Untuk mengutip artikel ini: I Handayani et al. 2018 J. Phys .: Conf. Ser. 948 012046
Lihat artikel online untuk pembaruan dan peningkatan.
Konten terkait
-
Kemampuan guru matematika pra-layanan dalam
menyelesaikan masalah terstruktur dengan baik R
Paradesa
Kemampuan guru matematika pra-layanan dalam
menyelesaikan masalah terstruktur dengan baik R
Paradesa
-
Pengaruh proyek matematika Missouri pada
kemampuan pemahaman matematika siswa
kelas tujuh S Rezeki , AA Setyawan dan S
Amelia
Pengaruh proyek matematika Missouri pada
kemampuan pemahaman matematika siswa
kelas tujuh S Rezeki, AA Setyawan dan S
Amelia
-
Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah
dan penilaian otentik pada kemampuan pemecahan
masalah matematika dengan menggunakan
kemampuan numerik sebagai kovariable IK
Darma, IM Candiasa, IW Sadia et al.
Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah
dan penilaian otentik pada kemampuan pemecahan
masalah matematika dengan menggunakan
kemampuan numerik sebagaicovariable IK Darma,
IM Candiasa, IW Sadia et al.
2. Konten ini diunduh dari alamat IP 140.213.23.8 pada 20/01/2020 di 01:55
ICE-STEM IOP Publishing IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri 1234567890 948 (2018) '' ""
012046 doi: 10.1088 / 1742-6596 / 948/1/012046
Pengaruh model pembelajaran proyek matematika Missouri terhad
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
I Handayani1
, RL Januar 1
dan SE Purwanto1
3. 1Departemen Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Indonesia.
Email: isnaini-handayani@uhamka.ac.id
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Proyek Matematika Missouri terhada
Pemecahan Masalah Matematika Siswa di SMP. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan menggunakan me
eksperimental Quasi Experimental Design. Populasi penelitian mencakup semua siswa kelas VII SMP yang terdaftar di s
tahun akademik 2016/2017. Sampel yang diteliti adalah 76 siswa dari kelompok eksperimen dan kontrol. Teknik pengambila
digunakan adalah metode cluster sampling. Instrumen ini terdiri dari 7 pertanyaan esai yang diuji validitas, reliabilitas, tingka
kekuatannya. Sebelum menganalisis data dengan menggunakan uji-t, data telah memenuhi persyaratan normalitas dan hom
data menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran proyek matematika Missouri terhadap kemampuan peme
matematika siswa di SMP dengan efek sedang.
1. Pendahuluan Matematika dikenal sebagai ratu ilmu karena matematika dapat menghasilkan ilmu-ilmu lain s
kimia, geografi dan banyak lainnya. Oleh karena itu, ilmu Matematika hampir dapat diimplementasikan di berbag
kehidupan dan bahkan menjadi salah satu tolok ukur IQ seseorang.
Ada ujian matematika untuk mengukur prestasi matematika siswaberusia 15 tahun, yaitu PISA (Program untuk P
Internasional). PISA adalah program penelitian tiga tahun sekali yang bertujuan untuk melakukan penelitian s
mengenai kemampuan siswa dalam membaca literasi, literasi matematika dan literasi sains. Kemampuan litera
dalam Rancangan Kerangka Kerja Matematika PISA 2015 didefinisikan sebagai kapasitas individu untuk
menggunakan, dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks. Ini termasuk penalaran matematis dan
konsep, prosedur, fakta dan alat matematika untuk menggambarkan, menjelaskan dan memprediksi fenomena.
individu untuk mengenali peran yang dimainkan matematika di dunia dan untuk membuat penilaian yang kuat d
yang dibutuhkan oleh warga negara yang konstruktif, terlibat dan reflektif [1].
Oleh karena itu, siswaPISA harus memiliki kemampuan untuk merumuskan,menerapkan, dan menafsirkan mat
berbagai konteks dan kemampuan penalaran matematika dan penggunaan konsep, prosedur, fakta, dan alat ma
menggambarkan, menjelaskan, dan memprediksi fenomena. Kemampuan itu adalah kemampuan dasar yang
oleh siswa peserta PISA untuk menyelesaikan masalah matematika.
Salah satu aspek kunci yang dinilai dalam PISA adalah kemampuan pemecahan masalah karena itu adalah sal
keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dinilai dalam PISA. Ini konsisten dengan masalah matematika PISA yan
Konten dari karya ini dapat digunakan berdasarkan ketentuan lisensi Creative Commons Attribution 3.0. Setiap distribusi lebih lanjut dari karya ini harus mempertahankan atribusi
karya, kutipan jurnal dan DOI. Diterbitkan di bawah lisensi oleh IOP Publishing Ltd
1
ICE-STEM IOP Publishing IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri 948 (2018) 012046 doi: 10.1088 / 1742-6596 / 948/1/012046
membahas tiga aspek: Konten, Konteks dan Cluster Kompetensi [2]. Dalam kelompok kompetensi ini PISA men
keterampilan matematika berbasis masalah.
Indonesia adalah salah satu negara yang termasuk dalam PISA. Namun, jika dilihat dari hasil PISA, maka kema
matematika siswa Indonesia masih rendah. Hal ini dapat diketahui dari pencapaian Indonesia dalam mengiku
pencapaian literasi bahasa Indonesia dalam matematika dari tahun 2003 hingga 2015.
Tabel 1. Posisi Indonesia Berdasarkan Hasil Studi PISA Tahun Subjek Skor rata-rata
Indonesia
1234567890 '' ”“
Rata-Rata Internasional
PeringkatPeringkat Indonesia
Jumlah negara peserta 2003 Matematika 360 500 38 40 2006 Matematika 391 500 50 57 2009 Matematika
2012 Matematika 375 500 64 65 2015 Matematika
Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa keterampilan literasi matematika siswamasih sangat rendah jika diband
negara lain yang termasuk dalam PISA. Ini berarti bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
4. Oleh karena itu, kebutuhan untuk menangani dan meningkatkan proses pembelajaran pada siswa Indone
keterampilan pemecahan masalah matematika sangat mendesak untuk meningkatkan kemampuan literasi mat
Indonesia.
Untuk memiliki kemampuan pemecahan masalah matematika sangat penting bagi siswa. Pentingnya kemampua
masalah matematika untuk siswajuga jelas ditekankan oleh Branca [3], yaitu: (1) kemampuan pemecahan masa
kegiatan penting dalam pembelajaran matematika bahkan sebagai inti dari matematika; (2) pemecahan m
mencakup metode, prosedur, dan strategi atau cara yang merupakan proses inti dalam kurikulum matem
pemecahan masalah adalah kemampuan dasar dalam pembelajaran matematika. Mirip dengan pandangan Br
[4] mengatakan bahwa pemecahan masalah adalah bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting. Re
pendapat kedua ahli tersebut, maka kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan kemampuan
penting yang harus dimiliki siswa.
Pilihan model pembelajaran yang akurat yang sesuai dengan tujuan pembelajaran akan banyak membantu dan
mudah dalam proses pembelajaran di kelas. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan dan me
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa adalah model pembelajaran yang dikenal sebagai Missour
Project. Pernyataan itu relevan dengan pendapat Dwiningrat, Suniarsih dan Manuaba [5] yang menyatakan bah
model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih dan melatih kemampuan
pemecahan masalah dalam pemecahan masalah matematika adalah model pembelajaran dikenal sebagai Proy
Missouri.
Model pembelajaran Missouri Mathematics Project adalah model pembelajaran yang terdiri dari langkah-lan
pembelajaran dalam langkah-langkah sistematis dan terstruktur bersama dengan kegiatan siswa yang meli
kooperatif dan pekerjaan mandiri dan diakhiri dengan kesimpulan dan tugas. Krismanto [6] mengatakan
pembelajaran yang disebut Missouri Mathematics Project adalah salah satu model yang dikembangkan melalui
merupakan model yang terstruktur dengan baik. Langkah-langkah Proyek Matematika Missouri adalah ulasan, pe
kerja sama, kerja di kursi, dan penugasan.
Model pembelajaran ini merupakan kombinasi kerja sama dengan kerja mandiri, sehingga kemampuan siswa
sama atau bekerja sama dan bekerja mandiri dapat dilatih dengan baik. Selain itu, nilai tambah Proyek Matem
adalah untuk menjembatani antara pembelajaran yang berpusat pada guru menuju pembelajaran yang berpus
[7].
Lebih lanjut, Confrey mendapat temuan bahwa guru yang merencanakan dan mengimplementasikan
pembelajaran matematika akan lebih berhasil dibandingkan dengan mereka yang menggunakan metode da
tradisional [8]. Lima langkah ini dikenal sebagai Proyek Matematika Missouri yang terbukti lebih sukses. Den
sesuai dengan latar belakang yang disajikan di atas, masalah dapat dirumuskan dalam pertanyaan: Apakah ada
pembelajaran Proyek Matematika Missouri terhadap kemampuan
2
ICE-STEM IOP Publishing IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri 1234567890 948 (2018) '' ""
012046 doi: 10.1088 / 1742-6596 / 948/1/012046
pemecahan masalah matematika siswa? Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini
mendeskripsikan dan menganalisis dampak dari model pembelajaran Missouri Mathematics Project terhadap
pemecahan masalah matematika siswa.
2. Metode Penelitian ini dilakukan di SMP pada semester genap 2016/2017. Pengambilan sampel dilakukan de
menggunakan metode cluster sampling. Sampel yang diambil dari penelitian ini adalah dua kelas yaitu satu seb
eksperimen dan satu lagi sebagai kelas kontrol.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang termasuk Quasi Experimental dengan menggu
perbandingan kelompok statis. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemec
matematika siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masala
5. Sebelum instrumen digunakan untuk mengambil data penelitian, harus diuji untuk memenuhi validitas, relia
kesulitan dan daya pembeda karena kondisi instrumen yang baik dan data yang diperoleh valid dan tidak salah
coba instrumen, ada 7 pertanyaan yang dapat diandalkan untuk dijadikan data untuk kemampuan pemec
matematika.
Sesuai dengan prasyarat analisis, sebelum uji hipotesis (uji-t), uji untuk memenuhi persyaratan analisis yan
normalitas dan uji homogenitas harus dilakukan. Perhitungan uji normalitas dalam penelitian ini menggunak
pada level signifikansi dalam penelitian ini sebesar 5% digunakan dengan kriteria uji Fisher normal pada tingk
signifikansi data jika Lhasil 5% dengan <Ltabel. diterima Homogenitas yang kriteria uji dari H0 jika setelah F
analisis uji prasyarat, uji hipotesis kemudian dilakukan. Untuk uji dirumuskan hipotesis, uji t know analitis sta
besar dampak dari pembelajaran model digunakan dengan kriteria uji Missouri Matematika menurun Proy
yang> kemampuan t.mejaUntuk pemecahan masalah matematika siswa adalah, data dianalisis dengan
perumusan u
3. Hasil dan Diskusi Hasil analisis post-test menunjukkan skor rata-rata kemampuan pemecahan masalah ma
yang berbeda antara kelompok eksperimen dan yang terkontrol. Perbedaan skor rata-rata cukup signifikan, kelo
eksperimen mendapat skor rata-rata lebih tinggi daripada skor kontrol. Skor rata-rata kemampuan pemecahan m
matematika dari kelompok eksperimen adalah X = 46,39 sedangkan skor rata-rata kemampuan pemecahan mas
matematika dari kelompok yang dikendalikan adalah X = 33,68. Fenomena ini menunjukkan bahwa kelompok ek
dapat melakukan kemampuan post-test pemecahan masalah matematika lebih baik daripada kelompok terkontr
Selanjutnya, uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t. Namun, sebelum melakukan uji-t, analisis prasy
yang terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas harus dilakukan.
Hasil uji normalitas dan uji homogenitas adalah sebagai berikut: Hasil perhitungan uji normalitas kelompo
menunjukkan bahwa kelompok eksperimen berdistribusi normal. Hal ini dapat diketahui dari Lnormalitas ha
ujiterkontrol Ltabel kelompok = 0,1437 sehingga terdistribusi normal. LHasil = ini 0,1020 dapat <menjadi 0,1437 d
LtabelL. Jadi hitung adalah hasil dari = 0,1054 dan Lhomogenitas tabel = 0,1437 tes sehingga itu percobaan
<0,1437 = kelompok dan dikendalikan Lmeja,.kelompok Selanjutnya berdasarkan perhitungan hasil yang diperole
= 1,642. Sedangkan 1,642 Setelah <1,738 untuk melakukan value = FFtabel tabel prasyarat sehingga pada
signifikansi, uji kelompok kaleng tingkat berikutnya menjadi uji mengatakan 5% y
adalah 1.738. bisa demikian, dilakukan dapat adalah menjadi hipotesis menyimpulkan tes bahwa (t-test). FH
uji hipotesis menggunakan uji-t yang dilakukan padasignifikan 5% hasil yang diperoleh adalahthasil = 2,753 d
1,667. Tabel berikut menyajikan hasil pe
3
ICE-STEM IOP Publishing IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri 1234567890 948 (2018) '' ""
012046 doi: 10.1088 / 1742-6596 / 948/1/012046
Tabel 2. Hasil uji-T setelah perlakuan uji-t Kontrol Kelompok Eksperimen n 38 38
dk 74 hasil t2.753 1,667 ttabel Kesimpulan
thasil menurun> ttabelH0,
Dari tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa 2,753> 1,667 sehingga, hasil yang diperoleh adalahhasil t> texperim
6. kelompok dapat dan menyimpulkan terkontrol yang satu, H0 adalah yaitu menurun. yang Ini perbedaan
antara ada mahasiswa yang signifikan makhluk perbedaan diajarkan oleh antara menggunakan model pem
Missouri Matematika Proyek dan siswa yang diajarkan tidak dengan menggunakan model pembelajaran
Matematika Project. Adanya perbedaan ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran Proyek Matem
memiliki efek pada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di kelas VII di SMP. Selanjutnya, da
ukuran efek, harga ukuran efek diperoleh (ES) untuk 0,725 kemudian berdasarkan kriteria yang valid, har
adalah pada tingkat menengah. Kelompok eksperimen diajarkan dengan menggunakan model pembel
Matematika Missouri dengan langkah-langkah berikut: 1) Review, siswa diingatkan pada materi pelajara
empat dan segitiga yang telah diajarkan di sekolah dasar; 2) Pengembangan, siswa diberi konsep dan
mengenai materi yang akan dipelajari pada sesi berikutnya; 3) Kerja Sama, siswa dikategorikan ke da
kelompok dan mengerjakan lembar kerja yang berisi masalah matematika dalam kelompok; 4) Kursi Kerja, s
duduk dalam kelompok, siswa melakukan tes yang diberikan oleh guru secara individu; 5) siswa diberi pe
sebagai latihan rutin. Sedangkan kelompok yang dikendalikan tidak diajarkan dengan menggunakan mode
Proyek Matematika Missouri. Dalam kelompok eksperimen, siswa dapat belajar dalam kelompok dan dapat be
membangkitkan semangat dan motivasi mereka untuk menyelesaikan masalah dalam lembar kerja yang diber
Oleh karena itu, siswa terbiasa memecahkan masalah dan dapat mengembangkan kemampuan mereka dalam
masalah. Hasil post-test jawaban dari kelompok eksperimen secara keseluruhan telah memenuhi beb
kemampuan pemecahan masalah matematika dengan benar, sedangkan kelompok kontrol secara keseluruhan
dapat mencapai indikator kemampuan pemecahan masalah matematika dengan benar. Berdasarkan penj
dapat disimpulkan bahwa ada dampak pembelajaran model Missouri Mathematics Project pada kemampu
pemecahan masalah sis
4. Kesimpulan Hasil analisis data post-test dari kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang dipe
menunjukkan bahwa skor rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi daripada yang terkontrol. Fenomena ini m
bahwa kemampuan rata-rata pemecahan masalah siswa yang diajarkan oleh model pembelajaran Missouri Mat
Project lebih baik daripada siswa yang diajar tidak dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project.
Kedua kelompok, kelompok eksperimen dan yang terkontrol telah memenuhi uji prasyarat analisis yang berart
kelompok data telah berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya, uji hipotesis dilakukan dengan uji-t. Disim
berdasarkan hal tersebut ada pada pengaruh perhitungan uji t Missouri bahwa Matematika diperoleh bahw
Belajar > ttabel maka Model itu dapat terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa denga
Referensi [1]PISA 2013 Kerangka Kerja Matematika diambil dari
https://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/Draft%20PISA%202015%20Mathematics%20Framew ork% 20.pdf [2] S
Dafik dan Lestari 2014 Soal Matematika Dalam PISA Kaitannya Dengan Literasi Matematika Dan Keterampilan
Tingkat Tinggi Prosiding Konferensi Nasional (Jember: Universitas Jember) diambil dari
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/psmp/article/download/955/758 [ 3] Purwosusilo 2014 Jurnal Pendidikan dan K
p 30-40 [4] Hartono Y 2014 Matematika: Strategi Pemecahan Masalah (Yogyakarta: Graha Ilmu)
4
ICE-STEM IOP Publishing IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri 1234567890 948 (2018) '' “”
012.046 doi: 10,1088 / 1742-6596 / 948/1 / 012.046
[5] Dwiningrat IGAD, Suniarsih NW dan Manuaba IBS 2014 e-Journal MIMBAR PGSD 2 1 [6] Krismanto A 2003
Teknik, Model, Dan Strategi Dalam Pembelajaran Matematika
(Yogyakarta: PPPG Matematika) [7] Suastika IK dan Wisulah 2015 Jurnal Inspirasi Pendidikan 5 2 hal 722-732
7. 2010 Strategi Pembelajaran Matematika (Yogyakarta: P4TK Matematika) [9] Nurhayati N, Fadilah S dan Mutma
Jurnal Pendidikan Fisika dan Aplikasinya 4 2 p 4
5