1. KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA PADA
PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL
KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DI KELAS VIII
SMP NEGERI 14 PALEMBANG
Skripsi oleh:
Oriza zatifa
06081381419054
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015/2016
2. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................................
DAFTAR TABEL .........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................................
ABSTRAK ....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................
2.1 Pembelajaran Matematika ....................................................................................
2.2 Kemampuan Penalaran Matematika Siswa ..........................................................
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share ......................................
2.4 Kelebihan dan Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TPS ..................
2.5 Penerapan Model Kooperatif Tipe TPS dalam Pembelajaran Matematika .......
2.6 Kaitan antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dengan
kemampuan penalaran matematika siswa ...........................................................
5.1 Kesimpulan ...........................................................................................................
5.2 Saran .....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................
3. DAFTAR TABEL
3. Penyekoran Data Observasi ............................................................................. 23
4. Kriteria Penskoran Soal Penalaran .................................................................. 23
5. Kategori Kemampuan Penalaran Siswa ........................................................... 24
DAFTAR GAMBAR
1. Guru Memberikan Permasalahan Awal ........................................................... 27
2. Siswa Berdiskusi dengan Pasangannya ........................................................... 27
4. ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang betujuan untuk mengetahui tingkat
kemampuan penalaran siswa pada pelajaran matematika dengan menggunakan model
kooperatif tipe pair share dikelas VIII.3 SMP Negeri 14 Palembang. Subjek pada penelitian
ini adalah siswa kelas VIII.3 SMP Negeri 14 palembang yang berjumlah 38 orang siswa.
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi untuk mengetahui kemampuan penalaran
selama proses pembelajaran dan tes untuk mengetahui kemampuan penalaran secara tertulis
siswa. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan penalaran
matematika siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe think pair share adalah baik
dengan rata-rata skor akhir 77,26. Kemampuan penalaran berdasarkan hasil observasi
memperoleh skor rata-rata 74,12 dan termasuk kategori terbaik sedangkan kemampuan
penaaran berdasarkan tes tertulis memperoleh skor rata-rata 79,34 dan masuk kategori baik.
5. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi
modern. Matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu sehingga
memajukan daya pikir manusia untuk kelangsungan kehidupannya. Peranan matematika di
dalam kehidupan manusia cukup penting. Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi
dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika dibidang teori bilangan,
aljabar, analisi, teori peluang, dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan
teknologi dimasa depan diperlukan penguasaan matematika sejak dini (Depdiknas, 2006 : 245).
Sebagai contoh aplikasi matematika adalah dalam pembangunan suatu gedung, kegiatan
perekonomian dan lain-lain. Selain itu, matematika juga merupakan dasar untuk dapat
menguasai ilmu pengetahuan lainnya dan menjadi dasar untuk melanjutkan kejenjang yang
lebih tinggi dan selalu berkesinambungan. Ini terlihat ketika memasuki jenjang Sekolah Dasar
sampai pada jenjang Universitas. Bahkan matematika merupakan mata pelajaran yang diujikan
di dalam Ujian Nasional.
6. TABEL
a. Tabel 1
Rincian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Pertemuan ke- Tanggal Kegiatan Waktu
1
3 April
2013
Pelaksanaan pembelajaran
matematika model TPS dengan
materi luas permukaan kubus
dan balok.
2 x 40 menit
2
4 April
2013
Pelaksanaan pembelajaran
matematika model TPS dengan
volume kubus dan balok.
2 x 40 menit
3
10 April
2013
Pelaksanaan pembelajaran
matematika model TPS dengan
materi perubahan volume
kubus dan balok.
2 x 40 menit
4
11 April
2013
Pelaksanaan tes kemampuan
penalaran matematika
2 x 40 menit
5
2 Mei
2013
Pelaksanaan tes ulang
kemampuan penalaran
matematika
2 x 40 menit
Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru. Karena penelitian ini
menggunakan observasi selama proses pembelajaran TPS, maka peneliti dibantu oleh 4 orang
observer yang merupakan mahasiswa dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya. Setiap observer mengamati 5 kelompok siswa yang setiap kelompok
terdiri dari 2 orang siswa. Observer juga betugas sebagai pengamat tingkah laku siswa untuk
mengetahui tingkat kemampuan penalaran siswa dalam pembelajaran matematika
menggunakan model TPS.
b. Tabel 2
Distribusi Nilai Frekuensi Kemampuan Penalaran Siswa pada Model Pembelajaran
TPS
Kategori Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
f1 % f2 % f1 %
Sangat Baik 11 28,95 11 28,95 13 34,21
Baik 9 23,68 13 34,21 17 44,74
Cukup 10 26,32 9 23,68 6 15,79
Kurang 8 21,05 5 13,16 2 5,26
Sangat Kurang 0 0 0 0 0 0
7. c. Tabel 3
Distribusi Tes Kemampuan Penalaran
Nilai Siswa Frekuensi Persentase Kategori
86 - 100 17 44,74 Sangat Baik
71 - 85 12 31,58 Baik
56 - 70 4 10,53 Cukup
41 - 55 4 10,53 Kurang
0 - 40 1 2,63 Sangat Kurang
Jumlah 38 100
Rata-rata 79,34 Baik
GAMBAR
Siswa diberikan permasalahan awal menggenai bagaimana menghitung luas permukaan
kotak pasta gigi dan siswa diminta untuk mencermati permasalahan tersebut.
Gambar 1. Guru Memberikan Permasalahan Awal
Selanjutnya, siswa dibagi menjadi 19 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 2 siswa
dan berdikusi dengan teman pasangannya untuk menyelesaikan permasalahan yang ada
di dalam LKS.
Gambar 2. Siswa Berdiskusi dengan Pasangannya
8. Setelah siswa menyelesaikan soal atau permasalahan yang terdapat di dalam LKS, guru
meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Terlihat
pada gambar 3, kelompok 2 sedang mempresentasikan hasil diskusi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa kemampuan penalaran siswa pada pembelajaran matematika dengan
menggunakan model TPS di kelas VIII.3 SMP Negeri 14 Palembang adalah baik dengan rata-
rata nilai akhir sebesar 77,26. Hal ini terlihat dari indikator yang digunakan dalam tes
kemampuan penalaran. Kemampuan penalaran yang sudah optimal adalah kemampuan
menyajikan pernyataan matematika secara tertulis dengan skor rata-rata sebesar 92,36,
sedangkan kemampuan penalaran yang memiliki skor rata-rata terendah adalah kemampuan
menarik kesimpulan dari pernyataan yaitu sebesar 64,91.
Saran
Sejalan dengan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang peneliti berikan,
sebagai berikut :
1. Bagi guru, diharapkan dapat melatih kemampuan penalaran matematika terutama
kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan ketika menyelesaikan permasalahan
matematika yang dapat memacu kemampuan penalaran siswa.
2. Bagi siswa, hendaknya ada kerja sama yang baik ketika proses diskusi. Pembagian
tugas dalam kelompok sangat penting karena pada proses ini siswa berbagi
pengetahuan sehingga materi mampu diserap dengan baik.