SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
E-ISSN 2443-1532e-Jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 2 31 Desember 2015
82
LINIER TREND ANALYSIS DAMPAK PENINGKATAN INVESTASI DI DAERAH
TERHADAP PENGEMBANGAN PROPERTI KOMERSIAL
M. Ikhsan Setiawan ikhsan.setiawan@narotama.ac.id
Agus Sukoco agus.sukoco@narotama.ac.id
Santirianingrum S santirianingrum@narotama.ac.id
Universitas Narotama
ABSTRAK
Kuatnya pertumbuhan kelas menengah dan daya beli konsumen domestik, mendorong
peningkatan bisnis properti di beberapa wilayah Indonesia. Investasi PMDN/PMA sektor
Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran bulan Januari-September 2015 mencapai Rp.
5,888.02 milyar plus US$ 1,481.3 juta. Tingginya investasi sektor properti sesuai dengan
program pemerintah yang fokus pada 35 Wilayah Pengembangan Strategis se-Indonesia dengan
dukungan pendanaan APBN, APBD maupun PMN, sesuai Rencana Kerja Pemerintah tahun
2016 “Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Memperkuat Fondasi Pembangunan yang
Berkualitas”. Berdasarkan Linier Trend Analysis untuk Investasi Dalam Negeri dan Luar Negeri
sepanjang periode tahun 2014-2015 terjadi trend peningkatan investasi yang signifikan di
wilayah Jawa Barat, berdampak pada trend peningkatan indeks harga properti komersial periode
Triwulan ketiga tahun 2015, dengan peningkatan tertinggi pada properti Apartemen (69,15%)
dan properti Ritel (58,42%). Kuatnya investasi Dalam Negeri di wilayah Sulawesi Selatan
(Makassar dan sekitarnya) berdampak pada trend peningkatan indeks harga properti komersial
periode Triwulan ketiga tahun 2015, dengan peningkatan tertinggi pada properti Hotel (59,29%)
dan properti Lahan Industri (59,29%). Kuatnya investasi Luar Negeri di wilayah Banten
berdampak pada trend peningkatan indeks harga properti komersial periode Triwulan ketiga
tahun 2015, dengan peningkatan tertinggi pada properti Lahan Industri (104,48%) dan properti
Apartemen (86,91%)
Kata Kunci: Investasi, Properti Komersial, Linier Trend Analysis
1. PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi yang stabil, politik-keamanan yang relatif terkendali, sumber daya alam
yang kaya dan iklim investasi yang kuat telah meningkatkan jumlah penduduk kelas menengah
di Indonesia. Peningkatan penduduk kelas menengah membawa gelombang belanja konsumen
salah satunya dalam bentuk pemilikan/investasi properti (BCG, 2013). Kuatnya pertumbuhan
kelas menengah dan daya beli konsumen domestik, mendorong peningkatan bisnis properti di
beberapa wilayah Indonesia (Setiawan, et al, 2014). Badan Koordinasi Penanaman Modal
mencatat bulan Januari-September 2015 investasi sektor Perumahan, Kawasan Industri dan
Perkantoran untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp. 5,888.02 milyar
sedikit menurun dibandingkan investasi tahun 2014 senilai 13,111.8 milyar, sedangkan untuk
Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai US$ 1,481.3 juta meningkat tinggi dibandingkan
investasi tahun 2014 senilai US$ 1,168 juta (BKPM, 2015).
E-ISSN 2443-1532e-Jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 2 31 Desember 2015
83
Gambar 1. Populasi Kelas Menengah Indonesia tahun 2012 & 2020
(sumber : BCG, 2013)
Tahun 2016 Pemerintah telah mencanangkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) “Mempercepat
Pembangunan Infrastruktur untuk Memperkuat Fondasi Pembangunan yang Berkualitas”.
Pengembangan Infrastruktur oleh Kementerian PU Pera melalui pendekatan Wilayah yang
dituangkan dalam 35 Wilayah Pengembangan Strategis (WPS), dimana hal tersebut merupakan
suatu pendekatan pembangunan yang memadukan antara pengembangan wilayah dengan
“market driven”, mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta
memfokuskan pengembangan infrastruktur pada suatu wilayah strategis dalam rangka
mendukung percepatan pertumbuhan kawasan strategis dan mengurangi disparitas antar kawasan
di dalam WPS. Keterpaduan Infrastruktur dalam pengembangan kawasan strategis dalam WPS
berupa konektifitas pengembangan perkotaan, industri, dan maritim/ pelabuhan industri (BPIW,
2015). Pengembangan WPS didukung pendanaan yang sebagian bersumber dari APBN 2016,
meliputi sebagian dari Anggaran Kementerian PU Pera 2016 Rp. 104,1 Trilyun, Kementerian
Perhubungan Rp. 48,5 Trilyun, Kementrian KKP Rp. 13,8 Trilyun, Kementerian Pariwisata Rp.
5,4 Trilyun, Kementerian Perindustrian Rp. 3,3 Trilyun, serta transfer ke Daerah dan Dana Desa
Rp. 770,2 Trilyun. Dalam APBN 2016 juga terdapat Pembiayaan non utang (Penyertaan Modal
Negara) guna mendukung pembangunan infrastruktur baik sarana dan prasarana transportasi,
pemukiman, air bersih dan sanitasi, serta infrastruktur energi melalui alokasi dana investasi
pemerintah, dan kewajiban penjaminan, meliputi: (1) PT Sarana Multi Infrastruktur Rp 4,2,
Trilyun, untuk berpartisipasi dalam pembiayaan proyek-proyek infrastruktur strategis, (2) PT
Penjaminan Infrastruktur Indonesia Rp 1,0 Trilyun, untuk memperkuat struktur permodalan dan
peningkatan kapasitas usaha PT PII untuk melakukan penjaminan dalam proyek infrastruktur, (3)
PT Sarana Multigriya Finansial Rp 1,0 Trilyun, untuk memperbaiki struktur permodalan dan
meningkatkan kapasitas usaha dalam rangka pengembangan pasar pembiayaan sekunder
perumahan, (4) PT Jasa Marga Rp 1,3 Trilyun, untuk melaksanakan pembangunan proyek jalan
tol baru, (5) PT Hutama Karya Rp 3,0 Trilyun, untuk melaksanakan penugasan Pemerintah
dalam melakukan pengusahaan jalan tol di Sumatera, (6) PT Wijaya Karya Rp 4,0 Trilyun, untuk
melaksanakan proyek infrastruktur antara lain pembangkit listrik, Kawasan Industri Kuala
Tanjung, Pembangunan Water Treatment Plant serta jalan tol, (7) PT Pembangunan Perumahan
Rp 2,3 Trilyun, untuk melaksanakan proyek di bidang infrastruktur berupa pelabuhan dan
kawasan industri pelabuhan serta jalan tol, (8) Perum Perumnas Rp 250 Milyar (tunai) dan Rp
E-ISSN 2443-1532e-Jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 2 31 Desember 2015
84
235,4 Milyar (konversi utang pokok RDI), untuk mempercepat pengadaan lahan dan penyediaan
rumah, baik rumah tapak maupun rumah susun untuk masyarakat menengah ke bawah, (9) PT
Pelni Rp 564,8 Milyar (konversi utang pokok SLA) untuk meningkatkan kemampuan perseroan
dalam pendanaan investasinya, (10) PT Angkasa Pura II Rp 2,0 Trilyun, digunakan dalam rangka
pembebasan lahan untuk pembangunan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, (11) PT Amarta
Karya Rp 32,1 Milyar (konversi utang pokok SLA) untuk meningkatkan kapasitas usaha dan
percepatan program prioritas Pemerintah terkait infrastruktur energi, (12) PT Pelindo III Rp 1,0
Trilyun, untuk melaksanakan program pembangunan dan pengembangan aksesibilitas laut;
pengembangan pelabuhan di Kawasan Timur Indonesia; serta pengembangan terminal
penumpang, pelayaran rakyat dan fasilitas penunjang pelabuhan. (Kementerian Keuangan,
2015).
2. INVESTASI DI DAERAH
Proyek-proyek infrastruktur multiyears menjadi motor pertumbungan investasi di Sulawesi
Selatan. Makassar sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan dan kota terbesar di Indonesia
Timur berpenduduk 1,3 juta jiwa dan PDRB Rp. 12 juta/kapita. Didukung infrastruktur Bandara
Hasanuddin (7,5 juta penumpang/tahun), Pelabuhan Soekarno Hatta (550 ribu TEUs) serta 3
Kawasan Industri yaitu Kawasan Industri Maros (Manufaktur), Gowa (Makanan, Minuman dan
Tembakau) dan Takalar (Manufaktur) (BPIW, 2015). Pembangunan Makassar New Port telah
dilaksanakan Groundbreaking oleh Presiden RI bulan Mei 2015, total investasi mencapai lebih
dari Rp. 8 Triliun. Selain proyek Makassar New Port, beberapa proyek infrastruktur akan
mendorong ekonomi Sulsel ke depan, antara lain proyek KA Makassar-Parepare, proyek PLTU
Jeneponto, pembangunan tiga smelter di Bantaeng, dan rencana pengembangan Pembangkit
Listrik Tenaga Angin (BI, 2015)
Gambar 2. Pembangunan Makassar New-Port (sumber: BI, 2015)
E-ISSN 2443-1532e-Jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 2 31 Desember 2015
85
Tabel 1. Proyek Infrastruktur di Sulawesi Selatan (sumber: BI, 2015)
Provinsi Banten menjadi salah satu wilayah dengan pembangunan infrastruktur terbesar di
Indonesia Barat. Bandara Soekarno Hatta (420 ribu penerbangan) sebagai pintu masuk
Internasional Ibukota DKI Jakarta dengan lokasi berada di Banten, otomatis mendongkrak
investasi di wilayah Banten. Pengembangan Kawasan Industri Tangerang menopang Kota
Tangerang dengan 1,9 juta penduduk dan PDRB Rp. 6,544 juta jiwa. Kawasan Ekonomi Khusus
Tanjung Lesung diatas lahan seluas 1.500 ha menjadi pusat eknomi Banten berbasis wisata.
Tanjung Lesung didukung pembangunan infrastruktur Jalan Tol Serang-Panimbang sepanjang
83.9 KM (tahun 2018 operasional), pembangunan airstrip (landasan udara sepanjang 1,2 KM),
pembangunan Bandara Panimbang dan pembangunan Cruise Terminal/Kawasan Marina.
Tanjung Lesung bersentuhan langsung dengan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Ujung
Kulon seluas 122 ribu ha dengan daya tarik Internasional meliputi bentang alam, wisata laut dan
taman nasional laut. Pembangunan infrastruktur lainnya adalah Bendungan Pasir Kopo, Karian
(2.225 ha; 9,1 m3), Tanjung dan Talawan (BPIW, 2015)
Kota Bandung sebagai Pusat Kegiatan Nasional di wilayah Jawa Barat dengan jumlah penduduk
2,46 juta jiwa, sangat strategis dan didukung sejumlah pembangunan infrastruktur. Selesainya
infrastruktur strategis Waduk Jatigede dan Tol Cipali, serta pengembangan Kawasan Industri
Gedebage (20 ha), Rancaekek (200 ha) (BPIW, 2015). Selain itu pembangunan Tol Cisumdawu
(Rp. 10,158 Trilyun), Bandara Internasional Kertajati (Rp. 8,299 Trilyun), Tol Soroja (Rp. 1,43
Trilyun), TPA Sarimukti-Leuwigajah (Rp. 561 Milyar), pengembangan Bandara Husein
Sastranegara (Rp. 77 Milyar). Selain itu pembangunan skema public private partnership (PPP)
yakni cable car, di senilai Rp. 20 triliun untuk koridor sepanjang 40 KM (Bappeda Jabar, 2015)
E-ISSN 2443-1532e-Jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 2 31 Desember 2015
86
Gambar 3. Infrastruktur Kota Bandung dan sekitarnya (sumber: Bappeda Jabar, 2015)
3. PENGEMBANGAN PROPERTI KOMERSIAL DI DAERAH
Perkembangan properti komersial semakin meningkat di akhir tahun 2015, khususnya pasokan
apartemen dengan banyaknya apartemen yang melanjutkan pembangunan tower lanjutan seperti
Majestic Point, Medina dan U-Residence (Banten) dan sejumlah wilayah lainnya. Pasokan lahan
industri di Banten akan bertambah melalui proyek Griya Idola Industrial Park (GIIP) seluas 50
ha yang dikembangkan PT Griya Tirta Asri, di Makassar pada proyek Kawasan Industri
Makassar 2 dan Kawasan Industri Gowa semakin memperkuat posisi Makassar sebagai Pusat
(Hub) Indonesia Timur. Tingkat okupansi perhotelan juga meningkat di akhir tahun 2015 dengan
adanya pelonggaran penyelenggaraan MICE di Hotel, baik di wilayah Banten, Bandung maupun
Makassar guna penyelenggaraan oleh instansi Pemerintah. Kenaikan permintaan lahan industri
dan pergudangan berasal dari permintaan perusahaan yang memiliki share pemilikan asing,
khususnya yang terkait dengan industri makanan maupun consumer goods. Kenaikan permintaan
hunian apartemen khususnya di Banten akibat peralihan konsumen dari Jakarta ke Banten
disebabkan faktor harga serta faktor lingkungan hunian yang lebih nyaman terintegrasi dengan
pengembangan kota baru. Pelonggaran aturan LTV belum meningkatkan permintaan apartemen
secara signifikan, namun kemudahan pembayaran melalui perpanjangan cicilan DP maupun sisa
cicilan oleh Developer mampu mendorong peningkatan permintaan unit apartemen (BI, 2015).
E-ISSN 2443-1532e-Jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 2 31 Desember 2015
87
4. METODOLOGI
Metode penelitian kuantitatif. Data bersumber pada data sekunder Investasi di Badan Koordinasi
Penanaman Modal tahun 2014-2015 dan data sekunder indeks harga properti komersial di Bank
Indonesia tahun 2014-2015. Data disajikan per Triwulan (Tiga Bulan). Lokasi penelitian di
Banten, Bandung dan Makassar. Teknik analisis menggunakan metode Trend Analysis.
Tabel 2. Perkembangan Indeks Harga Properti Komersial di wilayah Banten, Bandung
dan Makasar per Triwulan tahun 2014-2015 (sumber: BI, 2015)
Tabel 3. Perkembangan Realisasi Investasi Dalam Negeri dan Luar Negeri
di wilayah Banten, Bandung dan Makasar per Triwulan tahun 2014-2015
(sumber: BI, 2015)
MAKASSAR 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3)
perkantoran 95.03 99.04 105.93 112.43 119.12 119.5
perkantoran sewa 95.03 99.04 105.93 112.3 119.12 119.5
ritel 96.86 101.16 101.98 114.88 120.64 127.77
ritel sewa 96.86 101.16 101.98 114.88 120.64 127.77
apartemen 94.65 98.88 106.48 110 112.41 115.88
apartemen jual 94.65 98.88 106.48 110 112.41 115.88
hotel 99.16 100.38 100.47 79.99 78.73 83.62
lahan industri 93.86 101.53 104.61 124.75 143.94 159.29
BANDUNG 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3)
perkantoran 124.41 127.96 129.43 134.45 136.89 138.09
perkantoran sewa 124.41 127.96 129.43 134.45 136.89 138.09
ritel 180.14 180.73 180.77 191.52 197.29 200.66
ritel sewa 141.07 142.06 143.29 147.77 155.36 156.82
apartemen 183.6 184.16 184.42 195.51 201.04 204.62
apartemen sewa 116.57 115.74 114.63 125.78 129.6 133.68
apartemen jual 151.33 169.65 202.27 216.96 200.4 244.98
hotel 116.56 115.72 114.59 125.74 129.57 133.63
lahan industri 143.23 145.77 136.24 117.88 101.68 125.56
BANTEN 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3)
ritel 130.39 133.11 133.82 154.7 155.71 155.7
ritel sewa 112.73 114.55 115.17 116.08 117.67 119.19
ritel jual 130.79 133.54 134.25 155.48 156.73 156.74
apartemen 147.27 148.65 150.27 174.88 185.06 186.91
apartemen jual 147.27 148.65 150.27 174.88 185.06 186.91
hotel 100.33 95.47 106.09 75.45 70.71 121.06
lahan industri 166.3 177.06 177.06 185.34 202.09 204.48
INVESTASI PMDN (Rp. Milyar) 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3)
JAWA BARAT / West Java 2,443.00 3,306.90 4,889.00 10,618.40 4,801.27 8,614.66
BANTEN / Banten 4,901.30 1,395.40 1,412.00 801.70 4,209.40 2,951.50
SULAWESI SELATAN / South Sulawesi 189.30 1,890.90 2,513.00 69.60 2,697.31 2,062.40
INVESTASI PMA (US$ Juta) 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3)
JAWA BARAT / West Java 1,463.90 1,434.40 1,896.30 1,942.50 1,701.91 1,544.26
BANTEN / Banten 482.40 448.60 512.60 490.50 518.84 606.75
SULAWESI SELATAN / South Sulawesi 121.00 65.20 47.50 41.70 77.15 45.51
E-ISSN 2443-1532e-Jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 2 31 Desember 2015
88
5. ANALISIS DATA
Trend pertumbuhan indeks harga properti komersial di wilayah Banten, Bandung dan Makasar,
dikelompokan meliputi properti Ritel, properti Apartemen, properti Hotel dan properti lahan
industri.
Tabel 4. Trend Indeks Harga Properti Komersial di Banten
per Triwulan Tahun 2014-2015 (sumber: BI, 2015)
PROPERTI KOMERSIAL 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3)
RITEL 24,64% 27,07% 27,75% 42,09% 43,37% 43,88%
APARTEMEN 47,27% 48,65% 50,27% 74,88% 85,06% 86,91%
HOTEL 0,33% -4,53% 6,09% -24,55% -29,29% 21,06%
LAHAN INDUSTRI 66,30% 77,06% 77,06% 85,34% 102,09% 104,48%
Gambar 4. Pertumbuhan Indeks Harga Properti Komersial di Banten
per Triwulan Tahun 2014-2015 (sumber: BI, 2015)
Trend pertumbuhan indeks harga properti komersial di wilayah Banten meliputi properti Ritel,
properti Apartemen, properti Hotel dan properti Lahan Industri, berdasarkan data per Triwulan
selama tahun 2014-2015 menunjukkan Trend yang meningkat pada semua properti di periode
Triwulan ketiga tahun 2015, dengan pertumbuhan tertinggi pada properti Lahan Industri
(104,48%) dan properti Apartemen (86,91%)
24.64% 27.07% 27.75%
42.09% 43.37% 43.88%
47.27% 48.65% 50.27%
74.88%
85.06% 86.91%
0.33%
-4.53%
6.09%
-24.55%
-29.29%
21.06%
66.30%
77.06% 77.06%
85.34%
102.09% 104.48%
-40.00%
-20.00%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3)
RITEL
APARTEMEN
HOTEL
LAHAN INDUSTRI
E-ISSN 2443-1532e-Jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 2 31 Desember 2015
89
Tabel 5. Trend Indeks Harga Properti Komersial di Bandung
per Triwulan Tahun 2014-2015 (sumber: BI, 2015)
PROPERTI KOMERSIAL 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3)
RITEL 42,51% 44,68% 45,73% 52,05% 56,61% 58,42%
APARTEMEN 50,09% 49,95% 49,53% 60,65% 65,32% 69,15%
HOTEL 16,56% 15,72% 14,59% 25,74% 29,57% 33,63%
LAHAN INDUSTRI 43,23% 45,77% 36,24% 17,88% 1,68% 25,56%
Gambar 5. Pertumbuhan Indeks Harga Properti Komersial di Bandung
per Triwulan Tahun 2014-2015 (sumber: BI, 2015)
Trend pertumbuhan indeks harga properti komersial di wilayah Bandung meliputi properti Ritel,
properti Apartemen, properti Hotel dan properti Lahan Industri, berdasarkan data per Triwulan
selama tahun 2014-2015 menunjukkan Trend yang meningkat pada semua properti di periode
Triwulan ketiga tahun 2015, dengan pertumbuhan tertinggi pada properti Apartemen (69,15%)
dan properti Ritel (58,42%)
42.51%
44.68% 45.73%
52.05%
56.61%
58.42%
50.09% 49.95% 49.53%
60.65%
65.32%
69.15%
16.56% 15.72% 14.59%
25.74%
29.57%
33.63%
43.23%
45.77%
36.24%
17.88%
1.68%
25.56%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3)
RITEL
APARTEMEN
HOTEL
LAHAN INDUSTRI
E-ISSN 2443-1532e-Jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 2 31 Desember 2015
90
Tabel 6. Trend Indeks Harga Properti Komersial di Makassar
per Triwulan Tahun 2014-2015 (sumber: BI, 2015)
PROPERTI KOMERSIAL 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3)
RITEL -4,06% 0,10% 3,96% 13,62% 19,88% 23,64%
APARTEMEN -5,35% -1,12% 6,48% 10,00% 12,41% 15,88%
HOTEL -6,14% 1,53% 4,61% 24,75% 43,94% 59,29%
LAHAN INDUSTRI -6,14% 1,53% 4,61% 24,75% 43,94% 59,29%
Gambar 6. Pertumbuhan Indeks Harga Properti Komersial di Makassar
per Triwulan Tahun 2014-2015 (sumber: BI, 2015)
Trend pertumbuhan indeks harga properti komersial di wilayah Makassar meliputi properti Ritel,
properti Apartemen, properti Hotel dan properti Lahan Industri, berdasarkan data per Triwulan
selama tahun 2014-2015 menunjukkan Trend yang meningkat pada semua properti di periode
Triwulan ketiga tahun 2015, dengan pertumbuhan tertinggi pada properti Hotel (59,29%) dan
properti Lahan Industri (59,29%)
-4.06%
0.10%
3.96%
13.62%
19.88%
23.64%
-5.35%
-1.12%
6.48%
10.00%
12.41%
15.88%
-6.14%
1.53%
4.61%
24.75%
43.94%
59.29%
-10.00%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3)
RITEL
APARTEMEN
HOTEL
LAHAN INDUSTRI
E-ISSN 2443-1532e-Jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 2 31 Desember 2015
91
Gambar 7. Linier Trend Analysis Investasi Dalam Negeri (Rp. Milyar)
di Jawa Barat, Banten dan Sulawesi Selatan
per Triwulan Tahun 2014-2015 (sumber: BKPM, 2015)
2,443.00
3,306.90
4,889.00
10,618.40
4,801.27
8,614.66
4,901.30
1,395.40 1,412.00
801.70
4,209.40
2,951.50
189.30
1,890.90
2,513.00
69.60
2,697.31
2,062.40
-
2,000.00
4,000.00
6,000.00
8,000.00
10,000.00
12,000.00
2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3)
JAWA BARAT
BANTEN
SULAWESI SELATAN
2,443.00
3,306.90
4,889.00
10,618.40
4,801.27
8,614.66
4,901.30
1,395.40 1,412.00
801.70
4,209.40
2,951.50
189.30
1,890.90
2,513.00
69.60
2,697.31
2,062.40
-
2,000.00
4,000.00
6,000.00
8,000.00
10,000.00
12,000.00
2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3)
JAWA BARAT
BANTEN
SULAWESI SELATAN
Linear (JAWA BARAT)
2,443.00
3,306.90
4,889.00
10,618.40
4,801.27
8,614.66
4,901.30
1,395.40 1,412.00
801.70
4,209.40
2,951.50
189.30
1,890.90
2,513.00
69.60
2,697.31
2,062.40
-
2,000.00
4,000.00
6,000.00
8,000.00
10,000.00
12,000.00
2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3)
JAWA BARAT
BANTEN
SULAWESI SELATAN
Linear (BANTEN)
2,443.00
3,306.90
4,889.00
10,618.40
4,801.27
8,614.66
4,901.30
1,395.40 1,412.00
801.70
4,209.40
2,951.50
189.30
1,890.90
2,513.00
69.60
2,697.31
2,062.40
-
2,000.00
4,000.00
6,000.00
8,000.00
10,000.00
12,000.00
2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3)
JAWA BARAT
BANTEN
SULAWESI SELATAN
Linear (SULAWESI SELATAN)
E-ISSN 2443-1532e-Jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 2 31 Desember 2015
92
Gambar 6. Linier Trend Analysis Investasi Luar Negeri (US$ Juta)
di Jawa Barat, Banten dan Sulawesi Selatan
per Triwulan Tahun 2014-2015 (sumber: BKPM, 2015)
1,463.90 1,434.40
1,896.30 1,942.50
1,701.91
1,544.26
482.40 448.60
512.60 490.50 518.84
606.75
121.00
65.20 47.50 41.70 77.15 45.51-
200.00
400.00
600.00
800.00
1,000.00
1,200.00
1,400.00
1,600.00
1,800.00
2,000.00
2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3)
JAWA BARAT
BANTEN
SULAWESI SELATAN
1,463.90 1,434.40
1,896.30 1,942.50
1,701.91
1,544.26
482.40 448.60
512.60 490.50 518.84
606.75
121.00
65.20 47.50 41.70 77.15 45.51-
200.00
400.00
600.00
800.00
1,000.00
1,200.00
1,400.00
1,600.00
1,800.00
2,000.00
2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3)
JAWA BARAT
BANTEN
SULAWESI SELATAN
Linear (JAWA BARAT)
1,463.90 1,434.40
1,896.30 1,942.50
1,701.91
1,544.26
482.40 448.60
512.60 490.50 518.84
606.75
121.00
65.20 47.50 41.70 77.15 45.51-
200.00
400.00
600.00
800.00
1,000.00
1,200.00
1,400.00
1,600.00
1,800.00
2,000.00
2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3)
JAWA BARAT
BANTEN
SULAWESI SELATAN
Linear (BANTEN)
1,463.90 1,434.40
1,896.30 1,942.50
1,701.91
1,544.26
482.40 448.60
512.60 490.50 518.84
606.75
121.00
65.20 47.50 41.70 77.15 45.51-
200.00
400.00
600.00
800.00
1,000.00
1,200.00
1,400.00
1,600.00
1,800.00
2,000.00
2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3)
JAWA BARAT
BANTEN
SULAWESI SELATAN
Linear (SULAWESI SELATAN)
E-ISSN 2443-1532e-Jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 2 31 Desember 2015
93
Berdasarkan Linier Trend Analysis untuk Investasi Dalam Negeri sepanjang periode tahun 2014-
2015 di wilayah Jawa Barat, Banten dan Sulawesi Selatan, terlihat wilayah Jawa Barat dominan
mendapatkan nilai investasi, terjadi trend peningkatan investasi yang signifikan di wilayah Jawa
Barat (Bandung dan sekitarnya), juga terjadi trend peningkatan di wilayah Sulawesi Selatan
(Makassar dan sekitarnya), namun sedikit terjadi trend penurunan di wilayah Banten.
Berdasarkan Linier Trend Analysis untuk Investasi Dalam Negeri sepanjang periode tahun 2014-
2015 di wilayah Jawa Barat, Banten dan Sulawesi Selatan, terlihat wilayah Jawa Barat dominan
mendapatkan nilai investasi, terjadi trend peningkatan investasi yang signifikan di wilayah Jawa
Barat (Bandung dan sekitarnya), juga terjadi trend peningkatan di wilayah Banten, namun sedikit
terjadi trend penurunan di wilayah Sulawesi Selatan (Makassar dan sekitarnya).
5. KESIMPULAN
a) Berdasarkan Linier Trend Analysis untuk Investasi Dalam Negeri dan Luar Negeri sepanjang
periode tahun 2014-2015 terjadi trend peningkatan investasi yang signifikan di wilayah Jawa
Barat. Hal tersebut berdampak pada trend peningkatan indeks harga properti komersial
periode Triwulan ketiga tahun 2015, dengan peningkatan tertinggi pada properti Apartemen
(69,15%) dan properti Ritel (58,42%)
b) Berdasarkan Linier Trend Analysis untuk Investasi Dalam Negeri dan Luar Negeri sepanjang
periode tahun 2014-2015 di wilayah Sulawesi Selatan (Makassar dan sekitarnya), terjadi
trend peningkatan investasi Dalam Negeri namun sedikit terjadi trend penurunan investasi
Luar Negeri. Kuatnya investasi Dalam Negeri tersebut berdampak pada trend peningkatan
indeks harga properti komersial periode Triwulan ketiga tahun 2015, dengan peningkatan
tertinggi pada properti Hotel (59,29%) dan properti Lahan Industri (59,29%)
c) Berdasarkan Linier Trend Analysis untuk Investasi Dalam Negeri dan Luar Negeri sepanjang
periode tahun 2014-2015 di wilayah Banten, terjadi trend peningkatan investasi Luar Negeri
namun sedikit terjadi trend penurunan investasi Dalam Negeri. Kuatnya investasi Luar
Negeri tersebut berdampak pada trend peningkatan indeks harga properti komersial periode
Triwulan ketiga tahun 2015, dengan peningkatan tertinggi pada properti Lahan Industri
(104,48%) dan properti Apartemen (86,91%)
REFERENSI
Setiawan, M. Ikhsan, Sukoco, Agus & Sasono, Agus D, 2014, Peluang Wirausaha Bisnis
Properti di Pusat Bisnis (Central Business District) dengan pola Kerjasama Pemerintah-
Swasta (Kasus Wilayah Kaki Suramadu Sisi Surabaya), Proceeding Seminar Nasional
Kewirausahaan, Program Doktor Ilmu Manajemen FEB Universitas Brawijaya, Malang
BCG, 2013, Asia's Next Big Opportunity: Indonesia's Rising Middle-Class and Affluent
Consumers, Boston Consulting Group, bcg.com
BKPM, 2015, Realisasi Penanaman Modal PMDN-PMA Q3-2015, Jakarta, bkpm.go.id
BI, 2015, Perkembangan Properti Komersial-Triwulan III 2015, Jakarta, bi.go.id
BI, 2015, Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Barat-Triwulan III 2015,
Jakarta, bi.go.id
BI, 2015, Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan-Triwulan III 2015,
Jakarta, bi.go.id
E-ISSN 2443-1532e-Jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 2 31 Desember 2015
94
BI, 2015, Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Banten-Triwulan III 2015, Jakarta,
bi.go.id
BPIW, 2015, Wilayah Pengembangan Strategis, Badan Pengelola Infrastruktur Wilayah,
Kementerian PU Pera, Jakarta, 2015
BPS, 2015, Indikator Ekonomi-November 2015, Biro Pusat Statistik, Jakarta
BPS, 2014, Indikator Ekonomi-November 2014, Biro Pusat Statistik, Jakarta
Nasihien, Ronny D, Dhaniarti, Iswachyu & Setiawan, M. Ikhsan, The Development of the
Central Business District (CBD) based on Public-Private Partnership, 1st Narotama
International Conference on Civil Engineering, ISSN

More Related Content

Similar to LINIER TREND ANALYSIS DAMPAK PENINGKATAN INVESTASI DI DAERAH TERHADAP PENGEMBANGAN PROPERTI KOMERSIAL

Hbl 11, santi rizki amalia, prof hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan ...
Hbl 11, santi rizki amalia, prof hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan ...Hbl 11, santi rizki amalia, prof hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan ...
Hbl 11, santi rizki amalia, prof hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan ...Santirzkamalia
 
Arah-Kebijakan-Nasional-dan-Prioritas-JABAR-Rancangan-Awal-RKP-2018_V01.pptx
Arah-Kebijakan-Nasional-dan-Prioritas-JABAR-Rancangan-Awal-RKP-2018_V01.pptxArah-Kebijakan-Nasional-dan-Prioritas-JABAR-Rancangan-Awal-RKP-2018_V01.pptx
Arah-Kebijakan-Nasional-dan-Prioritas-JABAR-Rancangan-Awal-RKP-2018_V01.pptxDungtji
 
Materi presentasi sae 2018
Materi presentasi sae 2018Materi presentasi sae 2018
Materi presentasi sae 2018Adammakna85
 
Buku Inisiasi Pinjaman Daerah PT SMI (persero)
Buku Inisiasi Pinjaman Daerah PT SMI (persero)Buku Inisiasi Pinjaman Daerah PT SMI (persero)
Buku Inisiasi Pinjaman Daerah PT SMI (persero)debriansaragih
 
01. penjelasan umum 17 09-2007
01. penjelasan umum 17 09-200701. penjelasan umum 17 09-2007
01. penjelasan umum 17 09-2007bintang purba
 
Indonesian railways revitalisation bambang susantono, vice minister for tra...
Indonesian railways revitalisation   bambang susantono, vice minister for tra...Indonesian railways revitalisation   bambang susantono, vice minister for tra...
Indonesian railways revitalisation bambang susantono, vice minister for tra...Indonesia Infrastructure Initiative
 
03 Paparan NYIA Asisten Ekobang.pdf
03 Paparan NYIA Asisten Ekobang.pdf03 Paparan NYIA Asisten Ekobang.pdf
03 Paparan NYIA Asisten Ekobang.pdfsabariman3
 
2-Perencanaan dan pembiaaan di Indonesia.pptx
2-Perencanaan dan pembiaaan di Indonesia.pptx2-Perencanaan dan pembiaaan di Indonesia.pptx
2-Perencanaan dan pembiaaan di Indonesia.pptxRutiana Dwi Wahyunengseh
 
PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...
PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...
PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...ssuserb25e4d
 
Menko Perekonomian final tayangan.pptx
Menko Perekonomian final tayangan.pptxMenko Perekonomian final tayangan.pptx
Menko Perekonomian final tayangan.pptxjenalabidin17
 
Kumpulan_Data_Pembangunan_Infrastruktur_Indonesia_Edisi_Juni_2019.pdf
Kumpulan_Data_Pembangunan_Infrastruktur_Indonesia_Edisi_Juni_2019.pdfKumpulan_Data_Pembangunan_Infrastruktur_Indonesia_Edisi_Juni_2019.pdf
Kumpulan_Data_Pembangunan_Infrastruktur_Indonesia_Edisi_Juni_2019.pdfAndreaAsvani1
 
Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...
Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...
Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...Latifah Tio
 
Laporan Buku Profil Palu
Laporan Buku Profil PaluLaporan Buku Profil Palu
Laporan Buku Profil PaluDimas Hastomo
 
26mkpiii2013salinanperubahanrenstrakrt2010 2014-140130004953-phpapp01.pdf
26mkpiii2013salinanperubahanrenstrakrt2010 2014-140130004953-phpapp01.pdf26mkpiii2013salinanperubahanrenstrakrt2010 2014-140130004953-phpapp01.pdf
26mkpiii2013salinanperubahanrenstrakrt2010 2014-140130004953-phpapp01.pdffirmanfds
 
26mkpiii2013salinanperubahanrenstrakrt2010 2014-140130004953-phpapp01.pdf
26mkpiii2013salinanperubahanrenstrakrt2010 2014-140130004953-phpapp01.pdf26mkpiii2013salinanperubahanrenstrakrt2010 2014-140130004953-phpapp01.pdf
26mkpiii2013salinanperubahanrenstrakrt2010 2014-140130004953-phpapp01.pdffirmanfds
 
26mkpiii2013salinanperubahanrenstrakrt2010 2014-140130004953-phpapp01.pdf
26mkpiii2013salinanperubahanrenstrakrt2010 2014-140130004953-phpapp01.pdf26mkpiii2013salinanperubahanrenstrakrt2010 2014-140130004953-phpapp01.pdf
26mkpiii2013salinanperubahanrenstrakrt2010 2014-140130004953-phpapp01.pdffirmanfds
 
Sambutan Kunci Menristek pada Pertemuan Ilmiah HATTI - Jakarta, 04 Desember 2012
Sambutan Kunci Menristek pada Pertemuan Ilmiah HATTI - Jakarta, 04 Desember 2012Sambutan Kunci Menristek pada Pertemuan Ilmiah HATTI - Jakarta, 04 Desember 2012
Sambutan Kunci Menristek pada Pertemuan Ilmiah HATTI - Jakarta, 04 Desember 2012pariatmono
 

Similar to LINIER TREND ANALYSIS DAMPAK PENINGKATAN INVESTASI DI DAERAH TERHADAP PENGEMBANGAN PROPERTI KOMERSIAL (20)

Hbl 11, santi rizki amalia, prof hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan ...
Hbl 11, santi rizki amalia, prof hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan ...Hbl 11, santi rizki amalia, prof hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan ...
Hbl 11, santi rizki amalia, prof hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan ...
 
Saam
SaamSaam
Saam
 
Arah-Kebijakan-Nasional-dan-Prioritas-JABAR-Rancangan-Awal-RKP-2018_V01.pptx
Arah-Kebijakan-Nasional-dan-Prioritas-JABAR-Rancangan-Awal-RKP-2018_V01.pptxArah-Kebijakan-Nasional-dan-Prioritas-JABAR-Rancangan-Awal-RKP-2018_V01.pptx
Arah-Kebijakan-Nasional-dan-Prioritas-JABAR-Rancangan-Awal-RKP-2018_V01.pptx
 
BUMA News Januari 2018 IND
BUMA News Januari 2018 INDBUMA News Januari 2018 IND
BUMA News Januari 2018 IND
 
Materi presentasi sae 2018
Materi presentasi sae 2018Materi presentasi sae 2018
Materi presentasi sae 2018
 
Buku Inisiasi Pinjaman Daerah PT SMI (persero)
Buku Inisiasi Pinjaman Daerah PT SMI (persero)Buku Inisiasi Pinjaman Daerah PT SMI (persero)
Buku Inisiasi Pinjaman Daerah PT SMI (persero)
 
01. penjelasan umum 17 09-2007
01. penjelasan umum 17 09-200701. penjelasan umum 17 09-2007
01. penjelasan umum 17 09-2007
 
Indonesian railways revitalisation bambang susantono, vice minister for tra...
Indonesian railways revitalisation   bambang susantono, vice minister for tra...Indonesian railways revitalisation   bambang susantono, vice minister for tra...
Indonesian railways revitalisation bambang susantono, vice minister for tra...
 
03 Paparan NYIA Asisten Ekobang.pdf
03 Paparan NYIA Asisten Ekobang.pdf03 Paparan NYIA Asisten Ekobang.pdf
03 Paparan NYIA Asisten Ekobang.pdf
 
2-Perencanaan dan pembiaaan di Indonesia.pptx
2-Perencanaan dan pembiaaan di Indonesia.pptx2-Perencanaan dan pembiaaan di Indonesia.pptx
2-Perencanaan dan pembiaaan di Indonesia.pptx
 
PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...
PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...
PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...
 
Menko Perekonomian final tayangan.pptx
Menko Perekonomian final tayangan.pptxMenko Perekonomian final tayangan.pptx
Menko Perekonomian final tayangan.pptx
 
Kumpulan_Data_Pembangunan_Infrastruktur_Indonesia_Edisi_Juni_2019.pdf
Kumpulan_Data_Pembangunan_Infrastruktur_Indonesia_Edisi_Juni_2019.pdfKumpulan_Data_Pembangunan_Infrastruktur_Indonesia_Edisi_Juni_2019.pdf
Kumpulan_Data_Pembangunan_Infrastruktur_Indonesia_Edisi_Juni_2019.pdf
 
Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...
Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...
Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...
 
Laporan Buku Profil Palu
Laporan Buku Profil PaluLaporan Buku Profil Palu
Laporan Buku Profil Palu
 
26mkpiii2013salinanperubahanrenstrakrt2010 2014-140130004953-phpapp01.pdf
26mkpiii2013salinanperubahanrenstrakrt2010 2014-140130004953-phpapp01.pdf26mkpiii2013salinanperubahanrenstrakrt2010 2014-140130004953-phpapp01.pdf
26mkpiii2013salinanperubahanrenstrakrt2010 2014-140130004953-phpapp01.pdf
 
26mkpiii2013salinanperubahanrenstrakrt2010 2014-140130004953-phpapp01.pdf
26mkpiii2013salinanperubahanrenstrakrt2010 2014-140130004953-phpapp01.pdf26mkpiii2013salinanperubahanrenstrakrt2010 2014-140130004953-phpapp01.pdf
26mkpiii2013salinanperubahanrenstrakrt2010 2014-140130004953-phpapp01.pdf
 
26mkpiii2013salinanperubahanrenstrakrt2010 2014-140130004953-phpapp01.pdf
26mkpiii2013salinanperubahanrenstrakrt2010 2014-140130004953-phpapp01.pdf26mkpiii2013salinanperubahanrenstrakrt2010 2014-140130004953-phpapp01.pdf
26mkpiii2013salinanperubahanrenstrakrt2010 2014-140130004953-phpapp01.pdf
 
Peluang investasi swasta dan bumn sektor transportasi
Peluang investasi swasta dan bumn sektor transportasiPeluang investasi swasta dan bumn sektor transportasi
Peluang investasi swasta dan bumn sektor transportasi
 
Sambutan Kunci Menristek pada Pertemuan Ilmiah HATTI - Jakarta, 04 Desember 2012
Sambutan Kunci Menristek pada Pertemuan Ilmiah HATTI - Jakarta, 04 Desember 2012Sambutan Kunci Menristek pada Pertemuan Ilmiah HATTI - Jakarta, 04 Desember 2012
Sambutan Kunci Menristek pada Pertemuan Ilmiah HATTI - Jakarta, 04 Desember 2012
 

More from ikhsan setiawan

Sistem pengelolaan jalan tol wilayah suramadu
Sistem pengelolaan jalan tol wilayah suramaduSistem pengelolaan jalan tol wilayah suramadu
Sistem pengelolaan jalan tol wilayah suramaduikhsan setiawan
 
ALTERNATIVE PENGGUNAAN PERKERASAN JALAN PEMUKIMAN DI KOTA SURABAYA MENGGUNAK...
ALTERNATIVE PENGGUNAAN PERKERASAN JALAN PEMUKIMAN DI  KOTA SURABAYA MENGGUNAK...ALTERNATIVE PENGGUNAAN PERKERASAN JALAN PEMUKIMAN DI  KOTA SURABAYA MENGGUNAK...
ALTERNATIVE PENGGUNAAN PERKERASAN JALAN PEMUKIMAN DI KOTA SURABAYA MENGGUNAK...ikhsan setiawan
 
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...ikhsan setiawan
 
Kontrol Mutu Pelaksanaan Konstruksi Beton Berbasis ISO 9000 Kasus : Surabay...
Kontrol Mutu Pelaksanaan Konstruksi Beton Berbasis ISO 9000   Kasus : Surabay...Kontrol Mutu Pelaksanaan Konstruksi Beton Berbasis ISO 9000   Kasus : Surabay...
Kontrol Mutu Pelaksanaan Konstruksi Beton Berbasis ISO 9000 Kasus : Surabay...ikhsan setiawan
 
Study Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih PDAM Kota Surabaya Tahun Proyeksi (2015)
Study Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih PDAM Kota Surabaya Tahun Proyeksi (2015) Study Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih PDAM Kota Surabaya Tahun Proyeksi (2015)
Study Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih PDAM Kota Surabaya Tahun Proyeksi (2015) ikhsan setiawan
 
PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...
PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...
PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...ikhsan setiawan
 
POROS MARITIM DUNIA DAN BENCANA TSUNAMI : PENGEMBANGAN AIR INFLATED STRUCTURE...
POROS MARITIM DUNIA DAN BENCANA TSUNAMI : PENGEMBANGAN AIR INFLATED STRUCTURE...POROS MARITIM DUNIA DAN BENCANA TSUNAMI : PENGEMBANGAN AIR INFLATED STRUCTURE...
POROS MARITIM DUNIA DAN BENCANA TSUNAMI : PENGEMBANGAN AIR INFLATED STRUCTURE...ikhsan setiawan
 
PENGEMBANGAN BANGUNAN AIR INFLATED STRUCTURE SEBAGAI FASILITAS TANGGAP BENCANA
PENGEMBANGAN BANGUNAN AIR INFLATED STRUCTURE SEBAGAI FASILITAS TANGGAP BENCANAPENGEMBANGAN BANGUNAN AIR INFLATED STRUCTURE SEBAGAI FASILITAS TANGGAP BENCANA
PENGEMBANGAN BANGUNAN AIR INFLATED STRUCTURE SEBAGAI FASILITAS TANGGAP BENCANAikhsan setiawan
 
CFD simulation for predicting the wind effect on the high rise building: NET ...
CFD simulation for predicting the wind effect on the high rise building: NET ...CFD simulation for predicting the wind effect on the high rise building: NET ...
CFD simulation for predicting the wind effect on the high rise building: NET ...ikhsan setiawan
 
Air Inflated Greenhouse as urban farming facilities: Architectural Overview
Air Inflated Greenhouse as urban farming facilities: Architectural OverviewAir Inflated Greenhouse as urban farming facilities: Architectural Overview
Air Inflated Greenhouse as urban farming facilities: Architectural Overviewikhsan setiawan
 
Entrepreneurship-Based Course Design: A Case Study of Its Application in Huma...
Entrepreneurship-Based Course Design: A Case Study of Its Application in Huma...Entrepreneurship-Based Course Design: A Case Study of Its Application in Huma...
Entrepreneurship-Based Course Design: A Case Study of Its Application in Huma...ikhsan setiawan
 
Entrepreneurship-Based Course Design: A Case Study of Its Application in Huma...
Entrepreneurship-Based Course Design: A Case Study of Its Application in Huma...Entrepreneurship-Based Course Design: A Case Study of Its Application in Huma...
Entrepreneurship-Based Course Design: A Case Study of Its Application in Huma...ikhsan setiawan
 
Entrepreneurship Education in Islamic Community: Its Application in Human Res...
Entrepreneurship Education in Islamic Community: Its Application in Human Res...Entrepreneurship Education in Islamic Community: Its Application in Human Res...
Entrepreneurship Education in Islamic Community: Its Application in Human Res...ikhsan setiawan
 

More from ikhsan setiawan (13)

Sistem pengelolaan jalan tol wilayah suramadu
Sistem pengelolaan jalan tol wilayah suramaduSistem pengelolaan jalan tol wilayah suramadu
Sistem pengelolaan jalan tol wilayah suramadu
 
ALTERNATIVE PENGGUNAAN PERKERASAN JALAN PEMUKIMAN DI KOTA SURABAYA MENGGUNAK...
ALTERNATIVE PENGGUNAAN PERKERASAN JALAN PEMUKIMAN DI  KOTA SURABAYA MENGGUNAK...ALTERNATIVE PENGGUNAAN PERKERASAN JALAN PEMUKIMAN DI  KOTA SURABAYA MENGGUNAK...
ALTERNATIVE PENGGUNAAN PERKERASAN JALAN PEMUKIMAN DI KOTA SURABAYA MENGGUNAK...
 
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...
 
Kontrol Mutu Pelaksanaan Konstruksi Beton Berbasis ISO 9000 Kasus : Surabay...
Kontrol Mutu Pelaksanaan Konstruksi Beton Berbasis ISO 9000   Kasus : Surabay...Kontrol Mutu Pelaksanaan Konstruksi Beton Berbasis ISO 9000   Kasus : Surabay...
Kontrol Mutu Pelaksanaan Konstruksi Beton Berbasis ISO 9000 Kasus : Surabay...
 
Study Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih PDAM Kota Surabaya Tahun Proyeksi (2015)
Study Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih PDAM Kota Surabaya Tahun Proyeksi (2015) Study Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih PDAM Kota Surabaya Tahun Proyeksi (2015)
Study Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih PDAM Kota Surabaya Tahun Proyeksi (2015)
 
PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...
PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...
PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...
 
POROS MARITIM DUNIA DAN BENCANA TSUNAMI : PENGEMBANGAN AIR INFLATED STRUCTURE...
POROS MARITIM DUNIA DAN BENCANA TSUNAMI : PENGEMBANGAN AIR INFLATED STRUCTURE...POROS MARITIM DUNIA DAN BENCANA TSUNAMI : PENGEMBANGAN AIR INFLATED STRUCTURE...
POROS MARITIM DUNIA DAN BENCANA TSUNAMI : PENGEMBANGAN AIR INFLATED STRUCTURE...
 
PENGEMBANGAN BANGUNAN AIR INFLATED STRUCTURE SEBAGAI FASILITAS TANGGAP BENCANA
PENGEMBANGAN BANGUNAN AIR INFLATED STRUCTURE SEBAGAI FASILITAS TANGGAP BENCANAPENGEMBANGAN BANGUNAN AIR INFLATED STRUCTURE SEBAGAI FASILITAS TANGGAP BENCANA
PENGEMBANGAN BANGUNAN AIR INFLATED STRUCTURE SEBAGAI FASILITAS TANGGAP BENCANA
 
CFD simulation for predicting the wind effect on the high rise building: NET ...
CFD simulation for predicting the wind effect on the high rise building: NET ...CFD simulation for predicting the wind effect on the high rise building: NET ...
CFD simulation for predicting the wind effect on the high rise building: NET ...
 
Air Inflated Greenhouse as urban farming facilities: Architectural Overview
Air Inflated Greenhouse as urban farming facilities: Architectural OverviewAir Inflated Greenhouse as urban farming facilities: Architectural Overview
Air Inflated Greenhouse as urban farming facilities: Architectural Overview
 
Entrepreneurship-Based Course Design: A Case Study of Its Application in Huma...
Entrepreneurship-Based Course Design: A Case Study of Its Application in Huma...Entrepreneurship-Based Course Design: A Case Study of Its Application in Huma...
Entrepreneurship-Based Course Design: A Case Study of Its Application in Huma...
 
Entrepreneurship-Based Course Design: A Case Study of Its Application in Huma...
Entrepreneurship-Based Course Design: A Case Study of Its Application in Huma...Entrepreneurship-Based Course Design: A Case Study of Its Application in Huma...
Entrepreneurship-Based Course Design: A Case Study of Its Application in Huma...
 
Entrepreneurship Education in Islamic Community: Its Application in Human Res...
Entrepreneurship Education in Islamic Community: Its Application in Human Res...Entrepreneurship Education in Islamic Community: Its Application in Human Res...
Entrepreneurship Education in Islamic Community: Its Application in Human Res...
 

Recently uploaded

MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxMAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxYogiAJ
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiHaseebBashir5
 
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptxEtika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx23May1983
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2PutriMuaini
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerHaseebBashir5
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024HelmyTransformasi
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"HaseebBashir5
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaSukmaWati809736
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYAPRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYALex PRTOTO
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangRadhialKautsar
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...HaseebBashir5
 
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Al-ghifari Erik
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercayaunikbetslotbankmaybank
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppterlyndakasim2
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohkhunagnes1
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaHaseebBashir5
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiSeta Wicaksana
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxerlyndakasim2
 

Recently uploaded (20)

MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxMAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
 
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptxEtika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
 
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYAPRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
 
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
 

LINIER TREND ANALYSIS DAMPAK PENINGKATAN INVESTASI DI DAERAH TERHADAP PENGEMBANGAN PROPERTI KOMERSIAL

  • 1. E-ISSN 2443-1532e-Jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 2 31 Desember 2015 82 LINIER TREND ANALYSIS DAMPAK PENINGKATAN INVESTASI DI DAERAH TERHADAP PENGEMBANGAN PROPERTI KOMERSIAL M. Ikhsan Setiawan ikhsan.setiawan@narotama.ac.id Agus Sukoco agus.sukoco@narotama.ac.id Santirianingrum S santirianingrum@narotama.ac.id Universitas Narotama ABSTRAK Kuatnya pertumbuhan kelas menengah dan daya beli konsumen domestik, mendorong peningkatan bisnis properti di beberapa wilayah Indonesia. Investasi PMDN/PMA sektor Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran bulan Januari-September 2015 mencapai Rp. 5,888.02 milyar plus US$ 1,481.3 juta. Tingginya investasi sektor properti sesuai dengan program pemerintah yang fokus pada 35 Wilayah Pengembangan Strategis se-Indonesia dengan dukungan pendanaan APBN, APBD maupun PMN, sesuai Rencana Kerja Pemerintah tahun 2016 “Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Memperkuat Fondasi Pembangunan yang Berkualitas”. Berdasarkan Linier Trend Analysis untuk Investasi Dalam Negeri dan Luar Negeri sepanjang periode tahun 2014-2015 terjadi trend peningkatan investasi yang signifikan di wilayah Jawa Barat, berdampak pada trend peningkatan indeks harga properti komersial periode Triwulan ketiga tahun 2015, dengan peningkatan tertinggi pada properti Apartemen (69,15%) dan properti Ritel (58,42%). Kuatnya investasi Dalam Negeri di wilayah Sulawesi Selatan (Makassar dan sekitarnya) berdampak pada trend peningkatan indeks harga properti komersial periode Triwulan ketiga tahun 2015, dengan peningkatan tertinggi pada properti Hotel (59,29%) dan properti Lahan Industri (59,29%). Kuatnya investasi Luar Negeri di wilayah Banten berdampak pada trend peningkatan indeks harga properti komersial periode Triwulan ketiga tahun 2015, dengan peningkatan tertinggi pada properti Lahan Industri (104,48%) dan properti Apartemen (86,91%) Kata Kunci: Investasi, Properti Komersial, Linier Trend Analysis 1. PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi yang stabil, politik-keamanan yang relatif terkendali, sumber daya alam yang kaya dan iklim investasi yang kuat telah meningkatkan jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia. Peningkatan penduduk kelas menengah membawa gelombang belanja konsumen salah satunya dalam bentuk pemilikan/investasi properti (BCG, 2013). Kuatnya pertumbuhan kelas menengah dan daya beli konsumen domestik, mendorong peningkatan bisnis properti di beberapa wilayah Indonesia (Setiawan, et al, 2014). Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat bulan Januari-September 2015 investasi sektor Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp. 5,888.02 milyar sedikit menurun dibandingkan investasi tahun 2014 senilai 13,111.8 milyar, sedangkan untuk Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai US$ 1,481.3 juta meningkat tinggi dibandingkan investasi tahun 2014 senilai US$ 1,168 juta (BKPM, 2015).
  • 2. E-ISSN 2443-1532e-Jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 2 31 Desember 2015 83 Gambar 1. Populasi Kelas Menengah Indonesia tahun 2012 & 2020 (sumber : BCG, 2013) Tahun 2016 Pemerintah telah mencanangkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) “Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Memperkuat Fondasi Pembangunan yang Berkualitas”. Pengembangan Infrastruktur oleh Kementerian PU Pera melalui pendekatan Wilayah yang dituangkan dalam 35 Wilayah Pengembangan Strategis (WPS), dimana hal tersebut merupakan suatu pendekatan pembangunan yang memadukan antara pengembangan wilayah dengan “market driven”, mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta memfokuskan pengembangan infrastruktur pada suatu wilayah strategis dalam rangka mendukung percepatan pertumbuhan kawasan strategis dan mengurangi disparitas antar kawasan di dalam WPS. Keterpaduan Infrastruktur dalam pengembangan kawasan strategis dalam WPS berupa konektifitas pengembangan perkotaan, industri, dan maritim/ pelabuhan industri (BPIW, 2015). Pengembangan WPS didukung pendanaan yang sebagian bersumber dari APBN 2016, meliputi sebagian dari Anggaran Kementerian PU Pera 2016 Rp. 104,1 Trilyun, Kementerian Perhubungan Rp. 48,5 Trilyun, Kementrian KKP Rp. 13,8 Trilyun, Kementerian Pariwisata Rp. 5,4 Trilyun, Kementerian Perindustrian Rp. 3,3 Trilyun, serta transfer ke Daerah dan Dana Desa Rp. 770,2 Trilyun. Dalam APBN 2016 juga terdapat Pembiayaan non utang (Penyertaan Modal Negara) guna mendukung pembangunan infrastruktur baik sarana dan prasarana transportasi, pemukiman, air bersih dan sanitasi, serta infrastruktur energi melalui alokasi dana investasi pemerintah, dan kewajiban penjaminan, meliputi: (1) PT Sarana Multi Infrastruktur Rp 4,2, Trilyun, untuk berpartisipasi dalam pembiayaan proyek-proyek infrastruktur strategis, (2) PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Rp 1,0 Trilyun, untuk memperkuat struktur permodalan dan peningkatan kapasitas usaha PT PII untuk melakukan penjaminan dalam proyek infrastruktur, (3) PT Sarana Multigriya Finansial Rp 1,0 Trilyun, untuk memperbaiki struktur permodalan dan meningkatkan kapasitas usaha dalam rangka pengembangan pasar pembiayaan sekunder perumahan, (4) PT Jasa Marga Rp 1,3 Trilyun, untuk melaksanakan pembangunan proyek jalan tol baru, (5) PT Hutama Karya Rp 3,0 Trilyun, untuk melaksanakan penugasan Pemerintah dalam melakukan pengusahaan jalan tol di Sumatera, (6) PT Wijaya Karya Rp 4,0 Trilyun, untuk melaksanakan proyek infrastruktur antara lain pembangkit listrik, Kawasan Industri Kuala Tanjung, Pembangunan Water Treatment Plant serta jalan tol, (7) PT Pembangunan Perumahan Rp 2,3 Trilyun, untuk melaksanakan proyek di bidang infrastruktur berupa pelabuhan dan kawasan industri pelabuhan serta jalan tol, (8) Perum Perumnas Rp 250 Milyar (tunai) dan Rp
  • 3. E-ISSN 2443-1532e-Jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 2 31 Desember 2015 84 235,4 Milyar (konversi utang pokok RDI), untuk mempercepat pengadaan lahan dan penyediaan rumah, baik rumah tapak maupun rumah susun untuk masyarakat menengah ke bawah, (9) PT Pelni Rp 564,8 Milyar (konversi utang pokok SLA) untuk meningkatkan kemampuan perseroan dalam pendanaan investasinya, (10) PT Angkasa Pura II Rp 2,0 Trilyun, digunakan dalam rangka pembebasan lahan untuk pembangunan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, (11) PT Amarta Karya Rp 32,1 Milyar (konversi utang pokok SLA) untuk meningkatkan kapasitas usaha dan percepatan program prioritas Pemerintah terkait infrastruktur energi, (12) PT Pelindo III Rp 1,0 Trilyun, untuk melaksanakan program pembangunan dan pengembangan aksesibilitas laut; pengembangan pelabuhan di Kawasan Timur Indonesia; serta pengembangan terminal penumpang, pelayaran rakyat dan fasilitas penunjang pelabuhan. (Kementerian Keuangan, 2015). 2. INVESTASI DI DAERAH Proyek-proyek infrastruktur multiyears menjadi motor pertumbungan investasi di Sulawesi Selatan. Makassar sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan dan kota terbesar di Indonesia Timur berpenduduk 1,3 juta jiwa dan PDRB Rp. 12 juta/kapita. Didukung infrastruktur Bandara Hasanuddin (7,5 juta penumpang/tahun), Pelabuhan Soekarno Hatta (550 ribu TEUs) serta 3 Kawasan Industri yaitu Kawasan Industri Maros (Manufaktur), Gowa (Makanan, Minuman dan Tembakau) dan Takalar (Manufaktur) (BPIW, 2015). Pembangunan Makassar New Port telah dilaksanakan Groundbreaking oleh Presiden RI bulan Mei 2015, total investasi mencapai lebih dari Rp. 8 Triliun. Selain proyek Makassar New Port, beberapa proyek infrastruktur akan mendorong ekonomi Sulsel ke depan, antara lain proyek KA Makassar-Parepare, proyek PLTU Jeneponto, pembangunan tiga smelter di Bantaeng, dan rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin (BI, 2015) Gambar 2. Pembangunan Makassar New-Port (sumber: BI, 2015)
  • 4. E-ISSN 2443-1532e-Jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 2 31 Desember 2015 85 Tabel 1. Proyek Infrastruktur di Sulawesi Selatan (sumber: BI, 2015) Provinsi Banten menjadi salah satu wilayah dengan pembangunan infrastruktur terbesar di Indonesia Barat. Bandara Soekarno Hatta (420 ribu penerbangan) sebagai pintu masuk Internasional Ibukota DKI Jakarta dengan lokasi berada di Banten, otomatis mendongkrak investasi di wilayah Banten. Pengembangan Kawasan Industri Tangerang menopang Kota Tangerang dengan 1,9 juta penduduk dan PDRB Rp. 6,544 juta jiwa. Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung diatas lahan seluas 1.500 ha menjadi pusat eknomi Banten berbasis wisata. Tanjung Lesung didukung pembangunan infrastruktur Jalan Tol Serang-Panimbang sepanjang 83.9 KM (tahun 2018 operasional), pembangunan airstrip (landasan udara sepanjang 1,2 KM), pembangunan Bandara Panimbang dan pembangunan Cruise Terminal/Kawasan Marina. Tanjung Lesung bersentuhan langsung dengan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Ujung Kulon seluas 122 ribu ha dengan daya tarik Internasional meliputi bentang alam, wisata laut dan taman nasional laut. Pembangunan infrastruktur lainnya adalah Bendungan Pasir Kopo, Karian (2.225 ha; 9,1 m3), Tanjung dan Talawan (BPIW, 2015) Kota Bandung sebagai Pusat Kegiatan Nasional di wilayah Jawa Barat dengan jumlah penduduk 2,46 juta jiwa, sangat strategis dan didukung sejumlah pembangunan infrastruktur. Selesainya infrastruktur strategis Waduk Jatigede dan Tol Cipali, serta pengembangan Kawasan Industri Gedebage (20 ha), Rancaekek (200 ha) (BPIW, 2015). Selain itu pembangunan Tol Cisumdawu (Rp. 10,158 Trilyun), Bandara Internasional Kertajati (Rp. 8,299 Trilyun), Tol Soroja (Rp. 1,43 Trilyun), TPA Sarimukti-Leuwigajah (Rp. 561 Milyar), pengembangan Bandara Husein Sastranegara (Rp. 77 Milyar). Selain itu pembangunan skema public private partnership (PPP) yakni cable car, di senilai Rp. 20 triliun untuk koridor sepanjang 40 KM (Bappeda Jabar, 2015)
  • 5. E-ISSN 2443-1532e-Jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 2 31 Desember 2015 86 Gambar 3. Infrastruktur Kota Bandung dan sekitarnya (sumber: Bappeda Jabar, 2015) 3. PENGEMBANGAN PROPERTI KOMERSIAL DI DAERAH Perkembangan properti komersial semakin meningkat di akhir tahun 2015, khususnya pasokan apartemen dengan banyaknya apartemen yang melanjutkan pembangunan tower lanjutan seperti Majestic Point, Medina dan U-Residence (Banten) dan sejumlah wilayah lainnya. Pasokan lahan industri di Banten akan bertambah melalui proyek Griya Idola Industrial Park (GIIP) seluas 50 ha yang dikembangkan PT Griya Tirta Asri, di Makassar pada proyek Kawasan Industri Makassar 2 dan Kawasan Industri Gowa semakin memperkuat posisi Makassar sebagai Pusat (Hub) Indonesia Timur. Tingkat okupansi perhotelan juga meningkat di akhir tahun 2015 dengan adanya pelonggaran penyelenggaraan MICE di Hotel, baik di wilayah Banten, Bandung maupun Makassar guna penyelenggaraan oleh instansi Pemerintah. Kenaikan permintaan lahan industri dan pergudangan berasal dari permintaan perusahaan yang memiliki share pemilikan asing, khususnya yang terkait dengan industri makanan maupun consumer goods. Kenaikan permintaan hunian apartemen khususnya di Banten akibat peralihan konsumen dari Jakarta ke Banten disebabkan faktor harga serta faktor lingkungan hunian yang lebih nyaman terintegrasi dengan pengembangan kota baru. Pelonggaran aturan LTV belum meningkatkan permintaan apartemen secara signifikan, namun kemudahan pembayaran melalui perpanjangan cicilan DP maupun sisa cicilan oleh Developer mampu mendorong peningkatan permintaan unit apartemen (BI, 2015).
  • 6. E-ISSN 2443-1532e-Jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 2 31 Desember 2015 87 4. METODOLOGI Metode penelitian kuantitatif. Data bersumber pada data sekunder Investasi di Badan Koordinasi Penanaman Modal tahun 2014-2015 dan data sekunder indeks harga properti komersial di Bank Indonesia tahun 2014-2015. Data disajikan per Triwulan (Tiga Bulan). Lokasi penelitian di Banten, Bandung dan Makassar. Teknik analisis menggunakan metode Trend Analysis. Tabel 2. Perkembangan Indeks Harga Properti Komersial di wilayah Banten, Bandung dan Makasar per Triwulan tahun 2014-2015 (sumber: BI, 2015) Tabel 3. Perkembangan Realisasi Investasi Dalam Negeri dan Luar Negeri di wilayah Banten, Bandung dan Makasar per Triwulan tahun 2014-2015 (sumber: BI, 2015) MAKASSAR 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3) perkantoran 95.03 99.04 105.93 112.43 119.12 119.5 perkantoran sewa 95.03 99.04 105.93 112.3 119.12 119.5 ritel 96.86 101.16 101.98 114.88 120.64 127.77 ritel sewa 96.86 101.16 101.98 114.88 120.64 127.77 apartemen 94.65 98.88 106.48 110 112.41 115.88 apartemen jual 94.65 98.88 106.48 110 112.41 115.88 hotel 99.16 100.38 100.47 79.99 78.73 83.62 lahan industri 93.86 101.53 104.61 124.75 143.94 159.29 BANDUNG 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3) perkantoran 124.41 127.96 129.43 134.45 136.89 138.09 perkantoran sewa 124.41 127.96 129.43 134.45 136.89 138.09 ritel 180.14 180.73 180.77 191.52 197.29 200.66 ritel sewa 141.07 142.06 143.29 147.77 155.36 156.82 apartemen 183.6 184.16 184.42 195.51 201.04 204.62 apartemen sewa 116.57 115.74 114.63 125.78 129.6 133.68 apartemen jual 151.33 169.65 202.27 216.96 200.4 244.98 hotel 116.56 115.72 114.59 125.74 129.57 133.63 lahan industri 143.23 145.77 136.24 117.88 101.68 125.56 BANTEN 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3) ritel 130.39 133.11 133.82 154.7 155.71 155.7 ritel sewa 112.73 114.55 115.17 116.08 117.67 119.19 ritel jual 130.79 133.54 134.25 155.48 156.73 156.74 apartemen 147.27 148.65 150.27 174.88 185.06 186.91 apartemen jual 147.27 148.65 150.27 174.88 185.06 186.91 hotel 100.33 95.47 106.09 75.45 70.71 121.06 lahan industri 166.3 177.06 177.06 185.34 202.09 204.48 INVESTASI PMDN (Rp. Milyar) 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3) JAWA BARAT / West Java 2,443.00 3,306.90 4,889.00 10,618.40 4,801.27 8,614.66 BANTEN / Banten 4,901.30 1,395.40 1,412.00 801.70 4,209.40 2,951.50 SULAWESI SELATAN / South Sulawesi 189.30 1,890.90 2,513.00 69.60 2,697.31 2,062.40 INVESTASI PMA (US$ Juta) 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3) JAWA BARAT / West Java 1,463.90 1,434.40 1,896.30 1,942.50 1,701.91 1,544.26 BANTEN / Banten 482.40 448.60 512.60 490.50 518.84 606.75 SULAWESI SELATAN / South Sulawesi 121.00 65.20 47.50 41.70 77.15 45.51
  • 7. E-ISSN 2443-1532e-Jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 2 31 Desember 2015 88 5. ANALISIS DATA Trend pertumbuhan indeks harga properti komersial di wilayah Banten, Bandung dan Makasar, dikelompokan meliputi properti Ritel, properti Apartemen, properti Hotel dan properti lahan industri. Tabel 4. Trend Indeks Harga Properti Komersial di Banten per Triwulan Tahun 2014-2015 (sumber: BI, 2015) PROPERTI KOMERSIAL 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3) RITEL 24,64% 27,07% 27,75% 42,09% 43,37% 43,88% APARTEMEN 47,27% 48,65% 50,27% 74,88% 85,06% 86,91% HOTEL 0,33% -4,53% 6,09% -24,55% -29,29% 21,06% LAHAN INDUSTRI 66,30% 77,06% 77,06% 85,34% 102,09% 104,48% Gambar 4. Pertumbuhan Indeks Harga Properti Komersial di Banten per Triwulan Tahun 2014-2015 (sumber: BI, 2015) Trend pertumbuhan indeks harga properti komersial di wilayah Banten meliputi properti Ritel, properti Apartemen, properti Hotel dan properti Lahan Industri, berdasarkan data per Triwulan selama tahun 2014-2015 menunjukkan Trend yang meningkat pada semua properti di periode Triwulan ketiga tahun 2015, dengan pertumbuhan tertinggi pada properti Lahan Industri (104,48%) dan properti Apartemen (86,91%) 24.64% 27.07% 27.75% 42.09% 43.37% 43.88% 47.27% 48.65% 50.27% 74.88% 85.06% 86.91% 0.33% -4.53% 6.09% -24.55% -29.29% 21.06% 66.30% 77.06% 77.06% 85.34% 102.09% 104.48% -40.00% -20.00% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00% 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3) RITEL APARTEMEN HOTEL LAHAN INDUSTRI
  • 8. E-ISSN 2443-1532e-Jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 2 31 Desember 2015 89 Tabel 5. Trend Indeks Harga Properti Komersial di Bandung per Triwulan Tahun 2014-2015 (sumber: BI, 2015) PROPERTI KOMERSIAL 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3) RITEL 42,51% 44,68% 45,73% 52,05% 56,61% 58,42% APARTEMEN 50,09% 49,95% 49,53% 60,65% 65,32% 69,15% HOTEL 16,56% 15,72% 14,59% 25,74% 29,57% 33,63% LAHAN INDUSTRI 43,23% 45,77% 36,24% 17,88% 1,68% 25,56% Gambar 5. Pertumbuhan Indeks Harga Properti Komersial di Bandung per Triwulan Tahun 2014-2015 (sumber: BI, 2015) Trend pertumbuhan indeks harga properti komersial di wilayah Bandung meliputi properti Ritel, properti Apartemen, properti Hotel dan properti Lahan Industri, berdasarkan data per Triwulan selama tahun 2014-2015 menunjukkan Trend yang meningkat pada semua properti di periode Triwulan ketiga tahun 2015, dengan pertumbuhan tertinggi pada properti Apartemen (69,15%) dan properti Ritel (58,42%) 42.51% 44.68% 45.73% 52.05% 56.61% 58.42% 50.09% 49.95% 49.53% 60.65% 65.32% 69.15% 16.56% 15.72% 14.59% 25.74% 29.57% 33.63% 43.23% 45.77% 36.24% 17.88% 1.68% 25.56% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3) RITEL APARTEMEN HOTEL LAHAN INDUSTRI
  • 9. E-ISSN 2443-1532e-Jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 2 31 Desember 2015 90 Tabel 6. Trend Indeks Harga Properti Komersial di Makassar per Triwulan Tahun 2014-2015 (sumber: BI, 2015) PROPERTI KOMERSIAL 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3) RITEL -4,06% 0,10% 3,96% 13,62% 19,88% 23,64% APARTEMEN -5,35% -1,12% 6,48% 10,00% 12,41% 15,88% HOTEL -6,14% 1,53% 4,61% 24,75% 43,94% 59,29% LAHAN INDUSTRI -6,14% 1,53% 4,61% 24,75% 43,94% 59,29% Gambar 6. Pertumbuhan Indeks Harga Properti Komersial di Makassar per Triwulan Tahun 2014-2015 (sumber: BI, 2015) Trend pertumbuhan indeks harga properti komersial di wilayah Makassar meliputi properti Ritel, properti Apartemen, properti Hotel dan properti Lahan Industri, berdasarkan data per Triwulan selama tahun 2014-2015 menunjukkan Trend yang meningkat pada semua properti di periode Triwulan ketiga tahun 2015, dengan pertumbuhan tertinggi pada properti Hotel (59,29%) dan properti Lahan Industri (59,29%) -4.06% 0.10% 3.96% 13.62% 19.88% 23.64% -5.35% -1.12% 6.48% 10.00% 12.41% 15.88% -6.14% 1.53% 4.61% 24.75% 43.94% 59.29% -10.00% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3) RITEL APARTEMEN HOTEL LAHAN INDUSTRI
  • 10. E-ISSN 2443-1532e-Jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 2 31 Desember 2015 91 Gambar 7. Linier Trend Analysis Investasi Dalam Negeri (Rp. Milyar) di Jawa Barat, Banten dan Sulawesi Selatan per Triwulan Tahun 2014-2015 (sumber: BKPM, 2015) 2,443.00 3,306.90 4,889.00 10,618.40 4,801.27 8,614.66 4,901.30 1,395.40 1,412.00 801.70 4,209.40 2,951.50 189.30 1,890.90 2,513.00 69.60 2,697.31 2,062.40 - 2,000.00 4,000.00 6,000.00 8,000.00 10,000.00 12,000.00 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3) JAWA BARAT BANTEN SULAWESI SELATAN 2,443.00 3,306.90 4,889.00 10,618.40 4,801.27 8,614.66 4,901.30 1,395.40 1,412.00 801.70 4,209.40 2,951.50 189.30 1,890.90 2,513.00 69.60 2,697.31 2,062.40 - 2,000.00 4,000.00 6,000.00 8,000.00 10,000.00 12,000.00 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3) JAWA BARAT BANTEN SULAWESI SELATAN Linear (JAWA BARAT) 2,443.00 3,306.90 4,889.00 10,618.40 4,801.27 8,614.66 4,901.30 1,395.40 1,412.00 801.70 4,209.40 2,951.50 189.30 1,890.90 2,513.00 69.60 2,697.31 2,062.40 - 2,000.00 4,000.00 6,000.00 8,000.00 10,000.00 12,000.00 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3) JAWA BARAT BANTEN SULAWESI SELATAN Linear (BANTEN) 2,443.00 3,306.90 4,889.00 10,618.40 4,801.27 8,614.66 4,901.30 1,395.40 1,412.00 801.70 4,209.40 2,951.50 189.30 1,890.90 2,513.00 69.60 2,697.31 2,062.40 - 2,000.00 4,000.00 6,000.00 8,000.00 10,000.00 12,000.00 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3) JAWA BARAT BANTEN SULAWESI SELATAN Linear (SULAWESI SELATAN)
  • 11. E-ISSN 2443-1532e-Jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 2 31 Desember 2015 92 Gambar 6. Linier Trend Analysis Investasi Luar Negeri (US$ Juta) di Jawa Barat, Banten dan Sulawesi Selatan per Triwulan Tahun 2014-2015 (sumber: BKPM, 2015) 1,463.90 1,434.40 1,896.30 1,942.50 1,701.91 1,544.26 482.40 448.60 512.60 490.50 518.84 606.75 121.00 65.20 47.50 41.70 77.15 45.51- 200.00 400.00 600.00 800.00 1,000.00 1,200.00 1,400.00 1,600.00 1,800.00 2,000.00 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3) JAWA BARAT BANTEN SULAWESI SELATAN 1,463.90 1,434.40 1,896.30 1,942.50 1,701.91 1,544.26 482.40 448.60 512.60 490.50 518.84 606.75 121.00 65.20 47.50 41.70 77.15 45.51- 200.00 400.00 600.00 800.00 1,000.00 1,200.00 1,400.00 1,600.00 1,800.00 2,000.00 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3) JAWA BARAT BANTEN SULAWESI SELATAN Linear (JAWA BARAT) 1,463.90 1,434.40 1,896.30 1,942.50 1,701.91 1,544.26 482.40 448.60 512.60 490.50 518.84 606.75 121.00 65.20 47.50 41.70 77.15 45.51- 200.00 400.00 600.00 800.00 1,000.00 1,200.00 1,400.00 1,600.00 1,800.00 2,000.00 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3) JAWA BARAT BANTEN SULAWESI SELATAN Linear (BANTEN) 1,463.90 1,434.40 1,896.30 1,942.50 1,701.91 1,544.26 482.40 448.60 512.60 490.50 518.84 606.75 121.00 65.20 47.50 41.70 77.15 45.51- 200.00 400.00 600.00 800.00 1,000.00 1,200.00 1,400.00 1,600.00 1,800.00 2,000.00 2014(2) 2014(3) 2014(4) 2015(1) 2015(2) 2015(3) JAWA BARAT BANTEN SULAWESI SELATAN Linear (SULAWESI SELATAN)
  • 12. E-ISSN 2443-1532e-Jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 2 31 Desember 2015 93 Berdasarkan Linier Trend Analysis untuk Investasi Dalam Negeri sepanjang periode tahun 2014- 2015 di wilayah Jawa Barat, Banten dan Sulawesi Selatan, terlihat wilayah Jawa Barat dominan mendapatkan nilai investasi, terjadi trend peningkatan investasi yang signifikan di wilayah Jawa Barat (Bandung dan sekitarnya), juga terjadi trend peningkatan di wilayah Sulawesi Selatan (Makassar dan sekitarnya), namun sedikit terjadi trend penurunan di wilayah Banten. Berdasarkan Linier Trend Analysis untuk Investasi Dalam Negeri sepanjang periode tahun 2014- 2015 di wilayah Jawa Barat, Banten dan Sulawesi Selatan, terlihat wilayah Jawa Barat dominan mendapatkan nilai investasi, terjadi trend peningkatan investasi yang signifikan di wilayah Jawa Barat (Bandung dan sekitarnya), juga terjadi trend peningkatan di wilayah Banten, namun sedikit terjadi trend penurunan di wilayah Sulawesi Selatan (Makassar dan sekitarnya). 5. KESIMPULAN a) Berdasarkan Linier Trend Analysis untuk Investasi Dalam Negeri dan Luar Negeri sepanjang periode tahun 2014-2015 terjadi trend peningkatan investasi yang signifikan di wilayah Jawa Barat. Hal tersebut berdampak pada trend peningkatan indeks harga properti komersial periode Triwulan ketiga tahun 2015, dengan peningkatan tertinggi pada properti Apartemen (69,15%) dan properti Ritel (58,42%) b) Berdasarkan Linier Trend Analysis untuk Investasi Dalam Negeri dan Luar Negeri sepanjang periode tahun 2014-2015 di wilayah Sulawesi Selatan (Makassar dan sekitarnya), terjadi trend peningkatan investasi Dalam Negeri namun sedikit terjadi trend penurunan investasi Luar Negeri. Kuatnya investasi Dalam Negeri tersebut berdampak pada trend peningkatan indeks harga properti komersial periode Triwulan ketiga tahun 2015, dengan peningkatan tertinggi pada properti Hotel (59,29%) dan properti Lahan Industri (59,29%) c) Berdasarkan Linier Trend Analysis untuk Investasi Dalam Negeri dan Luar Negeri sepanjang periode tahun 2014-2015 di wilayah Banten, terjadi trend peningkatan investasi Luar Negeri namun sedikit terjadi trend penurunan investasi Dalam Negeri. Kuatnya investasi Luar Negeri tersebut berdampak pada trend peningkatan indeks harga properti komersial periode Triwulan ketiga tahun 2015, dengan peningkatan tertinggi pada properti Lahan Industri (104,48%) dan properti Apartemen (86,91%) REFERENSI Setiawan, M. Ikhsan, Sukoco, Agus & Sasono, Agus D, 2014, Peluang Wirausaha Bisnis Properti di Pusat Bisnis (Central Business District) dengan pola Kerjasama Pemerintah- Swasta (Kasus Wilayah Kaki Suramadu Sisi Surabaya), Proceeding Seminar Nasional Kewirausahaan, Program Doktor Ilmu Manajemen FEB Universitas Brawijaya, Malang BCG, 2013, Asia's Next Big Opportunity: Indonesia's Rising Middle-Class and Affluent Consumers, Boston Consulting Group, bcg.com BKPM, 2015, Realisasi Penanaman Modal PMDN-PMA Q3-2015, Jakarta, bkpm.go.id BI, 2015, Perkembangan Properti Komersial-Triwulan III 2015, Jakarta, bi.go.id BI, 2015, Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Barat-Triwulan III 2015, Jakarta, bi.go.id BI, 2015, Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan-Triwulan III 2015, Jakarta, bi.go.id
  • 13. E-ISSN 2443-1532e-Jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 2 31 Desember 2015 94 BI, 2015, Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Banten-Triwulan III 2015, Jakarta, bi.go.id BPIW, 2015, Wilayah Pengembangan Strategis, Badan Pengelola Infrastruktur Wilayah, Kementerian PU Pera, Jakarta, 2015 BPS, 2015, Indikator Ekonomi-November 2015, Biro Pusat Statistik, Jakarta BPS, 2014, Indikator Ekonomi-November 2014, Biro Pusat Statistik, Jakarta Nasihien, Ronny D, Dhaniarti, Iswachyu & Setiawan, M. Ikhsan, The Development of the Central Business District (CBD) based on Public-Private Partnership, 1st Narotama International Conference on Civil Engineering, ISSN